Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian motivasi Kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Menelurkan dan melatarbelakangi perilaku seseorang. Besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melaksanakan

tugastugasnya. Motivasi seseorang untuk bewirausaha

Teori motivasi Berprestasi: 3 motif psikologis manusia dalam hidup 1. Motif berprestasi (the need for achievement) : mendorong individu berprestasi dengan patokan prestasi dirinya sendiri atau orang lain. Satu motif untuk berwirausaha yang penting. 2. Motif berafiliasi (the need for affiliation) : mendorong individu unttuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi dan empati. 3. Motif berkuasa (the need for power) : mendorong individu untuk menguasai dan

memanipulasi orang lain. Dalam berwirausaha, yang paling perlu dikembangkan adalah motif berprestasi. Persaingan yang ketat menuntut kemauan keras, serta kesanggupan berpacu dengan keunggulan. Motif berafiliasi juga perlu diperhatikan, karena wirausaha harus pandai meningkatkan kemampuan manajerial, menggerakkan orang lain dengan sebaik baiknya, yaitu yang dilandasi dengan hubungan antar sesama yang baik. Kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi: 1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/ usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya. 2. Kemampuan berinisiatif. Mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif. \ 3. Kemampuan berinovasi. Melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat. 4. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri. Untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan. Karakteristik Kewirausahaan Ciri dan Watak wirausahawan disebutkan oleh Geoffrey G. Meredith antara lain adalah : a. Percaya diri. Wirausahawan memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak tergantung pada orang lain, individualistis dan optimis. b. Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. c. Pengambilan resiko dan suka tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil resiko yang wajar.

d. Kepemimpinan. Wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. e. Keorisinilan. Wirausahawan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. f. Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandangan ke depan, perspektif. Profil wirausahawan juga dikemukan Zimmerer (2008:7) disebutkan sebagai berikut : a. Menyukai tanggung jawab. Wirausahawan bertanggungjawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat. b. Lebih menyukai resiko menengah. Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan seorang yang mengambil resiko diperhitungkan. c. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil. Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme mereka biasanya berdasarkan kenyataan d. Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. e. Pengambilan resiko dan suka tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil resiko yang wajar. f. Kepemimpinan. Wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. g. Keorisinilan. Wirausahawan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. h. Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandangan ke depan, perspektif. Profil wirausahawan juga dikemukan Zimmerer (2008:7) disebutkan sebagai berikut : a. Menyukai tanggung jawab. Wirausahawan bertanggungjawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat. b. Lebih menyukai resiko menengah. Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan seorang yang mengambil resiko diperhitungkan.

c. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil. Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme mereka biasanya berdasarkan kenyataan

Ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003) : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994). 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Alasan seseorang untuk bewirausaha 1. Merdeka Finansial Gaji pegawai (swasta atau negeri) ada batasnya (standar gaji). Meskipun seorang pegawai dapat menghasilkan laba milyaran rupiah bagi suatu

perusahaan, kenaikan gajinya tidak akan setimpal dengan kenaikan laba perusahaan. Kenaikan gaji juga biasanya tidak bisa mengimbangi kenaikan harga barang. Dengan berwirausaha, seseorang dapat mengatur besarnya penghasilan. 2. Merdeka Waktu Dengan mempunyai usaha sendiri, seorang wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor, serta bebas dari sikap like dan dislike dari atasan. Jika perusahaannya telah mempunyai sistem yang baik, ia tidak perlu setiap hari berada di kantornya, bahkan pengurusan perusahaan dapat diserahkan kepada orang lain yang ia gaji. Ia akan bekerja bukan karena kewajiban, tetapi karena memang menginginkannya. Waktunya menjadi sangat fleksibel. Pemilik usaha memiliki time freedom. 3. Mewujudkan Impiannya Dari hasil berwirausaha, seseorang dapat mewujudkan impian hidupnya: ingin menjadi apa? ingin berbuat apa? (untuk diri sendiri dan untuk orang lain) ingin memiliki/memberi apa? ingin dikenang sebagai apa

SISTEM PEMASARAN KLINIK DOKTER GIGI SWASTA Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia Tehnik pemasaran klinik gigi pribadi Dalam memasarkan klinik gigi kita harus mengetahui strategi pemasaran,yaitu: 1. Pendekatan strategi,contoh meningkatkan pelayanan pada pasien geriatrik. 2. Konsentrasi pada target market, misalnya pada pasien anak-anak, dengan menyediakan tempat bermain di ruang tunggu, memberi balon, makanan dan sebagainya. 3. Undifferentiated approach, contoh complete family dentisry and total dental care. Strategi ini untuk mendapatkan pasien sebanyak-banyaknya. 4. Rajin dalam mencari informasi dan mengevaluasi alternatif, misalnya apakah praktek buka hari sabtu saja, apa menerima semua pelayanan perawatan gigi; dan lain sebagainya 5. Melakukan promosi untuk memperkuat keputusan pasien dalam menerima pelayanan kita sebagai dokter gigi. Tujuan pemasaran untuk menarik pasien supaya mengunjungi tempat praktek untuk dirawat giginya sehingga praktek swasta kita profitable. 6. Penambahan fasilitas yang makin menunjang operasional klinik 7. Melaksanakan internal marketing, misalnya staf yang ramah; pelayanan segera; pelayanan yang efisien; meredakan sakit segera; perawatan gigi yang kompeten; staf terlatih baik. Salah satu aspek yang penting dari internal marketing adalah persepsi staf dan perasaaannya terhadap dokter gigi, bukan person dokter giginya sendiri, tapi kemapuan dokter gigi untuk merawat pasien secara sukses, dan mamperhatikan kebutuhan pasien secara total

Contoh implikasi strategi pemasaran yang ditulis oleh Mochamad Fahlevi Rizal, drg., SpKGA Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UI BERPRAKTEKLAH SEBAGAI SPESIALIS KEDOKTERAN GIGI ANAK. Ini akan membawa implikasi pada beberapa hal, baik untuk pasien, teman sejawat sesama dokter dan dokter gigi (baik umum maupun spesialis), pihak ketiga penanggung biaya (asuransi

dll) serta untuk dokter gigi anaknya sendiri. Implikasi Bagi Pasien Pasien jelas siapa yang dicarinya dan tentunya pasien punya harapan terhadap hasil perawatan yang didapatkannya. Analogikan pedagang di sebuah Trade Center yang isinya terdiri dari ratusan pedagang. Ternyata di salah satu pojok dari gedung itu seseorang berjualan produk-produk senjata Air Soft Gun berikut perniknya. Karena produk ini masih susah dicari dan pedagang itu berusaha keras untuk menampilkan berbagai keperluan untuk hobi yang satu itu, maka biarpun dia berada di pojok sempit dari gedung yang begitu luas tersebut orang akan mencarinya. Bayangkan kalau orang itu tidak fokus, selain berjualan pernak pernik air soft gun juga jualan pakaian bayi dan makanan di tempat yang sama, maka image untuk memenuhi harapan dari konsumennya akan terpecah-pecah. Akibatnya tidak jelas gelarnya toko itu berjualan apa. Dokter gigi anak yang masih kerja "serabutan" mengerjakan juga orang dewasa dan lain-lain yang tidak terfokus pada perawatan gigi anak, tidak akan cepat dikenal dimasyarakat menyangkut keahliannya. Implikasi Bagi Teman Sejawat Tidak semua dokter gigi mau dan mampu mengerjakan pasien anak. Ketika di sebuah praktek bersama atau di sebuah rumah sakit yang terdiri dari beberapa dokter gigi, hadir seorang dokter gigi anak yang secara konsisten menunjukkan kemampuannya merawat anak, tentu sejawat lain akan mengenalnya mempunyai kemampuan lebih untuk melakukan itu. Hal ini akan menjadikan dokter gigi anak yang bersangkutan menjadi sumber rujukan bila hal-hal yang menyangkut perawatan gigi anak datang ke klinik bersama itu atau rumah sakit tersebut. Akan tetapi bila sebaliknya, maka sejawat mana yang tau bahwa anda adalah dokter gigi anak Implikasi Bagi Pihak Ketiga Penanggung Biaya (Asuransi) Asuransi harus dianggap sebagai mitra sejajar dan bukanlah sekedar penyedia dana perawatan. Perusahaan asuransi yang baik akan mencari dokter yang punya keahlian yang baik pula. Karena mereka berfikir pada bagaimana kepercayaan yang telah diberikan oleh nasabahnya dapat direalisasikan secara benar. Contohnya pasien anak yang akan ditumpat giginya oleh seorang dokter gigi dengan kualitas seadanya dibandingkan dengan kualitas restorasi yang baik tentu akan berbeda. Masalah yang selalu timbul pada gigi yang sama tentu akan membawa kerugian pada perusahaan asuransi itu. Ketepatan diagnosis, rencana perawatan dan tindakan perawatan yang berkualitas tentu akan menjadi pegangan bagi perusahaan asuransi tersebut. Implikasi Bagi Dokter Gigi Anak Tidak ada manusia yang

sempurna. Keterampilan tidaklah akan meningkat ketika tidak digunakan. Seorang dokter gigi anak yang jarang mengerjakan pasien anak, tentunya tidak akan menangkap "feelling" yang tepat untuk bertindak. Karena hal itu bisa dikuasai ketika dia banyak menangani kasus anak. Kalau semua orang disekitarnya tidak mengenalnya sebagai spesialis kedokteran gigi anak, tentu pasien anaknya tidak akan bertambah banyak. Dan bila pasiennya tidak banyak tentu kesempatan untuk terus meningkatkan keterampilan dan kecepatan kerja tidaklah akan terasah

TUGAS KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI, KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM PEMASARAN

Disusun oleh : HAPPPY SEPTIANTO SUPRAPTO 112100135

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2013

Anda mungkin juga menyukai