Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah Profesi Pendidikan

PROFESIONALISASI GURU
(PENGEMBANGAN KARIR GURU, PENGAWASAN PELAKSANAAN
KODE ETIK KEGURUAN DAN PERLINDUNGAN PROFESI GURU)

Oleh :

Kelompok 4

Annisa Apriani
Rode Arnita
Theresia Merry C

Dosen Pengampu :

Edizal Hatmi, SE, M.Pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan kemudahan.

Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan dan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dalam mata kuliah Profesi Pendidikan. Saya
berterima kasih kepada Bapak Edizal Hatmi, SE, M.Pd sebagai dosen pengampu pada mata
kuliah Profesi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini dan membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.

Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.Terima kasih.

Medan, Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Rumusan Penulisan....................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................8
A. Pengembangan Karir Guru.........................................................................................................8
B. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan........................................................13
C. Perlindungan Profesi................................................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan akan berhasil menunaikan fungsinya secara baik apabila tenaga


penggerak pendidikan termasuk guru bertindak dan berpenampilan secara profesional.
Hanya guru professional yang dapat diprediksi untuk menggerakkan sumber daya yang
ada menuju tercapainya tujuan pendidikan. Profesionalisasi guru mengacu kepada suatu
proses untuk menjadi guru yang professional. Proses yang harus dialami atau dijalani
seseorang yang memiliki kemauan menjadi guru yaitu sejak memiliki niat menjadi guru,
lalu memasuki lembaga pendidikan untuk mengalami proses pendidikan dan latihan
dalam kurun waktu tertentu, kemudian memperoleh pengakuan sebagai guru yang
profesional. Profesionalisasi guru tidak bisa dipandang sebelah mata, karena
profesionalisasi guru bukanlah diawali oleh keluarnya surat pengangkatan sebagai guru
setelah menjadi lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) melainkan
dimulai sejak ada niat atau kemauan untuk menjadi guru.

Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat-syarat khusus dan kompetensi


tertentu apalagi sebagai guru yang profesional, ia harus menguasai seluk beluk
pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Guru merupakan
jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagaimana halnya dokter, apoteker,
pengacara, dan lain lain.

Sebagai seorang guru dan konselor, pengembangan karir merupakan hal penting
karena hal ini sangat berpengaruh setidaknya terhadap kepuasan kerja dan peningkatan
penghasilan. Dengan kata lain, jika karir seorang guru/konselor meningkat maka tentu
saja pengakuan lembaga yang menaunginya juga meningkat yang salah satunya
dibuktikan dengan peningkatan gaji yang ia terima dan tentunya hal ini akan membuat ia
lebih merasa senang dan nyaman bekerja.

Untuk mencapai hal itu, idealnya seorang guru/konselor harus mengetahui


tentang tingkatan-tingkatan karir dan konsekuensi dari tingkatan karir tersebut bagi
dirinya baik berupa tanggung jawab/kewajiban maupun ganjaran yang akan ia peroleh.

iii
Selain itu, guru/konselor juga harus mengetahui upaya-upaya yang dapat ia lakukan
untuk dapat meniti karir ke tingkatan yang lebih tinggi tersebut. Dengan memahami hal-
hal seputar tingkatan karir dan upaya pencapaiannya, seorang guru/konselor memiliki
arah yang jelas dalam menjalani karir dan profesinya itu.

Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapatkan kekuatan dan


semangat baru dengan disahkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Naja (2008) menyebutnya sebagai “roh
baru” dalam pembangunan pendidikan. Di samping itu, disahkannya Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 di atas juga membawa konsekuensi atau
implementasi terhadap pendidikan, termasuk terhadap guru. Di antara konsekuensi atau
implementasi itu, misalnya terkait dengan pasal 40 pada undang-undang ini yang
menyatakan bahwa pendidik (termasuk guru) dan tenaga kependidikan berhak
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual. Kekuatan dan semangat penyelenggaraan pendidikan juga makin
bertambah dengan telah diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

B. Rumusan Penulisan

Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apa pengertian pengembangan karir guru ?
2. Bagaimana tahap pengembangan karir guru ?
3. Apa saja jenis-jenis karir guru ?
4. Apa saja kompetensi profesi guru ?
5. Apa saja upaya pengembangan karir guru ?
6. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan ?
7. Bagaimana perlindungan guru di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Sedangkan tujuan penulisan dari ini adalah :


