Anda di halaman 1dari 195

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY‟‟S‟‟

DENGAN KEHAMILAN PRIMIGRAPIDA DI PMB “S”

KABUPATEN LEBAK PERIODE DESEMBER 2021

SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

SRI LESTARI

SETIANINGSIH

NIM.P27902119036

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

BANTEN JURUSAN KEBIDANAN

2022
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “S”

DENGAN KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA DI PMB “S”

KABUPATEN LEBAK PERIODE

DESEMBER SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir dan untuk memenuhi

Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Diploma III Kebidanan pada

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banten Rangkasbitung

Disusun Oleh

SRI LESTARI SETIANINGSIH

NIM.P2790211903

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


BANTEN

JURUSAN KEBIDANAN

2022
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR


SRI LESTARI SETIANINGSIH
NIM P27902119036

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “S”


DENGAN KEHAMILAN PRIMIGRAPIDA
DI PMB “S” KABUPATEN LEBAK
PERIODE DESEMBER 2021 SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2022
xx+ 124 Halaman + V Lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten lebak mencatat angka


kematian ibu AKI dan AKB di kabupaten lebak di anggap masih cukup tinggi
keduanya merupakan indikator derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019
jumlah kematian ibu 35 orang lalu naik pada tahun 2020 sebanyak 43 orang.
Sedangkan angka kemaian bayi pada tahun 2019 sebanyak 443 kasus, pada tahun
2020 menjadi 339 kasus dan sampai dengan bulan September 2021 dan tercatat 247
kasus kematian bayi. Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini yaitu memberikan
asuhan komprehensif terhadap ibu hamil Ny. “S”. Sejak Usia Kehamilan 36
minggu sampai dengan 6 minggu postpartum dan KB. Pendekatan yang digunakan
adalah studi kasus dilaksanakan sejak bulan Desember 2021 sampai dengan
Februari 2022. Pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak 2 kali, pada saat ANC I ibu
sering buang air kecil dan memberitahu pada ibu sering buang air kecil adalah
ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan trimester III dan cara mengatasinya,
hasil pemeriksaan Hb 13,4 gr/dL ibu diberikan ANC II ibu mengatakan mengeluh
sakit pinggang. Persalinan berjalan normal, postnatal dan BBL di pantau samapai 6
minggu. Disarankan kepada bidan untuk mempertahankan asuhan kebidanan secara
komprehensif yang sesuai dengan standar dan tetap melakukan pemeriksaan dari
awal kehamilan, sampai dengan penggunaan KB. Guna untuk mendeteksi adanya
komplikasi sedini mungkin.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, Kehamilan primigravida
Referensi : 33 ( 2014-2021)

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahim, Assalamualaikum, warahmatullah wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT karena atas rahmat

dan karunia yang telah diberikan olehnya kepada hambanya. saya bisa

bertemu dititik akhir dan bisa menyelesaikan pendidikan kuliah selama 3

tahun saya sadar saya manusia yang banyak kekurangan dan kehidupan

yang sederhana sehingga saya bisa hidup dan bernafas sampai saat

ini,.selalu mendapatkan kesulitan dan masalah dan akhirnya bisa

menemukan jalan keluarnya,semangat dan doa dari orang tualah sampa

detik ini bisa menguatkan semangat saya tuk bertahan sampai di titik dan

akhir. melewati hari-hari yang begitu banyak rintangan,dan cobaan,tapi

semagat dan dukungan dari orang tualah yang menguatkan saya dari jatuh

an bangkit .semoga allah selalu mendegarkan doa-doa saya ,dan semoga

saya selau di beri kesehatan dalam menjalankan hidup. Tidak lupa solawat

beserta salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah

menuntun umatnya ke jalan yang benar dan menuntunya ke jalan

kebaikan.

Untuk kedua orang tua saya terimakasih emak ( ecin ) dan Alm

bapak ( dodo) layaknya malaikat dan pahlawan penerang hidup saya,kalian

ibarat cahaya yang di kirim oleh allah yang selalu menerangi tidur saya

jatuhnya saya dan rapuhnya saya dari keterpurukan kalian sebagai

vi
semangat hidup saya yang menjadikan motivasi saya untuk selalu bangkit

tetap kuat untuk menjalani kehidupan dewasa.

Dan untuk ibu saya, saya begitu mengucapkan banyak terimakasih

dan saya tidak bisa balas jasa mu bu, kamu begitu hebat sosok pahlawan

yang tidak bisa digantikan, selalu mendukung apa yang diinginkan

anaknya, selalu berjuang demi anaknya, kadang saya selau banyak

menyusahkan ibu. engkau begitu sosok ibu yang tidak akan bisa

tergantikan.

Untuk Alm bapak saya bapak Dodo, pak kini anakmu sudah lulus

menyelesaikan pendidikan Kuliah yang bapak inginkan,semoga bapak

senang di syurga, bisa melihat ai anakmu ini pak. Pak kini anakmu sudah

lulus dan bisa mewujudkan apa yang bapak inginkan agar sebuah cita cita

dan perjuangan ai di masa kecil terwujud, ketika saya sukses dan lulus

bapak sudah tiada, saya sangat sedih.

Untuk kaka saya wahyu winarto terimakasih ka kamu adalah sosok

kaka sekaligus pengganti bapak terimkasih ka sudah menjadi kaka yang

terbaik buat adiknya walaupun diantara kita selalu ada masalah kamu

begitu saya sayingi dan sebagai pengganti bapak dan selalu mendengarkan

keluh kesahnya perjuangan saya.

Untuk Alm.bah kakung pak Nuryahman, dan mbah putri Nurasiah

kong kini cucu mu sudah lulus pendidikan kong,Terimakasih di masa

hidupnya dulu engkong selalu memotivasi saya dan tak lupa juga amanah

vii
mu kong di kala saya sudah menyelesaikan kuliah saya harus menjadi

wanita tanggung hebat dan meeruskan jejakmu di kesehatan kini sengkong

sudah di panggil oleh sang maha kuasa allah SWT,semoga enggkong bisa

melihat cucunya lulus pendidikan dan engkong dan mbah juga di

tempatkan di sisi allah dan khusnul khotimah amiiin.

Untuk engkong saya yang di rangkas abah Latas dan nenek saya

Ibu Muheni terimakasih kong dan ambu selalu memotivasi saya selalu

mendukung saya dalam berpendidikan dan selalu berjuang untuk cucunya

selalu mendukung kebutuhan saya yang terbaik untuk cucunya,kalian

hebat dan kalian adalah malaikat bagi saya yang selalu mendukung saya

semangat saya semoga engkong dan ambu panjang umur sehat selalu dan

di mudahkan rezekiny sampai akhir hayat saya. Meski saya belum bisa

balas jasa kalian tetapi saya berusaha bisa membuat kalian bahagia.

Untuk teman saya winengsih terimakasih neng dulu kamu sempet

bantu saya dari pendaftaran dan masuk poltekkes,meski dulu kita berdua

sempet berjuang bareng tes dan 1 ruangan bareng,dan pada akhirnya yang

lulus diantara kita berdua Cuma saya.kamu adalah teman seperjuangan

saya di kala saya sakit dan sedang ada masalah,dan kita berdua punya cita-

cita yang belum terwujud,membangun klnik bedua semoga doa kita

terkabulan oleh allah SWT dan semangat terus untuk kedepanya semoga

perjungan kita berdua untuk membahagiakan orang tua kita terkabulkan

amiiin.

viii
Untuk teman saya ayunda ajeng,terimakasih jeng selalu dengerin

curhatan aku selama di kostn dan terimkasih juga udah mau jadi teman

sekaligus kerabat dan sahabat dekat. Kamu temen yang hebat bisa jalani

hidup dan beban pikiran yang sangat kacau,temen nangis pas di RSUD

berkah temen kena semprot pas lagi dines. Sukses terus jeng semangat gak

boleh ngeluh Kita pasti bisa dan berjuang terus.

Untuk teman saya Dahlia Rooms terimkasih 1 tahunya udah bobo

bareng,dengar curhat bareng nyeblak bareng goofood bareng,kalian luar

biasa meski kadang nyebelin suka rebutan kamar mandi ah kangen banget

rasanya kemushoa,ngambil makan,jadi imam yang jadi ciri khas itu pas

mau ke mushola jajan dulu ateng gorengaaaan,ah sedih banget rasanya

kebahagian itu tidak lama,dan semoga kalian semua sehat-sehat yah guys

dan dan bisa jadi bridmed nanti pas nikahan aku hhehhehe

Untuk teman kostn saya pas 2 bulan PK 2 di pandeglang

terimakasih kalian sudah menjadi fatner bob kalian hebat semua dan kalian

juga yang tau gimana rasanya cape,ngebatin selama 2 bulan dan pokonya

beban banget,tapi itu adalah sebuah perjuangn yang bakal jadi pengalaman

,dan terimkasih selalu denger curhatan,dan jangan pernh kapok bobo sama

aku yah guys,berisiknya aku di kala pulang dines ah pokonya kangen deh

makan dan beli jajanan apalagi alpukat kocok yang harganya murah 5000.

Semoga kalian semua diberi kesehatan dan sukses kawan.

ix
Untuk Ibu anik CI kompre saya, saya mengucapkan banyak

terimakasih kepada ibu yang sebesar- besarnya. Saya tidak bisa berkata-

kata apa- apa lagi selain mengucapkan banyak terimakasih kepda ibu yang

selalu membimbing saya dari mulai mencari pasien kompre dan sampai

sekarang membimbing menyelesaikan tugas LTA. Ibu anik adalah sosok

yang tidak bisa terlupakan banyak sekali kebaikan dan ilmu yang beliau

ajarkan dan bimbinganya. Terimakasih banyak bu ilmu yang telah ibu

bimbing kepada saya semoga ibu diberikan kesehatan panjang umur dan

semogaa allah membalas kebaikan ibu, dan saya mengucpkan banyak

terimakasih kepada ibu.

Untuk dosen pembimbing saya, bapak kadar kuswandi terimakasih

banyak pa atas bimbingan LTA, dan saya mengucapkan banyak

terimakasih kepada bapak yang selalu membantu dan membimbing dalam

laporan tugas akhir, meski banyak sekali kekurangan dari saya. Saya tidak

bisa berkata apa-apa lagi selain mengucapkan terimakasi banyak yang

sebesar-besarnya kepada bapak kadar kuswandi.

Untuk bu melly dosen pembimbing saya dari saya PK 1 hingga

sekarang, terimakasih banyak bu atas bimbingan dan ilmu dan bimbingan

yang telah ibu berikan. Meski banyak sekali kekurangan dan kesalahan

Untuk teh kingking teh eka dan teh lala terimakasih banyak sudah

mau membantu tari, dari mulai anc sampai persalinan, sudah mau

x
membimbing dan berbagi ilmu kebidanan. Dan terimakasih banyak

terutama untuk teh lala sudah mau direpotkan dari mulai mencari pasien

Untuk ahmad soleh ,Terimakasih sudah menjadi sosok lelaki dan

fatner hidup saya dari sekolah hingga sampai detik ini menemani

saya,terimkasih selalu mendengarkan keluh kesah saya dan yang nemenin

saya dari saya sekolah hingga sampai detik ini ,kamu begitu hebat selalu

berjuang demi saya selalu mendengarkan kisah saya selalu membantu

dalam hal apapun,terimakasih kamu selalu ada buat saya selalu menolong

tugas-tugas

dan terimakasih juga selalu nemenin saya dari saya sakit dan selalu ada

buat saya dan kamu begitu baik terhadap keluarga saya dari nol hingga

sukses tidak pernah meninggalkan saya ,semoga harapan dan cita-cita

yang kita jalani terkabulakan amin.

Dan terimakasih banyak unuk angkatan 2019 kebidanan kalian semua

hebat dan luar bias

xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Lestari Setianingsih

Tempat tanggal lahir : Lebak, 23 Juli 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 (dua)

Agama : Islam

Alamat : Kp. Sampang Rt 004/ Rw 001. Desa cigoong


selatan. Kecamatan Cikulur. Kabupaten lebak
banten.

Riwayat Pendidikan

Tahun 2013 : Lulus SD NEGERI 1 CIGOONG SELATAN

Tahun 2016 : Lulus SMPN 4 CIKULUR

Tahun 2019 : SMKN 1 CIKULUR

Tahun 2019-2022 : Terdaftar sebagai mahasiswa politeknik kesehatan


kementrian kesehatan banten jurusan kebidanan
rangkasbitung

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa


melindungi dan memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny. “S” Dengan Kehamilan
Primigravida di PMB. “S” Kabupaten Lebak Periode Desember 2021
Sampai dengan Februari 2022. Adapun tujuan penulisan Laporan Tugas
akhir ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Diploma III Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Banten Jurusan Kebidanan Rangkasbitung. Tersusunnya
Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan
partisipasi dari berbagai pihak. Penulis pun menyadari bahwa Laporan
Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat kemampuan
penulis. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Maka pada kesempatan yang baik ini, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof Dr. Khayan, S.K.M, M. Kes selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten
2. Ibu Yayah Rokayah, SkM. M.Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan
Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Banten.
3. Bapak Kadar Kuswandi, SKM. M.kes selaku pembimbing Laporan
Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Sri Winarni, S.ST, SKM yang telah memfasilitasi dalam
pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. “ S ”

xiii
5. Ibu Ayi Tansah Rohaeti, Mtr. Keb selaku penguji Laporan Tugas
Akhir
6. Segenap dosen dan beserta staf Jurusan Kebidanan Rangkasbitung
yang telah memberikan bantuan selama penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
7. Ny. “S” yang telah bersedia menjadi klien dan bekerjasama dengan
penulis dalam studi kasus ini.
8. Kedua orangtua tercinta serta keluarga besar yang telah
memberikan dukungan moril dan materil sehingga penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
9. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Banten Jurusan Kebidanan Rangkasbitung
yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam
penyusunan studi kasus ini.
10. Semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
akan keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki, sehingga dalam Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penyusunan
selanjutnya.

Rangkasbitung, 4 februari 2022

Penulis

Sri Lestari Setianingsih

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

ABSTRAK v

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP xii

KATA PENGANTAR xiii

DAFTAR ISI xv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR SINGKATAN xviii

DAFTAR LAMPIRAN xx

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 4

1.3 Manfaat 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif 6

2.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan (Ante Natal Care) 6

2.3 Asuhan Kebidanan Masa Persalinan 27

2.4 Asuhan Kebidanan Masa Nifas 41

xv
2.5 Asuhan Kebidadan Bayi Baru Lahir 53

2.6 Asuhan Kebidanan Keluarga berencana 62

2.7 Dokumentasi Kebidanan 66

BAB III METODOLOGI LTA 68

3.1 Desain Laporan Tugas akhir 68

3.2 Tempat dan Waktu Laporan Tugas Akhir 68

3.3 Subjek Kriteria 69

3.4 Teknik Pengumpulan Data 70

4.5 Alat dan Bahan 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72

4.1 Gambar Lokasi 72

4.2 Hasil 72

4.3 Pembahasan 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 122

5.1 Simpulan 122

5.2 Saran 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kenaikan BB wanita hamil berdasarkan IMT sebelum hamil..................12


Tabel 2.2 Imunisasi Tetanus Teksoid (TT) 13

Tabel 2.3 Pengukuran TFU Usia Kehamilan


22 Tabel 2.4 Jadwal kunjungan Nifas...........................................................................43
Tabl 2.5 Perkiraan TFU Masa Nifas.............................................................................47

xv
DAFTAR SINGKATAN

ANC = Antenatal Care


INC = Intranatal care
PNC = Postnatal care
BBL = Bayi Baru Lahir
AKI = Angka Kematian Ibu
AKB = Angka Kematian Bayi
TT = Tetanus Toxoid
BBLR = Bayi Baru Lahir Rendah
HB = Hemoglobin
USG = Ultrasonografi
TP = Tapsiran Persalinan
HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir
BAB = Buang Air Besar
BAK = Buang Air Kecil
IMD = Inisiasi Menyusui Dini
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
PB = Panjang Badan
BCG = Bacilli Calmette Guerin
IUD = Intrauterine Device
SOAP = Subjective, Objective, Assesment,
Plan BPJS = Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
APN = Asuhan Persalinan Normal
KIA = Kesehatan Ibu Anak
KEK = Kekurangan Energi Kronik
LILA = Lingkar Lengan Atas
LK = Lingkar Kepala

xv
LD = Lingkar Dada
DTT = Desinfeksi Tingkat Tinggi
TFU = Tinggi Fundus Uteri
PAP = Pintu Atas Panggul
DJJ = Detak Jantung Janin
TBBJ = Taksiran Berat Badan Janin
ASI = Air Susu Ibu
DPT = Difteri, Pertusis dan Tetanus
AKDK = Alat kontrasepsi dalam kulit
CVAT = Costo Vertebra Angle Tendernes
PI = Pencegahan Infeksi
TTV = Tanda-Tanda Vital
VT = Vagina Toucher
PTT = Peregangan Tali Pusat
KU = Keadaan Umum

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Formulir Persetujuan ANC


Lampiran II : Lembar Persetujuan Pasien (Informed Consent)
1. Kunjungan ANC I
2. Kunjungan ANC II
3. Asuhan INC
4. Kunjungan PNC Dan BBL 6 Jam
5. Kunjungan PNC dan BBL 2 Hari
6. Kunjungan PNC dan BBL 7 Hari
7. Kunjungan PNC dan BBL 28 Hari
8. Kunjungan PNC dan BBL 42 Hari
Lampiran III : Daftar Hadir Asuhan Kebidannan Komprehensif
Lampiran IV : Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir Asuhan
Kebidanan Komprehensif
Lampiran V : Dokumentasi Asuhan Kebidanan
1. Soap ANC I Dan ANC II
2. Soap INC Kala I, II, III, IV Dan Partograf
3. Soap PNC 6 Jam, 2 Hari, 7 Hari, 28 Hari dan 42
Hari
4. Soap BBL 6 Jam, 2 Hari, 7 Hari, 28 Hari dan 42
Hari

xx
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program pembangunan


berkelanjutan yang menggantikan Millenium Development Goals (MDGs), yang
diadopsi oleh komunitas Internasional pada tahun 2015 dan aktif sampai tahun 2030.
Dibawah SDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi Angka Kematian Ibu
(AKI) hingga dibawah 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan berusaha
mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 12 per 1.000 KH serta angka
kematian balita 25 per 1.000 KH pada tahun 2030 (Kemenkes, 2015).

Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar


setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti
hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana (Profil Kesehatan Indonesia,
2017).

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program mengurangi AKI dan
AKB. Program tersebut antara lain safe motherhood. Program ini di indonesia
dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB), pelayanaan
pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman, serta pelayanan
obstetri esensial dipusat pelayanan kesehatan masyarakat (Zahtamal, 2011). dalam
Mappaware dkk, 2020).

Angka Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai belum berusia tepat satu tahun, yang terbagi menurut usia kematiannya.
Kematian Neonatal yaitu kematian bayi lahir hidup yang kemudian meninggal
sebelum 28 hari kehidupannya. Kematian Neonatal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
1
kematian Neonatal dini merupakan kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama
kehidupannya dan kematian Neonatal lanjut adalah kematian bayi yang terjadi pada
masa 8-28 hari kehidupannya. (Pedoman AMP Kemenkes 2010). Dalam Puji dkk,
2020).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, tingkat pelayanan kesehatan terutama pada
ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pada masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Hasil SDKI Tahun 2012). Upaya
menurunkan angka kematian ibu adalah salah satu prioritas dalam target SDGs yaitu
pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000
kelahiran hidup (Puji dkk, 2020).

Berdasarkan data di Banten pada tahun 2018 sebanyak 247 kasus, kemudian
menurun menjadi 212 kasus tahun 2019, dan 2020 sebanyak 242 kasus, sementara
kasus kematian bayi di banten pada tahun 2018 sebanyak 1.158 kasus. Kemudian pada
tahun 2019 meningkat menjadi 1.299 kasus, dan menurun yakni sebanyak 1.121 kasus.

Menurut dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten lebak mencatat angka kematian


ibu AKI dan AKB di kabupaten lebak di anggap masih cukup tinggi keduanya
merupakan indikator derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019 jumlah kematian
ibu 35 orang lalu naik pada tahun 2020 sebanyak 43 orang.sementara tahun ini kasus
kematian ibu 39 orang. Sedangkan angka kemaian bayi pada tahun 2019 sebanyak 443
kasus,pada tahun 2020 menjadi 339 kasus dan sampai dengan bulan September 2021
tercatat 247 kasus kematian bayi.

Penyebab kematian ibu adalah masalah kesehatan yang sering muncul selama
kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan adalah
hipertensi. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15%, dan merupakan satu
diantara 3 penyebab mortalitas dan morbilitas ibu bersalin di samping infeksi dan

2
pendarahan selain itu, frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan juga
meningkat pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.

Dampak dari hipertensi kehamilan lebih lanjut antara lain resiko kematian
maternal, angka prematuritas, berat badan bayi, lahir rendah dan angka kematian
prinatal meningkat kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan hipertensi
pada kehamilan dan di antaranya disebabkan oleh pola makan dan kurangnya waktu
istirahat bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Sedangkan AKB adalah
kematian yang terjadi pada usia 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun) dengan
perbandingannya yaitu per 1000 kelahiran hidup Sedangkan Jumlah adalah banyaknya
tentang bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. (Nuraini dkk, 2016)

Satu upaya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun
perinatal adalah dengan pelayanan antenatal (Antenatal care). Pemeriksaan ANC
(Antenatal Care) Merupakana pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga
mampu menghadapi masa pemberian ASI secara ekslusif, Pelayanan antenatal Care
yang di berikan melalui pengawasan pemberian pendidikan dan penanganan secara
medis untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang aman menurut pedoman
Pelayanan Antenatal,persalinan,nifas,dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasaan bari
tahun 2020 kunjungan ibu hamil minimal 6 kali (2 kali pada trimester I,1 kali pada
trimester II dan 3 kali pada trimester III) kunjungn trimester III yaitu setiap 2 minggu
sampai 1 minggu tiba masa kelahiran (Sari priyanti, dkk, Tahun 2020)

Primigravida adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami masa


kehamilan untuk pertama kalinya terutama pada trimester III kecemasan pada
kehamilan yang sering di temukan pada ibu hamil. yang dapat menimbulkan stress
adalah kecemasan selama kehamilan sering ditemukan pada ibu hamil primigravida,
terutama pada trimester ketiga. Gangguan psikologis selama kehamilan berhubungan
dengan terjadinya resistensi pada arteri uterin yang menyebabkan pertumbuhan janin

3
terhambat, kelahiran sebelum waktunya, risiko melahirkan bayi prematur, bahkan
sampai keguguran.

Umumnya ibu yang belum pernah melahirkan mengakui bahwa mengalami


cemas saat akan melahirkan dikarenakan tidak ada pengalaman menjadi seorang ibu.
Semakin tua kehamilan maka kecemasan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan
meningkat menjelang persalinan. Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya
pada trimester III Kecemasan yang dialami antara lain khawatir bayi dilahirkan tidak
normal, nyeri yang akan dirasakan (E-Biomedik 2018)

Memperhatikan kenyataan diatas dapat dikemukakan bahwa untuk bisa efektif


dalam meningkatkan keelamatan ibu dan bayi baru lahir adalah dengan melakukan
asuhan yang komprehensif. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.”S” berdasarkan kasus yang
dialami oleh penulis Ny.”S” merupakan ibu hamil dengan kehamilan primigravida.
Keadaan di mana seorang wanita mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya
terutama pada trimester III kecemasan pada kehamilan, sehingga masalah tersebut
dapat berpengaruh pada kehamilan dan persalinan, oleh karena itu Ny.”S”
membutuhkan perhatian yang lebih. Penulis tertarik untuk menyusun studi kasus
dengan judul”Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”S” dengan kehamilan
primigravida

1.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu


hamil Ny.“S”Sejak usia kehamilan 36 minggu sampai dengan 6 minggu
postpartum.,bayi baru lahir dan KB Sesuai standar asuhan kebidanan dan
mendokumentasikan dalam asuhan kebidanan SOAP.

b. Tujuan Khusus
a) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny”S”fisiologis

4
b) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny”S”fisiologis.
c) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu nipas Ny”S”fisiologis.
d) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis
Ny”S”.
e) Dapat memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana Pada Ny”S”
f) Melakukan pendokumentasian dalam asuhan kebidanan SOAP pada
Ny”S”
1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam sehingga

dapat mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang di pelajari selama perkuliahan.dan


bisa berguna bagi keluarga dan masyarakat.
2. Manfaat Bagi Klien

Dengan dilakukanya asuhan kebidanan secara Komprehensif pada ibu dan bayi
diharapkan dapat pelayanan secara optimal dari mulai kehamilan, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB. Sehingga dapat mendeteksi masalah dan mengatasi
komplikasi yang mungkin akan terjadi serta meningkatkan pengetahuan klien
pada saat mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif.

3. Bagi Lahan Praktik

Sebagai masukan dalam menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif


dan nyata pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir serta
meningkatkan pengetahuan , pengalaman dalam pelayanan asuhan kebidanan
sesuai standar pelayanan asuhan kebidanan..

4. Bagi Pendidik

Untuk mengembangkan standar kompetensi siswa mendapatkan ilmu dan


pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan dan memperaktikan teori yang
diberikan secara komprehensif memberikan pengetahuan kepada pasien tentang

5
pentingnya pemeriksaan pada saat hamil dengan melakukan pemeriksaan ibu
mendapatkan pelayanan secara optimal dan baik dari mulai kehamilan, bersalin,
nifas, dan bayi baru lahir serta KB. Sehingga dapat mencegah dan mendeteksi serta
mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.

6
BAB II
TINJAUAN
PUTAKA

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan kebidanan Komprehensif adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada


klien yang memiliki masalah atau kebutuhan pada masalah kehamilan, persalianan,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi
perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (Arsinah, dkk, 2017).
Seseorang perempuan menjadi hamil dengan upaya keluarga berencana,
mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi dalam
kehamilan, persalinan atau masa nifas dengan melakukan asuhan antenatal dan
persalinan dengan prinsip bersih, dan aman, mengurangi komplikasi persalinan yang
berakhir dengan kematian atau kesakitan melalui pelayanan obstertric dan neonatal
esensial dasar dan komprehensif
(Prawihardjo, 2016)
2.2 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan (Ante Natal Care)
2.2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan didepinisikan sebagi fertilisasi atau penyatuan dari spermotoza
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal lamanya 280 hari (40 atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan trimester kedua mulai 14-28 minggu,
kehamilan, trimester ketiga dimulai 28-42 minggu (Ekasari 2013)
2.2.2 Memberikan pelayanan kebidanan di fasilitas kesehatan secara gratis
Pada ibu hamil sampai dengan nifas 6 minggu. Pemilihan tempat bersalin
dan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada
kesehatan ibu. Tempat yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas
kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga kesehatan yang siap menolong
sewaktu-waktu apabila terjadi komplikasi persalinan atau memerlukan
penanganan kegawatdaruratan persalinan aman untuk memastikan bahwa ibu

7
dapat menerima asuhan yang ibu perlukan pada saat persalinan dan memastikan
ibu melahirkan dengan tenaga terampil. Tempat persalinan yaitu tempat yang
dipilih oleh ibu dan keluarga untuk membantu proses persalinan. Karena
persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan tanpa disertai penyulit penolong persalinan dan tempat atau fasilitas
persalinan saling berkaitan erat. Penolong persalinan dan fasilitas pelayanan
kesehatan sangat berpengaruh terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi
karena dapat mendeteksi lebih dini kemungkinan komplikasi terjadi resiko
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Persalinan yang aman adalah
persalinan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang
terampil. Sedangkan pertolongan persalinan oleh tenga kesehatan yang dimaksud
adalah tenaga kesehatan yang profesional yang telah melalui pendidikan formal
seperti dokter, bidan, dan tenaga para medis lainya yang sudah terlatih dan
terampil dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat masalah atau komplikasi yang terjadi, akan cepat
diketahui dan segera dapat ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunkan peralatan yang
aman, bersih dan steril, sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainya. (Indriyani 2016)
2.2.3 Asuhan Kebidanan Anteatal Care

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan


obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Pelayanan Antenatal Care adalah
pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang di berikan kepada ibu
semua hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkulitas sehingga mampu
menjalani kehamilan sehat,bersalin dengan selamat dan melahirakan bayi dengan
sehat. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal minimal 6 kali dua kali pada
trimester I pada trimester II satu kali dan 3 kali pada trimester III) kunjungn

8
trimester III yaitu setiap 2 minggu sampai 1 minggu tiba masa kelahiran.( (Sari
priyanti, dkk, Tahun 2020).

2.2.4 Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan asuhan kehamilan adalah untuk memantau kemajuan kehamilan


untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan
memepertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi, mengenli secara
dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil
termasuk riwayat penyakit secara umum, mempersiapkan persalinan cukup bulan,
melahirakn dengan selamat. (Asrinah, dkk 2015)

Asuhan kehamilan adalah cara penting untuk memantau kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi bila ada kehamilan abnormal. Tujuan asuhan kehamilan
adalah :

1. Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya.
2. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa dan memberikan
penatalaksanaan/ perawatan sesuai yang di butuhkan
3. Mempersiapkan ibu hamil dan keluarganya secara fisik, mental
menyambut kelahiran dengan segala perlengkapannya dan persiapan
perlengkapan untuk kelahiran serta menyiapkan keluarga bila
kemungkinan ada komplikasi yang dapat terjadi. (Zakiah 2019)
2.2.5 Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan
atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa.

1. Gerakan Janin Dalam Rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan
jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin ini dapat dirassakan pada usia
kehamilan 20 minggu.

9
Denyut Jantung Janin Denyut jantung janin normal 120-160x/menit,
dengan fetoskop pinnards atau doppler, dengarkan DJJ pada dinding
abdomen pada sisi yang sama dengan punggung bayi. Dengarkan DJJ
minimal 60 detik, dengarkan sampai 30 detik setelah kontraksi terakhir.
Gawat janin DJJ 180x/menit, jika demikian baringkan ibu ke sisi kiri &
anjurkan untuk relaksasi kemudian nilai DJJ setelah 5 menit dari
pemeriksaan sebelumnya. Jika DJJ tidak mengalami perbaikan, siapkan
ibu untuk segera dirujuk.

2. Bagian – Bagian Janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan 12 lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat
lebih sempurna lagi menggunakan USG.
3. Kerangka Janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG
2.2.6 Trimester Kehamilan
a. Kehamilan dibagi dalam tiga trimester :
1. Kehamilan Trimester I berlangsung dalam 12 minggu
2. Kehamilan Trimester II berlangsung dalam 15 minggu minggu ke-13
sampai minggu ke-27.
3. Kehamilan Trimester III berlangsung dalam 13 minggu minggu ke-28
sampai minggu ke-40. (widiyatiningsih dan dewi 2017)
4. Pembagian kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Preterm : Usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).
2. Aterm : Usia kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu (259-293
hari).
3. Postterm : Usia kehamilan lebih dari 42 minggu (294 hari).

10
2.2.7 Standar Asuhan 10T
Sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang dikenal dengan 10T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T
adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016).
1. Ukur lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran ini dilakukan hanya pada
kontak pertama untuk skrining ibu hamil yang memiliki risiko kurang
energi kronis (KEK). Kurang energi kronis maksudnya adalah kekurangan
gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di
mana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan kejadian KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
2. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada ibu hamil setiap kali
kunjungan ANC dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dari
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya atau 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.

11
Tabel 2.1

Kenaikan BB wanita hamil berdasarkan IMT sebelum hamil

Kategori IMT Rentang Kenaikan BB yang dianjurkan


Rendah IMT (<IMT >19,8) 12,5-18 kg
Normal I 11,5-16 Kg
MT 19,8-26
Tinggi IMT >26-29) 7-11,5 Kg
Obesitas (IMT >29 <Kg

Sumber : Sumber ;Prawihardjo, 2016

3. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran ini dilakukan pada setiap kali
kunjungan ANC untuk mendeteksi adanya pertumbuhan janin yang sesuai
atau tidak sesuai dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri yang
tidak sesuai dengan umur kehamilan, maka kemungkinan ada gangguan
dari pertumbuhan janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan berusia 24 minggu.
4. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap
kunjungan ANC untuk mengetahui adanya hipertensi pada kehamilan
(tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg) dan preeklampsia (hipertensi
yang disertai dengan edema tungkai bawah dan atau wajah, dan atau
protein uria)
5. Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada
saat akhir trimester II lalu dilanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC.
Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada saat
pemeriksaan ANC trimester III kepala janin belum masuk ke panggul atau
bagian bawah janin bukan kepala berarti ada kelainan letak, panggul

12
sempit atau terdapat masalah lain. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian ini di lakukan pada saat akhir trimester I lalu di lanjutkan dengan
setiap kali kunjungan ANC. Denyut jantung janincepat yang lebih dari 160
/menit atau DJJ lambat yang kurang dari 120 /menit menunjukkan adanya
gawat pada janin.
6. Beri tablet tambah darah (tablet besi) Pemberian ini di lakukan untuk
mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil. Setiap ibu hamil harus
mendapatkan minimal 90 tablet zat besi selama kehamilan yang di berikan
sejak kontak pertama
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) dilakukan untuk memberikan
kekebalan terhadap tetanus baik ibu maupun bayi (Tetanus neanotorum).
Tetanus nenaotorum dapat terjadi dapat terjadi pada bayi apabila proses
persalinan dilakukan ditempat yang kotor atau tidak steril, atau perawatan
tali pusat yang tidak steril. Tetanus neanotorum dapat menyebabkan
kematian pada bayi. Dengan pemberian imunisasi TT pada ibu, bayi akan
mendapatkan kekebalan pasif yang didapat dari ibu, karena penting untuk
mencegah hal tersebut melalui pemberian imunisasi TT pada wanita yang
dimulai dari masa kanak kanak sampai masa kehamilan.

Tabel 2.2
Imunisasi Tetanus Teksoid (TT)

Antigen Interval Lama %


Perlindungan Perlindungan

- -
Pada kunjungan
TT 1
awal antenatal

13
80
4 minggu setelah
TT 2 3 tahun
TT 1

95
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

TT 5 1 tahun setelah TT 4 >25 tahun 100


Sumber: Saifuddin, 2014.Ilmu Kebidanan

8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium yang


dilakukan pada saat ANC meliputi :
 Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil di lakukan minimal sekali pada
saat trimester pertama dan sekali pada saat trimester ketiga.
Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena
kondisi anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungannya.
 Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan ini selain untuk mengetahui jenis golongan darah ibu
dapat juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang di
perlukan apabila terjadi situasi kegawat daruratan
 Pemeriksaan kadar gula darah

Pemeriksaan gula darah selama kehamilan harus di lakukan pada ibu


hamil yang di curigai menderita Diabetes Melitus dengan minimal

14
pemeriksaan sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (akhir trimester ketiga).

 Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan ini di lakukan pada saat trimester kedua dan ketiga


sesuai dengan indikasi. Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui
adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria adalah salah satu
indikator untuk dapat terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

 Pemeriksaan tes Sifilis


Pemeriksaan ini di lakukan di daerah yang memiliki risiko tinggi serta
di tujukan pada ibu hamil yang di duga terkena Sifilis Pemeriksaaan
tes Sifilis sebaiknya di lakukan sedini mungkin pada saat kehamilan.
9. Tatalaksana atau Penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC tersebut serta hasil pemeriksaan
laboratorium, maka harus di tangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan setiap kelainan yang di temukan pada ibu
hamil. Kasus-kasus dapat di rujuk sesuai dengan sistem rujukan pada
kasus yang tidak dapat di tangani.
10. Temu Wicara (konseling)
Temu wicara atau konseling yang meliputi kesehatan ibu,perilaku hidup
bersih dan sehat peran suami keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi
seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, inisiasi menyusu
dini dan pemberian Asi Ekslusif , KB pasca persalinan, imunisasi dan
peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan
 Informed Consent
informed consent adalah persetujuan medik, persetujuan dari pasien
terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
(Haryanti octaria 2016)

15
 Persetujuan pasien adalah untuk melindungi pasien dan juga dan juga
tenaga kesehatan untuk mengindari hal yang tidak diinginkan. Oleh
sebab itu untuk memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk
menghindari adanya salah satu pihak yang dirugikan maka wajib
memberikan informasi sejelas-jelasnya agar pasien dapat
mempertimbanhkan apa yang terjadi terhadap dirinya menurut teori
haryanti octaria (2016).
2.2.8 Kebutuhan Pada Masa Kehamilan
1. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,
tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari
ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering
dipergunakan untuk merokok) (Pantiawati dan Saryono, 2016).
2. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi menurut (Pantiawati dan Saryono, 2016) adalah ibu yang
sedang hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan
fetus yang ada di dalam kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu,
pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae. Makanan diperlukan
untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada, organ lain.
3. Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari . sumber
protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan)
atau hewani (Ikan, ayam, keju, susu dan telur). Difisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan oedema. (Prawihardjo, 2014)

4. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.
Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yoghurt dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau

16
osteomalasia pada ibu. (Prawirohardjo, 2014). Selama hamil tubuh ibu
memerlukan kalsium lebih banyak karena digunakan untuk pembentukan
tulang pada janin, membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi
serta mengantarkan sinyal saraf. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1000
mg/hari. (Kemenkes RI, 2012)
5. Zat besi
Pemberian vitamin zat besi (Fe) dimulai dengan memberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4
320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500µg, minimal masing-masing 90
tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, karena akan
mengganggu penyerapan. (Saifuddin, 2012). Zat besi ini dapat menyebabkan
feses berwarna kehitaman. Beberapa ibu ada yang mengalami mual, muntah,
dan bahkan diare atau konstipasi. Untuk mengurangi gejalanya, zat besi ini
sebaiknya dikonsumsi antar-waktu makan atau menjelang tidur disertai vitamin
C karena vitamin C ini dapat membantu penyerapan zat besi. (Mandriwati,
2016)
6. Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil. (Prawirohardjo, 2014)
7. Air
Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Sebaiknya minum 8 gelas air putih per hari untuk menjaga keseimbangan suhu
tubuh, selain air putih bisa pula ditambah jus buah, makanan berkuah dan
buah-buahan. Serta sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein
dan pemanis buatan.(Asrinah, 2015)

17
8. Personal Hygiene
Kebutuhan personal hygiene menurut Pantiawati dan Saryono, 2016 sebagai
berikut
9. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit
karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah dan menggunakan
sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi.
10. Perawatan gigi
Pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu kali selama hamil. Pada ibu hamil
gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena dipengaruhi oleh hormon
kehamilan yang menyebabkan hipertropi. Bersihkan gigi dan gusi dengan
benang gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat kumur Cara merawat gigi
adalah tambal gigi yang berlubang, mengobati gigi yang terinfeksi, menyikat
gigi dengan teratur, membilas mulut dengan air setelah makan, gunakan
pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa, pemenuhan kebutuhan kalsium.
11. Perawatan rambut
Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali
12. Payudara
Puting harus dibersihkan Persiapan menyusui dengan perawatan puting dan
kebersihan payudara.
13. Perawatan vagina / vulva
Celana dalam harus kering Jangan gunakan obat atau menyemprot ke dalam
vagina sesudah Buang Air Besar (BAB) / Buang Air Kecil (BAK) dilap dengan
lap khusus
14. Vaginal touching
Sebaiknya selama hamil tidak melakukan vaginal touching bisa menyebabkan
perdarahan atau embolus (udara masuk ke dalam peredaran darah)
15. Perawatan kuku

18
Kuku harus bersih dan pendek Kebersihan kulit Apabila terjadi infeksi kulit
segera diobati, dan dalam pengobatan dilakukan dengan resep dokter.
16. Pakaian
Kebutuhan nutrisi menurut Pantiawati dan Saryono, 2016 Pakaian harus
longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan leher :
 Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi
 Pakailah Breast Hold (BH) yang menyokong payudara dan harus
mempunyai tali yang besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu
 Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
 Pakaian dalam yang selalu bersih
 Eliminasi BAB/BAK
Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi berkaitan dengan adaptasi
gastrointestinal sehingga menyebabkan penurunan tonus dan mortiliti
lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan obstipasi, penekanan kandung kemih
karena pengaruh hormon estrogen 20 dan progesteron sehingga
menyebabkan sering buang air kecil, terjadi pengeluaran keringat.
17. Istirahat, wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat.
Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin.
18. Seksual

Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat


mengakibatkan meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan
hubungan intercourse sebaiknya ketakutan ibu atau janin akan mengakibatkan
menurunnya pola seksualitas anjuran yang diberikan yaitu jangan melakukan
hubungan intercourse sesudah buang kecil.

19. Senam hamil


Senam hamil bukanlah keharusan, namun dengan senam hamil dapat
memberikan banyak manfaat. Antara lain : memperbaiki sirkulasi darah,

19
mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot, mengurangi
resiko gangguan gastrointestinal, mengurangi kram, menguatkan otot perut,
dan mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan. Senam hamil
dilakukan atas nasihat dokter/bidan dan dapat dimulai pada kehamilan kurang
dari 16-38 minggu. (Asrinah, 2015)
2.2.9 Tanda Bahaya Kehamilan
1. Perdarahan vagina

Pada kehamilan apabila terjadi perdarahan berwarna merah, banyak atau


sedikit, pendarahan dengan nyeri atau tidak nyeri perlu diwaspadai karena
sebagai indikasi terjadinya abortus, plasenta previa, solusio plasenta, dan
sebagainya.

2. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat,
yang menetap dan tidak menghilang meskipun telah diistirahatkan. Sakit
kepala hebat dalam kehamilan sebagai indikasi gejala dari preeklampsia.
3. Perubahan visual
Perubahan visual/penglihatan yang mengancam jiwa yaitu perubahan
penglihatan secara mendadak seperti pandangan menjadi kabur atau berbayang
hal ini sebagai indikasi preeklampsia.
4. Nyeri abdomen

Adapun nyeri abdomen yang terjadi seperti nyeri yang hebat pada abdomen,
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.

5. Bengkak pada muka atau tangan


Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius, jika muncul pada muka dan
tangan, serta biasanya disertai keluhan fisik lainnya.
6. Bayi kurang gerak
seperti biasa Ibu hamil biasanya mulai merasakan pergerakan janinnya ketika
usia kehamilanya pada bulan ke-5 atau ke-6 dan ada sebagian ibu hamil yang

20
merasakan pergerakan bayinya lebih awal. Hal ini tergantung tingkat
sensitivitas pada ibu hamil. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam. Jika bayi sedang tidur maka gerakannya melemah. Gerakan bayi
akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan 28 jika ibu makan
dan minum. (Rukiah, et al 2013).
2.2.10 Menentukan Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan biasanya dihitung dari Hari Pertama Haid


Terakhir (HPHT), gerakan janin, pemeriksaan Leopold, pemeriksaan tinggi fundus
uteri dan Ulrasonography (USG). Biasanya pemeriksaan tinggi fundus uteri
menggunakan pita ukur lalu dihitung secara menual menggunakan rumus Mc Donal
sehingga diketahui usia kehamilan, teknologi terbaru untuk mempermudah
pemeriksaan tersebut yaitu Alat Digitalisasi TFU (Muhammad, 2017).

Pada usia kehamilan ditentukan dengan cara sederhana yaitu, menghitung Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau dengan rumus Naegle‟s rule.

1. Rumus Naegle‟s rule adalah


(Tanggal Kunjungan – HPHT) x 4 1 /3. Sedangkan untuk menentukan
taksiran persalinan adalah (Hari + 7, bulan -3, tahun + 1). Rumus ini
berlaku untuk siklus haid teratur ± 28 hari. Ada cara lain untuk menentukan
usia kehamilan seperti gerakan pertama fetus, palpasi abdomen, perkiraan
tinggi fundus uteri, ultrasonografi (Rismalinda,2015)
2. RumusMc Donald Rumus Mc Donald
diukur dengan pita. tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan
umur kehamilan dalam bulan obstetric dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam minggu. Pengukuran umur kehamilan
dapat diukur dengan mengetahui letak fundus dapat dilihat di bawah. (Sari,
2015)

21
Tabel 2.3

Pengukuran TFU Usia Kehamilan

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 Minggu 1/3 diatas simpisis 3 jari diatas simpisis
16 Minggu 1/2 simfisis pusat
20 Minggu 2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah pusat
24 Minggu Setinggi pusat

28 Minggu 1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas Pusat


32 Minggu 1/2 pusat- prosesus xipoideus (px)
36 Minggu Setinggi prosesus xipoideus (px) 40 minggu 2
jari (4cm) di bawah prosesus xipoideus (px)
40 Minggu 2 jari (4cm) di bawah prosesus xipoideus (px)

3. Taksiran Berat Badan Janin Berdasarkan rumus Johnson tausak atas


ukuran Mc Donald yakni jarak antara simfisis pubis dan batas antara
fundus uteri melalui konveksi abdomen : TBBJ= (TFU-N) x 155 = berat
(gram) Jika bagian terbawah janin belum masuk PAP taksiran berat janin
= ( TFU- 12) x 155 Jika bagian terbawah janin sudah masuk PAP taksiran
berat janin = (TFU- 11) x155. (Khoiroh, 2019)
4. Detak jantung
Denyut jantung Janin normal 120-160x/menit, dengan fetoskop pinnards
atau doppler, dengarkan DJJ pada dinding abdomen pada sisi yang sama
dengan punggung bayi. Dengarkan DJJ minimal 60 detik, dengarkan
sampai 30 detik setelah kontraksi terakhir. Gawat janin DJJ 180x/menit,
jika demikian baringkan ibu ke sisi kiri & anjurkan untuk relaksasi
kemudian nilai DJJ setelah 5 menit dari pemeriksaan sebelumnya. Jika DJJ
tidak mengalami perbaikan, siapkan ibu untuk segera dirujuk.

22
5. Teknik Pemeriksaan Palpasi kehamilan

Adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan
yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan
tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.

6. Pemeriksaan leopod I
Leopold I digunakan untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri, bagian janin
di fundus dan konsistensi fundus. Pada letak kepala yaitu teraba keras,
melenting dan bulat sedangkan akan teraba bokong pada fundus yaitu
tidak keras, tidak melenting dan tidak bulat. Variasi Knebel menentukan
letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain
diatas simfisis.
7. Pemeriksaan leopod II
Leopold II menentukan batas samping rahim kanan/kiri dan menentukan
letak punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang
teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam leopold II terdapat
variasi Budin dengan menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri diletakkan ditengah perut.
8. Pemeriksaan Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah
memasuki pintu atas panggul (PAP).
9. Pemeriksaan leopod IV
Menentukan bagian tebawah janin dan seberapa jauh janin sudah masuk
pintu atas panggul (PAP). Bila bagian terendah PAP telah melampaui
lingkaran tebesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divegen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan
pemeriksanya konvergen. (Manuba, 2011). Penurunan penurunan kepala

23
dilakukan dengan menghitung proporsi bagian bawah janin yang masih
berada diatas tepi atas simfisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan
(per limaan). Bagian diatas simfisis adalah proporsi yang belum masuk
PAP :
10. 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis.
11. 4/5 jika sebagian (1/5) bagian tebawah janin telah memasuki PAP
12. 3/5 jika sebagian (2/5) bagian tebawah janin telah memasuki PAP
13. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin yang masih berada
diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk PAP
14. 1/5 jika 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang
berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk PAP
15. 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak teraba dari pemeriksaan luar
dan bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul (Ilmiah,
2015).

2.2.11 Ketidaknyamanan Fisiologis pada Trimester III

Ketidaknyamanan Fisiologis pada Trimester III Ketidaknyamanan pada trimester


III dan cara mengatasi nya (Sutanto, 2019):

1. Sesak nafas Cara mengatasinya:


posisi badan bila tidur menggunakan ekstra bantal
2. Insomnia Cara mengatasinya:
sering berkomunikasi dengan kerabat/suami

3. Rasa khawatir dan cemas Cara mengatasinya: relaksasi, masase perut, minum
susu hangat, tidur dengan ekstra bantal (ganjal bagian punggung agar nyaman).

4. Kontraksi brackton hicks Cara mengatasinya: istirahat, gunakan teknik bernafas


yang benar.

24
5. Kram kaki Cara mengatasinya: istirahat, relaksasi, cek apakah ada tanda
homan bila tidak ada lakukan masase & kompres hangat pada otot yang
terkena.

6. Oedema kaki sampai tungkai 24 Cara mengatasinya: asupan cairan dibatasi


hingga berkemih secukupnya saja. Istirahat posisi kaki lebih tinggi dari kepala.

7. Sering buang air kecil (BAK) Sering buang air kecil (BAK).ketidaknyaman
sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu adalah pada trimester III secara
fisiologis diseababkan ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ
tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil.
Proses penyaring tersebut meng hasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin
dan plasenta membesar memberikan tekanan pada kandung kemih sehingga
menjadikan ibu hamil sering buang air kecil ke kamar mandi. Cara
mengatasinya sering buang air kecil, buang air kecil sepenuhnya saat buang air
kecil pastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Jangan
menahan pipis,hindari mengkonsumsi minuman dieuretik seperti (teh,kopi
atau minuman kola),minum air putih secukupnya, rutin melakukan senam
kegel (untuk mlatih dan menguatkan otot panggul .latihan ini bisa membantu
ibu hamil mengontrol kandung kemih dan mengurangi frekuensi buang air
kecil.
8. Sakit Pinggang Cara mengatasinya: Berolahraga teratur dapat meningkatkan
kelenturan tubuh,memperkuat otot,senam hamil dapat mengurangi sakit
pinggang,hindari kebiasaan duduk terlalu lama,selalu gunakan sepatu hak
datar.
A. Pengertian
a) Pengertian Primigravida

Primigravida adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami masa


kehamilan untuk pertama kalinya terutama pada trimester III kecemasan pada
kehamilan yang sering di temukan pada ibu hamil. yang dapat menimbulkan
stress adalah kecemasan selama kehamilan sering ditemukan pada ibu hamil

25
primigravida, terutama pada trimester ketiga. Gangguan psikologis selama
kehamilan berhubungan dengan terjadinya resistensi pada arteri uterin yang
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran sebelum waktunya,
risiko melahirkan bayi prematur, bahkan sampai keguguran. Umumnya ibu
yang belum pernah melahirkan mengakui bahwa mengalami cemas saat akan
melahirkan dikarenakan tidak ada pengalaman menjadi seorang ibu. Semakin
tua kehamilan maka kecemasan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan
meningkat menjelang persalinan. Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul
khususnya pada trimester III Kecemasan yang dialami antara lain khawatir
bayi dilahirkan tidak normal, nyeri yang akan dirasakan (E-Biomedik 2018)

b) Mengatasi kecemasan dan Rasa takut


Pada Ibu hamil Primigravida selalu merasakan cemas dan ketakutan
sehigga rasa cemas dan takut selau berpikir negatif. Maka dari itu cara
mengatasi cemas itu, mampu menurunkan kecemasan dikarenakan keyakinan
diri rendah dan pikiran yang rasional terhadap permasalahan yang dihadapi.
memberikan dukungan mental dan support kepada ibu yang membantu ibu
tidak cemas dan tidak berpikir negative dalam menghadapi proses persalinan.
Menghadirkan adanya pendamping baik suami dan keluarga karena
dengan dukungan inilah bisa tenang memberikan rasa aman dan nyaman
serta dapat memberikan semangat kepada ibu pada proses persalinan .peran
dan dukungan pendamping di percaya dapat memepersingkat proses
persalinan, sedangkan dukungan oleh suami sangat berharga bagi seorang ibu
bersalin, dimana semua ibu bersalin pasti mengharapkan adanya suami yang
mendampinginya.

26
2.3 Asuhan kebidanan persalinan
1. Depinisi Persalinan

Persalian adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu
sekitar 37-42 minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi kepala yang
berlangsung selama 18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan
oleh Rahim akan berkontraksi dan mendorong bayi samapi ke leher Rahim.
Sehingga dorongan ini menyebabkan leher Rahim mencapai pembukaan
lengakap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakan bayi ke bawah.
(Nurasih, Nurkholifah, 2016).

2. Tanda-tanda persalianan
Yang merupakan Tanda pasti persaliana adalah (Kurniarum, 2016):
1) Timbulanya kontraksi uterus
bisa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sipat sebagi berikut:
2) imbulnya kontraksi uterus bisa juga disebut dengan his peralianan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:
3) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan
4) pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
5) Sifatnya teratur, interval, makin lama makin pendek dan kekuatanya makin
besar Sifatnya teratur.
6) Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
7) Makin beraktivitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada makin beraktifitas ibu akan
menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan,dan
pembukaan serviks.

27
A. Faktor-faktor yang memepengaruhi persalianan

Ada beberapa faktor yang memepengaruhi proses persalinan normal yang


di kenal dengan istilah 5P, power, passage, passenger, psikis ibu bersalin,
penolong persalinan yang di jelaskan dalam uraian berikut: Menurut
(Sargih,2017),
1. Power (Tenga)

Power (Tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk lahir.


Dalam proses kelahiran bayi terdiri 2 jenis tenaga, yaitu primer dan
sekunder.

2. Primer: berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang berlangsung


sejak muncul tanda-tanda persalinan pembukaan lengkap.
3. Sekunder : usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah pembukaan
lengkap.
4. Passenger (Janin)
Paktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah factor janin, yang
meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus), serta jumlah
janin bersikap fleksi dmana kepala, tulang punggung, dan kaki berada
dalam keadaan fleksi dan tenaga besilang di dada. Taksiran berat janin
normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal yaitu 120-160 x/menit.
5. Passage (Jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Oleh Karen itu, ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum peralinan dimulai.
6. Psikis ibu bersalin

28
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita, pada umumnya persalinan dianggap hal
yang menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan terkadang
menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Fsikologis
sangat penting dalam menjlani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan
memahami proses persalianan maka ibu akan mudah bekerja sama dengan
petugas kesehatan yang akan mendorong persalinan.
7. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan dapat menggunakan
alat pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi dari pasien.penolong persalinan merupakan
faktor yang menentukan terlaksananya proses persalinan yang normal
(Nurhafifah 2015).
B. Tahap persalinan
1. Kala I (Kala pembukaan)
Persalinan kala I atau pembukaan adalah periode persalinan yang di
mulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks,
menjadi lengkap berdasasarkan kemajuan pembukaan maka kala I
dibagi menjadi : (Diana,sulis dkk 2019).
Fase kala I persalinan terdiri dari fase laten yaitu dimulai dari awal
kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm. Kontraksi mulai teratur
tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mulas, fase
aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit,
lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm hingga
lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu pembukaan serviks
sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2
yaitu:
a) fase laten, berlangsung selama 8 jam,pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm.

29
b) Fase aktif dibagi menjadi 2 yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi
pembukaan jadi lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2
jam dengan pembukaan 2 cm perjam. Komplikasi yang dapat
timbul pada kala I yaitu, ketuban pecah dini, tali pusat ,obstrubsi
plasenta, gawat janin, ineriauteri.
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, dan
keluarga pasien atau teman dekat, yang dapat diberikan seperti
mengusap keringat, menemani atau membimbing jalan-jalan (mobilisasi),
memberikan minum, merubah posisi dan sebagainya, memijat atau
menggosok pinggang.
2. Mengatur aktifitas dan posisi ibu. Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas
sesuai dengan kesanggupannya. Tetapi bila ibu ingin di tempat tidur
sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri, tidur berbaring kekiri dapat
memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik
bagi bayi, posisi berbaring miring dapat mengurangi penekanan pada
vena cava invericr, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
hipcksia janin karna supalai oksigen tidak terganggu, dapat memberi
suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan, dan dapat mencegah
terjadinya robekan jalan lahir. Hindari posisi terlentang posisi ini dapat
mengakibatkan hipotensi (beresiko terjadinya syok dan berkurangnya
suplai oksigen dalam sirkulasi utero placenter, sehingga mengakibatkan
hipcksia bagi janin) rasa nyeri bertambah, kemajuan persainan bertambah
lama,ibu mengalami gangguan untuk bernafas,buang air kecil terganggu,
mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat dan mengakibatkan
kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.

30
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta
untuk menarik nafas panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan
dengan meniup sewaktu ada his.
4. Menjaga privasi ibu antara lain dengan menggunakan penutup atau tirai
dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan ibu dan tanpa
seizin pasien/ ibu.
5. Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh
ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
6. Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk mandi dan
menganjurkan ibu untuk membasuh sekitar kemaluannya seusai buang
air kecil/ besar. Mengatasi rasa panas ibu bersalin biasanya merasa panas
dan banyak keringat. Dapat diatasi dengan menggunakan kipas angin
atau Air Conditioner (AC) dalam kamar, menggunakan kipas biasa,
menganjurkan ibu untuk mandi. Massase, jika ibu suka, lakukan pijatan,
masase pada punggung atau mengusap perut dengan lembut untuk
mengatasi nyeri yang dialami ibu bersalin.
7. Pemberian cukup makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan energi
dan mencegah dehidrasi.
8. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong dengan menyarankan ibu
untuk berkemih sesering mungkin. Karena kandung kemih yang penuh
dapat menghalangi turunnya bagian terbawah janin kedalam rongga
panggul.
9. Memberikan support pada ibu dan keluarga.
10. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan siap pakai pada setiap
persalinan.
11. Melakukan pemantauan DJJ, HIS, Nadi, dan pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah janin, TD, suhu, produksi urine setiap 4 jam
sekali (Saifuddin,2014).
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

31
Persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) tampak
bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum
terlihat menonjol, vulva dan spinghter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam
pada primi dan 1 jam pada multi. Komplikasi yang dapat timbul pada
kala II yaitu, eklamsi, kegawat daruratan janin, tali pusat menumbung,
penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri,
distosia bahu karena kelainan, infeksi intrapartum, inersia uteri, tanda-
tanda lilitan pusat. Ibu merasakan meningkatnya tekanan pada rectum
dan vagina karena penurunan janin. . Perineum terlihat menonjol. Vulva
– vagina dan sfingter ani terlihat membukan. Portio sudah tidak teraba.
3. Tanda gejala kala II
His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai
100 detik.Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadi kontraksi.
Ibu merasakan adanya tekanan pada rectum atau vagina. Perineum
menonjol.Vulva-vagina spingter ani membuka Peningkatan pengeluaran
lendir dan darah.

Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi


sehingga terjadi: Kepala membuka pintu. Subocciput bertindak sebagai
hipomoglion, kemudian secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung dan muka, serta kepala dan seluruhnya. Kepala lahir seluruhnya
dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada
punggung.Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di
tolong dengan cara: kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu,
kemudian di tarik dengan menggunakan curam ke bawah untuk
melahirkan bahu anterior dan ke atas untuk melahirkan bahu posterior.
Setelah kedua bahu lahir, lakukan sanggah susur sampai ke lipatan paha

32
dan pergelangan kaki lalu lakukan teknik garpu. Bayi lahir diikuti oleh
sisa air ketuban.

4. Lamanya kala II
a. Primigravida 30 menit – 120 menit multigravida 30 menit 60 menit.
Asuhan kala II yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
(Saifuddin, 2014):
b. Menghadirkan pendamping, orang yang dianggap penting oleh ibu
seperti suami, dan keluarga pasien atau teman dekat, parajigan yang
dapat diberikan seperti mengusap keringat, menemani atau
membimbing jalan-jalan (mobilisasi), memberikan minum, merubah
posisi dan sebagainya, memijat atau menggosok pinggang
c. Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan support mental
dan kepada ibu agar istri merasa tenang untuk menghadapi persalinan
(Fitriana, 2018).
d. Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan
penerapan prinsip dan pencegahan infeksi (PI) yang dianjurkan,
termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan
pelindung pribadi seperti sarung tangan, perlengkapan pelindung diri,
persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan dan penyiapan
tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi.
e. Mengatur posisi ibu saat bersalin seperti, posisi duduk atau setengah
duduk, jcngkok, merangkak atau berbaring miring kekiri. Posisi
persalinan memiliki tujuan memberi kenyamanan, mempermudah
proses persalinan, memperlancar proses persalinan, mempercepat
proses persalinan dan mempercepat kemajuan persalinan.
f. Menjaga kandung kemih agar tetap kosong.
g. Memberikan nutrisi pada ibu yang adekuat.

33
h. Menganjurkan ibu meneran pada saat ada his dan beritahu ibu tidak
menahan nafas saat meneran, kemudian meminta ibu berhenti
meneran dan beristirahat diantara kontraksi tetapi minta ibu relaksasi.
1. Memantau DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5 sampai 10 menit.
j. Menolong persalinan dengan langkah APN (lahirkan bayi secara
berturut-turut mulai dari ubun-ubun kecil, dahi, mata, hidung, mulut,
dagu dan lahirlah seluruh kepala bayi).
k. Keringkan bayi dengan menggunakan handuk sambil melakukan
rangsang taktil pada tubuh bayi dengan kain atau selimut diatas perut
ibu.
l. Melakukan inisiasi menyusu dini yang bermanfaat untuk ibu dan bayi.
Melakukan inisiasi menyusu dini dapat mengatur suhu tubuh bayi
karena skin to skin pada kulit ibu, memperkuat refleks hisap bayi,
merangsang produksi ASI dan meningkatkan hubungan batin antara
ibu dan bayi.
5. Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Kala III adalah dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban seluruh pross biasanya berlangsung selama 5-
30 menit setelah bayi lahir. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir
sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
a. Tanda tanda lepasnya plasenta, terjadi perubahan bentuk uterus dan
tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui
vagina/ vulva, adanya semburan secara tiba-tiba kala III, berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa ini adalah kehamilan tunggal.
b. Suntikkan oksitosin 10 IU 1 cc secara intramuscular dip 1/3
anterolateral paha kanan atas bagian luar segera setelah bayi lahir,
untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat

34
pelepasan plasenta dan bermanfaat dalam pencegahan pendarahan
postpartum.
c. Pindahkan klem 5 – 6 cm di depan vulva. Memegang tali pusat lebih
dekat ke vulva akan mencegah avulsi.
d. Letakkan tangan kiri di atas simpisis untuk menahan uterus, tangan
kanan memegang klem tali pusat untuk melakukan peregangan tali
pusat terkendali. Apabila sudah ada kontraksi tangan kiri dorso kranial
dan tangan kanan regangkan tali pusat dan lihat tanda-tanda pelepasan
plasenta.
e. Pindahkan klem jika tali pusat semakin panjang, regangkan sesuai jalan
lahir. Apabila plasenta sudah terlihat di introitus vagina makan putar
plasenta sesuai arah jarum jam dan putar selaput plasenta secara
terpilin.
f. Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan, masase fundus agar
menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah
dan mencegah perdarahan postpartum. Letakkan plasenta di piring
plasenta kemudian periksa kelengkapan plasenta.
6. Kala IV (Kala pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah
proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adaah:
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin, Pemeriksaan TTV:TD, nadi, suhu,
respirasi
Kontraksi uterus, terjadinya pendarahan, pendarahan dianggap masih
normal, jika jumlah tidak melebihi 400 sampai 500 cc, isi kandung
kemih.
 Asuhan dan pemantauan kala pada IV
 Asuhan pada kala IV sebagai berikut (saifuddin, 2014):

35
b. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua.Jika kontraksi tidak kuat, masase terus hingga
terasa keras.
c. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk meghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan
darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
d. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
e. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
f. Biarkan ibu beristirahat dan bantu ibu dalam posisi nyaman. Biarkan
bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
g. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran untuk memulai diberikan ASI.
Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
h. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 2 jam postpartum
i. Ajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus
j. Berikan rangsangan taktil
k. Evaluasi TFU
l. Perikraan kehilangan darah
m. Periksa perineum
n. Evaluasi kondisi ibu
o. Dokumentasi dalam partograf
Melakukan observasi kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua setelah persalinan.
7. Partograf
Pengertian partograf suatu instrument yang digunakan untuk
memantau kemajuan persalinan selama kala I fase aktif dan membantu
penolong persalinan untuk segera mengambil tindakan.

36
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fae aktif
persalinan (APN). Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk
merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan. Partograf
merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi ,
anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting
khususnya untuk membuat dalam persalinan dan sangat penting khususnya
untuk membuat keputusan dalam penatalaksanaan, partograf di mulai dari
pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin
tanpa memandang apakan persalinan itu normal atau kompliksi . Partograf
adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu
dan janin.Tujuan penggunaan partograf :
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
b. Mendeteksi apakah adanya penyulit selama proses persalinan
c. Mendokumentasikan data pelengkap selama proses persalinan,
seperti pemeriksaan laboratrium, dan tindakan yang diberikan
selama proses persalinan
d. Cara pengisian partograf
e. Lengkapi data umumu tentang ibu
f. Dokumentasikan DJJ, kemudian hubungkan titik yang satu dengan
yang lain dengan garis sehingga membentuk seperti grafik.
g. Air ketuban. Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan VT.
Kemudian catat dengan menggunakan symbol sebagai berikut:
U : Utuh (selaput ketuban masih utuh /belum pecah)
J : Jernih (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih)
M : Mekonium (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban
bercampur meconium)
D : Darah (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur
darah)

37
K : Kering (selaput ketuban telah pecah, namun sudah tidak mengalir
lagi/kering.
Penyusupan disebut juga molase merupakan indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap tulang
panggul ibu. pada kasus CPD, derajat molase atau tumpang tindih
tulang kepala bayi semakin besar, sutura tidak teraba. Catat hasil
pemeriksaan sebagai berikut:

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah teraba

1. Tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan


2. Tulang-tulang kepala janin saling timpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
h. Pembukaan serviks dan penurunan kepala janin
i. Beri tanda _X‟ pada kotak sesuai angka dilatasi serviks dilatasi
serviks yang pertama (0-10). VT untuk dilatasi serviks dilakukan
setiap 4 jam. Ingat satu kotak kecil partograp sama dengan 30
menit
j. Pencatatan hasil dilatasi serviks yang pertama harus ditemukan
dengan garis waspada dan disesuakan dengan waktu (jam
pemeriksaan) yang ditulis dengan baris waktu (jam). Hubungkan
tanda _X‟pada dari
k. Setiap pemeriksaan dengan garis utuh ( tidak terputus)
l. Catat penurunan kepala janin seberapa jauh telah memasuki
panggul ibu sesuai dengan system perlimaan (0-5) dengan
pemberian tanda_O
m. Hubungkan tanda _O dengan pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).
n. Evaluasi hasil pencatatan. Secara normal, garis_X‟ yang
merupakan tanda dilatasi serviks tidak bleh melebihi
garisWaspada, jika itu terjadi , harus segera mengambil tindakan

38
yang tepat, karena mengindikasikan dilatasi serviks lamabat
(persalinan tidak maju) atau dengan kata lain perlu waktu lebih dari
6 jam dari awal fase aktif sampai pembukaan lengkap
o. Kontraksi (his). Catat his setiap 30 menit (satu kotak kecil)
observasi his selama 10 menit. Angka 1-5 menunjukan frwekuensi
his sealam 10 menit. Sedangkan durasi his di sesuai gambar dalam
partograf <20 detik diisi dengan titik-titik; 20-40 detik kotak diarsir
dengan garis melintang, dan >40 detik kotak diisi dengan blok
penuh)
p. Catat pemberian 0ksitosin dengan menuliskan tetesan permenit jika
mendapat drip oksitosin
q. Catat semua obat-obtan yang diberikan ibu selam proses persalinan
di baris obat dan cairan IV
r. Dokumentasi tanda-tanda vital meliputi TD, nadi, dan suhu
s. TD diisi dengan memberi tanda A untuk Systole dan V untuk
diastole pada angka yang sesuai, kemudian dihubungkan dengan
garis tegak,
t. Nadi dicatat dengan menunliskan tanda titik pada angka yang
sesuai kemudian dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk
grafik.
u. Suhu ditulis dengan kolom Saturday lengkapi data isian sesuai
dengan format yang ada dalam partograf. (Dr.Hany puspita,Sylvie
puspita, dkk 2021
 Laserasi Jalan Lahir
Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah
panggul yang terletak antara vulva dan anus. Rupture perineum
adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir, baik secara
spontan maupun dengan mengunakan

39
alat atau tindakan. Luka perineum dibedakan menjadi derajat
luka, mulai dari
derajat satu sampai empat (Sondakh,2013)
 Klasifikasi rupture perineum
Jenis laserasi diklasifikasi berdasarkan luasnya robekan, yaitu
sebagai berikut:
a. Derajat satu (mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum): tidak
perlu di jahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka
baik
b. Derajat dua ( mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum,otot
perineum) : lakukan penjahitan
Derajat ketiga (mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum,otot perineum,otot sfingter ani)
e. Derajat empat ( mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,otot perineum, otot sfingter ani, dinding depan
rectum)
 Tujuan dan langkah penjahitan robekan perineum
1. Menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan
darah.
2. Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur mengunakan benang
catgut kromik.
3. Keuntungan menjahit menggunakan teknik jelujur yaitu lebih
efektif. Dan
dengan memberikan anastesi local pada ibu yaitu memberikan
lidokain 2%
saat penjahiran laserasi, dan mengulangi pemberian anastesi jika
masih teras sakit. Penjahitan di mulai satu cm dari puncak luka.

40
Jahit setelah dalam kearah luar, dari atas sampai mencapai
bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah di jahit. Ikat benang dengan membuat simpul
dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
melakukan pemeriksaan ulang pada vagina dan jari paling kecil
ke dalam anus intuk mengetahui terabanya jahitan pada rectum
karena bias menyebabkan fistula dan bahkan infeksi.
(Sondakh,2013).
B. Running suture/ simple continuous suture (jahitan jelujur). Jahitan
jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-ujung jahitan, jadi
hanya dua simpul. Keuntungan, biasanya menghasilkan hasil
kosmetik yang baik, jahitan ini sangat sederhana.
C. Kerugian, jika salah satu simpul terbuka maka jahitan akan
terbuka seluruhnya, tidak disarankan penggunaanya pada jaringan
ikat yang longgar,dan sebaiknya tidak dipakai untuk menjahit
kulit. (Widiastini,2018)
2.4 Asuhan Kebidanan Masa Nifas
A. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2015).
B. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas menurut (walyani & purwoastuti 2015) terbagi menjadi 3 yaitu :
a) Puerperium dini, yaitu ketika kepulihan ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan, serta beraktivitas layaknya wanita normal
b) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu

41
c) Remote puerperium. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sehat
sempurna ,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
C. Tujuan Asuhan masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara pisik maupun fisiologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif
3. Melakukan deteksi dini terhadap masalah
4. Mengobati atau merujuk jika terjadinya komplikasi pada ibu maupun
bayinya
5. Mensuport dan memperkuat mental keyakinan diri ibu sehingga ibu
mampu melksanakan peranya dalam situasi keluarga maupun budaya
yang khusus yang ada pada keluarga
6. Memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, laktasi, jadwal, pemberian imunisasi dan manfaat
imunisasi dan perawatan bayi
7. Memberikan pelayanan keluarga berencana atau kontrasepsi
8. Mempercepat proses involusi (pengecilan) alat kandungan
9. Melancarakan fungsi gastrointestinal atau perkemihan
10. Melencarkan pengeluaran lochea
11. Meningkatkan kelancaran perdarahan darah sehingga mempercepat punsi
hati dan sisa pengeluaran metabolisme

42
Tabel 2.4
Jadwal kunjungan Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1. 6-8 jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan masa


nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain pendarahan :
rujuk jika pendarahan
berlanjut
c. Memberikan konseling pada
ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah
pendarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan anatra
ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat
dengan menjaga hipotermi
g. Jika petugas kesehatan
menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran,
atau sampai ibu dan bayi
keadaan stabil
h.

43
2. 6 hari setelah persalinan a. Memastikan invlusio uterus
berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di
bawah
b. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau
pendarahan abnormal.
c. Memastikan ibu
mendapatkan cukup
makananan, cairan dan
istirahat,
d. Memastikan ibu menyusi
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda- tanda
penyakit
e. Memberikan konseling pada
ibu mengenai asuhan pada
bayi , tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas 6 hari setelah
persalinan
4. 6 minggu setelah a. Menyakan pada ibu tentang
persalinan penyulit-penyulit yang ia atau
bayi alami
b. Meberikan konseling untuk
KB secara dini.

44
D. Perubahan fisiologis ibu masa nifas
1. Perubahan fisiologis masa nifas
Menurut sistem reproduksi, setelah berasalin tubuh ibu mengalami
perubahan, Rahim mengecil, serviks menutup, vagina kembali pada
ukuran normal dan payudara mengelurkan ASI. Perubahan pada system
reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi. Involusi adalah
kembalinya alat kandungan atau uterus dari jalan lahir setelah bayi
dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum hamil organ reproduksi
yang mengalami sistem perubahan yaitu:
2. Uterus
Strukutur uterus sebagian besar tersusun atas otot, pembuluh darah,
dan jaringan ikat, serta letaknya dalam keadaan tidak hamil berada
cukup dalam di panggul.struktur ini memungkinkan terjadi pembesaran
substansial pada kehamian saat uterus dapat dipalpasi secara abdominal
seiring dengan berkembngnya janin. Aktivitas uterus selama persalinan
normal melibatkan otot uterus di segmen atas uterus yang berkontraksi
dan bereaksi secara sistematis, yang menyebabkan pemendekan secara
bertahap seiring dengan kemajuan persalinan (Astuti, 2015) Proses
involusi terjadi karena adanya :
3. Autolisis yaitu penghancuran otot-otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu
masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.pengahncur
jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh
ginjal yang mengalami ibu lebih besar kencing setelah melahirkan
.proses autolis ini terjadi karena penurunan hormone esterogen dan
progesterone.
4. Iskemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi
pada jaringan otot uterus. Hal ini disebabkan oleh kontraksi plasenta

45
dan retraksi yang terus meneran dari uterus setelah pengeluaran
plasenta sehingga membuat uterus menjadi relative anemi dan
menyebabkan serat otot atropi
5. Atropi jaringan yang terjadi sebagai retake penghentian hormone
esterogen saat pelepasan plasenta.
6. Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retaksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
kurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk proses
suplai darah pada tempat implantasi plasenta sehingga mengurangi
pendarahan (wahyuningsih, 2018). Dalam keadaan normal, uterus
mencapai ukuran besar pada sebelum hamil sampai kurang dari 4
minggu , berat uterus setelah kelahiran adalah kurang lebih 1kg sebagai
akibat involusi. Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi
kurang lebih 500 gram, pada akhir minggu kedua, persalinan menjadi
kurang lebih 300 gram. Setelah itu menjadi 100 gram.

46
Tabel 2.5

Perkiraan TFU Masa Nifas

Involusi uteri Tinggi fundus Berat Uterus Diameter


uteri Uterus
(TFU)
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (minggu) Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm


dan simpisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
(minggu 2)
60 Gram 25 m
6 minggu Normal
7. Lochea
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding Rahim tejadi pada
statrum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari tampak lapisan atas
stratum yang tinggal menjadi nekrosis, sedaangkan lapisan yang
berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik dan menjadi
lapisan endometrium yang baru. Bagian yang nekrotis akan keluar
menjadi lochea.Perubahan lochea tersebut adalah :
a) Lochea rubra (Cruenta)
Muncul pada hari pertama samapai hari kedua post partum,
warnaya muncul yang keluar berwarna merah kehitaman
mengandung darah dari luka pada plasenta dan serabut dari
desudua dan chorion.
b) Lochea sanguilenta

47
Berwarna merah kuning, berisi darah lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan

c) Lochea serosa
Muncul pada hari ke 7-14 hari, berwarna kecoklatan, mengandung
lebih banyak serum, lebih sdikit darah juga leukosit dan laserasi
plasenta.
d) Lochea alba
Sejak 2-6 minggu, setelah persalinan, warnaya putih kekuningan
mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan
yang mati.
8. Perubahan liagmen

Setelah bayi lahir, ligmen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala.
Perubahan liagmen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain,
liagmentum, rautundum, menjadi kendor yang mengakibatkan letak
uterus retofleksi, liagmen fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor.

9. Perubahan serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, trrkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi
sedangkan serviks, tidak berkontraksi, sehingga perbatasanan korpus
dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam
hitaman karena pembuluh darah segera setelah bayi dilahirkan , tangan
pemeriksaan masih dapat masukan 2-3 jari setelah 1 minggu hanya 1
jari saja yang dapat masuk. Oleh karena itu hiperpalasi dan retaksii
serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium
ternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ositum

48
eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak robekan-robekan pada
pinggirnya terutama pada pinggir sampingnya.
10. Vulva vagina, Perineum
Vulva dan vagina menglami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut , kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali keadan tidak hamil
dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembalia
semantara labia menjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum juga menjadi lendir karena
sebelumnya terjadi peregangan oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendor dari pada keadaan
sebelum melahirkan.
11. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem pencernaan
Selama masa hamil salah satu yang dapat mempengaruhi system
pencernaan ibu diantaranya adalah meningkatkanya kadar progestero
yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkanya
kolestrol darah, dan melabatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun demikian
faal usus mulai memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
12. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem perkemihan
Setelah plsenta lahir, kadar hormone esterogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan keadaan ini menyebabkan diuresis,
ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 2-8 minggu
postpartum.
Infeksi saluran kemih harus diwaspadai oleh bidan karena adanya
residu urin dan bakteriuria pada kandung kemih yang mengalami

49
trauma , di tambah dengan sistem saluran yang berlidatasi, sehingga
bersifat kondusif untuk terjadinya dilatasi.
13. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal
yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
perut ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi secara sempurna akan
terjadi pada minggu 6-8 jam setelah persalinan.
14. Perubahan fisiologis pada saat sistem kardiovaskuler
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan volume darah
seperti kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi, juga
pengeluran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis). Pada minggu ke 3
dan ke -4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume darah darah sebelum hamil.
15. Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma
serta faktor-faktor pembukaan darah meningkat pada hari pertama
postpartum. Kadar fibrinogen dan falsma akan sedikit menurun tetapi
darah lebih mngental dengan peningkatan visikositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.
E. Kebutuhan masa nifas
Kebutuhan dasar masa nifas menurut (Jurneris, Octavia, dkk 2021)
1. Nutrisi dan cairan
Bagi yang menyusui harus mendapatkan gizi/nutrisi yang baik untuk
tumbuh kembang bayinya.
Masalah nutrisi perlu mendapat perhatian karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi
susunan air susu. Kebutuhan gizi ibu saat menyusui adalah sebagai
berikut :
2. Konsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari

50
3. Diet berimbang, protein, mineral dan vitamin
4. Minum sedikitnya 2 liter tiap hari (±8 gelas).
5. Fe/tablet untuk menambah zat besi setidaknya sampai 40 hari pasca
persalinan
6. Kapsul Vitamin A (200.000 UI) agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI
7. Ambulasi
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulsi segera setelah
persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem
tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru
8. Eliminasi / Miksi
Buang aing kecil sebaknya dilakukan sendiri secepatny , kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing, pasien dapat melakukan buang
air kecil secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. karena
spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
musculus spinchter ani selama persalinan.
9. Kebersihan diri
Kebersihan diri ibu juga membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan prasaan nyaman pada ibu, anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan tempat alas tidur serta lingkungan di mana
tempat ibu tinggal.
10. Istirahat dan tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup istirahat, tidur di butuhkan
ibu nifas 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
11. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan, sarankan ibu untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah
tangga secara perlahan.

51
12. Kurangi istirahat dapat mengurangi produksi ASI, memperlambat
proses involusi dan depresi pasca persalinan, selama masa post partum.
Alat-alat interna dan eksternal berangsur-angsur kembali keadaan
sebelum hamil (Involusi).
13. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

Menyusui bayi Menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand),


karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain, atau ibu
sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan
berakibat kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan, untuk pemenuhan nutrisi bayi tanpa pemberian
makanan tambahan apapun dan menyusui tidak dijadwal sesuai
kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.

14. Senam nifas


Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan setaip hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari
sederetan gerakan tubuh, yang dilakukan untuk mempercepat
pemulihan keadaan ibu.
15. Kebutuhan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomi
dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan,
karena pada waktu itu diharapkan organ-oragan tubuh telah pulih
kembali.
Berikut tanda bahaya nifas: Menurut (Lina fitriani,sri wahyuni, 2021) .

52
F. Tanda bahaya maa nifas

1. Pendarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba melebihi


haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut
dalam waktu setengah jam

2. Pengeluran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat

3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung

4. Sakit kepala yang terus menerus,nyeri epigastric, atau terdapat masalah/


gangguan penglihatan

5. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit sewaktu
buang air seni, atau merasa tidk enak badan

6. Payudara yang berwarna kemerahan , panas, dan atau sakit.

7. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan

8. Rasa sakit warna merah, kelembutan dan pembengkakan pada kaki

9. Merasa sangat sedih atau tidak mammpu mengurus diri sendiri atau
mengurus bayi Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.

2.5 Asuhan kebidanan bayi baru lahir


1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri kehidupan intra kehidupan ekstrauterine. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis.
2. Asuhan segera pada bayi Baru lahir
Asuhan segera pada Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu
jam pertama. Penilaian bayi lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada
bayi baru lahir :

53
a) Pencegahan infeksi
b) Melakukan penilaina awal
c) Pencegah kehilangan panas
d) Membebaskan jalan nafas
e) Pemantauan tanda bahaya bayi
f) Potong tali pusat, klem potong dan ikat tali pusat tanpa di bubuhi apapun,
kira-kira, 2 menit setelah bayi lahir untuk memberikan waktu rali pusat
mengalirkan darah dengan juga demikian zat besi kepada bayi.
g) Lakukan inisiasi menyusu dini
h) Memberikan suntikan vitamin K1, untuk mencegah terjadinya
pendarahan karena defesiensi Vitamin K1 pada bayi baru lahir . Bayi
baru lahir diberikan Vitamin K1 parenteral dengan dosis 0,5 1 mg secara
IM.
i) Memberikan salep mata antibiotika pada kedua mata pemberian obat
mata tetraskin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata kareana
klamidia penyakit menular seksual. Oabat mata perlu diberikan pada jam
pertama.
j) Berjemur Bayi
Menurut teori (Aditya 2015). Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15
menit dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh
dalam satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan
penyerapan kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi
membran sel. Tulang menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa
memberikan perlindungan terhadap jenis kanker antara lain kanker paru-
paru, prostat, dan kulit, serta penyakit lainnya seperti osteoporosis,
rakhitis, dan diabetes.
3. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
1) Berat badan 2500-4000 gram
2) Panjang badan 48-52 cm

54
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Frekuensi jantung 120-160 kali/ menit
6) Pernafasan 40-60 kali/ menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kuatan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala bisanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki-laki
testis sudah turun, skrotum sudah ada
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
13) Refleks graps atau mengganggu sudah baik
14) Refleks rooting mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut terbentuk dengan baik
15) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama,
meconium berwarna hitam kecoklatan. (Octa dwienda,liva maita, dkk
2014)
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, deteksi
lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancan nyawa
bayi. Beberapa tanda bahaya bayi baru lahir tersebut antara lain, pernafasan
sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dada saat inspirasi , suhu terlalu
panas atau lebih dari 38⸰C atau terlalu dingin atau kurang dari 36⸰C. Warna
abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat kuning
(terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru
lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI sulit
(hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah,
bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta adanya infeksi yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah bengkak, keluar cairan (pus),

55
bau busuk, pernafasan sulit. Gangguan pada gastrointestinal bayi juga
merupakan tanda bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 jam
hari pertama, muntah terus menerus, distensi abdomen, faeses hijau/
berlendir/ darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas,
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tida bisa tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan pada bayi baru lahir.
5. Asuhan pada bayi baru lahir segera,6 jam- 2 hari, 7 hari dan 42 hari
1. Asuhan kebidanan pada BBL 6 jam-2 hari
Pada BBL 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui sedini
mugkin jika terdapat kelainan pada bayi. Kemudian memandikan bayi,
tunggu minimal enam jam setelah lahir. Sebelum memandikan bayi
pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu 36,5 0 C – 37,5 0 C), tunda untuk
memandikan bayi yang sedang sedang mengalami masalah pernapasan,
sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada
tiupan angin, mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat,
segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering,
kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar, bayi diletakkan bersentuhan
kulit dengan ibu dan selimuti dengan baik, usahakan ibu dan bayi dirawat
pada satu Tempat (rawat gabung) dan anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya. Selanjutnya pemberian imunisasi hepatitis B yang bermanfaat
untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan
ibu bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. Lakukan
pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali ke fasilitas kesehatan atau
posyandu, untuk mendapatkan imunisasi berikutnya sesuai jadwal
pemberian imunisasi (Saifuddin, 2014).
2. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 7 hari
Asuhan pada bayi hari ke 2 sampai ke 7 setelah lahir harus dibuat
secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah

56
sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi. Asuhan yang diberikan pada
bay usia 2-7 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAB,
BAK, tidur kebersihan kulit, keamanan, tanda - tanda bahaya dan pen
yuluhan sebelum pulang. (Dwienda, 2014).
3. Pemberian ASI. Mengkaji berapa kali bayi disusui dalam sehari, dan
berapa kali bayi disusui pada malam hari.
4. Tidur. Mengkaji berapa lama bayi tidur. Bidan perlu menjelaskan bahwa
merupakan suatu hal yang normal bila bayi banyak tidur pada 2 minggu
pertama.
5. Buang air kecil. Mengkaji frekuensi buang air kecil dalam sehari penuh.
6. Buang air besar. Mengkaji warna, frekuensi, dan konsistensi.
7. Tali pusat. Mengkaji apakah ada tanda infeksi (bengkak, merah, keluar
cairan, dan berbau).
8. Gejala abnormal. Mengkaji adanya demam, kejang-kejang serta tidak mau
menyusu. Sebelum dilakukan pemeriksaan, bidan perlu menjelaskan
kepada ibu tentang pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan. Pada saat
pemeriksaan, perlu dilakukan komunikasi dengan ibu dan bayi. Sebelum
memulai pemeriksaan tangan dicuci dengan air dan sabun, dan tangan.
dicuci kembali setelah selesai melakukan pemeriksaan, kemudian tangan
dikeringkan dengan handuk bersih. Tindakan- tindakan asuhan yang dapat
dilakukan bidan meliputi :
9. Higiene. Mengajarkan tentang cara memelihara higiene, yaitu
memandikan bayi, mencuci daerah genetalia setelah bayi BAK dan BAB,
mengeringkannya, serta bagaiman mengganti popok dengan popok baru
yang bersih dan kering.
10. Menyusui. Mengajarkan bagaiman menyusui bayi secara eksklusif.
11. Posisi bayi. Mengajarkan bagaimana posisi bayi saat tidur: yaitu
membaringkan bayi pada sisi tubuhnya atau punggungnya tanpa bantal,
dan bayi tidur pada suhu ruangan dengan udara segar.

57
12. Tali pusat. Tali pusat dibersihkan dengan air bersih dan sabun, kemudian
dikeringkan dengana handuk bersih setiap hari atau bila basah terkena urin
atau bayi buang air besar
13. Ikterus. Bila dalam 2 hari, atau mata, tubuh, telapak kaki, dan tangan bayi
menjadi kuning, maka bayi harus segera dibawa ke rumah sakit
14. Imunisasi. Pada minggu pertama, dilakukan imunisasi hepatititis B.
15. Tanda bahaya.
6. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 minggu.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan neonatal enam minggu


adalah mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, pada 6 minggu pertama
pastikan bayi telah mendapatkan imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG dan
polio I. harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan

7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


A. Pengertian
Inisiasi menyusui dini dilakukan segera setelah bayi dilahirkan kemudian
diletakan diatas dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada
kulit ibu yang dilakukan sekurang kurangnya satu jam segera setelah lahir.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
B. Manfaat Inisiasi Meyusu Dini (IMD)
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan inkubator,
menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencega infeksi
nosokomial, kadar bilirubin bayi juga cepat normal karena pengeluaran
mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru
lahir, kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga
didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi lebih
cepat meningkat. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan
batin antara ibu dan bayi. (Saifudin 2014)

58
C. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat di mulai setelah pemotongan setelah tubuh bayi lahir,
hingga ia telpepas dari pusar dan bekas tali pusat pada pusar bayi dan
mengeringkan dengan baik

Hal yang terpenting agar tali pusat itu kering :

D. Cuci tangan dengan baik dan seksama, sebelum sebelum dan sesudah
E. Tidak membubuhkan apapun pada tali pusat, biarkan tali pusat terbuka,
tidak perlu menutupnya dengan kasa apalagi dengan popok bayi atau
bahkan gurita.
F. Jaga tali pusat tidak basah dan tidak terkena air, seni atau tinja bayi.
G. Lipat popok di bawah tali pusat, jika tali pusat terkena kotoran, segera cuci
tangan dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan dengan kain bersih,
hingga betul-betul
H. Kering,biarkan tali pusat terlepas secara alami dan jangan mencoba untuk
menariknya, karena dapat menimbulkan pendarahan.
I. Tali pusat sebaiknya dibiarkan terbuka.
Perhatikan adanya tanda infeksi setiap hari tampak nanah,kemerahan
dengan atau tanpa pembengkakan pada pusar bayi dan kulit sekitarnya. (Dr
franisca hand, 2015)

8. Kenaikan Berat Badan Bayi


Pada masa neonatal terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan
sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat
badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 3000-3500 gram, tinggi badan
sekitar 50 cm, dan berat otak sekitar 350 gram. Selama sepuluh hari pertama
biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar sepuluh persen dari berat badan
lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Pada bayi umur 1-12 bulan, Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara

59
cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,
sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan
untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali
panjang badan saat lahir. Kenaikan berat badan bayi sekitar 600-900 gram
perbulan .(Nurhayati E,2016)
9. Imunisasi Bayi Baru Lahir
a. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang membawah atau berbahaya bagi seorang. Pencegahan atau
perlindungan terhadap penyakit dihubungkan dengan suatu kekebalan aktif
dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang
karena tubuh yang secara aktif membuat zat antibodi. Kekebalan pasif adalah
kekebalan tubuhnya di dapat di luar. Tujuan imunisasi adalah menecegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit
pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia. (Rivanica,Hartina ,2020).
b. Imnusiasi Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan atau infeksi hati pada manusia yang
disebabkan oleh virus hepatitis B menyebabkan penyakit hati kronik hingga
akut, umumnya kronik subkorinik dan sembuh tunggal.
c. Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi atau anak
terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti : meningitis TBC dan TBC
milier. Ini karena bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium
Tuberculosis Penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita
TBC yang disekitarnya ,bakteri ini dapat menyerang berbagai alat atau organ
tubuh yang penting seperti paru, tulang, selaput otak, usus, kelenjar getah
bening, dan lain sebagainya.
d. Polio

60
Imunisasi Polio dilakukan untuk mencegah penyakit polio (lumpuh layuh pada
tungkai kaki dan lengan tangan). Imunisasi polio diberikan pada usia 1-11
bulan diberikan sebanyak empat kali dengan jarak minimal empat minggu
dengan dosis dua tetes. Imunisasi polio berisi suku sabin yang sudah
dilemahkan, penyakit yang akan ditimbulkan adalah meningitis aseptis non
paralitik dan paralisis flaksid atau lumpuh layu. Virus polio menyebar, pada
beberapa kasus melalui oral. Pasien polio sangat infeksius dari hari ketujuh
sampai sepuluh sebelum dan setelah timbulnya gejala. Dalam 3-6 minggu virus
masih dapat ditemukan dalam tinja.
e. DPT –HB
DPT-HB berguna untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus dan
hepatitis. Imunisasi ini diberikan pada usia 0-11 bulan dengan frekuensi 3 kali
pemberian dengan selang waktu 4 minggu. DPT mempunyai efek samping
demam ringan dan rasa nyeri didaerah penyuntikan dan akan sembuh dalam
waktu 2-3 hari
f. Campak
Penyebab penyakit campak adalah virus yang masuk dalam genus virus
morbili. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan
menular lewat udara melalui sistem pernapasan. Terutama percikan ludah
sesorang penderita.
Masa inkubasi 10-12 hari. Kadang-kadang 2-4 hari, gejala berupa demam,
lemah, gejala kemerahan pada mata dan radang pada tenggorokan saluran
napas. WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi berusia 9
bulan. Kekebalan akan bertahan selama 8-10 tahun dan akan menurun setelah
itu, pada negara maju diberikan pada usia 12-15 bulan.

61
2.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu untuk mencapai
kesejahteeraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan,
kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB merupakan usaha untuk mengukur
jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,
pemerintah merencanakan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan. Tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
meghindari kelahiran yang tidak diinginkan. keluarga berencana ialah suatu
usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga
bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarga atau masyarakat,
pencegahan konsepsi terjadi pembuahan mencegah pertemuan antara sel mani
(spermatozoa) dari pria dan sel telur (Ovum) dari wanita.
Istilah keluarga berencana (KB) dapat didukung dengan istilah
kontrasepsi yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang akan mengakibatkan kehamilan (kontra : mencegah,
konsepsi : pembuahan). Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur
(ovulasi). Sebelum ia mendapatan lagi haidnya selama menyusui (amenorhea
laktasi). Hal tersebut dipertimbangan sebagai salah satu metode keluarga
berencana. (Koes Irianto Ibad, 2014)
B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan KB yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Disamping itu KB diharapkan
dapat menghasilkan penduduk yang berkulitas. ( Dina dewi,wanodya, dkk
2021).
a. Mengatur interval diantara kehamilan
b. Menentukan jumlah anak dan keluarga
c. Mengontrol waktu saat saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

62
d. Mendapatkan kelahiran yang diinginkan.
C. Macam-macam Kontrasepsi Yang Dapat digunakan Ibu Menyusui
Jenis Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui .Berikut ini adalah beberapa
jenis kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui beserta risikonya:
1. Pil KB progestin
Pil KB yang mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan
kontrasepsi bagi ibu yang masih memberikan ASI eksklusif. Jenis KB ini
memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan. Meski
demikian, diharuskan untuk mengonsumsi pil KB tersebut pada jam yang
sama setiap harinya. Apabila melewati jadwal konsumsi, maka sebaiknya
menghindari berhubungan intim setidaknya selama 2 hari. kontrasepsi yang
cukup efektif dan aman untuk digunakan adalah pil KB atau kontrasepsi
oral. Hal itu disebabkan kesuburan akan kembali dengan cepat serta
memiliki manfaat tambahan (non-kontraseptif). Agar hasilnya maksimal,
penggunaan kontrasepsi oral harus dilakukan secara konsisten atau diminum
setiap hari. (Egiyatna, L., Prabandari, S., & Maulida, I. 2021).
2. Suntik KB
Jenis Kontrasepsi yang mengandung Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan 3 bulan
dengan cara disuntikan intramuskuler (di daerah bokong). Keuntungan KB
suntik 3 bulan sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh
perempuan usia >35 tahun sampai premenopouse, membantu mencegah
kanker endometrium daan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian
penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyakit radang panggul,
menurunkan krisis anemia bulan sabit. Efek samping yang ditimbulkan oleh
KB suntik 3 bulan siklus haid yang mendadak atau memanjang, pendarahan

63
yang banyak atau sedikit, pendarahan tidak teratur atau pendarahan bercak,
tidak haid sama sekali, klien sangat bergantung pada tempat sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik), tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, permasalahan berat badan
merupakan efek samping tersering, tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepatitis B,virus atau infeksi virus HIV,
terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian,
terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/kelainan
pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntik dari deponya (tempat suntik), terjadi perubahan pada lipis serum pada
penggunaan jangka panjang Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang, menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervestitas, jerawat KB
suntik 3 bulan dapat digunakan pada usia reproduksi, nulipra dan yang telah
memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai,
setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran,
telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok, tekanan
darah kontrasepsi kombinasi KB suntik 3 bulan tidak boleh digunakan pada
kondisi ibu hamil atau dicurigai hamil. (resiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran). Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya,
tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea,
menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, dan diabetes
militus disertai komplikasi. (Husna, A., & Rahmi, N. 2020).
3. Alat kontrasepsi dalam kulit Implant (AKDK)
Implant atau susuk KB adalah salah satu jenis kontrasepsi yang
pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit
pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. banyak
ibu yang memilih memakai implant karena kontrasepsi ini memiliki

64
keuntungan yaitu akseptor tidak harus minum pil ataupun suntik KB
berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk jangka waktu
pemakaian sekitar 2-5 tahun. Bilamana berencana untuk hamil, maka cukup
dengan melepaskan implant ini kembali. Namun efek samping yang
ditimbulkan dari pemakaian susuk KB ini antara lain adalah siklus
menstruasi menjadi tidak teratur. ( Hikmah, S. N., & Sulistyorini,
E. 2018).
4. Alat Kontrasepsi dalam Rahim IUD (AKDR)
Jenis kontrasepsi ini dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk huruf
„T‟ ke dalam rahim. Dalam jangka waktu 1-3 bulan setelah pemasangan,
perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan IUD masih
terpasang di tempatnya. IUD dengan progestin ini dapat digunakan hingga 5
tahun. Namun, berisiko mengalami gangguan menstruasi yang ditandai
dengan darah haid lebih sedikit atau bahkan berhenti sama sekali.
Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali pemasangan
untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman
karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah
IUD dilepas.
(Putri, R. P., & Oktaria, D. 2016).

65
2.7 DOKUMENTASI KEBIDANAN
1. Pengertian
Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan berguna untuk kepentingan
klien. Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan pencatatan dan
penyimpanan data-data yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan asuhan
kebidanan dan pelayanan kebidanan.(Wennyy indah purnama,kurniyati, 2022)
2. Fungsi Dokumentasi
fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal yaitu:
 Untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang telah di lakukan bidan
 Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapnya
3. Metode Dokumentasi
Metode penokumentasian yang digunakan dalam kebidanan meliputi SOAP
(subyektif, objektif, assessment, palinning,)
 S: adalah data subyektif
 O: adalah data obyektif
 A: adalah analysis/ assasment
 P: adalah planning
Urain di atas merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran
penatalaksanaan manajemen kebidanan.
S = Data Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung dari klien atau dari
keluarga. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
O = Data Obyektif Data obyektif (O) merupakan gambaran pendokumentasian yang
didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test
diagnostic dalam data fokus untuk mendukung assesment.

66
A = Analysis atau Assasment Analysis atau assasment (A), atau diagnosa yang ditegakan
berdasarkan data atau informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
P = Planning Planning atau perencanaan merupakan gambaran pendokumentasian
implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan
tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Dalam planning ini juga
harus mencatumkan evaluasi. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai.

67
BAB III

METODOLOGI

LTA

3.1 Desain Laporan Tugas akhir

Dalam menyusun laporan tugas akhir ini penulis menggunakan metode studi
kasus. Menurut (Nuriman 2021). Studi kasus merupakan studi intensif yang rinci
tentang satu unit realitas yang menekankan pada faktor-faktor yang berkontribusi
mengenai keberhasilan atau kegagalanya. Studi kasus ialah analisis intensif dari unit
individu, atau komunikasi, yang menekankan pada faktor perkembangan dalam
kaitanya dengan lingungan. Studi kasus juga sebagai metode penelitian yang
dilakukan secara perinci pada individu,kelompok insiden atau komunitas.

Untuk menggambarkan Asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan diagnosa G1P0A0


dengan menggunakan pendekatan manejemen kebidanan yang diperoleh dari data
primer dan data sekunder pada kasus kehamilan di PMB Bidan”S” Kabupaten Lebak
periode Desember 2021-Maret 2022. Langkah awal dilakukan dengan
mengidentifikasi data kasus kehamilan dan dipilih sesuai kriteria objek studi kasus
kehamilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan kriteria yang dipilih
ditentukan Ny ”S” sebagai objek studi kasus.

3.2 Tempat dan Waktu Laporan Tugas Akhir

Studi kasus ini dilakukan di PMB bidan “S” Kabupaten Lebak. Waktu pelaksanaan
yaitu dimulai pada Desember 2021 sampai dengan Maret 2022

68
3.3 Subjek Kriteria

3.3.1 Kriteria Subjek

Laporan tugas akhir ini berupa studi kasus yang diambil dari data primer dan
sekunder berdasarkan kriteria ibu hamil yang telah ditentukan diantaranya,
umur kehamilan 32-34 minggu pada ANC I, pasien tidak memiliki riwayat SC,
memiliki BPJS pasien tidak menghidap Hepatitis-B atau HIV-AIDS atau sifilis
pasien tidak memiliki penyakit penyerta pada kehamilan, pasien melakukan
USG pada trimester III, janin tunggal, pasien tidak memiliki resiko Covid-19.

Pada subjek laporan studi kasus ini adalah Ny ”S” usia 23 tahun G1P0A0 yang
diberikan asuhan sejak usia kehamilan 36 minggu sampai dengan masa nifas 6
minggu, perawatan BBL sampai usia 6 minggu dan KB.

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi kasus berdasarkan kriteria


tersebut ditentukan Ny. “S” sebagai subjek studi kasus.

3.3.2 Data Umum Subjek

Ny.” S” Umur 23 tahun,agama islam,suku sunda, lulusan SMA, seorang ibu


rumah tangga, riwayat pernikahan satu kali dan telah menikah selama 2 tahun
dengan Tn. “S” Umur 24 tahun agama islam, suku sunda, lulusan SMA, bekerja
sebagai PKD, alamat Ny.” S” di kampung Ela RT/RW 002/004. Kehamilan ini
merupakan kehamilan pertama dan belum pernah keguguran, dan ibu merasa
sangat senang sekali atas kehamilanya.

69
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dengan cara melakukan
wawancara dan anamnesa, pemeriksaan fisik secara head to toe, pemeriksaan
laboratorium dan observasi.

Teknik pengumpulan data primer,menggunakan format asuhan kebidanan dan analisa


data dengan menggunakan dokumentasi SOAP, dan adapun hasilnya terlampir.
Sedangkan teknik data sekunder diperoleh melalui catatan buku KIA dan buku
catatan kader.

3.5 Alat dan Bahan


a. Observasi
Alat dan bahan yang digunakan saat observasi dan pemeriksaan fisik ibu hamil
adalah; tensimeter, stetoskop, metlin, pengukur berat dan tinggi badan,
thermometer, penlight, reflex hamer, linex, kom kecil, bengkok, jam tangan,
handscoon bersih, dan kapas.
b. Wawancara
Alat dan bahan yang digunakan saat wawancara adalah; lembar informed
consent dan instrumen pengkajian.
c. Alat dan bahan persalianan adalah :
Apron, sepatu boot, masker, handuk kering, kain bersih, kecamata penutup
kepala. 2 pasang sarung tangan ,2 pasang sarung tangan DTT, atau steril, 1 buah
handuk bersih, 1/3 alas bokong ibu, selimut untuk mengganti, bedongan bayi ,
topi bayi, pakaian ibu gunting tali pusat , atau klem, bengkok gunting
episiotomy, klem ½ kocher, 1 pincet, anatomi 1 pincet sirugi, nalpodeer, benang
chromic 2.0 atau 3.0 oksitosin, lidokain, spuit 3 cc .
 Alat dan bahan untuk pemeriksaan ibu nifas adalah :

Tensi meter, stetoskop, thermometer, penlight, kapas dan air DTT, hanscond,
bengkok, larutan klorin 0,5%.

70
 Alat dan bahan untuk pemeriksaan bayi baru lahir adalah :

Pita meter, thermometer, stetoskop, spuit 1 cc, obat-obatan Vitamin K dan


Vaksin Hepatitis B, saep mata, kain bersih, baju bayi bersih, alat ukur berat
badan dan tinggi badan, dan bengkok.

 Studi Dokumentasi

Alat dan bahan yang digunakan saat melakukan studi dokumentasi adalah
catatan medik atau status pasien dan buku KIA

71
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Lokasi

PMB “S” Kabupaten Lebak merupakan salah satu pusat pelayanan


kesehatan dengan tempat perawatan di Kecamatan Pajagan Kabupaten Lebak.
Dalam pelayanan kesehatan terhadap pasiennya, pelayanan kesehatannya dari
mulai pendaftaran, pemeriksaan, pemberian obat. PMB “S” mempunyai beberapa
jenis pelayanan seperti persalinan 24 jam, pelayanan KB. PMB „S” mempunyai 1
gedung ada ruang pendaftaran

4.2 Hasil
4.2.1 Asuhan kehamilan
4.2.1.1 Kunjungan ANC Pertama
Dilakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama pada hari sabtu, 11
Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Penulis melakukan pemeriksaan
kehamilan pada Ny.”S” sebagai klien dalam asuhan komprehensif di PMB
bidan.”S” Kabupaten Lebak . Sebelumnya penulis melakukan persetujuan
teradap pasien yang akan dijadikan klien dalam asuhan kebidanan
komprehensif ini.
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah
keguguran. Dari hasil anamnesa didapatkan sering buang air kecil (BAK).
Riwayat menstruasi ibu haid pertama Pertama kali ibu pada umur 15
tahun, siklusnya 28 hari secara teratur lamanya 7 hari biasanya ganti
pembalut 2-4 kali sehari, dengan sifat darah encer tidak ada gangguan
selama haid. Riwayat pernikahan yaitu ini adalah pernikahan pertama,
pertama menikah pada umur 21 tahun dan suami pada umur 22 tahun. Usia
pernikahanya sudah 2 tahun. Hubungan ibu dan keluarga baik, rencana

72
persalinan di bidan, respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan sangat
merasa senang sekali. Pembuatan keputusan dalam keluarga bersama-sama
suami dan istri.
Aktivitas sehari-hari ibu rumah tangga haid terakhir (HPHT)
Tanggal 02 April 2021 (TP) Taksiran persalinan tanggal 09 Januari 2022.
Pergerkan janin yang ibu rasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan
pergerakan janin selama 10 Jam terakhir >10 kali. Ibu memeriksa
kehamilan di posyandu secara rutin. Status imunisasi TT2. Keluhan pada
trimester I ibu mengatakan mengeluh mual dan lemas, trimester II ibu
tidak ada keluhan, trimester III sering buang air kecil (BAK), pola nutrisi
yang ibu makan ibu makan 3x sehari dengan menu nasi,lauk pauk sayur
dan air putih 10 gelas per hari. Tidak ada pantangan dan alergi terhadap
makanan, minuman air putih 10 gelas per hari, pola istirahat ibu teratur,
ibu tidur siang 2 jam dan tidur malam 8 jam, Pola seksualitas frekuensi 1x
dalam seminggu dan tidak ada masalah dan keluhan. Pola hygene ibu
mandi 3 x sehari menggunakan sabun mandi cuci rambut 5 kali dalam
seminggu menggunakan shampoo, gosok gigi 3 x sehari memakai pasta
gigi, pakaian di ganti setiap habis mandi dengan menggunakan pakaian
yang menyerap keringat dan tidak ketat. Pola eliminasi lancer BAB 1x per
hari konsistensi lembek tidak ada masalah, BAK 11 x per hari warna
kuning jernih tidak ada keluhan yang dirasakan saat BAB dan BAK.
Riwayat penyakit sistematik, ibu, suami dan keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit sistematik seperti hipertensi, jantung, ginjal, asma, TBC,
hepatitis, diabetes mellitus, dan epilepsy. Perilaku kesehatan ibu tidak
pernah mengonsumsi jamu maupun obat-obatan, kecuali obat yang
dianjurkan bidan atau dokter, dan tidak mempunyai kebiasaan merokok
ataupun minum-minuman keras. Riwayat kontrasepsi, ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi KB.

73
Setelah melakukan anamnesa selanjutnya penulis melakukan
pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil pemeriksaan fisik pada Ny ”S”
yaitu keadaan umum baik, status emosional stabil, kesadaran
composmentis, BB 50 kg TB 149 cm LILA 24 cm, BB sebelum hamil 43
Kg. Tanda-tanda vital tekanan darah 116/76 mmHg, denyut nadi
81x/menit, pernafasan 21x/ menit, suhu tubuh 36,6˚C. Pemeriksaan fisik,
kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok,
muka tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, mata simetris,
konjungtiva tidak pucat, seclera tidak ikterik, palpebra tidak oedema,
telinga simetris dan bersih, hidung bersih tidak ada polip, mulut bersih,
tidak ada sariawan, tidak ada pembengkakan tonsil. Leher tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, payudara
simetris, puting susu menonjol (Positif/Positif) tidak ada benjolan, aerola
hiperpigmentasi, pengeluaran colostrum (Positif/Positif), tidak ada linea
nigra, tidak terdapat striae gravidarum, hasil palpasi uterus didapat hasil
Leopold I pada fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting, Leopold II
teraba tahanan memanjang seperti papan sebelah kiri, teraba bagian kecil
disebelah kanan. Leopold III teraba bulat, keras, melenting, leopold IV
teraba bagian terendah janin kepala sudah masuk PAP (Divergen) Tinggi
Fundus Uteri (TFU) 34 cm. Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) (34-11) x
155 = 3.565 gram. Auskultasi DJJ (positif) frekuensi 140 X/menit, teratur,
punctum maksimum dibawah pusat ibu sebelah kiri. pada pemeriksaan
genetalia vulva dan vagina tidak ada kelainan, labia mayor menutupi labia
minor, tidak ada pengeluaran (keputihan), tidak ada oedema dan tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak
ada hemoroid, ekstremitas tidak oedema dan varises, reflex patella
(positif/positif), pinggang tidak ada nyeri ketuk CVAT (Costo Vertebra
Angle Tendernes), pemeriksaan laboratorium HB 13,4 gr/dl Protein Urine
(negatif), Reduksi Urine (negatif), HbsAg (negatif), HIV/AIDS (Non

74
reaktif), Sifils (Non reaktif). Berdasarkan pemeriksaan diatas didapat
diagnosa kebidanan Ny“S” Umur 23 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu
janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
Asuhan yang diberikan kepada Ny.”S” pada kunjungan ANC
pertama diantaranya adalah meminta persetujuan kepada ibu,
memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan ibu
36 minggu, keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, memberikan
penkes tentang gizi seimbang bagi ibu hamil seperti nasi, ikan, daging,
udang, hati ampela ayam,tempe, tahu, telur, sayur-sayuran yang hijau ,
buah-buahan .
Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan di fasilitas kesehatan. Memberikan penkes kepada ibu tentang
ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan trimester III yaitu salah
satunya buang air kecil di malam hari . Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal (23 Desember 2021)
atau jika ada keluhan segera ke kembali ke PMB bidan. “S”
Hasil evaluasi yang didapatkan ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang telah di berikan serta mampu menyebutkan kembali apa yang
telah di jelaskan oleh bidan dan mau melakukan kunjungan ulang.
4.2.1.2 Kunjungan ANC Kedua
Pada Hari kamis, 23 Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Penulis
melakukan ANC yang kedua. Ny.”S” datang sesuai kesepakatan bersama.
Pada kunjungan kedua ibu mengatakan sering mengeluh sakit pinggang.
Keadaan umum baik, status emosional stabil, kesadaran composmentis,
tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 82x/ menit,
pernapasan 22x/ menit, suhu tubuh 36,6⁰C. Berat badan 51 kg, kepala
bersih tidak ada ketombe,tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, muka
tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum , mata simetris, konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebral tidak oedema, telinga simetris

75
Bersih, tidak ada serumen, tidak ada sumbatan, tidak ada infeksi, dan
bersih, hidung bersih tidak ada kotoran dan polip, mulut bersih tidak ada
sariawan, tidak ada pembengkakan tonsil, leher tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, payudara simetris, putting susu
menonjol (Positif/Posistif), tidak ada benjolan aerola hyperpigmentasi,
pengeluaran colostrum (Positif/Positif). Tidak ada linea nigra, tidak
terdapat striae gravidarum.
Hasil palpasi uterus didapat hasil leopod I pada fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting, Leopold II teraba tahanan memanjang seperti
papan sebelah kiri, teraba bagian kecil disebelah kanan. Leopold III teraba
bulat, keras, melenting, leopod IV teraba bagian terendah janin kepala
sudah masuk (PAP), pintu atas panggul (Divergen). Tinggi fundus uteru
(TFU) 34 cm. Taksiran berat badan jannin (TBJJ) 34-11) x 155 = 3.565
gram, Askultasi DJJ (Positif) frekuensi 150x/menit , teratur, puctum,
maksimum di bawah pusat ibu sebelah kiri, pada pemeriksaan genetalia
vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran (keputihan),
tidak ada oedema dan tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan tidak ada skene. Anus tidak ada hemoroid, ekstrermitas
tidak ada oedema dan tidak ada varises, reflex patella (Positif/positif),
pinggang tidak ada nyeri ketuk CVAT (Costo Vertebra Angle Tendernes).
Berdasarkan pemeriksaan diatas didapat diagnosa Ny“S”. Umur 23
Tahun G1P0A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intra uteri presentasi
kepala dengan kehamilan Primi gravida.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan
informed consent. Memberitahu hasil pemeriksaan bahawa ibu dan janin
dalam keadaan baik, mensuport ibu untuk tetap melanjutkan gizi seimbang
seperti nasi, lauk, sayur, buah dan mengatur pola makan yaitu mengurangi
makan makananan manis dan mengurangi karbohidrat agar tidak terjadi
kenaikan berat badan yang berlebihan.

76
Menjelaskan ketidaknyamanan fisiologis trimester III salah satunya
sakit pinggang, memberitahu kepada ibu jika sakit pinggang yang di
rasakan oleh ibu adalah ketidaknyamanan pada trimester III, dan
memberitahu ibu untuk senam hamil untuk mengurangi sakit pinggang
yang dirasakan oleh ibu pada saat hamil. Mengingatkan kembali kepada
ibu tentang tanda-tanda persalinan memberikan informasi pada ibu tentang
tanda-tanda persalinan yaitu terjadi mules yang teratur, keluar lendir
campur darah serta keluar cairan ketuban berwarna putih keruh yang
berbau amis. dan persiapan persalinan di fasilitas kesehatan serta
menyiapkan jaminan kesehatan yang akan digunakan ketika bersalin
karena ibu sudah memasuki usia kehamilanya 37 minggu dan harus segera
mempersiapkan untuk persalinan.

Memberitahu ibu untuk kembali melakukan pemeriksaan berikutnya 2


minggu mendatang tanggal 6 Januari 2022, atau ibu segera datang jika ada
keluhan. Ibu datang sebelum 2 minggu jadwal ANC III yang sudah
ditentukan

4.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan (INC)


Ibu datang kembali ke PMB bidan. ”S”. Satu minggu sebelum ANC III pada
tanggal 28 Desember 2021. Ibu mengatakan mules-mules dan keluar lendir
bercampur darah, tetapi belum keluar air-air. Setelah dilakukan pemeriksaan pada
ibu, Ibu sudah memasuki Fase persalinan dengan pembukaan 5 cm.
1. Kala Fase Aktif
Pada hari selasa,28 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, ibu datang ke PMB
bidan. “S” Kabupaten Lebak diantar oleh keluarganya mengeluh mules-mules
sejak pukul 11.00 WIB,semakin lama semakin sering teratur, keluar lendir
bercampur darah belum keluar air-air. Dilakukan pemeriksaan fisik dan
didapatakan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda
vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi
80x/menit,suhu 36,6ºC, tidak ada striae gravidarum dan tidak ada linea nigra,

77
Leopod I teraba bulat, lunak dan tidak melenting, Leopod II teraba tahanan
memanjang seperti papan di sebelah kiri, dan teraba bagian kecil sebelah kanan.
Leopod III teraba bulat keras, dan melenting, Leopod IV sudah masuk PAP
(Divergen). Divergen 3/5. TFU 34 cm. TBJJ: (34-11) x 155= 3.565 gram. DJJ
(Positif) teratur,frekuensi 135x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat
sebelah kiri bawah pusat, His : 4x/10‟/45”, kandung kemih kosong. Genetalia
vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedema, tidak ada pembengkaakan.
VT (Vaginal Touch), tidak ada tumor jalan lahir, portio tipis, pembukaan 5 cm,
ketuban (Positif), presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan
kepala Hodge II, tidak ada molase. Anus tidak ada hemoroid. Ekstremitas tidak
ada oedema dan tidak ada varises. Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas di
dapatkan Ny. “S” Umur 23 Tahun G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala I fase
aktif dengan janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemerikaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik,
memberitahu ibu posisi yang nyaman, mengajarkan ibu teknik relaksasi yang
baik, menganjurkan ibu untuk makan dan minum, di sela-sela his. Memberitahu
ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Memberikan support mental untuk ibu
untuk tetap sabar dan kuat. Menganjurkan suami untuk tetap menemani dan
memberikan support mental dan dukungan pada istrinya. Menyiapkan
kelengkapan alat-alat serta obat-obatan esensial untuk menolong persalinan, dan
pentalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan bayi seperti (Partus set,hecting
set,resusitas set, dan perlengkapan ibu dan bayi). Melakukan observasi keadan
umum, TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalinan sesuai partograf. Melakukan
pencatatan dokumentasi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Setelah dilakukan
pemeriksaan keadaan ibu dan janin baik, kesadaran composmentis, TTV dalam
batas normal, ibu sudah memilih posisi yang nyaman, kebutuhan nutrisi dan
cairan terpenuhi. Ibu mengerti dan mau melaksanakan semua anjuran bidan,
kebutuhan ibu dan bayi sudah disiapkan, observasi terlampir di partograf.

78
2. Kala II
Pukul 20.50 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat, ibu
merasa ada dorongan ingin meneran seperti BAB yang tidak dapat di tahan ibu
merasa keluar air-air dari jalan lahir. Keadaan Umum baik, kesadaran
composmentis, tekana darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit,
suhu 36,6ºC. DJJ (Positif), teratur, puctum maksimum sebelah kiri bawah pusat,
His : 5x /10‟/50” menit. Terlihat tanda tanda dan gejala kala II yaitu dorongan
meneran tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka,
vulva/vagina tidak ada kelainan . VT tidak ada tumor jalan lahir, portio tidak
teraba, pembukaan 10 cm, ketuban jernih presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri
depan, tidak ada molase, Hodge IV. Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa
Ny. “S”. Umur 23 Tahun G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala.
Penatalaksaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemerikaan bahawa pembukaan 10 cm, dan ibu siap
menghadapi persalinan. Melakukan persiapan diri, persiapan alat, dan persiapan
pasien.
Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan sesuai dengan
kenyamanan ibu, memberikan dukungan emosional kepada ibu, menganjurkan ibu
untuk mengejan pada saat ada his, memberikan suport mental pada ibu bahwa ibu
dapat melahirkan dengan normal, memberikan kebutuhan cairan kepada ibu di
sela-sela his, melakukan pertolongan perslinan dengan langkah APN. Pada pukul
21.35 WIB bayi lahir, bugar, segara menangis kuat, pergergerakan aktif, warna
kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, BB 3.600 gram,PB 51cm, LK 33cm, LD
35m cm , tidak ada cacat bawaan anus.
3. Kala III
Pukul 21.35 WIB, ibu mengatakan perutnya masih merasa mules kedaan
umum baik, kesadran composmentis, pada abdomen TFU, sepusat, uterus
globuler, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,

79
genitalia tampak tali pusat memanjang di depan vulva saat diregangkan, adanya
semburan darah dari jalan lahir, perdarahan + 100 cc. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan diagnosa Ny. “S” Umur 23 Tahun P1A0 partus kala III.
Penatalaksanan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, memastikan janin
tunggal kandung kemih kosong. Menyuntikan oksitosin 10 IU 1 cc segera setelah
bayi lahir secara IM 1/3 anterolateral di paha kanan bagian atas luar. Melakukan
PTT (Peregangan tali pusat terkendali) dengan melihat 3 tanda pelepasan
plasenta, yaitu uterus globuler, adanya semburan darah dari jalan lahir tali pusat
memanjang. Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, melakukan
masase fundus uteri selama 15 detik, mengajarkan ibu dan keluarga cara masae
fundus uteri, Ibu dan keluarga dapat melakukan masase fundus uteri selama 15
detik dan mengajarkan ibu secara mandiri. Memeriksa kelengkapan plasenta,
memeriksa adanya laserasi perineum: Terdapat laseras derajat II. Pukul 21.40
WIB Plasenta lahir lengkap, selaput dan kotiledon lengkap, tidak ada kelainan
plasenta.

4. Kala IV
Pukul 21.55 WIB, Ibu masih merasa lemas, keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
21x/menit, suhu 36,5⸰C. Abdomen kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong. Genitalia terdapat laserasi perineum derajat II,
jumlah darah yang keluar + 60 cc. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di dapat
diagnosa Ny.” S” Umur 23 Tahun P1A0 partus kala IV.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, terdapat robekan
dari jalan lahir derajat II . Melakukan penjahitan luka perineum dengan anatesi
local lidocain 2% dengan aquades 1:1

80
Memberikan kenyamanan pada ibu dengan membersihkan dan
merapihkan ibu. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi cairan dan
beristirahat. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan BAK
atau BAB setelah 2 jam persalinan, melakukan observasi, KU, TTV, kontraksi
uterus, TFU, perdarahan, kandung kemih, setiap 15 menit pada 1 jam pertama,
dan setiap 30 menit pada jam kedua. Memberikan terapi obat dan memberitahu
cara minumnya. Vitamin A 200.000 IU. Kapsul pertama setelah melahirkan,
kapsul kedua 24 jam setelah melahirkan, paracetamol 3x1 setelah makan,
amoxcillin 1 tablet 3x1 setelah makan, tablet Fe 1x1 60 mg tablet diminum
sebelum tidur. Mendekontaminasikan alat dan melakukan pemantauan kala IV
seseuai dengan partograf dan dokumntasi asuhan kebidanan.
4.2.3 Asuhan Kebidanan Nifas
a. Kunjungan Nifas 6 jam
Selasa,28 Desember 2021 pukul 03.00 WIB,Ibu mengatakan tidak ada
keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan berjalan serta sudah BAK. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
status Emosional stabil, Tanda-tanda Vital, Tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 85x/menit,respirasi 20x/menit, suhu 36,6ºC, muka tidak pucat tidak
oedema. Konjungtiva tidak pucat, sklera dan palpebral tidak oedema. Leher
tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Payudara
simetris, putting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan
dan nyeri tekan, pengeluaran colostrum (Positif/positif). Abdomen TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, dan teraba keras, kandung kemih
kosong. Genetalia Vulva/ Vagina tidak ada oedema, terdapat laserasi laserasi
derajat II, perdarahan + 50 cc. Ektrermitas tidak ada oedema, tidak ada
varises dan tidak ada tanda homan. Dari hasil pemeriksaan dapat didiagnosa
Ny.”S” Umur 23 Tahun P1A0 postpartum 6 jam.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.

81
Memberikan KIE tentang asuhan bayi baru lahir, dan selalu menjaga
kehangatan bayi. Memberikan informasi tentang ASI Ekslusif yaitu
memberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan. Memberitahu
kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat Memberikan terapi Fe 1x
60 mg.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 2 hari berikutnya yaitu tanggal
30 Desember 2021. Setelah diberi penjelasan ibu dan suami mengerti dan
mau melakukan anjuran yang telah diberikan atau bila ada keluhan
b. Kunjungan Nifas 2 Hari
Hari kamis, tanggal 30 Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan berjalan serta
sudah bisa beraktifitas seperti biasa.
Hasil pemeriksaan keadaan baik, kesadaran composmentis,status
emosional stabil. Tanda-tanda Vital, tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi
20x/menit,nadi 84x/menit, suhu 36,6ºC. Pemeriksaan mata konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak pucat, tidak oedema, pemeriksaan
payudara putting susu menonjol, tidak bengakak, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar dan banyak, pemeriksaan abdomen
TFU 2 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
pemeriksaan genetalia bersih dan tidak terdapat infeksi, terdapat luka jahitan,
tidak ada oedema dan varises, lochea rubra. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan Diagnosa Ny. “S” Umur 23 tahun P1A0 nifas 2 hari.
Penatalaksanan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed
consent. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang untuk ibu nifas Seperti yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum air putih 10
gelas perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu
untuk tidak membatasi makanan apapun. Memberikan informasi tentang
personal hygine pada ibu nifas yaitu sering ganti pembalut dan pakaian dalam

82
setiap hari minimal 2 kali sehari.. Memberitahua ibu untuk minum tablet Fe
1x 60 mg.
emberitahu ibu untuk kunjungan nifas 7 hari berikutnya yaitu tanggal 6
Januari 2022 atau jika ada keluhan
Hasil Evaluasi, Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh bidan, dan
mau mengikuti anjuran yang telah diberikan dan ibu menyetujuinya.
c. Kunjungan Nifas 7 Hari
Pada hari Kamis, 06 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan
selama 7 hari masa nifas ibu tidak ada keluhan napsu makan baik, BAK dan
BAB lancar, ibu merasa istirahat cukup, mengganti pembalut 1-2 kali sehari,
ibu tidak ada keluhan.
Dilakukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. Keadaan emosional stabil. Tanda- tanda vital tekanan darah
110/80 mmHg, Respirasi 20x/menit,nadi 84x/menit,suhu S:36,6 ºC.
Pemeriksaan mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak
pucat, tidak oedema, pemeriksaan payudara putting susu menonjol, tidak
bengakak, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar
dan banyak. Abdomen TFU berada di pertengahan simpisis dan pusat.
Kandung kemih kosong. Genetalia vulva/vagina bersih, lochea sanguilenta.
Anus tidak ada hemoroid . Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises
dan tidak ada tanda homan dan reflek patella (positif/positif). Dari hasil
pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny “S” umur 23 tahun P1A0 post partum 7
hari.
Penatalaksanaa yang dilakukan melaukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Memberitahu ibu untuk selalu istirahat yang cukup
Mengingatkan krmbali tentang personal hygene pada ibu nifas.yaitu, sering
ganti pembalut 2 kali sehari

Menganjurkan ibu untuk tidak membatasi makanan.

83
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk minum tablet Fe 1 x 60 mg

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 4 minggu pada tanggal


25januari 2022 atau apabila ada keluhan segera ke PMB bidan. “S”
Hasil Evaluasi Ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan, dan mau
mengikuti anjuran yang telah diberikan,dan ibu menyetujuinya.
d. Kunjungan Nifas 28 hari
Pada Selasa 25,Februari 2022 Pukul 10.00 WIB, Ibu mengatakan tidak ada
keluhan. Dilakukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. Keadaan emosional stabil. Tanda- tanda vital tekanan darah
110/70 mmHg, Respirasi 21x/menit,nadi 83x/menit,suhu 36,6 ºC. Pemeriksaan
mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak pucat, tidak
oedema, pemeriksaan payudara putting susu menonjol, tidak bengakak, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar dan banyak. Abdomen
TFU tidak teraba , kandung kemih kosong. Genetalia vulva/vagina bersih, lochea
Alba. Anus tidak ada hemoroid . Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises
dan tidak ada tanda homan dan reflek patella (positif/positif). Dari hasil
pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny “S” umur 23 tahun P1A0 post partum 28
hari.
Penatalaksanan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed
consent, Memberikan Konseling KB. Ibu mengerti dan berencana ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan . Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap
minum obat (Vitamin tablet Fe 1 x 60 mg) secara rutin
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 minggu yaitu pada tanggal 9 febuari
2022 atau jika ada keluhan, segera kembali ke PMB bidan. “S”

Hasil Evaluasi Ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan, dan mau
mengikuti anjuran yang telah diberikan,dan ibu menyetujuinya.

84
e. Kunjungan Nifas 42 Hari
Pada hari rabu, 09 febuari 2022 pukul 11.00 WIB. Ibu mengatakan tidak
memiliki keluhan, ibu sudah bisa melakukan pekerjaan rumah dan ingin
menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
Dilakukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
Keadaan emosional stabil. Tanda- tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
Respirasi 22x/menit,nadi 80x/menit,suhu 36,6ºC. Pemeriksaan mata konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak pucat, tidak oedema, pemeriksaan
payudara putting susu menonjol, tidak bengakak, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar dan banyak.
Hasil pemeriksaan Abdomen TFU tidak teraba. Kandung kemih kosong.
Genetalia vulva/vagina bersih, lochea Alba warna putih bening. Anus tidak ada
hemoroid . Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada tanda
homan dan reflek patella (positif/positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny “S” umur 23 tahun P1A0 post
partum 42 hari.
Adapun penatalaksanan yang dilakukan pada Ny. S” adalah melaukan
informed consent, memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik. Menyiapkan alat dan bahan untuk menyuntikan KB suntik 3 bulan.
Memposisiskan ibu untuk duduk dan menyuntikan KB suntik 3 bulan. Depo
Medroxsyprogesterone acetat 1 mg secara IM di daerah 1/3 bagian atas bokong
ibu dari tulang (Spina iliaka Superior Anterior) sampai Os Coxigis. Ibu sudah
disuntik KB.Ibu sudah disuntik. Mengingatkan Kembali untuk Personal Hygene.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang KB pada tanggal 8 Mei 2022,
Ibu menegrti apa yang telah disampaikan oleh bidan, dan mau melakukakanya.
4.2.4 Asuhan pada Bayi Baru Lahir (Neonatal)
1. Bayi Baru lahir

Selasa,28 Desember 2021 Pukul 21.35 WIB,K/U: baik,bayi lahir


bugar, bayi lahir cukup bulan, ketuban jernih, menangis kuat, warna kulit

85
kemerahan, pergeraka aktif, jenis kelamin laki-laki, Anus (positif), cacat
(Negatif) dari hasil pemeriksaan diatas didapatkan diagnosa Neonatus Ny.”S”
segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa gestasi

Penatalaksana yang diberikan melakukan informed consent.


Melakukan penilaian awal pada bayi, dalam keadaan baik. Mengeringkan
bayi segera setelah lahir, menjaga kehangatan bayi. Melakukan jepit potong
tali pusat, Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap dalam keadaan
hangat, bayi sudah di selimuti, melakukan inisiasi menyusu dini IMD.
Memberikan Vitamin K1 parenatal dengan dosis 1 mg pada 1/3 anterolateral
paha kiri bayi secara IM. Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % pada mata
bayi kanan dan kiri. Melakukan perawatan bayi baru lahir normal. Keadaan
umum bayi baik, kehangatan bayi terjaga dan bayi sudah mendapatkan
Vitamin K dan salep mata serta IMD dalam waktu 30 menit.

2. Neonatus 6 Jam
Selasa, 28 Desember 2021 Pukul 05.00 WIB. Ibu mengatakan saat ini
bayinya dapat menyusu dengan baik, dan bayi sudah BAK dan BAB.
Kemudian dialakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam didapatkan hasil
kedaan umum bayi baik. TTV HR : 133 x/menit ,S: 36.6C, RR 48x/menit,
Antopometri berat badan 3.600 gram,Panjang badan 51 cm,lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 35 cm.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan , pemeriksaan fisik kepala tidak
ada caput succadeneum dan tidak cepal hematom. Muka simetris, tidak ada
oedema. Mata simetris, sklera tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat.
Hidung simetris, bersih tidak ada polip. Terdapat 2 lubang hidung dan septum
berada di tengah. Telinga simetris bersih dan daun telinga terbentuk. Mulut
tidak ada labiskizis, tidak ada palatoskizis,dan tidak ada labiopalatoskizis.
Dada simetris tidak ada retraksi dinding dada, putting susu sudah terbentuk
dan bunyi jantung normal. Abdomen simetris, cembung dan tidak ada

86
perdarahan tali pusat. Punggung tidak ada spina bifida,tidak ada bercak
mongol, ekstremitas simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil atau
brakidaktil. Genitalia Testis sudah turun, skrotum sudah ada, kulit kemerahan
Refleks Rooting (positif) Sucking (positif) Grasphing (positif) Swallowing
(positif) Moro (positif) Babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaandidaptakan diagnosa Ny.” S” Umur 6 jam
cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Penatalaksanaaan yang dibrikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan.
Menjaga kehangatan bayi. Menyuntikkan imunisasi HB0 0,5 cc di
anterolateral paha kanan bayi. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin. Menganjurkan ibu kunjungan ulang bayinya 2 hari
kemudian tanggal 30 Desember 2021 atau segera apabila ada keluhan.
Menganjurkan ibu kunjungan ulang bayinya 2 hari kemudian tanggal
30 Desember 2021 atau segera apabila ada keluhan. Keadaan umum bayi
baik,bayi menghisap kuat, sudah diberi HB 0, ibu mengerti dan mau
melakukan anjuran yang telah diberikan.
3. Neonatus 2 Hari
Pada hari kamis, 30 Desember 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan
bayinya sehat, menyusu kuat. Dan dilakukan pemeriksaan pada bayi, tidak
ada retraksi pada dinding dan tali pusat belum puput.
Kemudian dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir 2 hari. Didapatkan
hasil pemeriksaan keadaan umum baik, HR 136 x/menit, S: 36,5⸰C RR:
48x/menit, berat badan 3.700 gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 35 cm.
Dilakukan hasil pemeriksan didapatkan, Kepala bersih , muka tidak ada
oedema , sklera tidak ikterik hidung bersih, tidak ada secret, mulut bersih,
tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung normal. Abdomen tidak ada
benjolan, tali pusat belum puput dan masih basah. Punggung tidak terdapat

87
spina bifida dan tidak ada bercak mongol. Reflek rooting (positif), Sucking
(positif), grasphing (positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky
(positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa neonatus Ny. “S” umur 2 hari
cukup bulan sesuai masa kehamilan
Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi
baru lahir. Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu tidak
mau menyusu, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, napas terlalu cepat
atau terlalu lambat {normal 40-60 x/m}, ada tarikan dinding dada kedalam
yang sangat kuat, merintih, teraba demam > 37.5 °C, teraba dingin <36,5°C
nanah yang banyak di mata pusar kemerahan meluas kedinding perut
diare,dan tampak kuning perut dan kaki. Menganjurkan ibu untuk menjemur
bainya sesering mungkin. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 7 hari
kemudian pada tanggal 6 Januari 2022
4. Neonatus 7 Hari
Pada hari kamis, 6 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tali
pusatnya sudah puput pada hari ke 4 dan bayinya hanya diberi ASI dan sering
dijemur setiap pagi. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum
baik, TTV HR : 137 x/menit ,S: 36.0C, RR 48x/menit, Antopometri berat
badan 3.800 gram, Panjang badan 51 cm., Lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
36 cm. Kepala bersih dan tidak ada kelainan, muka tidak ada oedema. Mata
sklera tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Hidung bersih tidak ada secret,
tidak ada retraksi dinding dada, dan bunyi jantung normal. Abdomen tali pusat
sudah puput, infeksi (negatif). Kulit bersih dan kemerahan, ekstremitas tidak
ada kelainan. Punggung tidak terdapat spina bifida, tidak ada bercak mongol.
Reflek rooting (positif), Sucking (positif), grasphing (positif), swallowing
(positif), moro (positif), babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. S” umur 7 hari cukup bulan
sesuai masa kehamilan.

88
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan di berikan. Ibu
mengerti. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjemur bayinya setiap
pagi.
KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Memberikan ASI sesering
mungkin 2 jam sekali. Menganjurkan ibu untuk Imunisasi BCG dan polio 1.
Ibu mengerti.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 28 hari kemudian pada tanggal
25 januari 2022 atau jika ada keluhan.
5. Neonatus 28 Hari
Pada hari selasa, 25 januari 2022 pukul 10.00 WIB. Dilakukan
pemeriksaan 28 hari, dari hasil anamesa Ibu mengatakan tidak ada keluhan
pada bayinya , BAK dan BAB lancar, menyusu kuat, bayi hanya diberikan
ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum baik, TTV HR:
138x/menit,S:36,0⸰C, RR: 48x/menit, Antropometri berat badan 4.200
gram,panjang badan 52 cm, Lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 37 cm. Mata
konjungtiiva tidak pucat, tidak anemis, sklera tidak ikterik. Leher tidak ada
pembengkakan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Dada tidak ada
retraksi dinding dada, bunyi jantung normal. Abdomen tidak ada benjolan tali
pusat sudah puput, tida ada infeksi. Ekstermitas tidak ada oedema. Genetalia
BAK dan BAB lancar. Reflek rooting (positif) Sucking (positif), grasphing
(positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa neonatus Ny.”S” umur 28
hari cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan, dan asuhan yang akan diberikan. Ibu
mengerti.
Memberikan KIE tentang imunisasi. Ibu mengerti.

89
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 42 hari kemudian pada
tanggal 9 februari 2022 atau jika ada keluhan. Ibu bersedia dan menegrti.
6. Neonatus 42 Hari
Pada hari rabu, 9 februari 2022 Pukul 10.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan
bayi 6 minggu, dari hasil anamesa. Ibu mengatakan bayinya sehat, BAK dan
BAB lancar, menyusu kuat, bayinya hanya di berikan ASI saja tanpa tambahan
makanan. Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi BCG dan Polio I.
Dilakukan Pemeriksaan kedaan umum bayi baik, TTV HR 148x/menit, S:
36.6C,RR: 49x/menit, Antropometri BB 4.500 gram PB 52 cm, lingkar kepala
36 cm, lingkar dada 37 cm. Mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
leher tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
Dada tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal. Abdomen tidak ada
benjolan, perut agak cembung, pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas
tidak oedema Genitalia BAK dan BAB lancar Reflek rooting (Positif), Sucking
(Positif), grasping (Positif), Swallowing (Positif), Moro (Positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Neonatus Ny. “S” Umur 42
hari sesuai masa gestasi
Penatalaksanna yang dilakukan pada By.Ny.”S”adalah melakukan
informed consent. Memberitahu hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti.. Menganjurkan ibu untuk mengikuti posyandu,
membawa bayinya tiap bulan untuk memriksa pertumbuhan dan perkembangan
dan juga imunisasi tiap bulan dengan imunisasi dasar lengkap. Ibu menegrti.
Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada keluhan pada bayi.

90
4.3 Pembahasan

4.4.1 Asuhan Kebidanan Pada kehamilan (Antenatal)


1. Kunjungan ANC Pertama
Pada kasus Ny. “S” didapatkan data bahwa ibu memeriksa
kehamilannya 6 kali saat trimester I satu kali, pada trimester II 3 kali
pada trimester III yaitu setiap 2 minggu sampai 1 minggu tiba masa
kelahiran. Berdasarkan jumlah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
Ny. “S” sesuai dengan pernyataan (Sari priyanti, dkk,Tahun 2020).
Pelayanan anternatal (Anternatal care/ ANC) pada kehamilan normal
minimal 6x dengan rincian 2x di trimester I, 1x di trimester 2, dan 3x
pada trimester 3. Minimal 2x di periksa oleh dokter saat kunjungan 1 di
trimester I, dan saat kunjungan ke 5 di trimester 3.
2. Kunjungan ANC Pertama Pada Trimester III

Pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester III dilakukan hari


sabtu 11 desember 2021 pada pukul 10.00 WIB. Sebelum melakukan
pemeriksaan penulis melakukan perstujuan sebelum melakukan tindakan
kepada Ny. “S” untuk melindungi pasien dan juga dan juga tenaga
kesehatan untuk mengindari hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu untuk
memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk menghindari adanya salah
satu pihak yang dirugikan maka wajib memberikan informasi sejelas-
jelasnya agar pasien dapat mempertimbanhkan apa yang terjadi terhadap
dirinya menurut teori haryanti octaria (2016). Setelah mendapatkan
persetujuan dari Ny. “S” kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Ny.
“S” secara head to toe dan melalalui wawancara, terdapat keluhan Ny. “S”
ini merupakan kehamilan pertama dan belum pernah keguguran. Ibu tidak
mempunyai riwayat penyakit tetapi ibu merasa cemas terhadap kehamilanya
dan menghadapi persalinan nanti E-Biomedik (2018) seorang wanita
mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya terutama pada trimester
III adalah kecemasan yang sering ditemukan pada ibu hamil primigravida

91
kecemasan pada ibu hamil dapat ditimbulkan khususnya pada trimester III
kecemasan yang dialami antara lain khawatir bayi yang dilahirkan tidak
normal, nyeri yang akan di rasakan pada saat melahirkan.

