Anda di halaman 1dari 14

MODUL 1

ASPEK KEWIRAUSAHAAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran dari mata kuliah ini adalah mahasiswa diharapkan memahami tentang
aspek kewirausahaan.

1. Pendahuluan

Mata kuliah Kewirausahaan adalah salah satu mata kuliah di dalam prodi bisnis yang
memiliki maksud untuk membentuk mahasiswa dengan jiwa dan semangat kewirausahaan,
kreatif, inovatif serta mandiri di dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, di dalam mata
kuliah ini mahasiswa akan diberikan wawasan sekaligus berdiskusi mengenai konsep
perencanaan usaha, produksi dan pemasaran serta melakukan jenis usaha yang diminati.
Teori dan prinsip bisnis yang relevan di dalam mata kuliah ini juga dapat membantu
mahasiswa untuk memahami proses bisnis, menyusun strategi dan mengembangkan
wirausaha.
Menurut pemikiran Duta Besar Mesir Muhammad Lutfi pada saat seminar virtual tentang
“Peluang Berbisnis di Mesir” bahwa ada beberapa point dalam ikhtiar menumbuhkan jiwa
kewirausahaan, diantaranya:
a. Memulai bisnis dengan niat dan keyakinan.
b. Memiliki kecepatan melihat peluang.
c. Pelajari kisah sukses orang lain.
d. Modal.
e. Fokus dalam berwirausaha.
f. Memiliki kemampuan menjual.
g. Lakukan sekarang juga.

2. Definisi dan Konsep Kewirausahaan


Berdasarkan dari segi etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira
adalah pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan
berwatak agung. Sedangkan, usaha adalah perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Oleh
karena itu, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru, mengatur per-modalan operasinya, serta memasarkannya. Dahulu, kewirausahaan
dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan
bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are bom not made), sehingga kewirausahaan
tidakdapat dipelajari dan diajarkan Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusanlapangan,
melainkan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan “Entrepreneurship are not only
born but also made”, artinya kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan
pengalaman lapangan,tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki
bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan Olehkarena itu,
untuk menjadi wirausaha yang sukses, hanya memiliki bakat tidak cukup, tetapi juga harus
memiliki pengetahuan mengenal segalaaspek usaha yang akan ditekuninya
Esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996: 51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara berikut:
a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology).
b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge).
c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services).
d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of profiding more goods
and services with fewer resources).

Dalam menjalankan roda usaha, integritas merupakan persoalan krusial bagi keberhasilan
pribadi dan bisnis dalam kewirausahaan. Banyak orang cenderung melihat faktor-faktor di
luar diri mereka sebagai penyebab penyimpangan karakter. Padahal pengembangan integritas
sebenarnya menjadi tugas dalam diri setiap orang. Tiga hal penting mengenai integritas yang
berbeda dari pandangan umum, antara lain integritas tidak ditentukan oleh lingkungan, tidak
berdasarkan kedudukan, dan tidak disamakan dengan reputasi. Pada umumnya wirausaha
memiliki empat karakteristik, diantaranya:

a. Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan
tetap selalu waspada.
b. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat, hanya mengejar peluang yang sangat baik
dan menghindari mengejar peluang lain yang melelahkan diri dan organisasi mereka.
c. Fokus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif
d. Mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Teori Kewirausahaan seiring berjalannya waktu akan semakin berkembang. Teori


kewirausahaan diantaranya adalah:
1. Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen
(individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar
melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi
pendekatan neoklasik tidak cukup untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam
teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau
dimana belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal
untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletannya, keseriusannya,
kesungguhannya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu
usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Selain itu, bila dilihat dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang
dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya:
a. Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya
peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan peluang untuk
dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian mengambil peluang, berspekulasi,
menata organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi.
b. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan nilai-nilai sosial disuatu
masyarakat, yang akan berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang usaha dan
mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang
ulet berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan
padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
c. Teori psikologi, lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya
untuk berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar
kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang
diperolehnya.
d. Teori perilaku, bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun
jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul
untuk memajukan suatu usaha.
3. Kekuatan dan Kelemahan Kewirausahaan

Seseorang yang bergerak di bidang kewirausahaan tentunya adalah seorang yang mandiri,
dalam artian memiliki usaha sendiri sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain
ia tidak menggantungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Dengan bergerak di
bidang kewirausahaan akan berdampak positif diantaranya:
a. Menciptakan penghasilan dan lapangan kerja bagi diri sendiri dan masyarakat.
b. Mendayagunakan sumber bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi
bermanfaat bagi masyarakat.
c. Menciptakaan teknologi .
d. Mendorong investasi di bidang-bidang lain.
e. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, untuk dapat bergerak dan maju dalam bidang kewirausahaan harus
mengetahui kekuatan dan kelemahan kewirausahaan untuk nantinya sebagai persiapan dan
menciptakan strategi yang baik.

