Anda di halaman 1dari 28

Jurnal Ketenagakerjaan

(DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP


DALAM RANGKA PENCIPTAAN DAN PENUMBUHAN WIRAUSAHA
BARU (STUDI KASUS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN KERJA DARI
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN KEPADA LEMBAGA PELATIHAN
KERJA SWASTA))

Disusun untuk memenuhi tugas

Dosen Pengampu: Rizqy Fadhlina Putri M.Si

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Pembangunan

Oleh :

Tarishah Hatim Faqih (213214012)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat, rahmat dan Anugerah yang selalu diberikan kepada penyusun sehingga
dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunan tulisan ini, tentunya penyusun tidak menyelesaikannya


seorang diri. Penyusun mendapat bantuan dari banyak pihak yang
telah memberikan bantuan baik dari segi moril maupun materil. Oleh karena itu,
penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak tersebut.

Penyusun menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan.
Oleh sebab itu diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi perbaikan tulisan ini dimasa mendatang. Penyusun berharap agar
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

MEDAN, 5 APRIL 2022

Tarishah Hatim Faqih


BAB I

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Pendahuluan Jurnal

Rendahnya peringkat kewirausahaan Indonesia disebabkan rendahnya skor


pada semua indikator, yaitu di bawah 2 dari skala. Ada beberapa indikator yang
mendapatkan skor rendah, yakni kerangka hukum yang baik dan keahlian
teknologi dengan skor masing-masing sebesar 0,3 dan 0,5. Sementara itu, skor
tertinggi yang diperoleh Indonesia adalah 1,8 untuk indikator terhubungnya
Indonesia ke seluruh dunia. Fakta yang ditemukan pada tahun 2018, menunjukkan
di negara maju rata-rata 14%dari total jumlah penduduk usia kerja adalah
berprofesi sebagai enterpreneur, sedangkan di Indonesia hanya mencapai 3,1%.
Berdasarkan laporan Global enterpreneurship Index, Indonesia menduduki
peringkat 94 dan menunjukkan posisi yang jauh di bawah negara-negara Asean
lainnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina yang masing-masing
menduduki peringkat 27, 58, 71, dan 84 . Gambar 8 menunjukkan nilai indeks
kewirausahaan Indonesia.

Berdasarkan data dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, hingga tahun


2019 pemuda Indonesia yang menjadi seorang pengusaha ternyata hanya 3,1 %
dari total jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa, presentase ini tidak bertumbuh
jika dibandingkan dengan negara tetangga.

Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat melaju dengan pesat jika


jumlah wirausaha minimal mencapai 4 % dari total populasi, sedangkan sampai
tahun 2019 baru mencapai 2 % dari total 240 juta penduduk Indonesia . Salah satu
upaya untuk menurunkan jumlah pengangangguran yang masih tinggi di
Indonesia adalah dengan menciptakan lapangan kerja melalui penciptaan
wirausaha baru.

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sesuatu tindakan yang disengaja dan


datang dari pilihan sesorang serta bukan merupakan sesuatu yang tidak
disengaja/kecelakaan, dalam hal ini lingkungan akan selalu menyediakan pilihan
bagi sesorang untuk melakukan aktifitas kewirausahaan . Ketika seseorang
memutuskan untuk berwirausaha, artinya orang tersebut telah bersedia untuk
berprilaku sebagai wirausahawan sebagai jalan hidup yang dipilihnya. Niat
seseorang untuk berwirausaha akan timbul sebagai akibat proses pencarian
informasi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan pembentukan suatu
usaha. Kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan yang berdampak
memunculkan suatu perilaku tertentu dikenal dengan istilah intensi . Dalam dunia
kewirausahaan intensi dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang
dapat digunakan untuk pembentukan suatu usaha.

Kecakapan berfikir rasional atau kecakapan akademik

Kecakapan sosial Kecakapan vokasional sering juga disebut dengan


keterampilan kejuruan artinya keterampilan yang dikaitkan dengan bidang
pekerjaan tertentu dan bersifat spesifik atau keterampilan teknis .
Kecakapan hidup yang ditandai dengan tingkat kreatifitas dan keterampilan yang
dimiliki seseorang, akan menjadi modal untuk menjadi wirausahawan. Seorang
wirausahawan tidak hanya membutuhkan modal uang tetapi juga harus memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik dan berbeda dari usaha-
usaha yang telah berkembang sebelumnya, sehingga mampu bersaing dan
memiliki pasar yang potensial. Dengan demikian pengertian kecakapan hidup
tidak berbatas hanya pada kreatifitas tetapi juga melingkupi kemampuan melihat
peluang, keberanian dalam mengambil resiko, kemampuan untuk berinovasi serta
mengembangkan ide usaha yang sudah ada .

Pendidikan kecakapan hidup Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap


yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja secara mandiri
dan/atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang
semakin layak untuk memenuhikebutuhanhidupnya Pendidikan Kecakapan Hidup
Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-
karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global Pendidikan Kecakapan
Hidup Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk
dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya Pendidikan Kecakapan Hidup
Memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka
mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisanmasyarakatPendidikan
Kecakapan Hidup.

Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup memberi peluang bagi


masyarakat perkotaan dan perdesaan untuk mendapatkan pendidikan dan
pelatihan, sehingga dapat menguasai keterampilan fungsional praktis yang dapat
bermanfaat ketika bekerja baik disertor formal maupun informal sesuai dengan
peluang kerja yang ada serta mendorong masyarakat untuk membuka usaha
sendiri.

Bantuan Program Pelatihan Kecakapan Hidup dari Kementerian Ketenagakerjaan


kepada LPKS

Selama tahun 2015 – 2017 Presiden Joko Widodo memberi instuksi untuk
memfokuskan pembangunan di sektor infrastrutur, selanjutnya pada tahun 2019
Indonesia harus fokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia melalui proses
pendidikan dan pelatihan kejuruan. Dalam pengembangan SDM tidak hanya dapat
mengandalkan peran pemerintah saja tetapi memerlukan kerjasama dari
masyarakat dan dunia usaha untuk dapat menyiapkan pasokan tenaga kerja yang
berkualitas dalam jumlah yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya
saing nasional Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan
Kerja Swasta .

Kementerian Ketenagakerjaan memberi stimulus berupa pemberian bantuan


program pelatihan Kecakapan Hidup kepada LPKS tujuan sebagai berikut
LPKS untuk turut berpartisipasi dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga
kerja melalui pelatihan kecakapan hidup; sehingga lulusan pelatihan didorong
untuk dapat mengembangkan usaha sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Pelatihan Kecakapan Hidup utamanya untuk memberikan kesadaran akan


pentingnya keterampilan yang didapat dari pelatihan sebagai salah satu jalan
untuk membuka usaha bagi orang-orang yang tidak mendapat pelatihan kerja dari
sektor pendidikan formal.

Evaluasi Terhadap Lembaga Penyelenggara Pelatihan Kecakapan Hidup.


Kualitas dan kredibilatas lembaga penyelenggaran pelatihan yang
menerima bantuan program pelatihan dan peralatan pelatihan kerja masuk dalam
kategori Baik Sekali demikian pula lembaga penyelenggaran pelatihan dinilai
cukup memberikan peluang bagi lulusnya untuk masuk ke Dunia Usaha dan
Dunia Instrusti.

Hasil evaluasi input dari sisi peserta menunjukkan nilai rata-rata yang
tergolong pada kategori Baik. Dari komponen- komponen pertanyaan yang
diajukan, nilai terendahdiperolehdarisisi kemampuan/kompetensi awal rata-rata
peserta pelatihan yang tergolong pada kategori Cukup/Sedang. Hal ini bisa
dipahami karena pada umumnya peserta pelatihan berasal dari masyarakat yang
tidak mampu dan baru pertama kali mengikuti pelatihan.

Evaluasi Terhadap Kompetensi Instruktur Pelatihan Kecakapan Hidup

Kompetensi instruktur dinilai Baik Sekali oleh perserta. Lembaga


penyelenggara memiliki keterbatasan untuk dapat merekrut instruktur tetap karena
tidak mampu memberikan gaji bulanan mengingat jumlah peserta pelatihan yang
tidak menentu setiap bulannya.

Dampak Pendidikan Kecakapan Hidup yang Dilaksanakan Oleh LPKS terhadap


Pengembangan Kewirausahaan.

Manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dengan adanya bantuan


program pelatihan dan peralatan pelatihan kerja adalah memberi peluang bagi
mereka untuk dapat memasuki dunia kerja dan dunia usaha dengan bekal
keterampilan yang dimilikinya setelah mengikuti pelatihan. Hal ini dibuktikan
dengan jawaban responden peserta pelatihan seperti terlihat pada gambar 16.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, berbagai program pendidikan
kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh LPKS dengan menggunakan dana
bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan memberikan dampak yang signifikan
terhadap penciptaan dan pengembangan wirausaha baru khususnya dikalangan
angkatan kerja muda, hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Alumni program pendididikan kecakapan hidup di bidang tata kecantikan
rambut dan tata rias pengantin, banyak yang sudah buka usaha salon bahkan
mendirikan LPKS.

