Anda di halaman 1dari 13

1.

Wirausaha

kewirausahaan adalah kreasi dan/atau penemuan peluang usaha, diikuti oleh kemauan dan tindakan meraih
peluang tersebut. Proses kewirausahaan menuntut kemauan untuk mengambil risiko baik personal maupun
financial, namun dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan menuju kesuksesan secara
konstan. Dengan kata lain, menyeimbangkan risiko denga imbalan yang akan diperoleh. Dengan demikian,
wirausahawan menggunakan kecerdikannya untuk memanfaatkan sumber data yang terbatas.

Menurut beberapa pakar tentang wirausaha, sebuah negara dapat maju jika sekitar 2% dari
populasinya merupakan wirausaha. Jumlah entrepreneur di Indonesia belumlah mencapai batas
yang ideal. Bayangkan saja, dari total 230 juta jiwa penduduk Indonesia, jumlah pengusaha
hanya sekitar 0,5% dari populasi. Tidak mengherankan jika jumlah pengangguran di negara kita
setiap tahunnya terus bertambah. Sebenarnya wirausaha dapat dikelompokkan kepada 3 (tiga)
jenis, antara lain: (1) necessity entrepreneur, yang menjadi wirausaha karena terpaksa dan
desakan kebutuhan hidup, (2) replicative entrepreneur, yakni memulai usaha dengan cara
meniru-niru bisnis yang sedang tren sehingga sangat rawan terhadap persaingan dan kegagalan,
(3) innovative entrepreneur, usaha yang selalu berkreasi dan terus berupaya untuk mencari
terobosan-terobosan baru demi pengembangan usaha itu sendiri. Negara kita terutama
membutuhkan wirausaha yang berkarakter inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan memanfaatkan keadaan sesulit apa pun.
Memang sampai dengan saat ini, banyak orang yang masih berpikir bahwa untuk menjadi
entrepreneur haruslah memiliki modal yang kuat. Padahal, sebenarnya modal bukanlah hal
yang mutlak dan harus ada. Hal terpenting sebenarnya adalah kemauan dan semangat (usaha)
yang keras, serta didukung perencanaan konsep yang benar. Sebaiknya kalau kita akan
memutuskan menjadi seorang entrepreneur, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, menyenangi dan menjiwai bidang usaha yang akan dijalani. Hal tersebut bisa dimulai
dari hobi, kesukaan atau kesenangan yang biasa kita lakukan. Menjalani sebuah usaha yang
memang menjadi kesukaan atau kesenangan tentunya akan memiliki kemungkinan untuk
berhasil cukup besar. Tetapi hal tersebut juga tetap harus diimbangi dengan perhitungan dan
perencanaan yang matang.
Kedua, perluaslah pengetahuan dan bangunlah jaringan relasi, karena kemampuan
entrepreneur sebenarnya adalah keahlian atau kemampuan untuk meyakinkan pasar
(konsumen). Pengetahuan atau keilmuan perlu dikuasai karena wirausaha nantinya akan
menyangkut banyak aspek, seperti pemasaran, keuangan, atau ilmu-ilmu lain yang menunjang.
Ketiga, mencoba selalu mengasah intuisi yang kuat dan mampu berpikir kreatif. Kunci
keberhasilan dari entrepreneur adalah inovasi. Cobalah Anda memulai dengan usaha yang kecil
terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke usaha yang lebih besar. Selain itu, kemampuan untuk
melihat peluang pasar yang menjanjikan perlu terus ditempa dan diasah. Menurut Ciputra,
pengusaha terkemuka, Hanya dengan semangat wirausaha inovatif kekayaan sumber daya
alam yang berlimpah di negara ini dapat dikelola dengan baik dan memberikan nilai tambah
bagi masyarakat.Sebagian besar generasi muda Indonesia memang tidak dibesarkan atau
dididik dalam budaya wirausaha. Oleh karenanya, pendidikan kewirausahaan (entrepreneur)
sejak dini menjadi sangat penting.

1b. Beda manajer perusahaan dengan manajer departemen

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola konflik dalam
suatu organisasi itu sangan penting diantaranya:
Manajer sebagai mediator dalam memecahkan masalah

Manajer sebagai konsultan terhadap bawahan

Manajer sebagai motivator terhadap organisasinya

Manajer mempunyai peran penting dalam pengambil keputusan

Seorang manajer diharuskan bisa menguasai semua permasalahan dan dapat diselesaikan

dengan musyawarah dan pemikiran yang baik sebelum memutuskannya.

Selain itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai orang tua dalam
organisasi sehingga dengan keadaan seperti itu perkembangan organisasi bisa diciptakan dengan
baik dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi dalam organisasinya. Dan dari itu semua
seorang manager bisa membawa perusahaan itu menjadi lebih maju dan lebih baik lagi dengan
ketegasan dan sifat pemimpin yang berwibawa serta dibantu karyawan-karyawannya yang setia
bekerja untuk perusahaan yang sedang dijalankannya.

3.Kemampuan Dasar Kewirausahaan


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lambing (2000) bahwa kebanyakan responden
yang menjadi wirausaha berasal dan pengalaman sehingga ia memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan.
Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berkreasi dan beninovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
djfferent) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan
untuk memulai usaha (start-up), mngerjakan sesuatu yang baru (creative), mencari peluang
(opportunity), menanggung nisiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan
meramu sumber daya.
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
1. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service).
2. Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added).
3. Merintis usaha baru (new businesess).
4. Melakukan proses/teknik baru (the new technic).
5. Mengembangkan organisasi baru (the new organization).
Wirausaha berfungsi sebagai perencana (planner) sekaligus sebagai pelaksana usaha
(businessman).
Sebagai perencana (planner), wirausaha berperan:
1. Merancang perusahaan (corporate plan).
2. Mengatur strategi perusahaan (corporate strategy).
3. Pemrakarsa ide-ide perusahaan (corporate image).
4. Pemegang visi untuk memimpin (visioner leader).
Sedangkan sebagai pelaksana usaha (businessman), wirausaha berperan:
1. Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda (create the new and
different).
2. Meniru dan menduplikasi (imitating and duplicating).
3. Meniru dan memodifikasi (imitating and modification).
4. Mengembangkan (develop) produk baru, teknologi baru, citra baru, dan organisasi baru.
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer,
maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan rnenanggung risiko.
Untuk menjadi wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki adalah modal dasar berupa ide atau
visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun
waktu, serta kecukupan tenaga dan pikiran secara proposional.
Modal-modal tersebut sebenamnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan kemampuan
(ability), yaitu:
(1) Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukannya atau
ditekuninya.
(2) Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan pada
sukses di masa lalu.
(3) Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik,
desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
(4) Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan benimajinasi.
(5) Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
(6) Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan masa yang akan
datang.
(7) Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomuni-kasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain.
Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan delapan
karakter dasar yang dimiliki Wirausahawan, yaitu :
(1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya. Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan selalu mawas diri.
(2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia selalu
menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun resiko yang terlalu tinggi.
(3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
(4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.
(5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
(6) Future Orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh
kedepan.
(7) Skill at organizing, yaitu memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
(8) Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang.

Faktor Penentu kegiatan wirausaha

Faktor-Faktor yang sering mempengaruhi kewirausahaan


Factor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan adalah karakteristik bisnis wirausaha ( usia,
gender, dan tingkat pendidikan; legalitas usaha; permodalan; tujuan pemasaran; dan tenaga
kerja ); serta budaya. Dan ada beberapa factor-faktor lain yang mempengaruhi kewirausahaan
yaitu;
1. Factor keberhasilan
Untuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain yang
berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus maumenghadapi
tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk maju, dengan adanya
resiko, seorang wirausaha akan semakin maju. Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan
dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan
seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu:
a. Kerja keras
Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang sukses
menempuh kerja keras yang sungguh sungguh dalam usahanya.
b. Kerjasama dengan orang lain
Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai langkah
pertama untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul,
ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.
c. Penampilan yang baik
Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplin
d. Yakin
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju dan
dilandasi ketekunan serta kesabaran
e. Pandai membuat keputusan
Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative sulit,
dengan cara pertimbangan yang matang, jangan ragu ragu dalam mengambil keputusan
yang baik sesuai dengan keyakinan.
f. Mau menambah Ilmu pengetahuan
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang
wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha

g. Ambisi untuk maju


Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan. Ambisi
yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baik
h. Pandai berkomunikasi
Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur
dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik
daan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.
2. Factor kegagalan
Penyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama,
antara lain:
a) Kurangnya dana untuk modal
b) Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis
c) Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang
d) Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluitinya.
Kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Kegagalan yang dapat dihindarkan
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindari dsan dapat
diantisipasi sebelumnya.
Misal: salah mengelola perusahaan, tidak ada rencana yang matang, pelayanan yang kurang
baik, dll
2) Kegagalan yang tidak dapat dihindarkan
Yaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam,
peperangan, kebakaran, kecelakaan.
Sebab sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
- Kurang ulet dan cepat putus asa
- Kurang tekun dan kurang teliti
- Tidak jujur dan kurang cekatan
- Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
- Kurang inisiatif dan kurang kreatif
- Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
- Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
- Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
- Pelayanan yang kurang baik
- Banyaknya piutang ragu ragu
- Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
- Kekeliruan menghitung harga pokok
- Menyamakan perusahaan sebagai badan social
- Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
- Kemacetan yang sering terjadi
- Kurangnya pengawasan
3. Karakteristik wirausaha
Seorang wirausaha yang sukses harus mempunyai karakteristik yang baik dan
menarik, Karakteristik seorang wirausaha akan terlihat dan berkembang melalui ilmu
pengetahuan, pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Jadi
karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap orang
terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Karakteristik seorang
wirausaha yang baik, akan membawa kea rah kebenaran, keselamatan serta menaikan derajat
dan martabatnya. Karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan
adalah sebagai berikut:
a. Berwatak luhur
b. Bekerja keras dan disiplin
c. Mandiri dan realistis
d. Prestatif dan komitmen tinggi
e. Berfikir positif dan bertanggungjawab
f. Dapat mengendalikan emosi
g. Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu
h. Belajar dari pengalaman
i. Memperhitungkn resiko
j. Merasaan kebutuhan orang lain
k. Bekerjasama dengan orang lain
l. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain
m. Memberi semangat kepada orang lain
n. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan
o. Merencanakan sesutau sebelum bertindak.
Keberhasilan dalam bidang bisnis selalu berhubungan dengan hal hal sebagai berikut:
a. Sikap dan perilaku disiplin, merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seseorang didalam berwirausaha.
b. Komitmen tinggi, artinya seorang wirausaha itu setiap saat pikirannya tidak
lepas dari perusahannya atau bisnisnya.
c. Jujur, artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya.
d. Kreatif, adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
e. Inovatif, yaitu merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan
dan ide ide yang dapat dijual.
f. Mandiri dan realistis, artinya bahwa kwberhasilan eorang wirausaha datangnya
dari diri sendiri dan ide yang realistis dan bukan dari orang lain.
Untuk menanamkan kebiasaan baik pada karyawan, maka perlu dikembangkan budaya
perusahaan dalam sebuah organisasi. Budaya Perusahaan ialah karakteristik suatu organisasi
perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan normanorma bersama yang
dianut oleh seluruh jajaran perusahaan. Jika pada sebuah perusahaan ada kebiasaan
kebiasaan yang kurang baik, ini harus cepat diubah. Kemampuan mengubah budaya
perusahaan merupakan kunci keberhasilan menyusun dan melaksanakan strategi perusahaan
untuk masa depan. Dalam hal ini, contoh atau suri tauladan dari unsur pimpinan sangat
berpengaruh terhadap pembentukan budaya perusahaan.
Oleh sebab itu pengembangan budaya perusahaan harus dilakukan, karena sangat
bermanfaat untuk : meningkatkan sense of identity, sense of belonging, komitmen bersama,
stabilitas internal perusahaan, pengendalian sifat sifat yang kurang baik, dan akhirnya akan
menjadi pembeda satu perusahaan dengan perusahaan lain, dan akhirnya akan menimbulkan
citra tersendiri bagi kemajuan perusahaan.
Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan cirri-ciri pribadi (personal traits);
1. dorongan prestasi yang tinggi,
2. bekerja keras, tidak tinggal diam,
3. memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa,
4. bertanggung jawab penuh,
5. berorientasi pada imbalan yang wajar,
6. optimis,
7. berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented),
8. mampu mengorganisasikan, dan
9. berorientasi pada uang
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil. Dikatakan
sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang, melalui proyek-proyek,
mengumpulkan sumber daya (bahan, teknologi, manusia dan modal) yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendirimaupun untuk orang
lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin
yang efektif akan selalu mancari cara-cara yang lebih baik. Pemimpin yang berhasil adalah
jika dalam kegiatan percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efesien yang
meningkat, dan keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis perusahaannya.

Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan
dari suatu proyek..

Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial.

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk
menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan &
Muhammad 2005). Analisis finansial terdiri dari: NPV, IRR, NETB/C, dan PP.

Berikut sy jelaskan mengenai beberapa hal tersebut..

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama
umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang
dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat
suku bunga yang relevan.

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net Benefit and Cost ratio (net B/C Ratio) menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap
satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net B/C merupakan angka
perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net
benefit yang negatif.

c. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang
diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan juga
sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV) sama dengan nol (0). Gittinger
(1986) menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi
perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen.

d. Payback Period (PP)

Payback Period atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai
kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian
modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan
karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain.

4.1 Keputusan go/no go dan Pengurutan Proyek

Pada hakikatnya melelui penilaian proyek, kita dapat menarik dua kesimpulan. Pertama,
melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan apakah Benefit netto suatu proyek lebih besar
atau lebih kecil daripada Benefit netto suatu peluang investasi marginal. Jika suatu proyek
menghasilkan Benefit netto yang lebih besar daripada Benefit netto proyek marginal,
pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih kecil, pelaksanaannya harusnya ditolak. Kesimpulan ini
mendasari keputusan go/no go.

Kedua, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan berbagai proyek dalam
serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marginal, dan proyek yang berada
pada urutan teratas dalam susunan proyek berarti, proyek tersebut merupakan proyek yang
mempunyai Benefit lebih besar.

Kelompok proyek yang termasuk dalam kedua jenis ini, dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

Proyek yang mutually exclusive alternatives, dua atau lebih proyek merupakan mutually
exclusive alternatives, apabila pelaksanaan salah satu diantaranya meniadakan kemungkinan
proyek yang lainnya. Adanya mutually exclusive ini disebabkan karena dana yang tersedia tidak
cukup untuk membiayai lebih dari satu peluang investasi, proyek-proyek tersebut pada hakikatnya
merupakan proyek yang menghasilkan jenis barang atau sasaran tertentu yang sama. Misalnya
tempat-tempat alternative untuk mendirikan pabrik, bendungan, jalan dsb.

Proyek yang bukan mutually exclusive alternatives, apabila suatu proyek tidak merupakan
alternative terhadap proyek yang lain, baik dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun
pencapaian sasaran yang diharapkan. Proyek seperti ini dapat mempunyai sasaran yang berbeda
jenisnya, seperti proyek pabrik semen, pabrik pupuk, proyek transmigrasi, dan proyek perluasan
Sekolah Dasar. Proyek ini juga dapat berupa proyek yang saling melengkapi, misalnya proyek
pabrik pupuk, proyek ekstensifikasi penanaman padi, dan proyek pergudangan beras.

Idealnya tidak mungkin ada proyek yang secara strategis lebih bermanfaat bagi masyarakat
daripada proyek marjinal, tetapitidak dapat dilaksanakan karena kekurangan dana. Proyek
marjinal merupakan proyek yang menguntungkan tetapi dikecualikan ( atau ditunda )
pelaksanaanya karena terbentur pada masalah pembiayaan. Tetapi dalam kenyataannya, sebagian
Negara berkembang mempunyai daftar proyek yang menunggu pembiayaan, yang akan
diramalkan akan memberikan rate of return yang lebih tinggi daripada discount rate social yang
akan ditentukan oleh rentabilitas proyek marjinal. Jadi, pihak yang berwenang di bidang
penyusunan anggaran selalu dihadapkan pada perlunya mengurutkan berbagai proyek demi
memilih proyek yang menguntungkan dari sudut pandang masyarakat yang tentunya memenuhi
syarat criteria investasi.

4.2 Macam-macam Kriteria Investasi


Lima macam criteria investasi, yaitu :

1. Net Present Value dari Arus Benefit dan Biaya ( NPV )

Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya. Maka NPV suatu
proyek adalah selisisih PV arus benefit dengan PV arus biaya.

Bt = benefit sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis penerimaan atau keuntungan non
financial pada th t )

Ct = biaya sosial bruto pada th t ( terdiri dari segala jenis pengeluaran, baik yang bersifat modal
maupun rutin ) yang dibebani kepada penyelenggara proyek pada t ( termasuk investasi semula
dalam tahun ke nol dan seterusnya.

n = umur ekonomis proyek

i = social opportunity costof capital yang digunakan sebagai social discount rate.

Suatu proyek dapat bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih
besar dari nol, apabila NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social
opportunity costfaktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil dari no, proyek tidak dapat
menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan oleh karena itu pelaksanaannya harus ditolak.
Sumber-sumber yang seharusnya dialokasikan untuk proyek tersebut sebaiknya digunakan pada
penggunaan lain yang lebih menguntungkan.

2. Internal Rate of Return ( IRR )

Internal Rate of return adalah rate of return atau tingkat rendemen atas investasi netto.

Bt dan Ct : Benefit/biaya social bruto dalam th t

Bt-Ct : benefit netto dalam th t, dimana sisi negative merupakan investasi

n : umur ekonomis proyek

Ft : nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t, setelah realisasi benefit atau
biaya yang terjadi dalam th itu.

Rt : rendemen implicit dalam th t, entah dibayarkan ( supaya betul diterima/dirasakan oleh


penyelenggara proyek ) atau tidak.

Jadi IRR adalah tingkat t yang memenuhi tiga syarat sebagai berikut :

- rendemen implicit dalam tiap tahun sama dengan hasil i kali nilai investasi pada akhir tahun
sebelumnya, yakni : Rt = iFt-1

- nilai investasi pada akhir tahun t = nilai pada tahun sebeumnya ditambah dengan sisa
pengurangan benefit netto dan rendemen implisit, yakni :
Ft = Ft-1+Rt- ( Bt-Ct )

= Ft-1+iFt-1 ( Bt-Ct )

= ( 1+i )Ft-1 ( Bt-Ct )

Ft akan lebih kecil dari Ft-1 apabila benefit netto melebihi rendemen implicit, yaitu Bt-Ct >Rt yang
berarti sebagian dari investasi dikembalikan pada th t.

- Benefit netto pada akhir umur proyek ( tahun n ) adalah jumlah ( a ) nilai investasi yang
masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya, ditambah ( b ) rendemen implicit. Akibatnya, nilai
investasi pada akhir tahun n menjadi nol.

Bn Cn = Fn-1 + iFn-1 =(1 + i ) Fn-1

3. Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C )

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang positif ( sebagai
pembilang ) dengan jumlah present value yang negative ( sebagai penyebut ). Secara umum
rumusnya adalah :

4. Gross Benefit-Cost Ratio ( Gross B/C )

Dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit ( bruto ) dan
penyebut adalah jumlah present value arus biaya ( bruto ). Jadi rumusnya adalah :

5. Provitability Ratio ( PV K )

Criteria ini dipergunakan untuk mengukur rentabilitas suatu proyek di atas titik netral sebesar 1,0
dimana NPV = 0. tetapi criteria ini dipahami sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya
modal saja, yakni membandingkan present value arus sisa benefit dikurangi dengan biaya rutin
dan biaya modal. Rumusnya adalah:

4.3 Inflasi Harga Umum dan Kriteria Investas

Dalam perhitungannya, seluruh benefit dan biaya yang dibandingkan dalam rangka criteria
invcstasi harus bersifat riil, yakni harus dinilai berdasar tingkat harga umum yang konstan.
Pemakaian uang sebagai dasar ukuran dimaksudkan untuk memudahkan analisis, yaitu dengan
menyediakan suatu dasar pembandingan antara berbagai benefit dan biaya. Semisal proyek A dan
B memounyai arus benefit netto menurut harga konstan:

NPVA= -1,0 + 0,8696 (0,5) = 304 jt

NPVB= -1,0 + 0,8696 (0,5) + 0,7561 (1,0) = 191 jt

Terlihat bahwa proyek A lebih menguntungkan. Namun dengan adanya laju inflasi harga umum
yang diramalkan sebesar 25%, maka akan memberikan NPVA = 630jt dan NPVB = 725jt. Dari sini
terlihat bahwa proyek B tampak lebih menguntungkan. Akan tetapi tujuan analisis benefit Cost
adalah memaksimalkan nilai sekarang dari suatu arus daya beli atau, tuntutan akan barang dan
jasa riil. Semisal terdapat beras yang merupakan barang konsumsi, produksi dalam proyek A dan B
sebagai berikut:

Tahun ke

0 1 2

A - 10.000 ton 15.000 ton -

B - 10.000 ton 5.000 ton 10.000 ton

Ketika dalam perhitungan konstan seperti contoh diatas tadi menyatakan proyek B yang lebih
benefit, namun apabila kita mengalikan angka inflasi pada tiap tahun, maka harga tahun kedua
akan meningkat sehingga proyek A yang dinilai lebih benefit dikarenakan mampu menyediakan
beras lebih cepat 1 tahun.

4.3 Depresiasi dan criteria Inflasi

Dalam analisis benefit cost, penyusutan tidak dimasukkan dalam arus biaya proyek. Hal ini
dikarenakan biaya modal sudah masuk dalam arus biaya, sehingga ketika ditambah biaya
penyusutan malah akan menyebabkan double counting. Penyusutan adalah salah satu unsure
cashflow yang masuk dalam benefit bruto, namun dalam penghitungan benefit netto, penyusutan
tidak boleh dikurangkan dengan benefit bruto.

4.3 Kesimpulan

Evaluasi proyek mendasari dua keputusan yang akan diambil dalam investasi, yakni go project atau
non go project, dan perangkingan berbagai proyek atau alternatif proyek berdasarkan keuntungan
yang didapat.

Kriteria yang digunakan sebagai indeks untuk menentukan keputusan tersebut diantaranya :
NPV : selisih present value dari arus benefit da biaya, dihitung dari discount rate

IRR : tingkat discount rate yang menjadikan NPV suatu proyek sama dengna nol

Net B/C : angka perbandingan present value dari arus benefit bruto yang positif terhadap arus
benefit netto yang negative

Gross B/C & Profitability : Merupakan salah pengertian tentang inti ekonomis benefit dan biaya,
sehingga tak digunakan di Indonesia.

Penghitungan benefit biaya berdasar nilai nominal dan riil dapat mempengaruhi perhitungan
investasi sedemikian rupa sehingga dapat mengelirukan dalam pemilihan proyek.

Arus penyusutan tidak dimasukkan dalam komponen biaya dalam perhitungna kriteria

JENIS-JENIS MODAL ADA 3, ANTARA LAIN:

1. Modal investasi awal

Merupakan jenis modal yang harus Anda miliki di awal usaha Anda dan biasanya digunakan untuk
jangka panjang. Contohnya antara lain bangunan, peralatan komputer, kendaraan dinas, perabotan
kantor, dan berbagai barang-barang yang dibutuhkan untuk jangka panjang. Modal investasi awal
umumnya nilainya cukup besar dan nilainya akan menyusut dari waktu ke waktu.

2. Modal kerja

Modal kerja meliputi uang kas dan surat berharga yang dalam jangka pendek bisa segera diuangkan,
piutang, dan juga persediaan. Modal kerja sendiri bisa dibagi lagi menjadi 2, yaitu modal kerja
permanen dan temporer. Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu ada sepanjang
waktu, tanpa terpengaruh musim penjualan, sedangkan modal kerja bersih (net working capital)
adalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar. Modal kerja bersih digunakan sebagai indikasi
bahwa bisnis kita memiliki aktiva lancar yang cukup untuk membayar hutang jangka pendeknya.

3. Modal operasional

Modal operasional adalah jenis modal yang harus Anda bayarkan untuk kepentingan biaya operasi
bulanan bisnis Anda. Contohnya antara lain gaji pegawai, pulsa telepon, air, PLN, serta retribusi.
Intinya, modal operasional adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar pos-pos biaya di
luar bisnis Anda dan biasanya dibayar bulanan.

JENIS MODAL MENURUT WUJUD:

1. Modal konkret

Modal yang berupa barang-barang atau benda-benda yang wujudnya dapat kita lihat yang digunakan
dalam proses produksi, antara lain mesin, pabrik, gudang, serta bahan baku.
2. Modal abstrak

Modal yang tidak dapat kita lihat namun memberi manfaat bagi kegiatan produksi kita, antara lain
hak pendirian dan hak cipta.

jenis-jenis modal

SEDANGKAN JENIS MODAL MENURUT FUNGSI:

1. Modal perseorangan

Modal yang berasal dari perseorangan dan dapat memberi keuntungan bagi mereka yang
memilikinya, antara lain saham, deposito, rumah atau mobil yang disewakan.

2. Modal sosial

Modal yang dimiliki oleh masyarakat dan digunakan bersama-sama untuk kepentingan produksi
dalam masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai