FARMASI FISIKA
DISOLUSI
KELAS 2 C
DISUSUN OLEH :
Muhammad Khairul Fikri 01022063
Nanda Aulia Salsabillah 01022072
Nida Shafa Salsabilla 01022075
Nisfu Lailatul Saudah 01022080
Novi Fitriah 01022082
Nur Zhara Maulina 01022084
UNIVERSITAS
YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL
2023
BAB I
LANDASAN MATERI
I. MATERI PRAKTIKUM
Disolusi
III. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Memahami proses disolusi suatu zat.
2. Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi disolusi
D : Koefisien difusi
1. Suhu
Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs) suatu zat yang
bersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat. Menurut
Einstein,koefisien difusi dapat dinyatakan melalui persamaan berikut
(Martin, 1993):
D : koefisien difusi
r : jari-jari molekul
k : konstanta bolzman
ή : viskositas pelarut
T : suhu
2. Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu zat
sesuai dengan persamaan Einstein. Meningginya suhu juga menurunkan
viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
3. pH pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam
atau basa lemah. Untuk asam lemah:
Jika (H+) kecil atau pH besar maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan
demikian, kecepatan disolusi zat juga meningkat. Untuk basa lemah: Jika
(H+) besar atau pH kecil maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan
demikian, kecepatan disolusi juga meningkat.
4. Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). jika
pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat
berkurang
5. Ukuran Partikel
Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar
sehingga kecepatan disolusi meningkat.
6. Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme. Struktur
internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda
juga. Kristal meta stabil umumnya lebih mudah larut daripada bentuk
stabilnya, sehingga kecepatan disolusinya besar.
7. Sifat Permukaan Zat
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob.
Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan permukaan antar
partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan
kecepatan disolusinya bertambah.
Prinsip kerja alat disolusi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (Dirjen POM,
1995):
1. Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan
transparan yang inert, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan
keranjang yang berbentuk silinder dan dipanaskan dengan tangas air pada
suhu 37°C.
2. Alat yang digunakan adalah dayung yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikel wadah dan
berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti.
Jawaban :
Perhitungan :
T 1+T 2+T 3
Rata−RataVolume=
3
4 ml +3 ml+1 ml
¿
3
8 ml
¿
3
¿ 2,6 ml
1. Kelarutan :
V1 x N1 = V2 x N2
V sampel x N sampel = V NaOH x NNaOH
Misal : Volume sampel : 10 ml
N sampel :?
V NaOH : 2,6 ml
N NaOH : 0,1 ml
Jadi :
V sampel x N sampel = V NaOHx N NaOH
10 mol x N sampel = 2,6 ml x 0,1 N
N sampel = 0,26 / 10 = 0,026 N
Jika diketahui = BM Vitamin C tablet = 176,13
Jika kelarutannya = 13 x N
= 176,13 x 0,026 = 4,579 g/mol
2. Presentasi kadar
V sampel x N sampel x kesetraan
100 %
Mg sampel
10 x 0.026 x 8.806
¿ 100 %
50mg sampel x 0.1
= 45,6 %
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN
1. Disolusi obat adalah suatu proses hancurnya obat (tablet) dan terlepasnya zat-zat
aktif dari tablet ketika dimasukkan ke dalam saluran pencernaan dan terjadi
Kontak dengan cairan tubuh.
2. Agar suatu obat dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan menghasilkan efek
terapeutik, obat tersebut tentunya harus memiliki daya hancur yang baik dan
laju disolusi yang relatif cukup cepat
3. Adapun ketidaksesuaian hasil praktikum ini dengan literatur, hal ini disebabkan
beberapa faktor kesalahan antara lain yaitu kesalahan dalam melakukan uji
disolusi, suhu yang tidak tepat, dan pengamatan yang kurang teliti
4. Tablet Vitamin C yang di uji, memenuhi syarat parasetamol yang tertera pada
Farmakope Edisi III
5.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN