Anda di halaman 1dari 3

PENYEBAB PERILAKU KREATIF

Setelah mendefinisikan perilaku katif, tahapan dalam model tiga tahap , kita
sekarang melhat kembali pada penyebab kreatifitas: potensi kreatif dan lingkungan
kreatif.

Potensi Keatif Apakah ada kepribadian yang disebut kepribadian kreatif? Tentu
ada. Ketika jenius kreatif baik dalam ilmu pengetahuan(Albert Enstein), seni(Pablo
Picasso), bisnis(Stenve Jobs) langka, kebanyakan orang memiliki beberapa
karakteristik yang merupakan bagian dari orang-orang luar biasa kreatif. Semakin
banyak karakteristik ini kita miliki, semakin tinggi potensi kreatif kita.

Kecerdasan berhubungan dengan kreatifitas. Orang-orang cerdas lebih kreatif


karena mereka leih baik memecahkan masalah yang kompleks. Meskipun demikian
individu-individu cerdas bisa juga lebih kreatif karena mereka memiliki memori
yang lebih besar, yaitu mereka dapat mengingat informasi yang berhubungan
dengan tugas ditangan. Sifat lainya dari orang-orang kreatif termasuk kepribadian
proaktif, kepercayaan diri, mengambil resiko, toleransi pada ambiguitas, dan daya
tahan.

Keahlian adalah fondasi dari semua pekerjaan kreatif dan oleh karena itu
merupakan alat prediksi tunggal paling penting dari potensi kreatif.

Lingkungan Kreatif Apa faktor-fakto lingkungan yang mempengaruhi potensi


kreatif agar di translasikan dalam perilaku kreatif?

Pertama dan yang paling penting adalah motivasi. Jika anda tidak termotivasi unuk
kreatif, tidak mungkin anda akan menjadi kreatif. Sebuah tijauan atas 26 studi
mengungkapkan bahwa motivasi itrinsik, atau keinginan mengejakan seuatu karena
lebih menarik, menyenangkan, memuaskan, dan menantang (dibahas lebih detail di
bab selanjutnya), berkorelasi cukup kuat dengan hasil kreatif. Hubungan ini benar
tanpa memandang apakah kita sedang berbicara mengenai kreativitas pelajar atau
kreativutas pekerja.

Juga bernilai untuk bekerja di seubuah liingkuangan yang menghargai dan


mengakui pekerjaan kreatif. Organisasi harus mendorong arus bebas ide, termasuk
membrikan penilaian yyang adil dan konstruktif. Kebasan dari aturan-aturan
berlebihan mendorong kreativitas; pekerja seharusnya memiliki kebebasan untuk
memutuskan pekerjaan apa yang akan dilakukan dan cara mengerjakannya. Satu
study atas 385 pekerja yang bekerja di beberapa perusahaan obat di Cina
mengungkapkan baik pemberdayaan struktral (dimana struktur kerja
memungkinkan kebebasan pekerja yang cukup) dan pemberdayaan pikologis (yang
membiarkan individu merasa diberdayakan secara pribadi) berhubungan dengan
kreativitas pekerja.
Kepemimpinan yang bagus juga mempengaruhi kreativitas. Sebuah stdy terbaru
pada lebih dari 100 tim yang bekerja pada sebuah bank besar mengungkapkan
ketika pemimpin berprilaku menghukum dan tidak mendukung, tim itu kurang
kreatif. Di sisi lain, ketika pemimpin mendorong, menjalankan unitnya scara
transparan, dan memacu pengembangan pekerjanya, individu yang diawasinya
akan lebih keatif.

Riset masa lalu, menyatakan bahwa tim yang beragam tidak lebih kreatif. Meskipun
anggota-anggota tim secara eksplisit diminta untuk memahami dan
mempertimbangkan sudut pandang anggota-anggota tim lainnya (sebuah latihan
yang disebut pengambilan perspektif), tim-tim lainnya lebih kreatif dari mereka
dengan keragaman lebih sedikit. Sebuah study atas 68 tim Cina melaporkan bahwa
keragaman berhubungan positif dengan kreativitas tim hanya ketika pemimpin itu
inspirasional dan tampil percaya diri pada anggota tim. Study lainnya di perusahaan
multinasional mendapati bahwa tim-tim dari fungsi-fungsi bisnis beragam lebih
kreatif ketika mera berbagi pengetahuan mengenai area keahlian satu sama lain.
Secara kolektif studi-studi in menunjukan bahwa tim yang beragam bisa menjadi
lebih kreatif, tetapi hanya pada kondisi-kondisi tertentu.

Keluaran dari kreatif (Inovasi)

Tahapan akhir dari model kreativitas kita adalah hasil. Perilaku kreatif tidak selalu
menghasilkan hasil kreatif atau inovatif. Seorang pekerja mungkin menghasilkan
ide kreatif dan tak pernah membagikannya. Manajemen mungkin menolak sebuah
solusi yang kreatif. Tim mungkin membatasi perlaku kreatif dengan mengisolasikan
mereka yang mengusulkan ide-ide berbeda. Satu studi menunjukan bahwa
kebanyakan orang memiliki bias terhadap menerima ide-ide kreatif karena ide-ide
menciptakan ketidakpastian. Ketika orang-orang merasa tidak pasti,
kemampuannya untuk melihat suatu id sebagai sesuatu yang kreatif diblok.

Kita dapat mendefinisikan keluaran dari kreatif (creative outcome) sebagai ide-ide
atau solusi-solusi yang dinilai baru dan berguna oleh pemangkukepentingan yang
relevan. Pembaruan itu sendiri tidak menghasilkan sebuah hasil kreatif jika tidak
berguna. Oleh karena itu, solusi yang aneh hanya kreatifketika ia membantu
memecahkan masalah. Kegunaan dari solusi mungkin dibuktikan sendiri (Ipad)
atau mungkin dianggap sukses oleh pemangku kepentingan sebelum kesuksesan
nyata diketahui.

Sebuah oraganisasi bisa menuai banyak ide kreatif dari para pekerjanya dan
menyebut dirinya inovatif. Meskipin demikian seperti yang baru-baru ini dinyatakan
seorang ahli “ide-ide tidak berguna jika tidak digunakan”. soft skill membantu
mentranslasikan ide menjadi hasil. Faktor penting lainnya adalah iklim lainnya
adalah iklim organisasi : sebuah studi atas tim perawatan kesehatan mendapati
bahwa kreativitas tim itu ditranslasikan menjadi inovasi hanya ketika iklim secara
aktif mendukung inovasi. Studi-studi ini menerangi satu fakta penting : ide-ide
kreatif tidak mengimplementasikan diri mereka sendiri, mentranslasikannya
menjadi hasil-hasil kreatif adalah sebuah proses sosial yang membutuhkan utilisasi
konsep-konsep lain yang dibahas di buku initermasuk kekuasaan dan politik,
kepemimpinan, dan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai