Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN III

SISTEM DISPERSI PADAT

I. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami teknik pembuatan dispersi padat dengan metode
peleburan dan evaluasi sifat-sifat fisikokimia.

II. Pendahuluan
Sistem dispersi padat adalah suatu sistem disperse zat padat dengan satu atau lebih zat aktif
dalam pembawa inert pada keadaan padat. Sistem dispersi padat dari obat yang sukar larut
dengan pembawa yang mudah larut akan meningkatkan kelarutan, disolusi dan
bioavailabilitasnya. Karena keterbatasan suatu obat untuk larut dalam cairan tubuh maka laju
disolusi menjadi tahap penentu kecepatan, sehingga dilakukan usaha untuk memodifikasi
kelarutannya dengan metoda sistem dispersi padat.
Sistem dispersi padat dapat dibuat dengan 3 cara yaitu:
1. Metoda pelarutan
2. Metoda peleburan
3. Metoda gabungan keduanya

III. Percobaan
1. Bahan
a. Glibenklamid
b. Polietilenglikol 6000
c. Etanol
d. Dapar posfat pH 7,2
e. Es dan wadah es
2. Alat
 Pipet tetes
 Objek glass & skala pentas
 Cawan penguap
 Hot Plate
 Ayakan 425
 Lumpang dan Stamfer
 Mikroskop okuler
 Labu Erlenmeyer bertutup
 Beakerglass
 Magnetic stirrer
 Spektrofotometer UV
3. Pelaksanaan Percobaan
3.1 Pembuatan serbuk sistem dispersi padat dengan metoda peleburan:
1. PEG 6000 dilebur dalam cawan penguap di atas hotplate dan ditambahkan
glibenklamid
2. Setelah melebur, dinginkan dalam wadah es sampai berbentuk padatan
3. Massa yang telah padat tersebut kemudian digerus dan dilewatkan pada ayakan (425
um)
4. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap serbuk sistem dispersi padat tersebut.
3.2 evaluasi serbuk sistem dispersi padat
1. penentuan panjang gelombang maksimum glibenklamid dalam dapar pospat pH 7,2
pengukuran serapan larutan glibenklamid dengan kadar 50 µg/ml dalam dapar pospat
pH 7,2 dilakukan pada panjang gelombang 220-350 nm, kemudian dibuat kurva
serapan terhadap panjang gelombang. Dari panjang gelombang maksimum dibuat
kurva kalibrasi dengan satu seri konsentrasi larutan glibenklamid; 40,100, 200, 300,
400 µg/ml
2. bentuk mikroskopis (metoda mikroskopis)
a. sejumlah serbuk didispersikan dalam paraffin cair dan diteteskan pada gelas objek
b. amati dibawah mikroskop bentuk partikel dari serbuk sistem dispersi padat dan
glibenklamid dan amati perbedaannya
3. uji kelarutan
a. sejumlah serbuk dispersi padat glibenklamid-PEG 6000 yang setara dengan 25 mg
glibenklamid dilarutkan dalam 10 ml larutan dapar posfat pH 7,2 dalam labu
Erlenmeyer bertutup
b. penentuan kelarutan:
 dilarutkan dengan bantuan magnetic stirrer selama 1,5 jam sampai larutan
jenuh
 kemudian tentukan kelarutan dengan cara: ambil sampel yang terlarut dan
saring dengan kertas saring lalu tentukan kadar glibenklamid dengan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan maksimum 300 nm.

IV. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Percobaan
2. Pembahasan
V. Kesimpulan

VI. Daftar Pustaka


LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN 3

TUJUAN:

CARA KERJA:

HASIL PERCOBAAN
PERCOBAAN IV

SISTEM DISPERSI PADAT

I. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami teknik pembuatan dispersi padat dengan metode
pelarutan dan evaluasi sifat-sifat fisikokimia.

II. Pendahuluan
Sistem dispersi padat adalah suatu sistem disperse zat padat dengan satu atau lebih zat aktif
dalam pembawa inert pada keadaan padat. Sistem dispersi padat dari obat yang sukar larut
dengan pembawa yang mudah larut akan meningkatkan kelarutan, disolusi dan
bioavailabilitasnya. Karena keterbatasan suatu obat untuk larut dalam cairan tubuh maka laju
disolusi menjadi tahap penentu kecepatan, sehingga dilakukan usaha untuk memodifikasi
kelarutannya dengan metoda sistem dispersi padat.
Sistem dispersi padat dapat dibuat dengan 3 cara yaitu:
1. Metoda pelarutan
2. Metoda peleburan
3. Metoda gabungan keduanya

III. Percobaan
1. Bahan
a. Glibenklamid
b. Polietilenglikol 6000
c. Etanol
d. Dapar posfat pH 7,2
e. Es dan wadah es
2. Alat
 Pipet tetes
 Objek glass & skala pentas
 Cawan penguap
 Hot Plate
 Ayakan 425
 Lumpang dan Stamfer
 Mikroskop okuler
 Labu Erlenmeyer bertutup
 Beakerglass
 Magnetic stirrer
 Spektrofotometer UV
3. Pelaksanaan Percobaan
III.1 Pembuatan serbuk sistem dispersi padat dengan metoda pelarutan:
1. PEG 6000 ditimbang dengan cawan penguap digerus dan ditambahkan glibenklamid
kemudian ditambahkan etanol
2. Setelah , dinginkan dalam wadah es sampai berbentuk padatan
3. Massa yang telah padat tersebut kemudian digerus dan dilewatkan pada ayakan (425
um)
4. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap serbuk sistem dispersi padat tersebut.
III.2 evaluasi serbuk sistem dispersi padat
1. penentuan panjang gelombang maksimum glibenklamid dalam dapar pospat pH 7,2
pengukuran serapan larutan glibenklamid dengan kadar 50 µg/ml dalam dapar pospat
pH 7,2 dilakukan pada panjang gelombang 220-350 nm, kemudian dibuat kurva
serapan terhadap panjang gelombang. Dari panjang gelombang maksimum dibuat
kurva kalibrasi dengan satu seri konsentrasi larutan glibenklamid; 40,100, 200, 300,
400 µg/ml
2. bentuk mikroskopis (metoda mikroskopis)
a. sejumlah serbuk didispersikan dalam paraffin cair dan diteteskan pada gelas
objek
b. amati dibawah mikroskop bentuk partikel dari serbuk sistem dispersi padat dan
glibenklamid dan amati perbedaannya
3. uji kelarutan
a. sejumlah serbuk dispersi padat glibenklamid-PEG 6000 yang setara dengan 25 mg
glibenklamid dilarutkan dalam 10 ml larutan dapar posfat pH 7,2 dalam labu
Erlenmeyer bertutup
b. penentuan kelarutan:
 dilarutkan dengan bantuan magnetic stirrer selama 1,5 jam sampai larutan
jenuh
 kemudian tentukan kelarutan dengan cara: ambil sampel yang terlarut dan
saring dengan kertas saring lalu tentukan kadar glibenklamid dengan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan maksimum 300 nm.

IV. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Percobaan
2. Pembahasan
V. Kesimpulan

VI. Daftar Pustaka


LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN 4

TUJUAN:

CARA KERJA:

HASIL PERCOBAAN
PERCOBAAN V

DIFUSI ASAM SALISILAT / Na-SALISILAT KE DALAM AGAR

I. Tujuan
Mengetahui dan mengamati proses difusi zat aktif dari sediaan secara semikuantitatif.

II. Pendahuluan
Obat di dalam tubuh mengalami proses absorbsi sehingga obat akan terserap dan terdistribusi
secara merata. Proses absorbs obat dalam membrane dapat melalui proses difusi, difusi
terfasilitasi, transport aktif atau pinositas, fagositosis dan pensorbsi.

III. Percobaan
1. Bahan
- 1 bungkus agar swallow
- krim a/m asam salisilat 1%
- krim m/a asam salisilat 1%
- krim a/m Na-salisilat 1.16%
- krim m/a Na-salisilat 1.16%
- FeC13 4%
2. Alat
- cawan petri
- pipet tetes
3. Cara kerja
1. siapkan 6 cawan petri yang telah berisi media agar yang telah didinginkan
2. tambahkan 2 ml larutan FeC1 3 ke dalam masing-masing cawan petri sampai menutupi
semua permukaan agar
3. diamkan selama 2 menit, kemudian sisa larutan FeC1 3 dituang, dan keringkan agar dengan
menggunakan kertas saring
4. buat 4 lobang pada masing-masing cawan petri
5. letakkan sampel/sediaan uji dengan jumlah yang sama pada 2 lobang dengan salep asam
salisilat dan 2 lobang lagi dengan salep Na salisilat pada 1 cawan petri
6. lakukan kembali hal di atas untuk basis krim m/a dank rim a/m
7. simpan cawan petri di dalam kulkas selama 30 menit, amati perubahan yang terjadi. Biarkan
pada suhu kamar dan amati perubahan yang terjadi setelah 2 jam dan 3 jam
8. apakah ketajaman warna dan kedalaman warna pada agar berbanding lurus dengan
jumlah salisilat yang lepas dari basisnya?

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Percobaan
2. Pembahasan
V. Kesimpulan

VI. Daftar Pustaka


LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN V

TUJUAN:

CARA KERJA:

HASIL PERCOBAAN
PERCOBAAN VI

DIFUSI ASAM SALISILAT / Na-SALISILAT KE DALAM AGAR

I. Tujuan
Mengetahui dan mengamati proses difusi zat aktif dari sediaan secara semikuantitatif.

II. Pendahuluan
Obat di dalam tubuh mengalami proses absorbsi sehingga obat akan terserap dan terdistribusi
secara merata. Proses absorbs obat dalam membrane dapat melalui proses difusi, difusi
terfasilitasi, transport aktif atau pinositas, fagositosis dan pensorbsi.

III. Percobaan
1. Bahan
- 1 bungkus agar swallow
- salep asam salisilat 1%
- salep Na-salisilat 1.16%
- FeC13 4%
2. Alat
- cawan petri
- pipet tetes
3. Cara kerja
1. siapkan 6 cawan petri yang telah berisi media agar yang telah didinginkan
2. tambahkan 2 ml larutan FeC1 3 ke dalam masing-masing cawan petri sampai menutupi
semua permukaan agar
3. diamkan selama 2 menit, kemudian sisa larutan FeC1 3 dituang, dan keringkan agar dengan
menggunakan kertas saring
4. buat 4 lobang pada masing-masing cawan petri
5. letakkan sampel/sediaan uji dengan jumlah yang sama pada 2 lobang dengan salep asam
salisilat dan 2 lobang lagi dengan salep Na salisilat pada 1 cawan petri
6. lakukan kembali hal di atas untuk basis krim m/a dank rim a/m
7. simpan cawan petri di dalam kulkas selama 30 menit, amati perubahan yang terjadi. Biarkan
pada suhu kamar dan amati perubahan yang terjadi setelah 2 jam dan 3 jam
8. apakah ketajaman warna dan kedalaman warna pada agar berbanding lurus dengan
jumlah salisilat yang lepas dari basisnya?

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Percobaan
2. Pembahasan
V. Kesimpulan

VI. Daftar Pustaka


LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN 6

TUJUAN:

CARA KERJA:

HASIL PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai