Anda di halaman 1dari 11

Korupsi dan Kejahatan

Korporasi
APAKAH KORPORASI TERMASUK
SUBJEK HUKUM UU TIPIKOR?

KORPORASI
didefinisikan dalam Pasal 1 angka 1 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor sebagai “kumpulan orang dan/atau
kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum”

Sedangkan dalam Pasal 1 angka 3 UU Tipikor yang dimaksud dengan kata ‘setiap orang ‘ adalah
“orang perseorangan atau korporasi”

Oleh karena itu kata ‘setiap orang’ yang ada dalam berbagai perumusan ketentuan pasal-pasal
UU Tipikor harus diartikan sebagai orang (individu/ manusia) maupun korporasi.
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA
KORUPSI

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi adalah pendekatan


penegakan hukum terhadap Korporasi dan/ atau Pengurus Korporasi
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan pidana yang dilakukan
dengan memenuhi prasyarat tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI
DALAM UU TIPIKOR

Pasal 20 UU Tipikor

(1) Dalam hal tindak pidana korupsi dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, maka
tuntutan dan penjatuhan pidana dapat dilakukan terhadap korporasi dan/ atau
pengurusnya.
(2) Tindak pidana Korupsi dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut
dilakukan oleh orang-orang baik berdasarkan hubungan kerja maupun berdasarkan
hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun
bersama-sama…. ”
ALASAN-ALASAN UNTUK
MEMIDANA KORPORASI
• Realitas mengenai dimensi kejahatan korporasi
• Realitas mengenai dampak yang ditimbulkan
• Pertimbangan keadilan
• Sebagai cara untuk mengubah perilaku Korporasi
Dampak Korupsi
Demokrasi
terpuruk

Ekonomi & Moralitas &


Bisnis Melesu Budaya

KORUPSI
Efek Domino
Runtuhnya
Penegakan kemiskinan
Hukum

Tata keola Reputasi


pemerintahan bangsa
Dampak Korupsi pada Ekonomi

• Mengurangi pertumbuhan investasi karena biaya investasi lebih mahal 20% di negara
yang korup
• Melahirkan Monopoli, menghilangkan kompetisi, meningkatkan ketidakpastian usaha
• Menghambat pertumbuhan ekonomi
• Meningkatkan kemiskinan
• Mengurangi pembukaan lapangan kerja baru
Tantangan Penegakan Hukum
dalam Kejahatan Korporasi

• Belum ada hukum acara yang mengatur exp : tata cara pemeriksaan
korporasi sebagai subjek tipikor, siapa yang berhak mewakili korporasi
dll.
• Eksekusi pidana korporasi sangat banyak kendalanya (jenis korporasi,
korporasi yang go publik, korporasi yang pailit dll)
• Keberanian APH: kompleksitas pertanggungjawaban pidana korporasi
dan pressure pemilik hingga pejabat.
Korporasi dalam Tindak
Pidana Pencucian Uang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Pasal 1
Angka 9
“Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi.”

Angka 10
“Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun
bukan badan hukum.”

Angka 14
“Personil Pengendali Korporasi adalah setiap orang yang memiliki kekuasaan atau wewenang sebagai penentu
kebijakan Korporasi atau memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan Korporasi tersebut tanpa harus
mendapat otorisasi dari atasannya”
Pasal 6
(1) Dalam hal tindak pidana Pencucian Uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh Korporasi, pidana
dijatuhkan terhadap Korporasi dan/atau Personil Pengendali Korporasi.
(2) Pidana dijatuhkan terhadap Korporasi apabila tindak pidana Pencucian Uang:
a. dilakukan atau diperintahkan oleh Personil Pengendali Korporasi;
b. dilakukan dalam rangka pemenuhan maksud dan tujuan Korporasi;
c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah; dan
d. dilakukan dengan maksud memberikan manfaat bagi Korporasi.

Pasal 7
(1) Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap Korporasi adalah pidana denda paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap Korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
a. pengumuman putusan hakim;
b. pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan usaha Korporasi;
c. pencabutan izin usaha;
d. pembubaran dan/atau pelarangan Korporasi;
e. perampasan aset Korporasi untuk negara; dan/atau
f. pengambilalihan Korporasi oleh negara.
Pasal 9
(1) Dalam hal Korporasi tidak mampu membayar pidana denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), pidana denda tersebut diganti dengan perampasan Harta
Kekayaan milik Korporasi atau Personil Pengendali Korporasi yang nilainya sama dengan
putusan pidana denda yang dijatuhkan.
(2) Dalam hal penjualan Harta Kekayaan milik Korporasi yang dirampas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, pidana kurungan pengganti denda dijatuhkan
terhadap Personil Pengendali Korporasi dengan memperhitungkan denda yang telah
dibayar.

Bagian Keempat Pemeriksaan di Sidang Pengadilan


Pasal 82
Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh Korporasi, panggilan disampaikan kepada
pengurus di tempat tinggal pengurus atau di tempat pengurus berkantor.

Anda mungkin juga menyukai