Berdasarkan persamaan Nernst & Brunner (Noyes-Whiteney), dipengaruhi oleh apa sajakah
disolusi!
7. Berdasarkan persamaan no. 6, sebut dan jelaskan faktor fisiologi yang berpengaruh terhadap
kecepatan disolusi
9. Jelaskan mengenai prosedur dan bagian – bagian serta fungsi dari setiap bagian-bagian alat
disolusi di bawah ini!
6.
b. Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu zat. Meningginya
suhu juga menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
c. pH pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam atau basa
lemah.
Untuk asam lemah:
Jika (H+) kecil atau pH besar maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan demikian,
kecepatan disolusi zat juga meningkat.
Untuk basa lemah:
Jika (H+) besar atau pH kecil maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan demikian,
kecepatan disolusi juga meningkat.
d. Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). jika pengadukan
berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang.
g. Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme. Struktur internal zat yang
berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga. Kristal meta stabil
umumnya lebih mudah larut daripada bentuk stabilnya, sehingga kecepatan disolusinya
besar.
(Sinko, 2006)
8.
A. Bejana difusi dengan konstruksi sederhana, seperti yang dilaporkan oleh Karth dkk., mungkin
adalah yang terbaik untuk penelitian difusi. Alat ini terbuat dari gelas, plastik tembus
pandang, atau bahan polimer, mudah dirakit dan dibersihkan, dan dapat memungkinkan untuk
melihat cairan, bias juga dilengkapi dengan pengaduk berputar. Peralatan ini dapat
dihubungkan dengan thermostat dan pengambilan serta penetapan kadar sampel dapat
dilakukan secara otomatis. Biasanya, bejana donor diisi dengan larutan obat. Sampel diambil
dari kompartemen penerima dan selanjutnya ditetapkan kadarnya melalui berbagai metode
analitik seperti penghitungan sintilasi cairan atau kromatografi cair kinerja tinggi dengan
berbagai detector (misalnya, spektrometri UV, fluoresens, atau massa). Percobaan dapat
dilaksanakan selama beberapa jam di bawah kondisi yang terkendali (Sinko, 2006)
B. Wurster dkk. Mengembangkan sel permeabilitas untuk mempelajari difusi melalui stratum
korneum (diambil dari lengan bawah manusia) berbagai permean, termasuk gas, cairan, dan
gel. Selama percobaan difusi, sel dijaga pada suhu konstan dan dikocok dengan hati-hati di
daerah membran. Sampel diambil dari bejana reseptor pada waktu-waktu tertentu dan
dianalisa kadar permeannya.
Kinetika dan kesetimbanagan absorbsi cairan dan zat terlarut ke dalam plastik, kulit, bahan
kimia dan biologis lain dapat ditentukan secara sederhana dengan menempatkan bagian dari
selaput dalam suatu penangas suhu konstan dari cairan atau larutan murni. Bagian ini
dikeluarkan pada berbagai waktu, kelebihan cairan dihilangkan dengan tisu penyerap, dan
sampel selaput ditimbang dengan seksama dalam botol timbang yang telah ditara. Teknik
penghitungan secara radioaktif dapat juga digunakan dengan metode ini untuk menganalisis
obat yang tersisa dalam larutan dan, dari selisihnya, jumlah yang terserap dalam selaput
(Sinko, 2006).
9.
Uji disolusi dapat dilakukan dengan menggunakan dua tipe alat, yaitu :
a. Alat Metode Basket: Alat terdiri atas wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan
transparan lain yang inert, dilengkapi dengan suatu motor atau alat penggerak. Wadah
tercelup sebagian dalam penangas sehingga dapat mempertahankan suhu tablet atau
kapsul granul atau agregat partikel halus obat dalam larutan obat dalam darah, cairan, dan
dalam jaringan lain dalam wadah 37° ± 0,5° C selama pengujian berlangsung. Bagian dari
alat termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan, atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat
pengaduk. Wadah disolusi dianjurkan berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160-175 mm, diameter dalam 98-106 mm, dengan volume sampai 1000 ml. Batang
logam berada pada posisi tertentu sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm, berputar
dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur mempertahankan
kecepatan alat.
b. Alat Metode Dayung: Sama seperti alat metode basket, tetapi pada alat ini digunakan
dayung yang terdiri atas daun dan batang sebagai pengaduk. Batang dari dayung tersebut
sumbunya tidak lebih dari 2 mm dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti.
Jarak antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian
berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan
suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum
dayung mulai berputar (Ditjen POM, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Sinko, P. J., 2006. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.