Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP PENGELOLA USAHA DAN STRATEGI WIRAUSAHA


Untuk Memenuhi Mata Kuliah:
Kewirausahaan

Siti Shania Marirah T (202201062)

Sulvi Ardianti (202201071)

Wahyuddin Edi S (202201067)

Dosen Pengampu:
Muhammad Arsyad, S.Pd.I, M.M

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dalam rangka memenuhi syarat
perkuliahan mata kuliah Kewirausahaan. Makalah ini yang membahas tentang teori-teori dan
konsep dasar kewirausahaan yang penulis harap dapat menjadi manfaat bagi pembacanya kelak.
Saya menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Saya sangat menyambut baik
apabila ada pihak yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun. Kritik dan saran
tersebut dapat saya jadikan pelajaran untuk kedepannya. Demikian yang dapat saya sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak luas.

Mamuju, 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
Pembahasan................................................................................................................................................5
Tujuan..........................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
1. Peran Sumber Daya Manusia Dalam Kesuksesan Usaha Dan Bagaimana Pengelolaannya
Yang Efektif........................................................................................................................................6
A. Mengubah sikap wirausaha memanfaatkan tantangan menjadi peluang................................8
B. e-marketing dan inovasi produk sebagai salah satu solusi terbaik dalam menjawab masalah
.............................................................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benyamin Franklin menyebutkan peranan pemuda sangat strategis dan urgen. Pemuda
menurut Franklin adalah kelompok orang yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan
(“who will become national leaders in the future”). Mahasiswa sebagai bagian dari pemuda
termasuk modal dasar untuk pengembangan pemecahan ragam masalah bangsa; bukan
sebaliknya justeru menjadi problem dari bangsa ini. Terlebih jika mengingat dunia
ketenagakerjaan yang belum menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai bagi
mahasiswa khususnya saat usai menyelesaikan masa studi. Persoalan penyediaan lapangan
pekerjaan menjadi salah satu masalah mendasar dalam pembangunan nasional berkelanjutan. Hal
tersebut erat kaitannya dengan kenaikan intensitas persoalan pengangguran. Tingkat
pengangguran untuk angkatan kerja Indonesia relatif masih tergolong tinggi. Pada Tahun 2012
terdapat 7,3 juta atau sekitar 6,14 persen dari total angkatan kerja yang masih berstatus
menganggur (BPS dan SUKERNAS, 2012). Seiring dengan hal tersebut, kondisi lain yang juga
memprihatinkan tampak bahwa pada Tahun 2014 terdapat 28 juta orang penduduk Indonesia
yang masuk kategori miskin. Deretan persoalan nasional yang tak kalah penting terkait dengan
kemunculan angkatan kerja baru (new labor force) yang terus bertambah antara dua sampai tiga
juta orang per tahun (Suryana dan Bayu, 2013). Tentu saja persoalan tersebut tidak dapat
dibiarkan berlangsung terus. Salah satu solusi yang perlu dikedepankan ialah mengembangkan
jiwa, semangat dan perilaku kewirausahaan pada berbagai kalangan anggota masyarakat
khususnya mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda penerus cita-cita bangsa dan negara.
Pengembangan kesadaran dan motif kewirausahaan pada kalangan mahasiswa merupakan suatu
kebutuhan mendasar untuk pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idealisme
yang terbentuk, lulusan Perguruan Tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi
seorang wirausahawan. Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan mengubah pola
pikir mahasiswa bukan hanya sebagai pencari kerja, tetapi juga sebagai pencipta lapangan kerja.
Oleh sebab itu, pihak perguruan tinggi menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang
kongkrit untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat
mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha. Sebagai usaha dalam upaya