Kekuatan kewirausahaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1.Kerja keras
2.Kekuatan tekad
3.Dedikasi
4.Berhasil memenuhi permintaan pasar
5.Mempunyai kemampuan manajemen.

Kelemahan kewirausahaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:


1.Kurangnya pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis
2.Lemahnya sistem kontrol
3.Kurang modal.

Beberapa hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kewirausahaan, menurut Peggy
Lambing (2000: 20), antara lain:
1. Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos”
yang penuh kepuasan.
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan
sangat memotivasi wirausaha.
3. Kontrol finansial (pengawasan keuangan).
Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri

Beberapa hal yang menjadikan kelemahan dari kewirausahaan, antaralain:

1. Pengorbanan personal.
Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali
waktu untuk kepentingan keluarga dan rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk
kegiatanbisnis
2. Beban tanggung jawab.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis seperti pemasaran, keuangan, personel
maupun pengadaan dan pelatihan
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.
Karena wira-usaha menggunakan keuntungan yang kecil dan keuangan milik sendiri,
margin keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

4. Kisah Sukses Tokoh Wirausaha

a. Dr. (H.C.) Ir. Ciputra

Dr. (H.C.) Ir. Ciputra atau Tjie Tjin Hoan lahir pada Tanggal 24 Agustus 1931 di Parigi,
Sulawesi Tengah. Beliau adalah seorang insinyur dan menjadi salah satu pengusaha
sukses di Indonesia. Usaha properti yang dimilikinya diantaranya Jaya Group,
Metropolitan Group dan Ciputra Group. Selain itu, beliau juga seorang filantropis dan
bergelut di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas
Ciputra. Ciputra dikenal sebagai sosok penyebar entrepreneurship atau kewirausahaan
di Indonesia. Oleh karena itu, Ciputra menitikberatkan sekolah ini pada kewirausahaan
untuk menyiapkan para lulusannya menjadi pengusaha. Dalam setiap kesempatan, Ia
selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju. Di
usianya yang ke-88 tahun, Ciputra meninggal pada Tanggal 27 November 2019
di Singapura.

Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Bapaknya Tjie Siem
Poe ditangkap oleh pasukan Jepang karena dituduh sebagai mata-mata Belanda dan
akhirnya meninggal di dalam tahanan Jepang di Manado. Ketika remaja ia bersekolah di
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Frater Don Bosco di Manado.
Setamatnya dari Sekolah Menengah Atas, ia meninggalkan desanya menuju Jawa. Ia
kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung dan bergabung dengan Organisasi
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Pada tingkat empat, Ia bersama Budi
Brasali dan Ismail Sofyan mendirikan usaha konsultan arsitektur. Setelah Ciputra meraih
gelar insinyur pada tahun 1960, Ia pindah ke Jakarta. Ciputra mengawali kariernya di Jaya
Group, perusahaan daerah milik Pemda DKI. sebagai direksi sampai dengan usia 65 tahun
kemudian sebagai penasihat. Di perusahaan tersebut, Ciputra diberi kebebasan untuk
berinovasi yaitu pembangunan proyek Ancol.
Ciputra bersama dengan Soedono Salim (Liem Soe Liong), Soedwikatmono, Budi Brasali
dan Ibrahim Risjad mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah
Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada masa itu, Ciputra duduk
sebagai direktur utama di Jaya Group dan presiden komisaris di Metropolitan Group.
Ciputra kemudian mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga grup yang
dipimpin Ciputra diantaranya Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain
itu, Bank Ciputra yang didirikannya ditutup oleh Pemerintah karena dianggap tidak
layak, dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate yang baru dirintis menjelang krisis pun ikut
ditutup. Dengan adanya kebijakan moneter dari pemerintah dan diskon bunga dari
beberapa bank, ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya.
Akhirnya ketiga grup tersebut dapat bangkit dan mampu melakukan ekspansi usaha di
dalam dan ke luar negeri.

Di dalam acara the 5th Annual Jakarta Marketing Week 2017, Ciputra mengatakan
seorang pengusaha sukses menerapkan tiga prinsip yang disebut IPE. IPE sendiri terdiri
dari integritas, profesionalisme, dan entrepreneur. Ia menuturkan, integritas merupakan
fondasi penting dalam membangun kesuksesan. Integritas menjadi dasar dalam menjalin
hubungan kepercayaan. Menurutnya, "Integritas, adalah moral dan kejujuran, manusia itu
ada soul. Yang menjadi dasar segalanya, karena itu dari Tuhan yang diharapkan jangan
buat kesalahan. Kalau moral, integritas, kejujuran terganggu atau negatif maka sukar
sekali diperbaiki. Itu merupakan branding kita. Yang tidak ada kompromi". Ia
menambahkan, profesionalisme mencakup keahlian. Keahlian pun bermacam-macam
wujudnya seperti keahlian mengenai teknologi. Terakhir adalah entrepreneur atau jiwa
usahawan. Tanpanya, maka langkah untuk menjadi seorang pengusaha sukses akan sulit
diraih. Lebih lanjut, Ciputra menjelaskan, kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan
bagian penting untuk memangkas kesenjangan antara kaya dan miskin. Dia menjelaskan,
ada bermacam-macam cara untuk memangkas kesenjangan di antaranya adalah
pendidikan dan pelatihan pada buruh. Dengan begitu, keahlian, produktivitas, serta
pendapatan akan meningkat. Namun, menurut Ciputra, hal itu merupakan upaya jangka
pendek. Lantaran, ukuran kinerja mereka tetap saja diukur berdasarkan upah
minimum."Yang benar dapat mengatasi kesenjangan tersebut adalah entrepreneurship,"
ujar dia. Dia mengatakan, entrepreneurship merupakan usaha untuk memberikan nilai
tambah."Kaki lima bukan entrepreneurship, bukan toko kelontong tak ada nilai tambah.
Menurut Ciputra, Entrepreneurship adalah mengubah sampah jadi emas.

Kiprah Ciputra diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan memberikan
dua rekor kepada Ciputra, yakni sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di
berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan kepada dosen terbanyak.
Ciputra melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) telah memberikan
pelatihan entrepreneurship kepada setidaknya 1.600 dosen. Ciputra juga dinobatkan
sebagai Entrepreneur of The Year 2007 versi Ernst & Young.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Ciputra

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4120391/3-prinsip-ciputra-bangun-
bisnis-hingga-punya-kekayaan-rp-18-triliun

b. Bob Sadino
Bambang Mustari Sadino atau akrab dipanggil Bob Sadino lahir pada Tanggal 9 Maret
1933 di Bandar Lampung. Beliau memiliki ciri khas sering terlihat santai dengan
mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Ia adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan, yaitu pemilik dari jaringan
usaha Kemfood dan Kemchick.

Bob berasal dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari
lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun
mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain
sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama
kurang lebih 9 tahun. Di Belanda, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan di
Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya,
Soelami Soejoed.
Bob dan keluarga kembali ke Indonesia pada tahun 1967. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah
di Kemang, Jakarta Selatan dan sebagian hartanya ia simpan. Setelah beberapa lama
hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena memiliki
tekad untuk bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoni Bob Sadino setelah
keluar dari perusahaan adalah menjadi supir dari menyewakan mobil Mercedes yang ia
miliki. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan
mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih
pekerjaan menjadi kuli bangunan dengan upah harian Rp.100.

Bob memiliki teman dan menyarankan untuk memelihara dan berbisnis telur ayam
negeri untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan
usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi
pasar. Bob adalah orang yang pertama kali memperkenalkan telur dan ayam negeri ke
Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri
belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli
oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang dan orange Indonesia yang
pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai
dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya
dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga
merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur system hidroponik di
Indonesia. Perusahaan Bob pada awal tahun 1985 memiliki rata-rata penjualan per
bulannya sebesar 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan dan 100 ton sayuran
segar.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik.
Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari
dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang,
rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah
pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak
mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting
tindakan,” kata Bob.Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia
langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai
bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari
ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak
orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena
merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Bob selalu luwes terhadap pelanggan,
mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih
simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan
akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani
pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga.
Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama,
semuanya punya fungsi dan kekuatan
Kondisi kesehatan Bob Sadino merosot setelah istrinya, Soelami Soejoed meninggal
dunia pada Juli 2014. Setelah sempat dirawat selama dua pekan di Rumah Sakit Pondok
Indah, di usianya yang ke-81 tahun beliau meninggal pada Tanggal 19 Januari 2015
di Jakarta.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino
https://voffice.co.id/jakarta-virtual-office/business-tips/biografi-bob-sadino-
pengusaha-sukses-dari-indonesia/

c. Tanri Abeng

Tanri Abeng dilahirkan di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Pada usia 10
tahun kedua orangtuanya meninggal dan ia dikirim untuk tinggal dengan kerabat
di Makasar (dahulu Ujungpandang). Pengusaha Tanri Abeng mengaku pernah mengalami
masa-masa sulit semenjak kecil. Tanri yang sempat dijuluki sebagai 'manajer Rp 1 miliar'
telah menanamkan perilaku kewirausahaan sejak usia 6 tahun.
"Saya karena terpaksa sejak umur 6 tahun sudah punya perilaku entrepreneurship," ungkap
Tanri saat menjadi pembicara di acara Seminar Kewirausahaan di Highscope Indonesia di
Jakarta, pada Hari Kamis Tanggal 24 Mei 2012.
Beliau berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan, Tanri harus membanting tulang
untuk menopang kebutuhannya sehari-hari. "Karena keluarga saya begitu miskin,
seminggu saya jualan 1 sisir pisang cukup untuk jajan saya 1 minggu," tambahnya. Selain
itu, berlanjut ke masa SMA, jiwa kewirausahaan mantan Menteri BUMN ini makin
menjadi. "Saya masuk sekolah menengah saya sudah mengetik sendiri dari sekolah saya
stensil langsung saya jual," terangnya. "Proses saya memang profesional tapi perilakunya
entrepreneur," imbuhnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Ujungpandang, ia sempat berangkat
ke Amerika Serikat dalam program American Field Service (AFS) Exchange program.
Selanjutnya ketika ia pulang kembali ke Makassar, ia melanjutkan sekolahnya
di Universitas Hasanudin, kemudian pendidikannya dilanjutkan ke Graduate School of
Business Administration di Universitas New York, Amerika Serikat hingga mendapatkan
gelar MBA. Kemudian ia mengikuti program management training Union carbide
Amerika Serikat . Setelah selesai, ia ditempatkan sebagai manager di Jakarta. Keuangan
perusahaan tersebut (1969-1979). Kariernya terus menanjak sampai akhirnya ia
menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi Direktur
Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan tahun 1977-1979,
ia merangkap sebagai manager pemasaran Union Carbide Singapura.

Tahun 1979, ia pindah ke perusahaan produsen bir Belanda Heineken, PT Perusahaan Bir
Indonesia (Indonesian Beer Company). Tanri Abeng tidak dapat berbahasa Belanda dan
tidak minum bir, namun Ia menjadi CEO perusahaan tersebut setelah wawancara selama
15 menit. Selanjutnya ia mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia ke Multi Bintang
Indonesia. Pada tahun 1982, itu mencatat laba sebesar Rp. 4 miliar, naik dari hampir Rp.
500 juta dibandingkan ketika ia bergabung.

Pada tahun 1991 Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke Bakrie
& Brothers, perusahaan milik . Tanri Abeng menjadi CEO Bakrie & Brothers, tetapi juga
merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap
dipertahankan hingga Maret 1998. Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki
lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri. Salah satu langkah
pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan
perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan
perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan
konstruksi. Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri
Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta. Pada akhir
tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US $ 700 juta. Saat itu ia sempat dijuluki sebagai
„Manajer Rp1 Miliar‟ lantaran ia mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan
milik Aburizal Bakrie tersebut
Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai
Direktur di Asia Pacific Brewery, Singapura (1981-1991), Direktur Bata Indonesia (1993-
1998), Ketua B.A.T Indonesia (1995-1998) dan Mitratel Indonesia (1994-1998). Ia juga
aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti Dewan Pendidikan Nasional
(1993 - 1998), Dewan Riset Nasional (1990 - 1998), Badan Promosi Pariwisata (1990-
1996), Yayasan Perlindungan Lingkungan (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda,
Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute. Dia juga merupakan Komisaris dari
Bursa Efek Jakarta antara tahun 1992 dan 1995. Tahun 1991 ia memasuki dunia politik, ia
mewakili Golkar duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Selanjutnya
tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan
BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama
di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie. Tahun 2004, ia menjadi
Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia. Pada tahun 2010, Tanri Abeng menyelesaikan
pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari UGM.

Setelah lebih dari empat dekade, di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun 2011,
ia mendirikan Universitas Tanri Abeng, yang berlokasi di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan. Menurut penuturannya, pendanaan untuk membangun kampus ini ia peroleh dari
hasil menjual hotel Hotel Aryaduta yang ia miliki dari hasil bermitra dengan James
Riady (pemilik Lippo Group) pada 1995 di Makassar. Pada awal tahun 2012, ia menjabat
sebagai CEO OSO Group, menggantikan Oesman Sapta Odang (founder). OSO Group
bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, transportasi, property dan hotel.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanri_Abeng#:~:text=Tanri%20Abeng%20(lahir%20di%20Sel
ayar,VII%20dan%20Kabinet%20Reformasi%20Pembangunan.

https://finance.detik.com/sosok/d-1923561/tanri-abeng-si-manajer-rp-1-miliar-memulai-
bisnis-dari-jualan-pisang

BAHAN REVIEW

Mahasiswa diharapkan melakukan review sesuai modul chapter di atas.

Anda mungkin juga menyukai