Anda di halaman 1dari 55

Pertemuan 1

KEWIRAUSAHAAN ( ENTREPRENEUR) - 2 SKS

Capaian Pembelajaran :
Mahasiswa memahami konsep kewirausahaan dan sifat-sifat, kepribadian, temperamen, dan watak
wirausaha.
Materi Pembelajaran :
1.1. Perlunya wirausaha
1.2. Keuntungan dan kelemahan wirausaha
1.3. Proses kewirausahaan
1.4. Pengertian wirausaha
1.5. Berbagai macam tipe wirausaha
1.6. Profil wirausaha
2.1. Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha
2.2. Kreativitas
2.3. Konsep 10 D dari Bygrave
2.4. Beberapa kelemahan wirausaha Indonesia
2.5. Pemanfaatan waktu
3.1. Pengertian kepribadian
3.2. Kepribadian yang produktif
1.1. Perlunya Wirausaha

PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun


apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah
penduduknya. Jadi jika negara kita berpenduduk 200 juta jiwa,
maka wirausahawannya kurang Lebih sebanyak 4 juta.

Jika kita hitung semua wirausahawan Indonesia mulai


dari pedagang kecil sampai perusahaan besar ada
sebanyak 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah
kelompok kecil-kecil yang belum terjamin mutunya dan
belum terjamin kelangsungan hidupnya
(kontinuitasnya).
(Alma, Bab.1)
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara
Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang
telah berjumlah 2% tingkat sedang, dan sebanyak 20%
dari jumlah penduduknya wirausaha kecil. Inilah kunci
keberhasilan pembangunan negara Jepang.

Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan


besar dan sedang, maka kita masih harus mencetak 30
juta wirausahawan kecil. Ini adalah suatu peluang besar
yang menantang generasi muda untuk berkreasi, mengadu
keterampilan membina wirausahawan dalam rangka turut
berpartisipasi membangun negara.
(Alma, Bab.1)
1.2. Keuntungan dan Kelemahan Wirausaha

Syarat utama menjadi wirausaha relatif mudah,


hal utama yang harus dimiliki adalah kemauan
kemudian barulah kemampuan.
Ada empat keuntungan yang akan diperoleh dari
wirausaha :
1. Harga diri
2. Penghasilan
3. Ide dan motivasi
4. Masa depan
(Kasmir, Bab.1)
Keuntungan Berwirausaha

1). Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang
“bos” yang penuh kepuasan.

2). Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.


Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang
menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

3). Kontrol finansial.


Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekayaan
sebagai milik sendiri.
(Suryana,Bab.4)
Kerugian Berwirausaha
1) Pengorbanan personal.
Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama
dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan
keluarga ataupun berekreasi karena hampir semua waktu
dihabiskan untuk Kegiatan bisnis.
2) Beban tanggung jawab.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran,
keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3) Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan
gagal.
Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri,
maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil.
Keuntungan menjadi wirausaha :
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
2. Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi
Seseorang secara penuh.
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal.
4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha
konkrit.
5. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Kelemahannya :
6. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko.
Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah
menggeser resiko tersebut.
7. Bekerja keras dan waktu jam kerjanya yang panjang.
8. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia
harus berhemat.
9. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat
walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya. (Alma, Bab.1)
1.3. Proses Kewirausahaan

(Alma, Bab.1)
1. Proses Inovasi (Innovation)

Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah :


keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keiginan
menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor
pengalaman.
Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan
mendorong dia mencari pemicu ke arah memulai usaha
Faktor environment mendorong inovasi adalah adanya
peluang, pengalaman dan kreativitas.
2. Proses Pemicu (Triggering Event)
Beberapa faktor personal yang mendorong Triggering Event artinya
Yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah :
 Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang,
 Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain,
 Dorongan karena faktor usia
 Keberanian menanggung resiko
 Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis

Faktor Environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis :


 Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
 Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal,
warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategis dsbnya.
 Mengikuti latihan-latihan atau Incubator bisnis.
 Kebijaksanaan pemerintah, misal kemudahan fasilitas kredit, atau lokasi usaha,
bimbingan usaha dari depnaker.

Faktor Sociological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah :


 adanya hubungan atau relasi dengan orang lain.
 Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha.
 Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha.
 Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan.
 Adanya pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
3. Proses Pelaksanaan (Implementation)
 Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total.
 Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
 Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
 Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai
keberhasilan.

4. Proses Pertumbuhan (Growth), didorong faktor organisasi :


 Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua
rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif.
 Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
 Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya.
 Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki,
misal kualitas makanan, lokasi usaha,manajemen, personalia dsbnya.
Faktor environment yang mendorong implementasi dan
pertumbuhan bisnis :
- Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan.
- Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu.
- Adanya bantuan dari pihak investor bank yang
memberikan fasilitas keuangan.
- Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa
dimanfaatkan.
- Adanya kebijaksanaan pemernitah yang menunjang
berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan
Apa yang paling mendorong seseorang untuk memasuki
karir wirausaha ?
Ada dua hal :
1. Personal Attributes
2. Personal Environment
Personal Attributes
Hasil penelitian di Inggris menyatakan bahwa motivasi seseorang
membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan
berbisnis sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang
dan 10% menyatakan jawaban membuka bisnis untuk kesenangan,
hobi, tantangan atau kepuasan pribadi dan melakukan kreativitas.
Penelitian di Rusia 80% menyatakan mereka membuka bisnis
karena ingin menjadi bos dan memperoleh otonomi serta
kemerdekaan pribadi.
Faktor Environmental
Selain faktor personal yang ada dalam diri pribadi
wirausaha, maka ada pangaruh
Faktor luar terhadap pembentukan watak
wirausaha. Seperti ada beberapa daerah di
Indonesia yang banyak wirausahanya.
Suasana seperti ini akan mempengaruhi kepada
masyarakat untuk menumbuhkan minat
berwirausaha. Dan dapat memberikan pengalaman
kepada generasi mudanya.

(Alma, Bab. 1)
(Suryana, Bab.4)
Gambar di atas menjelaskan faktor-faktor pemicu kewirausahaan dan
model proses kewirausahaan:
 Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.
 Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi.
 Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of
control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,
pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan.
 Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran,
aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah,
 Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua,
dan jaringan kelompok.
 Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah
pesaing, pelanggan, pemasok dan lembaga keuangan yang akan membantu
pendanaan.
 Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan dan
kemampuan manajerial,
 Faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya dan
strategi. (Suryana, Bab.4)
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan
memiliki tiga ciri penting :

1. Tahap imitasi dan duplikasi.

2. Tahap duplikasi dan pengembangan.

3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang


berbeda.

(Suryana, Bab.4)
1. Tahap imitasi dan duplikasi.
Yaitu proses dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide
dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang
sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain,
pemprosesan, organisasi usaha, ataupun pola pemasarannya.
Keterampilan pada tahap awal ini diperoleh melalui magang
atau pengalaman pribadi, baik dari lingkungan keluarga
maupun orang lain. Akan tetapi, tidak sedikit pula wirausaha
yang berhasil karena mempraktekkan hasil pengamatannya.

(Suryana, Bab.4)
2. Tahap duplikasi dan pengembangan
Para wirausaha mulai mengembangkan Ide-ide barunya.
Dalam tahap duplikasi produk, misalnya, wirausaha mulai
mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi
dengan desain sendiri, begitu pula dengan kegiatan organisasi usaha
dan pemasaran.
Meskipun pada tahap ini terjadi perkembangan yang lambat dan
cendrung kurang dinamis, namun sudah ada sedikit
perubahan.Misalnya desain dan teknik yang cendrung monoton
mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali. Pemasaran cendrung
dikuasai bentuk-bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul
seperti usaha kecil pada umumnya. Beberapa wirausaha ada juga yang
mengikuti model pemasaran dan cenderung berperan sebagai pengikut
pasar (market follower) dan beberapa perusahaan lagi mengikuti
(Suryana, Bab.4)
kehendak pedagang pengumpul.
3. Tahap menciptakan yang baru dan berbeda melalui ide-ide
sendiri
Pada tahap ini, wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses
produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil
yang sudah ada mulai timbul sehingga tercipta semangat dan
keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.
Pada tahap ini organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala
yang lebih luas, penciptaan produk sendiri berdasarkan
pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen, serta adanya
keinginan untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar.
Produk-produk unik
yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan
dengan perkembangan teknik yang ada.Beberapa industri kecil,
misalnya industri kecil sepatu dan konveksi mulai menantang pasar.
(Suryana, Bab.4)
Beberapa teori yang menjelaskan lahirnya wirausaha
1. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) mengatakan bahwa tidak semua wirausaha
lahir dan berkembang menjadi jalur yang sistematis dan terencana.
Penyebabnya :
a. Negative displacement.
Seseorang dapat menjadi wirausaha karena tertekan atau mengalami kebosanan
selama bekerja, menjadi korban PHK atau orang-orang yang memasuki masa
pensiun. Dalam hal ini berwirausaha merupakan pilihan yang terbaik karena
sifatnya yang berbebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
b. Being between things.
Orang-orang yang keluar dari kedinasan, sekolah atau penjara, biasanya merasa
pada suatu dunia yang baru, tetapi mereka harus tetap berjuang dan bertahan,
biasanya mereka akan memilih menjadi wirausaha yang bekerja dengan
mengandalkan diri sendiri untuk harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya.
c. Having positive pull.
Orang-orang yang mendapat dukungan dari mitra kerja, investor, pelanggan atau
mentor. Di mana dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang
usaha. (Agustina, Bab.2)
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman dalam Lupiyoadi (2004) menyatakan bahwa seseorang
menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Keputusan menjadi Wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan
masalah kekurangan yang dimiliki.Masalah kekurangan diidentifikasikan
dengan adanya harapan sebagai pemecahan.

3. Teori Decision Making


Sebelum mengambil keputusan untuk berwirausaha, seseorang memiliki
berbagai macam pertimbangan-pertimbangan. Pengambilan keputusan
tidak mudah bahkan kadangkala menimbulkan konflik antara dirinya
sendiri ataupun dengan orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengambilan keputusan dapat berasal dari situasi lingkungan
keputusan itu sendiri dan dari dalam diri si pengambil keputusan itu
sendiri.
(Agustina, Bab.2)
4. Teori Outcome Expectancy (Agustina, Bab.2)
Jenis-jenis Insentif Outcome Expectancy yaitu :
 Insentif Primer, yaitu imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis.
Misalnya makan, minum, kontak fisik.
 Insentif sensoris, yaitu suatu kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh
umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungan. Misalnya orang yang bermain musik
untuk memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.
 Insentif Sosial. Seorang individu melakukan sesuatu untuk mendapatkan
penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya.
 Insentif yang berupa token ekonomis. Token ekonomi adalah imbalan yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomis, seperti upah, kenaikan pangkat,
penambahan tunjangan.
 Insentif yang berupa aktivitas. Imbalan mempengaruhi perilaku dengan cara
memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis.
 Insentif status dan pengaruh. Orang yang memiliki pengaruh berarti memiliki
kedudukan atau kekuasaan dalam suatu lingkungan, sehingga semakin tinggi
kedudukan dalam masyarakat maka mereka dapat menikmati imbalan materi,
penghargaan sosial, dan kepatuhan.
 Insentif berupa terpenuhinya standar internal, yaitu insentif berasal dari tingkat
kepuasan dalam diri seseorang. Jadi rasa puas dan senang merupakan salah satu
1.4. Pengertian Kewirausahaan

Arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa


berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan.

Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mendiri dan


berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan


adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

(Kasmir, Bab.2)
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal


menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari
yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi
tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi
bagi masyarakat banyak.

(Kasmir, Bab.2)
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumbar daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk


menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan
Inovatif demi terciptanya peluang.

Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide
dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Ide dan pemikiran maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah
barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Jadi “Kewirausahaan” merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan


nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan
cara-cara baru dan berbeda. Seperti :Pengembangan teknologi, Penemuan
pengetahuan ilmiah, Perbaikan produk barang dan jasa yang ada, Menemukan cara
baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih
efisien.
(Suryana, Bab.1)
DR. Daoed Yoesoef (a981): menyatakan bahwa seorang wiraswasta adalah :
1. Memimpin usaha, baik secara teknis dan atau ekonomis, dengan berbagai
aspek fungsional Seperti berikut :
a. memiliki, dipandang dari sudut permodalan, mungkin secara penuh (owner)
atau secara bagian (co-owner)
b. Mengurus dalam kapasitas sebagai penanggung jawab atau manager;
c. Menerima tantangan ketidakpastian dan karenanya menanggung resiko
ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
d. Mempelopori usaha baru, menerapkan kombinasi-kombinasi baru, jadi di sini
wiraswasta sebagai pionir, tokoh yang dinamis, organisator, koordinator.
e. Penemu (inovator), peniru (imitator) dan yang berhubungan dengan ini,
penyalur memindahkan teknologi.
2. Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal
3. Membawa usaha ke arah kemajuan, perluasan, perkembangan, melalui jalan
kepemimpinan ekonomi, demi kenaikan prestise, kebebasan, kekuasaan dan
kehormatan, kontinuitas usaha.

(Alma, Bab.2)
Kewirausahaan adalah proses dinamik untuk menciptakan tambahan
Kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu
wirausaha yang menanggung resiko, menghabiskan waktu, dan
menyediakan berbagai produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang
dihasilkan boleh saja bukan merupakan barang baru, tetapi mesti
mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan memanfaatkan skills dan
resources yang ada.

Wirausaha dijumpai pada semua profesi seperti pendidikan, kesehatan,


penelitian, hukum, arsitektur, engineering, pekerjaan sosial dan lainnya.

Jadi kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan


menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

 (Alma, Bab.2)
1.5. Berbagai Macam Tipe Wirausaha

Ada tiga tipe wirausaha :

1. Wirausaha yang memiliki inisiatif

2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial


dan ekonomis untuk menghasilkan usaha.

3. Yang menerima resiko atau kegagalan

(Alma, Bab.2)
Bagi ahli ekonomi, seorang entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan
resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang
lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya.
Dengan kata lain wirausaha adalah seseorang atau kelompok orang yang mengorganisir
faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan berproduksi.

Bagi seorang psychologi, seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksprimen
atau untuk menampilkan kebebasan dirinya
Kekuasaan orang lain.

Bagi seorang businessman, wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau
bisa seorang partner, pemasok konsumen atau seorang yang bisa diajak kerjasama.

Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan


kesejahteraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan
resources,mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh
masyarakat
1.6. Profil Wirausaha

(Alma, Bab.2)
1.Women Entrepreneur
Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis, dengan tujuan ingin
membantu ekonomi rumah tangga, Menunjukkan kemampuannya, tidak
sesuai dengan pekerjaan sebelumnya.
2. Minority Entrepreneur
Beberapa masyarakat kurang memiliki kesempatan kerja di lapangan
pemerintah, sehingga menekuni kegiatan wirausaha, sampai kegiatan bisnis
mereka semakin berkembang.
3. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pendatang dari daerah ke kota-kota besar sulit memperoleh
pekerjaan formal. Sehingga mereka berusaha non formal mulai dari
berdagang kecil-kecilan sampai berkembang besar.
4. Part Time Entrepreneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time, sehingga
merupakan pintu gerbang untuk berkembang .
5. Home Based Entrepreneurs
Ibu-ibu rumah tangga membuat kegiatan usaha rumahan,seperti membuat
 (Alma, Bab.2)
kue, katering dan lainnya.
6. Family Owned Business
Sebuah keluarga dapat membuat berbagai jenis dan cabang
usaha. Yang dimulai dari orang tuan mereka dan dilanjutkan
oleh anak-anak dari keluarga tersebut.

7. Corpreneurs
Corpreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian
pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing
orang. Orang-orang yang ahli dibidang ini diangkat menjadi
penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang
sudah ada.

(Alma, Bab.2)
2.1. Sifat-Sifat Wirausaha

(Alma, Bab.5)
Ciri-ciri khas wirausaha :

1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambilan Resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke masa depan

(Alma, Bab.5)
2.2. Kreativitas

1.Orang Wirausaha adalah orang kreatif


Entrepreneur merupakan satu kelompok orang yang mengagumkan
Manusia kreatif dan inovatif. Merupakan bahan bakar pertumbuhan
ekonomi masyarakat, karena memiliki kemampuan berpikir dan
bertindak produktif.

2. Sifat Keorisinilan seorang wirausaha.


Menuntut adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya.

Conny Semiawan (1984:8) menyatakan : Kreativitas diartikan sebagai


kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.
Produk baru artinya tidak seluruhnya baru, tapi dapat
merupakan bagian-bagian produk saja.

(Alma, Bab.6)
Contoh-contoh kegiatan kreativitas :
-Pencipta sepatu roda – gabungan sepatu dengan roda.
-Membuat kue dengan resep baru sebagai hasil eprimen.
-Seorang pelajar membuat karangan dalam bahasa Indonesia.
-Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan
usahanya, seperti susunan barang,
-Pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi
dsbnya.

Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-


kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara
unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya.
(Alma, Bab.6)
3. Hubungan kreativitas dengan intelegensi.
Kreativitas dengan intelegensi berbeda, para ahli
membuat empat variasi hubungan kreativitas
dengan intelegensi sbb:
 Kreativitas rendah, intelegensi rendah
 Kreativitas tinggi, intelegensi tinggi
 Kreativitas rendah, intelegensi tinggi
 Kreativitas tinggi, intelegensi rendah

(Alma, Bab.6)
4. Rahasia keberhasilan seorang wirausahawan
Sebetulnya tidak ada rahasia, yang penting adalah
kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan
inovasi dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari.
Zimmerer menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru
dalam melihat peluang ataupun problem yang dihadapi”.
“Inovasi” adalah kemampuan untuk menggunakan solusi
kreatif dalam mengisi peluang sehingga membawa manfaat
dalam kehidupan masyarakat.

(Alma, Bab.6)
5. Kreativitas membawa kemajuan.
Prinsip dasar adalah dalam wirausaha diperlukan orang-
orang yang kreatif, inovatif, displin, memiliki daya cipta,.

6. Bisakah kreativitas diajarkan ?


Berdasarkan hasil penelitian hampir setiap orang bisa
belajar menjadi orang kreatif.

(Alma, Bab.6)
7. Beberapa hambatan munculnya kreativitas
Seperti melakukan kegiatan yang tetap konsisten, tidak ada peluang
mengadakan kreasi, selaluterikat pada hal rutin yang sudah terbiasa.
Terlalu menekankan pada spesialisasi. Akan menyempitkan kreativitas.
Orang kreatif senang mengexplorasi, mencari ide baru diluar bidangnya.

8. Usaha meningkatkan kreativitas.


Misal mengadakan pelatihan kreativitas, beri fasilitas peralatan,
toleransi terhadap waktu, toleransi terhadap kegagalan, beri
penghargaan.

9. Proses Kreativitas
a. Prepration
b. Investigation
c. Transformation
d. Incubation
e. Illumination
(Alma, Bab.6)
f. Verification
g. Implementation
Langkah persiapan, dimaksudkan memberikan kondisi kepada
seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas.
Dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pengalaman
kerja. Untuk menyiapkan pemikiran kreatif lakukan hal-hal yang
menunjang sbb : Belajar terus-menerus, banyak membaca tentang
apa saja, tidak terbatas pada disiplin ilmu sendiri dan dari berbagai
sumber, dan diskusikan.masuk menjadi anggota perkumpulan, belajar
budaya bangsa atau etnis lain, mendengar pengalaman orang lain atau
orang tua.
Langkah investigation, lakukan pelajari masalahnya dan identifikasi
komponen utama permasalahan.
Langkah transformation, identifikasi persamaan dan perbedaan
yang ada dengan informasi dan data yang sudah dikumpulkan. Lihat
hubungan antara berbagai informasi dan peristiwa. (Alma, Bab.6)
Langkah Incubation. Memerlukan waktu untuk melihat kembali berbagai
informasi. Masa inkubasi terjadi seakan-akan seseorang keluar atau
melupakan masalah yang dihadapi. Seringkali pikiran kreatif muncul bila
sedang berolahraga, senam, berkebun, melakukan pekerjaan di tempat
lain yang tidak biasa melakukan pebekerjaan.
Langkah Illumination, terjadi pada saat inkubasi, secara spontan
muncul ide baru.
Langkah Verification, untuk memvalidasi ide yang tepat atau akurat,
apakah berguna atau tidak,maka dilakukan percobaan, bikin simulasi, tes
market produk.
Langkah Implementation. Mulai mentransformasi ide menjadi
kenyataan dan digunakan. Di sini berlaku ungkapan siap, bidik, tembak,
bukan siap, bidik, bidik terus.

(Alma, Bab.6)
10. Mengembangkan keunggulan positioning bisnis secara kreatif.
Agar bisnis tampil beda dengan bisnis yang lain, walau dalam usaha yang
sejenis, maka perlu menciptakan berbagai perbedaan (diferensiasi). Atau
membuka usaha baru yang betul-betul berbeda dengan yang sudah ada,
sehingga diperlukan kreativitas dari pemilik. Misal kegiatan:
 Produk, harus model, kualitas, desain yang berbeda.
 Pelayanan, penghormatan, antar jemput dsbnya.
 Menciptakan kemudahan-kemudahan.
 Harga yang sesuai dengan kelas konsumen yang dilayanai.
 Memberikan garansi yang meyakinkan konsumen.
 Aneka ragam produk, ada banyak pilihan bagi konsumen.
 Memberikan tingkat kepercayaan tertinggi, sehingga konsumen tidak
merasa was-was atau ragu-ragu berhubungan dengan produsen/penjual.
 Membuka akses, hubungan komunikasi yang mudah dan murah bagi
setiap orang yang ingin berhubungan.
 Rasa akrab. Persahabatan memupuk cutomer relationship management
(Alma, Bab.6)
yang lebih baik.
11. Semboyan entrepreneur agar kreatif.
 Entrepreneur selalu mimpi ide baru, selalu bertanya mengapa tidak, apa yang
terjadi jika begini, selalu awas dalam melihat peluang, buat sesimpel mungkin,
coba ini, sesuaikan dan kerjakan.
 Entrepreneur adalah orang yang action-oriented.
 Gantungkan cita-cita setinggi langit, tembak yang paling atas.
 Entrepreneur tidak segan, tidak malu mengemukakan mimpi besarnya,
walaupun kelihatannya lucu, tetapi mimpi besar ini memacu motivasi dan
visinya.
 Jangan malu mulai dari yang kecil, sukses tidak muncul dalam satu malam,
tapi melalui jalan panjang,
 Pengalaman dari yang kecil membentuk fondasikuat melalui kerja keras, dan
dedikasi sabar.
 Jangan takut gagal, dan belajar dari kegagalan itu, dia memiliki “intelegent
failure” ia punya kecerdasan kegagalan, ia akan balik belajar cepat ini
pengalaman sangat berharga
(Alma, Bab.6)
 Pantang menyerah, putus asa, trauma ini bukan tipe orang entrepreneur.
 Inteligent failure adalah orang yang mau belajar dari kegagalan, dan
2.3. Konsep 10 D dari Bygrave

(Alma, Bab.5)
(Alma, Bab.5)
2.4. Beberapa Kelemahan Wirausaha Indonesia

Menurut Heidjrachman Ranu Pandojo (1982) bahwa sifat-


siaft kelemahan orang kita bersumber pada kehidupan
penuh raga, dan kehidupan tanpa pedoman dan tanpa
orientasi yang tegas.
Beberapa kelemahan tersebut sebagai berikut :
1. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
2. Sifat mentalitet yang suka menerabas
3. Sifat tak percaya kepada diri sendiri
4. Sifat tak berdisiplin murni
5. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab
yang kokoh

(Alma, Bab.5)
2.5. Pemanfaatan Waktu

Pemanfaatan Waktu
Banyak sekali waktu yang kita habiskan untuk berbagai kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat sangat produktif, sedang
dan kurang produktif. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk
santai, tetapi seyogianya kita menggunakan waktu lebih banyak
untuk kegiatan produktif daripada waktu untuk bersenang-senang.

Bagi wirausahawan hari libur tidak banyak, bahkan mereka


menganggap hari libur sebagai peluang bisnis, mereka tidak libur,
tetapi mereka melayani kebutuhan masyarakat yang sedang berlibur.
Pada waktu yang tepat mereka juga akan mengatur liburannya.

(Alma, Bab.5)
Waktu yang terbuang
Kurang maksimal penggunaan waktu, bangun siang hari,
mengobrol yang kurang menunjang masa depan.

Memanfaatkan waktu
Bekerjalah sebaik mungkin dengan membuat perencanaan
Seorang wirausahawansejati adalah seorang yang dapat bekerja
dalam satu tim, bisa mempercayai orang lain, tidak bekerja sendiri.
Tidak perlu semua pekerjaan dilakukan sendiri , tetapi dapat
menunjuk orang lain untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan dapat
Menyelesaikan urusan lain, yang mungkin lebh besar manfaatnya.
3.1. Pengertian Kepribadian

Diartikan secara bebas “Kepribadian” adalah merupakan


keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh
yang khas pada seseorang yang membuatnya unik.

Kepribadian seseorang tidak persis sama dengan


kepribadian orang lain. Kepribadian adalah sangat unik.
Kepribadian yang dapat memikat/ menarik simpati orang
lain seringkali berhasil dalam menjalankan usahanya.
Ada wirausahawan secara fisik tidak meyakinkan, tidak
menarik, tetapi setelah berbicara rasanya ada daya tarik,
sehingga calon relasi akan semakin tertarik.
Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan
wirausaha.
(Alma, Bab.7)
3.2. Kepribadian Yang Produktif

Kepribadian yang produktif


Wirausahawan adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif.
Produktif adalah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan
(utility).
Beberapa macam utility :
- Utility of Place (kegunaan tempat)
- Utility of Time (kegunaan waktu)
- Utility of Form (kegunaan bentuk)
- Utility of Ownership/Possesion (kegunaan kepemilikan)

Semua bentuk kegiatan yang meningkatkankegunaan suatu benda disebut


produktif.
Misal : beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah).
Kursi di ruang kelas berantakan kemudian disusun rapi (nilai guna bertambah).
Bahan makanan untuk cadangan musim panceklik (time utility)
Karet menjadi ban mobil (form utility),
(Alma, Bab.7)
Kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli (ownership utility).
3.3. Temperamen dan Watak

Temperamen menunjukkan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat tetap,
Istilah watak dibentuk oleh pengalaman-pengalaman semasa
kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya
pengalaman-pengalaman baru.

Hippocrates membedakan empat macam temperamen :


1).Choleric, 2). Sanguine, 3).Melancholic, 4).Phlegmatic
- Choleric = api, panas, cepat dan kuat
- Sanguine = udara, panas dan lembab, cepat dan lemah
- Melancholic = bumi, dingin, kering, lemah dan kuat, pendiam.
- Phlegmatic = air, dingin, lembab dan lemah

Berbagai bentuk temperamen tersebut tidak bisa dikatakan ini buruk,


itu bagus. Temperamen akan diimbangi oleh watak.
Seorang bertemperamen choleric cara beraksinya sangat cepat.
Bila ia berwatak produktif dan pencinta keadilan,maka ia akan mencintai dan
berlaku adil, tetapi bila wataknya sadistik maka ia cepat menganiaya dan merusak.
 (Alma, Bab.7)
Watak
Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan
dengan sifat tingkah laku, sedangkan menurut socio-psikologis manusia
selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan
berhubungan dengan dirinya sendiri.

Cara manusia berhubungan itu bermacam-macam, senang, marah, kasihan,


benci, sayang, cinta, bekerja sama, bersaing dsbnya. Dengan segala cara
berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba
berorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri.
Oleh sebab itu dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.

Seorang wirausahawan yang sukses,sebagai salah satu kuncinya ia harus


mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan
yang terdapat pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia
atau lingkungannya.Bakat seorang wirausaha akan bertambah dan
berkembang berkat pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil 
(Alma, Bab.7)
interaksi dengan lingkungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai