Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah dan alur yang panjang telah menyelimuti perekonomian dunia.
Banyak teori-teori yang bermunculan dan argumentasi demi mengukuhkan
pendapat yang terbaik bagi ekonomi. Perekonomian memiliki ruang dan lingkup
yang begitu luasnya. Individu dan kelompok-kelompok tertentu saling
berinteraksi secara terstruktur dalam kegiatan perekonomian ini. Banyak dari
padanya yang rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu yang
bernilai lebih dari yang dikorbankan, tak terkecuali salah satunya adalah
investasi.
Seiring berkembangnya zaman, kegiatan investasi ini banyak diminati
oleh para masyarakat dalam negeri ataupun masyarakat asing. Alasan yang
mendasari perilaku mereka adalah karena keuntungan dan nilai yang dihasilkan
oleh investasidi masa yang akan datang. Ekspektasi dan harapan yang diberikan
investor untuk berinvestasi inilah yang membuat kegiatan investasi nasional
meningkat dan tumbuh secara positif. Dampak-dampak yang diberikan oleh
investasi dalam skala nasional ini cukup fantastis bagi kelangsungan dan
kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Pembahasan ini memiliki beberapa rumusan masalah inti. Berikut ada
beberapa rmusan masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan investasi ?
2. Apa sajakah jenis-jenis investasi?
3. Apa yang dimaksud dengan investasi nasional?
4. Bagaimana sejarah dan perkembangan investasi nasional?
5. Bagaimana pandangan Islam terhadap kegiatan investasi ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui pengertian dari investasi
2. Mampu mengetahui jenis-jenis investasi
3. Mampu mengetahui pengertian dari investasi nasional
4. Mampu mengetahui sejarah dan perkembangan dari investasi nasional
5. ampu mengetahui pandangan Islami dari investasi nasional

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca mengenai konsep investasi nasional
secara intensif
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam memahami
mengenai konsep investasi yang baik dan membangun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori-Teori Investasi
Investasi merupakan salah satu indikator penting di dalam kaitannya
dengan pendapatan nasioanal. Hubungan antara investasi dan pendapatan
nasioanal itu sedemikian pentingnya, sehingga dalam ilmu makro ekonomi
dibahas tersendiri pada bab khususnya.
Perubahan investasi sering menyebabkan tingkat pendapatan nasional
naik dan turuun, menyebabkan kapasitas produksi potensial berada dibawah
ataupun diatas. Investasi merupakan suatu masalah yang berhubungan langsung
dengan pendapatan dari barang modal di masa depan. Pengharapan akan
pendapatan masa depan inilah faktor yang penting untuk penentuan besarnya
investasi.1
1. Teori Konvensional (Klasik)2
Teori konvensional (klasik) tentang invstasi pada pokoknya didasrkan
atas teori produktivitas batas (marginal productive) dari faktor produksi modal
(capital). Bedasarkan teori ini, besarnya modal yang akan di ivestasikan dalam
proses produksi akan ditentukan oleh produktivitas marginalnya dibandingkan
dengan tingkat harga.
Pada kenyataannya, kekayaan memberikan hasil yang berbeda-beda.
Maka harus dipilihlah cara mana yang lebih baik, yang menguntungkan dan
memberikan kepuasan maksimal bagi seseorang yang memiliki kekayaannya.
Investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari investasi itu lebih
besar dari tingkat bunga. Bila hendak membandingkan antara pendapatan dan
suku bunga, maka tidak boleh dilupakan bahwa barang-barang modal

1
Priyono dan Teddy Chandra, Esensi Ekonomi Makro, Sidoarjo: Zifatam Publisher, 2016, hal
63-64.
2
Ibid, Priyono dan Teddy Chandra, hal 63-64.

3
umumnya mempunyai penggunaan yang panjang dan tidak hanya sekali pakai.
Sehingga pendapatan dari investasi adalah terdiri dari jumlah-jumlah
pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun selama penggunaan barang
modal itu dalam produksi.
Investasi suatu barang modal adalah menguntungan bilaman biaya
atau ongkos plus bunga lebih kecil dari hasil pendapatan yang diharapkan
dalam investasi itu. Dengan demikian unsur-unsur yang diperhitungkan dalam
investasi adalah sebagai berikut:
a) Tingkat ongkos atau biaya atas modal
b) Tingkat bunga
c) Tingginya hasil pendapatan yang diterima
Perubahan salah satu faktor diatas dapat menyebabkan perubahan atas
profitabilitas juga.
2. Teori Keynes3
Menurut pandangan dari JM Keynes, masalah investasi baik
penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi didasarkan
atas konsep Marginal Efficiency of Investment (MEI). Dengan mendasarkan
atas konsep pemikiran tersebutinvestasi akan dilaksankan apabila MEI amsih
lebih tinggi daripada tingkat bunga.

Gambar 2.1

3
Op.Cit, Priyono dan Teddy Chandra, hal 64-65.

4
Secara garis besar MEI digambarkan sebagai suatu skedul menurun,
skedul ini menggambarkan jumlah investasi akan terlaksana pada setiap
tingkat harga. Menurunnnya tingkat skedul MEI ini antara lain disebabkan
oleh dua hal, yaitu: semakin banyak jumlah investasi maka semakin rendah
MEI nya. Jika Investasi banyak dilakukan maka ongkos dan barang modal
mejadi lebih tinggi.
Keynes berpendapat bahwa pertimbangan pokok untuk terlaksananya
investasi adalah faktor efisisensi marginal dan investasi itu sendiri. Efisiensi
marginal dari investasi ini sangat tergantung pada perkiraan-perkiraan dan
perhitungan pengusaha terhadap perkembangan situasi ekonomi saat masa
depan. Para entrepreneur juga mempergunakan kesempatan investasi yang
potensial sehingga kemungkinan keberhasilan sangat besar.
Entrepreneur adalah seorang motivator. Kemampuan yang dimiliki
oleh entrepreneur dalam menkombinasikan proses-proses produksi
berkemajuan memang tidak diragukan lagi. Ia juga mampu mengandalkan
kemampuan yang dimiliki, guna meningkatkan kegiatan investasi yang lebih
potensial dan berdaya saing global.
3. Teori Harrord Domard
Harrord Domar mempertahnkan pendapat dari para ahli ekonomi
sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum Klasik dan
Keynes. Beliau menekankan peranan prtumbuhan modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Teori Harrord Domar memandang bahwa
pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah
kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang atau jasa
maupun pengeluaran yang akan menambah permintan afektif seluruh
masyarakat.4

4
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Kencana, 2007, hal 256-257.

5
B. Investasi
1. Pengertian dari Investasi
Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Investment yang artinya
penanaman modal. Dalam kaitannya dengan konsumsi, investasi telah
membentuk sebuah bentuk perekonomian dua sektor, yang mana dalam siklus
tersebut campur tangan pemerintah maupun hubungan luar negeri tidak ada.
Investasi lebih ditekankan bukan hanya membeli selembar kertas saja, namun
haruslah penambahan barang-barang modal baru.5 Dalam perekonomian
swasta, GNP terbentuk dari penjumlahan konsumsi dan investasi, lebih
singkatnya pendapatan terbentuk atas tindakan konsumsi dan investasi.
Rumusnya adalah sebagai berikut
a) Y = C+S
b) Y = C+I
c) S=I (besarnya tabungan haruslah sama dengan investasi)
Tabungan dan Investasi memiliki kesamaan namun dasarnya berbeda.
Jika tabungan adalah kepemilikan pribadi, dengan keinginannya untuk
melakukan apa saja terhadap uang tersebut. Lain halnya dengan Investasi
yang dialakukan bisnis dengan alasan-alasan bisnis sendiri.
Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi yang dilakukan secara
terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi utama kegiatan investasi,
antara lain:
a) Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat
sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,
pendapatan nasinal dan kesempatan kerja

5
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro, Jakarta: Raja Grafindo Persada Press, 2014, hal 184-185.

6
b) Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah
kapasitas produksi
c) Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi

Gambar 2.2
Menurut Keynes, investasi bersifat eksogen output. Sehingga apa yang
dikaluarkan bukanlah pndapatan individu, melainkan memberikan pengaruh
langsung terhadap pendapatan nasional.6 Ahmad Ghozali menjelaskan secara
rinci alasan yang menjadikan investasi penting, diantaranya7:
a) Pertumbuhan aset atau kenaikan penghasilan tidak seimabng dengan
perkembangan keluarga, termasuk jumlah anak yang dibiayai pendidikannya
b) Karena nilai asset kita akan terus tergerus oleh inflasi atau penurunan mata
uang
c) Karena kita tidak selamanya mudadan sehat sehingga suatu saat ada kalanya
harus pension dari pekerjaan saat ini
d) Karena kita ingin meninggalkan keluarga anak cucu dalam keadaan kuat
secara ekonomi
2. Faktor-Faktor Investasi
Perkembangan dunia ekonomi saat ini kian beragam. Warna dan corak
khas ekonomi menimbulkan interkasi yang didorong oleh indikator-indikator

6
M. Rondhi, Modul Teori Makro, Fakultas Pertanian: Universitas Jember, 2016, hal 8.
7
Ibid, Mardhiyah Hayati, hal 74.

7
kuat dalam pengimplementasiannya, tak terkecuali dalam investasi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi investasi adalah sebagai berikut8:
a) Suku bunga, tingkat bunga akan menentukan jenis-jenis investasi yang
akan memberikan keuntungan kepada pemilik modal
b) Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan (prospektifitas)
c) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
d) Keuntungan yang diperoleh perusahaan
e) Situasi politik, keadaan ini mempengaruhi penanaman modal investor,
mengingat investasi dilakukan dalam jangka panjang.
f) Kemajuan teknologi, dengan teknologi pembaharuan kegiatan investasi
akan memudahkan investor
g) Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah
3. Jenis-Jenis Investasi
Investasi memiliki banyak sekali jenis dan pembagiannya. Secara
umum investasi dapat dibedakan secara mendasar atas dua garis besar, yaitu
Investasi Langsung (Direct Investment) dan Investasi Tidak Langsung
(Indirect Investment).9 Berikut adalah pengertian dari masing masing:
a) Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi Langsung adalah investasi terhadap asset atau faktor produksi
yang mampu menghasilkan aneka ragam barang dan jasa guna
kelangsungan kegiatan berbisnis.
b) Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Investasi Tidak Langsung dapat diartikan sebagai penanaman suatu modal
bukan dalam bentuk asset atau faktor produksi, namun dalam bentuk asset
keuangan (financial). Contohnya adalah deposito, surat beharga.

8
Pardamen Lubis dan Salman, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Investasi di Indonesia, Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 2 No. 12, September 2016, hal
149-150.
9
Arum Masyitah dkk, Pengaruh Corruption dan Economic Freedom Terhadap Investment ,
Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 57 No.2 , 2018, hal 42.

8
Investasi memiliki beberapa pengelompokkan khusus. Kelompok-
kelompok ini juga akan membedakan jenis-jenis investasi yang akan ditanam
oleh investor, yaitu10:
a) Autonomous Investment dan Induced Investment.
Autonomous Investment adalah investasi yang besar kecilnya tidak
ditentukan oleh pendapatan nasional, perubahan keatas dipengaruhi oleh
tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan pengusaha. Untuk
pengertian Induced Investment sendiri adalah investasi yang besar
kecilnya ditentukan oleh pendapatan nasional, dimana
b) Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic Investment dapat diartikan sebagai realisasi investasi dalam
negeri oleh masyarakat local. Sedangkan Foreign Investment diartikan
sebagai realisasi investasi oleh masyarakat asing atau luar negeri.
c) Gross Investment dan Net Investment
Gross Investment adalah total selurh investasi yang dilakukan suatu
ketika. Dengan ini, investasi bruto dapat bernilai positif atau nol, tidak
mungkin bernilai negative. Investasi bruto itu sendiri yaitu segala jenis
investasi di suatu negara, dengan tidak peduli investasi apa sajakah yang
dilaksanakan itu. Net Investment adalah selisih investasi bruto dengan
pendapatan.
d) Public Investment dan Private Investment.
Pengertian dari Public Investment adalah penenaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah atau secara resmi, baik tingkat pusat ataupun
daerah. Tujuan dari nyaadalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat. Jika Private Investment dilakukan secara personal atau pribadi,
keuntungan terpusat secara pribadi
4. Pelaksana-Pelaksana Investasi

10
Op.Cit, Suherman Rosyidi, hal 189-192.

9
Investasi bila dilhat dari siapa yang melaksanakan investasi dapt
dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu pemerintah, swasta dan pemerintah
dan swasta. Ketiga unsur pelaksana investasi tersebut secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Investasi Pemerintah atau Public Investment adalah penanaman modal
yang dilakukan dengan maksud mendapat keuntungan. Tujuan utama
adalah memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pembangunan jembatan,
bendungan dan jalan-jalan keuntungan bagi investasi-investasiini terasa
saat terjadi kenaikan atas permintaan masyarakat. Investasi ini
membutuhkan dana besar, sehingga para swasta tidak tertarik. Investasi
Pemerintah tidak memberikan keuntungan secara langsung, namun
keuntungan yang didapat berangsur-angsur
b) Investasi Swasta atau Private Investment adalah penanaman modal yang
dilakukan swasta, ditunjukkan untuk memperoleh pendapatan diiringi
pertambahan pendapatan.
c) Investasi Publik dan Swasta atau Foreign Investment yaitu investasi yang
dilakukan terhadap negara-negara lain atau lintas negara. Dalam era
globalisasi, proses ekonomi jenis ini sangatlah sering dilakukan dimana
batas-batas wilayah ekonomi suatu negara menjadi tidak jelas.
5. Manfaat investasi
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang efektif dalam ekonomi
dan pembangunan skala nasional. Dilihat dari manfaat yg ditimbulkan
investasi, dapat dikelompokkan sebagai berikut11:
a) Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik) seperti, investasi dibidang
infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar dan seterusnya), investasi
di bidang konservasi alam, investasi dibidang pengelolaan sampah,
investasi di bidang teknologi, investasi di bidang penelitian dan

11
Henry Faizal Noor, Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Cetakan 1, 2009, Jakarta: Indeks, hal 5

10
pengembangan, investasi di bidang olah raga, investasi di bidang
pertahanan dan keamanan, serta investasi di bidang lainnya yg bermanfaat
bagi masyarakat luas.
b) Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu atau lingkungan
tertentu. Contohnya investasi di bidang keagamaan, membangun sarana
ibadah, dan sarana keagamaan lainnya, investasi pada lembaga pendidikan
dan sumberdaya manusia, di bidang tertentu, investasi di bidang olah raga
tertentu, investasi di bidang infrastuktur tertentu, investasi di bidang
konservasi alam atau lingkungan tertentu, investasi di bidang pengelolaan
sampah di lingkungan tertentu, serta investasi di bidang lainnya yang
bermanfaat bagi masyarakat atau kelompok tertentu
c) Investasi yang bermanfaat untuk pribadi atau rumah tangga. Investais ini
mampu mendatangkan manfaat bagi pribadi atau rumah tangga dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan kenginannya di masa datang. Contohnya
adalah investasi untuk perumahan pribadi maupun keluarga, investasi
untuk pendidikan pribadi maupun keluarga, investasi dibidang keagamaan
dan investasi untuk usaha.
6. Resiko Investasi
Investasi menyangkut masalah waktu. Aspek waktu sekarang yaitu
saat memulai investasi dan masa yang akan datang atau periode menikmati
hasil investasi. Jarak antara kedua waktu tersebut, mengandung ketidak
pastian, akan apa yg terjadi di masa datang, terlepas dari prediksi yang
dilakukan saat ini. Ketidak pastian dari pencapaian tujuan investasi ini,
disebut juga dengan istilah risiko investasi. Secara singkat disimpulkan bahwa
risiko investasi adalah tidak tercapainya tujuan semula atau tidak terjadinya
manfaat yg diharapkan, berujung kepada kerugian atau pemborosan.
Manfaat dan resiko selalu berbanding lurus sehingga dikenal sebutan
high risk, high return, low risk, low return. Namun dalam prakteknya, tidak
selalu demikian. Adakalanya “high risk, high return dan low risk, low return

11
berbanding sebaliknya. Oleh karena itu kecerdasan dalam memilih investasi,
sangat menentukan sukses tidaknya investasi tersebut. Disamping itu, untuk
mengurangi risiko atau ketidak pastian tersebut. Ada beberapa langkah dapat
dipilih, antara lain dengan kehati hatian dalam merencanakan dan mengelola
investasi agar risiko bisa di minimalkan dan pencapaian tujuan dapat
dioptimalkan.12
7. Investasi sebagai Pemenuhan Kebutuhan dan Keinginan
Berikut adalah gambaran mengenai investasi dalam sisi kebutuhan dan
keinginan:
a) Investasi untuk memenuhi kebutuhan (needs) masyarakat akan barang
dan jasa. Bila diamati kehidupan ini, terlihat bahwa kelangsungan
kehidupan individu, kelompok, atau bahkan negara memerlukan syarat yg
tidak bisa ditawar, yaitu terpenuhinya “kebutuhan minimal” (fulfilling the
minimum needs for the life). Berbagai kebutuhan kehidupan masyarakat
diatas, dapat dikelompokkan pada dua kelompok besar, yaitu kebutuhan
berbentuk barang (goods), seperti makanan dan minuman, pakaian,
perumahan kendaraan dan sebagainya, serta kebutuhan bentuk jasa,
seperti perawatan kesahatan, perlindungan keamanan dan sebagainya.13
b) Investasi untuk memenuhi keinginan (wants) masyarakat akan barang dan
jasa. Peradaban manusia, selalu berkembang sesuai dengan perjalanan
waktu dan zaman. Perkembangan peradaban ini sejalan dengan fitrh
manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupannya. Dorongan
dalam peningkatan kualitas kehidupannya. Dorongan dalam peningkatan
kualitas kehidupan ini, misalnya keinginan untuk rekreasi, kemudahan
dalam berbagai aktivitas kehidupan dan sebagainya. Dorongan ini
menghasilkan tuntunan baru selain pemenuhan kebutuhan minimal syarat
kehidupan. Tambahan tuntunan untuk peningkatan kualitas kehidupan ini

12
Ibid, Henry, hal 23-25.
13
Op.Cit, Henry Faizal Noor, hal 5.

12
disebut dengan keinginan (wants) yg pemenuhannya, juga memerlukan
barang dan jasa yg dihasilkan oleh kegiatan investasi.

C. Investasi Nasional
1. Investasi Nasional
Indonesia adalah negara salah satu negara berkembang yang potensial
menjadi negara maju. Tingginya pesona budaya alam Indonesia menjadi daya
tariik tersendiri bagi negeri ini untuk mempromosikan negaranya dalam
rangkaian kegiatan yang dinamakan investasi. Kegiatan investasi dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan kejahteraan rakyat.
Pertumbuhan ekonomi nasional berkaitan erat dengan perkembangan
modal. Penanaman modal menjadi salah satu faktor penentu utama dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi juga mencerminkan permintaan efektif. Di
pihak lain mencerrminkan kemampuan penawaran menciptakan efisiensi
produktif bagi produksi di masa yang akan datang. Kegiatan investasi dapat
berupa fisik dan non fisik mampu memberikan hasil postif bagi ekonomi
negara.14
Dapat dikatakan pula, bahwa investasi nasional sebagai kegiatan yang
dilakukan negara terhadap sumber dayanya, dengan tujuan memperoleh
keuntungan demi masa kesejahteraan masyarakat. Dalam pengambilan
keputusan negara, investasi nasional diperlukan peran pemerintah agar
investasi nasional dapat berjalan dengan baik.
Nilai investasi yang tingi akan memberikan dampak besar terhadap
perekonomian bangsa, sebaliknya tingkat investasi yang rendah akan
menghambat pembangunan dan implikasinya. Akibatnya, banyak
penggangguran dan menurunnya tingkat lapangan kerja. Untuk itu, diperlukan

14
Mutia Sari dkk, Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah tehadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indoensia, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol.3 No , hal 112-113

13
peningkatan penanaman modal postif nasional yang berasal dari tabungan
domestikpara pelaku usaha.15
Investasi nasional juga telah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007
tentang penanaman modal Pasal 3 ayat I huruf (a) Kegiatan penanaman
modal diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum. Sementara yang
dimaksu dengan asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
meletakkan hukum da ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal. Dalam
konteks ini yang dimaksud dengan kepastian hukum adalah konsistensi
peraturan dan penegakan hukum di Indonesia.
2. Landasan Hukum dalam Investasi Nasional
Kegiatan investasi yang dilakukan di Indonesia telah diatur oleh
pemerintah Republik Indoensia sedemikian rupa. Hal ini dimaksudkan agar
alur investasi dapat berjalan dengan baik tanpa adanya unsure-unsur penipuan
dan hal buruk di dalamnya. Undang –undang yang mengatur tentang segala
urusan dalam hal investasi, baik dalam negeri ataupun investasi asing adalah
Undang-Undang No 25 Tahun 2007. Berikut beberapa bagian dalam pasal-
pasal investasi, antara lain:
a) Pasal 1
1) Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,
baik penanam modal dalam negeri maupun penanam mod lasing untuk
melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia
2) Penanaman modal dalam negeri adalah kegiaan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah republic Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam
negeri

15
Nuraini, Analisis Pengaruh Investasi Penanaman Modal dalam Negeri dan Penanaman
Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi Vol 16 No.1 2016, hal 88.

14
3) Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah republic Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing baik modal asing sepenuhnya maupun
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri
4) Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal
dalam negeri dan penanam modal asing
b) Pasal 2
Ketentuan dalam undang-Undang ini berlaku bagi penanam modal di
semua sector di wilayah republic Indonesia.
c) Pasal 3
1) Penanaman modal diselenggarakan bedasarkan asas: Kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak
membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
d) Pasal 4
1) Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk
mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi
penanaman modal dan mempercepat peningkatan penanaman modal
2) Pemerintah member perlakukan sama bagi penanam modal dalam
negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional
3) Kebijakan dasar sebagaimana dalam ayat 1 dan 2 diwujudkan dalam
bentuk Rencana Umum Penanaman Modal

D. Perkembangan Investasi Nasional


1. Sejarah Perkembangan Investasi Nasional

15
Permulaan kolonialisme kuno pada abad ke 17 dan abad ke 18,
pemerintahan Hindia Belanda memasukkan modal asing dari Eropa untuk
menanamkan modalnya di bidang pertambangan. Pemerintahan Belanda juga
mengeluarkan aturan pertanahan yang dikenal dengan “Agrarische Wet”
tahun 1870. Pernyataan didalamnya terkait perizinan yang diberikan Belanda
atas bangsa-bangsa Eropa yang ingin melakukan usahanya di Indonesia.16
Periode pasca kemerdekaan, Indonesia telah memulai babak baru dalam
bidang perekonomian negara. Tujuan utamanya adalah membangun ekonomi
nasional, meskipun timbul beberapa tantangan akibat penjajahan yang
berkelanjutan. Bidang yang hanya boleh ditanamkan modalnya hanyalah
bidang pertanian, selebihnya dikuasiai oleh Belanda.
Penanaman modal asing juga aktif dilakukan pada masa Kabinet Ali
Satroamidjojo Pertama (1952-1953) dengan mempersiapkan peraturan untuk
menarik penanaman modal asing di Indonesia, namun peraturan ini belum
sempat diajukan kepada parlemen akibat jatuhnya Kabinet ini.Pada masa
Kabinet Ali Satroamidjojo Kedua tahun 1953 dimulailah pengajuan Rencana
Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Rencana tersebut ternyata tidak
memperoleh persetujuan parlemen.17 Setelah cukup lama, pada tahun 1957
Indonesia akhirnya melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda,
tahun ini industri, investasi dan kegiatan perekonomian berjalan dengan
stagnan terhadap seluruh sektor nasional.
Tahun 1968, Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 6 Tahun 1968
terkait penanaman modal dalam negeri. Dengan adanya undang-undang ini,
investor domestic diberikan kesempatan untuk menanamkan modalnya dalam
negeri, hal inilah yang melandasi dimulainya investasi nasional. Masa ini
dibagi atas dua era, yaitu era orde baru dan orde lama. Orde baru dimulai

16
Jochen Roppke, Kebebasan yang Terhambat: Perkembangan Ekonomi dan Perilaku
Kegiatan Usaha di Indonesia, Jakarta Gramedia 1986 hal 157
17
C.F.G Sunarjati Hartono, Beberapa Masalah Tranasional dalam Penanaman Modal Aisng
di Indonesia, Bandung: Binatjipta, hal 3.

16
tahun 1968-1997 sejumlah Rp 589 triliun, sedangkan era reformasi dimulai
sejak 1998 hingga kini (per 2007) sejumlah Rp 416 triliun.
2. Perkembangan Investasi Nasional
Investasi Nasional merupakan indikator penting untuk pertumbuhan
ekonomi nasonal. Sedemikian rupa dapat terbentuk lingkungan investasi yang
kondusif dan membantu menciptakan iklim usaha yang mumpuni. Kegiatan
investasi mengalami siklus yang tidak tetap, hal ini bergantung pada situasi
negara, ekonomi, politik dan industri dunia. Oleh karena itu, perlu diadakan
sebuah statitiska data pertahun, guna mengetahui jumlah investasi yang
ditanamkan bagi ekonomi nasional. Dari data inilah juga, tingkat
kesejahteraan dan pendapatan nasional dapat diukur secara bersamaan.
Data periode triwulan III 2017 menunjukkan angka realisasi investasi
sebesar Rp 176, 6 triliun yang terdiri dari investasi Penanaman Modal Dalam
Negeri sebesar Rp 64, 9 triliun dan Penanaman Modal Asing sebesar Rp 111,7
triliun. Angka realisasi investasi ini secara konsisten terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Capaian investasi 2017 mengalami
peningkatan dibandingkan 2016. Peningkatan yang terjadi sebesar 13,7%
dibandingkan periode tahun lalu 2016. Sepamjang 2017, proyek invetsasi
telah menyerap tenaga kerja Indoensia sebanayak 286.497 orang dengan
rincian 109.711 pada proyek PMDN dan sebanayk 176.786 pada proyek
PMA.18

18
Badan Siber dan Sandi Negara, https://bssn.go.id/realisasi-investasi-januari-september-
tahun-2017-rp-5132-triliun-telah-mencapai-756-dari-target/, diakses pada tanggal 14 Maret 2020.

17
Realisasi Investasi 2017

Gambar 2.4
Data statistik untuk periode triwulan 2018 menunjukkan bahwa
realisasi investasi sepanjang tahun 2018 aalah sebesar Rp 721,3 triliun dengan
persentase peningkatan sebesar 4,1 dibandingkan dengan tahun 2017. BKPM
menilai bahwa realisasi investasi tahun 2018 adalah cerminan dari tahun
sebelumnya. Kurangnya eksekusi implementasi kebijakan pada tahun lalu,
berimbas pada perlambatan investasi di tahun ini. Disamping itu ada beberapa
hambatan faktor eksternal.19

Realisasi Investasi 2018

Gambar 2.3

19
Kementrian Keuangan RI, https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/realisasi-investasi-
tahun-2018-capai-rp-721-3-trilliun/, diakses pada tanggal 14 Maret 2020.

18
Badan Kooordinasi Penanaman Modal mencatat realisasi investasi sepanjang
Triwulan 2019 mampu mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3 persen dari periode
sebelumnya yaitu Rp 185,3 triliun. Pencapaian ini mencakup penanaman modal
dalam negeri sebesar Rp 87,2 triliun dan penanaman modal asing yaitu Rp 107,9
triliun. Hasil rekapan wilayah investasi terbanyak berada pada Provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten.20Total jumlah investasi sepanjang
tahun 2019 sebesar Rp 809,6 triliun dengan persentase kenaikan 48,4% dari periode
sebelumnya.

Realisasi Investasi 2019

Gambar 2.4

3. Lembaga-Lembaga Pengelola Investasi Nasional


a) Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM adalah Lembaga
Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas untuk merumuskan

20
AntaraNews.com, https://www.antaranews.com/berita/873255/investasi-itu-indikator-
pelesat-pertumbuhan-ekonomi-nasional, diakses tanggal 12 Maret 2020.

19
kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Pimpinan BKPM saat ini dijabat oleh Bahlil
Lahadalia dilantik pada tanggal 23 Oktober 2019.21
Badan Koordinasi Penanaman Modal juga merupakan lembaga
pemerintah non kementrian yang menjalankan fungsi koordinasi
kebijakan penanaman modal, baik koordinasi antara instansi pemerintah
dengan pemerintah daerah. Fungsi koordinasi ini diatur dalam Pasal 27
Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.22
BKPM mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pelayanan di
bidang penanaman modal bedasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKPM
menyelenggarakan fungsi sebagi berikut:
1) Pekajian dan pengususlan perencanaan penanaman modal nasional
2) Koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman
modal
3) Pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan penanaman modal
4) Penetapam norma, standard dan prosedur pelaksanaan kegiatan
pelayanan penanaman modal
5) Pengembangan peluang dan potensi investasi di daerah dengan
memberdayakan usaha
6) Pembuatan peta penanaman modal di Indonesia
7) Koordinasi pelaksanaan promosi seta kerjasama penanaman modal
8) Pengembangan sektor usaha penanaman modal, antara lain
meningkatkan kemitraan, daya saing dan menciptakan persaingan
usaha yang sehat
9) Pembinaan pelaksanaan penanaman modal dan pemberian bantuan
atau konsultasi atas berbagai hambatan yang dihadapi

21
Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 Maret 2020.
22
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

20
b) Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembagadinasi kebijakan
penanaman Keuangan (BAPEPAM)
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembagadinasi kebijakan
penanaman Keuangan (BAPEPAM) adalah sebuah lembaga di bawah
Kementrian Keuangan Indonesia yang bertugas membina, mengatur dan
mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang lembaga
keuangan.23
BAPEPAM merupakan lembaga keuangan yang juga mengawasi
kegiatan efek dan investasi Indoensia. BAPEPAM memiliki 1 ketua dan
membawahi 1 sekretariat dan 12 Biro Teknis. Fungsi-fungsi yang
dijalankan oleh BAPEPAM adalah sebagai berikut:
1) Penyususnan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer
dan sekunder
2) Penegakan peraturan di bidang pasar modal
3) Pembinaan dan pengawasa terhadap pihak yang memperoleh izin
usaha, persetujuam dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal
4) Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik
5) Penyelesaian keberatan sanksi yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,
Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
6) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan
7) Penentuan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan
8) Pemberian teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan

23
Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 Maret 2020.

21
E. Investasi dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama yang sarat akan nilai-nilai harmonis, memberikan
kebaikan, kedamaian. Allah SWT tidak pernah menyulitkan hamba-hambanya
dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, khusunya dalam kegiatan
perekonomian. Islam membolehkan praktek investasi yang sering dilakukan pada
zaman ini.24
Negara-negara Islam sangat memperhatikan batasan-batasan dalam
bersikap dalam aktivitasnya, begitu uga dengan kegiatan ekonomi. Investasi pada
negara-negara yang menganut ekonomi Islam dipengaruhi atas tiga hal, yaitu25:
a) Ada sanksi terhadap pemegang saham yang kurang atau tidak produktif
b) Dilarang melakukan segala bentuk spekulasi dan segala macam judi
c) Tingkat bunga untuk berbagai pinjaman sama dengan nol
Sehingga seorang Muslim bebas untuk memilih tiga alternatif atas dananya,
yaitu:
a) Seseorang diperbolehkan untuk memegang kekayaannya dalam bentuk uang
kas
b) Seseorang diperbolehkan untuk memegang tabungannya dalam bentuk asset
tanpa berproduksi, misalnya deposito
c) Menginvestasikan tabungannya seperti memiliki proyek-proyek yang
menambah persediaan capital nasional
Kegiatan investasi terbukti dapat memberikan dampak yang signifikan
dan meningkatkan perekonomian suatu Negara. Namun demikian, secara prinsip,
Islam membeikan panduan dan batasan yang jelas mengenai sector mana saja
yang boleh dan tidak boleh dimasuki investasi. Tidak semua investasi diakui

24
Elif Pardiyansyah, Investasi dalam Perspektif Islam: Pendekatan Teoritis dan Empiris,
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 8 No. 2, 2017, hal 343.
25
Mardhiyah Hayati, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam Vol. 1 No. 1, 2016, hal 73-74.