3
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan mengembangkan kemampuan dalam
berwirausaha, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, telah meluncurkan
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) untuk dilaksanakan dan dikembangkan oleh perguruan
tinggi. PMW bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan jiwa wirausaha
kepada para mahasiswa agar menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi
persaingan global. Hasil akhir dari PMW yaitu diharapkan terjadinya penurunan angka
pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang pada kenyataannya menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun (Panduan PMW, 2012). Terdapat banyak fasilitas yang diberikan dalam PMW,
salah satunya pelatihan kewirausahaan. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan
pengetahuan awal sehingga diharapkan dapat membentuk jiwa kewirausahaan dari peserta PMW.
Pengetahuan awal yang diberikan mengenai motivasi berwirausaha, teknik penyusunan rencana
bisnis, pengelolaan bisnis dan pengembangan usaha, kemitraan, manajemen keuangan,
pemasaran, dan lain-lain (Panduan PMW, 2012). Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
juga melaksanakan PMW tersebut sejak tahun 2009. Program tersebut mampu menarik minat
mahasiswa untuk berwirausaha. Hal tersebut terbukti dari jumlah mahasiswa yang ingin terlibat
dalam kegiatan PMW di setiap tahunnya. Akan tetapi, program ini tidak serta merta berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Hasil seleksi mahasiswa yang lolos PMW tentunya mahasiswa
harus menjalankan program yang dibiayai dari pihak DIKTI sesuai dengan anggaran yang
dicantumkan dan telah dirinci di usulan program mahasiswa tersebut. Optimisme dari mahasiswa
yang telah lolos seleksi PMW akan diperhatikan untuk ke depannya dan juga dalam pengelolaan
usahanya. Pada tahun 2013 jumlah mahasiswa yang terlibat dalam PMW sebanyak 86 orang
yang terdiri dari 21 tim yang lolos. Pada tahun 2014 sebanyak 118 orang terdiri dari 31 tim yang
lolos dan pada tahun 2015 mahasiswa yang terlibat dalam PMW adalah sebanyak 141 orang
terdiri dari 38 tim yang lolos. (Data Pokja, 2015). Peserta PMW yang lolos dan didanai oleh
pihak DIKTI tentunya memiliki suatu tanggung jawab dan kewajiban untuk menjalankan
usahanya dan tetap menjaga keberlangsungan usahanya agar tidak mengalami kebangkrutan
yang menyebabkan tidak sesuainya dengan perencanaan. Namun dari hasil monitoring kembali,
banyak usaha yang tidak berjalan lancar bahkan mengalami kegagalan dalam menjalankan
usahanya. Pada tahun 2014 dari 31 tim yang lolos seleksi PMW untuk didanai oleh DIKTI,
terdapat 20 usaha yang masih berjalan hingga tahun 2015 dan 11 usaha yang sudah tidak berjalan
karena berbagai faktor penyebab. Kegagalan dari usaha tersebut diduga karena sikap mahasiswa

4
yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha, dan juga kurangnya kemampuan dalam
mengelola usaha sehingga mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.

Rumusan Masalah

1. .Apa peran sumber daya manusia dalam kesuksesan usaha dan bagaimana
pengelolaannya yang efektif dapat dicapai?
2. Apa tantangan etis yang dapat dihadapi oleh wirausaha dalam mengelola usaha
mereka?
Tujuan

1. Mengetahui apa itu wirausaha


2. Mengetahui peran sumber daya manusia dalam kesuksesan usaha
3. Mengetahui apa saja tantangan yang di hadapi oleh wirausaha

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Peran Sumber Daya Manusia Dalam Kesuksesan Usaha Dan Bagaimana Pengelolaannya
Yang Efektif

Salah satu program penting mengentaskan kemiskinan dan pengangguran adalah


menciptakan lapangan usaha dan mencetak wirausaha. Pencetakan wirausaha harus diikuti
dengan usaha menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan di dalam masyarakat.
Meredith (dalam Yuyus Suryana, 2006) menyatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan
kesuksesan. Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, di mana kewirausahaan menurut
Yuyus Suryana (2006 : 21) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kewirausahaan bukan hanya urusan
pengalaman di lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.
“Entrepreneurship are not only born but also made”, artinya kewirausahaan tidak hanya bakat
bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui
pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan
belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya
dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta
tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. Seorang yang
berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat
utama dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, sikap dan keterampilan praktis
(knowledge and practice) (Yuyus Suryana, 2006). Sikap kewirausahaan adalah kesiapan
seseorang untuk merespon secara konsisten terhadap ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang

6
wirausaha, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko dan suka
tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan (Yuyus Suryana, 2011).
Dari sikap kewirausahaan yang ditunjukkan oleh seseorang akan dapat menunjukan
kemampuannya dalam mengelola usahanya.

Menurut Edward De Bono dalam bukunya berjudul Serious Creativity (dalam Toni
Setiawan, 2012) bahwa salah satu faktor yang menentukan suksesnya suatu usaha adalah
kemampuannya mengelola assets utamanya. Kemampuan mengelola usaha adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha berupa kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang
baru, kemampuan mencari peluang, keberanian atau kemampuan menanggung risiko dan
kemampuan untuk mengembangkan ide dan sumber daya. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan.

Faktorfaktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain
yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga
agama, dan pengaruh faktor emosional (Yurdik Jahja, 2011). Selain itu, pembentukan dan
perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
(Hurlock, 2001). Faktor internal (individu itu sendiri) berarti cara individu dalam menanggapi
dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak,
sedangkan faktor eksternal berarti keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah tingkat pendidikan. Untuk itu,
perlu didorong terciptanya program pendidikan dan pelatihan formal di bidang kewirausahaan di
semua tingkatan program studi untuk menumbuhkembangkan pengetahuan kewirausahaan
(Z.Heflin Frinces, 2010). Alma (2005:6) menyatakan dengan bekal pendidikan tinggi yang
diperoleh di bangku kuliah dan idealisme yang terbentuk, lulusan Perguruan Tinggi diharapkan
mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan. Perguruan tinggi sebagai salah
satu lembaga pendidikan mengubah pola pikir mahasiswa bukan hanya sebagai pencari kerja,
tetapi juga sebagai pencipta lapangan kerja. Oleh sebab itu, pihak perguruan tinggi menerapkan
pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit untuk membekali mahasiswa dengan
pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha.
Sebagai usaha dalam upaya menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan mengembangkan

7
kemampuan dalam berwirausaha, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
telah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) untuk dilaksanakan dan
dikembangkan oleh perguruan tinggi. PMW bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan jiwa wirausaha kepada para mahasiswa agar menjadi pengusaha yang tangguh
dan sukses menghadapi persaingan global. Hasil akhir dari PMW yaitu diharapkan terjadinya
penurunan angka pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang pada kenyataannya menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun (Panduan PMW, 2012).

A. Mengubah sikap wirausaha memanfaatkan tantangan menjadi peluang.

Adapun materi pertama yang disampaikan pada kegiatan PKM antara lain berupa:
Mengubah sikap wirausaha memanfaatkan tantangan menjadi peluang. salah satu untuk
mengubah sikap wirausaha adalah dengan memberikan materi pengetahuan kewirausahaan yang
mampu menjadi alat untuk memberi kesempatan menumbuhkembangkan jiwa enterpreneurship
yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, dan memiliki sikap mental yang berdaya saing serta
berdaya juang tinggi. Dengan membantu menularkan pengetahuan dan semangat kepada
wirausaha, tentang sikap yang harus dililiki oleh seorang wirausaha maka akan membuat pelaku
usaha dapat bertahan tapi juga meningkatkan jumlah wirausahawan yang ada pada suatu daerah
atau kawasan. Tujuan wirausaha pada dasarnya saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Apabila karyawan yang pernah bekerja membuka usahanya sendiri, hal ini akan semakin
menambah peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya. masyarakat memiliki pola
pikir yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Dengan mengarahkan pelaku usaha,
mendorong pelaku usaha untuk berinovasi, mengembangkan berbagai ide memanfaatkan potensi
sumberdaya alam sekitar, menghadilkan produk yang sederhana dan unik. Makanan adalah
contoh umum yang mudah menjadi sebuah tren. Hal ini dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk
mengembangkan inovasi dalam berwirausaha. Sebuah inovasi dan kreativitas tak selalu terpaku
pada suatu hal. Dan jika produk yang ditawarkan memiliki nilai lebih di mata masyarakat,
produk tersebut tentu akan semakin naik nilai jualnya. Wirausaha adalah inovator yang selalu
melakukan perubahan yang memiliki keberanian untuk mencoba dan mengambil resiko. Bukan
mengubah total, tetapi melakukan inovasi, kreasi dan modifikasi, dan mampu mempengaruhi
pasar (Leonardus Saiman. 2009) Sikap utama yang harus dimiliki untuk menjadi wirausaha
adalah mampu berhadapan dengan resiko, mampu membaca peluang usaha serta memanfaatkan

8
tantangan menjadi peluang, Pada bagian ini mitra diberikan pemahaman bagaimana sikap yang
harus dimiliki seorang wirausaha dan apa yang dimiliki supaya bisa menjadi seorang wirausaha
dapat bertahan. Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak
pasti. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan (M. I. Anshori 2007).
Melihat kedepan dan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif
masalah dan pemecahannya. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, seorang entrepreneur
harus berpikir kritis dan berusaha mencari solusi terbaik untuk dapat mengembangkan usahanya.
Ciri-ciri orang yang berjiwa entrepreneur yaitu: mempunyai visi, kreatif, inovatif, mampu
melihat peluang, orientasi pada laba dan pertumbuhan, berani menanggung risiko, berjiwa
kompetisi, cepat tanggap dan gerak cepat. Seorang wirausaha tentunya memiliki jiwa yang
kreatif, kompetitif, dan kaya akan ide, inovasi ataupun terobosan. Tujuan wirausaha yang satu ini
bisa disalurkan kepada masyarakat yang memang menginginkan sebuah pembaharuan atau
terobosan dan ingin memiliki usahanya sendiri. Dengan saling berbagi ide ataupun memberikan
inspirasi, masyarakat juga akan tergerak untuk mencoba membuka sebuah usaha.

B. E-marketing dan inovasi produk sebagai salah satu solusi terbaik dalam menjawab
masalah

Materi yang tidak kalah pentingnya juga adalah `e-marketing dan inovasi produk sebagai salah
satu solusi terbaik dalam menjawab masalah yang terjadi pada usaha kecil. Menurut Bessant dan
Tidd (2011) Inovasi terbagi atas inovasi produk, proses, posisi dan paradigma. Inovasi produk
berkaitan dengan produk baru ke pasar. Inovasi proses lebih berhubungan dengan diferensiasi
produk dan inovasi posisi berhubungan dengan cara baru dalam memperkenalkan produk,
sementara inovasi paradigma berkaitan dengan cara pandang dan mental yang dibutuhkan dalam
melakukan aktivitas bisnis. Disisi lain, para pelaku usaha membutuhkan sejumlah finansial
supaya mereka dapat bertahan hidup.. Itu artinya, inovasi juga memerlukan dukungan finansial.
Yang tak kalah pentingnya adalah persoalan tantangan di era revolusi saat ini adalah persaingan
usaha yang semakin ketat dan peran manusia yang digantikan oleh mesin sehingga diharapkan
pelaku usaha dapat menjadi bantalan pemulihan ekonomi pada tahun 2022 dengan berbagai

9
strategi dan usaha yang telah direncanakansebagai salah satu solusi dalam promosi untuk
menambah volume penjualan. Digital marketing menurut Chakti A.G (2019) adalah upaya yang
dilakukan dalam hal pemasaran dengan menggunakan perangkat yang terhubung dengan
internet. Dimana dengan digital marketing para pelaku usaha dapat menjangkau konsumen
dengan membuka membuka toko online. Ini merupakan sistem penjualan, pembelian dan
memasarkan produk dengan memanfaatkan elektronik (Kotler, Philip dan Amstrong, 2012).
Dalam Penelitian (Hardilawati, 2019) menyimpulkan bahwa e-commerce memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja pemasaran dan pendapatan pelaku usaha
sebagai contoh beberapa akses dalam digital marketing yaitu website, blog, media sosial
(instagram, whatsapp, Facebook). Digital marketing adalah salah satu kegiatan promosi dan
pencarian pasar melalui media digital secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana
seperti halnya jejaring sosial (Tabroni dan Mamay Komarudin,2021). Dengan adanya materi-
materi yang disampaikan, diharapkan dapat terjadi transfer knowledge kepada pelaku usaha kecil
saat ini serta pengaruhnya pada usaha kecil. Selain itu terjadi diskusi dan sharing tentang
masalah yang dihadapi selama menjalankan usahanya Materi yang disampaikan kepada peserta
telah sesuai dan mudah dipahami, sehingga mitra sangat antusias ketika diadakan sesi diskusi
dan bersama-sama mencari strategi pengelolaan usaha yang tepat lewat inovasi, digital marketing
dan membangun jiwa entrepreneurship. melalui Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh para
pelaku usaha diharapkan pelaku usaha dapat memanfaatkan potensi usaha sebagai peluang usaha
untuk meningkatkan penghasilan dan dapat menghasilkan pendapatan sehingga menopang
perekonomian keluarga.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang
memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. Seorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang
yang dapat menggabungkan nilai-nilai, sifat-sifat utama dan perilaku dengan bekal pengetahuan,
pengalaman, sikap dan keterampilan praktis (knowledge and practice) (Yuyus Suryana, 2006).

Salah satu untuk mengubah sikap wirausaha adalah dengan memberikan materi pengetahuan
kewirausahaan yang mampu menjadi alat untuk memberi kesempatan menumbuhkembangkan
jiwa enterpreneurship yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, dan memiliki sikap mental yang
berdaya saing serta berdaya juang tinggi. Pentingnya pola pikir pelaku usaha terhadap sikap
entrepreneurship menjadi sebuah pilihan strategis bagi peningkatan pendapatan masyarakat,
Dengan demikian bagi usaha kecil sesungguhnya yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir
untuk bangkit bertahan dimasamasa yang sulit melalui pengelolaan usaha yang lebih baik serta
inovasi yang berkelanjutan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Machfoedz, Mahmud. 2004. Kewirausahaan: Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta: UPP


AMPYKPN.
Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Wartika, Wayan. 2014. Analisis Faktor Penyebab Kegagalan Usaha Penerima Program Mahasiswa
Wirausaha (Pmw) Di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Tahun 2013. Skripsi, Universitas
Pendidikan Ganesha. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPE/article (diakses tanggal 3 januari
2016
Setiawan, Toni. 2012. Panduan Sikap dan Perilaku ENTREPRENEURSHIP. Jakarta Selatan: ORYZA
Khairina, Khairina. 2008. Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Prestasi Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah Di Sumatera Barat. Tesis, Fakultas Ekonomi. http://repository.unand.ac.id/id/eprint
/13495 (diakses tanggal 2 Oktober 2015).

12

Anda mungkin juga menyukai