1 Untuk mengetahui pengertian pengembangan karir guru.
2 Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial, emosional dan moral.

iv
3 Untuk mengetahui jenis-jenis karir guru.
4 Untuk mengetahui kompetensi profesi guru.
5 Untuk mengetahui upaya pengembangan karir guru.
6 Untuk mengetahui pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan.
7 Untuk mengetahui perlindungan guru di Indonesia.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Karir Guru

1. Pengertian Karir dan Pengembangan Karir

Karir dalam bahasa Belanda, carriere yang artinya adalah perkembangan dan
kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam
sebuah pekerjaan tertentu.

Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri


seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemajuan kerjanya. Karir
merupakan istilah yang didefinisikan oleh kamus bahasa indonesia sebagai
perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan
seseorang. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan
imbalan berupa gaji maupun uang. Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada
dalam kecakapan khusus, jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang
diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja diasosiasikan dengan masa kehidupan
kerja seorang individu. Istilah yang dikedepankan dalam pendefinisian karir ini
adalah aktivitas dan posisi seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu
karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan
seseorang.

Pengembangan karir merupakan proses pengembangan keyakinan dan


nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan
tentang dunia kerja sepanjang hayat. Sehingga dengan pengertian ini, pengembangan
karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja produktif seseorang, melainkan lebih
luas lagi, yakni sepanjang hayat seseorang. Pengembangan karir ini meliputi
pengembangan keyakinan dan nilai seseorang berkenaan dengan dunia kerjanya,
yakni orang tersebut harus meyakini ’kebenaran’ dari apa yang ia lakukan
(pekerjaan) untuk kehidupannya itu dan menerapkan nilai-nilai yang mendorong
kemajuan kehidupannya, misalnya: kerajinan, keuletan, kejujuran, pantang
menyerah dan hemat. Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti
juga merupakan upaya pengembangan karir yang sedikit banyak mempengaruhi
vi
kualitas dan kuantitas kerja seseorang. Keterampilan-keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dunia kerjanya
pun perlu ditingkatkan agar karirnya bisa berkembang. Meningkatkan kebiasaan-
kebiasaan hidup efektif turut juga mengembangkan kehidupan karir seseorang
karena dengan memiliki kebiasaan hidup yang efektif tersebut karakteristik
kepribadiannya semakin berkualitas.

2. Tahapan Pengembangan Karir Guru

Terdapat lima tahap pengembangan karir, yaitu:

1) Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun)

Tahap Growth ini merupakan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan


kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri. Pada rentang usia ini,
pengembangan karir yang dapat dilakukan terutama oleh guru/orang tua pada
anak dan remaja adalah dengan memberikan pemahaman mengenai hidup
mandiri dan mengapa kita harus bekerja; memperkenalkan sejumlah pekerjaan
termasuk di dalamnya pemahaman segala sesuatu tentang pekerjaan tersebut;
dan termasuk berkenaan dengan upaya bagaimana memperoleh pekerjaan/karir
yang dimaksud.

2) Exploratory (usia 15-24)

Tahap Exploratory ini Merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan


dipersempit tapi tidak final. Pengembangan karir pada tahapan ini diarahkan
pada pengerucutan pilihan karir yang paling memungkinkan bagi seseorang.
Minat, bakat, dan latar belakang pendidikan menjadi bahan pertimbangan dalam
pengerucutan pilihan karir seseorang.

3) Estbalishment (usia 25-44)

Tahap Estbalishment merupakan coba-coba dan stabilisasi melalui


pengalaman kerja. Pengembangan karir pada tahapan ini sudah pada tataran
‘aksi’ dimana seseorang sudah mulai masuk pada dunia kerja/karir yang ia pilih.
Jika memang sesuai dengan apa yang ia cita-citakan/inginkan, maka ia akan
berusaha menstabilkan diri dalam dunia kerja yang ia geluti.

4) Maintenance (usia 45-64)

vii
Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus
untuk meningkatkan posisi dan situasi kerja. Tahap Maintenance merupakan
proses penyesuaian yang terus menerus untuk meningkatkan posisi dan situasi
kerja.

Pada tahapan ini pengembangan karirnya diarahkan pada bagaimana


melakukan proses penyesuaian baik keyakinan, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk dapat meningkatkan posisinya ke arah yang lebih baik lagi dan
menciptakan situasi kerja yang membuatnya lebih nyaman bekerja.

5) Decline (usia 65+)

Tahap Decline merupakan pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan


pensiun. Pengembangan karir pada tahapan ini adalah berkenaan dengan
pembukaan wawasan berkenaan dengan pensiun sehingga seseorang dapat
mempersiapkan diri di saat ia harus pensiun nanti. Jika sudah pensiun,
pengembangan karirnya berkenaan dengan bagaimana ia memanfaatkan waktu
pensiunnya dengan semaksimal mungkin untuk kebaikan diri dan orang-orang
yang terdekatnya.

Pengembangan karir harus dimulai dari dalam diri karyawan itu sendiri.
Institusi atau organisasi tempat kerja hanya berkewajiban untuk memfasilitasi
pengembangan karir bagi setiap karyawannya. Oleh sebab itu setiap karyawan harus
merencanakan sendiri pengembangan karir masing-masing.

Langkah-langkah merencanakan pengembangan karir antara lain:

a. Mawas diri

Untuk memulai pengembangan karir harus berangkat dari diri orang


yang bersangkutan. Karena pengembangan karir sebenarnya merupakan
pengembangan diri bagi setiap karyawan. Untuk itu karyawan harus mawas diri,
menilai diri sendiri, siapa ia sebenarnya, pendidikannya, kemampuannya,
kelemahannya, dan kekuatannya dalam menjalankan tugas. Setelah diketahui
siapa dirinya, kemudian dikaitkan dengan kesempatan-kesempatan, jabatan-
jabatan yang tersedia dalam organisasi atau institusi tempat kerjanya. Apabila
dirinya atau kemampuannya tidak cocok dengan kesempatan yang tersedia maka

viii
ia harus mencari kesempatan di tempat kerja yang lain yang sesuai dengan
kemampuan atau keterampilannya.

b. Menetapkan tujuan

Apabila si karyawan merasa yakin dengan kemampuannya, maka ia


harus menetapkan tujuan pengembangan karirnya. Dari sini karyawan yang
bersangkutan telah menentukan jenis karir yang akan dikembangkan. Untuk itu
ia mulai menekuni tugas dan kewajibannya dan hendaknya tidak memikirkan
kesempatan untuk pindah ke institusi lain, kecuali dalam keadaan darurat,
misalnya perusahaan atau institusinya melakukan pemutusan hubungan kerja.

c. Menyiapkan upaya mencapai tujuan

Setelah karyawan menetapkan tujuan, langkah selanjutnya adalah


penyiapan dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Penyiapan dilakukan dengan
menambah kemampuan atau keterampilan melalui pendidikan atau pelatihan-
pelatihan. Dewasa ini banyak tawaran dari berbagai lembaga pendidikan tinggi
dalam bentuk pendidikan S1, S2, S3 yang dibuka pada sore atau malam hari. Di
samping itu program-program pendidikan nonformal antara lain: kursuss-
kursus, pelatihan-pelatihan, seminar-seminar dan sebagainya banyak ditawarkan
bagi mereka yang ingin menambah kemampuan atau keterampilan dalam rangka
pengembangan karir para karyawan atau tenaga kerja.

d. Melaksanakan pengembangan karir

Pelaksanaan pengembangan karir seorang karyawan ditentukan oleh dua


faktor, yakni: pertama, faktor individual karyawan sendiri yang telah memiliki
kemampuan yang dibutuhkan oleh institusi dan faktor kedua adanya kesempatan
yang disediakan oleh institusi tempat kerja yang bersangkutan. Adanya
karyawan yang mempunyai kemampuan tertentu, tetapi tidak ada kesempatan

ix
untuk mengisi posisi tersebut dari pihak institusi, maka tidak akan terjadi
pengembangan karyawan. Sebaliknya kesempatan tersedia di organisasi atau
institusi tetapi tidak ada karyawan yang mempunyai kemampuan cocok, maka
pengembangan karir bagi karyawan di institusi tersebut tidak terjadi

3. Jenis – jenis Karir Guru

Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:

1) Karir Struktural
Berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam struktur organisasi tempat
ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas, Wakasek, Kepala Sekolah,
dan lain-lain. Karir ini memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang
guru, sehingga wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang
guru/konselor harus ditingkatkan untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
2) Karir Fungsional
Berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal seseorang di dalam profesi
yang ia geluti, contohnya guru madya, guru dewasa, guru pembina, guru
professional.

Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu


mengerjakan sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu
dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen legal. Akumulasi nilai kredit yang
dimaksud harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang ditetapkan pemerintah.

Kedua jenis karir guru/konselor di sekolah tersebut dapat dicapai tentunya


dengan sejumlah pemerolehan kompetensi-kompetensi guru/konselor yang tinggi.

4. Kompetensi Profesi Guru

x
Terdapat empat kompetensi yang mutlak dimiliki seorang guru/konselor
sekolah, yaitu:

1) Kompetensi Pribadi, berkenaan dengan kemantapan, kestabilan, kedewasaan,


kearifan, dan kewibawaan guru/konselor.
2) Kompetensi Sosial, kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, ortu siswa, dan masyarakat.
3) Kompetensi Pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran/BK yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran/BK, evaluasi, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya.
4) Kompetensi Profesional, kemampuan penguasaan materi pembelajaran/BK
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi

5. Upaya Pengembangan Karir Guru

Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru/konselor


untuk dapat meningkatkan kompetensinya agar karir yang ia geluti dapat
berkembang maksimal, yaitu:

1) Menghadiri/berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional


(seminar, simposium, pelatihan, dan lain-lain);
2) Membuat karya tulis ilmiah/populer, karya seni, karya teknologi;
3) Melaksanakan penelitian/pengkajian kerja profesional baik individual maupun
kolaboratif (Lesson Study, PTK/PTBK, dan penelitian jenis lainnya).

B. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan

1. Pengertian Emosi

Perilaku atau perbuatan kita sehari-hari selalu disertai oleh perasaan-perasaan


tertentu, misalnya sen

6. Karakteristik Perkembangan Emosi

xi
Masa remaja merupakan masa yang penuh badai dan tekanan.Ketegangan
emosi meninggi akibat perubahan fisik dan juga kelenjar.Rata-rata emosi para
remaja men

7. Tahap Perkembangan Emosional

Perkembangan emosi pada anak melalui beberapa fase yaitu :

1) Pada bayi hingga 18 bulan

C. Perlindungan Profesi

1. Pengertian Perkembangan Moral

Istilah moral berasal dari kata latin mos (moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Moralitas juga bisa

8. Implikasi Perkembangan Moral

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk membantu peserta didik


dalam mengembangkan moral mereka, sehingga mereka dapat menjadi

9. Tahap Perkembangan Moral

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Moral sering dianggap sebagai prinsip dan patokan yang berhubungan dengan
benar dan salah oleh masyarakat tertentu, dapat pula diartikan sebagai perilaku yang
sesuai dengan norma

D. Saran

Meskipun pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan


profesionalisme guru, jika secara individu guru tersebut tidak meningkatkan
kompetensinya sebagai guru yang professional, maka dunia pendidikan kita akan tetap
tertinggal. Kami sebagai penulis sangat berharap, upaya pengembangan karir guru dapat
berhasil diterapkan pada Pendidikan Nasional di Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi materi, isi materi, cara penulisan karya tulis ini, untuk itu
penulis meminta saran dari pembaca untuk bisa membantu memperbaiki makalah ini
agar lebih sempurna lagi untuk penulisan berikutnya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Arrozaq, F. (2015, June 24). Makalah Pengembangan Profesi Dan Karir Guru [Web log

post]. Retrieved from http://fadlullohrozaq.blogspot.co.id/2015/06/makalah-

pengembangan-profesi-dan-karir.html

Evendi, M. (2015, May 27). Pengembangan Karir Guru [Web log post]. Retrieved from

http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/05/pengembangan-karir-guru.html

Kimi, C. (2016, December 9). Makalah Pengembangan Karir Guru [Web log post].

Retrieved from https://kimiacakep.blogspot.co.id/2016/12/makalah-pengembangan-

karir-guru.html

xiv

Anda mungkin juga menyukai