Promosi
Promosi yang dilakukan oleh pak gito adalah beriklan di radio – radio di solo, namun tidak
dilakukan setiap saat.
Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar sudah dilaksanakan dengan membuka cabang baru didaerah
ngoresan dengan tujuan untuk menjangkau konsumen yang berasal dari daerah ngoresan.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk sudah dilaksanakan dengan menambah berbagai varian bakso
dan Mie ayam dan tujuannya untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah
tempat. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara
pendistribusian ke pelanggan dan juga melayani delivery order.
Aspek Manajemen dan Organisasi
Pengembangan Operasional
Pada operasional Bakso dan Mie ayam Pak Gito di masing – masing cabang dilakukan
oleh karyawan yang sudah ditunjuk. Total karyawan yang bekerja di warung tersebut adalah
7 orang termasuk cabang II. Pada masing – masing cabang sudah ditentukan karyawan
yang bertugas untuk membeli bahan baku di pasar. Pasar yang ditunjuk adalah pasar yang
terdekat dari lokasi berjualan.
Aspek Budaya
Segi Budaya
Bakso dan Mie Ayam sudah sangat melekat di masyarakat, sehingga makanan ini sudah
tidak asing lagi dilidah masyarakat. Hal ini menjadikan produk tersebut akan terus dinikmati
oleh masyarakat. Sehingga kecil kemungkinan produk tersebut sepi pelanggan.
Aspek Hukum
Izin Lokasi
Perizinan dari pihak warung Bakso dan Mie Ayam Pak Gito hanya sampai
pada perizinan RT setempat. Karena warung tersebut adalah produk lokal
yang bersifat Ukm, sehingga tidak perlu melakukan perizinan usaha seperti
perusahaan yang berskala besar.
Aspek Keuangan
Laba per mangkok = Harga Jual – Harga Produksi = 10.000 - 3600 = 6400
Jadi, jumlah produk yang harus terjual setiap harinya untuk memenuhi penutupan modal adalah sebanyak 64 Mangkuk
Biaya modal (cost of capital)
Biaya utang
Pak Sugito tidak menggunakan dana yang berasal dari
pinjaman manapun. Dana yang digunakan adalah murni
milik pribadi.
Biaya modal sendiri
Biaya yang digunakan oleh pak sugito pada modal awal adalah sebesar
Rp 300.000 pada tahun 1986. Dan setelah direlokasi, dana yang digunakan
adalah sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). untuk keperluan
membeli peralatan, perlengkapan dan sewa kios.