2. Bagi yang belum mampu membuka usaha sendiri instruktur dan pemilik
lembaga pelatihan berusaha memanfaatkan jaringan yang mereka miliki untuk
dapat menyalurkan lulusan bekerja di salon- salon, sehingga selain memperoleh
penghasilan mereka dapat mencari pengalaman sebagai persiapan untuk dapat
membuka usaha secara mandiri.

3.Mayoritas lulusan membuka salon rumahan setelah selesai pelatihan. Peluang


tata rias khususnya rias wajah banyak dicari orang. Terkadang LPK
mempekerjakan lulusan ketika memperoleh orderan yang banyak.

4. Setelah mengikuti pelatihan dengan modal pengetahuan yang diperoleh, alumni


telah bisa menerima order kecil-kecilan, ada yang membuka usaha di rumah
dengan peralatan seadanya dan bermodalkan make up karena merupakan
kebutuhan dasar sementara peralatan lain terkadang meminjam dari lembaga
pelatihan.

B. Kelebihan Dan Kekurangan Isi Jurnal

a. Kelebihan

 Dari Aspek Lingkup Isi Jurnal

Dari aspek keseluruhan isi jurnal menjelaskan terkait tentang Ketenagakerjaan


Indonesia. Dijelaskan secara rinci dan jelas begitu juga dengan defenisi - defenisi
para ahli pada jurnal tersebut.

 Dari Aspek Bahasa Jurnal

Secara keseluruhan sudah menggunakan bahasa yang cukup baik dan jelas
untuk dijadikan referensi dalam menganalisis teori Ketenagakerjaan Indonesia.
Penulis juga menggunakan bahasa yang baku dan mudah dipahami sehingga para
pembaca dapat mengerti apa yang telah disampaikan penulis dalam jurnal ini

b. Kekurangan

Setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan, maka dari kekurangan inilah


semoga para pembaca dapat memahami maksud dari artikel jurnal tersebut. Dan
semoga kedepannya para penulis lebih baik lagi dalam menulis artikel.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dampak dari pelaksanaan bantuan program pelatihan kecakapan hidup yang


diselenggarakan oleh LPKS, dapat membuka peluang untuk
berwirausaha, membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, khususnya
bagi masyarakat yang putus sekolah. Lembaga penyelenggaran memberikan
motivasi terhadap para lulusan untuk secara bertahap dapat mendirikan usaha
sendiri.

LPKS penerima bantuan yang memiliki komitment tinggi untuk memberikan


peluang pada lulusannya agar dapat memasuki DUDI, memiliki berbagai strategi
agar dapat memberikan bekal keterampilan pada lulusannya. Setelah pelatihan
selesai, alumni masih terus bisa berkomunikasi dengan pihak lembaga dan
instruktur untuk mendapatkan bimbingan dan kerjasama dalam upaya memasuki
DUDI.

Ketika bantuan disalurkan pada LPKS penyelenggara pelatihan kecakapan


hidup yang berkualitas, manfaat dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat
akan terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Nuraeni Yeni (2019), Dampak sosial dan ekonomi pelatihan kecakapan hidup
dalam rangka penciptaan dan penumbuhan wirausaha baru (studi kasus bantuan
program pelatihan kerja dari kementerian ketenagakerjaan kepada lembaga
pelatihan kerja swasta. From https://journals.kemnaker.go.id/index.php/naker
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP DALAM


RANGKA PENCIPTAAN DAN PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU
(STUDI KASUS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN KERJA DARI
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN KEPADA LEMBAGA PELATIHAN
KERJA SWASTA)

THE SOCIAL AND ECONOMIC IMPACT OF TRAINING LIFE PROFICIENCY IN


CREATION AND GROWTH OF NEW ENTREPRENEURS
(CASE STUDY OF WORK TRAINING PROGRAM ASSISTANCE FROM THE
MINISTRY OF MANPOWER TO PRIVATE VOCATIONAL TRAINING INSTITUTIONS)

Yeni Nuraeni
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Ketenagakerjaan RI
Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 51, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
yeninur@hotmail.com

ABSTRAK

Indonesia memiliki tingkat kewirausahaan yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
tetangga di Asean seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Rendahnya tingkat kewirausahaan di Indonesia
berbanding lurus dengan masih tingginya tingkat pengangguran terbuka. Hal ini bisa dipahami karena dengan
rendahnya tingkat kewirausahaan akan berdampak pada terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia untuk dapat
menampung angkatan kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat angkatan kerja untuk berwirausaha,
maka pemerintah perlu menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi angkatan kerja dalam mencari peluang penciptakan dan pengembangkan usaha. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap dampak dari pemberian bantuan program pelatihan kecakapatan
hidup yang diberikan Kementerian Ketenagakerjaan kepada Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Data yang
digunakan dalam penelitian berupa data sekunder maupun data primer yang dikumpulkan melalui metode
penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
penyelenggaraan program pelatihan kecakapan hidup yang dilaksanakan di tujuh Provinsi. Analisis data
dilakukan secara deskriptif. Hasil evaluasi terhadap LPKS, Peserta Pelatihan dan Instruktur Pelatihan
menunjukkan nilai yang sangat baik. Penyelenggaraan pelatihan kecakapan hidup memberikan dampak yang
signifikan dalam memberikan peluang pada masyarakat untuk mengembangkan usaha khususnya bagi angkatan
kerja muda yang putus sekolah. Melalui bimbingan dari pemilik LPKS yang sebagian besar sudah memiliki
jaringan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri serta telah memiliki bisnis di bidang yang sesuai dengan
pelatihan kecakapan hidup yang diselenggarakan, alumni pelatihan mendapatkan motivasi dan keberanian
menanggung risiko merintis dan mengembangkan usaha mandiri.

Kata Kunci: Pelatihan Kecakapan Hidup; Lembaga Pelatihan Kerja Swasta; Pengembangan Kewirausahaan

ABSTRACT

Indonesia has a low level of entrepreneurship when compared to neighboring countries in Asean such as
Singapore, Malaysia and Thailand. The low level of entrepreneurship in Indonesia is directly proportional to
the high level of open unemployment. This is understandable because the low level of entrepreneurship will have
an impact on the limited job opportunities available to accommodate the workforce. One of the efforts to
increase the interest of the workforce for entrepreneurship, the government needs to organize various
educational and training programs to increase the competence of the workforce in looking for opportunities to
create and develop businesses. This study aims to evaluate the impact of the provision of life skills training
assistance provided by the Ministry of Manpower to Private Job Training Institutions. The data used in this
research are secondary data and primary data collected through questionnaires and in-depth interviews. The
sample used in this study includes the implementation of life skills training programs in seven provinces. Data

88 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

analysis was carried out descriptively. The results of the evaluation of LPKS, Training Participants and
Training Instructors showed very good scores. The provision of life skills training has a significant impact in
providing opportunities for the community to develop businesses, especially for the young workforce who have
dropped out of school. Through guidance from LPKS owners, most of whom already have networks with the
Business World and the Industrial World and already have businesses in fields that are in accordance with the
Life Skills training being held, training alumni gain motivation and courage to take the risk of starting and
developing independent businesses.

Keywords: Life Skills Training; Private Job Training Institutions; Entrepreneurship Development

PENDAHULUAN dipublikasikan oleh Balai Pusat Statistik,


tercatat pada tahun 2017 ada sekitar 7 juta lebih
Jumlah angkatan kerja di suatu negara orang yang menganggur, dari total keseluruhan
dapat menjadi modal dan memberikan 128 juta angkatan kerja. Secara lebih spesifik,
kontribusi yang besar dalam memproduksi per golongan umur, angkatan kerja terbesar di
barang dan jasa bagi negara tersebut. Tetapi hal Indonesia adalah mereka yang berusia 35-39
tersebut tidak berlaku apabila negara yang tahun (BPS, 2018). Angkatan kerja dari
memiliki angkatan kerja yang berlimpah tidak golongan usia ini mencapai 17,6 juta orang.
disertai upaya untuk menyediakan lapangan Posisi kedua terbesar diduduki oleh mereka
kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja yang berusia 30-34 tahun, dengan jumlah 15,5
terserap oleh lapangan kerja dan akan juta orang (BPS, 2018). Dengan demikian,
menyebabkan tingginya angka pengangguran di situasi angkatan kerja di Indonesia bila merujuk
negara tersebut. Sebagian besar negara di dunia pada golongan umur, adalah kelompok usia
menghadapi masalah pengangguran dan setiap produktif, yang sekaligus berada pada jenjang
negara selalu berusaha mengupayakan untuk kelompok pekerja utama. Artinya, angkatan
menekan angka pengangguran untuk kerja ini sangatlah potensial menjadi mesin
menghindari berbagai permasalahan yang dapat penggerak produksi barang dan jasa
terjadi jika angka pengangguran semakin (Kurniawan, 2018) .
tinggi. Pada tahun 2018 jumlah angkatan kerja
Bagaimana dengan kondisi angkatan kerja Indonesia meningkat menjadi 136,18 juta
di Indonesia? Apakah dapat memberikan orang. Angka ini terdiri dari 55,28 juta bekerja
kontribusi yang maksimal dalam menghasilkan di sektor formal, dan 74,08 juta bekerja di
barang dan jasa atau malah lebih banyak sektor informal dan 6,82 juta orang dari
menyumbang permasalahan pengangangguran? angkatan kerja Indonesia masih menganggur
Jika melihat data angkatan kerja yang seperti terlihat pada gambar 1 (Asyari, 2019)

Gambar 1: Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia Tahun 2018


Sumber : (Asyari, 2019)

89 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Sebagian besar perusahaan di Indonesia seperti terlihat pada gambar 2 (Rahadian,


bertahan sebagai usaha mikro, kecil, dan 2019). Proporsi tinggi ini mengkhawatirkan
menengah. Sebanyak 93 persennya adalah mengingat sektor tersebut tidak memiliki
perusahaan yang bersifat informal. Sementara, proteksi dari Undang-Undang terlebih bagi
perusahaan informal umumnya adalah berskala mereka yang bekerja di sektor pertanian
mikro, dengan sedikit karyawan, tingkat informal (Arzyan, 2020). Kenaikan upah
pendidikan yang rendah dan berjejaring dalam minimum memang berdampak positif bagi
mata rantai pasokan secara lokal (Kurniawan, pekerja di sektor formal, tetapi tidak dampak
2018). Berdasarkan data BPS Februari tahun pada pekerja di sektor informal (Hohberg &
2019, lapangan kerja di Indonesia sebanyak Lay, 2015).
57,27 persen disumbang oleh sektor informal

Gambar 2 : Struktur Pasar Tenaga Kerja Indonesia


Sumber : (Rahadian, 2019)

Terjadinya gap antara jumlah pencari kerja


dan penempatan tenaga kerja di suatu negera
menimbulkan pengangguran yang
menunjukkan angkatan kerja tidak dapat
terserap secara maksimal di pasar tenaga kerja.
Pengangguran di Indonesia menurun tiap
tahunnya. Pada tahun 2018 tingkat
pengangguran 5,13% dan tahun 2019 tingkat
pengangguran turun di angka 5,01% seperti
terlihat pada gambar 3. Pemerintah Indonesia
menargetkan Tingkat Pengangguran Terbuka Gambar 3: Tren Tingkat Pengangguran Di
(TPT) dapat terus turun hingga 4,0%- 4,6% di Indonesia
tahun 2024. Pada periode 2019-2024 ini, Sumber (Asyari, 2019)
Presiden Indonesia Joko Widodo
merencanakan pembangunan Sumber Daya Meskipun tingkat pengangguran di
Manusia (SDM) yaitu dengan mendukung Indonesia memiliki kecenderungan untuk
perbaikan pelatihan vokasional di Indonesia menurun, tetapi jika dibandingkan dengan
Sumber (Asyari, 2019). negara-negara tetangga ternyata angka
pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi
seperti terlihat pada gambar 4. Masih
tingginya tingkat pengangguran Di Indonesia
menunjukkan struktur perekonomian
Indonesia tidak proposional. Sektor non-
tradable dari tahun ke tahun makin menguasai
perekonomian Indonesia, di mana sektor ini
umumnya terdiri dari sektor-sektor jasa yang

90 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

memerlukan tenaga kerja yang relatif sedikit menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi
serta membutuhkan tingkat pendidikan yang tingkat pendidikan yang rendah semakin
tinggi (Rahadian, 2019). Sedangkan sektor terpinggirkan (Rahadian, 2019).
tradable yang memiliki karakteristik dapat

Gambar 4 : Perbandingan Tingkat Pengangguran di Indonesia dan Negara-Negara Asean


Sumber : (Rahadian, 2019)

Tingkat pengangguran terbuka jika dilihat Kurangnya pendidikan yang memenuhi


berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi kualifikasi serta tidak terpenuhinya standar
yang ditamatkan, terlihat yang paling tinggi keterampilan hidup menjadikan penyerapan
adalah lulusan SMK. Tingkat pengangguran tenaga kerja di Indonesia lebih sulit karena
tertinggi itu terjadi pada kelompok pemuda saat ini semua perusahaan serta lembaga
berusia 15 hingga 24 tahun sebesar 16,28 memiliki standar kualifikasi pendidikan.
persen, kemudian golongan usia 25 hingga 59 Salah satu upaya yang dilakukan oleh
tahun sebesar 3,14 persen serta usia 60 tahun pemerintah Indonesia untuk menanggulangi
keatas jadi yang terendah hanya 1,08 persen. masalah masih tingginya tingkat pengangguran
Tingginya tingkat pengangguran pada adalah dengan menyelenggarakan berbagai
kelompok usia 15 hingga 24 tahun macam program untuk menciptakan para
disebabkan mereka baru lulus SMA, lulus wirausaha baru. Upaya Penciptaan wirausaha
universitas serta ada yang masih mencari baru tersebut diperlukan keterlibatan berbagai
pekerjaan, sehingga pengangguran tertinggi pihak diantaranya dunia pendidikan, dunia
itu terjadi pada kelompok usia muda. Tingkat usaha, lembaga sosial masyarakat dan pihak-
pengangguran terbuka (TPT) untuk Sekolah pihak terkait lainnya yang memiliki kepedulian
Menengah Kejuruan (SMK) masih tinggi, untuk turut meningkatkan kesejahteraan
namun persentasenya terus menurun hingga masyarakat. Wirausahawan baru ternyata tidak
mencapai 8,49 persen pada Februari 2020 banyak dilahirkan dari masyarakat yang
seperti terlihat pada gambar 5 dibandingkan memiliki pendidikan formal, tetapi banyak
pada februari tahun 2018 yang masih sebesar dihasilkan dari kalangan masyarakat yang
8,92 (Yovanda, 2020). mengalami krisis ekonomi sehingga mereka
harus berpikir untuk memiliki usaha sebagai
sumber penghasilian baru (Deni, 2018).
Salah satu strategi untuk dapat
menghasilkan para wirausahawan baru adalah
melalui penyelenggaraan program pendidikan
kecakapan hidup yang merupakan salah satu
jenis pendidikan non formal. Tujuan utama
dari pendidikan kecakapan hidup adalah
memberi bekal kepada masyarakat untuk
Gambar 5 : Tingkat Pengangguran dapat hidup secara mandiri. Kecakapan hidup
Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan ini diartikan sebagai kecakapan seseorang
Sumber : (Yovanda, 2020) yang mau dan berani menghadapi
permasalahan hidup secara wajar tanpa
merasa tertekan serta secara proaktif dan

91 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

kreatif mampu menemukan solusi untuk program pelatihan kecakapan hidup dari
mengatasi permasalahan hidup (Deni, 2018). Kementerian Ketenagakerjaan kepada
Kecakapan hidup ini digunakan sebagai salah Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS)
satu fokus analisis dalam proses terhadap penumbuhan wirausaha baru
pengembangan kurikulum pendidikan yang khususnya dikalangan generasi muda.
lebih menekankan pada kecakapan hidup atau
bekerja (Anwar, 2006). METODE PENELITIAN
Secara umum pendidikan kecakapan hidup
bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai Pendekatan penelitian yang digunakan
dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian
potensi peserta didik dalam menghadapi menggunakan metode deskriptif. Sifat
perannya di masa mendatang. WHO (1997) penelitian ini adalah penelitian evaluasi.
mendefinisikan bahwa kecakapan hidup Penelitian ini menggunakan teknik purposive
sebagai keterampilan atau kemampuan untuk sampling dimana teknik mengambil sampel
dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang dari purposive sampling disesuaikan dengan
memungkinkan seseorang mampu kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan Lokasi survei secara offline meliputi 7
dalam kehidupan secara lebih efektif. Provinsi tempat Bantuan Program
Berdasarkan pengertian di atas, dapat Pelatihan dan Bantuan Peralatan Pelatihan
diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup Kerja dilaksanakan. Pemilihan Provinsi
merupakan kecakapan-kecakapan yang secara berdasarkan pertimbangan keberadaan
praktis dapat membekali peserta didik dalam
sampel yang dianggap representatif. Lokasi
mengatasi berbagai macam persoalan hidup
dan kehidupan. penelitian yang dilakukan survei lapangan
Berdasarkan kondisi permasalahan yang dapat dilihat pada gambar 6.
telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh bantuan

Gambar 6 : Pemilihan Lokasi dan Sampel Penelitian


Sumber : Hasil Pengolahan

92 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Data primer diperoleh dengan memberikan diklasifikasikan menjadi 4 kategoriyaitu


kuesioner dan wawancara mendalam kepada sangat baik, baik, cukup baik dan kurang
responden terpilih dari kategori Pemilik baik. Hal ini dilakukan untukmenjadikan
lembaga pelatihan, instruktur pelatihan dan patokan ketika program telah dievaluasi
peserta pelatihan.
Metode analisis data menggunakan teknik Tabel 1 : Kategorisasi Skor Penilaian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk Interval Kategorisasi
dapat mengumpulkan, menyusun serta 84% - 100% Baik Sekali
menganalisis hasil penelitian. “Suatu 68% - 83% Baik
penyelesaian harap disertai interpretasi data 52% - 67% Cukup/Sedang
secara cermat atau melukiskan diri seseorang, 36% - 51% KurangBaik
lembaga atau masyarakat tertentu pada saat 20% - 35% TidakBaik
sekarang, berdasarkan faktor-faktor yang
nampak saja dalam situasi yang sedang Penelitian kualitatif sebagai prosedur
diselidiki” (Moleong, 2006). penelitian data deskriptif berupa kata-kata
Langkah-langkah untuk melakukan tulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
analisis deskriptif adalah sebagai berikut yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1992).
a. Membuat tabel distribusi frekuensi dari sub Teknis analisis data yang digunakan adalah
variabel deskriptif naratif yang diterapkan melalui tiga
b. Menentukan skor jawaban responden alur, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan
dengan ketentuan skor yang telahditetapkan verifikasi data (Miles, Mathew, & Michael,
c. Merumuskan skor tersebut kedalam rumus 1992).
sebagai berikut :
f HASIL DAN PEMBAHASAN
P= X 100%
N Kondisi Kewirausaha Di Indonesia
Keterangan:
P = persentase Berdasarkan laporan US News and World
f = jumlah subjek yang ada pada kategori Report dalam 2019 Best Countries, Indonesia
tertentu dan Filipina menempati peringkat kedua
N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah terendah dalam dimensi kewirausahaan pada
subjek 2018, skor yang diperoleh Indonesia dan
Setelah data tersebut dipersentasikan, tahap Filipina sebesar 0,7 dari skala 10, di tingkat
selanjutnya adalahmendiskripsikan persentase dunia, Indonesia berada di peringkat ke-50
data tersebut menjadi kalimat kualitatif dari 80 negara yang disurvei (Dwi, 2019).
berdasarkankategori skor penilaian. Adapun Gambar 7 menunjukkan tingkat
langkah-langkah yang dilakukan untuk kewirausahaan negara-negara di Asean tahun
menentukan kategorisasi presentase skor yang 2018.
diperoleh pada masing-masingin indikator
sebagai berikut :
a. Menentukan skor tertinggiAlternatif pilihan
jawaban dari setiap item pertanyaan terdiri
dari 5 jawaban :
5
100% 100
5
1
; 100% 20%
5
100% 20% 80%
80% 5 16%
b. Mengelompokkan interval nilai dan Gambar 7: Peringkat Kewirausahaan di
melengkapinya dengan kategori kualitatif Asia Tenggara 2018
Berdasarkan hasil perolehan nilai skor Sumber : U.S. News & World Report, 2019
terendah mendapatkan nilai 20% danhasil
skor tertinggi 100%, maka akan

93 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Rendahnya peringkat kewirausahaan dari total jumlah penduduk usia kerja adalah
Indonesia disebabkan rendahnya skor pada berprofesi sebagai enterpreneur, sedangkan di
semua indikator, yaitu di bawah 2 dari skala Indonesia hanya mencapai 3,1%. (Zuraya,
10. Ada beberapa indikator yang mendapatkan 2018). Berdasarkan laporan Global
skor rendah, yakni kerangka hukum yang enterpreneurship Index, Indonesia menduduki
baik dan keahlian teknologi dengan skor peringkat 94 dan menunjukkan posisi yang
masing-masing sebesar 0,3 dan 0,5. Sementara jauh di bawah negara-negara Asean lainnya
itu, skor tertinggi yang diperoleh Indonesia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan
adalah 1,8 untuk indikator terhubungnya Filipina yang masing-masing menduduki
Indonesia ke seluruh dunia (Dwi, 2019). peringkat 27, 58, 71, dan 84 (Zuraya, 2018).
Fakta yang ditemukan pada tahun 2018, Gambar 8 menunjukkan nilai indeks
menunjukkan di negara maju rata-rata 14% kewirausahaan Indonesia.

Gambar 8 : Nilai Index Kewirausahaan Indonesia


Sumber : (Zuraya, 2018)

Berdasarkan data dari Himpunan Pengusaha


Muda Indonesia, hingga tahun 2019 pemuda
Indonesia yang menjadi seorang pengusaha
ternyata hanya 3,1 % dari total jumlah
penduduk sekitar 260 juta jiwa, presentase ini
tidak bertumbuh jika dibandingkan negara
tetangga, (Murdaningsih, 2020). Gambar 9
menunjukkan jumlah pengusaha muda di
Indonesia berdasarkan Usia dan total omzet.
Jumlah pengusaha di Indonesia jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan negara tetangga,
misalnya, jumlah pengusaha di Indonesia Gambar 9 : Jumlah Pengusaha Muda
masih lebih rendah dibandingkan pengusaha di Indonesia Berdasarkan Usia
Singapura 7 %, Malaysia 6 %, Thailand 5 % Sumber : (Yoshio, 2020)
(“Jumlah Pengusaha di Indonesia Meningkat,
Tapi…,” 2020).

94 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Walaupun terjadi kenaikan persentase


jumlah pengusaha muda di Indonesia
dibandingkan tahun 2016 seperti terlihat pada
gambar 10, tetapi peningkatan jumlah
pengusaha muda di Indonesia tidak menaikkan
peringkat dibandingkan negara-negara
tetangga di ASEAN Jika pemerintah
Indonesia ingin meningkatkan jumlah
pengusaha maka diperlukan bantuan dari
seluruh pihak untuk berjuang dapat
menandingi jumlah pengusaha negara tetangga
dengan melahirkan pengusaha muda baru.

Gambar 11 : Dampak Fokus Pendidikan


Terhadap Tingkat Keterampilan Individu
yang Dimiliki Oleh Penduduk Indonesia
Sumber : (Andrea, 2019)

Salah satu yang menjadi penyebab


rendahnya tingkat kewirausahaan adalah
sistem pendidikan yang kurang mendorong
menjadikan seseorang entrepreneurship.
Masyarakat masih banyak yang beranggapan
bahwa status wirausahawan merupakan
sebuah profesi yang kurang menjanjikan,
perlu waktu lama untuk bisa menjadi seorang
Gambar 10 : Peringkat Pengusaha Muda yang sukses (Zuraya, 2018).
Indonesia di Antara Negara-Negara Asean Rendahnya tingkat keterampilan penduduk
Sumber : (Pebrianto, 2016) Indonesia khususnya yang berusia muda
Salah satu faktor penyebab masih disebabkan karena kurikulum pendidikan
rendahnya jumlah pengusaha di Indonesia formal hanya fokus pada keterampilan teknis,
adalah kurangnya keterampilan individu. seperti membaca, menghafal, dan berhitung,
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh lembaga tetapi belum membiasakan individu berpikir
riset Smeru, hanya 05 per 100 individu berusia kritis, analitis, dan memecahkan masalah
15 tahun yang memiliki keterampilan yang (Andrea, 2019). Keterampilan individu yang
sangat tinggi. Sebagai perbandingan, negara- masih minim membuat Indonesia sulit
negara yang memiliki jumlah individu mencetak pengusaha baru. Padahal,
berketerampilan sangat tinggi lebih banyak, kewirausahaan penting untuk menciptakan
seperti Amerika Serikat 6,5 per 100 individu, lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja,
Thailand 9,4 dan Korea Selatan 18,2. meningkatkan penerimaan pajak negara,
Tingginya jumlah perindividu yang memiliki mendorong inovasi masyarakat, dan menjadi
keterampilan sangat tinggi berbanding lurus indikator daya saing Indonesia di kancah
dengan tingginya jumlah penduduk yang global (Andrea, 2019).
berwirausaha (Andrea, 2019). Gambar 11
menunjukkan jumlah individu yang memiliki Strategi Untuk Menciptakan Wirausaha
keterampilan sangat tinggi di Indonesia Baru
dibandingkan negara-negara lainnya.
Diprediksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia dapat melaju dengan pesat jika
jumlah wirausaha minimal mencapai 4 % dari
total populasi, sedangkan sampai tahun 2019
baru mencapai 2 % dari total 240 juta
penduduk Indonesia . Salah satu upaya untuk
menurunkan jumlah pengangangguran yang
masih tinggi di Indonesia adalah dengan

95 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

menciptakan lapangan kerja melalui Keberhasilan wirausahawan dalam


penciptaan wirausaha baru (Hidayat, 2019). menjalankan usahanya ditentukan 49% oleh
Kewirausahaan dapat diartikan sebagai faktor sifat kepribadian seperti keinginan untuk
sesuatu tindakan yang disengaja dan datang melakukan pekerjaan yang lebih baik,
dari pilihan sesorang serta bukan merupakan memotivasi diri dan berfikir positif, memiliki
sesuatu yang tidak disengaja/kecelakaan, dalam komitment dan sabar dalam menjalankan
hal ini lingkungan akan selalu menyediakan usahanya (Lupiyoadi, 2016). Adapun persen
pilihan bagi sesorang untuk melakukan faktor lainnya yang menentukan keberhasilan
aktifitas kewirausahaan (Krueger, Reilly, & wirausahawan adalah kemampuan memahami
Carsrud, 2000). Ketika seseorang memutuskan lingkungan bisnis seperti belajar dari
untuk berwirausaha, artinya orang tersebut keberhasilan pesaing, rasa ketertarikan dengan
telah bersedia untuk berprilaku sebagai industri, memiliki pengetahuan tentang satu
wirausahawan sebagai jalan hidup yang bidang usaha, adanya kemauan untuk belajar ,
dipilihnya. Niat seseorang untuk berwirausaha memiliki pengalaman dalan satu usaha
akan timbul sebagai akibat proses pencarian industri, memiliki pengetahuan tentang produk
informasi yang dapat digunakan untuk dan jasa , serta pemahaman tentang pesaingan
menentukan tujuan pembentukan suatu usaha (Lupiyoadi, 2016).
(Katz.J & W, 1988). Kewirausahaan saat ini tidak lagi dipandang
Kesungguhan niat seseorang untuk sebagai bakat yang dimiliki seseorang sejak
melakukan perbuatan yang berdampak lahir dan tidak bisa dipelajari. Kewirausahaan
memunculkan suatu perilaku tertentu dikenal sekarang dipandang sebagai suatu kemampuan
dengan istilah intensi (Wijaya, 2007). Dalam yang bisa didapatkan sesorang melalui
dunia kewirausahaan intensi dapat diartikan pengalaman dilapangan, sehingga dapat
sebagai proses pencarian informasi yang dapat dikategorikan sebagai disiplin ilmu yang dapat
digunakan untuk pembentukan suatu usaha diajarkan atau ditularkan kepada orang lain
(Katz.J & W, 1988). Intensi wirausaha dapat melalui suatu program pendidikan, pelatihan
diartikan sebagai keberanian diri untuk dan pemagangan (Deni, 2018). Ilmu
memenuhi kebutuhan serta memecahkan kewirausahaan dapat diajarkan oleh seseorang
permasalahan hidup, memajukan dan yang memiliki pendidikan non formal kepada
menciptakan usaha baru dengan modal orang yang mengenal potensi diri dan bakatnya
kekuatan yang ada pada diri sendiri (Yanto, (Suryana, 2013).
1996). Salah satu strategi yang dapat dilakukan
Intensi wirauasaha merupakan suatu gejala untuk menumbuhkan niat seseorang untuk
psikis untuk dapat memusatkan perhatian serta berwirausaha adalah melalui pelatihan
berbuat sesuatu yang berkaitan dengan kecakapan hidup. Program pelatihan kecakapan
wirausaha, sehingga pelaku memiliki hidup akan memberikan peluang bagi peserta
perasaaan senang karena merasa bermamfaat pelatihan untuk memperoleh informasi dan
bagi dirinya sendiri (Santoso, 1993). Intensi gambaran berkaitan dengan membangun
berwirausaha selalu dicirikan dengan kehidupan ekonomi yang lebih baik salah
keinginan seorang individu untuk melakukan satunya melalui kegiatan usaha, mereka juga
tindakan wirausahan dengan menciptakan akan mendapat gambaran peluang usaha yang
produk baru melalui peluang bisnis dan dapat dilakukan serta bagaimana memulai
disertai keberanian dalam mengambil risiko. usaha atau mengembangkan usaha yang sudah
Intensi berwirausaha dapat diukur dengan dirintis.
skala yang dikernal dengan istilah
”enterpreneurial intention”, adapun indikator Program Pelatihan Kecakapan Hidup
yang digunakan dalam pengukuran ini berupa Sebagai Upaya untuk Menciptakan
pemilihan jalur usaha dari pada bekerja untuk Wirausaha Muda
orang lain, memilih karir sebagai
wirausahawan, membuat perencanaan untuk Indikator-indikator yang terkandung
memulai usaha, berkeinginan meningkatkan dalam life skills secara konseptual
status sosial/harga diri sebagai wirausaha serta dikelompokkan : (1) Kecakapan mengenal diri
mendapatkan pendapatan yang lebih baik (self awarness) atau sering juga disebut
(Ramayah & Harun, 2005). kemampuan personal (personal skills) (2)

96 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Kecakapan berfikir rasional (thinking skills) (PKBM), Majelis Taklim, Sanggar Kegiatan
atau kecakapan akademik (akademik skills) Belajar (SKB), serta satuan pendidikan yang
(3) Kecakapan sosial (social skills) (4) sejenis berupaya menjembatani pemenuhan
Kecakapan vokasional (vocational skills) kebutuhan yang beraneka ragam tersebut.
sering juga disebut dengan keterampilan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) memiliki peran
kejuruan artinya keterampilan yang dikaitkan yang sangat penting dengan kondisi
dengan bidang pekerjaan tertentu dan bersifat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
spesifik (spesifik skills) atau keterampilan yang begitu cepat, sehingga menimbulkan
teknis (technical skills) (“Pendidikan Live kebutuhan yang semakin beragam dalam
Skills,” 2013). menghadapi peralihan informasi, pengetahuan
Kecakapan hidup yang ditandai dengan serta keterampilan (Megawati, 2016). Untuk
tingkat kreatifitas dan keterampilan yang dapat mengembangkan potensi peserta didik
dimiliki seseorang, akan menjadi modal untuk diperlukan keseimbangan antara pengetahuan
menjadi wirausahawan. Seorang wirausahawan dan keterampilan fungsional. Adapun tujuan
tidak hanya membutuhkan modal uang tetapi utama dari program PLS berorientasi pada
juga harus memiliki kemampuan untuk pendidikan dalam waktu yang singkat, isi
menciptakan sesuatu yang baru, unik dan program berpusat pada lulusan dan
berbeda dari usaha-usaha yang telah kepentingan perorangan, lebih menekankan
berkembang sebelumnya, sehingga mampu pada pelatihan dan praktek, persyaratan masuk
bersaing dan memiliki pasar yang potensial. ditentukan bersama peserta didik serta
Dengan demikian pengertian kecakapan hidup penyajian pendidikan dilakukan dalam
tidak berbatas hanya pada kreatifitas tetapi juga lingkungan peserta didik, berpusat pada peserta
melingkupi kemampuan melihat peluang, didik, pengawasan diatur sendiri secara
keberanian dalam mengambil resiko, fleksibel dan demoktratis (Sudjana, 2004).
kemampuan untuk berinovasi serta Pendidikan kecakapan hidup (life skills)
mengembangkan ide usaha yang sudah ada sebagai salah satu satuan program dari
(Deni, 2018). pendidikan nonformal memiliki peran yang
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal urgen dalam rangka membekali warga belajar
13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan agar dapat hidup secara mandiri. Program
terdiri atas jalur pendidikan formal, nonformal pendidikan kecakapan hidup secara khusus
dan informal yang dapat saling melengkapi bertujuan untuk memberikan pelayanan
dan memperkaya. Selanjutnya definisi dan kepada peserta didik sehingga :
fungsi dari Pendidikan Nonformal 1) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sebagaimana yang tercantum di dalam UU sikap yang dibutuhkan dalam memasuki
Sisdiknas No.20 tahun 2003 yaitu: dunia kerja baik bekerja secara mandiri
“Pendidikan nonformal adalah jalur (wirausaha) dan/atau bekerja pada suatu
pendidikan yang diselenggarakan di luar perusahaan produksi/jasa dengan
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan penghasilan yang semakin layak untuk
secara terstrukur dan berjenjang. Pendidikan memenuhi kebutuhan hidupnya
nonformal diselenggarakan bagi warga (Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
masyarakat yang memerlukan layanan Memuliakan Memartabatkan Kehidupan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, Manusia, Jakarta, 2007)
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan 2) Memiliki motivasi dan etos kerja yang
formal dalam rangka mendukung pendidikan tinggi serta dapat menghasilkan karya-
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal karya yang unggul dan mampu bersaing di
berfungsi mengembangkan potensi peserta pasar global (Pendidikan Kecakapan Hidup
didik dengan penekanan pada penguasaan (Life Skills) Memuliakan Memartabatkan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta Kehidupan Manusia, Jakarta, 2007)
pengembangan sikap dan kepribadian 3) Memiliki kesadaran yang tinggi tentang
profesional” (Undang-Undang Republik No. pentingnya pendidikan untuk dirinya
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan sendiri maupun untuk anggota keluarganya
Nasional, 2003). (Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Adapun satuan PLS atau Pendidikan Memuliakan Memartabatkan Kehidupan
Nonformal terdiri atas; lembaga kursus atau Manusia, Jakarta, 2007)
pelatihan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat 4) Memiliki kesempatan yang sama untuk

97 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

memperoleh pendidikan dalam rangka nasional (Petunjuk Teknis Bantuan Program


mewujudkan keadilan pendidikan di setiap Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta
lapisan masyarakat (Pendidikan (LPKS) Tahun 2019, 2019).
Kecakapan Hidup (Life Skills) Memuliakan Dalam rangka percepatan peningkatan
Memartabatkan Kehidupan Manusia, kompetensi tenaga kerja Indonesia,
Jakarta, 2007) Kementerian Ketenagakerjaan terus memacu
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan peran LPKS dengan memberikan stimulan
hidup memberi peluang bagi masyarakat berupa bantuan pogram pelatihan dan peralatan
perkotaan dan perdesaan untuk mendapatkan pelatihan kerja. Lembaga-lembaga tersebut
pendidikan dan pelatihan, sehingga dapat didorong sebagai pelaksana pelatihan berbasis
menguasai keterampilan fungsional praktis kompetensi agar masyarakat di sekitarnya
yang dapat bermanfaat ketika bekerja baik memiliki aksesibilitas untuk meningkatkan
disertor formal maupun informal sesuai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
dengan peluang kerja yang ada serta pasar kerja sehingga mampu mengisi
mendorong masyarakat untuk membuka usaha kebutuhan tenaga kerja baik di dalam maupun
sendiri. Life skills merupakan salah satu fokus di luar negeri. Inilah yang dinilai dapat menjadi
analisis dalam pengembangan kurikulum alternatif dalam menjawab tantangan dalam
pendidikan yang menekankan pada kecakapan menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia
hidup atau bekerja (Anwar, 2006). Indonesia secara masif.
Setelah mengikuti pelatihan kecakapan Program pelatihan di LPKS merupakan
hidup, masyarakat bisa belajar untuk memiliki program layanan pelatihan berbasis
sikap dan perilaku bagaimana kompetensi yang banyak menitikberatkan pada
mengembangkan dan meningkatkan usahanya, Pendidikan Kecakapan Hidup yang dikemas
selain itu mereka juga dapat meningkatkan dalam bentuk program pelatihan. Melalui
percaya diri dan berani mengambil resiko kegiatan pelatihan tersebut, para peserta
dalam membuka usaha (Iip, 2016). Melalui dipastikan memiliki kompetensi di bidang
pelatihan kecakapan hidup akan ditumbuhkan tertentu (sesuai dengan kejuruan/program yang
kemampuan manajerial yang dapat diterapkan dikuti), sehingga mampu mengisi peluang
ketika peserta pelatihan akan membuka usaha kerja yang dibutuhkan di dunia kerja maupun
baru atau mengembangkan usaha yang telah mendorong untuk dapat mengembangkan
dirintis. Perubahan perlilaku masyarakat yang usaha secara mandiri.
belajar melalui pelatihan kecakapan hidup Kementerian Ketenagakerjaan memberi
dapat ditunjukkan dari perubahan tingkat stimulus berupa pemberian bantuan program
kecakapan tangan, kecakapan hati, kecakapan pelatihan Kecakapan Hidup kepada LPKS
otak dan kecakapan kesehatan (Suryono, tujuan sebagai berikut :
2014). 1. Mendorong LPKS untuk turut
berpartisipasi dalam rangka peningkatan
Bantuan Program Pelatihan Kecakapan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan
Hidup dari Kementerian Ketenagakerjaan kecakapan hidup; sehingga lulusan
kepada LPKS pelatihan didorong untuk dapat
mengembangkan usaha sehingga dapat
Selama tahun 2015 – 2017 Presiden Joko mengurangi pengangguran.
Widodo memberi instuksi untuk memfokuskan 2. Memperluas akses dan mutu pelatihan
pembangunan di sektor infrastrutur, kecakapan hidup bagi masyarakat untuk
selanjutnya pada tahun 2019 Indonesia harus dapat mengikuti pelatihan.
fokus pada pengembangan Sumber Daya 3. Memberikan bekal kompetensi bagi
Manusia (SDM) melalui proses pendidikan angkatan kerja sehingga mampu mengisi
dan pelatihan kejuruan. Dalam pengembangan peluang dalam penciptaan dan
SDM tidak hanya dapat mengandalkan peran pengembangan usaha.
pemerintah saja tetapi memerlukan kerjasama 4. Memberikan kesempatan yang lebih luas
dari masyarakat dan dunia usaha untuk dapat bagi masyarakat untuk dapat memasuki
menyiapkan pasokan tenaga kerja yang Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
berkualitas dalam jumlah yang memadai Manfaat dari Pemberian Bantuan Program
sehingga mampu meningkatkan daya saing Pelatihan Kecakapan Hidup utamanya untuk

98 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

memberikan kesadaran akan pentingnya


keterampilan yang didapat dari pelatihan
sebagai salah satu jalan untuk membuka usaha
bagi orang-orang yang tidak mendapat
pelatihan kerja dari sektor pendidikan formal.
Selain daripada itu, bantuan program dapat
menjangkau daerah-daerah yang masih minim Sumber: Hasil Pengolahan
akses pelatihan. Pemberian bantuan program
pelatihan kecakapan hidup ini dapat berguna Kualitas dan kredibilatas lembaga
bagi masyarakat yang berkeinginan untuk penyelenggaran pelatihan yang menerima
berwiraswasta. Pada akhirnya, dengan adanya bantuan program pelatihan dan peralatan
program ini, diharapkan dapat mengurangi pelatihan kerja masuk dalam kategori Baik
angka pengangguran. Sekali demikian pula lembaga penyelenggaran
pelatihan dinilai cukup memberikan peluang
Evaluasi Terhadap Lembaga bagi lulusnya untuk masuk ke Dunia Usaha
Penyelenggara Pelatihan Kecakapan Hidup dan Dunia Instrusti (DUDI).
Penilaian yang sangat baik untuk lembaga
Untuk mengetahuai mutu dari lembaga penyelenggara pelatihan dibuktikan dengan
pelatihan dilakukan pengisian kuesioner tingginya proporsi lembaga pelatihan yang
kepada responden dari kelompok peserta, telah memiliki badan hukum, terakreditasi dan
instruktur, pemilik lembaga pelatihan maupun melakukan pelatihan secara kontinu baik
BLK pembina. Kuesioner pertanyaan utama dengan dana berasal dari bantuan pemerintah
yang diajukan untuk mengetahui mutu maupun dana yang dimiliki oleh lembaga
lembaga pelatihan adalah sebagai berikut: dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 : Persentase lembaga pelatihan yang telah memiliki badan hukum, terakreditasi
dan melakukan pelatihan secara kontinu
Sumber : Hasil Pengolahan
Evaluasi Terhadap Peserta Pelatihan
Kecakapan Hidup

Untuk mengetahuai karakteristik peserta


pelatihan dilakukan pengisian kuisioner
kepada responden dari kelompok peserta,
instruktur, maupun pemilik lembaga pelatihan.
Kuisioner pertanyaan utama yang diajukan
untuk mengetahui mutu lembaga pelatihan
adalah sebagai berikut : Sumber : Hasil Pengolahan

Hasil evaluasi input dari sisi peserta


menunjukkan nilai rata-rata yang tergolong
pada kategori Baik. Dari komponen-
komponen pertanyaan yang diajukan, nilai
terendah diperoleh dari sisi
kemampuan/kompetensi awal rata-rata peserta

99 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

pelatihan yang tergolong pada kategori Karena keterbatasan kuota pelatihan yang
Cukup/Sedang. Hal ini bisa dipahami karena dibiayai oleh pemerintah, lembaga
pada umumnya peserta pelatihan berasal dari penyelenggaran pada umumnya harus
masyarakat yang tidak mampu dan baru melakukan seleksi terhadap calon peserta
pertama kali mengikuti pelatihan. pelatihan. Seleksi bertujuan untuk
Sebagian besar peserta pelatihan memiliki mendapatkan peserta pelatihan yang benar-
tujuan untuk mencari pekerjaan dan benar sesuai dengan persyaratan yaitu
mengembangakan usaha. Hal ini disebabkan masyarakat yang tidak mampu dan memiliki
karena mereka pada umumnya berasal dari motivasi yang tinggi untuk mengikuti
masyarakat yang tidak mampu dan pelatihan dalam upaya dapat memasuki DUDI.
berkeinginan untuk meningkatkan Gambar 13 menunjukkan motivasi peserta
keterampilannya sebagai bekal untuk dapat pelatihan dan mekanisme seleksi yang
meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. dilakukan oleh lembaga.

Gambar 13 : Motivasi Peserta Pelatihan Dan Mekanisme Seleksi Yang Dilakukan


Oleh Lembaga Penyelenggara Pelatihan
Sumber : Hasil Pengolahan

Evaluasi Terhadap Kompetensi Instruktur Kompetensi instruktur dinilai Baik Sekali


Pelatihan Kecakapan Hidup oleh perserta. Lembaga penyelenggara
memiliki keterbatasan untuk dapat merekrut
Untuk mengetahui kompetensi instruktur instruktur tetap karena tidak mampu
yang digunakan oleh lembaga pelatihan memberikan gaji bulanan mengingat jumlah
dilakukan pengisian kuisioner kepada peserta pelatihan yang tidak menentu setiap
responden dari kelompok peserta dan pemilik
bulannya. Latar belakang pendidikan/
lembaga. Dalam kuisioner pertanyaan utama
kompetensi instruktur dinilai oleh peserta
yang diajukan untuk mengetahui kompetensi
instruktur pelatihan adalah sebagai berikut : maupun oleh lembaga penyelenggara pelatihan
sudah sesuai dengan bidang pelatihan/kejuruan
diselenggarakan. Instruktur pelatihan pada
umumnya telah memiliki sertifikasi
kompetensi yang sesuai baik difasilitasi oleh
lembaga maupun atas biaya sendiri seperti
terlihat pada gambar 14.

Gambar 14 : Kompetensi Instruktur Pelatihan


Sumber : Hasil Pengolahan

100 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Dampak Pendidikan Kecakapan Hidup gambar 15.


yang Dilaksanakan Oleh LPKS terhadap
Pengembangan Kewirausahaan

Untuk mengetahui keluaran Pendidikan


Kecakapan Hidup dilakukan pengisian
kuisioner maupun wawancara mendalam
kepada responden dari kelompok Pemilik
Lembaga/penyelenggara Pelatihan, peserta
pelatihan dan instruktur pelatihan. Hasil
kuisioner yang berisi pertanyaan untuk
mengetahui kesesuaian Pendidikan Kecakapan
Hidup dengan kebutuhan peserta dalam rangka
mencari pekerjaan atau pengembangankan
usaha adalah sebagai berikut : Gambar 15 : Dampak Pemberian Bantuan
Program Pelatihan dan Bantuan Peralatan
Pelatihan Kerja
Sumber : Hasil Pengolahan

Manfaat yang dapat dirasakan oleh


masyarakat dengan adanya bantuan program
pelatihan dan peralatan pelatihan kerja adalah
Materi pelatihan yang diberikan dinilai
memberi peluang bagi mereka untuk dapat
Sangat Baik oleh peserta pelatihan dan sesuai
memasuki dunia kerja dan dunia usaha
dengan kebutuhan DUDI. Hal ini diperkuat
dengan bekal keterampilan yang dimilikinya
dengan banyaknya alumni pelatihan yang
setelah mengikuti pelatihan. Hal ini dibuktikan
sudah bekerja maupun yang sudah menjadi
dengan jawaban responden peserta pelatihan
pelaku usaha mandiri seperti terlihat pada
seperti terlihat pada gambar 16.

Gambar 16 : Manfaat Pemberian Bantuan Program Pelatihan dan Bantuan Peralatan


Pelatihan Kerja
Sumber: Hasil Pengolahan

Berdasarkan hasil wawancara dengan a. Pendidikan Kecakapan Hidup Bidang


responden, berbagai program pendidikan Tata Rias Rambut dan Rias Pengantin
kecakapan hidup yang diselenggarakan oleh
LPKS dengan menggunakan dana bantuan dari 1 Alumni program pendididikan kecakapan
Kementerian Ketenagakerjaan memberikan hidup di bidang tata kecantikan rambut dan
dampak yang signifikan terhadap penciptaan tata rias pengantin, banyak yang sudah
dan pengembangan wirausaha baru khususnya buka usaha salon bahkan mendirikan
dikalangan angkatan kerja muda, hal ini dapat LPKS.
diuraikan sebagai berikut : 2 Bagi yang belum mampu membuka usaha
sendiri instruktur dan pemilik lembaga
pelatihan berusaha memanfaatkan jaringan
yang mereka miliki untuk dapat

101 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

menyalurkan lulusan bekerja di salon- mereka mulai membuat baju untuk


salon, sehingga selain memperoleh keluarga sendiri baru untuk orang lain.
penghasilan mereka dapat mencari 6 Untuk dapat memiliki mesin jahit sendiri
pengalaman sebagai persiapan untuk dapat sebagai modal usaha, lembaga
membuka usaha secara mandiri. memfasilitasi dengan menawarkan
3 Mayoritas lulusan membuka salon rumahan pembelian mesin jahit yang second atau
setelah selesai pelatihan. Peluang tata rias yang baru.
khususnya rias wajah banyak dicari orang. 7 Banyak lulusan dari program pelatihan
Terkadang LPK mempekerjakan lulusan menjahit yang telah memiliki usaha sendiri
ketika memperoleh orderan yang banyak. bahkan kewalahan dalam memenuhi
4 Setelah mengikuti pelatihan dengan modal orderan menjahit karena belum ada pabrik
pengetahuan yang diperoleh, alumni telah garmen atau industri. LPKS yang kredibel
bisa menerima order kecil-kecilan, ada memberikan keuntungan bagi lulusannya
yang membuka usaha di rumah dengan untuk memperoleh kepercayaan dari
peralatan seadanya dan bermodalkan make pelanggannya ketika mereka berhasil
up karena merupakan kebutuhan dasar membuka usaha sendiri.
sementara peralatan lain terkadang 8 Bagi lulusan yang belum siap untuk
meminjam dari lembaga pelatihan. Ada membuka usaha sendiri, lembaga pelatihan
juga yang bersedia menjadi tukang salon kejuruan menjahit dapat memfasilitasi
keliling sesuai permintaan konsumen. lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan
5 Lulusan yang sudah mengembangkan karena dilingkungan sekitarnya pada
usaha sendiri pada umumnya menggunakan umumnya banyak terdapat perusahaan
cara marketingnya lewat media sosial konveksi sehingga lulusan pelatihan
misalnya facebook, atau media sosial langsung dapat disalurkan untuk bekerja di
lainnya. Sistem yang mereka gunakan konveksi. Perusahaan konveksi memberi
adalah jemput bola, karena persaingan fasilitas bantuan mesin pada masyarakat
usaha sangat berat di era digital saat ini. sehingga bisa mengerjakan di rumah.

b. Pendidikan Kecakapan Hidup Bidang c. Pendidikan Kecakapan Hidup Bidang


Menjahit Komputer

1 Alumni pelatihan menjahit setelah ikut 1 Lembaga pelatihan komputer bekerja sama
pelatihan seringkalli diajak oleh pihak dengan sekolah-sekolah untuk
lembaga pelatihan untuk bekerja di tempat memfasilitasi lulusannya dalam
usahanya, sambil memperkaya pemagangan di sekolah ada juga yang buka
keterampilannya sebelum siap untuk pengetikan sendiri.
membuka usaha sendiri. 2 Lulusan pelatihan komputer banyak
2 LPKS selain berfungsi sebagai lembaga disalurkan ke sekolah-sekolah untuk
pelatihan pada umumnya juga memiliki mengurus Dapodik, banyak digunakan oleh
usaha konveksi, sehingga dapat merekrut perusahaan notaris. Lembaga pelatihan
alumni pelatihan yang telah diseleksi telah memiliki kerjasama sehingga
berdasarkan hasil jahitan yang paling rapih. memudahkan untuk penyaluran lulusannya.
3 Lembaga pelatihan menjahit yang memiliki 3 Sebagian siswa lulusan pelatihan komputer
perusahaan konveksi dapat bekerjasama ada yang dipekerjakan sebagai staff
dengan lulusan dalam menjalankan administrasi oleh LPKS.
perusahaan konveksinya. 4 Lembaga pelatihan membantu untuk
4 Alumni juga yang membentuk kelompok menyalurkan lulusannya diantaranya
usaha, mereka ada yang membentuk usaha dengan proses pemagangan di perusahaan
maklun, membuat baju dan aksesoris polisi, yang sudah memiliki kerjasama.
tas dll. Selain itu ada juga yang 5 Ada juga yang disalurkan untuk bekerja di
mengembangkan industri rumahan seperti desa, karena waktu sosialisasi program
pembuatan baju-baju anak-anak. bantuan pelatihan lembaga bekerjasama
5 Lulusan pelatihan menjahit pada awalnya dengan pemerintah desa untuk
mereka takut untuk menerima orderan, memberdayakan masyarakat desa.

102 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Sekretaris desa merekomendasikan usaha, karena pada umumnya LPKS selain


masyarakatnya yang dapat mengikuti sebagai lembaga pelatihan mereka juga pada
pelatihan. Setelah lulus dikembalikan ke umumnya memiliki bisnis yang sesuai dengan
desa untuk bekerja sebagai admin, di desa jenis pelatihan yang diselenggarakan.
sudah menggunakan program komputer Walaupun masih memiliki keterbatasan,
untuk menangani masalah administrasi. LPKS penerima bantuan yang memiliki
kredibilitas yang bagus dan terakreditasi pada
d. Pendidikan Kecakapan Hidup Bidang umumnya sudah memiliki jaringan dengan
Otomotif DUDI, sehingga lebih dari 70% lulusannya
dapat disalurkan untuk bekerja di perusahaan
1. Untuk lulusan pelatihan otomotif relatif maupun dibimbing untuk dapat
sulit untuk bisa mengembangkan usaha mengembangkan usaha secara mandiri
karena persaingan yang ketat dengan LPKS penerima bantuan yang memiliki
bengkel-bengkel yang memiliki peralatan komitment tinggi untuk memberikan peluang
dengan teknologi yang tinggi. pada lulusannya agar dapat memasuki DUDI,
2. Lulusan otomotif masih banyak yang memiliki berbagai strategi agar dapat
menganggur, mencoba buka bengkel hanya memberikan bekal keterampilan pada
bisa bertahan sebentar karena pengusaha lulusannya. Setelah pelatihan selesai, alumni
import lebih banyak. masih terus bisa berkomunikasi dengan pihak
3. Lulusan pelatihan otomotif bisa disalurkan lembaga dan instruktur untuk mendapatkan
oleh LPKS untuk bekerja dibengkel- bimbingan dan kerjasama dalam upaya
bengkel resmi bagi LPKS sudah memiliki memasuki DUDI.
kerjasama dengan perusahaan. Ketika bantuan disalurkan pada LPKS
penyelenggara pelatihan kecakapan hidup
e. Pendidikan Kecakapan Hidup Bidang yang berkualitas, manfaat dan dampak yang
Spa dan Massage dirasakan oleh masyarakat akan terlihat
dengan jelas. Dengan adanya bantuan program
1 Alumni di bidang pelatihan spa dan
pelatihan kecakapan hidup, memberi
massage sebagian besar sudah dapat
kesempatan pada masyarakat yang tidak
menerima orderan secara mandiri. Bahkan
mampu untuk dapat meningkatkan
ada yang setelah 4 tahun sudah bisa
kompetensinya sehingga berhasil
membuka 4 cabang salon.
mengembangkan usaha.
2 Lulusan pelatihan spa dan massage LPKS penyelenggara pelatihan kecakapan
biasanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak hanya memberikan pelatihan
tenaga kerja spa di hotel-hotel. Peserta selama program berlangsung, tetapi tetap
yang sudah lulus dari LPK tidak ada yang membina lulusan untuk dapat
ditolak oleh hotel, karena memang hotel- mengembangkan usaha. Di daerah industri
hotel sudah mengetahui kualitas LPK nya. pada umumnya LPKS sudah punya kerjasama
dengan industri sehingga dengan mudah
KESIMPULAN menyalurkan lulusannya. Untuk LPKS yang
Dampak dari pelaksanaan bantuan program tidak berada di daerah industri pada umumnya
pelatihan kecakapan hidup yang membina lulusannya untuk mengembangkan
diselenggarakan oleh LPKS, dapat membuka usaha bermodalkan keterampilan yang telah
peluang untuk berwirausaha, membuka dimilikinya.
lapangan kerja, mengurangi pengangguran,
khususnya bagi masyarakat yang putus DAFTAR PUSTAKA
sekolah.
Lembaga penyelenggaran memberikan Andrea, L. (2019). Minim Keterampilan,
motivasi terhadap para lulusan untuk secara Indonesia Sulit Cetak Pengusaha.
bertahap dapat mendirikan usaha sendiri. Pada Retrieved November 23, 2020, from
saat pelatihan peserta pelatihan dibimbing dan Katadata.co.id website:
diarahkan untuk bisa mendirikan usaha https://katadata.co.id/ariayudhistira/infog
mandiri, mereka terus memantau para lulusan rafik/5e9a4e6b4b710/minim-
dan mengajak kerjasama dalam menjalankan keterampilan-indonesia-sulit-cetak-
pengusaha

103 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup 186.


(Life Skills Education). Bandung:
Alfabeta. Jumlah Pengusaha di Indonesia Meningkat,
Tapi…. (2020). Retrieved November 23,
Arzyan, M. N. (2020). Potret Pasar Tenaga 2020, from Koinworks website:
Kerja untuk Memahami Relevansi RUU https://koinworks.com/blog/jumlah-
Cipta Kerja. Retrieved November 23, pengusaha-di-indonesia-meningkat/
2020, from macroeconomicdashboard.
website: Katz.J, & W, G. (1988). Properties of
https://macroeconomicdashboard.feb.ug Emeging Organizations. Journal of
m.ac.id/ Academy of Management Review, 13(2),
429–441.
Asyari, T. (2019). Pemerintah Terus Tekan
Tingkat Pengangguran. Retrieved Krueger, N. ., Reilly, M. ., & Carsrud, A. .
November 23, 2020, from (2000). Competing Models of
PKPBerdikari.id website: Entrepreneurial Intentions. Jounal of
https://www.pkpberdikari.id/infografis/p Business Venturing, 411–432.
emerintah-terus-tekan-tingkat- Kurniawan, F. (2018). Situasi Genting
pengangguran/ Angkatan Kerja Indonesia. Retrieved
Bogdan, R., & Taylor. (1992). Pengantar November 23, 2020, from Tirto.id
Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: website: https://tirto.id/situasi-genting-
Usaha Nasional. angkatan-kerja-indonesia-cFal

Deni, F. M. (2018). Pengaruh Pemagangan Lupiyoadi. (2016). Manajemen Pemasaran


Dan Pelatihan Kecakapan Hidup Jasa Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Terhadap Penumbuhan Wirausaha Baru. Salemba Empat.
Jurnal Wahana Inovasi, 7(2), 12–23. Megawati, I. (2016). Efektivitas Pelatihan
Dwi, H. J. (2019). Peringkat Kewirausahaan Kecakapan Hidup Modifikasi Kerudung
Indonesia Nomor Dua Terendah di Dalam Meningkatkan Kompetensi
ASEAN. Retrieved November 23, 2020, Kewirausahaan Di Sanggar Kegiatan
from databoks website: Belajar (SKB) Kabupaten Pandeglang.
https://databoks.katadata.co.id/datapublis Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar
h/2019/10/04/peringkat-kewirausahaan- Sekolah (E-Plus), 1(1), 118–140.
indonesia-nomor-dua-terendah-di-asean Miles, B., Mathew, & Michael, H. (1992).
Hidayat, A. A. N. (2019). Jumlah Pengusaha Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
di Indonesia Baru 2 Persen dari Total Tentang Metode-metode Baru. UIP: UIP.
Penduduk. Retrieved November 23, Moleong, L. . (2006). Metode Penelitian
2020, from Tempo.Co website: Kualitatif. Bandung: Remaja
https://bisnis.tempo.co/read/1254508/jum Rosdakarya.
lah-pengusaha-di-indonesia-baru-2-
persen-dari-total- Murdaningsih, D. (2020). Wirausaha di
penduduk/full&view=ok Indonesia Baru 3 Persen dari Jumlah
Penduduk. Retrieved November 23,
Hohberg, M., & Lay, J. (2015). The impact of 2020, from Repbulika.Co.Id website:
minimum wages on informal and formal https://republika.co.id/berita/qb5fb8368/
labor market outcomes: evidence from wirausaha-di-indonesia-baru-3-persen-
Indonesia. IZA Journal of Labor & dari-jumlah-penduduk
Development, 4(1), 14.
Pebrianto, H. R. (2016). Memulai Usaha Di
Iip, S. Y. S. (2016). Implementasi Model Usia Muda Dengan Ralali. Retrieved
Pembelajaran Mandiri Program November 23, 2020, from Handikoo.com
Pendidikan Kecakapan Hidup website:
Perempuan. Jurnal Pendidikan Dan https://www.handikoo.com/2016/10/me
Pemberdayaan Masyarakat, 3(2), 176– mulai-usaha-di-usia-muda-dengan-

104 |
Jurnal Ketenagakerjaan
Vol. 15 No. 2, Edisi Juli – Desember 2020 ISSN : 1907 – 6096

ralali.html Yanto. (1996). Peluang Kerja dan Minat


Berwiraswasta di Kalangan Siswa
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Sekolah Teknologi Menengah Negeri
Memuliakan Memartabatkan Kehidupan Pembangunan Pekalongan. Semarang.
Manusia, Jakarta. (2007). Jakarta: Dirjen Semarang: IKIP.
PLS.
Yoshio, A. (2020). Jejaring Wirausaha Muda
Pendidikan Live Skills. (2013). Jadi Penyelamat Selama Pandemi.
Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Retrieved November 23, 2020, from
Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (Lpks) Katadata.co.id website:
Tahun 2019. (2019). Jakarta: https://katadata.co.id/ariemega/infografik
Kementerian Ketenagakerjaan Ri /5f4e16b428b85/jejaring-wirausaha-
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan muda-jadi-penyelamat-selama-pandemi
Danproduktivitas. Yovanda, Y. R. (2020). BPS: Lulusan SMK
Rahadian, A. (2019). Mengintip Potret Suram Masih Dominasi Angka Pengangguran.
Tenaga Kerja di Indonesia. Retrieved Retrieved November 23, 2020, from
November 23, 2020, from CNBC Tribun Bisnis website:
Indonesia website: https://www.tribunnews.com/bisnis/2020
https://www.cnbcindonesia.com/news/20 /05/05/bps-lulusan-smk-masih-dominasi-
191008210058-16-105438/mengintip- angka-pengangguran
potret-suram-tenaga-kerja-di-indonesia Zuraya, N. (2018). Enggartiasto: Tingkat
Ramayah, T., & Harun, Z. (2005). Kewirausahaan di Indonesia Rendah.
Entrepreneurial Intention Among the Retrieved November 23, 2020, from
Studenof Universiti Sains Malaysia Repbulika.Co.Id website:
(USM). International Journalof https://www.republika.co.id/berita/ekono
Management and Entrepreneurship, 1(3), mi/korporasi/18/10/18/pgsax3383-
8–10. enggartiasto-tingkat-kewirausahaan-di-
indonesia-rendah
Santoso. (1993). Lingkungan Tempat Tinggal
Menentukan Minat Berwirausaha.
Surakarta.
Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal.
Bandung: Falah Production.
Suryana. (2013). Ekonomi Keatif, Ekonomi
Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Suryono, Y. (2014). Evaluasi Program
Kecakapan Hidup Bagi Warga Binaan
Tristanti. Jurnal Pendidikan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 113–
123.
Undang-Undang Republik No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. ,
Pub. L. No. 23 (2003).
Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity
Intelligence dengan Intensi
Berwirausaha. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 9(2), 117–127.
Retrieved from http://puslit2.petra.ac.id
/ejournal/index.php/man/article/
viewFile/16784/16764

105 |

Anda mungkin juga menyukai