Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019 ISSN 1979-8652 (Print) ISSN 2541-5913 (Online)

DOI: http://dx.doi.org/10.31289/mercatoria.v12i1.2349

Jurnal Mercatoria
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria

Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana


Pencucian Uang dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia
Corporate Responsibility on Money Laundering Crimes on
Indonesian Criminal Law Principle
Ridwan Arifin* & Shafa Amalia Choirinnisa
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang (UNNES),
Indonesia

*Coresponding Email: ridwan.arifin@mail.unnes.ac.id


Abstrak
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui bentuk pencucian uang yang dilakukan oleh
pelaku korporasi, untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban sebuah perusahaan dalam tindak
pidana pencucian uang, untuk mengkaji mengenai bentuk pertanggungjawaban tindak pidana
korporasi dalam peraturan yang ada dalam perundang–undangan serta mengkaji mengenai
pertanggungjawaban tidak pidana korporasi dalam kasus tindak pidana pencucian uang. Penulisan ini
bersifat deskriptif guna untuk mengetahui gambaran permasalahan yang ada, yang kemudian dianalisis
secara deduktif. Bentuk pidana pencucian uang oleh korporasi ada tiga jenis yaitu penempatan,
pelapisan, dan penggabungan. Subjek korporasi akan mendapatkan hukuman pidana sesuai dengan
perbuatannya. Seperti yang telah disebutkan dalam pasal 6 UU No 8 tahun 2010 bahwa dalam tindakan
pencucian uang sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 3, 4 dan pasal 5 dilakukan oleh korporasi
sehingga pidana akan dijatuhkan kepada personil pengendali korporasi. Apabila personil tidak mampu
membayar maka akan diganti dengan penyitaan korporasi dan personil pengendali perusahaan. Dan
apabila belum cukup maka penjara dapat diganti oleh denda kontrol perusahaan.
Kata Kunci: Pertanggungjawaban; Korporasi; Pencucian Uang; Tindak Pidana; Perusahaan.

Abstract
The purpose of this paper is to find out the form of money laundering carried out by corporate actors, to
find out the form of a company's liability in the crime of money laundering, to examine the forms of
corporate criminal liability in the regulations contained in legislation and review liability not criminal
corporation in cases of money laundering. This writing is descriptive in order to find out the description of
existing problems, which are then analyzed deductively. There are three types of criminal money
laundering by corporations, namely placement, coating and merging. The corporate subject will get a
criminal sentence according to his actions. As stated in Article 6 of Law No. 8 of 2010 that money
laundering as referred to in articles 3, 4 and 5 is carried out by corporations so that criminal penalties will
be imposed on corporate controlling personnel. If the personnel cannot afford to pay it will be replaced by
the seizure of the corporation and company control personnel. And if it is not enough, the prison can be
replaced by fine control of the company.
Keywords: Accountability; Corporation; Money laundering; Criminal act; Company.

How to Cite: Arifin, R. & Choirinnisa, S.A. (2019). Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian
Uang dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia. Jurnal Mercatoria. 12 (1): 43-53.

Dikirim: 17 Maret 2019; Diterima: 19 Juni 2019; Dipublish: 25 Juni 2019

43
Ridwan Arifin & Shafa Amalia Choirinnisa, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang
dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia

PENDAHULUAN berbeda, yaitu dampak positif dan dampak


Negara Indonesia saat ini sedang negatif (Sirait, 2017). Dengan adanya
dilanda kasus kriminalitas kontemporer tindak pidana pencucian uang, tentunya
yang dapat mengancam lingkungan hidup akan membawa dampak yang negatif
negara kita (Lebrine, 2010). Tindak sehingga hal ini tentunya dapat
pidama Pencucian uang merupakan salah menyebabkan permasalahan yang cukup
satu bentuk kejahatannya yang berdimensi serius, terutama permasalahan ekonomi
internasional, yang sering dilakukan negara tersebut. Menurut kepala badan
masyarakat pada zaman sekarang ini. investasi dan pengembangan modal, No:
Pencucian uang merupakan bentuk Kep-23/M.PM.PBUMN/2000, tentang Good
penyetoran atau penananman uang yang Corporate Governance yang merupakan
berasal dari pemerasan, transaksi suatu prinsip perusahaan yang tepat yang
narkotika, dan sumber ilegal lainnya. harus diterapkan dalam menejemen
Sehingga darimana asal uang tersebut perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
susah diketahui oleh siapapun (Jahja, memastikan kepentingan perusahaan
2012). Istilah pencucian uang sudah untuk mencapai tujuan (Muskibah, 2010).
dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Karna dengan banyaknya kasus pencucian
Serikat. Munculnya istilah tersebut uang disuatu negara maka akan berkurang
berkaitan dengan perusahaan laundry pula anggaran negara tersebut. Sebab
karena pada masa itu kejahatan pencucian banyak pengeluaran negara yang tidak
uang dilakukan oleh mafia melalui jelas kegunaannya karena pelaku money
pembelian perusahaan-perusahaan laundering. Para pelaku biasanya
pencuci pakaian sebagai tempat untuk menanam investasi di bidang properti
melakukan pencucian uang hasil pada negar -negara yang mereka anggap
kejahatan, sehingga dari sanalah muncul aman untuk melakukan hal tersebut
istilah money laundering (Syamsuddin, sehingga hasil yang mereka dapat lebih
2011). rendah dan lebih aman apabila dilakukan
Tidak hanya dinegara luar saja, di diluar negeri karna dilindungi oleh hukum
Indonesia pun masih banyak kasus negara tersebut (Bismar Nasution,
mengenai pencucian uang. Pencucian uang Pemahaman Rezim Anti Money Laundering
baik yang dilakukan oleh perseorangan di Indonesia, disampaikan pada diskusi
maupun perusahaan/korporasi. Suatu hukum dengan tema ”Mengenal,
perusahaan memiliki dua dampak yang Mengetahui untuk Mencegah Tindak Pidana

44
Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019: 43-53

Pencucian Uang” yang diselenggarakan kemudian diinvestasikan sehingga dana


oleh DPCPERMAHI Medan, 5 April 2013, yang keluar tidak ketahuan wujudnya.
hlm. 1). Tindak pidana pencucian uang Sehingga banyak perusahaan- perusahaan
tidak hanya dapat merugikan negara itu korporasi yang menghasilkan kekayaan
saja namun kasus pencucian uang dapat yang cukup besar dengan waktu yang
berpotensi mengganggu perekonomian relatif cepat. Indonesia sebagai salah satu
internasional. Karna dapat memperlambat negara yang berkembang saat ini sangat
efektifitas dan sistem operasi menitikberatkan perkembangan terhadap
perekonomian dan dapat menimbulkan perekonomian kepada pihak swasta yang
kebijakan ekonomi yang buruk. Hal ini sekarang banyak di dominasi oleh
membuat negara-negara lain dan korporasi. Namun korporasi sekarang
organisasi internasional menaruh banyak yang melakukan tindak pidana
perhatian khusus dalam penanganan dan pencucian uang agar asal usul harta
penyelesai-an permasalahan ini. kekayaan tersebut sulit dilacak oleh aparat
Pada zaman modern ini pencucian penegak hukum. Selain itu masih banyak
uang tidak hanya dilakukan oleh seseorang lagi faktor yang menyebabkan terjadnya
saja, namun sekarang pencucian uang pencucian uang yang dilakukan oleh
banyak dilakukan oleh korporasi. Pada korporasi. Antara lain adalah sikap badan
awalnya ada anggapan bahwa sebuah peradilan yang tidak memandang
perusahaan tidak dapat dituntut dan tidak pelanggaran–pelanggaran yang dilakukan
dapat me-lakukan kejahatan, tetapi oleh korporasi sebagai penjahat dan
peraturan ini secara berlahan telah kejahatan, kemudian ingin mencari
terkikis dan digantikan oleh keuntungan yang banyak dengan waktu
pertanggungjawaban oleh pelaku tindak yang efektif cepat, sistem pemerintahan
pidana tersebut (William G, 1961). yang lemah serta Undang-Undang yang
Korporasi menurut Kamus Hukum masih bisa dipandang lemah.
Fockema Andreae yaitu suatu badan Berbicara mengenai sistem hukum
hukum yang terikat dan memiliki tujuan pidana tentunya tidak terlepas dari
tertentu, yang memperlihatkan subjek hubungan tindak pidana tersebut dengan
hukum itu sendiri (ALgra, 1983). bentuk pertanggungjawaban atas tindak
Tindakan pencucian uang ini dapat pidana tersebut (Mulyadi & Surbakti,
dilakukan dengan cara penggelapan dana 2010). Seperti yang kita ketahui bahwa

45
Ridwan Arifin & Shafa Amalia Choirinnisa, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang
dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia

hukum pidana adalah hukum yang untuk menjalankan kegiatan untuk


mengatur tentang pelanggaran– mencari keuntungan dalam usaha
pelanggaran dan kejahatan–kejahatan korporasi tersebut. Pada umumnya pelaku
yang ada dimasyarakat, dimana perbuatan pencucian uang tidak terlalu
tersebut dapat diancam dengan hukuman mempertimbangkan hasil yang akan
yang berupa penderitaan ataupun berupa diperoleh dan besarnya biaya yang harus
siksaan. Hukum pidana mengatur dikeluarkan. Karena tujuan utama tindak
mengenai pelanggaran–pelanggaran dan pidana pencucian uang adalah untuk
kejahatan–kejahatan yang melanggar menyamarkan atau menghilangkan asal
norma–norma hukum mengenai usul uang (Saprudin, 2006). Kemudian
kepentingan umum yang berlaku hasilnya dapat mereka nikmati
dimasyarakat. Sehingga hukum pidana dikemudian hari. Dalam Undang–Undang
bukanlah suatu hukum yang menimbulkan No 8 tahun 2010 mengenai tindak pidana
norma–norma baru. Penerapan hukum pencucian uang menetapkan yang menjadi
pidana tidak hanya di negara Indonesia Directing Mind korporasi adalah pengurus
saja. Tetapi banyak negara-negara lain korporasi itu sendiri, sepanjang pengurus
yang menerapkan sistem hukum pidana tersebut mempunyai kedudukan
juga, seperti negara Belanda dan Prancis fungsional dalam struktur organisasi
yang telah menerapkan pidana sejak korporasi (Sjahdeni, 2007).
zaman penjajahan (H. Santhos Wachioe P, Namun banyak pihak yang
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap bertentangan dengan hal ini, mereka
Korporasi, Jurnal Hukum dan Peradilan, berpendapat bahwa sanksi atau hukuman
Vol 5, No. 2, Juli 2016, hlm.163). mengenai tindak pidana pencucian uang
Di negara indonesia sendiri kasus ini dijatuhkan kepada korporasi nya itu
pencucian uang sudah diatur secara sendiri, karna hal ini dapat
yuridis dalam Undang –Undang Republik menguntungkan korporasi secara
Indonesia No. 8 Tahun 2010 tentang langsung. Dalam kasus pencucian uang
pencegahan dan pemberantasan tindak yang dilakukan oleh korporasi–korporasi
pidana pencucian uang yang dilakukan di Indonesia ini hanya personil pengendali
oleh korporasi. Yang mengatur agara korporasi saja yang mendapatkan sanksi
korporasi juga dapat dikenai sanksi atau yang kemudian diproses secara hukum
hukuman pidana apabila terbukti bahwa sehingga dana hasil pencucian uang
hasil pencucian uang tersebut digunakan

46
Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019: 43-53

tersebut masih digunakan korporasi dalam diperoleh baik dari media cetak maupun
menjalankan kegiatan usahanya. online.
Saat ini di beberapa negara di
dunia, korporasi telah diakui sebagai
subjek dari pelanggaran dan dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dikenakan pertanggungjawabanannya oleh Pengaturan Pidana terhadap Pencucian
hukum pidana. Di negara indonesia Uang
sendiri, awal korporasi diakui sebagai Berbagai kejahatan di suatu negara
subjek pelanggaran telah diatur dalam semakin hari semakin menjadi, kejahatan
Undang–Undang Darurat No. 17 Tahun tidak hanya dilakukan oleh seseorang saja
1951 tentang Penimbunan Barang. Empat namun dilakukan oleh korporasi juga. Baik
tahun kemudian, tindak pidana ini dilakukan di negara nya saja maupun
ditegakkan kembali melalui Undang- dilakukan melintasi batas negara lain.
Undang No. 7 Tahun 1955 tentang Kejahatan tersebut dapat berupa korupsi,
investigasi kejaksaan dan pengadilan pencucian uang, narkoba, pencurian,
kejahatan ekonomi. Dalam peraturan a penipuan, pemalsuan, dan berbagai macam
quo, korporasi tidak hanya didefinisikan tindak kejahatan kerah putih lainnya (White
sebagai subjek pelanggaran saja tetapi juga Collar Crime). Contoh kejahatan diatas dapat
diatur dalam proses kriminalnya atau menimbulkan kerugian bagi korbannya serta
dalam proses pidananya (Satria, 2017). dapat menimbulkan keuntungan yang cukup
besar bagi pelakunya.
METODE PENELITIAN Hasil kekayaan atau hasil keuntungan
Penelitian ini menggunakan studi yang didapatkan dari berbagai tindak pidana
penelitian hukum normative, dimana diatas pada umumnya tidak dibelanjakan
penulis hanya mengkaji teori-teori hukum secara langsung. Sehingga biasanya pelaku
yang ada yang dikaitkan dengan berbagai pencucian uang terlebih dahulu
peraturan perundang-undangan yang mengupayakan agar harta yang mereka
berkaitan dengan kasus tindak pidana dapatkan bisa masuk ke sistem keuangannya
pencucian uang dan tanggunga jawab dahulu agar uang tersebut aman dan agar
pidana terhadap korporasi. Penelitian ini susah dilacak oleh siapapun, sehingga tidak
menggunakan data sekunder, yang langsung membelanjakan keuntungan yang
diperolehnya (Sutedi, 2010). Karna apabila

47
Ridwan Arifin & Shafa Amalia Choirinnisa, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang
dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia

hasil kekayaan tersebut langsung dibelanjakan usul harta kekayaannya dipidana karena
oleh pelaku maka akan dengan mudah dilacak tindak pidana pencucian uang dengan pidana
hasil kekayaan tersebut oleh badan hukum. penjara paling lama 20 tahun atau denda
Secara umum yang menjadi unsur– paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
unsur tindak pidana pencucian uang adalah miliar rupiah) (Undang–Undang No8 Tahun
sebagai berikut: 2010 Tentang Pencegahan dan
a. Adanya uang (dana) yang merupakan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
hasil yang ilegal atau tidak sah dimata Uang, Pasal 3).
hukum. 2. Tindak pidana bagi pelaku yang
b. Adanya uang haram (dirty money) yang menikmati hasilnya
diproses dengan cara – cara tertentu Tindak pidana pencucian uang dapat
melalui kelembagaan yang legal (sah) dikenakan pula bagi mereka yang menikmati
sehingga pelaku mendapatkan hasil tindak pidana pencucian uang yang
keuntungan yang besar menyembunyikan atau menggelapkan asal
c. Dengan maksud menghilangkan jejak, usul sumber pengeluaran uang . hal ini
sehingga sumber asal tersebut tidak merupakan contoh tindak pidana
dapat atau sangat sulit untuk diketahui sebagaimana yang terkandung dalam pasal 2
dan dilacak oleh badan hukum karna hasil ayatt (1) yang dipidana karena tindak pidana
keuntungan tersebut tidak langsung pencucian uang dengan pidana penjara paling
dibelanjakan barang. lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp.
Tindak pidana pencucian uang telah 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
diatur dalam Undang- Undang no. 5 tahun (Undang–Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang
2010. Jenis pencucian uang dibedakan Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
menjadi 3 macam, yaitu : Pidana Pencucian Uang, Pasal 4).
1. Tindak pidana pencucian uang aktif 3. Tindak pidana pencucian uang pasif
Maksudnya adalah tindak pidana yang Tindak pidana ini dikenakan kepada
dilakukan oleh seseorang yang menempatkan, seseorang yang menerima atau menguasai
mengalihkan, membelanjakan barang, hasil keuntungan dari pencucian uang
mengubah bentuk, atau menukarkan uang tersebut. Hal ini termasuk dalam Undang-
atau surat berharga atau yang lainnya dari Undang Pasal 2 Ayat (1) yang dipidanakan
hasil pencucian uang tersebut. Hal ini dapat dengan pidana penjara paling lama 5 tahun
dikenai pasal 2 ayat (1) dengan tujuan dan denda paling banyak Rp.
menyembunyikan atau menyamarkan asal 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) karna

48
Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019: 43-53

hal tersebut juga sama dengan melakukan Tindak pidana pencucian uang di
tindak pidana pencucian uang. Namun Indonesia semakin merajalela. Padahal
dikecualikan bagi pihak Pelapor yang korporasi telah banyak memberikan
melaksanakan kewajiban pelaporan kontribusi bagi perkembangan
sebagaimana diatur dalam undang – undang perekonomian negara. Namun dewasa ini
ini (Undang–Undang No.8 Tahun 2010 korporasi banyak yang melakukan tindak
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan pidana pencucian uang . hal ini tentunya
Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 5 Ayat menimbulkan keprihatinan warga negara
(1)). Indonesia. Oleh karna banyaknya kasus
pencucian uang oleh korporasi maka perlu
Kedudukan Korporasi dalam Tindak adanya penanganan yang cukup serius
Pidana Pencucian Uang tehadap pelaku pidana pencucian uang.
Tindak pidana pencucian uang Penanganan ini dilakukan oleh aparat
dapat dilakukan tanpa harus berpergian penegak hukum mulai dari kepolisian
jauh ke luar negeri. Pencucian uang dapat hingga lembaga hukum yang dibentuk
dilakukan dengan cara yang mudah. berdasarkan Undang-Undang. Sehingga
Seiring perkembangan zaman masyarakat aparat penegak hukum harus bisa menjadi
sekarang semakin canggih dalam pengayom dan pengatur dalam kehidupan
menggunakan media elektronik, namun bermasyarakat agar tidak terjadi kasus
terkadang media elektronik dan media yang berkepanjangan.
massa sering disalah gunakan. Salah Pada awalnya korporasi tidak
satunya adalah tindak pidana pencucian menjadi subjek utama tindak pidana hal ini
uang. Hal ini dapat dilakukan melalui dapat dilihat dari sejarah yang ada di pasal
media elektronik (cyberspace) atau 59 KUHP. Namun lama kelamaan
internet. Dimana pembayaran dapat korporasi dapat diterima sebagai subjek
dilakukan melalui bank baik melalui hukum pidana dan dapat dibebani
elektronik maupun ke bank nya secara pertanggungjawaban atas tindak pidana
langsung. Sehingga pelaku pidana yang dilakukannya (Setyono, 2002).
pencucian uang dapat mendepositokan Subjek pidana pencucian uang
uang kotor kepada suatu bank tanpa dapat berupa perseorangan maupun
mencantumkan identitasnya. korporasi. Subjek pidana pencucian uang
perseorangan diatur dalam Pasal 1 Ayat 9,

49
Ridwan Arifin & Shafa Amalia Choirinnisa, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang
dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia

Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 10 dan berbagai bentuk yang selaras dengan
lainlain. Sedangkan subjek pidana peraturan dan norma- norma yang ada
pencucian uang yang dilakukan oleh (Sulistyana, 2013). Pertanggungjawaban
korporasi telah diatur dalam Pasal 1 Ayat 9 pidana tujuannnya untuk mengetahui
Undang – Undang no 8 tahun 2010 dan seseorang dapat dipertanggungjawabkan
seterusnya. Hukuman pidana dapat atau tidak dalam suatu kasus yang sedang
dijatuhkan kepada korporasi apabila terjadi (Anton, 2016). Berbicara tentang
tindak pidana pencucian uang pertanggungjawaban pidana perusahaan,
diperintahkan oleh personil pengendali tentunya tidak terlepas dari korporasi
korporasi dengan tujuan mengambil tersebut. Oleh karena itu kita perlu
keuntungan untuk korporasi itu sendiri. menganalisis mengenai korporasi itu
Menurut Pasal 6 UU no 8 tahun sendiri sebelum mengambil keputusan
2010 pidana dapat dijatuhkan kepada karena kejahatan perusahaan lahir dari
korporasi atas kasus pencucian uang perusahaan itu sendiri (Satria, 2018).
apabila: Korporasi masih menjadi faktor
1. Dilakukan atau diperintahkan oleh utama dalam pendapatan dan
personil pengendali korporasi pembangunan perekonomian di Indonesia
2. Dilakukan dalam rangka pemenuhan (Amalia, 2016). Berbicara mengenai kasus
maksud dan tujuan dari korporasi tindak pidana pencucian uang tentang
3. Dilakukan sesuai dengan tugas dan siapa pelaku yang bertanggungjawab atas
fungsi pelaku atau pemberi perintah kasus pencucian uang merupakan
4. Dilakukan dengan maksud persoalan yang masih terus dibicarakan
memberikan manfaat bagi korporasi oleh ahli hukum. Seperti yang kita ketahui
bahwa tindak pidana meripakan
Pertanggungjawaban Korporasi dalam perbuatan kejahatan yang apabila kita
Pencucian Uang melakukan hal tersebut maka akan
Korporasi merupakan suatu badan mendapatkan hukuman pidana sesuai
usaha yang disamakan seperti layaknya aturan yang berlaku (Mulyadi, 2010).
manusia yang memiliki hak dan kewajiban Seperti yang kita ketahui bahwa
serta dapat dituntut dan dapat menuntut korporasi merupakan suatu badan hukum,
pula (Nasution, 2015). Dan setiap sub sehingga dapat kita lihat bahwa suatu
sistem korporasi tersebut memiliki aturan perusahaan atau korporasi tidak dapat
tersendiri yang disampaikan dalam melakukan kesalahan dengan sendirinya.

50
Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019: 43-53

faktanya bahwa suatu perusahaan untuk melakukan unsur penolakan


memiliki kompleksitas dsn karakteristik terhadap tindak pidana perlu adanya
yang berbeda dengan manusia, sehingga unsur tidak adanya suatu kesalahan yang
perusahaan atau korporasi membutuhkan terjadi sehingga pidana dapat dihapuskan
pidana untuk mencari sebuah alternatif (Amirullah, 2012).
baru untuk memahami kompleksitas Menurut Sutan Remi Sjahdeni ada 4
struktural dan fungsional perusahaan sistem pembebanan pertanggungjawaban
tersebut karna korporasi tidak dapat korporasi atas tindak pidana korporasi
berdiri sendiri (Chandra, 2017). Dan apabila:
hukuman pidana berupa penjara tidak 1. Pengurus korporasi sebagai pelaku
mungkin diterapkan kepada korporasi. tindak pidana sehingga pengurus itu
Namun kenyataannya sekarang lah yang harus bertanggung jawab.
banyak kasus yang ditimbulkan dari 2. Korporasi sebagai pelaku tindak
korporasi tersebut. Dan membawa pidana dan pengurus yang
dampang negatif yang cukup besar. bertanggung jawab.
Sehingga sekarang timbul pemikiran dari 3. Korporasi sebagai pelaku tindak
ahli hukum untuk dapat pidana dan korporasi yang
mempertanggungjawabkan korporasi bertanggung jawab.
dalam pidana apabila terbukti melakukan 4. Pengurus dan korporasi sebagai
kesalahan. Karena keputusan dari seorang pelaku tindak pidana dan keduanya
hakim merupakan keputusan yang paling lah yang bertanggung jawab.
mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
karena putusan dari hakim memiliki SIMPULAN
pengaruh yang cukup kuat untuk Tindak pidana pencucian uang
masyarakat dan dapat mempengaruhi merupakan suatu perbuatan yang
kredibilitas dalam peradilan itu sendiri membawa dampak yang cukup besar bagi
(Wijayanta, 2014). Karena sebuah negara, yang dapat merugikan negara
perusahaann atau korporasi tidak dapat maupun masyarakat sekitar. Terutama
bertindak sendiri maka pengadilan tindak pidana pencucian uang yang
menerapkan prinsip agen hukum umum dilakukan oleh korporasi. Hal itu tentunya
untuk mengawasi dan bertindak dalam membawa dampak negatif yang besar,
perusahaan tersebut (Anwar, 2016). Dan terutama dalam bidang perekonomian.

51
Ridwan Arifin & Shafa Amalia Choirinnisa, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang
dalam Prinsip Hukum Pidana Indonesia

Karena perusahaan swasta menjadi personil pengendali korporasi selama 1-4


sumber pendapatan negara. Sehingga tahun lamanya.
apabila banyak terjadi tindak pidana
pencucian uang maka akan menghambat DAFTAR PUSTAKA
perekonomian negara. Serta dapat Algra, N. E. (1983). Kamus Istilah Hukum Fockma
Andrege Belanda-Indonesia. Bandung: Binacipta.
menghambat perekonomian internasional. Amalia, R. (2016). Pertanggungjawaban Korporasi
Tindak pidana pencucian uang di dalam Tindak Pidama Pencucian Uang Menurut
Hukum Islam. Jurnal Hukum Pidana Islam. 2(2):
Indonesia telah diatur dalam Undang- 385-407. DOI:
https://doi.org/10.15642/aj.2016.2.2.385-407.
Undang no 8 tahun 2010 tentang Online pada
http://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/HPI/art
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak icle/view/429/379
Amirullah. (2012). Korparasi dalam Prespektif Subyek
Pidana Pencucian Uang. Sedangkan Hukum Pidana. Jurnal Hukum dan Perundangan
korporasi sebagai subjek tindak pidana Islam Al-Daulah. 2(2): 139-160.
Anton. (2016). Pertanggungjawaban Pidana Korporasi
pencucian uang telah diatur dalam Pasal 6 dalam Tindak Pidana Perbankan ditinjau dari
Pasal 46 Ayat (2) UU No 10 tahun 1998 Tentang
Ayat (1) Undang–Undang No 8 Tahun 2010 Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Hukum
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Universitas Gadjah Mada.
Anwar, Z. (2016). In Re China Cast Education Corp.
Tindak Pidana Pencucian Uang. Bagi Securities Ligilation. Harvard Law Review. Vol
korporasi yang melakukan tindak pidana 129: 2273-2280. Online pada
http://harvardlawreview.org/wp-
pencucian uang akan dimintai content/uploads/2016/06/2273-2280-
Online.pdf
pertanggungjawaban pidana terhadap Candra, S. (2017). Correlation between Theory of
Criminal Liability and Criminal Punishment
kasus yang dilakukannya. Sesuai dengan toward Corporation in Indonesia Criminal
Justice Practice. Jurnal Dinamika Hukum. 17(1):
unsur–unsur yang telah ditetapkan dalam 104-111. Online pada
undang– undang. http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.p
hp/JDH/article/view/649/486
Tindakan pidana pencucian uang Jahja, J. S. (2012). Melawan money Laundrering. Jakarta:
Visimedia.
yang dilakukan oleh korporasi tersebut Lebrine, E. (2010). Pengaruh Etika Bisnis Terhadap
Kejahatan Korporasi dalam Lingkup Kejahatan
maka akan mendapatkan sanksi pidana Bisanis. Jurnal Manajemen dan Kewiraushaan,
12(1): 56-65. DOI:
berupa hukuman penjara maupun denda https://doi.org/10.9744/jmk.12.1.pp.%2056-
tambahan lainnya. Dan apabila denda yang 65
Muskibah. (2010). Tanggung Jawab Direksi Penerapan
didapat tidak dapat dibayar maka akan Prinsip Good Corporate Govermence. INOVATIF
Jurnal Ilmu Hukum. 2(3): 125-135. Online pada
diganti dengan perampasan hasil kekayaan https://online-
journal.unja.ac.id/index.php/jimih/article/view
korporasi tersebut. Dan apabila kekayaan /207
Mulyadi, M. dan Surbakti, F. A. (2010). Politik Hukum
korporasi masih kurang untuk membayar Pidana terhadap Kejahatan Korporasi. Jakarta:
hukuman pidana tersebut. Maka akan Softmedia.
Nasution, E. S. (2015). Pertanggungjawaban Pidana
dijatuhkan hukuman kurungan bagi Korporasi dalam tindak Pidana Pencucian Uang.
Jurnal Mercatoria. 8(2): 132-144. Online pada

52
Jurnal Mercatoria, 12 (1) Juni 2019: 43-53

http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria/arti William G. (1961). Criminal Law London: Stevens &


cle/view/652/562 Sans Limited.
Nasution, B. (2013). Pemahaman Rezim Anti Money
Laundering di Indonesia, disampaikan pada
diskusi hukum dengan tema ”Mengenal,
Mengetahui untuk Mencegah Tindak Pidana
Pencucian Uang” yang diselenggarakan oleh
DPCPERMAHI Medan, 5 April 2013.
Republik Indonesia. (2010). Undang–Undang Nomor 8
Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Satria, H. (2018). Environmental Pollution: Assessing
the Criminal Liability of Corporations.
Hassanuddin Law Review. 4(2): 194-203. DOI:
10.20956/halrev.v4i2.1421. Online pada
http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/halrev/
article/view/1421/403
Satria, H. (2017). Penerapan Pidana Tambahan dalam
Pertanggungjawaban Pidana Korporasi pada
Tindak Pidana Lingkungan Hidup. Jurnal
Yudisial. 10(2): 155-171. Online pada
http://jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy
/article/view/18/pdf
Saprudin, Y. (2006). Money Laundering, (Kasus L/C
Fiktif BNI 1946). Jakarta: Pensil-324.
Sirait, T. M. (2017). The Implementation of Procedural
Law of Responbility Enforcement of Corporate
Crime In Integral Criminal Justice System. Jurnal
Dinamika Hukum, 17(3): 343-349. DOI:
http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2017.17.3.76
9
Setedi, A. (2010). Hukum Perbankan Suatu Tinjauan
Pencucian Uang Merger, Likuidasi dan
Kepailitan. Jakarta:, Sinar Grafika.
Setyono. (2002). Kejahatan Korporasi, Analisis
Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia.
Malang: Averroes Press.
Sjahdeni, S.R. (2007). Seluk Beluk Tindak Pidana
Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme.
Jakarta: PT. Pustaka Utama Gravity.
Sulistyana. (2013). Implikasi Tindak Pidana diluar
KUHP dalam Hukum Acara Pidana. Jurnal
Dinamika Hukum 13(2): 179-196. Online pada
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.p
hp/JDH/article/viewFile/202/165
Syamsuddin, A. (2011). Tindak Pidana Khusus. Jakarta:
Sinar Grafika.
Wachioe P, H. S. (2016). Pertanggungjawaban Pidana
Terhadap Korporasi, Jurnal Hukum dan
Peradilan. 5(2): 155 – 180.
Wijayanta, T. (2014). Asas Kepastian Hukum Keadilan
dan Kemanfaatan dalam Kaitannya dengan
Putusan Kepailitan Pengadilan Negara. Jurnal
Dinamika Hukum. 14(2): 216-226. Online pada
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.p
hp/JDH/article/viewFile/291/285

53

Anda mungkin juga menyukai