1
Muh. Ruslan Abdullah, KOMUNIKASI BISNIS, Al-Tajdid, Vol. II No. 1/Maret 2010
2
Hendra Safri, PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN, Oktober 2016,
Vo.1, No.1,
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif deskriptif dengan
menganalisis strategi pemberdayaan UMKM dalam menghadapai pasar Global.
Karya ilmiah ini juga dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kajian
literatur atau studi putaka. Pendekatan teori/konsep dilakukan dengan merujuk dari
beberapa sumber, seperti buku dan jurnal ilmiah. Semua uraian gagasan yang ada
digabungkan dalam satu susunan kerangka pemikiran. Kendala lain yang dihadapi
oleh UMKM adalah hubungan dengan prospek bisnis yang kurang jelas dan
perencanaan visi misi yang belum stabil. Pemberian informasi dan jaringan pasar,
kemudahan akses pendanaan dan pendampingan serta peningkatan kapasitas
teknologi informasi merupakan beberapa strategi peningkatan daya saing UMKM
Indonesia, yang tak kalah pentingnya adalah jiwa kewirausahaan yang tak pantang
menyerah. Oleh karena itu diperlukan sinergi semua pihak terutama antara pelaku
usaha, pemerintah dan lembaga keuangan mikro.3
B. Teori Pendukung
Kinerja merupakan capain yang diperoleh sebuah seseorang, ataupun
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan. Kinerja yang maksimal merupakan
harapan utama sebuah unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Kinerja adalah
keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran
strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.
(Mulyadi, 2007; Bastian, 2006; Armstrong, 2004; Rivai, 2008).
Kinerja yang baik, maksimal serta optimal merupakan tujuan semua UMKM.
Kinerja yang baik di semua sektor baik keuangan, produksi, distribusi maupun
pemasaran merupakan syarat mutlak bagi UMKM untuk bisa terus hidup. Dengan
kinerja yang baik pula suatu UMKM diharapkan akan semakin kokoh menjadi
tulang punggung perekonomian dan akan semakin berperan penting dalam
perekonomian Nasional.4
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Prasetyo Hadi yang berjudul “Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha Kecil Dan Menengah Berbasis Sumber
Daya Lokal Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015 (Studi Kasus Di
Pnpm-Mp Kabupaten Kendal)” hasil penelitian menunjukan bahwa Pemberdayaan
3
Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Volume 2, Nomor 1, Desember 2018
4
Subroto Rapih Universitas Sebelas Maret, ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA
MANUSIA, MODAL SOSIAL DAN MODAL FINANSIAL TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN DI
KABUPATEN KLATEN.
UKM kota Kendal dalam rangka MDGs 2015 menghadapi permasalahan meliputi:
keterbatasan kualitas SDM pelaku UKM ditandai dengan minimnya pelaku UKM
yang berpendidikan tinggi, akses terhadap sumberdaya produktif seperti
keterbatasan permodalan dan akses teknologi; masalah infrastruktur, seperti pasar
yang representatif dan sarana jalan yang memudahkan bagi UKM untuk menjual
hasil usahanya; dan masalah birokrasi pemerintah, seperti kualitas dan kuantitas
sumberdaya aparatur pemerintah dalam pembinaan dan pendampingan bagi UKM.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Komang Adi Kurniawan Saputra,
L.G.P. Sri Ekajayanti, dan Putu Budi Anggiriawan berjudul “Kompetensi Sumber
Daya Manusia Dan Sikap Love Of Money Dalam Pengelolaan Keuangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (Umkm)” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kompetensi sumber daya manusia dan sikap love of money memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengelolaan keuangan UMKM berbasis economic entity
concept. Selanjutnya, yaitu variabel knowledge management mampu memoderasi
hubungan antara kompetensi sumber daya manusia dan sikap love of money
terhadap pengelolaan keuangan berbasis economic entity concept. Hasil tersebut
menyatakan bahwa dengan kompetensi yang dimiliki seseorang dan pernyataan
sikap love of money yang dikelola secara efektif dan efisien akan mampu
mewujudkan pengelolaan keuangan UMKM yang professional, walaupun dengan
menggunakan metode akuntansi yang sederhana yaitu economic entity concept.
Penelitian Dona Amelia dan Nanda Hendra dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengaruh Knowledge, Skill Dan Ability Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Umkm Batu Bata Di Kota Bukittinggi” menyimpulkan bahwa Dalam menjalankan
Usaha Kecil dan Menengah terutama usaha Industri Batu Bata harus
memperhatikan Kompetensi Sumber Daya Manusia demi peningkatan mutu dan
kualitas produksi yang mana diantaranya.
1. Pengetahuan sangat memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Usaha Kecil
Menengah Batu Bata Kota BukittinggiStudi Kasus di Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan Kota Bukittinggi.
2. Keterampilan juga sangat memiliki pengaruh yang positif terhadap Kinerja
Usaha Kecil Menengah Batu Bata Kota BukittinggiStudi Kasus di Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi.
3. Kemampuan memiliki pengaruh positif dan terhadap Kinerja Usaha Kecil
Menengah Batu Bata Kota BukittinggiStudi Kasus di Kecamatan Mandiangin
Kota Selayan Kota Bukittinggi.
4. jika di lihat dari hasil uji, secara simultan variabel pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Usaha Kecil
Menengah Batu Bata di Kota BukittinggiStudi Kasus di Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan Kota Bukittinggi.
C. Identifikasi Masalah
1. Komunikasi Bisnis
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Onong, 2001: 9). Jadi kalau
dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk pecakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang percakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain
perkataan, mengerti bahasa belum tentu mengerti makna, percakapan
komunikaif apabilah kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan,
juga mengerti makna. Komunikasi tidak hanya sampai pada informatif
(mengerti dan tahu) akan tetapi juga persuasif yaitu orang lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan (Onong, 2001: 9).
Bisnis berasal dari Business yaitu Busy (Sibuk), sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan” atau “suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya”. Bisnis
dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan
institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis
sebagai suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods
and service to satisfy the needs of our society ), Bisnis merupakan suatu
organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
a. Hasim Nantjik (1969: 8) mengemukakan bahwa All means of
communication to the public news and opinion, cuation and beliefs,
wetherbay newspaper, magazines or books, by radio broadcast, by television
or by film. (Segala alat digunakan untuk komunikasi kepada publik, baik
berupa berita atau pendapat, apakah dikomunikasikan melalui surat kabar,
majalah-majalah, ataukah buku-buku, melalui siaran radio, melalui tlevisi
atau melalui film).
Memasuki millenium baru, dunia usaha banyak menghadapi masalah
kompleks. Bukan saja karena cakupan bisnisnya yang semakin beragam,
melainkan juga karena skala bisnis sudah menjadi problem yang sangat luas.
Sejumlah ahli mengatakan bisnis sudah menjadi masalah global. Mengapa
sampai demikian?
1) Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di bidang sain dan
teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses produksi
yang efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas
kebutuhan pasar dalam negeri, sehingga perlu di ekspor.
2) Kedua, karena teknologi telah mempercepat pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, sehingga mobilitas sosial menjadi semakin cepat
dan tinggi.
3) Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di bidang transformasi
informasi [komunikasi] juga berlangsung sangat pesat, sehingga
informasi tentang keadaan tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung
pada jarak geografis. Bukan itu saja, kemajuan di bidang komunikasi
[media massa] telah mempengaruhi pola-pola bisnis antarmanusia.
Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang betapa pentingnya
memahami gejala komunikasi dalam rangka memahami gejala bisnis.
Jika kita melihat bisnis dan komunikasi sebagai sama-sama suatu
proses sosial, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa komunikasi adalah
bisnis dan, sebaliknya, bisnis adalah komunikasi. Artinya, pada tingkatan
gejala [fenomena], antara komunikasi dan bisnis merupakan gejala yang
terintegrasi. Tidak bisa dipisah-pisahkan.
Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan
melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sbb :
1) Dalam komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan
dalam bisnis, yang diproduksi adalah barang dan jasa. Dalam konteks
tertentu, informasi juga termasuk barang dan jasa. Misalnya : informasi
lewat surat kabar, majalah, televisi, dll.
2) Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada
pihak lain. Dalam komunikasi, pihak lain bisa disebut communicator,
audience, destination, dst. Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain
sering disebut konsumen, klien, buyer, dst.
5
Muh. Ruslan Abdullah, KOMUNIKASI BISNIS, Al-Tajdid, Vol. II No. 1/Maret 2010
a. Konsep Pengembangan
Pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pekerjaan
yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memeberikan informasi,
mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dengan kata lain
pengembangan adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk mengubah
perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan dan sikap (Moekijat 1982
; 8 ). Menurut Drs. Hendayat Soetopo dan Drs. Wasty Soemantio (1982 :
45), istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan
suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut terus-
menerus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan
penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap
untuk digunakan seterusnya maka berakhirlah dengan kegiatan
pengembangan.
b. Konsep Sumber Daya Manusia
Faktor manusia merupakan sumber daya sebagai titik sentral berpikir,
perencanaan, perekayasa, perancang bangunan dan pelaksana ataupun
penyelenggara pembangunan dan atau pelaku pembangunan. Kata “Sumber
Daya” menurut Poerwadarminta (1984 : 223,974), menjelaskan bahwa dari
sudut pandang etimologis kata “sumber” diberi arti “asal” sedangkan kata
“daya” berarti “kekuatan” atau “kemampuan”. Dengan demikian sumber
daya artinya “kemampuan”, atau “asal kekuatan”.
Pendapat lain mengatakan bahwa Sumber Daya diartikan sebagai alat
untuk mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari
kesempatan- kesempatan tertentu, atau meloloskan diri dari kesukaran
sehingga perkataan sumber daya tidak menunjukkan suatu benda, tetapi
dapat berperan dalam suatu proses atau operasi yakni suatu fungsi
operasional untuk mencapai tujuan tertentu seperti memenuhi kepuasan.
Dengan kata lain sumber daya manusia merupakan suatu abstraksi yang
mencerminkan aspirasi manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau
operasi (Martoyo,1992 :2).
c. Konsep Pengembangan SDM
Pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang diarahkan
untuk meningkatkan kompetensi selama periode waktu lebih panjang yang
melampaui jabatan saat ini, guna mengantisipasi kebutuhan masa depan
organisasi yang terus berkembang dan berubah. Merupakan proses
persiapan individu dalam organisasi untuk mempersiapkan tanggung jawab
yang berbeda/ lebih tinggi, biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
Didalamnya terdiri dari perencanaan, pendidikan dan pelatihan dan
pengelolaan ( management).
Langkah-langkah Pelaksanaan Pelatihan atau Pengembangan
1) Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi, yang sering disebut need
assessment.
2) Menentukan sasaran dan materi program pelatihan.
3) Menentukan metode pelatihan dan prinsip-prinsip belajar yang
digunakan.
4) Mengevaluasi program.6
3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha mikro kecil menengah atau yang biasa disingkat (UMKM) masih
menjadi sektor penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Sektor
UMKM yang saat ini sudah terbukti menjadi sabuk pengaman perekonomian
Indonesia saat mengalami krisis ekonomi nasional maupun global. Dalam
periode itu UMKM merupakan kelompok usaha yang terus tumbuh dan bahkan
sangat membantu perekonomian nasional. Menurut Budiarto (2015), terdapat
kenaikan UMKM sebesar 2,92% pada periode 1999 (1,45 juta unit UMKM)
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya 1,41 juta unit.
Penyerapan tenaga kerja juga terjadi pada tahun 1999 sebesar 2,47%. Lebih
jauh, di tengah krisis multidimensi yang masih belum sepenuhnya mampu
diatasi, UMKM tetap memberikan kontribusi signifikan dalam menopang PDB
Indonesia, hal seperti ini menempatkan UMKM sebagai salah satu sokoguru
pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dan wujud bangunan ekonomi
nasional (Budiarto, 2015).
Dilihat dari data yang didapat dari Website resmi Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Banjarmasin, usaha menengah berjumlah 1.642 unit, usaha kecil
berjumlah 3.723 unit dan usaha mikro berjumlah 31.416 unit
6
Hendra Safri, PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN, Oktober 2016,
Vo.1, No.1,
(http://koperasi banjarmasinkota.com/). Kadis Koperasi UMKM Kota
Banjarmasin menagatkan bahwa indikator kinerja dilihat dari jika suatu usaha
mengalami peningkatan dari usaha mikro ke usaha kecil dan usaha kecil ke
usaha menengah (Aden, 2016). Jika kita melihat data UMKM yang ada di kota
Banjarmasin, terlihat sekali bahwa terjadi ketimpangan yang cukup signifikan
pada jumlah unit usaha. Maka berdasarkan indikator tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kinerja UMKM Kota Banjarmasin masih cenderung lemah.
Sebagai organisasi bisnis yang berorientasi pada profit, UMKM
sasirangan di Kota Banjarmasin harus memperhatikan semua aspek manajemen
termasuk sumber daya manusia (SDM) dan perilaku individu dalam organisasi
tersebut. Menurut Lestari & Purnomo (2010), ada beberapa hal yang dapat
menjadi tolak ukur berhasilnya kinerja sebuah organisasi adalah bagaimana
memanajemen sumber daya manusia serta mengelola tingkah laku manusia
yang berkaitan dengan fungsi manajemen lainnya.
Karakteristik individual yang melekat dalam setiap kepribadian individu
para pelaku bisnis sasirangan sangat menentukan kesuksesan dari UMKM
sasirangan tersebut. Salah satu konsep dimensi kepribadian yang paling popular
dan telah banyak diteliti adalah model kepribadian The Big Five . Dalam banyak
penelitian yang berkaitan dengan perilaku sebuah organisasi, The Big Five
menjadi sebuah model yang umum digunakan para peneliti. Ada dimensi
tertenu dalam konsep kepribadian The Big Five yang memang menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi individu ketika bekerja atau pun
dalam pembelajaran (Lestari & Purnomo, 2010). Jika dikaitkan dengan model
dimensi kepribadian Big Five maka setiap individu pelaku usaha sasirangan
memiliki karakteristik individual yang berbeda-beda dan tentu akan
mempengaruhi kinerja dari pekerjaan tersebut (Ivancevich, Konopaske, &
Matteson, 2006).
Selain kepribadian, aspek lain yang juga penting dalam mencapai sebuah
keberhasilan kinerja adalah kompetensi SDM. Penelitian Hamzani (2014)
memperlihatkan hasil berupa kompetensi SDM yang memiliki pengaruh cukup
signifikan kepada kinerja UMKM. Menurut Ardiana & Subaedi (2010)
kompetensi SDM dibagi menjadi tiga aspek, yaitu knowledge (pengetahuan),
skill (keterampilan), ability (kemampuan).
a. Kepribadian
Kepribadian adalah jumlah total cara-cara di mana seorang individu
beraksi dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins & Judge, 2015). The
big five factor atau model lima besar. Menurut Robbins & Judge (2015)
dalam bukunya berjudul Organizational Behavior kelima dimensi tersebut
adalah Ekstravensi (extravension) yaitu dimensi yang menunjukkan
hubungan individu dengan individu lain serta sejauh mana kenyamanan
seseorang dalam berinteraksi satu sama lain. Dalam kelompok ini ada
individu introvert yang pendiam dan lebih suka menyendiri, dan ada juga
individu ekstrovert yang sangat mudah bersosialisasi dengan orang lain.
Kemudian individu yang mudah akur atau mudah bersepakat
(agreeableness), yaitu individu yang sangat mudah bersepakat adalah
individu yang senang bekerjasama dan penuh kepercayaan. Sementara itu,
individu yang tidak mudah bersepakat cenderung berdikap dingin dan tidak
ramah.
Sifat berhati-hati (conscientiousness) adalah dimensi yang
merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah
individu yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Sebaliknya
individu dengan sifat berhati-hati rendah cenderung mudah bingung dan
tidak bisa diandalkan. Dimensi berikutnya adalah emotional stability yaitu
kemampuan seseorang untuk menahan stress.
Individu dengan stabilitas emosi positif cenderung percaya diri dan
memiliki pendirian teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi
negative cenderung mudah gugup dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
Dan dimensi yang terakhir adalah openness to experience yaitu individu
berdasarkan lingkup minat dan ketertarikkannya terhadap hal-hal baru.
Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif dan ingi tahu. Sebaliknya,
mereka yang tidak terbuka memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman
dengan hal-hal telah ada.
b. Kompensasi SDM
Kompetensi merupakan hal yang dimiliki oleh sumber daya manusia
yang bisa ditingkatkan dan hal ini mendasari seseorang dalam bekerja
maupu berprilaku. Menurut Rivai & Sagala (2009) kompetensi adalah aspek
penting dalam menentukan kinerja dan kesuksesan suatu organisasi.
Kemudian Amstrong & Baron (1998) menambahkan bahwa kompetensi
adalah sebuah karakter individu yang melandasi tingkah laku di tempat
kerja. Menurut Wibowo (2012) mendifinisikan kompetensi sebagai
kemampuan untuk menjalankan pekerjaan serta tugas berdasasrkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam pekerjaan itu. Adriana &
Subaedi (2010) menyatakan bahwa ada beberapa indikator penting dalam
kompetensi SDM yang dapat dijadikan indikator sebuah penelitian
diantaranya adalah keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan
Pengetahuan (knowledge).
c. Kinerja UMKM
kinerja adalah prestasi yang dicapai suatu organisasi atau entitas
dalam periode akuntansi tertentu yang diukur berdasarkan perbandingan
dengan berbagai standar (Srimindarti, 2006). Lebih lanjut Srimindarti
(2006) mengatakan bahwa standart dan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya dan disusun secara periodik meliputi efektivitas
operasional organisasi. Kemudian Wibowo (2012) mengatakan bahwa
kinerja UMKM dapat dilihat dengan mengukur produktifitas. Sedangkan
Zaenal (2012), mengatakan bahwa untuk mengukur kinerja terdapat
beberapa indikator, yaitu pertumbuhan keuntungan, pertumbuhan jumlah
pelanggan, pertumbuhan jumlah penjualan, dan pertumbuhan jumlah aset.
Menurut Munizu (2010) ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi kinerja
UMKM yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan modal, pertumbuhan
tenaga kerja, pertumbuhan pasar, dan pertumbuhan laba.
Kepribadian adalah jumlah total cara-cara di mana seorang individu
beraksi dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins & Judge, 2015).
Kepribadian seorang wirausahawan sangat menentukan arah dari bisnis
yang dijalankan. Penelitian Jawhar & Carr (2006) serta Lestari & Purnomo
(2010) menyatakan bahwa keperibadian berpengaruh terhadap kinerja
UMKM. Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat hipotesa sebagai
berikut:
H1: Diduga kepribadian berpengaruh terhadap Kinerja Usaha Mikro
Kecil Mengah.
Wibowo (2012) mendifinisikan kompetensi sebagai kemampuan
untuk menjalankan pekerjaan serta tugas berdasasrkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja dalam pekerjaan itu. Dalam penelitian
Ardiana & Subaedi (2010) dan Hamzani (2014) menyatakan bahwa
kompetensi SDM berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Dari penjelasan
sebelumnya, maka didapatkan sebuah hipotesa dibawah ini, yaitu:
H2: Diduga kompetensi SDM memiliki pengaruh terhadap kinerja
Usaha Mikro Kecil Menengah.
Kepribadian memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja
UMKM. Secara rinci, berdasasrkan hasil evaluasi kuisioner yang telah
disebar kepada para pemilik atau pengelola usaha Sasirangan dapat
meningkatkan setiap dimensi dari kepriabdian agar tercipta kinerja yang
baik. Adapaun beberapa caranya adalah sebagai berikut :
1) Dimensi agreeableness yang berkaitan dengan individu yang mudah
akur atau mudah bersepakat, adalah dimensi dengan rata-rata nilai
responden paling kecil. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi ini perlu
perhatian lebih untuk ditingkatkan, beberapa cara yang dapat ditempuh
pengusaha Sasirangan adalah dengan mengikuti program pelatihan dan
banyak membaca buku yang berkaitan dengan cara bernegosiasi serta
berkerjasama dengan pihak lain. Menjalin hubungan baik antara para
pengusaha juga bias menajdi solusi yang cukup ampuh.
2) Dimensi Ekstravensi (extravension) yang berkaitan dengan tingkat
kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan individu lain.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan dimensi ini
adalah dengan membuat arisan antara para pengusaha Sasirangan agar
tercipta hubungan yang baik. Saling bersosialisasi dan bertukar
informasi juga dapat dilakukan agar tercipta hubungan yang baik antar
pedagang.
3) Dimensi conscientiousness yang berkaitan individu yang bertanggung
jawab dan dapat diandalkan, merupaka salah satu aspek penting dalam
meningkatkan kinerja. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam upaya
meningkatkan dimensi ini adalah dengan cara bertanggung jawab
menyelesaikan pesanan konsumen tepat waktu, merespon segala
keluhan konsumen dengan baik, serta jujur dalam memasrkan produk.
4) Dimensi berikutnya adalah emotional stability berkaitan dengan
kecenderung individu yang percaya diri dan memiliki pendirian teguh.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan dimensi
ini adalah dengan mengikuti program-program pelatihan kepribadian
yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, tidak mudah stress ketika
menghadapi tekanan, dan mengetahui kelebihan diri sendiri agar dapat
menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan bersaing.
5) Dimensi yang terakhir adalah openness to experience yaitu individu
berdasarkan lingkup minat dan ketertarikkannya terhadap hal-hal baru.
Dimensi ini sangat berguna bagi kelangsungan usaha Sasirangan karena
berkaita erat dengan inovasi dan kreatifitas. Beberapa cara yang dapat
meningkatkan dimensi ini adalah rutin dalam mengikuti program
pelatihan cara membuat Sasirangan agar tercipta kreatifitas dan
memunculkan ide ide baru, belajar melalui buku ataupun media
elektronik tentang cara-cara mengelola industry kreatif yang berdaya
saing, serta saling bertukar fikiran dan informasi antara pengusaha
Sasirangan.
7
Hizrian Fariz Zhaviery, Hastin Umi Anisah, Anna Nur Faidah, PENGARUH KEPRIBADIAN DAN
KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA UMKM SASIRANGAN DI KOTA BANJARMASIN, Vol.
3 No. 1. Maret 2019
2. Pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pekerjaan yang
sekarang maupun yang akan datang, dengan memeberikan informasi,
mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan.
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu
masyarakat. Pengertian pengembangan sumber daya manusia baik secara makro
maupun secara mikro.
Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
a. Peningkatan produktivitas kerja organisasi
b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dengan bawahan
c. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja
d. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipatif.
e. Mempelancar jalannya komunikasi yang efektif
f. Penyelesaian konflik secara fungsional.
3. Semakin baik kepribadian yang dimiliki pemilik dan pengelola UMKM
Sasirangan di Kota Banjarmasin akan berdampak positif terhadap kinerja
mereka. Hal ini disebabkan karena aspek-aspek dalam dimensi kepribadian
berpengaruh positif dan mampu mendorong kinerja UMKM menjadi lebih baik.
Pemilik dan pengelola UMKM Sasirangan di Kota Banjarmasin yang
memiliki kompetensi SDM yang baik pada poin tertentu dalam kemampuan,
keterampilan dam pengetahuan, cenderung akan berdampak kepada
membaiknya kinerja UMKM mereka. Hal ini disebabkan karena indikator-
indikator dalam kompetensi SDM terbukti berpengaruh kepada kinerja UMKM
itu sendiri.
E. Daftar Pustaka
Muh. Ruslan Abdullah, KOMUNIKASI BISNIS, Al-Tajdid, Vol. II No. 1/Maret
2010
Hendra Safri, PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
PEMBANGUNAN, Oktober 2016, Vo.1, No.1
Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Volume 2, Nomor 1, Desember
2018
Subroto Rapih Universitas Sebelas Maret, ANALISIS PENGARUH
KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, MODAL SOSIAL DAN
MODAL FINANSIAL TERHADAP KINERJA UMKM BIDANG GARMEN
DI KABUPATEN KLATEN.
Hizrian Fariz Zhaviery, Hastin Umi Anisah, Anna Nur Faidah, PENGARUH
KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA UMKM SASIRANGAN DI KOTA BANJARMASIN,
Vol. 3 No. 1. Maret 2019