Beberapa pertanyaan untuk mengenali peluang investasi yang baik, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Apakah mudah atau tidak untuk menjalankan produk dan/atau jasa (mulai dari pengadaan
bahan baku, proses pembuatan, distribusi, pemasaran, dan yang terkait dalam
pengelolaan)?
2. Apakah di sana ada kebutuhan pasar yang dapat di tetapkan dengan jelas dan tepat waktu
?
3. Apakah bisnis yang diusulkan dapat mencapai/tahan lama atau memiliki keunggulan
bersaing secara berkelanjutan?
4. Apakah usaha tersebut menguntungkan secara finansial dan apakah memiliki keuntungan
yang signifikan dan sanggup bertumbuh ?
5. Apakah ide pendirian usaha tersebut merupakan peluang investasi yang bagus ?
6. Apakah tingkat pengembalian investasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku
bunga deposito ?
7. Apakah usaha tersebut sehat atau layak dan peluang sukses yang tinggi ?
8. Apakah mungkin ada cacat fatal dalam usaha yang membuat ketidaksuksesan bisnis ?
3. Kerja sampingan
Usaha ini dilakukan di luar pekerjaan atau kegiatan utamanya, sebagai langkah untuk
mencari kegiatan atau pendapatan tambahan. Biasanya, dengan skala usaha yang kecil sekadar
untuk mengisi waktu luang. Tidak jarang dari yang tadinya iseng, justru menjadi kegiatan
yang memberikan hasil yang luar biasanya.
4. Coba-coba
Cara ini banyak dilakukan dan banyak juga yang akhirnya menuai kesuksesan. Umumnya
dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang kesulitan mencari
pekerjaan, atau mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tidak sedikit orang
yang memulai usaha dengan cara coba-coba akhirnya mencapai sukses yang besar.
5. Terpaksa
Cara ini memang jarang terjadi, namun, ternyata ada beberapa usahawan yang dapat
berhasil karena keterpaksaan. Cara ini dilakukan oleh mereka yang telah lama menganggur,
mulai dari sejak lulus sekolah atau kuliah, atau oleh seseorang yang telah berkali-kali melamar
pekerjaan, tetapi tidak ada satu pun yang menerima. Akhirnya, langkah untuk menjadi
pengusaha dilakukan dengan setengah hati. Namun, ada beberapa dari mereka yang sukses
dan usahanya memberikan hasil yang lumayan dalam waktu singkat. Hal inilah yang
menguatkan motivasi mereka untuk memajukan usahanya.
D. KRITERIA EVALUASI UNTUK MEMULAI BISNIS BARU
Ada bebereapa kriteria atau hal yang harus diperhatikan oleh calon pembisnis sebagai
evaluasi untuk memulai suatu bisnis baru yang disajikan sebagai berikut
1. Faktor Pemasaran
Kebutuhan produk, dikenali atau tidak fokus.
Para pelanggan, terjangkau atau tidak, loyal pada merek tertentu atau belum.
Menciptakan nilai untuk pelanggan, penting atau tidak penting.
Masa atau daur hidup produk, pemulihan biaya oleh pelanggan.
2. Struktur Pasar
Baru muncul atau telah dewasa.
Ukuran pasar (diketahui / tidak).
Pertumbuhan pasar (seberapa cepat).
5. Kemampuan Manajemen
Bermacam-macam keterampilan atau entrepreneur tunggal dengan tanpa
pengetahuan yang relevan.
Beberapa pertanyaan dasar yang harus dicari jawabannya oleh seseorang sebelum memulai
usaha, antara lain sebagai berikut,
1. Apa sajakah perbedaan tipe – tipe atau kategori usaha untuk memulai suatu usaha baru
yang mungkin menjadi pertimbangan utama anda ?
2. Dari manakah sumber – sumber ide untuk memulai usaha baru ?
3. Bagaimana anda dapat mengenali peluang asli yang menciptakan nilai, baik untuk
perusahaan maupun pemilik perusahaan?
4. Bagaimana anda dapat menyaring ide – ide anda ?
5. Apa yang mungkin anda kerjakan untuk meningkatkan kesempatan – kesempatan bahwa
bisnis anda mungkin akan sukses ?
6. Apakah produk dan/jasa mulai dari pengadaan bahan baku, proses pembuatan, pemasaran,
distribusi, dan yang terkait dalam manajemen pengelolaan usaha digolongkan mudah atau
rumit ?
7. Apakah disana ada kebutuhan pasar yang dapat ditetapkan dengan jelas dan tepat waktu
untuk jangka panjang ?
8. Apakah bisnis yang di konsep dapat bertahan lama atau memiliki keunggulan bersaing
secara berkelanjutan ?
9. Apakah usaha yang akan dan mulai menguntungkan secara finansial dan apakah memiliki
keuntungan yang signifikan serta sanggup bertumbuh dalam jangka pendek, sedang,
maupun panjang?
10. Apakah suatu ide usaha tersebut merupakan peluang investasi yang baik ? Apakah tingkat
pengembalian investasi cepat atau lambat ?
11. Apakah usaha itu sehat atau layak dan membawa kebajikan bagi wirausahawan dan
peluang suksesnya besar ?
12. Apakah mungkin terjadi cacat fatal dalam usaha yang mengandung ketidaksuksesan bisnis
di kemudian hari ?
a. Tipe A
Ide-ide untuk memulai usaha usaha difokuskan di sekitar penyediaan pelanggan
dengan produk-produk dan atau jasa yang tidak tersedia di pasaran.
b. Tipe B
Ide-ide untuk memulai suatu usaha akan melibatkan ide baru dan teknologi baru
yang berpusat di sekitar pelanggan yang sudah ada dengan produk yang sama sekali
baru.
c. Tipe C
Ide-ide untuk memulai suatu usaha difokuskan di sekitar pelanggan yang ada
dengan produk-produk yang diperbaiki atau ditingkatkan mutunya atau manfaatnya
atas produk yang telah ada sebelumnya.
Berbagai sumber ide untuk memulai suatu usaha berdasarkan hasil penelitian di Amerika
Serikat menurut Longenecker (2005), yaitu:[4]
Mengapa pengalaman dari pekerjaan utama menjadi sumber ide dalam memulai suatu
usaha mencapai 45 persen? Hal ini tidak terlepas dari kedisiplinan seseorang untuk
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung guna dipakai sebagai modal usaha.
Dengan berbagai kemungkinan dan pertimbangan bahwa peluang-peluang untuk menjadi
kaya hanya dapat dicapai apabila sesorang berani mengambil risiko untuk melakukan
pembaruan. Selain itu, berani pula untuk mengubah pola pikir dari seorang pegawai gajian
menjadi seorang usahawan.
Di AS, kesenangan atau hobi menjadi sumber ide dalam memulai usaha menduduki urutan
kedua, yaitu 16 persen. Berdasarkan hobi, usaha seseorang dapat sukses karena saat
menjalankan pekerjaan atau usahanya, ia tidak merasa tertekan dan tidak merasa bosan.
Karena ia menganggap kegiatan usahanya sebagai sebuah kesenangan semata. Dengan
menjalankan kegiatan usahanya sebagai sebuah hobi yang perlu digeluti dan
dikembangkannya tanpa keterpaksaan sedikit pun, biasanya jauh lebih berhasil dibandingkan
dengan memilih atau menjalankan usaha karena alasan di luar hobi.
Setidaknya terdapat berbagai alasan secara umum untuk menjual suatu bisnis antara
lain sebagai berikut:
a. Pemiliknya telah lanjut usia atau sakit-sakitan, sedangkan anaknya bimbang untuk
melanjutkan usahanya.
b. Bermaksud memindahkan di tempat yang berbeda dalam satu negara atau beda
propinsi atau kota besar lainnya.
c. Keputusan menerima suatu jabatan atau posisi di perusahaan lain.
d. Bisnis sudah tidak menguntungkan bagi pemiliknya.
e. Ingin menjual bisnis dengan pola waralaba.
f. Kedewasaan industri dan ketiadaan potensi pertumbuhan.
g. Generasi penerus atau anak-anaknya menolak untuk melanjutkannya.
2. Piutang usaha
Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah data umur piutang usaha dan jika
mungkin, termasuk masalah penagihan yang dihadapi perusahaan sebelumnya selama ini.
Mintalah juga bukti mengenai berapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun waktu
tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomis.
3. Lokasi usaha
Apakah letak atau lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis menurut penilaian
Anda. Jika tidak strategis, maka berapa besar biayanya apabila bisnis tersebut
kemungkinan akan dipindahkan ke lokasi lain atau relokasi ke tempat yang lebih strategis
terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
4. Harga beli
Ketahuilah harga beli bisnis yang sesungguhnya dari bisnis itu. Dalam banyak
kasus, ada beberapa pilihan harga yang perlu dipertimbangkan, misalnya suatu usaha dibeli
total secara tunai dan berbagai pertimbangan antara lain berapa lama return of invesment-
nya atau pengembalian modalnya jika dibandingkan dengan jumlah uang yang sama
ditabung dalam bentuk deposito.
5. Kemampuan ekonomi
Harus dilihat bagaimana kinerja bisnis perusahaan yang akan dibeli sepanjang
kurun waktu fluktuasi ekonomi. Misalnya, apa yang terjadi terhadap penjualan ketika suku
bunga tinggi (47,7 persen sampai dengan 70 persen). Kita juga perlu melihat apakah
dengan tingkat pengangguran dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tinggi (seperti
pada 1998 atau 2009) memengaruhi bisnis tersebut? Apakah nilai tukar rupiah yang sangat
merosot terhadap bebrapa valuta asing (valas) beberapa waktu lalu juga memengaruhi
bisnis tersebut. Apakah bisnis juga dipengaruhi oleh adanya perubahan musiman dan
peristiwa-peristiwa ekonomi atau peristiwa lainnya (seperti pemilihan penggantian
presiden dan wakil presiden).
6. Persyaratan istimewa
Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin khusus, dan persyaratan
hukum lainnya untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan tersebut juga termasuk dalam
pembelian bisnis atau dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga
dialihkan kepada Anda sebagai calon pemilik baru.
7. Sertifikasi
Apakah laporan keuangan atas bisnis yang akan dibeli disiapkan oleh seoran
akuntan publik yang telah memiliki sertifikat yang sah dan memilik reputasi yang
dipersyaratkan.
8. Sejarah penjualan
Dapatkah pihak penjual bisnis menunjukkan kepada Anda bagaimana kinerja
penjualan produk bulanan selama paling tidak 2 tahun terakhir. Dapatkah kinerja penjualan
perusahaan tersebut diserahkan kepada akuntan bisnis Anda. Apakah kinerja penjualan
tumbuh pesat secara beangsur-angsur.
9. Pangsa pasar
Apakah pangsa pasar tumbuh dengan pesat untuk tingkat lokal, domestik, nasional,
regional, bahkan internasional. Strategi apakah yang telah diambil oleh perusahaan
sebelumnya untuk meningkatkan pangsa pasar tersebut.
12. Kontrak
Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan kepada
Anda. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus
dipahami betul. Dapatkah semua kontrak yang ada dipindahtangankan kepada Anda,
terutama kontrak-kontrak yang belum jatuh tempo.
13. Persaingan
Apakah para perusahaan penting terdekat telah dirumuskan dan diketahui secara
pasti oleh pihak penjual bisnis tersebut, terutama kekuatan dan kelemahannya masing-
masing. Jika tidak diketahui, Anda perlu mengadakan suatu dialog dengan pihak penjual
mengenai masalah persaingan sebelum Anda memutuskan untuk membeli bisnis tersebut.
17. Kepemilikan
Harus Anda ketahui secara tarnsparan siapakah pemilik bisnis tersebut, apakah jika
terjadi masalah pada bisnis tersebut, ia masih dapat dan bersedia untuk dihubungi. Jika
memungkinkan, harus diketahui secara jelas dan pasti tentang sejarah kepemilikan bisnis
yang akan Anda beli.