Anda di halaman 1dari 65

SADAR ANTIKORUPSI

Setelah mengikuti materi ini,


peserta dapat menjelaskan
sadar antikorupsi.
CAKUPAN

MATERI POKOK 1 MATERI POKOK 2


Semakin Jauh dari
Sadar Antikorupsi
Perilaku Korupsi

1 Dampak Korupsi

2 Pengertian dan
Penyebab Korupsi
3 Delik Tindak Pidana
Korupsi di
Indonesia
Dampak Korupsi
Bagaimana dampak korupsi
terhadap kehidupan kita?

Pelayanan publik tak kunjung membaik. Pelayanan kesehatan mahal dan


banyak lagi contoh buruk akibat kejahatan koruptor. Dampak korupsi
merupakan mis-alokasi sumber daya sehingga perekonomian tidak dapat
berkembang optimum.

Dampak korupsi terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat menimbulkan


biaya yang disebut sebagai biaya sosial korupsi. Banyak dampak korupsi yang
mengenai negara, masyarakat, organisasi/institusi, keluarga, diri sendiri dan
lingkungan.
Dampak
Dampak Dampak
bagi individu
bagi bagi
dan orang
negara masyarakat
lain
Apa
dampak Rendahnya kesejahteraan umum masyarakat

korupsi Tidak jarang, peraturan-peraturan baru yang disahkan oleh


pemerintah pusat maupun daerah ternyata justru lebih
bagi memihak pada perusahaan-perusahaan besar yang mampu

negara? ? memberikan keuntungan untuk para pejabat.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan kecil dan juga industri


menengah tidak mampu bertahan dan membuat
kesejahteraan masyarakat umum terganggu, tingkat
pengangguran makin tinggi, diikuti dengan tingkat kemiskinan
yang juga semakin tinggi.
Apa
Tidak adanya kepercayaan
dampak
terhadap lembaga pemerintah
korupsi Saat ini masyarakat Indonesia tidak merasa puas dengan
bagi tindakan hukum kepada para koruptor. Banyak koruptor yang
menyelewengkan materi dalam jumlah yang tidak sedikit,
negara? namun hanya memperoleh hukuman tidak seberapa.

Akibatnya, rakyat tidak lagi percaya pada proses hukum yang


berlaku, terutama dengan berbagai tindakan yang diambil oleh
pemerintah dalam menangani kasus korupsi. hakim sendiri
untuk menyelesaikan sebuah kasus.
Dampak
Dampak Dampak
bagi individu
bagi bagi
dan orang
negara masyarakat
lain
Apa
Masih ingat kasus robohnya jembatan Kutai Kertanegara?

dampak
Kasus ini merupakan salah satu dari banyak kasus kerusakan
korupsi fasilitas publik yang menimbulkan korban jiwa yang
diakibatkan oleh korupsi.

bagi
? Bukan rahasia jika dana pembangunan insfrastruktur publik
masyarakat? merupakan dana yang sangat besar.

Nyatanya, dana tersebut mengalami pangkas sana-sini saat


melewati para pejabat pemerintahan, sehingga dalam
pengerjaan insfrastruktur tersebut tidak memenuhi standar
keselamatan karena minimnya dana.
Dampak
Dampak Dampak
bagi individu
bagi bagi
dan orang
negara masyarakat
lain
Apa
dampak
korupsi
Tindakan korupsi itu mempunyai dampak yang kronis, dan
bagi
akan dirasakan diri sendiri oleh pelaku korupsi maupun
individu orang lain.

Dampak yang akan dirasakan oleh pelaku korupsi yaitu


dan
? hukuman dari Allah SWT, pemerintah, dan masyarakat, serta
orang perasaan bersalah yang akan menghantui dalam kehidupan
kelak.

lain?
Sedangkan dampak yang akan dirasakan oleh orang lain
adalah timbulnya kerugian baik secara materi atau non
materi bagi korban tindakan korupsi.
Mempelajari dampak korupsi akan menumbuhkan
kesadaran diri, sehingga kita lebih mantap untuk
memastikan bahwa seluruh unsur dalam diri kita baik
pikiran, emosi, ucapan, dan tindakan atau perilaku kita
menjunjung tinggi nilai antikorupsi.
Pengertian dan
Penyebab Korupsi
Apa itu korupsi?

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan


kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk
mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi karena
beberapa faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat.
Apa itu korupsi?

Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang yang dikategorikan


melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.

UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


Apa yang
menyebabkan
korupsi?

NIAT yang dapat muncul karena beberapa hal di antaranya:


Penyebab
sifat tamak/rakus (greeds), gaya hidup yang konsumtif,
Internal hedonic (keinginan versus kebutuhan).

Penyebab KESEMPATAN (opportunity) yang dipicu karena:


Eksternal kelemahan sistem, politik, hokum, ekonomi, organisasi.
Korupsi = kanker ganas yang kronis dan akut
menggerogoti perekonomian negara secara
perlahan, namun pasti.
Delik Tindak Pidana
Korupsi di Indonesia
7 Kelompok
Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

1. Kerugian Keuangan Negara


2. Suap Menyuap
3. Penggelapan dalam
Jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan Curang
6. Benturan Kepentingan
dalam Pengadaan
7. Gratifikasi
1. Kerugian Kas Negara

Menurut Prof. Komariah sebagaimana dikutip


Hukumonline.com, UU No. 31/1999 menganut
konsep kerugian negara dalam arti delik formil.

Unsur "dapat merugikan keuangan negara"


seharusnya diartikan merugikan negara dalam
arti langsung maupun tidak langsung.

Artinya, suatu tindakan otomatis dapat


dianggap merugikan keuangan negara apabila
tindakan tersebut berpotensi menimbulkan
kerugian negara.
2. Suap Menyuap

Untuk mengetahui pengertian suap-menyuap, kita dapat melihat rumusan


UU Nomor 11 tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap:

“Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan

Pasal maksud untuk membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan dengan
2 kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan
umum”.

“Menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut


Pasal dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan
supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya,
3 yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum”.
3. Penggelapan dalam Jabatan

Menurut R. Soesilo (1968.258), penggelapan


adalah kejahatan yang hampir sama dengan
pencurian dalam pasal 362.

Bedanya ialah pada pencurian barang yang


dimiliki itu belum berada di tangan pencuri dan
masih harus “diambilnya” sedangkan pada
penggelapan waktu dimilikinya barang itu
sudah ada di tangan si pembuat tidak dengan
jalan kejahatan.
4. Pemerasan

UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20


Tahun 2001 pemerasan adalah tindakan/
perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri.
5. Perbuatan Curang

Untuk memahami unsur perbuatan curang


dalam tindak pidana korupsi, mari kita lihat
rumusan pasal 7 dan pasal 12 huruf h UU
Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20
Tahun 2001:

“Setiap orang yang bertugas mengawasi


pembangunan atau penyerahan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan
curang”.
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Apa yang dimaksud dengan benturan


kepentingan dalam pengadaan barang/
jasa pemerintah?

Situasi di mana seorang pegawai negeri/ Faktor Penyebab Konflik


penyelenggara negara yang mendapatkan Kepentingan:

kekuasaan dan kewenangan berdasarkan Kekuasaan dan kewenangan


peraturan perundang-undangan memiliki Pegawai Negeri

atau diduga memiliki kepentingan pribadi Perangkapan jabatan

atas setiap penggunaan wewenang yang Hubungan afiliasi

dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi


Gratifikasi

kualitas dan kinerja yang seharusnya.


Kelemahan sistem organisasi

Kepentingan pribadi
5. Gratifikasi

Tindak pidana korupsi menerima


gratifikasi dimuat dalam Pasal
12B UU Nomor 31 Tahun 1999 jo.
UU Nomor 20 Tahun 2001, yaitu
sebagai berikut:

“Setiap gratifikasi kepada pegawai


negeri atau penyelenggara negara
dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan
yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya.
Demikianlah penjelasan mengenai Sadar Antikorupsi.

Terima kasih …
SEMAKIN JAUH DARI
PERILAKU KORUPSI
Setelah mengikuti materi ini,
peserta dapat menjelaskan
semakin jauh dari korupsi.
CAKUPAN

MATERI POKOK 1 MATERI POKOK 2


Semakin Jauh dari
Sadar Antikorupsi
Perilaku Korupsi

1 Niat, Semangat, dan


Komitmen Melakukan
Pemberantasan

2 Penguatan Nilai-nilai
Antikorupsi

3 Prinsip-prinsip
Antikorupsi

4 Impian Indonesia
Bebas dari Korupsi
Kesadaran antikorupsi merupakan makna bagi
kehidupan yang perlu dibuktikan dengan upaya dan
tindakan nyata dalam menghindari korupsi.

Dengan tidak memberikan ruang dan waktu


sedikitpun untuk munculnya niat dan kesempatan
korupsi dalam perjalanan karir dan pengabdian
sebagai pegawai negeri sipil atau bagian dari
masyarakat Indonesia.

Niat, semangat dan komitmen Anda akan menjadi modal untuk dapat
menghindarkan diri dari perilaku dan tindak pidana korupsi.
Niat, Semangat, dan
Komitmen Melakukan
Pemberantasan
Niat sebagai modalitas untuk
membangun komitmen dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai
antikorupsi (nilai integritas) dalam
kehidupan sehari hari.

Untuk menjaga (maintenance) niat


tersebut, maka perlu dilakukan
pembangunan sistem integritas diri
dan organisasi.

Upaya pemberantasan korupsi akan


efektif, efisien dan berintegritas jika
dilakukan atau dipimpin oleh orang-
orang yang berintegritas tinggi.
Orang-orang yang berintegritas tinggi akan menjalankan program dengan penuh
keikhlasan sebagai basis bekerja berdasarkan moral idealism (bukan sekedar
idealisme), sehingga dalam mencapai keberhasilan tidak melakukan pelanggaran
norma/nilai.

Upaya untuk selalu berada dalam tataran norma tersebut dilakukan dengan tetap
berinteraksi dengan realitas, sehingga dalam kondisi demikian diperlukan manusia-
manusia yang bijak.
Bagaimana agar niat untuk tidak
melakukan korupsi selalu terjaga

Agar niat untuk tidak melakukan korupsi


selalu terjaga, maka setiap individu perlu
mencapai kebutuhan pribadi, organisasi,
pilar dan bangsa, yang tercermin dalam
implementasi nilai-nilai luhur bangsa
dalam kehidupan sehari-hari.

Termasuk pada saat melaksanakan tugas


dan fungsi dalam organisasi, sehingga
tujuan organisasi maupun pribadi tercapai
dengan cara-cara yang bermoral/
berakhlak.
Bagaimana agar niat untuk tidak
melakukan korupsi selalu terjaga

Selain itu, harus dilakukan


pelembagaan sistem integritas
dalam ruang lingkup organisasi
dengan menciptakan iklim etika
yang kuat, yaitu kondisi organisasi
dengan kode etik yang telah
terinternalisasi dengan kuat pada
diri individu, sehingga penyelarasan
dan pengendalian organisasi dapat
dijalankan dengan baik.
Penguatan
Nilai-nilai Antikorupsi
KPK bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
antikorupsi yang juga merupakan nilai
integritas dan dihasilkan sebanyak 9 nilai:

1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Kerja Keras
9 Nilai 7. Sederhana
Antikorupsi 8. Berani
“Jupe mandi tangker sebedil” 9. Adil
1. Jujur

Nilai kejujuran ibaratnya seperti


Apa itu jujur? mata uang yang berlaku dimana
saja, termasuk dalam dunia kerja.

Lurus hati, tidak berbohong, dan Tanpa sifat jujur, kita tidak akan
tidak curang (Sugono: 2008). dipercaya dalam kehidupan
sosial.
2. Peduli

Apa itu peduli? Kita perlu memiliki rasa


kepedulian terhadap lingkungan,
baik lingkungan di dalam dunia
Mengindahkan, memperhatikan, dan kerja maupun lingkungan di luar
menghiraukan. (Sugono: 2008) dunia kerja.
3. Mandiri

Nilai kemandirian ini penting


Apa itu mandiri? untuk mengatur kehidupan kita
dan orang-orang yang berada di
bawah tanggung jawab kita.

