OLEH :
NAMA : JUNAEDI
NIM : 70100117041
KELAS : FARMASI A
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
waktu yang ditentukan.
Tidak lupa saya ucapkan salam serta taslim kepada Nabi Muhammad saw
yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umat manusia.
Saya sadar dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, saya dengan kerendahan hati meminta maaf kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan membawa manfaat
khususnya bagi saya dan bagi pembaca pada umumnya.
JUNAEDI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
ISI
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang…………………………………………………………..
b. Rumusan Masalah………………………………………………………..
II. Isi
a. Pengertian………………………………………………………………..
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Disolusi………..………
c. Laju Obat Secara In Vitro…………………………...…………………...
d. Penentuan Kecepatan Disolusi………………………..………...……….
e. Contoh Perhitungan Disolusi…..……….………………………………..
f. Aplikasi Disolusi Pada Obat……………………………………………..
g. Mekanisme Difusi………………………………………………………..
h. Faktor Yang Mempengaruhi Difusi……………………………………...
III. Penutup
a. Kesimpulan………………………………………………………………
b. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk
sediaan padat ke dalam media pelarut. Pelarutan suatu zat aktif sangat penting
artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat
tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh.
Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun dia harus
memiliki daya larut dalam air untuk kemanjuran terapeutiknya. Senyawa-
senyawa yang relatif tidak dapat dilarutkan mungkin memperlihatkan absorpsi
yang tidak sempurna, atau tidak menentu sehingga menghasilkan respon
terapeutik yang minimum. Daya larut yang ditingkatkan dari senyawa-senyawa
ini mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih banyak turunan yang larut,
seperti garam dan ester dengan teknik seperti mikronisasi obat atau
kompleksasi.
Teknologi disolusi merupakan tahapan yang membatasi atau
mengontrol laju diabsorbsi obat-obat yang mempunyai kelarutan yang rendah,
Karena tahapan yang ada dalam perlepasan obat ari bentuk sediaanya dan
perjalanannya ke dalam sirkulasi sistemik.
Dalam dunia kefarmasian para apoteker dan pakar-pakar kimia
senantiasa merancang sediaan obat supaya mampu menrancang terobosan baru
dalam menciptakan suatu produk yang berkualitas, baik dari segi kesetabilan
obat maupun efek yang ditimbulkan.
Laju disolusi atau kecepatan melarut obat-obat yang relatif tidak larut
dalam air telah lama menjadi masalah pada industri farmasi. Obat-obat
tersebutumumnya mengalami proses disolusi yang lambat demikian pula
laju absorpsinya. Dalam hal ini partikel obat terlarut akan diabsorpsi pada
laju rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya. Dengan
demikian absorpsi obat tersebut menjadi tidak sempurna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Disolusi?
2. Apa saja yang dapat mempengaruhi kecepatan disolusi?
3. Bagaimana metode penentuan kecepatan disolusi?
4. Bagaimana laju obat secara in vitro?
5. Bagaiman perhitungan dalam menentukan kecepatan disolusi?
6. Bagaimana aplikasi pengaruh disolusi zat terhadap obat ?
7. Bagaimana mekanisme difusi?
BAB II
ISI
A. Pengertian
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk
sediaan padat ke dalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting
artinya bagi ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat
tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh.
Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi
padat, seperti kapsul, tablet atau salep.
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau
senyawa obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Uji
disolusi berguna untuk mengertahui seberapa banyak obat yang melarut
dalam medium asam atau basa (lambung dan usus halus).
Laju disolusi suatu obat adalah kecepatan perubahan dari bentuk padat
menjadi terlarut dalam medianya setiap waktu tertentu. Jadi disolusi
menggambarkan kecepatan obat larut dalam media disolusi. Kecepatan
disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut
dalam pelarut tertentu setiap satuan waktu. Suatu hubungan yang umum
menggambarkan proses disolusi zat padat telah dikembangkan oleh Noyes
dan Whitney dalam bentuk persamaan berikut :
Keterangan:
dM.dt-1 : kecepatan disolusi
D : koefisien difusi
S : luas permukaan zat
Cs : kelarutan zat padat
C : konsentrasi zat dalam larutan pada waktu
h : tebal lapisan difusi
Keterangan :
D : koefisien difusi
R : jari-jari molekul
K : konstanta Boltzman
ή : viskosita pelarut
T : suhu
2. Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi
suatu zat sesuai dengan persamaan Einstein. Meningginya suhu juga
menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
3. pH Pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang
bersifat asam atau basa lemah.
a. Asam Lemah
2. Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi.
Jika pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan
cepat berkurang.
3. Ukuran Partikel
Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif
menjadi besar sehingga kecepatan disolusi meningkat.
4. Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme.
Struktur internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan
yang berbeda juga. Kristal meta stabil umumnya lebih mudah larut
daripada bentuk stabilnya, sehingga kecepatan disolusinya besar.
5. Sifat Permukaan Zat
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat
bersifat hidrofob. Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan
permukaan antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat
mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.
12,67 mg/detik
G. Mekanisme Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat
atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana
(simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-
molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara
langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti
hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut
dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion
tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini
terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak
dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses
masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi
difasilitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
lepasnya suatu obat dari system pemberian meliputi Disolusi dan Difusi.
Pelepasan suatu obat dipengaruhi oleh laju disolusi. Factor yang dapat
mempengaruhi laju disolusi yaitu Suhu,Viskositas, pH pelarut, Pengadukan,
Ukuran partikel,Polimorfisme, Sifat permukaan zat.
B. Saran
Saya mengharapkan kritik dan saran kepada teman semua serta dosen
yang bersangkutan demi sempurnanya makalah yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA