Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan
yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi
juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam
menangkap ide peluang peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif serta mempunyai kemampuan yang kuat untuk konsisten dan
tidak mudah menyerah (menyukai tantangan).
Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk memulai atau
memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha baru, membeli
perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama manajemen.
Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model pengembangannya,
alangkah baiknya Kita mengetahui akan pengertian dan tujuannya. Menurut Brown dan
Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis ini pun akan meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pembisnisan itu adalah Untuk memasuki dunia usaha, seseorang
harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai
pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki Kecakapan untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara merintis usaha baru?
2. Bagaimana model pengembangan usaha baru?
3. Bagaimana langkah-langkah atau proses dalam memulai bisnis?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
5. Bagaimana strategi kewirausahaan dalam merintis usaha baru?

C. Manfaat
1. Mengetahui cara merintis usaha baru
2. Mengetahui model pengembangan dalam memulai usaha
3. Mengetahui langkah-langkah dalam memulai bisnis
4. Mengetahui pengertian manajemen
5. Mengetahui strategi kewirausahaan dalam merintis usaha baru
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Cara merintis usaha baru


Menurut Hugnes dan Kapoor bisnis atau usaha suatu kegiatan usaha individu yang
diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam m8emasuki dunia bisnis,
seseorang dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga ide dan
kemauan. Ide dan kemauan itulah yang akan diwujudkan dalam bentuk
penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku di pasar. Dalam memasuki suatu
bisnis atau usaha, dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1) merintis usaha baru sejak
awal, 2) membeli perusahaan yang sudah ada dan 3) kerja sama manajemen atau
waralaba (franchising). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka
merintis usaha baru yaitu
1. bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis,
2. bentuk dan kepemilikan usaha yang akan dirintis
3. tempat usaha yang akan dipilih
4. organisasi usaha yang akan datang
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
6. lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

mengelola usaha tersebut harus diawali dengan : (1) perencanaan usaha; (2)
pengelolaan keuangan; (3) aksi strategis usaha dan (4) teknik pengembangan usaha.
Entrepreneur, orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru, sering
terfokus pada upaya pengumpulan modal tanpa mengadakan survei tentang usaha apa
yang mesti dikelola, kemampuan apa yang dimiliki dan perencanaan yang juga sering
diabaikan.

Menurut James Brian Quinn (1995) hal yang perlu diperhatikan dalam merintis
usaha baru adalah: a) iklim inovasi dan visi, b) orientasi pasar, c) organisasi yang tetap
datar dan kecil dan d) proses belajar interaktif. Berbagai hambatan lain juga yang
muncul mengapa entrepreneur tidak berkembang menurut Astamoen (2008) adalah:

a) Pengaruh pola pikir tradisional; pola pikir yang menempatkan sistem belajar
generasi muda terfokus pada keinginan menjadi PNS atau BUMN, cepat lulus, kerja
pada perusahaan dan dapat pensiun di hari tua.
b) Kurangnya motivasi dan antusias; tidak banyaknya pengalaman pendahulu dibidang
wirausaha, sehingga tidak ada motivator yang dapat ditiru oleh generasi berikutnya.
c) Sifat insinyur yang introvert; entrepreneur memerlukan basis teknologi yang tinggi.
Tetapi sebaliknya para insinyur banyak yang menjadi buruh di perusahaan hanya
untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, yaitu mendapat pekerjaan (uangnya
terbatas), bukan menciptakan pekerjaan (uangnya tak terbatas).
d) Pengaruh etos keberhasilan yang kurang menghargai proses; orang melihat
keberhasilan wirausaha adalah dilihat pada hasil akhir, bukan pada proses
bagaimana keberhasilan itu terjadi “learning proses” tidak terjadi.
e) Berjiwa safety player” (cari aman atau main aman); “terlalu banyak orang mencari
tempat yang aman dan selamat. Akibatnya banyak yang terpuruk (Thomas Ryder).
f) Kelemahan dalam leadership; menekankan pada gaya kepemimpinan Konvensional,
transaksional dan kepemimpinan tranformasional sebagai Perkembangan yang
terakhir.
g) Pengaruh feodalisme gaya baru; gaya manajemen model uppety, gila hormat, ABS,
membanggakan status dan kedudukan seperti jaman kerajaan, meskipun pucuk-
pucuk pimpinan telah berganti nama, seperti direktur, presiden direktur, komisaris
dll.
h) Takut tidak mempunyai status sosial; status sebagai pegawai, kerja di BUMN masih
menjadi perhatian orang.
i) Kerja ingin enteng, hasilnya ingin besar, dan tidak mau menanggung risiko
j) Kurangnya pendidikan entrepreneurship; penerapan sistem pendidikan di setiap
jenjang belum banyak menyentuh entrepreneur, baik di rumah, kursus-kursus,
diploma, PT, maupun pendidikan di tempat kerja
k) Kurangnya dukungan pemerintah pusat dan daerah; entrepreneur berkembang dan
tumbuh sendiri, tanpa didukung pemerintah, tetapi malah sering terhambat oleh
kebijakan-kebijakan pemerintah, mengenai pajak, pola usaha, perijinan yang sulit dll

Kepemimpinan tranformasional mestinya menjadi pilihan untuk dapat mempercepat


proses wirausaha muncul di masyarakat. Dimana seorang pemimpin berfungsi sebagai: i)
para pemimpin harus memotivasi secara Inspirasional karyawan dengan jelas
mengartikulasikan visi menarik dari misi dan masa depan organisasi; mendorong dan
memfasilitasi para pengikut mereka untuk bekerja ke arah visi; ii) pemimpin menjadi
sumber pengaruh ideal, berfungsi sebagai role-model (permodelan perilaku yang
konsisten pada visi yang disebutkan) dan membangun kepercayaan karyawan dan
kebanggaan di organisasi. Dan iii) harus membantu pengikut mencapai misi dengan
intelektual merangsang mereka untuk menantang asumsi-asumsi lama tentang masalah
organisasi dan praktek.

B. Model Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha adalah penciptaan jangka panjang bagi organisasi dari
pelanggan, pasar, dan interaksi di dalamnya. Hal ini berarti pengembangan usaha
bertujuan untuk mempertahankan usaha agar tetap produktif dan menghasilkan
keuntungan dalam jangka panjang. Menurut hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers
dan Kim Leahy mengidentifikasi enam (6) tahapan pengembangan bisnis, yaitu tahapan
konsepsi (conception), survival, stabilitas, orientasi pertumbuhan, pertumbuhan yang
cepat, dan kematangan. Menurut Lambing (2000:43) ada dua keterampilan yang sangat
diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu
manajemen personal dan manajemen keuangan.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya
- Selalu memerlukan umpan balik yang segera, untuk melihat keberhasilan
dan kegagalan
- Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
- Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan
- menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.
Wirausaha mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai Kemampuan
normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan
berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan
menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah
“tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.”
Pekerti, 1997 (dalam Sutrino, 2003).

C. Langkah-langkah dalam memulai usaha baru


Saat memutuskan untuk memulai bisnis atau menjadi entrepreneur, seseorang
harus memiliki pondasi yang kuat dan melakukan berbagai langkah agar usaha yang
dijalankan bisa bertahan dan bertumbuh. Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang
dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan
kemauan itulah yang akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan
jasa yang laku di pasar. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memulai sebuah usaha,
yaitu :
1. Melakukan riset
Kemungkinan besar seorang yang akan memulai usaha sudah mengidentifikasi
bisnis apa yang akan dijalankan. Namun, sebelum ide tersebut diaplikasikan
dalam sebuah usaha, lakukan riset kecil-kecilan mengenai seberapa besar bisnis
tersebut akan berhasil. Beberapa hal ini penting untuk dijawab saat melakukan
riset.
2. Membuat Perencanaan
Sebelum mengaplikasikan ide bisnis tersebut menjadi kenyataan, lakukanlah
perencanaan bisnis yang matang karena itu akan memandu Anda untuk
menjalankan bisnis mulai dari tahap awal hingga pembentukan sampai rencana
pengembangan.
3. Rencanakan keuangan
Untuk memulai bisnis kecil memang tidak dibutuhkan banyak uang. Namun,
tentu saja tetap dibutuhkan investasi awal yang akan digunakan untuk menutupi
pengeluaran sebelum menghasilkan keuntungan. Maka, penting untuk membuat
perencanaan keuangan termasuk memperkirakan apa saja kebutuhan serta
pengeluaran selama satu tahun ke depan, mulai dari biaya sewa, pemasaran,
produksi, gaji karyawan, stok barang, dan lain sebagainya.
4. Menentukan struktur bisnis
Bisnis kecil Anda dapat berupa kepemilikan perseorangan, kemitraan, perseroan
terbatas (LLC), atau korporasi. Badan usaha yang Anda pilih akan memengaruhi
banyak faktor mulai dari nama bisnis Anda, terhadap kewajiban Anda, hingga
bagaimana Anda mengajukan pajak.
5. Memilih sistem akuntansi keuangan
kecil berjalan paling efektif ketika memiliki sistem. Salah satu sistem terpenting
untuk bisnis kecil adalah sistem akuntansi untuk membuat dan mengelola
anggaran, menetapkan tarif dan harga, melakukan bisnis dengan orang lain, dan
mengajukan pajak. Anda dapat mengatur sendiri sistem akuntansi atau
menyewa seorang akuntan.
6. Menyiapkan lokasi Bisnis
Menyiapkan tempat bisnis sangat penting untuk mengoperasikan usaha yang
dijalankan. Apakah Anda memiliki kantor pusat, ruang kantor bersama atau
pribadi, atau lokasi ritel. Pilihlah lokasi usaha yang sesuai dengan bisnis yang
dijalankan. Pikirkan juga apakah perlu untuk membeli atau menyewa tempat
usaha.
7. Promosikan usaha anda
Setelah bisnis atau usaha berjalan dan Anda harus mulai menarik klien dan
pelanggan, maka saatnya untuk membuat rencana pemasaran. Kemudian,
jelajahi ide-ide pemasaran bisnis kecil sebanyak mungkin sehingga Anda dapat
memutuskan bagaimana cara mempromosikan bisnis yang paling efektif.

D. Manajemen
Manajemen usaha adalah salah satu kegiatan untuk mengatur segala hal dalam
menjalankan usaha sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini
biasanya mencakup produksi bahan, mengelola keuangan, mengelola stok barang
ataupun bahan baku, mengelola aset dan melibatkan strategi pemasaran. Pengertian
manajemen usaha tidak hanya diterapkan untuk suatu bisnis besar saja, semua lini bisnis
dari usaha kecil sekalipun sebaiknya menerapkan manajemen usaha. Pada perusahaan-
perusahaan besar, manajemen usaha biasanya dikelola oleh profesional yang sudah
berpengalaman di bidangnya. Para profesional yang disebut dengan manajemen
bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
sumber daya bisnis sehingga mereka dapat memenuhi tujuan kebijakan.
Tujuan manajemen adalah mengumpulkan orang untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan cara
yang efektif dan efisien. Manajemen diperlukan untuk memfasilitasi upaya bersama
untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi manajemen usaha meliputi:
- Pengorganisasian
- Mengarahkan atau memimpin
- Perencanaan
- Kepegawaian
- Mengontrol organisasi
Manajemen kewirausahaan adalah menyangkut semua kekuatan perusahaan yang
menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila ingin eksis maka wirausaha harus
memiliki kompetensi seperti: fokus terhadap pemasaran, buat ramalan pendanaan
untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan, membangun tim manajemen, bukan
menonjolkan perorangan dan beri peran tertentu pada setiap anggota tim..

E. Strategi Kewirausahaan
Strategi Kewirausahaan adalah aktivitas pencarian atau penciptaan peluang usaha
dan pencarian atau penciptaan keunggulan usaha yang membangun keunggulan daya
saing.
Dalam konsep strategi pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran (marketing mix)
dikenal dengan 4 P atau 5 P yaitu:
1. (barang dan jasa)
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
4. Promotion (promosi)
5. Probe (penelitian dan pengembangan).
Selanjutnya Mintzberg menggambarkan 5 P dengan konsep yang berbeda yaitu :
1. Plan (perencanaan)
2. Patern (pola)
3. Position (posisi)
4. Perspective (perspektif)
5. Play (permainan/taktik).

Strategi keunggulan bersaing menurut Porter (1997) adalah :


1. Rendah, keunggulan berasal dari : pengerjaan berskala ekonomis, Teknologi milik
sendiri dan akses preferensi bahan baku.
2. Diferensiasi barang dan jasa dalam hal : diferensiasi produk, sistem
penyerahan/distribusi, dalam pendekatan pemasaran, dalam penggunaan peralatan
dan konstruksi dan dalam membentuk citra produk.
3. Fokus; berusaha mencari keunggulan dengan segmen sasaran pasar tertentu
meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan.

Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial (kewirausahaan) perusahaan


harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat merekrut
orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik.
2. Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer untuk
menjadi guru, pelatih dan mentor.
3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik yang
menyediakan program bonus.
4. Wewenang manajemen akan digantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh
koordinasi dan dukungan horizontal.
5. Entrepreneurship dalam korporasi memperbolehkan seorang pegawai.
6. Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa risiko meninggalkan
perusahaan.
7. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan belajar
bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar semangat
pegawainya.

Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi entrapreneurial ini, ada
beberapa langkah penting yang perlu dilakukan (1) Pengembangan visi; (2) dorongan
inovasi; (3) penstrukturan suatu iklim intrapreneurial dan (4) pengembangan tim usaha.

Anda mungkin juga menyukai