Anda di halaman 1dari 8

Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas

Usaha Kecil Menengah

Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk


Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah

Lila Bismala
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Kapten Mukhtar Basri No. 3 Medan
e-mail: lila1976bismala@gmail.com

Abstrak: This research was aimed at determining the management model of micro, small and
medium enterprises (MSME) to be applied by them in order to improve the MSME creativity. This
management model covers the aspects of company management, namely production management,
human resource management, and financial management. The performance measure of MSME is
also available to monitor the business development periodically. During the application of this
MSME management model, it is essential for MSME to conduct the strengths, weaknesses, opportu-
nities and threats (SWOT) analysis on their daily activities in relation to the aspect of business
management, in order to make MSME understand the general development of their business and
conduct evaluation on their business.

Keywords: management model, MSME, effectivity

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model manajemen UMKM yang dapat diaplikasi-
kan oleh UMKM dalam usaha meningkatkan efektivitas UMKM. Model manajemen ini memuat
aspek manajemen perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber
daya manusia, dan manajemen keuangan, di mana pada sisi lain ada pengukuran kinerja UMKM
sehingga mereka mampu mengukur kinerjanya untuk mengetahui perkembangan usahanya dari waktu
ke waktu. Dalam aplikasi model manajemen UMKM nantinya, UMKM perlu melakukan analisis
strengths, weaknesses, opportunities, threats (SWOT) terhadap aktivitas hariannya terkait aspek
manajemen usaha sehingga secara umum UMKM tersebut dapat mengetahui perkembangan usahanya
dan melakukan evaluasi terhadapnya.

Kata kunci: model manajemen, UMKM, efektivitas

U MKM memiliki jumlah dan potensi besar


dalam menyerap tenaga kerja, kontribusinya
dalam pembentukan produk domestik bruto
Faktor-faktor yang menentukan keberha-
silan pengembangan UKM di antaranya adalah
faktor sumber daya manusia (SDM), permodalan,
(PDB) juga cukup besar (Setyobudi, 2007). mesin dan peralatan, pengelolaan usaha, pema-
Usaha kecil menengah pada umumnya dalam saran, ketersediaan bahan baku, dan informasi
kegiatannya tidak memperhatikan aspek fungsi- agar bisa melakukan akses global. Selama ini
onal perusahaan yang meliputi manajemen ke- kualitas sumber daya manusia yang bekerja di
uangan, manajemen produksi, manajemen sum- UKM pada umumnya masih sangat rendah, hal
ber daya manusia, dan manajemen pemasaran. ini ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas
Sebagai ujung tombak perekonomian negara, produk, terbatasnya kemampuan untuk mengem-
sangat penting bagi UMKM untuk meningkatkan bangkan produk-produk baru, lambannya pene-
efektivitas usahanya. Pengelolaan yang baik ter- rapan teknologi, dan lemahnya pengelolaan usa-
hadap aspek fungsional perusahaan akan berdam- ha. Banyaknya hasil penelitian dari pemerintah
pak pada efektivitas usaha. dan akademisi belum mampu menyentuh pelaku

19 19
Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

UMKM, padahal UMKM merupakan salah satu • Sumber daya manusia, aspek sumber daya
elemen perekonomian yang perlu mendapat du- manusia ibu-ibu dampingan ini masih tergo-
kungan dari aplikasi hasil-hasil penelitian. long berpendidikan rendah sehingga kemam-
Supeni dan Sari (2011) dalam penelitiannya puan dan wawasan mereka juga masih sangat
menemukan bahwa manajemen usaha kecil dari rendah.
usaha para dampingan Pusat Studi Wanita Uni-
versitas Muhammadiyah (PSWUM) Jember se- UMKM seringkali dimasuki oleh pelakunya
cara garis besar meliputi empat aspek sebagai karena faktor ketidaksengajaan sehingga pelaku
berikut. UMKM seringkali tidak memiliki pengetahuan
• Keuangan, di mana pengelolaan keuangan yang memahami tentang bagaimana menjalankan
usaha mereka masih sangat sederhana bahkan usahanya. Pelaku UMKM perlu untuk memiliki
masih belum mampu memisahkan antara ke- knowledge management sehingga memiliki ke-
uangan usaha dengan keuangan pribadi. Kon- luasan wawasan dalam manajemen usahanya.
disi ini diperparah dengan tidak adanya penca- Setiarso (2006) mengemukakan bahwa terdapat
tatan transaksi keuangan sehingga perputaran sejumlah faktor yang diperlukan untuk kesukses-
modal usaha menjadi tidak jelas dan tidak an penerapan strategi knowledge management
terkontrol. Pola yang demikian menyebabkan di perusahaan sebagai berikut.
usaha mereka menjadi tidak berkembang bah- • Scanning mengenai lingkungan perusahaan.
kan tutup karena kehabisan modal. • Kondisi dan praktik bisnis, apakah perusaha-
• Produksi/operasional, dalam perkembangan- an melakukan pengumpulan informasi dan
nya mereka mengalami berbagai kendala tek- pengetahuan mengenai kondisi dan praktik
nis dan teknologi seperti gagalnya membuat bisnis di luar perusahaan.
starter nata de coco, harga bahan baku yang • Operasional pesaingnya, apakah perusahaan
melambung sementara harga jual yang relatif memahami cara kerja atau operasional inter-
rendah karena daya beli masyarakat juga nal perusahaan dibandingkan dengan pesaing-
rendah. Di sisi lain kreativitas menciptakan nya.
produk-produk baru juga masih sangat ter- • Memasukkan knowledge sebagai aset.
batas. • Budaya perusahaan yang berdasarkan knowl-
• Pemasaran, lingkup pemasaran usaha ibu-ibu edge, seperti corporate culture perlu dicipta-
dampingan ini masih sangat terbatas di ling- kan agar inovasi menjadi membudaya di per-
kungannya sendiri baik sebatas RT, RW, mau- usahaan.
pun desa saja sehingga sulit untuk berkembang • Perusahaan menghadapi kenyataan bahwa
dengan maksimal. Permasalahan lain yang mereka membutuhkan pengelolaan dari aset
dihadapi adalah kemampuan daya beli masya- knowledge untuk investasi yang penting beru-
rakat yang sangat rendah sehingga harga jual pa: tenaga kerja, jaringan dan sistem infor-
produk mereka juga rendah. Perilaku konsu- masi, serta pengetahuan.
men yang lebih menyukai pembelian secara
kredit juga menjadi salah satu faktor peng- Lebih lanjut dinyatakan bahwa strategi
hambat karena perputaran dananya menjadi UMKM dalam mengelola pengetahuan di sam-
lambat bahkan cenderung macet. ping IRSA (identity, reflect, share, dan apply)

20
Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas
Usaha Kecil Menengah

juga ada tiga area yang harus diperhatikan oleh ekspor yang belum optimal, kurangnya pema-
UMKM sebagai berikut. haman terhadap desain produk yang sesuai
• Organisasi menginterpretasikan informasi dengan karakter pasar, permasalahan hukum
tentang lingkungan untuk mendapatkan arti yang menyangkut hak paten, prosedur kon-
tentang apa yang terjadi dan apa yang dikerja- trak penjualan, serta peraturan yang berlaku
kan perusahaan tersebut. di negara tujuan ekspor.
• Mereka menciptakan knowledge baru dengan • Permasalahan antara (intermediate problems),
mengonversikan dan mengombinasikan kepa- yaitu permasalahan dari instansi terkait untuk
karan dan pengetahuan (know-how) dari menyelesaikan masalah dasar agar mampu
anggotanya agar dapat belajar dan berinovasi. menghadapi persoalan lanjutan secara lebih
• Mereka memproses dan menganalisis infor- baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam
masi untuk memilih dan commit melakukan hal manajemen keuangan, agunan, dan keter-
kegiatan yang sesuai dengan tindakannya. batasan dalam kewirausahaan.
Model yang diharapkan terbentuk adalah inte-
grasi dari sense making, knowledge creating, Menurut Tambunan (2002) “karakteristik
dan decision making yang membentuk know- UKM yang memiliki keunggulan kompetitif
ing organization. Knowing organization ini meliputi memiliki kualitas SDM yang baik,
sangat efektif karena secara terus menerus pemanfaatan teknologi yang optimal, mampu
mengikuti perubahan lingkungan, menyegar- melakukan efisiensi dan meningkatkan produk-
kan aset, dan kegiatan pemrosesan informasi tivitas, mampu meningkatkan kualitas produk,
untuk pengambilan keputusan. memiliki akses promosi yang luas, memiliki
sistem manajemen kualitas yang terstruktur, sum-
UMKM sangat memerlukan pendampingan ber daya modal yang memadai, memiliki jaringan
dari berbagai institusi dalam mengaplikasikan bisnis yang luas, dan memiliki jiwa kewirausa-
knowledge management, baik dari pemerintah, haan”. Mengelola UMKM memerlukan krea-
instansi, maupun lembaga pendidikan. Banyak tivitas yang tinggi, rasa tidak cepat menyerah,
upaya yang sudah dilakukan oleh ketiga unsur berani mengambil risiko, dan selalu berusaha
tersebut, walaupun pada kenyataannya masih menemukan hal-hal baru untuk meningkatkan
belum terlalu signifikan dalam meningkatkan kinerja.
kinerja UMKM. Setyobudi (2007), menyatakan UMKM memiliki peluang yang sangat besar
bahwa permasalahan yang sering dihadapi oleh untuk menjadi besar dan memiliki daya saing,
UMKM sebagai berikut. jika saja memiliki manajemen yang solid. Dengan
• Permasalahan yang bersifat klasik dan menda- demikian diperlukan sebuah model manajemen
sar pada UMKM (basic problems), antara UMKM yang dapat dijadikan pedoman oleh
lain berupa permasalahan modal, bentuk UMKM dalam mengelola usahanya.
badan hukum yang umumnya non-formal,
SDM, pengembangan produk, dan akses
METODE
pemasaran.
• Permasalahan lanjutan (advanced problems), Penelitian ini bersifat eksploratif dan des-
antara lain pengenalan dan penetrasi pasar kriptif, dengan sampel sejumlah pelaku UMKM

21
Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

di wilayah Sumatera Utara yang menghasilkan suatu pasar. Misalnya, dengan menitipkan pada
produk yang sebagian besar mencirikan produk pedagang yang membuka kios di pasar. Sistem
khas Sumatera Utara, seperti ulos, songket, yang diterapkan adalah konsinyasi. Sistem ini
dodol, dan beberapa produk lainnya. Data di- cenderung merugikan pelaku UKM, karena
kumpulkan melalui angket dan wawancara. seringkali terjadi penipuan oleh pedagang. Pelaku
UMKM yang cenderung memiliki pendidikan
yang rendah, menyebabkan mereka kurang fa-
HASIL DAN PEMBAHASAN
miliar pada teknologi, terutama teknologi infor-
Secara umum, pelaku UMKM belum mene- masi yang seharusnya dapat dimanfaatkan seba-
rapkan manajemen secara konsisten dan kompre- gai salah satu strategi pemasaran. Pelaku UKM
hensif. Dalam manajemen produksi, pelaku UKM menggunakan internet sebatas untuk mencari
hanya memiliki persediaan sesuai dengan ke- masukan untuk inovasi yang bisa mereka laku-
mampuan modalnya, ketika memiliki dana yang kan. Pelaku UMKM secara otomatis membuat
cukup banyak maka mereka dapat menyediakan segmentasi atas produknya, salah satunya berda-
persediaan yang banyak pula, demikian sebalik- sarkan bahan baku yang diperlukan. Misalnya,
nya. Hal ini tentunya berdampak pada biaya segmen untuk kalangan menengah ke atas dengan
persediaan yang ditimbulkan, namun tak disadari harga yang cukup mahal dan bahan baku yang
oleh pelaku UMKM. pasti lebih berkualitas dan kalangan menengah
Pada beberapa UMKM, pelaku tidak mau ke bawah dengan harga yang lebih murah dan
mengandalkan pinjaman dari bank, karena cukup bahan baku yang lebih rendah kualitasnya. Untuk
sulitnya proses peminjaman (misalnya harus ada pemodal besar, mereka mampu menyediakan
pembukuan atas usahanya), dan pelaku tidak produk dengan bahan baku yang bagus dan
ingin tergantung pada pinjaman modal. Pelaku memiliki segmen menengah ke atas. Sedangkan
UKM tidak mau terikat pada satu supplier saja, pemodal kecil memfokuskan pada kalangan me-
karena ingin mendapatkan sumber bahan baku nengah ke bawah dengan bahan baku imitasi.
yang beragam, yang bisa disesuaikan dengan Pelaku UKM belum melakukan pembukuan
kondisi keuangan yang ada. karena mengalami kesulitan, di mana hal tersebut
UMKM cenderung menggunakan SDM tentunya memerlukan ketelitian sedangkan mere-
yang ada di sekitar wilayah usahanya, walaupun ka belum memiliki pengetahuan yang cukup
tanpa memiliki keahlian yang diperlukan. Namun untuk melakukan pembukuan, serta ada rasa
hal ini dapat diatasi dengan pelatihan terhadap ketidaktelatenan dalam melakukan pembukuan.
karyawan baru. Pada usaha konveksi, pemilihan Hal inilah yang menyebabkan sebagian pelaku
SDM berdasarkan kemampuan yang dimiliki, mengalami kesulitan ketika akan melakukan pe-
serta peralatan yang dimiliki karena rata-rata nambahan modal dengan melakukan pinjaman
pekerjaan dapat dilakukan di rumah masing- ke bank. Karena bank menuntut adanya laporan
masing. Rata-rata UKM yang diteliti tidak meng- keuangan yang lengkap dengan tujuan untuk
gunakan prinsip spesialisasi karena pekerjaan mengetahui prospek usaha tersebut. Keadaan
cenderung sudah terfokus pada satu pekerjaan. ini menyebabkan pelaku UKM merasa enggan
Tidak ada strategi pemasaran yang diguna- berhubungan dengan pihak perbankan.
kan secara khusus, karena pemasaran dilakukan Pembukuan merupakan hal yang penting,
atas dasar kebetulan atau kemudahan memasuki untung melakukan evaluasi dan mengetahui

22
Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas
Usaha Kecil Menengah

perkembangan usaha dari segi profit dan pengem- akan berpengaruh terhadap kemampuan penye-
balian investasi. Kurangnya pembinaan dan pela- diaan bahan baku. Berdasarkan temuan di atas,
tihan serta pendampingan menyebabkan pelaku maka di rancang sebuah model manajemen UM-
UKM tidak memiliki kemampuan untuk menge- KM praktis yang dapat diaplikasikan secara
lola keuangan. Keuangan usaha dan pribadi mudah untuk melakukan manajemen usaha
seringkali bercampur sehingga sulit untuk me- UMKM tersebut.
ngontrol kondisi keuangan usahanya. Kondisi Model manajemen UMKM tersebut dapat
ini berkaitan erat dengan faktor lain, seperti digambarkan sebagai berikut (Bismala & Han-
produksi di mana keuangan yang kurang baik dayani, 2014).

Manajemen Sumber
Daya Manusia MENGEMBANGKAN
- Perencanaan SDM PENGUKURAN
- Analisis pekerjaan KINERJA UMKM
- Orientasi
- Pelatihan dan - Omset usaha
pengembangan - Kepuasan konsumen
- Kompensasi - Kepuasan kerja
- Distribusi produk
- Efisiensi dan
Manajemen Produksi efektivitas produksi
- Desain produk dan
kualitas
- Kapasitas produksi
- Proses produksi dan
tata letak
- Persediaan
- Manusia dan sistem
kerja

Manajemen Pemasaran Analisis Faktor


- Segmentasi pasar dan Internal UMKM
sasaran pasar - Kekuatan PENGUKURAN
- Bauran pemasaran - Kelemahan IMPLEMENTASI KINERJA
- Perilaku konsumen
Analisis Faktor
- Merek dan kualitas
Eksternal UMKM
- Survei pasar
- Peluang
- Tantangan
Manajemen Keuangan
- Neraca rugi laba
- Harga pokok produksi
- Modal kerja
- Manajemen kas
- Manajemen
persediaan FEED BACK

Gambar 1 Model Manajemen UMKM

23
Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Aspek-aspek manajemen perusahaan meru- perencanaan kapasitas produksi, persediaan, dan


pakan pedoman untuk melakukan manajemen lainnya. Pengukuran ini akan memerlukan kriteria
usaha. Walaupun merupakan usaha kecil dan yang berbeda di antara jenis usaha yang berbeda.
menengah, pelaku UMKM perlu melakukan Sebagai salah satu bentuk perekonomian
manajemen usaha agar dapat melakukan prinsip- rakyat, pelaku UMKM perlu mendapatkan lebih
prinsip manajemen dengan baik sehingga dapat banyak perhatian pemerintah dan instansi ter-
mengevaluasi usahanya dan mengetahui perkem- kait, sehubungan dengan pembinaan dan sumber
bangan usahanya. pendanaan. Pemerintah perlu lebih berpihak ke-
Dalam perjalanannya, analisis SWOT dila- pada pelaku UMKM dan memberikan akses
kukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, yang lebih luas dalam segala aspek manajemen.
peluang, dan ancaman dalam persaingan usaha.
UMKM harus memikirkan untuk dapat me-
naklukkan pasar persaingan di luar wilayahnya. KESIMPULAN
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai UMKM sebagai salah satu bentuk pereko-
dasar pengukuran kinerja UMKM adalah omset nomian rakyat yang memiliki peran besar dalam
usaha, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, perekonomian negara, memerlukan model mana-
efisiensi dan efektivitas produksi, dan distribusi jemen usaha. Model manajemen usaha ini meng-
produk. Distribusi produk akan memberikan adopsi dari manajemen perusahaan, yang bekerja
peluang untuk mendapatkan pasar yang lebih pada aspek manajemen produksi, manajemen
luas, yang berdampak pada omset usaha yang sumber daya manusia, manajemen keuangan,
akan diperoleh. dan manajemen pemasaran. Dalam aplikasi ma-
Kepuasan konsumen perlu diukur karena najemen usaha tersebut, dikembangkan kriteria
dasar dari pengembangan usaha adalah kebu- pengukuran kinerja yang dapat diadopsi dan
tuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen. Jika diaplikasikan secara praktis. Pelaku UMKM juga
konsumen puas maka peluang untuk pengem- harus mampu melakukan analisis SWOT atas
bangan usaha akan semakin besar. Dari aspek usahanya sehingga mampu menilai keadaan se-
internal usaha, karyawan perlu dipelihara ke- karang, baik terhadap pesaing, maupun perkem-
puasannya. Karyawan yang puas dengan apa bangan usaha dan evaluasi usahanya.
yang di peroleh dari perusahaan tempatnya be-
kerja akan memberikan kinerja terbaiknya bagi
perusahaan. Kepuasan tidak hanya dari segi DAFTAR RUJUKAN
kompensasi, namun dari kualitas hubungan in- Bismala, L. & Handayani, S. 2014. Model Ma-
ternal. najemen UMKM Berbasis Analisis SWOT.
Efisiensi dan efektivitas produksi dinilai Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM.
dari aplikasi aspek-aspek manajemen perusahaan Setiarso, B. 2006. Pengelolaan Pengetahuan
(manajemen sumber daya manusia, manajemen (Knowledge Management) dan Modal
produksi, manajemen keuangan, dan manajemen Intelektual (Intellectual Capital) untuk
pemasaran). Efisiensi dan efektivitas dapat dilihat Pemberdayaan UKM. (Online), (https://
dari beberapa hal seperti tingkat pemborosan www.researchgate.net/publication/2396112
yang terjadi akibat kesalahan produksi, ketepatan 42_PENGELOLAAN_PENGETAHUAN_

24
Lila Bismala, Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas
Usaha Kecil Menengah

KNOWLEDGE_MANAGEMENT_dan_ Supeni, R.E. & Sari, M.I. 2011. Upaya Pember-


MODAL_INTELEKTUAL_INTELLEC- dayaan Ekonomi Perempuan Melalui Pe-
TUAL_CAPITAL_untuk_PEMBERDA- ngembangan Manajemen Usaha Kecil.
YAAN_UKM), diakses 12 Januari 2013. Laporan Seminar Tidak Diterbitkan. Jem-
Setyobudi, A. 2007. Peran Serta Bank Indonesia ber: Fakultas Ekonomi UNIMUS.
dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menengah
dan Menengah (UMKM). Buletin Hukum di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta:
Perbankan dan Kebanksentralan, 5 (2): 29– Salemba.
35.

25
Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

26

Anda mungkin juga menyukai