KELOMPOK 9
NAMA- NAMA :
Notburga Nderu
Fredik Kamore
MANAJEMEN
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-nya kami telah
menyelesaikan tugas ini dan terimaksih kepada ibu dosen sehingga kami dapat menambah
wawasan, pengetahuan tentang kewirausahaan dalam konteks bisnis. Oleh karena itu
dengan segala keterbatasan mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini ,
kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna , saran serta kritik yang membangun
dapat menjadi pembelajaran agar makalah ini menjadi lebih baik.
Terimakasih .
Penyusun,
Daftar Isi
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB1
Pendahuluan
1.3Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan dan bermotivasi
tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha adalah orang yang selalu
berubah dan berkembang. Mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang
sehat. Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri
dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya,
keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yangt
idak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masadepannya,
dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan
Negara lainnya. Berdasarkan pemahaman kewirausahaan di atas,maka seorang wirausaha
harus membuat perencanaan yang tepat untuk memulai sebuah usaha. Dengan melakukan
perencanaan usaha maka akan dapat diukur kelayakan suatu usaha yang akan dilakukan.
Pengetahuan tentang kewirausahaan dan perencanaan usaha sangat diperlukan bagi para
fasilitator/pendamping masyarakat dalam hal mendorong tumbuhnya wirausaha berbasis
potensi lokal yang ada. Ciri khas dari pendampingan kewirausahaan ini adalah munculnya
wirausaha-wirausaha yang beretika. Artinya tidak hanya mengejar keuntungan semata tetapi
juga harus berkontribusi secara adil pada semua pelaku yangterlibat dalam usaha tersebut dan
menjaga keberlanjutan lingkungan yang ada.
PEMBAHASAN
Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:14) mengemukakan beberapa kemungkinan tipe
aktivitas kewirausahaan, yakni:
1. Dengan konsep baru dan bisnis baru, yaitu wirausahawan yang mengembangkan suatu produk
baru atau suatu ide baru, dan mengembangkan bisnis dengan konsep baru misalnya, Steven
Jobs seorang yang mendirikan Apple Computer and NEXT, dan Bill Gates dengan Microsoft.
2. Konsep yang sudah ada, tetapi dengan bisnis baru, yaitu orang yang memulai bisnis baru
berdasarkan pada konsep lama. Banyak para wirausahawan yang memulai usaha dan
bersaingan dengan pengusaha yang sudah ada, dengan harapan ia akan menyediakan sesuatu
yang baru dan lebih baik, yang dihasilkan dari kreativitas.
3. Dengan konsep yang sudah ada dan bisnis yang sudah ada, yaitu orang yang membeli
perusahaan yang sudah ada tanpa perencanaan untuk mengubah operasi perusahaan. Ini
biasanya kurang kreatif dan kurang inovasi, tetapi memiliki keberanian menghadapi risiko
secara finansial, dan orang tersebut masih dinamakan entrepreneur.
Uang fasilitas
anda ide Barang
+ + Kredit + orang + + + +pasar + uang + profit
jasa
Gambar 1
Dalam gambar 1 merupakan bagan proses bisnis yang diawali dengan seseorang yang
memiliki ide. Pada bagan tersebut dapat kita ketahui bahwa usaha harus diawali dengan ide.
Stelah ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas, baik barang, uang
maupun pemodal. Sumber dana tersebut adalah berasal dari badan-badan keuangan, seperti
bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu saja,
barang dan jasa yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki pasar. Oleh karena
itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk
barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasasudah tersedia,
barang dan jasa akan muda laku dan segera mendatangkan keuntungan.
Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
mencakup hal-hal berikut.
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan digunakan.
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
F. Waralaba
Waralaba (franchising) adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang
atau penyalur. Inti dari waralaba adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan
usaha dari perusahaan induk.
Waralaba merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat popular di seluruh
dunia. Produk-produk waralaba telah menjadi produk global. Diler mobil, motor, bahan
bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang di seluruh dunia. Format bisnis waralaba
telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para diler, seperti pemasaran, periklanan,
pelatihan, standar produksi, dan pengerjaan manual serta bimbingan pengawasan kualitas.
Logo-logo dari usaha waralaba terlihat di pusat-pusat perdagangan, seperti di Jakarta,
Bandung, Surabaya, bahkan sampai kota-kota kecil lainnya.
Waralaba merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam
perusahaan ritel. Seperti telah dikemukakan, “franchisee” adalah persetujuan lisensi menurut
hokum antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain
untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisior dan
penyalur/ terwarlaba disebut franchisee. Dalam warlaba, perusahaan yang diberi hak
monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan
pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang, dan prosedur
penyelenggaraannya secara standar. Perusahaan induk/ perwarlaba (franchisior) mengizinkan
franchisee untuk menggunakan nama, tempat/ daerah, bimbingan, latihan karyawan,
periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau
keseluruhan dari aspek-aspek berikut.
1. Pemilihan tempat.
2. Rencana bangunan.
3. Pembelian peralatan.
4. Pola arus kerja.
5. Pemilihan karyawan.
6. Periklanan.
7. Grafik.
8. Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi fakor-faktor berikut.
1. Pencatatan dan akuntansi
2. Konsultasi
3. Pemeriksaan dan standardisasi
4. Promosi
5. Pengendalian kualitas
6. Nasihat hokum
7. Penelitian
8. Material lainnya
Dalam kerja sama waralaba, perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara
berkesinambungan. Keseluruhan citra, pembuatan, dan teknik pemasaran diberikan kepada
perusahaan franchisee. Tidak sedikit bentuk waralaba yang dilakukan antar Negara, misalnya
McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Coca-Cola, Hoka-Hoka Bento, dan lain
sebagainya. Dalam bidang lain, bentuk kerja sama ini adalah dalam bidang elektronik obat-
obatan dan hotel.
Dasar hokum penyelenggaraan waralaba adalah kontrak antara kerja sama antara
perusahaan franchisior (perusahaan induk) dengan franchisee (perusahaan penyalur)
perusahaan induk dapat saja membatalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan diajak kerja
sama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan
Table 1
Franchisio setuju untuk: Franchisee setuju untuk