Capaian Pembelajaran :
Mahasiswa memahami konsep kewirausahaan dan sifat-sifat, kepribadian, temperamen, dan watak
wirausaha.
Materi Pembelajaran :
1.1. Perlunya wirausaha
1.2. Keuntungan dan kelemahan wirausaha
1.3. Proses kewirausahaan
1.4. Pengertian wirausaha
1.5. Berbagai macam tipe wirausaha
1.6. Profil wirausaha
2.1. Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha
2.2. Kreativitas
2.3. Konsep 10 D dari Bygrave
2.4. Beberapa kelemahan wirausaha Indonesia
2.5. Pemanfaatan waktu
3.1. Pengertian kepribadian
3.2. Kepribadian yang produktif
1.1. Perlunya Wirausaha
1). Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang
“bos” yang penuh kepuasan.
(Alma, Bab.1)
1. Proses Inovasi (Innovation)
(Alma, Bab. 1)
(Suryana, Bab.4)
Gambar di atas menjelaskan faktor-faktor pemicu kewirausahaan dan
model proses kewirausahaan:
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.
Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi.
Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of
control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,
pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan.
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran,
aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah,
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua,
dan jaringan kelompok.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan adalah
pesaing, pelanggan, pemasok dan lembaga keuangan yang akan membantu
pendanaan.
Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan dan
kemampuan manajerial,
Faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya dan
strategi. (Suryana, Bab.4)
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan
memiliki tiga ciri penting :
(Suryana, Bab.4)
1. Tahap imitasi dan duplikasi.
Yaitu proses dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide
dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang
sudah ada, baik dari segi teknik produksi, desain,
pemprosesan, organisasi usaha, ataupun pola pemasarannya.
Keterampilan pada tahap awal ini diperoleh melalui magang
atau pengalaman pribadi, baik dari lingkungan keluarga
maupun orang lain. Akan tetapi, tidak sedikit pula wirausaha
yang berhasil karena mempraktekkan hasil pengamatannya.
(Suryana, Bab.4)
2. Tahap duplikasi dan pengembangan
Para wirausaha mulai mengembangkan Ide-ide barunya.
Dalam tahap duplikasi produk, misalnya, wirausaha mulai
mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi
dengan desain sendiri, begitu pula dengan kegiatan organisasi usaha
dan pemasaran.
Meskipun pada tahap ini terjadi perkembangan yang lambat dan
cendrung kurang dinamis, namun sudah ada sedikit
perubahan.Misalnya desain dan teknik yang cendrung monoton
mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali. Pemasaran cendrung
dikuasai bentuk-bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul
seperti usaha kecil pada umumnya. Beberapa wirausaha ada juga yang
mengikuti model pemasaran dan cenderung berperan sebagai pengikut
pasar (market follower) dan beberapa perusahaan lagi mengikuti
(Suryana, Bab.4)
kehendak pedagang pengumpul.
3. Tahap menciptakan yang baru dan berbeda melalui ide-ide
sendiri
Pada tahap ini, wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses
produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil
yang sudah ada mulai timbul sehingga tercipta semangat dan
keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.
Pada tahap ini organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala
yang lebih luas, penciptaan produk sendiri berdasarkan
pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen, serta adanya
keinginan untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar.
Produk-produk unik
yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan
dengan perkembangan teknik yang ada.Beberapa industri kecil,
misalnya industri kecil sepatu dan konveksi mulai menantang pasar.
(Suryana, Bab.4)
Beberapa teori yang menjelaskan lahirnya wirausaha
1. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) mengatakan bahwa tidak semua wirausaha
lahir dan berkembang menjadi jalur yang sistematis dan terencana.
Penyebabnya :
a. Negative displacement.
Seseorang dapat menjadi wirausaha karena tertekan atau mengalami kebosanan
selama bekerja, menjadi korban PHK atau orang-orang yang memasuki masa
pensiun. Dalam hal ini berwirausaha merupakan pilihan yang terbaik karena
sifatnya yang berbebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
b. Being between things.
Orang-orang yang keluar dari kedinasan, sekolah atau penjara, biasanya merasa
pada suatu dunia yang baru, tetapi mereka harus tetap berjuang dan bertahan,
biasanya mereka akan memilih menjadi wirausaha yang bekerja dengan
mengandalkan diri sendiri untuk harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya.
c. Having positive pull.
Orang-orang yang mendapat dukungan dari mitra kerja, investor, pelanggan atau
mentor. Di mana dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang
usaha. (Agustina, Bab.2)
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman dalam Lupiyoadi (2004) menyatakan bahwa seseorang
menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Keputusan menjadi Wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan
masalah kekurangan yang dimiliki.Masalah kekurangan diidentifikasikan
dengan adanya harapan sebagai pemecahan.
(Kasmir, Bab.2)
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
(Kasmir, Bab.2)
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumbar daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide
dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Ide dan pemikiran maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah
barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.
(Alma, Bab.2)
Kewirausahaan adalah proses dinamik untuk menciptakan tambahan
Kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu
wirausaha yang menanggung resiko, menghabiskan waktu, dan
menyediakan berbagai produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang
dihasilkan boleh saja bukan merupakan barang baru, tetapi mesti
mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan memanfaatkan skills dan
resources yang ada.
(Alma, Bab.2)
1.5. Berbagai Macam Tipe Wirausaha
(Alma, Bab.2)
Bagi ahli ekonomi, seorang entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan
resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang
lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya.
Dengan kata lain wirausaha adalah seseorang atau kelompok orang yang mengorganisir
faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan berproduksi.
Bagi seorang psychologi, seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksprimen
atau untuk menampilkan kebebasan dirinya
Kekuasaan orang lain.
Bagi seorang businessman, wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau
bisa seorang partner, pemasok konsumen atau seorang yang bisa diajak kerjasama.
(Alma, Bab.2)
1.Women Entrepreneur
Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis, dengan tujuan ingin
membantu ekonomi rumah tangga, Menunjukkan kemampuannya, tidak
sesuai dengan pekerjaan sebelumnya.
2. Minority Entrepreneur
Beberapa masyarakat kurang memiliki kesempatan kerja di lapangan
pemerintah, sehingga menekuni kegiatan wirausaha, sampai kegiatan bisnis
mereka semakin berkembang.
3. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pendatang dari daerah ke kota-kota besar sulit memperoleh
pekerjaan formal. Sehingga mereka berusaha non formal mulai dari
berdagang kecil-kecilan sampai berkembang besar.
4. Part Time Entrepreneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time, sehingga
merupakan pintu gerbang untuk berkembang .
5. Home Based Entrepreneurs
Ibu-ibu rumah tangga membuat kegiatan usaha rumahan,seperti membuat
(Alma, Bab.2)
kue, katering dan lainnya.
6. Family Owned Business
Sebuah keluarga dapat membuat berbagai jenis dan cabang
usaha. Yang dimulai dari orang tuan mereka dan dilanjutkan
oleh anak-anak dari keluarga tersebut.
7. Corpreneurs
Corpreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian
pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing
orang. Orang-orang yang ahli dibidang ini diangkat menjadi
penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang
sudah ada.
(Alma, Bab.2)
2.1. Sifat-Sifat Wirausaha
(Alma, Bab.5)
Ciri-ciri khas wirausaha :
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambilan Resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke masa depan
(Alma, Bab.5)
2.2. Kreativitas
(Alma, Bab.6)
Contoh-contoh kegiatan kreativitas :
-Pencipta sepatu roda – gabungan sepatu dengan roda.
-Membuat kue dengan resep baru sebagai hasil eprimen.
-Seorang pelajar membuat karangan dalam bahasa Indonesia.
-Seorang wirausaha membuat berbagai kreasi dalam kegiatan
usahanya, seperti susunan barang,
-Pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi
dsbnya.
(Alma, Bab.6)
4. Rahasia keberhasilan seorang wirausahawan
Sebetulnya tidak ada rahasia, yang penting adalah
kemampuan pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan
inovasi dalam kegiatan bisnisnya sehari-hari.
Zimmerer menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru
dalam melihat peluang ataupun problem yang dihadapi”.
“Inovasi” adalah kemampuan untuk menggunakan solusi
kreatif dalam mengisi peluang sehingga membawa manfaat
dalam kehidupan masyarakat.
(Alma, Bab.6)
5. Kreativitas membawa kemajuan.
Prinsip dasar adalah dalam wirausaha diperlukan orang-
orang yang kreatif, inovatif, displin, memiliki daya cipta,.
(Alma, Bab.6)
7. Beberapa hambatan munculnya kreativitas
Seperti melakukan kegiatan yang tetap konsisten, tidak ada peluang
mengadakan kreasi, selaluterikat pada hal rutin yang sudah terbiasa.
Terlalu menekankan pada spesialisasi. Akan menyempitkan kreativitas.
Orang kreatif senang mengexplorasi, mencari ide baru diluar bidangnya.
9. Proses Kreativitas
a. Prepration
b. Investigation
c. Transformation
d. Incubation
e. Illumination
(Alma, Bab.6)
f. Verification
g. Implementation
Langkah persiapan, dimaksudkan memberikan kondisi kepada
seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas.
Dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pengalaman
kerja. Untuk menyiapkan pemikiran kreatif lakukan hal-hal yang
menunjang sbb : Belajar terus-menerus, banyak membaca tentang
apa saja, tidak terbatas pada disiplin ilmu sendiri dan dari berbagai
sumber, dan diskusikan.masuk menjadi anggota perkumpulan, belajar
budaya bangsa atau etnis lain, mendengar pengalaman orang lain atau
orang tua.
Langkah investigation, lakukan pelajari masalahnya dan identifikasi
komponen utama permasalahan.
