Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN

PENDIDIKAN
Oleh:
Asyrof zaka fuadi
Muhammad Ilyas
Semester 4 Program studi manajemen pendidikan islam, Fakultas Tarbiyah,
Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA)

Abstrak
Wirausahawan adalah individu dengan kapasitas untuk melihat dan
menilai peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, dan
mengambil keputusan mengambil tindakan untuk mencapai keberhasilan.
Untuk mengambil risiko, diperlukan sikap dasar kegembiraan dan tindakan.
Sikap lain yang dapat membantunya, meskipun mungkin gagal, adalah
memikirkan diri sendiri dengan baik. Bukti menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia masih memiliki sikap yang buruk. Sikap ini
diperlukan untuk berhasil sebagai pengusaha.
Kata Kunci: manajemen kewirausahaan

Pendahuluan
Perekonomian kawasan ASEAN (khususnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) tumbuh sebesar 5% pada tahun
2011 dan diproyeksikan meningkat sebesar 5,6% dari tahun 2012 hingga
2016—angka yang 2% lebih rendah dibandingkan tahun 2010. Ketika
permintaan eksternal tidak meningkat secara signifikan, perekonomian
ASEAN beralih ke faktor pertumbuhan domestik dalam jangka panjang dan
mulai melihat rencana pembangunan alternatif. Karena kesulitan baru dan
kekhawatiran global, pertumbuhan Asia berkembang menjadi lebih
seimbang. Asia Tenggara membutuhkan jenis pertumbuhan ekonomi baru,

1
dan keadaan kerusuhan saat ini di seluruh dunia memberikan peluang untuk
melakukannya (Pezzini 2012).
Dalam dunia yang tidak dapat diprediksi, Indonesia perlu
memperkuat usaha kecilnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
pertumbuhan ekonomi mampu menghasilkan produksi. Melalui pembinaan
sumber daya manusia untuk kemajuan pengusaha nasional, pemerintah
mentargetkan 5 juta pemilik usaha baru pada tahun 2025. Pertumbuhan
kewirausahaan nasional, khususnya di sektor kecil dan menengah
menghadapi empat tantangan utama, antara lain terkait dengan akses
pendanaan, akses pemasaran, hukum birokrasi, dan kapasitas UKM.
Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam kewirausahaan dengan tiga tahapan, meliputi pembibitan,
penempaan, dan pengembangan, dalam upaya peningkatan kapasitas
kewirausahaan. Dalam rangka memajukan dan memperlancar
pemberdayaan koperasi dan UKM serta meningkatkan daya saing,
kewirausahaan diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
Nomor:06/Per/M.KUKM/VIII/2012.
Usaha kecil merupakan landasan yang diharapkan dapat mengambil
strategi dengan menciptakan usaha yang mandiri, sehat, kuat, berdaya saing,
dan mengembangkan diri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mendukung perluasan kesempatan kerja dalam mencapai demokrasi
ekonomi. Secara bertahap, melalui upaya membangun, memberdayakan,
mengembangkan, dan memperkuat kualitas kelembagaan ditingkatkan.
Pelaku perusahaan kecil menghadapi berbagai masalah, termasuk organisasi
yang lemah, pemasaran yang menantang, uang tunai yang terbatas,
kurangnya semangat kewirausahaan, pengabaian terhadap lingkungan, dan
layanan di bawah standar (Sukirman 2010).1

1
Sukirman. 2010. Analisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap kinerja
usaha kecil yang dikelola perempuan (dengan pendekatan Balanced
Scorecard). Jurnal Kinerja, Bisnis dan Ekonomi 14. Hal: 248-262.

2
119 Perilaku kewirausahaan tanpa dilandasi oleh kemampuan
mengelola usaha, ketergantungan pada pemerintah, dan faktor-faktor lain
semuanya turut menyebabkan runtuhnya usaha kecil. Regulasi di sektor
usaha kecil dinilai belum mampu mendorong terbentuknya manajemen
usaha kecil yang inovatif dan dinamis.
Aktivitas wirausaha menunjukkan bahwa kapasitas wirausaha untuk
melihat ke depan, menghitung pemikiran, dan mencari opsi dari berbagai
potensi masalah dan solusinya masih kurang (Suseno 2008). Pemilik usaha
kecil sudah mengambil inisiatif yang baik dan pendekatan proaktif untuk
mengembangkan perusahaan mereka. Pengetahuan tentang kewirausahaan,
keinginan untuk sukses, dan kemandirian pribadi semuanya memiliki daya
dukung yang cukup besar untuk kemandirian usaha (Qamariyah dan
Dalimunthe 2011).2
Pelaku perusahaan kecil masih kurang dalam bidang orientasi pencapaian
dan komitmen kepada pihak lain, terbukti dengan keengganan mereka untuk
menciptakan produk baru dan ketergantungan pada pihak yang
berkepentingan, seperti pemerintah (Suseno 2008).3

Pembahasan
Konsep Jiwa Wirausaha
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan
kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata
kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre
yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal
dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha:
kegiatan produktif Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya

2
Qamariyah, I., dan D. M. J. Dalimunthe. 2012. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan,
motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha
(pengusaha kuliner skala kecil di jalan Dr. Mansur Medan). Jurnal Ekonomi
14. Hal: 20-25.
3
Suseno,D. 2008. Pengaruh karakteristik wirausaha dan potensi kewirausahaan
terhadap keberhasilann usaha dengan kebijakan pengembanagan UKM sebagai
moderating. Jurnal Ekonomi Bisnis 2. Hal: 23-35

3
ditujukan pada orangorang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata
wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada
sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang
bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang
yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani
membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Hisrich, Peters, dan Sheperd mendifinisikan: “Kewirausahaan adalah
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan
upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko
sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra
kepuasan dan kebebasan pribadi”.4
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha
usaha merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri
dengan 3 Konsep Dasar Kewirausahaan - MODUL 2 memanfaatkan
peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan
yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan
mandiri dalam menghadapi tantangantantangan persaingan5

Karakteristik dan kualifikasi kewirausahaan yang handal dan tangguh


Ciri-ciri dan sifat sebuah profil dari wirausaha menurut Meredith et
al (1992) adalah :
1. Percaya diri
Memiliki watak yang yakin, tidak ketergantungan,
individualistis, dan optimisme
2. Beorientasi tugas dan hasil
Berwatak Kebutuhan akan prestasi, beorientasi laba,
ketekunan, dan ketabahan.
3. Pengambil risiko
Berwatak mampu mengambil risiko, suka kepada tantangan.
4
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008), Kewirausahaan, New
York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Hal: 10
5
Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas.

4
4. Kepemimpinan
Berwatak bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
5. Keorisinilan
Berwatak inovatif dan kreatif, fleksibel, mempunyai banyak
sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
6. Beorientasi ke masa depan
Berwatak pandangan ke depan, prespektif.

Prinsip Kewirausahaan
Prinsip–prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar
baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika
moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich
mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:6
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas
memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya.
Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk
pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan
pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan,
maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan
perusahaan tersebut.
3. Prinsip tidak berniat jahat
6
Wijatno S (2009), Pengantar Entrepreneurship, Grasindo, Jakarta.Hal:

5
Prinsip ini berhubungan dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat
perusahaan (manajer dan segenap karyawan).
4. prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang
terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada
karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada
konsumen, dan lain-lain.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui
prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

Ciri-Ciri Wirausahawan Unggul


Setyawan menyatakan bahwa langkah-langkah keberhasilan
berwirausaha sebaiknya bertolak dari kompetensi wirausaha, yaitu:7
1. mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan sendiri untuk
berwirausaha;
2. memastikan apakah ada celah/peluang yang masih terbuka;
3. menyiapkan dana untuk investasi tertentu dan operasi yang sesuai;
4. menyiapkan tempat usaha dan sarana yang dibutuhkan;
5. merekrut tenaga kalau diperlukan lebih dari seorang pelaksana;
6. memasarkan barang/pelayanan khas;
7. menguasai segmen pasar khusus.

Sikap Mental Dan Sikap Positif


Berdasarkan proses kewirausahaan, Zimmer (1996) membagi fase
perkembangan kewirausahaan menjadi dua, untuk penguraiannya sebagai
berikut:8
1. Fase awal (perintisan).
7
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal: 9
8
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Hal:

6
a. Memfokuskan pada masa yang akan datang daripada masa
sekarang: usaha-usaha menengah diarahkan untuk jangka
panjang
b. Pengambil risiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang
tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
c. Kapasitas untuk menemukan ide-ide inovasi yang memberi
kepuasan kepada konsumen.
d. Pengetahuan teknik dan pengalaman inovasi pada bidangnya.
2. Fase pertumbuhan.
a. Memfokuskan pada masa yang akan datang daripada masa
sekarang: usahausaha menengah diarahkan untuk jangka panjang
b. Pengambil risiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang
tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.
c. Kapasitas untuk menempa: selama pertumbuhan cepat,
kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung.
d. Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan menggunakan
orang lain dan sumber yang ada.

Kesimpulan
Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri
dan orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Sedangkan Hisrich, Peters, dan Sheperd mendifinisikan: “Kewirausahaan
adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu
dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko
sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra
kepuasan dan kebebasan pribadi”.
Selanjutnya untuk Ciri-ciri dan sifat sebuah profil dari wirausaha
menurut Meredith et al (1992) adalah
1. Percaya diri
2. Beorientasi tugas dan hasil
3. Pengambil risiko

7
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Beorientasi ke masa depan

Lalu Muslich mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai


berikut:
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip tidak berniat jahat
4. prinsip keadilan
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Setelah itu langkah-langkah keberhasilan berwirausaha sebaiknya
bertolak dari kompetensi wirausaha, yaitu:
1. mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan sendiri untuk
berwirausaha;
2. memastikan apakah ada celah/peluang yang masih terbuka;
3. menyiapkan dana untuk investasi tertentu dan operasi yang sesuai;
4. menyiapkan tempat usaha dan sarana yang dibutuhkan;
5. merekrut tenaga kalau diperlukan lebih dari seorang pelaksana;
6. memasarkan barang/pelayanan khas;
7. menguasai segmen pasar khusus.
Selanjutnya Zimmer (1996) membagi fase perkembangan
kewirausahaan menjadi dua, untuk penguraiannya sebagai berikut:
1. Fase awal (perintisan).
2. Fase pertumbuhan.
Daftar Pustaka
Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul
PTKPNF Depdiknas.
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),
Kewirausahaan, New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba
Empat.

8
Suseno,D. 2008. Pengaruh karakteristik wirausaha dan potensi
kewirausahaan terhadap keberhasilann usaha dengan kebijakan
pengembanagan UKM sebagai moderating. Jurnal Ekonomi
Bisnis 2.
Qamariyah, I dan D. M. J. Dalimunthe. (2012). Pengaruh pengetahuan
kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi
terhadap daya saing usaha (pengusaha kuliner skala kecil di
jalan Dr. Mansur Medan). Jurnal Ekonomi 14.
Sukirman. (2010). Analisis pengaruh faktor internal dan eksternal
terhadap kinerja usaha kecil yang dikelola perempuan
(dengan pendekatan Balanced Scorecard). Jurnal Kinerja,
Bisnis dan Ekonomi 14.
Wijatno S (2009), Pengantar Entrepreneurship, Grasindo, Jakarta.
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai