Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur

Kedua kata diatas saya rasa tidak asing untuk didengar dalam suatu ilmu
manajemen, tetapi sebenarnya apa itu entrepreneur dan intrapreneur serta apa perbedaan
antara dua hal tersebut, maka dari itu perlu kita bahas satu persatu untuk mengetahuinya,
berikut penjelasannya.

Enterprenuer
Entreprenuer atau kerap kita ketahui sebagai wirausaha merupakan kata yang berasal
dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang memiliki arti bertanggung jawab. Pada
umumnya terdapat 2 pandangan mengenai pengertian entrepreneur, yaitu sebagai suatu
proses (process) dan sebagai suatu kemampuan (skill). Namun, entreprenuer adalah
seseorang yang kreatif atau inovatif yang membawa ide baru dan berani mengambil risiko
untuk memulai bisnisnya guna menambah kesejahteraan atau kekayaan. Dari
pengertiannya banyak yang menyamakan antara entrepreneur dengan pengusaha, Namun,
faktanya semua orang bisa menjadi seorang pengusaha tetapi tidak begitu dengan
entrepreneur, karena pengusaha adalah orang yang menggunakan ide-ide yang sudah ada
untuk berusaha sedangkan entrepreneur disini adalah aspek penting dari ekonomi yang
dimana berani mengambil risiko pada ide-ide inovatif yang dimana pelunang
keberhasilannya mungkin tidak menjanjikan, tetapi jika berhasil, dapat mendorong industri
lebih maju.
Ada berbagai hal yang membedakan antara entrepreneur dengan pengusaha, yaitu sifat
dan tujuan, rentang risiko, sikap dengan karyawan, tempat kerja, keahlian, adaptasi, tujuan,
segi waktu, visi, dan sebagainya. Ada beberapa aspek latar belakang wirausaha, sebagai
berikut.
1. Lingkungan Keluarga. Terdapat hubungan antara orang tua pada masa kecil
dengan wirausaha, yaitu dalam bentuk dukungan dan dorongan sifat kemandirian,
mengejar prestasi, dan penanaman rasa tanggung jawab kepada anaknya.
2. Pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi
bertumbuhnya seorang wirausaha baik Pendidikan formal maupun informal karena
tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga wirausaha yang mengalami putus sekolah
atau drop out sekolah seperti, Bill Gates dan Henry Ford.
3. Nilai Personal. Seorang wirausaha didukungi dengan beberapa nilai personalnya
seperti, kejujuran, fleksibel, etika dalam berbisnis, dan nilai-nilai kreativitas.
4. Umur. Menurut Hisrich, R.D. dan Peters, M.P. berpendapat bahwa rentang usia
para wirausaha memulai karier yaitu antara 22 sampai 45 tahun.
5. Latar Belakang Pekerjaan. Sebagian besar wirausaha terjun ke dalam dunia bisnis
karena merasakan ketidakpuasan terhadap pekerjaan sebelumnya seperti bosan
ataupun merasa kinerja nya tidak diperhatikan.
Pada awalnya, wirausaha dipandang hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki
bakat yang dibawa sejak lahir atau dari pengalamannya langsung dari lapangan, namun
seiring perkembangannya zaman, wirausaha dinilai dapat dipejari. Yang dimana pada abad
ke-20, kewirausahaan telah diperkenalkan di berbagai negara, seperti Belanda yang dikenal
dengan “ondernemef”, di Jerman dikenal dengan istilah “unternehmer” Pada tahun 1950-an
Pendidikan kewirausahaan telah mulai dirintis di Eropa, Amerika, dan Kanada. Pada tahun
1970-an banyak universitasi yang mulai mengajari ilmu kewirausahaan dan pada tahun
1980-an hamper 500 sekolah di Amerika yang mengajarkan pendidikan kewirausahaan.
Untuk melakukan suatu kewirausahaan pastinya membutuhkan modal, pada umumnya
modal dalam bentuk uang maupun barang baik berwujud (tangible) atau tidak berwujud
(intangible). Namun, selain dari modal uang, terdapat beberapa modalnya lainnya yang tidak
kalah penting dengan uang dan barang, yaitu
 Modal Intelektual, adalah modal yang paling utama yang dimana dalam bentuk
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan.
 Modal Sosial dan Moral, dalam bentuk kejujuran, integritas, rasa tanggung jawab,
memiliki citra diri yang baik, dan dapat menghormati orang lain.
 Modal Mental, seperti pantang menyerah, berani mengambil risiko, serta menyukai
tantangan.
 Modal Material, ini adalah moda yang pada umumnya kita ketahui yaitu uang dan
barang.
Dari aspek-aspek diatas dapat kita ketahui bahwa entrepreneur menanggung risiko
yang besar, namun jika berhasil maka akan mendapatkan keuntungan yang tidak kalah
besar. Berikut terdapat berbagai tipe interpreneur
a. The World Changer
The world changer atau yang kita kenal sebagai pengubah dunia. Karena, dengan
membangun bisnis dapat membuat dunia menjadi jauh lebih baik yang dimana
dipercaya dapat membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat
b. The Survivor
Kabar bahwa banyak orang yang resign untuk membangun bisnis pasti sudah tidak
asing bagi kita, karena karyawan yang telah resign ingin mempertahankan dirinya
untuk tetap mendapatkan kakayaan namun merasa jenuh dan tidak cocok akan
pekerjaannya sekarang maka dari itu ia membangun bisnisnya sendiri dengan
sistemnya sendiri. Inilah yang disebut sebagai survivor yang tetap
mempertahankan dirinya untuk mendapatkan kekayaan sesuai dengan
keinginannya.
c. The Visionary
Tipe ini adalah tipe-tipe orang yang inovatif, yang memiliki ide-ide yang tidak
terpikirkan oleh orang lain.
d. The Strategist
Seorang wirausaha dengan tipe ini adalah wirausahawan yang sangat paham akan
bisnis yang dijalaninya, makai a butuh strategi untuk mempertahankan bisnisnya
serta bagaimana untuk memajukan bisnisnya.

Suatu Wirausaha tentu memiliki karakteristiknya seperti optimis, fokus pada tujuan,
problem solver, berani ambil risiko, berpikir terbuka dan lain sebagainya Menurut Bruce R.
Barringer dan R. Duane Ireland, seorang entrepreneur sukses harus memiliki karakteristik
tidak takut gagal, memiliki passion terhadap bisnis, fokus terhadap produk, serta
kemampuan untuk mewujudkan suatu ide menjadi bisnis. Namun, Scarborough dan
Zimmerer dalam Suryana juga mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan, antara
lain :
1. Desire of responbility (rasa tanggung jawab)
2. Preference for moderate risk (lebih memilih risiko yang moderat)
3. Confidence in their ability to success (percata diri untuk meraih kesuksesan dalam
kemampuannya)
4. Desire for immediate feedback (bersedia mendapatkan umpan balik)
5. High level of energy (memiliki semangat tinggi)
6. Future orientation (berorientasi pada masa yang akan dating)
7. Skill at organizing (kemampuan dalam mengorganisasi sumber daya)
8. Value of achievement over money (lebih menghargai prestasi daripada materi)
Dalam berwirausaha pasti tidak langsung menjulang tinggi dalam keberhasilan
melainkan ada yang mengalami berkali-kali kegagalan dalam bisnisnya yang dimana ada
beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan menurut Machfoedz, M, antara lain :
 Pengalaman manajemen, yang dimana pelaku usaha tidak mengalami pengalaman
dan pemahaman yang cukup dalam prinsip manajemen.
 Perencanaan keuangan, dimana disini wirausahawan menganggap bahwa modal
bukan segala-galanya, namun sumber daya kapital merupakan darah bisnis yang
perlu dikelola dengan baik.
 Lokasi, lokasi yang dipilih bukan lokasi yang strategis. Yang dimana dalam memilih
lokasi perlu memperhatikan target pasar, akses suplai bahan baku, tenaga kerja,
dan keamanan.
 Pengendalian usaha, seorang wirausaha yang gagal mengendalikan usaha nya
secara optimal.
 Boros, terlalu boros dalam pengeluaran dana yang seharusnya dapat dikendalikan.
 Manajemen piutang, menggunakan kas secara tidak tepat karena kurang menaruh
perhatian pada piutang, sehingga banyak utang pembeli yang tidak tertagih.
 Pengembangan yang berlebihan, baiknya pertumbuhan usaha dilakukan seiring
dengan pertumbuhan pasar dan prospek pasar.

Intrapreneur
Intrapreneur hampir sama dengan entrepreneur, Jika entreprener adalah orang yang
memiliki ide-ide inovatif serta berani mengambil risiko untuk membuka bisnisnya, maka
intrapreneur adalah orang yang bekerja pada orang lain maupun institusi bukan miliknya,
yang dimana berada dalam organisasi yang telah mapan atau mantap. Tetapi, keduanya
sama-sama merupakan innovator dan memiliki keberanian mengambil risiko. Jadi, bisa
dikatakan Intrapreneur adalah karyawan pada suatu perusahaan yang mempromosikan
inovasi dan memperoleh renumerasi sesuai dengan kesuksesan unit bisnis yang menjadi
tanggung jawabnya. Sederhananya, entrepreneur berstatus sebagai pemilik bisnis atau
usaha, sedangkan intrapreneur statusnya adalah sebagai karyawan suatu perusahaan. Ada
beberapa alasan mengapa intrapreneur adalah bagian dari strategis dari perusahaan, yaitu
menghasilkan aliran pendapatan baru, mendorong inovasi di dalam perusahaan, serta
mengesinambungkan keunggulan kompetitif. Dan tentu intrapreneur juga memiliki
karakteristiknya tersendiri, sebagai berikut :
1. Siapa pun bisa terlibat. Sistem intrapreneurship memungkinkan untuk setiap orang
memiliki potensi untuk terlibat dalam proses bisnis perusahaan. Tidak hanya
eksekusi, tapi dimulai dari pencarian ide terbaru.
2. Menjadi wadah untuk karyawan menyalurkan ide-idenya. Disini karyawan diberi
kesempatan untuk mengemukakan ide yang membuat karyawan merasa dihargai
karena diberi kepercayaan untuk menjalankan suatu tugas.
3. Semua pihak yang ada di perusahaan akan terkena dampak positifnya. Keberhasilan
dari suatu proyek intrapreneurship tidak hanya akan membawa dampak positif bagi
intrapreneur yang menjalankannya, melainkan semua sumber daya manusia yang
ada di perusahaan itu.
4. Modal disediakan perusahaan. Intrapreneur tidak perlu khawatir soal budget yang
digunakan dalam proyeknya karena perusahaan pasti bersedia untuk
mengeluarkannya. Apalagi jika perusahaan menilai bahwa proyek yang dibuat
berpotensial meraih kesuksesan.
5. Apresiasi terhadap karyawan. Ketika suatu proyek perusahaan berhasil maka
perusahaan wajib memberikan apresiasi kepada karyawannya. Dapat berupa bonus
atau kenaikan pangkat.
Dari penjelasan-penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan perbedaan antara
entrepreneur dan intrapreneur adalah sebagai berikut :
a. Cara pandang terhadap risiko. Entrepreneur dan intrapreneur sama-sama berani
mengambil risiko namun, intrapreneur cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan sehinggan perlu berkonsultasi dengan pimpinan lebih tinggi sedangkan
entrepreneur lebih cepat mengambil keputusan dan tindakan.
b. Motivasi dalam bekerja. Motivasi pada intrapreneur bermotivasi bisa dalam bentuk
mengejar karier, aktualisasi diri, mencari nafkah, dan mencari status. Yang dimana
berbeda dengan entrepreneur yang tidak memedulikan karier, melainkan
mengutamakan peningkatan kekayaan bisnisnya.
c. Level dalam organisasi. Dalam organisasi intrapreneur adalah seorang karyawan
sedangkan entrepreneur adalah seorang pemilik perusahaan yang
mempertanggungjawabkan kinerjanya pada diri sendiri.
d. Cara bekerja terkait dengan sistem dan prosedur. Seorang intrapreneur bekerja
patuh dalam sistem yang dimana cenderung mengupayakan adanya perubahan dan
perbaikan yang menunjang kinerja organisasi sedangkan entrepreneur menganggap
sistem dan prosedur hanya sebagai alat mencapai tujuan yang dipentingkan
hanyalah hasil yang dicapai, justru mengabaikan suatu prosedur jika menganggap
prosedur tersebut menghambat pencapaian suatu tujuan.
e. Orientasi terhadap hasil dan proses. Jika entrepreneur lebih memperhatikan hasil
dari suatu pencapaian maka interpreneur lebih cenderung memperhatikan hasil dan
proses dan mengutamakan adanya inovasi.

Lingkungan Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja secara bersamaan dalam suatu
divisi untuk mencapai suatu tujuan, Lingkungan Organisasi adalah segala aktifitas yang
mempengaruhi input, output, eksistensi, pendapatan, dan keberlangsungan organisasi baik
pengaruh secara internal maupun eksternal. Lingkungan ini terbagi menjadi dua, yaitu
internal dan eksternal, berikut penjelasannya.
Organisasi Internal
Lingkungan internal adalah komponen lingkungan yang ada di dalam organisasi, yang
berupa :
1. Karyawan
Karyawan merupakan salah satu faktor paling penting dalam perusahaan. Semakin
baiknya SDM maka akan semakin baik juga organisasi dapat mengantisipasi ancaman
baik dari internal maupun eksternal.
2. Budaya
Budaya adalah adat yang tercipta dalam suatu organisasi. Meliputi norma, aturan dan
keyakinan yang ada pada organisasi.
3. Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
Biasanya, dewan direksi sering kita sebut sebagai bagian dari manajemen tingkat tinggi
(top management). Faktor ini akan bertugas untuk menentukan tujuan organisasi,
penentuan strategi, pengawasan dan pengarahan pada anggota organisasi.
4. Pemegang Saham
Pemegang saham yaitu orang-orang yang memiliki sejumlah saham pada organisasi
dan berhak ikut andil dalam pengambilan keputusan atau pengambilan arah tujuan
organisasi. Para pemegang saham ini akan menyampaikan hal tersebut dalam rapat
pemegang saham.
Organisasi Eksternal
Lingkungan eksternal adalah komponen lingkungan yang berada diluar organisasi.
Yang dimana pada prinsipnya lingkungan eksternal terdiri 2 jenis yaitu, secara langsung
(direct action) dan secara tidak langsung (indirect action).
Direct action environment
Direct action environment merupakan elemen dari lingkungan eksternal organisasi yang
memiliki pengaruh secara langsung terhadap aktivitas organisasi. Direct action environment
kerap disebut sebagai stakeholders yang dimana stakeholders adalah sekelompok orang
atau individu yang baik secara langsung ataupun tidak secara langsung berpengaruh pada
pencapaian suatu tujuan organisasi. Selanjutnya stakeholders terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
internal stakeholders dan eksternal stakeholder. Internal stakeholders merupakan kelompok
atau individu yang tidak secara tegas menjadi bagian dari lingkungan organisasi karena
sebenarnya merupakan anggota organisasi, yang dimana memiliki tanggung jawab atas
kepentingan mereka. Seperti, karyawan, pemegang saham, Board of Directors (BOD)
dewan direksi, Board of Commisioners (BOC) dewan komisaris. Sedangkan eksternal
stakeholders adalah kelompok atau individu yang bukan menjadi bagian dari anggota
organisasi, namun dapat memengaruhi aktivitas organisasi. Seperti, pelanggan, penyuplai,
pemerintah, kelompok kepentingan, media, serikat pekerja (labor unions), institusi keuangan
dan pesaing.

Indirect action environment


Indirect action environment merupakan elemen dari lingkungan eksternal organisasi yang
tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap aktivitas organisasi. Berikut contohnya :
 Teknologi. Semakin canggih teknolog dapat berpengaruh pada keefektifan proses
penghasilan output yang dimana merupakan faktor utama dari perubahan gaya
persaingan dan kualitas output.
 Ekonomi. Kondisi ekonomi seperti inflasi, kebijakan keuangan, pengangguran, dan
lainnya dapat mempengaruhi organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 Politik. Sama halnya dengan ekonomi yang dapat memengaruhi organisasi karena,
dalam pembuatan kebijakan dagang akan terunding dalam rapat politik.
 Demografi. Berupa kategori penduduk berdasarkan usia, wilayah, jenis kelamin,
agama, dan sebagainya.

Berikut beberapa organisasi yang termasuk dalam organisasi eksternal, yaitu :


1. Pelanggan
Pelanggan adalah faktor eksternal yang langsung mempengaruhi organisasi yang
dimana beperan dalam penggunaan produk atapun jasa organisasi. Hal tersebut
karena pelanggan adalah penyumbang keuntungan bagi organisasi.
2. Pensuplai atau Pemasok
Sebuah organisasi tidak dapat menghasilkan sebuah output tanpa adanya input.
Pemasok akan bertugas sebagai penginput material yang kita butuhkan ke suatu
perusahaan, berupa bahan baku jasa, energi, peralatan kantor, alat tulis kantor serta
tenaga kerja. Tanpa adanya pemasok, organisasi tidak dapat memenuhi kebutuhan
para pelanggannya. Sedangkan output yang dihasilkan berupa barang atau jasa
yang diproduksi. Oleh karena itu, organisasi perlu menjaga hubungan baik dengan
faktor eksternal yang satu ini.
3. Pemerintah
Peran pemerintah dalam dunia bisnis adalah sebagai pengawas, pembentuk
peraturan, penentu kebijakan dan pendorong bisnis. Dalam prakteknya, menurut
sistem laissez-faire, peran pemerintah harus dibatasi dari segi pembuat aturan agar
secara alami tercipta pasar bebas.
4. Serikat Kerja
Serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk oleh karyawan itu sendiri
maupun secara indenpenden oleh pihak luar perusahaan yang bertujuan untuk
menggalang kekuatan untuk menegosisasikan kesejahteraan karyawan seperti, gaji
tunjangan, jam kerja, dll. Serikat keja juga merupakan wadah bagi para pekerja untuk
menyampaikan aspirasi atau keluhannya. Serikat ini biasanya akan
memperjuangkan hak-hak para pekerja terhadap perusahaan.
5. Pesaing
Pesaing merupakan organisasi yang mempunyai output yang sama atau hampir
mirip. Sehingga sasaran pelanggan dari organisasi tersebut pun akan sama. Oleh
karena itu, kita wajib mewaspadai pesaing bukan hanya untuk mempersempit pasar
tetapi mereka dapat mencuri pelanggan kita.

6. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan (special interested groups) merupakan kelompok masyarakat
yang terorganisasi dan menggunakan proses dan mekanisme politik untuk
meningkatkan daya tawar.
7. Media
Media merupakan tempat yang dapat menarik perhatian banyak orang dan juga
dapat berdampak pada banyak orang, biasanya media berupa TV, radio, koran,
majalah, banner, tabloid, spanduk, dll. Yang dimana hal ini sering digunakan untuk
keperluan promosi yang dimana dinilai lebih efektif dan efisien.
8. Institusi Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Lembaga
keuangan terbagi atas 2, yaitu lembaga keuangan formal dan nonformal, Formal
seperti bank, perusahaan asuransi, dan sebagainya. Informal seperti, lembaga yang
menjalankan fungsi keuangan tetapi tidak berlandaskan hukum.

Anda mungkin juga menyukai