Langkah transformation, identifikasi persamaan dan perbedaan
yang ada dengan informasi dan data yang sudah dikumpulkan. Lihat
hubungan antara berbagai informasi dan peristiwa. (Alma, Bab.6)
Langkah Incubation. Memerlukan waktu untuk melihat kembali berbagai
informasi. Masa inkubasi terjadi seakan-akan seseorang keluar atau
melupakan masalah yang dihadapi. Seringkali pikiran kreatif muncul bila
sedang berolahraga, senam, berkebun, melakukan pekerjaan di tempat
lain yang tidak biasa melakukan pebekerjaan.
Langkah Illumination, terjadi pada saat inkubasi, secara spontan
muncul ide baru.
Langkah Verification, untuk memvalidasi ide yang tepat atau akurat,
apakah berguna atau tidak,maka dilakukan percobaan, bikin simulasi, tes
market produk.
Langkah Implementation. Mulai mentransformasi ide menjadi
kenyataan dan digunakan. Di sini berlaku ungkapan siap, bidik, tembak,
bukan siap, bidik, bidik terus.
(Alma, Bab.6)
10. Mengembangkan keunggulan positioning bisnis secara kreatif.
Agar bisnis tampil beda dengan bisnis yang lain, walau dalam usaha yang
sejenis, maka perlu menciptakan berbagai perbedaan (diferensiasi). Atau
membuka usaha baru yang betul-betul berbeda dengan yang sudah ada,
sehingga diperlukan kreativitas dari pemilik. Misal kegiatan:
Produk, harus model, kualitas, desain yang berbeda.
Pelayanan, penghormatan, antar jemput dsbnya.
Menciptakan kemudahan-kemudahan.
Harga yang sesuai dengan kelas konsumen yang dilayanai.
Memberikan garansi yang meyakinkan konsumen.
Aneka ragam produk, ada banyak pilihan bagi konsumen.
Memberikan tingkat kepercayaan tertinggi, sehingga konsumen tidak
merasa was-was atau ragu-ragu berhubungan dengan produsen/penjual.
Membuka akses, hubungan komunikasi yang mudah dan murah bagi
setiap orang yang ingin berhubungan.
Rasa akrab. Persahabatan memupuk cutomer relationship management
(Alma, Bab.6)
yang lebih baik.
11. Semboyan entrepreneur agar kreatif.
Entrepreneur selalu mimpi ide baru, selalu bertanya mengapa tidak, apa yang
terjadi jika begini, selalu awas dalam melihat peluang, buat sesimpel mungkin,
coba ini, sesuaikan dan kerjakan.
Entrepreneur adalah orang yang action-oriented.
Gantungkan cita-cita setinggi langit, tembak yang paling atas.
Entrepreneur tidak segan, tidak malu mengemukakan mimpi besarnya,
walaupun kelihatannya lucu, tetapi mimpi besar ini memacu motivasi dan
visinya.
Jangan malu mulai dari yang kecil, sukses tidak muncul dalam satu malam,
tapi melalui jalan panjang,
Pengalaman dari yang kecil membentuk fondasikuat melalui kerja keras, dan
dedikasi sabar.
Jangan takut gagal, dan belajar dari kegagalan itu, dia memiliki “intelegent
failure” ia punya kecerdasan kegagalan, ia akan balik belajar cepat ini
pengalaman sangat berharga
(Alma, Bab.6)
Pantang menyerah, putus asa, trauma ini bukan tipe orang entrepreneur.
Inteligent failure adalah orang yang mau belajar dari kegagalan, dan
2.3. Konsep 10 D dari Bygrave
(Alma, Bab.5)
(Alma, Bab.5)
2.4. Beberapa Kelemahan Wirausaha Indonesia
(Alma, Bab.5)
2.5. Pemanfaatan Waktu
Pemanfaatan Waktu
Banyak sekali waktu yang kita habiskan untuk berbagai kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan ada yang bersifat sangat produktif, sedang
dan kurang produktif. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk
santai, tetapi seyogianya kita menggunakan waktu lebih banyak
untuk kegiatan produktif daripada waktu untuk bersenang-senang.
(Alma, Bab.5)
Waktu yang terbuang
Kurang maksimal penggunaan waktu, bangun siang hari,
mengobrol yang kurang menunjang masa depan.
Memanfaatkan waktu
Bekerjalah sebaik mungkin dengan membuat perencanaan
Seorang wirausahawansejati adalah seorang yang dapat bekerja
dalam satu tim, bisa mempercayai orang lain, tidak bekerja sendiri.
Tidak perlu semua pekerjaan dilakukan sendiri , tetapi dapat
menunjuk orang lain untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan dapat
Menyelesaikan urusan lain, yang mungkin lebh besar manfaatnya.
3.1. Pengertian Kepribadian
Temperamen menunjukkan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat tetap,
Istilah watak dibentuk oleh pengalaman-pengalaman semasa
kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya
pengalaman-pengalaman baru.