Anda di halaman 1dari 13

Statistika Parametrik

1. Pengertian Statistika Parametrik


………………………………………………….
2. Hipotesis Uji Dua Arah dan Satu Arah
………………………………………………….
3. . Uji t – Uji Hipotesis Rata-rata Satu Populasi
a. Hipotesis
Hipotesis terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis untuk uji dua arah dan hipotesis untuk uji satu
arah.
1. Hipotesis untuk uji dua arah adalah

2. Hipotesis untuk uji satu arah adalah

b. Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Signifikansi


Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian statistik adalah 95 persen
atau (1−α) = 0,95. Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai dengan jenis penelitian yang
dilakukan, misalnya misalnya 90 persen. Selain itu bisa juga diperbesar jika menginginkan
tingkat ketelitian yang lebih tinggi, misalnya menjadi 99 persen.
Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 persen atau (1−α)
= 0,95, maka tingkat signifikansinya adalah 5 persen α = 0,05.

c. Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan dalam uji rata-rata satu populasi adalah,
d. Titik Kritis
Titik kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai dasar
untuk menolak atau tidak menolak H0.

e. Keputusan

f. Tabel “t” Distribusi (t-Student)


Tabel t biasanya digunakan ketika varian populasi σ2 tidak diketahui dan ukuran sampel
kurang dari 30. Pada proses penghitungan, nilai rata-rata dan varian diperkirakan dari sampel.
Penentuan nilai pada tabel t menggunakan tingkat signifikansi (α) dan derajat bebas (v).
Pada kondisi ukuran sampel lebih besar dari 30, distribusi t-student akan mendekati distribusi
normal. Oleh karena itu jika kita tidak mempunyai tabel t yang menyediakan derajat bebas lebih
dari 30, maka tabel z distribusi normal bisa digunakan.
Di bawah ini disajikan tabel t untuk derajat bebas (v) 1 sampai dengan 30 dengan tingkat
signifikansi (α) 0.005, 0.01, 0.025, 0.05 dan 0.1. Tabel tersebut disajikan dalam bentuk gambar
(image).

 
 

Contoh soal :
1. Rata-rata sks normal mahasiswa proodi manajemen adalah 20 sks. Jika diambil sampel
sebanyak 30 mahasiswa, diperoleh sks rata-rata 18 sks dengan standar deviasi 4.
Saudara diminta untuk menguji hipotesis apakah rata-rata sampel berbeda secara
signifikansi dengan nilai parameter? Tuliskan langkah-langkah hipotesis.
Jawab :
Titik kritis diambil dari tabel distribusi t, karena ini uji 2 arah maka α = 5% harus dibagi 2
menjadi α=2,5%= 0,025. Selanjutnya kita lihat titik kritisnya dengan df (ν) = 29 dan α =
0,025, dan diperoleh nilai titik kritis (tk) = 2,0452. Nilai t hitung yang sudah dihitung
adalah 2,739. Untuk dapat menarik kesimpulan, maka kita harus melihat nilai (tk)
terhadap t hitung seperti aturan seperti di bawah ini,

Kesimpulan dari soal ini adalah “t hitung > tk”, artinya H0 ditolak dan H1 diterima. artinya
rata-rata sampel berbeda secara signifikansi dengan nilai parameter.

2. Dalam suatu penelitian, diperoleh sampel data 20 minuman yang memiliki berat kotor
280 ml dan simpangan bakunya 25. Jika digunakan taraf nyata 5%, ujilah hipotesis yang
menyatakan bahwa berat kotor rata-rata populasi minuman tersebut sama dengan 285.
Jawab :
3…………………
4…………………
5………………..