Mandiri dapat diartikan sebagai


Dengan karakter kemandirian
proses mendewasakan diri yaitu
tersebut kita dituntut untuk
dengan tidak bergantung pada orang
mengerjakan semua tanggung
lain untuk mengerjakan tugas dan
jawab dengan usaha sendiri dan
tanggung jawab.
bukan orang lain (Supardi: 2004).
4. Disiplin

Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan


antara lain dalam bentuk:

Apa itu disiplin? Kemampuan mengatur waktu


dengan baik

Kepatuhan pada seluruh peraturan


Ketaatan (kepatuhan) kepada dan ketentuan yang berlaku di
peraturan (Sugono: 2008). dunia kerja

Mengerjakan segala sesuatunya


tepat waktu

Fokus pada pekerjaan


5. Tanggung Jawab

Individu yang memiliki rasa


Apa itu
tanggung jawab akan:

tanggung jawab? Menyelesaikan tugas lebih baik


dibanding individu yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab

Keadaan wajib menanggung segala


Mengerjakan tugas dengan
sesuatunya (jika terjadi apa-apa boleh
sepenuh hati karena berpikir
dituntut, dipersalahkan dan
bahwa jika suatu tugas tidak dapat
diperkarakan) (Sugono: 2008).
diselesaikan dengan baik dapat
merusak citra namanya di depan
orang lain
6. Kerja Keras

Apa itu
Bekerja keras merupakan hal yang
kerja keras? penting untuk mencapai hasil sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.

Namun, bekerja keras akan menjadi


Bekerja keras didasari dengan adanya
tidak berguna tanpa adanya
kemauan (tekad, ketekunan, daya
pengetahuan.

tahan, tujuan jelas, daya kerja,


Di dalam dunia kerja, kerja keras
pendirian, pengendalian diri,
harus dilengkapi dengan berbagai
keberanian, ketabahan, keteguhan,
ilmu pengetahuan.
tenaga, kekuatan, dan pantang
mundur).
7. Sederhana

Dengan menerapkan prinsip hidup


Apa itu
sederhana, kita dibina untuk

sederhana? memprioritaskan kebutuhan di atas


keinginan.

Prinsip hidup sederhana ini


Tidak hidup boros, hidup sesuai
merupakan parameter penting dalam
dengan kemampuan dan dapat
menjalin hubungan antara sesama
memenuhi semua kebutuhannya.
karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri,
dengki, tamak, egois, dan sikap-
sikap negatif lainnya lainnya.
8. Berani

Apa itu berani? Nilai keberanian dapat


diwujudkan dalam bentuk:

Berani mengatakan dan


Rasa percaya diri yang besar
membela kebenaran

dalam mempertahankan
Berani mengakui kesalahan

pendirian dan keyakinan.


Berani bertanggung jawab
9. Adil

Apa itu adil? Karakter adil ini perlu sekali


dibina agar kita dapat belajar
mempertimbangkan dan
Sama berat, tidak berat sebelah,
mengambil keputusan secara
tidak memihak. adil dan benar.
Prinsip-prinsip
Antikorupsi
Untuk mencegah faktor
eksternal penyebab korupsi
terdapat 5 prinsip antikorupsi:

Akuntabilitas

Transparansi

Kewajaran

Kebijakan

Kontrol Kebijakan
1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian


antara aturan dan pelaksanaan
kerja.

Semua lembaga mempertanggung


Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas
jawabkan kinerjanya sesuai aturan
harus dapat diukur dan
main baik dalam bentuk konvensi
dipertanggungjawabkan melalui:

(de facto) maupun konstitusi (de


jure), baik pada level budaya Mekanisme pelaporan dan
(individu dengan individu) maupun pertanggungjawaban atas semua
pada level lembaga (Bappenas: kegiatan yang dilakukan

2002).
Evaluasi atas kinerja administrasi,
proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat
2. Transparansi

Satu prinsip penting antikorupsi


lainnya adalah transparansi.

Prinsip transparansi ini penting


karena pemberantasan korupsi
Dalam prosesnya, transparansi dibagi
dimulai dari transparansi dan
menjadi lima yaitu:

mengharuskan semua proses


kebijakan dilakukan secara terbuka, Proses penganggaran

sehingga segala bentuk Proses penyusunan kegiatan

penyimpangan dapat diketahui oleh


publik (Prasojo: 2007). Proses pembahasan

Proses pengawasan

Proses evaluasi
3. Kewajaran
Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari
lima hal penting yaitu:

Prinsip kewajaran ini ditujukan untuk Komprehensif dan disiplin,


mempertimbangkan keseluruhan aspek,
mencegah terjadinya manipulasi
berkesinambungan, taat asas, prinsip
(ketidakwajaran) dalam
pembebanan, pengeluaran dan tidak
penganggaran, baik dalam bentuk melampaui batas.

mark up maupun ketidakwajaran


Fleksibilitas, adanya kebijakan tertentu untuk
lainnya.
mencapai efisiensi dan efektivitas

Terprediksi, adanya ketetapan dalam


perencanaan atas dasar asas value for money
untuk menghindari defisit dalam tahun
anggaran berjalan.

Kejujuran
Informatif
4. Kebijakan

Kebijakan berperan untuk mengatur


tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat Aspek-aspek kebijakan terdiri dari:

merugikan negara dan masyarakat.


Isi kebijakan

Pembuat kebijakan

Pelaksana kebijakan

Kultur kebijakan
5. Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya


agar kebijakan yang dibuat betul- Pada prinsip kontrol kebijakan, akan
betul efektif dan mengeliminasi dibahas mengenai:

semua bentuk korupsi.


Lembaga-lembaga pengawasan di
Indonesia

Self-evaluating organization

Reformasi sistem pengawasan di


Indonesia

Poblematika pengawasan di Indonesia


Impian Indonesia
Bebas dari Korupsi
Semangat perlawanan terhadap korupsi merupakan
langkah awal yang harus dimiliki masyarakat dalam
pemberantasan korupsi dengan mempelajari potensi
yang dimiliki Indonesia untuk Mewujudkan Impian
Negara Indonesia Tanpa Korupsi.
Potensi Potensi Sejarah
Penduduk Wilayah Besar
Potensi Penduduk Indonesia

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia,


Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.

Jumlah penduduk yang demikian besar itu,


bisa menjadi sumber penyediaan tenaga
kerja dalam memanfaatkan sumber daya
alam yang tersedia.

Selain itu, sangat potensial untuk


mempertahankan keutuhan negara dari
ancaman negara lain.
Potensi Potensi Sejarah
Penduduk Wilayah Besar
Potensi Wilayah Indonesia

Indonesia merupakan negeri yang memiliki kekayaan alam berlimpah, posisi yang
strategis, dan bahkan kesuburan yang luar biasa.

Dari berbagai potensi wilayah yang ada, semua memperlihatkan bahwa negeri ini
menyimpan potensi yang luar biasa, antara lain:

Posisi strategis, Indonesia terletak antara dua benua (Asia dan Australia) serta antara dua
samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia).

Potensi luas wilayah, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
13.466 pulau. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km² dan luas perairan 3.257.483 km².

Potensi kekayaan alam dan budaya, Indonesia memiliki sumber keanekaragaman hayati
(biodiversity) terlengkap di dunia.
Potensi Potensi Sejarah
Penduduk Wilayah Besar
Sejarah Besar Indonesia

Kemerdekaan RI diakui sebagai salah satu titik


penting sejarah bangsa Indonesia.

Dengan kemerdekaan, bangsa ini bisa leluasa


mengurus diri sendiri, mengelola kekayaan yang
dimiliki, dan memanfaatkan sebesar-besarnya demi
kemakmuran bangsa.

Lebih dari itu, ketika garis historis ditarik ke


belakang, seperti:

Komando Mahapatih Gajah Mada yang berhasil


mempersatukan Nusantara

Kerajaan Sriwijaya yang begitu digdaya

Kerajaan Samudera Pasai yang menguasai


perdagangan
Dengan ketiga potensi tersebut bisa dibayangkan
betapa besar sesungguhnya bangsa ini.
Demikianlah penjelasan mengenai

Semakin Jauh dari Perilaku Korupsi.

Terima kasih …

Anda mungkin juga menyukai