22
postif oleh syariat Islam. Ada beberapa aspek yang harus dimiliki dalam
berinvestasi menurut pandangan Islam, antara lain26:
a) Aspek material dan financial. Artinya suatu bentuk investasi
hendaknyamenghasilkan manfaat financial yang kompettitf dibandingkan
dengan bentuk investasi lainAspek kehalalan. Artinya suatu bentuk investasi
harus terhindar dari bidang maupun prosedur yang syubhat atau haram. Suatu
bentuk investasi yang tidak halal akan membawa pelakukanya kepada
kesesatan dan perilaku destruktif secara individu maupun sosial
b) Aspek sosial dan lingkungan. Artinya suatu bentuk investasi hendaknya
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungna sekitar
baik untuk generasi saat ini maupun pada generasi selanjutnya
c) Aspek pengharapan kepada Ridha Allah. Artinya suatu bentuk investasi
tertentu itu dipilih adalah dalam rangka mencapai ridha Allah SWT
Islam adalah agama yang sarat akan nilai-nilai harmonis, memberikan
kebaikan, kedamaian. Allah SWT tidak pernah menyulitkan hamba-hambanya
dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, khusunya dalam kegiatan
perekonomian. Islam membolehkan praktek investasi yang sering dilakukan pada
zaman ini

26
Sofiniyah dan Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem Keuangan
dan Investasi Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005, hal 2-10.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Investment yang artinya
penanaman modal. Dalam kaitannya dengan konsumsi, investasi telah
membentuk sebuah bentuk perekonomian dua sektor, yang mana dalam siklus
tersebut campur tangan pemerintah maupun hubungan luar negeri tidak ada.
Penanaman modal atau investasi ini dilakukan oleh dua pihak saja antara sang
penanam modal dengan orang yang menjalankan modal tersebut
Pertumbuhan ekonomi nasional memiliki kaitan erat dengan
perkembangan modal. Investasi menjadi salah satu faktor penentu utama dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi juga mencerminkan permintaan efektif. Di
pihak lain mencerrminkan kemampuan penawaran menciptakan efisiensi
produktif bagi produksi di masa yang akan datang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, investasi nasional
merupakan indikator penting untuk pertumbuhan ekonomi nasonal. Sedemikian
rupa dapat terbentuk lingkungan investasi yang kondusif dan membantu
menciptakan iklim usaha yang mumpuni. Kegiatan investasi mengalami siklus
yang tidak tetap, hal ini bergantung pada situasi negara, ekonomi, politik dan
industri dunia. Oleh karena itu, perlu diadakan sebuah statitiska data pertahun

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan salah satu
sumber tentang investasi nasional dan pekembangannya lebih lanjut. Sebaiknya
pembaca menggunakan makalah ini dengan bijak dan tidak terpaku pada satu
sumber saja. Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif.

24
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku
Noor, Henry Faizal. 2009. Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Cetakan 1. Jakarta: Indeks.
Priyono dan Teddy Chandra. 2016. Esensi Ekonomi Makro, Sidoarjo: Zifatam
Publisher.
Rondhi, M. 2016. Modul Teori Makro. Fakultas Pertanian: Universitas Jember
Roppke, Jochen. 1986. Kebebasan yang Terhambat: Perkembangan Ekonomi dan
Perilaku Kegiatan Usaha di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Rosyidi, Suherman. 2014. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada Press
Sofiniyah dan Ghufron. 2005. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem
Keuangan dan Investasi Syariah. Jakarta: Renaisan.
Sukirno, Sadono. 2007. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana.
Sunarjati Hartono, C.F.G. 1972. Beberapa Masalah Tranasional dalam Penanaman
Modal Asing di Indonesia. Bandung: Binatjipta
Referensi Jurnal
Hayati, Mardhiyah. 2016. Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam Vol. 1 No. 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN
Raden Intan Lampung.
Lubis, Pardamen dan Salman. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Investasi di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam,
Vol 2 No 12, September.
Masyitah, Arum, dkk. 2018. Pengaruh Corruption dan Economic Freedom Terhadap
Investment. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 57 No.2. Fakultas Ilmu
Administrasi. Universitas Brawijaya.
Nuraini. 2016. Analisis Pengaruh Investasi Penanaman Modal dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi.

25
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 16 No.1. Fakultas Ekonomi.
Universitas Batanghari Jambi
Pardiyansyah, Elif. 2017. Investasi dalam Perspektif Islam: Pendekatan Teoritis dan
Empiris, Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 8 No 2. Fakultas Ekonomi.
Universitas Tjut Nyak Dien Medan
Sari, Mutia, dkk. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah
tehadap Pertumbuhan Ekonomi di Indoensia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Publik Vol.3 No.2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Univeristas Syiah Kuala

Referensi Website
Badan Siber dan Sandi Negara, https://bssn.go.id/realisasi-investasi-januari-
september-tahun-2017-rp-5132-triliun-telah-mencapai-756-dari-target/,
diakses pada tanggal 14 Maret 2020.
Kementrian Keuangan RI, https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/realisasi-
investasi-tahun-2018-capai-rp-721-3-trilliun/, diakses pada tanggal 14 Maret
2020.
AntaraNews.com, https://www.antaranews.com/berita/873255/investasi-itu-indikator-
pelesat pertumbuhan-ekonomi-nasional, diakses tanggal 12 Maret 2020.
Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 Maret 2020.
Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 Maret 2020.

26

Anda mungkin juga menyukai