4. . Uji Z – Uji Hipotesis Rata-rata Satu Populasi (untuk sampel besar atau n > 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel besar (n>30), distribusi yang digunakan
untuk uji statistiknya adalah distribusi Z. Adapun langkah-langkah pengujiannya hampir sama
dengan uji sampel kecil adalah sebagai berikut:

a. Menyusun hipotesis
Ada tiga kemungkinan hipotesis yang bisa kita susun, yakni:
b. Menentukan nilai taraf nyata pengujian dan nilai Z-tabel
Misalkan, diberikan α=0.05, maka nilai Z-tabel yang mungkin adalah:

Berikut ini disajikan tabel-Z:


c. Menentukan kriteria pengujian

Terdapat tiga kemungkinan kriteria pengujian, yakni:

d. Mencari nilai uji statistik

Jika simpangan baku populasi (σ) diketahui, maka nilai uji statistiknya:

Sebaliknya, jika simpangan baku populasi (σ) tak diketahui, maka nilai uji statistiknya:

dimana Z0 adalah nilai uji statistik, X adalah rata-rata sampel, σ adalah simpangan baku
populasi, s adalah simpangan baku sampel dan n adalah banyaknya sampel.

e. Menarik kesimpulan
Langkah yang terakhir adalah menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak
H0 berdasarkan pada kriteria pengujian.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut ini:


Contoh 3:
Seorang peneliti  mewawancarai 50 kepala keluarga di kota X dan mendapatkan informasi
bahwa rata-rata  penghasilan mereka adalah 5.000.000 rupiah/bulan dengan simpangan baku
2.250.000. Dengan taraf nyata 5%, ujilah apakah rata-rata penghasilan populasi adalah kurang
dari 6.000.000/bulan!

Penyelesaian:

Sumber bacaan:
Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif): Edisi Kedua. Jakarta:
Bumi Aksara

5. Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan (dependent) parametric


Dua sampel berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama namun mengalami
dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Kapan menggunakan Uji t sampel/kelompok
dependent(berpasangan)?
1. uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah
2. digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
o satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
o merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
o berasal dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi
difference = d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
Contoh Kasus uji t sampel/kelompok berpasangan:
1. Apakah terdapat perbedaan berat badan (kg) antara sebelum puasa dan sesudah puasa
selama satu bulan?
2. Apakah terdapat perubahan skor pengetahuan tentang gizi
antara sebelum dan sesudah penyuluhan gizi?
3. Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg%) yg diperiksa oleh dua
alat yang berbeda?
Pada contoh no 1 dan 2 terlihat bahwa yang diuji satu individu tapi dengan dua perlakuan yang
berbeda yaitu sebelum dan sesudah. Pada no3 juga hampir sama yaitu menguji perbandingan
kadar kolesterol dengan dua alat yang berbeda.
5.1. Hipotesis uji t dua sampel/kelompok
1. Uji dua arah. pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata1 dan rata-rata2.sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat
perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama
dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif
rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal
kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata
kelompok 2. sedangkan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:

Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.
Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua
kelompok berpasangan adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan H0 dan H1
2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %) yang
terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.

Contoh :
Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG” sebagai
metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika II. Dalam rangka uji coba terhadap
efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan dengan
mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
nilai Statistika II antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode “ABG” sebagai metode
mengajar mahasiswa UIB sem 6. Dalam rangka pengujian ini diambil sampel sebanyak 20
mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk menguji pernyataan (Hipotesis)
tersebut. Datanya sebagai berikut,

Nilai Statistika II
Nama
Sebelum Sesudah
A 78 75
B 60 68
C 55 59
D 70 71
E 57 63
F 49 54
G 68 66
H 70 74
I 81 89
J 30 33
K 55 51
L 40 50
M 63 68
N 85 83
O 70 77
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86

Jawab :
Langkah -langkah yang perlu dilakukan:
1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu:

Artinya :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah)
H1 : (Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah)
2. Tetapkan titik kritis yaitu alfa 5%
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
4. Tentukan t hitung
o Memulai dengan menghitung D(selisih).

o Menghitung Standar Deviasi:

o Menghitung t hitung:

5. Lakukan uji signifikansi


Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel, sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak sehingga H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.

5.2. Hipotesis uji Z dua sampel/kelompok


……………………………..(tugas mahasiswa)

6. Hipotesis Uji Z Proporsi


6.1. Hipotesis Uji Z Satu Populasi
1. Statistik Uji
Statistik uji yang digunakan dalam uji proporsi satu populasi adalah,

2. Daerah Kritis
Titik kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai
dasar untuk menolak atau menerima Ho.

3. Keputusan

6.2. Hipotesis Uji Z Dua Populasi


…………………………………………. (tugas mahasiswa)

Anda mungkin juga menyukai