Anda di halaman 1dari 10

Tata Cara Merintis, Mendirikan Usaha Baru & Model

Pengembangan

Disusun oleh kelompok 1:

Ni Luh Putu Ratna Wiantini 1707531125


Ni Luh Komang Winda Sindu Maharani 1707531155

EKU300 A5
Dosen : Drs. I Made Dana, M.M.

Program Studi S1 Akuntansi Reguler


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2018/2019

1
A. Tata Cara Merintis Usaha
Untuk memulai suatu usaha banyak banyak cerita yang kita dapat ambil
hikmahnya. Sering kali kita kagum menyaksikan kesuksesan seorang
pengusaha. Jika kita telaah lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha
banyak cerita suka duka yang terjadi. Ada pengusaha yang memulai usahanya
dari nol dengan tertatih-tatih. Bahkan, sering kali pengusaha tersebut
menngalami kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena keberaniannya
mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun, akhirnya
berhasil.
Dari hasil penelitian dilapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk
memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis
uasahanya, yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha
Pengusaha yang memulai usahanya karena faktor keluarga yang artinya,
seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha
sebelumnya. Orang tua atau saudara pengusaha tersebut menganjurkan
keluarga lainnya untuk membuka usaha sendiri. Keluarga sengaja
mengader anggota keluarga lain untuk meneruskan usaha atau membuka
cabang atau usaha baru. Dengan demikian, mulai dari modal, suplai bahan-
bahan, sampai manajemen sang pengusaha pemula tinggal mengikuti yang
sudah ada.
2. Sengaja turun menjadi pengusaha
Sengaja turun menjadi pengusaha artinya seseorang dengan sengaja
mendirikan usaha. Biasanya mereka belajar dari kesuksesan orang lain.
Mereka mengikui contoh dari pengusaha yang ada dengan mencari modal
atau bermitra dengan orang lain. Model ini biasanya dilakukan oleh mereka
yang berstatus pegawai, namun memiliki naluri berbisnis.
3. Kerja sampingan (iseng)
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau
memproduksi sesuatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi

2
usahanya terus meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus
pula direspon oleh pemilik dengan menambah modal dan kapasitas
produksinya. Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanya untuk mengisi
waktu senggang menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar biasa.
4. Coba-coba
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki
pengalaman, merkan yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang
baru terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
5. Terpaksa
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan
penelitian ternya ada beberapa wirausahawan yang berhasil Karena
keterpaksaan. Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan
pekerjaan atau menganggur.

B. Cara Memasuki Dunia Usaha


Ada beberapa cara untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
1. Merintis Usaha Baru (Starting):
Membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri, biasa disebut
wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola,
dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Menurut Lambing ada 2
pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang
dengan mendirikan usaha baru:
1) Pendekatan Inside–Out (Idea Generation): pendekatan berdasarkan
gagasan sebagai kunci, latar belakang, dan sebagainya yang
menentukan jenis usaha yang akan dirintis. Berdasarkan
pendekatan Inside-Out, untuk memulai usaha seorang calon
wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman
Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
a) Kemampuan teknik: kemampuan tentang bagaimana
memproduksi barang dan jasa.

3
b) Kemampuan pemasaran: kemampuan tentang bagaimana
menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
c) Kemampuan finansial: kemampuan tentang bagaimana
memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
d) Kemampuang hubungan: kemampuan tentang bagaimana cara
mencari, memelihara dan mengembangkan relasi, dan
kemampuan komunikasi serta negosiasi.
2) Pendekatan The Out–Side in (Opportunity Recognition):
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu
perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan
suatu kebutuhan di pasar.
2. Membeli Perusahaan (Buying):
Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang telah
dirintis/didirikan dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (Good Will)
dan organisasi yang sudah ada. Adapun alasan-alasan seseorang memilih
membeli perusahaan yang sudah ada dibandingkan merintis usaha baru,
yakni:
1) Resiko lebih rendah
2) Lebih mudah
3) Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola lebih rendah
Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung
kerugian, yakni:
1) Masalah internal, contoh: banyaknya pesaing dan ukuran peluang
pasar.
2) Masalah eksternal, contoh masalah image atau reputasi perusahaan.
Ada empat hal kritis untuk menganalisis suatu perusahaan yang akan
dibeli, yakni:
1) Alasan pemilik menjual perusahaan
2) Potensi produk dan jasa yang dihasilkan
3) Aspek legal perusahaan
4) Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual

4
3. Kerja Sama Manajemen dengan Sistem Waralaba (Franchising):
Suatu kerja sama antara Entrepreneur (Franchisee) dengan perusahaan
besar (Franchisor/Parent Company) dalam mengadakan persetujuan jual
beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (Waralaba).
Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang
dalam perusahaan eceran. Franchising adalah suatu persetujuan lisensi
menurut hukum antara suatu perusahaan penyelengara (pabrik) dengan
penyalur/perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Dalam kerja sama
franchising, perusahaan induk (franchisor) memberikan bantuan
manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra pembuatan teknik
pemasaran diberikan kepada penyalur (franchisee). Dasar hukum dari
penyelenggaraan franchising adalah kontrak antara perusahaan franchisor
dan franchisee. Perusahaan induk dapat membatalkan perjanjian apabila
perusahaan penyalur melanggar persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan. Cara seperti ini sudah dilakukan oleh perusahaan McDonald,
Indomaret, Rumah Makan Sederhana, dan lain-lain.
Keuntungan dari kerja sama franchising (Zimmerer) ialah:
1) Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut
dari franchisor.
2) Diberikan bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan
sangat tinggi sedangkan sumber modal yang
dimiliki franchiseesedikit/terbatas.
3) Nama, merek, produk telah dikenal.
Kelemahan kerjasama franchising, yaitu:
1) Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan
2) Pembatasan kreativitas penyelenggara usaha
3) Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya pada
pihak lain tanpa menawarkan lebih dahulu pada franchisordengan
harga yang sama.
4. Mengembangkan Usaha yang sudah ada
Artinya, pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada
sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan

5
kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan perusahaan
keluarga.
C. Model Proses Pengembangan Kewirausahaan
1. Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangan
- Tahap studi kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Tahap penemuan ide.
Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide
tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa
saja yang paling memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan,
perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak.
b. Memformulasikan tujuan.
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi
bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah
misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat
sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng?
c. Tahap analisis.
Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah
bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti
prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan
data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi
kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no
go).
d. Tahap keputusan.
Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah bisnis layak
dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa
kriteria investasi, seperti Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat perencanaan. Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru

6
tertulis (blue-print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional
usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan
kemampuan serta keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha sebagai persiapan
awal memiliki dua fungsi penting, yaitu :
a. Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha
b. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan
2. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil
Berdasarkan pandangan para ahli, dijelaskan bahwa daya hidup perusahaan
kecil ataupun besar pada umumnya sangat bergantung kepada strategi manajemen
perusahaaan dalam memberdayakan sumber daya internal.
Diperlukan dua keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, yaitu:
1. Keterampilan manajemen keuangan dan personalia
2. Kemampuan internal perusahaan yaitu kompetensi khusus berupa kreativitas
dan inovasi.
Keterampilan manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan menajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana
(raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund).
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari
investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Manajemen keuangan sebagai aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan
untuk memperoleh sumber modal dan menggunakannya secara efektif, efisien, dan
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi:
1) Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity)
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan
untuk mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai
kegiatan bisnis.
2) Aktiva Investasi (Investment activity)

7
Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran
hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu
meliputi:
a. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets),
b. Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri: investasi pada saham (stock)
dan Obligasi (Bond),
c. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari: tanah, gedung, peralatan,
d. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari: Hak Paten, Hak
Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3) Aktivitas Bisnis
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas
penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas
itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsure; Pendapatan
(sales atau Revenue), Beban (Expenses), Laba-Rugi (Profit-Loss).
4) Aktivitas Penganggaran Modal (Capital Budgeting Activity)
Penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan
pembelanjaan Pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk
memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa
sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa
mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana
tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Keterampilan manajemen personal
Seseorang bisa sukses menjadi seorang manajer bagi bisnis maupun bidang
kehidupannya, jika ia memiliki keterampilan dalam hal manajemen personal.
Kemampuan membangun team work yang bagus harus diikuti dengan keterampilan
dalam hal manajemen personal. Keterampilan manajemen personal menempati
level ketiga dalam piramida keterampilan manajemen. Ada dua bidang yang harus
di kuasai pada level ini yaitu manajemen diri dan manajemen waktu.
1) Manajemen Diri
Kemampuan manajemen diri adalah kemampuan untuk memotivasi diri agar
dapat melakukan hal-hal terbaik dan menghasilkan prestasi yang optimal. Selain

8
terampil dalam melakukan hal-hal terbaik, manajemen diri berfokus pada pekerjaan
yang penting bukan hanya pekerjaan mendesak. Orang lebih sering mengerjakan
sesuatu jika sudah mendesak meski kurang penting, sehingga menyita hal-hal yang
penting. Pada level ini seorang manajer dituntut untuk bisa memprioritaskan
pekerjaan-pekerjaan penting demi keberhasilan usaha.
2) Manajemen Waktu.
Jika seorang wirausaha memiliki target untuk keberhasilan usahanya,
tentunya banyak hal yang perlu dilakukan. Dan terkadang itu membuat anda
kekurangan waktu untuk melakukannya. Karena itu penting bagi anda memiliki
keterampilan mengelola waktu. Buatlah daftar pekerjaan yang harus dilakukan,
membuat daftar pekerjaan yang penting untuk dilakukan membantu anda dalam
mengelola waktu dan menyelesaikan pekerjan-pekerjaan penting. Jangan
Mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, manusia sangat sulit untuk multi
tasking. Selesaikan satu pekerjaan dengan segera untuk selanjutnya mengerjakan
pekerjaan yang lain. Manajemen pertemuan, dalam tim anda tidak dapat dielakkan
dari meeting untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Aturlah pertemuan agar
berjalan baik dan menghasilkan banyak hal. Keterampilan manajemen personal
menuntut anda untuk memiliki kontrol terhadap diri anda sendiri dan bagaimana
anda mengalokasikan waktu yang ada untuk pekerjaan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. “kewirausahaan” 2011. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Pustakademik. 1 November 2017. “Merintis Usaha Baru dan Model
Pengembangannya”. www.blogspot.com (diakses pada tanggal 11 Februari
2019: http://pustakademik.blogspot.com/2017/11/merintis-usaha-baru-dan-
model.html?=1 )
Rahmadani, Putri. 21 September 2017. “Merintis Usaha Baru dan Model
Perkembangannya”. www.blogspot.com (diakses pada tanggal 12 Februari
2019: http://putrirdani01.blogspot.com/2017/09/merintis-usaha-baru-dan-
model.html?m=1)
Kadarisman, Darwin. 2014. “Perintisan dan Model Pengembangan Usaha”.
www.slideshare.net (diakses pada tanggal 12 Februari 2019:
https://www.slideshare.net/mobile/darkarisman/perintisan-dan-model-
pengembangan-usaha)

10

Anda mungkin juga menyukai