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah


keguguran. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ibu yaitu
pada tanggal 2 April 2021. Maka taksiran persalinan (TP) ibu yaitu 9
Januari 2022. Perhitungan ini menggunakan rumus neagle sesuai teori
(Rismalinda,2015) dengan ketentuan yaitu rumus pertama: Hari +7, bulan -
3, tahun +1. Rumus ini digunakan jika HPHT dan siklus menstruasi berada
dibulan keempat (April) dan seterusnya. Rumus kedua : Hari +7, bulan +9,
tahun tidak ditambahkan atau dikurang. Rumus ini digunakan jika HPHT
dari siklus menstruasi berada pada bulan kesatu (Januari) hingga bulan
ketiga (Maret).

Dilakukan beberapa pemeriksaan seperti TTV (Tanda-Tanda


Vital), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan
TTV yaitu TD: 116/76 mmHg, N: 81x/m, S: 36,5⸰C. Dari hasil TTV
didapatkan TD ibu normal. Kemenkes RI (2016) menyatakan 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
BB ibu yaitu 51 kg dan BB sebelum hamil 43 kg dengan hasil IMT 22,52
termasuk normal karena menurut Kemenkes RI (2016) Indeks masa tubuh
19,8 sampai dengan 26,0 adalah normal. Dalam hal ini ibu tidak mengalami
penambahan berat badan yang signifikan dan masih dalam batas normal.
Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilihat dari pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) ibu 24 cm menurut Kemenkes RI (2016) disebut KEK
apabila ukuran LILA <23,5 cm, yang merupakan menggambarkan
kekurangan pangan dalam jumlah maupun kualitasnya. Pada imunisasi TT
(Tetanus Toksid) diberikan 2 kali selama hamil dengan dosis 0,5 cc,
pemberian pada kehamilan sebelumnya atau pada saat calon pengantin

92
Kemenkes RI (2016) dari hasil pemeriksaan ibu sudah melakukan imunisasi
TT2.

Hasil palpasi abdomen didapatkan hasil Leopold I teraba bagian


bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin), hal tersebut sesuai dengan teori
Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan Leopold I untuk menentukan bagian
yang ada fundus. Leopold II sebelah kiri perut ibu teraba tahanan
memanjang seperti papan dan sebelah kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin, hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa
pemeriksaan Leopold III teraba bagian bulat , keras, melenting (Kepala
janin) hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pemeriksaan
Leopold III untuk bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis untuk
menyimpulkan apakah bagian bulat, keras lunak melenting atau tidak
melenting. Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP. Hal
tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan Leopod
IV untuk melakukan sampai mana bagian terendah janin sudah masuk PAP
atau belum, selama kehamilan sesuai dengan teori yang ada. Pada
pemeriksaan puncak rahim atau tinggi fundus uteri (TFU) 34 cm, TBJJ =
(34-11) X 155 =3.565 gram. Dihitung menggunakan Johnson- Toshack
yaitu BB (Berat Badan Bayi) = (TFU –N ) x 155. BB dalam satuan gram
dan nilai N sebesar 11, 12 atau 13 disesuaikan dengan penurunan kepala
bayi Khoiroh (2019) pada penentuan letak janin dan detak jantung (DJJ)
didapatkan hasil presentasi janin kepala DJJ normal yaitu 140x/menit. Batas
normal frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 per menit
Muhammad (2017). Pada pemeriksaan genetalia vulva adan vagina tidak
ada kelainan, labia mayor menutupi labia minor, tidak ada pengeluaran
(Keputihan), tidak ada oedema dan tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak ada hemoroid.
Eekstermitas tidak oedema dan varises, reflex fatella (Positif/positif),
pinggang tidak ada nyeri ketuk CVAT (Costo Vertebra Angle Tendernes).

93
Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, dilakukan juga pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan didapat hasil hasil, Hb
13,4 gr/dl Protein Urine (Negatif), Reduksi urine (Negatif), HbsAg
(Negatif), HIV/AIDS (Non reaktif), Sifilis (Non reaktif). Pemeiksaan ini
dilakukan sebagai salah satu standar pemeriksaan kehamilan 10 T sesuai
teori dari Kemenkes RI (2016), yaitu pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, protein
urine, dan pemeiksaan spesifik daerah edemis atau epidemic (malaria, IMS,
HIV dan lain-lain).

Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas didapatkan diagnosa Pada


Ny. “S” Dengan Kehamilan Primigravida umur 23 tahun hamil 36 minggu
janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. “S” memberikan


informasi tentang ketidaknyamanan pada trimester III yaitu seperti sering
BAK disebabakan ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ
tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum
hamil. Proses penyaring tersebut menghasilkan lebih banyak urine.
Kemudian janin dan plasenta membesar memberikan tekanan pada kandung
kemih sehingga menjadikan ibu hamil sering buang air kecil ke kamar
mandi. Cara mengatasinya sering buang air kecil, buang air kecil
sepenuhnya saat buang air kecil, pastikan ibu sudah mengosongkan kandung
kemih sepenuhnya, jangan menahan pipis, hindari mengkonsumsi minuman
dieuretik seperti (teh,kopi atau minuman kola), minum air putih
secukupnya, rutin melakukan senam kegel untuk mlatih dan menguatkan
otot panggul. Latihan ini bisa membantu ibu hamil mengontrol kandung
kemih dan mengurangi frekuensi buang air kecil menurut Sutanto (2019)

Memberikan pelayanan kebidanan di fasilitas kesehatan secara gratis pada


ibu hamil sampai dengan nifas 6 minggu. Pemilihan tempat bersalin dan

94
penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada
kesehatan ibu. Tempat yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas
kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga kesehatan yang siap menolong
sewaktu-waktu apabila terjadi komplikasi persalinan atau memerlukan
penanganan kegawatdaruratan persalinan aman untuk memastikan bahwa
ibu dapat menerima asuhan yang ibu perlukan pada saat persalinan dan
memastikan ibu melahirkan dengan tenaga terampil. Tempat persalinan
yaitu tempat yang dipilih oleh ibu dan keluarga untuk membantu proses
persalinan. Karena persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai penyulit
penolong persalinan dan tempat atau fasilitas persalinan saling berkaitan
erat. Penolong persalinan dan fasilitas pelayanan kesehatan sangat
berpengaruh terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi karena dapat
mendeteksi lebih dini kemungkinan komplikasi terjadi resiko kesakitan dan
kematian pada ibu dan bayi. Persalinan yang aman adalah persalinan yang
dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil.
Sedangkan pertolongan persalinan oleh tenga kesehatan yang dimaksud
adalah tenaga kesehatan yang profesional yang telah melalui pendidikan
formal seperti dokter, bidan, dan tenaga para medis lainya yang sudah
terlatih dan terampil dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu
dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat masalah atau komplikasi yang
terjadi, akan cepat diketahui dan segera dapat ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunkan peralatan yang aman, bersih dan steril, sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainya. Indriyani (2016).

Memberikan informasi tentang gizi seimbang bagi ibu hamil


seperti nasi, ikan, daging, udang, hati ampela ayam,tempe, tahu, telur,
sayur- sayuran yang hijau dan buah-buahan menurut teori Pantiawati dan
Saryono

95
(2016) gizi seimbang sangat penting pada ibu hamil. Hal ini bersangkutan
dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan yang ada di dalam
kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu, pendukung proses
kehamilan makanan dan diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta,
uterus, buah dada, organ lain.

Memberikan Informasi tentang tanda-tanda persalinan dan


persiapan persalinan di pasilitas kesehatan menurut teori Kurniarum (2016)
ibu hamil diberikan informasi tentang tanda-tanda persalinan dalam
kehamilan yaitu agar ibu dapat mempersiapkan diri dalam proses
persalianan dan tidak cemas saat waktunya tiba

Berikut ini tanda tanda persalinan adalah : Timbulnya kontaksi uterus,


nyeri melingkar, pinggang terasa sakit, sifatnya teratur, Interval makin
lama makin pendek dan kekuatanya makin besar, mempepunyai pengaruh
pada pendataran atau pembukaan serviks menurut teori Kurniarum 2016.

Menganjurakan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu


kemudian pada tanggal 23 Desember 2021 atau jika ada keluhan. Segera
kembali ke PMB. ”S”

3. Kunjungan ANC Kedua Pada Trimester III

Pada hari kamis, tanggal 23 Desember 2021 Pukul 10.00 WIB. Dilakukan
pemeriksaan kedua. Ibu mengeluh sering Sakit pinggang. Keadaan umum baik,
status emosional stabil, kesadran composmentis, tanda-tanda vital ekanan darah
:110/70 mmHg, denyut Nadi: 82x/menit, pernafasan :22x/menit,suhu :36,6⁰C.
Usia kehamilan 37 minggu.

Dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen untuk mengetahui posi janin,


yaitu mengetahui bagian teratas posisi janin, bagian punggung janin, bagian-
bagian kecil janin dan bagian terendah posisi janin. Hasil palpasi abdomen
didapatkan hasil yaitu Leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong

96
janin), hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan bagian yang ada pada fundus. Leopod II sebelah
kiri perut ibu teraba tahanan memanjang seperti papan dan sebelah kiri ibu
teraba bagian-bagian kecil janin. Leopold III teraba bagian bulat, keras,
melenting (Kepala janin) hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa
pemeriksaan Leopold III untuk bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis
untuk menyimpulkan apakah bagian bulat, keras, lunak, melenting atau tidak
melenting. Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP. Hal tersebut
sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan Leopold IV untuk
melakukan sampai mana bagian terendah janin apakah sudah masuk PAP atau
belum, selama kehamilan sesuai teori yang ada. Pada pemeriksaan puncuk rahim
atau Tinggi Fundus. TFU) 34 cm, TBJJ = (34-11) X 155 =3.565 gram. Dihitung
menggunakan Johnson- Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) = (TFU –N) x
155. BB dalam satuan gram dan nilai N sebesar 11, 12 atau 13 disesuaikan
dengan penurunan kepala bayi Khoiroh (2019) pada penentuan letak janin dan
detak jantung (DJJ) didapatkan hasil presentasi janin kepala DJJ normal yaitu
140x/menit. Batas normal frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160
per menit Muhammad (2017). Pada pemeriksaan genetalia vulva adan vagina
tidak ada kelainan, labia mayor menutupi labia minor, tidak ada pengeluaran
(Keputihan), tidak ada oedema dan tidak ada varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak ada hemoroid. Eekstermitas tidak
oedema dan varises, reflex fatella (Positif/positif), pinggang tidak ada nyeri
ketuk CVAT (Costo Vertebra Angle Tendernes).

Berdasarkan pemeriksaan diatas dapat didiagnosa Ny. “S” Dengan


Kehamilan Primigravida umur 23 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala.

Pada kunjungan ANC kedua memberikan informasi ketidaknyamanan


pada trimester III yaitu seperti sakit pinggang, menurut teori Sutanto (2019)
sakit pinggang yang dirasakan oleh ibu hamil adalah ketidaknyamanan fisiologis

97
pada trimester III. Sakit pinggang disebabkan oleh meningkatnya tekanan dan
berat kehamilan, akibat gaya gravitasi dari janin di dalam perut. Cara
mengatasinya yaitu dengan hindari mengangkat beban berat dan jangan
membungkuk jika mengambil barang di lantai, lakukan senam hamil, hindari
menggunaan sepatu berhak tinggi, gunakan bantal untuk meluruskan pungung,
jangan berdiri terlalu lama. (Sutanto 2019).

Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan menurut


teori (Kurniarum 2016). Yang merupakan tanda pasti persaliana adalah.
timbulnya kontraksi uterus, nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan, pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan. Sifatnya teratur,
interval, makin lama makin pendek dan kekuatanya makin besar, sifatnya
teratur, mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.

Dari hasil evaluasi. Ibu menegerti apa yang telah di jelaskan oleh bidan
dan mau melakukanya, karena usia kehamilan ibu sudah memasuki 37 minggu
Ibu akan mempersiapkanya untuk persalinan.

Memberitahu ibu untuk kembali melakukan pemeriksaan berikutnya 2


minggu mendatang tanggal 6 januari 2022, atau jika ada keluhan segera datang
ke PMB “S”.tetapi sebelum 2 minggu dari jadwal yang ditentukan. Ibu datang
satu minggu sebelum ANC III pada tanggal 28 desember 2021.

4.3.2 Intranatal
1. Kala I
Pada hari selasa,28 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, ibu datang ke
PMB “S” Kabupaten Lebak mengeluh mules-mules sejak pukul 11.00
WIB, semakin lama semakin sering teratur, keluar lendir bercampur darah
belum keluar air-air. Tanda-tanda persalinan yaitu: terjadinya his
persalinan, pengeluaran lendir dengan darah, pecah ketuban. Yang
merupakan Tanda pasti persaliana menurut (Kurniarum 2016).

98
Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadan umum baik,
kesadaran composmentis. Tanda-tanda Vital di dapatkan hasil tekanan
darah tekanan darah 110/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi
80x/menit,suhu 36,6ºC. Kemenkes RI (2016) bila melebihi 140/90 perlu
diwaspadai adanya preeklamsia, abdomen tidak ada luka bekas operasi,
tidak ada striae gravidarum dan tidak ada linea nigra, Leopod I teraba
bulat, lunak, dan tidak melenting, Leopod II teraba tahanan memanjang
seperti papan disebelah kiri dan teraba bagian kecil sebelah kanan. Leopod
III teraba bulat keras, dan melenting, Leopod IV sudah masuk PAP
(Divergen). Divergen 3/5. TFU 34 cm. TBJJ: (34-11) x 155= 3.565 gram.
Berdasarkan rumus Johnson- Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) =
(TFU)-N) x 155. BB dalam satuan gram nilai N sebesar 11, 12, atau 13
disesuaikan dengan penurunan kepala bayi Khoiroh (2019). DJJ (Positif),
frekuensi 135x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri
bawah pusat. Berarti denyut jantung normal menurut teori (Muhammad
2017), bahwa frekuensi denyut jantung janin adalah 120-160 per menit dan
his teratur yaitu 4x10 dalam menit lamanya 45 detik.
Pemeriksan genetalia Genetalia vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak
ada oedema, tidak ada varises,tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini
dan scene. Pemeriksaan dalam portio tipis, lunak pembukaan serviks 5 cm,
fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap 10 cm, akan terjadi dengan kecepatam rata-rata 1cm/jam
(Primigravida) atau 1 cm selama 30 menit (multipara), ketuban (Positif),
presentasi kepala, tidak ada molase Penurunan kepala hodge II menurut
teori Diana,sulis dkk 2019). Bidang yang terletak setinggi bagian bawah
simfisis
Asuhan yang dilakukan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah

99
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Memberitahu ibu posisi yang nyaman menurut teori (Saiffudin 2014)
mengatur posisi nyaman yang diinginkan ibu, namun bila ibu Makin
beraktivitas ibu, namun ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak
menganjurkan dalam posisi terlentang lurus, sebaiknya ibu dalam posisi
miring kiri, tidur berbaring ke kirin dapat memberi rasyang letih,
memberikan oksigenasi yang baik bagi bayi, posisi berbaring miring
dapat mengurangi penekanan pada vena cava inverior, sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadi hipoksia janin karena supalai oksigen
tidak terganggu, dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kecapean,dan dapat mencegah dan mencegah terjadinya robekan jalan
lahir. Hindari posisi terlentang posisi ini dapat mengakibatkan hipotensi
(Beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplai oksigen dalam
sirkulasi utero palacenter, sehingga mengakibatakan hipcskia bagi janin)
rasa nyeri bertambah, kemajuan persalinan bertambah lama, sehingga ibu
kurang bebas, ibu kurang semangat dan mengakibatkan kerusakan pada
syaraf kaki dan punggung Fitriana (2018.
Mengajarkan teknik relaksasi yang baik untuk meningkatkan relaksasi,
membersihkan napas dari kemungkinan hiperventilasi selama kontraksi,
dan memutus pola napas yang cepat Saifuddin (2014). Menganjurkan ibu
untuk makan dan minum disela-sela his sesuai dengan menurut teori
(Saifuddin 2014) pemberian cukup makan dan minum untuk memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.
Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB urine yang tertahan
didalam kandung kemih akan menghambat penurunan kepala janin
menurut teori (Saifuddin 2014
Memberikan support mental untuk ibu untuk tetap sabar dan kuat dalam
menghadapi proses persalinan dan menganjurkan suami agar tetap

10
menemani dan memberikan support pada istrinya menurut teori (Saifuddin
2014) yaitu menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami, keluarga pasien atau teman dekat untuk memberikan dukungan
kepada ibu agar ibu merasa tenang untuk menghadapi persalinan Fitriana
(2018).
Melakukan observasi keadaan umum, TTV, His, DJJ, dan Kemajuan
persalinan sesuai partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama persalinan. Tujuan penggunaan partograf adalah, untuk mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal menurut teori Dr.Hany puspita, dkk
(2021).

Dilakukan pemeriksaan dalam dan diperoleh pembukaan lengkap (10) cm


menurut teori Diana,sulis dkk (2019).bahwa pembukaan lengkap dicapai
setelah leher rahim membukan 10 cm, setelah pembukaan lengkap
persalinan memasuki kala II. Melakukan pencatatan dokumentasi sesuai
dengan hasil pemeriksaan. Dokumentasi dalam kebidanan merupakan
bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan.

Dokumentasi asuhan kebidanan meliputi, kondisi kesehatan pasien,


kebutuhan pasien, rencana asuhan, kegiatan asuhan kebidanan serta respon
pasien terhadap asuhan kebidanan yang telah diterima. Arsinah, dkk,
(2017).Setelah dilakukan pemeriksaan keadaan ibu dan janin baik,
kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal, Ibu sudah memilih
posisi yang nyaman, kebutuhan nutrisi dan cairan terpenuhi. Ibu mengerti
dan mau melaksanakan semua anjuran bidan. Kebutuhan ibu dan bayi
sudah disiapkan. Observasi terlampir di partograf.
2. Kala II
Pukul 20.50 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan
kuat, ibu merasa ada dorongan ingin meneran seperti BAB yang tidak
dapat ditahan ibu merasa keluar air-air dari jalan lahir gejala utama kala II

10
adalah his semakin kuat, ketuban Pecah yang ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak, ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap diikuti dengan keinginan mengejan, kedua kekuata his dan
mengejan lebih mendorong kepala bayi. Hal ini sesuai dengan teori
Saiffudin (2014).Bahwa tanda pasti kala II ditentukan dengan pembukaan
serviks lengkap, dan telihatnya kepala bayi.

Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis, tekana darah 120/80


mmHg, nadi 82x/menit,respirasi 22x/menit,suhu 36,6ºC. Menurut teori
Kemenkes RI (2016) menyatakan tekanan darah normal yaitu dengan
tekanan darah yang 110/70-120/80 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsia. DJJ (Positif), teratur, puctum
maksimum sebelah kiri bawah pusat, batas frekuensi denyut jantung
normal 120-160 per menit Khoiroh (2016) His 5x10 dalam menit lamanya
50 detik. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-
100 detik menurut teori (Saifuddin 2014). Terlihat tanda tanda dan gejala
kala II yaitu dorongan mneran tekanan pada anus, perirneum menonjol dan
vulva membuka,Vulva/vagina tidak ada kelainan .VT tidak ada tumor
jalan lahir, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm sesuai dengan teori
Saiffudin (2014) persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10
cm) sampai lahirnya bayi ketuban jernih presentasi kepala , ubun-ubun
kecil kiri depan, tidak ada molasses, Hodge IV Saifuddin, (2014).

Dari hasil Pemeriksaan didapatkan diagnos Ny. “S” Umur 23 Tahun


G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala II janin tunggal hidup intra uteri
presentasi kepala pengeluaran Partus maturus atau aterme adalah
pengeluaran buah kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
Widiyatiningsih dan dewi (2017).

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menganjurkan ibu untuk memilih


posisi persalinan dengan kenyamanan teori Saifudin (2014). Posisi

10
persalinan memiliki tujuan memeberi kenyamanan, mempercepat proses
persalinan, mempercepat kemajuan persalinan.

Memberi dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang untuk


menghadapi persalianan menurut teori (Fitriana 2019).

Menganjurkan ibu untuk mengejan pada saat ada his sesuai dengan teori
Diana,sulis dkk, (2019).

Menganjurkan ibu untuk mengambil nafas, mengejan tanpa diselingi nafas


dapat menurunkan pada arteri pada arteri umbilikus dan menyebabkan
DJJ tidak normal.

Memberikan kebutuhan cairan pada ibu disela-sela his Saiffudin (2014)


untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.

Melakukan pertoongan persalinan dengan langkah APN menurut teori


(Saifuddin 2014). Menolong persalinan dengan langkah APN lahirakn
bayi secara berturut-turut mulai dari ubun-ubun kecil,dahi ,hidung,
mulut,dagu dan lahirlah seluruh kepala bayi. Bayi lahir pukul 21.35 WIB.

3. Kala III
Pukul Pukul 21.35 WIB. Ibu mengatakan perutnya masih merasa
mules kedaan umum baik, kesadaran composmentis, pada abdomen TFU
sepusat, uterus globuler, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, genetalia tampak tali pusat memanjang di depan
vulva saat di regangkan, adanya semburan darah dari jalan lahir,
perdarahan + 100 cc menurut teori Diana,sulis dkk (2019). Yang
menyatakan bahwa pada kala III tanda-tanda pelepasan plasenta, ditandai
dengan yaitu uterus globuler, adanya semburan darah dari jalan lahir tali
pusat memanjang.

10
Penatalaksanaan yang diberikan melakukan informed consent.
Persetujuan medik adalah persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik
yang dilakukan terhadap dirinya menurut teori (Saiffudin 2014).
Menyuntikkan oksitoksin 10 IU 1 cc segera setelah bayi lahir secara
IM di 1/3 anterolateral paha kanan atas bagian luar suntikkan oksitosin 10
IU 1 cc secara intramuscular di 1/3 anterolateral paha kanan atas bagian
luar segera setelah bayi lahir, untuk merangsang uterus berkontraksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta bermanfaat dalam pencegahan
pendarahan postpartum. Melakukan PTT dengan melihat 3 tanda
pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, adanya semburan drah dari jalan
lahir dan tali pusat memanjang melakukan masase fundus uteri selama 15
detik dan mengajarkan ibu secara mandiri, menurut teori (Saifuddin 2014)
masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi
pengeluaran darah dan mencegah perdarahan postpartum memeriksa
kelengkapan plasenta, memeriksa adanya laserasi perineum : terdapat
laserasi derajat dua : laserasi perineum derajat dua meliputi mucosa
vagina, kulit perineum, dan otot-otot perineum menurut Yosi tamara
(2019).
Pukul Pukul 21.40 plasenta lahir lengakap, selaput dan kotiledon
lengkap, tidak ada kelainan plasenta. hal ini berlangsung selama 5 menit
dan termasuk dalam batas normal, sesuai menurut teori (Sondakh,2013)
yang menyatakan bahwa persalinan kala III dimulai segera setelah bayi
lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV
Pukul 21.55 ibu merasa lemas WIB, Ibu masih merasa lemas, keadaan
umum baik, kesadaram composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 21x/menit, suhu 36,5⸰C. Abdomen kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Genetalia terdapat
laserasi perineum derajat dua laserasi perineum derajat dua meliputi

10
mucosa vagina, kulit perineum, kulit perineum dan otot-otot perineum,
jumlah darah keluar + 60 cc. Rata-rata jumlah darah yang dikatakan
normal adalah 100-300. Hal ini sesuai dengan teori Yanti dan sundawati
(2011). Perubahan secara keseluruhan disebut proses involusi, di samping
itu juga dapat perubahan (pengecilan) adalah uterus.

Pentalaksanaan yang diberikan Ny. “S” adalah memeriksa laserasi


jalan lahir, terdapat robekan jalan lahir derajat II. (Mucosa vagina, kulit
perineum, dan otot-otot perineum) lalu memberitahu hasil pemeriksaan ibu
bahwa ibu terdapat robekan pada jalan lahir yang harus dijahit, kemudian
menyuntikan lidocain 2% dengan aqudes 1:1 dan melakukan hecting
dengan teknik jelujur ibu tidak merasa telalu nyeri karena lebih sedikit
benang yang digunakan, menggunakan lebih sedikit jahitan, lebih cepat
dibuat, lebih kuat dan tekananya lebih rata dibandingkan dengan jahitan
interrupted. Hal ini sesuai dengan teori Anisa (2019) yang berpendapat
bahwa jenis jahitan ini (Jelujur) paling banyak digunakan karena lebih
sedikit nyeri pada setelah penjahitan dan pada masa postpartum. Jahitan ini
digunakan untuk menjahit mukosa vagina kulit perineum. Sedangkan
penjahitan otot perineum yang robek di jahit satu satu melintang menurut
teori Yosi Tamara (2019).

Membersihkan dan merapihkan ibu, menganjurkan ibu untuk


memenuhi nutrisi, cairan untuk memenui kebutuhan energi dan mencegah
dehidrasi Saiffudin (2014) dan menganjurkan ibu untuk beristirahat sesuai
dengan teori Prawihardjo (2016) istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan berlebihan, bila ibu kurang istirahat dapat berakibat mengurangi
jumlah ASI, memperlambat involusi, yang menyebabkan perdarahan, dan
depresi.

Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini sesuai dengan teori Walyani


(2015) melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi perineum

10
memperlancar pungsi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastro
intenstinal dan alat perkemihan, meningkatkan pelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat produksi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
dan tidak menahan BAK/BAB setela 2 jam persalinan sulistiyawati
(2012). Kandung kemih yang penuh akan menyebabkan atonia uterus dan
menyebabkan perubahan posisi uterus dan urine yang telalu lama berada
dalam kandung kemih akan berpotensi menyebabkan infeksi saluran
kemih.

Melakukan observasi, KU, TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan,


kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua. Memberikan Vitamin A 200.000 IU segera setelah bayi
lahir dan menjelaskan cara minum kapsul kedua diminum 24 jam setelah
pemberian pertama menurt teori Jurneris, Octavia, dkk ( 2021). Vitamin A
berfungsi untuk mencegah terajdinya lecet putting susu dan meningkatkan
daya tahan tubuh ibu terhadap infeksi perlukaan laserasi akibat proses
persalinan. Fe 1 x 60 mg dan memberitahu cara minumnya yaitu dengan
air putih, sesuai dengan teori saiffudin (2014) pill zat besi harus diminum
untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persaalinan,
cara minumnya yaitu diminum dengan air putih, dan tidak dibarengi
dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan mengganggu penyerapan.

Mendekontaminasikan alat dan melakukan pemantuan kala IV seseuai


dengan partograf dan dokumntasi asuhan kebidanan saifuddin (2014)

4.3.3 Asuhan Nifas 6 jam


a. Kunjungan Nifas 6 jam
Selasa 28 Desember 2021, pukul 03. 00 WIB. Ibu mengatakan tidak ada
keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan berjalan serta sudah BAK.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, respirasi 20

10
x/menit, suhu 36, 6⸰C. Muka tidak pucat dan tidak oedema., konjungtiva tidak
pucat, skrela tidak ikterik dan palpebral tidak odema. leher tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Payudara simetris,
putting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan dan nyeri
tekan, pengeluaran colostrum (Positif). Fungsi colostrum memberikan gizi dan
proteksi. Colostrum yang disekresikan oleh kelenjar dari hari pertama sampai
keempat pada awal menyusui, pada keadaan normal colostrum dapat keluar
sekitar 10-100 cc dan akan meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300 ml
setiap 24 jam.
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat hal ini
sesuai dengan teori Mulati dkk (2015) bahwa setelah janin lahir tinggi fundus
uteri setinggi pusat dan segera setelah plasenta lahir TFU 2 jari dibawah
pusat.kontraksi uterus baik dan teraba keras, kontraksi uterus yang baik apabila
uterus menjadi bundar dan keras seperti batu, sebaiknya bila uterus berbentuk
lembek menjadi tinggi dari tempat semula, menunjukan jika uterus kurang
baik. bila uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit pembuluh darah
yang menyusup diantara miometrium. Genitalia vulva/vagina lochea lubra
sesuai dengan teori Walyani (2015) Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari
ke- 3 masa postpartum Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah
segar banyaknya + 50 cc jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo, dan meconium.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang
gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin, lemak dan minum air putih 10 gelas perhari untuk memperbanyak
produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak membatasi makanan apapun.
Memberikan informasi tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak
pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih
dari 2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan

10
menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan
KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Memberikan informasi tentang personal hygine pada ibu nifas yaitu sering
ganti pembalut dan pakaian dalam setaip hari minimal 2 kali sehari, pada ibu
masa postartum sangat rentan terhadap infeksi oleh karena itu kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan meningkatkan rasa
nyaman pada ibu sesuai teori Walyani (2015). Memberikan informasi tentang
ASI Eklusif yaitu memberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan,
menurut teori Saifuddin (2014) Menyusui dapat menambah ikatan batin antara
ibu dan anak dan asi merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan
kalori dan gizi yang diperlukan bayi untuk 6 bulan pertama sehingga bayi
mendapatkan kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat
sesuai kebutuhan baik.
Memberitahu ibu agar tidak mengurut perutnya dan tidak meminum jamu-
jamuan. Memberikan terapi Fe 60 mg 1x1 sesuai dengan teori Saifuddin (2014)
pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan tidak
dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 2 hari berikutnya yaitu tanggal 30
desember 2021 atau jika ada keluhan.
b. Kunjungan Nifas 2 Hari
Hari kamis,30 desember 2021 pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 2 hari. Ibu mengatakn tidak ada keluhan, ibu sudah bisa duduk dan
berjalan serta sudah bisa beraktifitas, seperti biasa pengeluaran ASI
(positif/positif). pada payudara terjadi proses laktasi keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks socking, semakin kuat

10
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar menurut teori Sulistyawati
(2011).
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong. Genitalia lochea rubra, lochea
rubra adalah cairan yang keluar berwarna merah kehitaman dan Berlangsung
dari hari ke-1 sampai hari ke-3 postpasrtum Yanti (2018), banyaknya ±30 cc.
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah mengingatkan
kembali tentang asupan gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas
perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak
membatasi makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan
sangat berpengaruh pada produksi air susu.
Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak
pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih
2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan
menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan
KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI
setiap 2-3 jam dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2-3 minggu
pertama. Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan. Memberitahukan ibu kunjungan ulang 7 hari kemudian pada
tanggal 6 Januari 2022 atau jika ada keluhan.
c. Kunjungan Nifas 7 hari

10
Hari Jumat, 6 Januari 2022, pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 7 hari. Ibu mengatakn selama 7 hari masa nifas tidak ada keluhan untuk
mengganti pembalut 1-2 kali sehari, ibu tidak ada keluhan. Pengeluaran ASI
(Positif/positif). Pada payudara terjadi proses laktasi, keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks sucking, semakin kuat
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar Sulistyawati (2011).
Hasil pemeriksaan Abdomen didapatkan TFU pertengahan sympisis
dan pusat sesuai dengan teori Mulati dkk (2015) Genitalia lochea
sanguinolenta warna merah, lochea sanguinolenta adalah cairan yang keluar
berwarna merah kecokelatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai
hari ke-7 postpasrtum Yanti (2018).
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah mengingatkan
kembali tentang gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas perhari untuk
memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan sangat
berpengaruh ada produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada ibu
nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
bengkak pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang,
demam lebih 2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat
murung dan menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014)
diberikan KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI
setiap 2-3 jam dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2-3 minggu
pertama.
Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama

11
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan. Memberitahukan ibu kunjungan ulang 28 hari kemudian pada
tanggal 25 Januari 2022 atau jika ada keluhan.
d. Kunjungan Nifas 28 Hari
Hari Selasa, 25 januari 2022 pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 28 hari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan Pengeluaran ASI
(positif/positif), pada payudara terjadi prosses laktasi, keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks socking, semakin kuat
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar menurut teori Sulistyawati
(2011).
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU tidak teraba Genitalia
lochea alba warna putih, lochea alba adalah cairan yang keluar berwarna putih.
Berlangsung setelah >14 hari postpasrtum Yanti (2018).
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah memberikan
KIE tentang gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas perhari untuk
memperbanyak produksi ASI serta menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan sangat
berpengaruh ada produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu perdarahan
lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak pada wajah,
kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih 2 hari,
payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan menangis
tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan KIE tanda
bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI setiap 2-3 jam

11
dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2- 3 minggu pertama.
Memberikan konseling tentang pra KB untuk ibu menyusui agar ibu dapat
memutuskan menggunakan KB pada saat kunjungan 6 minggu, untuk
mempertimbangkan salah satu metode keluarga berencana.
Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan.
Memberitahukan ibu kunjungan ulang 42 hari kemudian pada tanggal 9
februari atau jika ada keluhan.
e. Kunjungan Nifas 42 Hari
Hari rabu, 6 februari 2022 pukul 10.00 WIB, diperoleh anamnesa yaitu
ibu mengatakan tidak memiliki keluhan, ibu sudah bisa melakukan pekerjaan
rumah dan ingin menggunakan kontrasepsi kb suntik 3 bulan.
Dilakukan pemeriksaan abdomen TFU sudah tidak teraba, involusi
uterus normal tidak teraba dengan berat uterus 50 gram (Mulati dkk, 2015)
genitalia dengan hasil pengeluaran lochea berwarna putih atau alba dan tidak
berbau, pengeluaran lochea ini menunjukan keadaan ibu normal. Hal ini sesuai
dengan teori Yanti 2018 yang menyatakan Lochea Alba cairan putih
kekuningan, berwarna putih karena banyak terdapat leukosit didalamnya.
Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.
Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny “S” adalah
memberikan pelayanan kontrasepsi kepada ibu dan melakukan tindakan
dengan cara memposisikan ibu untuk duduk dan menyuntikan KB suntik 3
bulan. depo medroxyprogesteron accetate 150 mg (3 ml) secara IM di 1/3
antara SIAS (spina illiaca anterior) dan os coxygis hal ini sesuai dengan buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi (2016) yang menyatakan bahwa
kontrasepsi suntikan progestin yang mengandung 150 mg DMPA, diberikan
setiap 3 bulan

11
dengan cara disuntik intramuscular kearah bokong. Keuntungan KB suntik 3
bulan sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengandung
esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (2016). Memberitahu ibu
kunjungan ulang jadwal KB pada tanggal 08 Mei 2021 atau jika ada keluhan

4.3.4 Asuhan Neonatal

a. Asuhan Bayi Baru Lahir

Selasa, 28 Desember 2021, 21.35 WIB, K/U. Bayi lahir bugar, segera
langsung menangis ,warna kulit kemerahan,pergerakan aktif,jenis kelamin laki-
laki anus (positif ), tidak ada kelainan atau cacat bawaan dengan usia gestasi 38
minggu menurut teori Octa dwienda,liva maita, dkk (2014). Bahwa bayi baru
lahir normal memiliki tiga ciri diantaranya tangisan kuat, warna kulit
kemerahan pergerakan aktif
Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur segera setelah lahir
Pentalaksanaa yang diberikan, adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
dirinya.
Melakukan penilaian awal, mengeringkan bayi segera setelah lahir,
Pencegahan infeksi pencegah kehilangan panas, membebaskan jalan nafas,
pemantauan tanda bahaya bayi, Potong tali pusat, klem potong dan ikat tali
pusat tanpa di bubuhi apapun, kira-kira, 2 menit setelah bayi lahir untuk
memberikan waktu tali pusat mengalirkan darah dengan juga demikian zat besi
kepada bayi, lakukan inisiasi menyusu dini, memberikan suntik Vitamin K1,
memberikan salep mata antibiotika pada kedua mata bayi.
Memberikan suntikan vitamin K1, untuk mencegah terjadinya pendarahan
karena defesiensi Vitamin K1 pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir diberikan

11
Vitamin K1 parenteral dengan dosis 1 mg secara IM. Memberikan salep mata
antibiotika pada kedua mata, dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
kareana klamidia penyakit menular seksual. Obat mata perlu diberikan pada
jam pertama, menurut teori Octa dwienda, liva maita, dkk (2014).
Inisiasi menyusu dini dilakukan segera setelah bayi dilahirkan kemudian
diletakan diatas dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit
ibu yang dilakukan sekurang kurangnya satu jam segera setelah lahir Profil
Kesehatan Indonesia, (2019). Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu
stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan
dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencega infeksi nosokomial, kadar bilirubin bayi juga cepat normal karena
pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus
bayi baru lahir, kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang
sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan
bayi lebih cepat meningkat. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan
batin antara ibu dan bayi. (Saifudin 2014).
b. Asuhan Bayi 6 jam
Kamis, 28 Desember 2021 Pukul 05.00 WIB. Ibu mengatakan saat ini
bayinya dapat menyusu dengan baik menyusu kuat, bayi sudah BAK dan
BAB. Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam. Didapatkan
hasil keadaan umum bayi baik, HR 133 x/menit, S: 36.6◦C, RR: 48 x/menit.
berat badan 3.600gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 35 cm.
Pemeriksaan fisik bayi kepala tidak ada caput succadeneum dan tidak
ada cepalhematom, muka simetris, tidak ada oedema, mata simetris, sklera
tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Hidung simetris, berih, tidak ada
polip, terdapat 2 lubang hidung dan septum berada di tengah. Telinga

11
simetris, bersih dan daun telinga berbentuk. Mulut tidak ada labioskizis, tidak
ada palatoslizis dan tidak ada labiopalatoskizis. Dada simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, putting susu sudah berbentuk dan bunyi jantung
normal. Abdomen simetris, cembung dan tidak ada perdarahan tali pusat,
Bercak mongol, Ekstremitas simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil atau
brakidaktil. Genetalia testis sudah ada skrotum sudah turun dan anus (Positif).
Kulit kemerahan. Refleks rooting (positif), sucking (positif), grasping
(positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky (positif).
Menurut Octa dwienda,liva maita, dkk (2014). Ciri-ciri bayi baru lahir
normal adalah lahir aterm antara 37 – 42 minggu, berat badan 2500 – 4000
gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 –
35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm, frekuensi denyut jantung 120 – 160
kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerakan aktif,
bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan
genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang labia mayora menutup labia minora, refleks rooting (mencari
putting susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan
baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi baik, urin dan meconium keluar
dalam 24 jam pertama.

Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur 6 jam


Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.

Pemeriksaan fisik, untuk mengetahui sedini mugkin jika terdapat kelainan


pada bayi. Kemudian memandikan bayi, tunggu minimal enam jam setelah

11
lahir. Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu 36,5
⸰ C-37,5⸰ C). Menurut teori (Saifuddin (2014).

Menyuntikkan imunisasi HB0 0,5 cc di anterolateral paha kanan bayi,


Imunisasi hepatitis B dilakukan untuk mencegah infeksi terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-
2 jam dan diberikan pada usia 0-11 bulan dengan frekuensi empat kali
pemberian. Pemberian pertama (HB0) pada saat bayi berumur dua jam,
imunisasi HB0 masih dapat diberikan sampai bayi berumur 6 hari. Rivanica,
Hartina (2020).

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan, menurut


teori Jurneris, Octavia, dkk (2021). Menyusui dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. bayi. Saifudin (2014).

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, tanda bahaya
pada bayi baru lahir harus diwaspadai, deteksi lebih dini untuk segera
dilakukan penanganan agar tidak mengancan nyawa bayi. Tanda bahaya bayi
baru lahir tersebut antara lain, pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per
menit, retraksi dada saat inspirasi , suhu terlalu panas atau lebih dari 38⸰C
atau terlalu dingin atau kurang dari 36⸰C. Warna abnormal, yaitu kulit atau
bibir biru atau pucat, memar atau sangat kuning (terutama pada 24 jam
pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru lahir, menurut teori
Octa dwienda,liva maita, dkk (2014).

Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan tali pusat, tali pusat dibiarkan
mengering tidak ditutup dan hanya dibersihkan setiap hari menggunakan air
bersih, dan tidak dibubuhkan apaun, tujuan merawat tali pusat pada bayi baru

11
lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Menurut teori Dr
franisca hand, (2015).

Menganjurkan Ibu untuk kunjungan ulang 2 hari berikutnya, pada tanggal 30


Desember 2021, atau jika ada keluhan.

c. Asuhan Bayi 2 Hari

Kamis, 30 Desember 2021 Januari 2021 pukul 10.00 WIB. Ibu


mengatakan bayinya sehat, menyusu kuat.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 2 hari. Dan
dilakukan pemeriksaan pada bayi, tidak ada retraksi pada dinding dada, dan
tali pusat belum puput. Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 2
hari. Keadaan umum bayi baik, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, HR 137 x/menit, S: 36.5◦C, RR: 48 x/menit. berat badan 3.700
gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm.
Pemeriksaan fisik bayi kepala bersih. Muka tidak ada oedema. Mata sklera
tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Telinga bersih. Dada tidak ada
retraksi dinding dada, denyut jantung normal. Abdomen tidak ada benjolan,
tali pusat belum puput. Ekstremitas tidak ada kelainan. Punggung tidak
bercak mongol, Refleks rooting (positif), sucking (positif), graspin (Positif),
swallowing (Positif), moro (positif), babynsky (positif).
Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur 2 hari
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, yaitu
pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dada saat inspirasi
,suhu terlalu panas atau lebih dari 38⸰C atau terlalu dingin atau kurang dari
36⸰C. Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atau

11
sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama),juga merupakan tanda
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu
pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah), tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta
adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah bengkak,
keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan sulit. Gangguan pada
gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara lain mekoneum
tidak keluar setelah 3 jam hari pertama, muntah terus menerus, distensi
abdomen, faeses hijau, berlendir, darah. Bayi menggigil atau menangis tidak
seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tida bisa
tenang, menangis terus menerus, mata bengkak dan pada bayi baru lahir,
menurut teori Octa dwienda,liva maita, dkk (2014).
Memberikan KIE kepada ibu untuk sering menjemur bayinya setiap pagi.
Menurut teori Aditya (2015). Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15 menit
dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh dalam
satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan penyerapan kalsium
di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel. Tulang
menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa memberikan perlindungan terhadap
jenis kanker antara lain kanker paru-paru, prostat, dan kulit, serta penyakit
lainnya seperti osteoporosis, rakhitis, dan diabetes.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan,
Menyusui dapat menambah ikatan batin antara ibu dan anak dan asi
merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan kalori dan gizi
yang diperlukan bayi untuk 6 bulan pertama sehingga bayi mendapatkan
kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat sesuai
kebutuhan (Saifuddin,2014).
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari kemudian atau
pada tanggal 6 Januari 2022.

11
d. Asuhan Bayi 7 Hari

mis, 6 Januari 2022 pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tali pusatnya sudah
puput pada hari ke-4, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 7 hari. Didapatkan hasil
keadaan umum bayi baik, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, HR 137 x/menit, S: 36.0◦C, RR: 48 x/menit. berat badan 3.800
gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 36 cm.
Pemeriksaan fisik bayi kepala bersih. Kepala bersih dan tidak ada
kelainan. Muka tidak ada oedema. Mata sklera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak pucat. Telinga bersih. Hidung bersih, tidak ada secret.
Mulut bersih. Dada tidak ada retraksi dinding dada denyut jantung normal.
Abdomen tidak ada benjolan, tali pusat sudah puput. Ekstremitas tidak ada
kelainan. Punggung tidak ada spina bifida, tidak ada bercak mongol,
Refleks rooting (Positif), sucking (Positif), grasping (Positif), swallowing
(Positif), moro (Positif), babynsky (Positif).
Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur 7 hari
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed
consent berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan
medik adalah persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap dirinya
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu menjemur bayinya setiap
pagi. Menurut teori Aditya (2015).Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15
menit dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh
dalam satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan penyerapan
kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel.
Tulang menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa memberikan perlindungan
terhadap jenis kanker antara lain kanker paru-paru, prostat, dan kulit, serta
penyakit lainnya seperti osteoporosis, rakhitis, dan diabetes.

11
Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir, tanda bahaya bayi
baru lahir yaitu pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit,teralu
hangat (>38˚C) atau teralu dingin (<36˚C), kulit bayi kering (terutama 24
jam pertama), biru pucat atau memar, isapan saat menyusu lemah, rewel,
sering muntah, dan mengantuk berlebihan,tali pusat merah, bengkak,
keluar cairan, berbau busuk, berdarah.terdapat tanda-tanda infeksi seperti
suhu tubuh meningkat,bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernafasan
sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAB daam 24 jam, fases lembek atau
cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah, menggigil,
rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang Saifuddin (2014)
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, bayi
minum ASI setiap 2-3 jam, dengan memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan, untuk pemenuhan nutrisi bayi tanpa pemberian makanan tambahan
apapun dan menyusui tidak dijadwal sesuai kebutuhan bayi. Jurneris,
Octavia, dkk (2021)
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada
tanggal 25 februari 2022 atau jika ada keluhan.
e. Asuhan Bayi 28 Hari

Selasa, 25 januari 2022 pukul 10.10 WIB. Dilakukan pemeriksaan


bayi 28 hari, dari hasil anamnesa ibu mengatakan bayinya sehat, BAK dan
BAB lancar, menyusu kuat, bayi hanya diberi ASI saja tanpa diberikan
makanan tambahan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 28 hari.
Didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, HR 138 x/menit, S: 36.0◦C,
RR: 46 x/menit. berat badan 4.200 gram, panjang badan 52 cm, lingkar
kepala 35 cm, lingkar dada 37 cm lingkar. pemeriksaan fisik bayi Mata
sklera tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Leher tidak ada
pembengkakan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid. Dada tidak
ada retraksi dinding dada, putting susu denyut jantung normal. Abdomen

12
tidak ada benjolan, pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas tidak
ada oedema. BAK dan BAB lancar. Refleks rooting (Positif), sucking
(Positif), grasping (Positif), swallowing (Positif), moro (Positif), babynsky
(Positif).
Hasil diagnosa neonatus Ny. “S” 28 hari
Penatalaksaaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Memberikan KIE imunisasi dalam pemberiannya terdiri dari imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar berdasarkan indikator
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) yang meliputi HB0 1 kali, BCG 1
kali, DPT-HBHib 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali pada bayi usia 1
tahun Rivanica,Hartina ,(2020)..
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 42 hari kemudian
atau pada tanggal 9 februari 2022, atau jika ada keluhan.
f. Asuhan Bayi 42 Hari

Rabu, 9 februari 2022 pukul 10.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan


bayi 6 minggu, dari hasil anamnesa ibu mengatakan bayinya sehat, BAK
dan BAB lancar, bayi hanya diberikan ASI saja tanpa diberikan makanan
tambahan, ibu mengatakan bayinya sudah di Imunisasi BCG dan Polio 1
menurut teori Rivanica, Hartina, (2020). Yaitu imunisasi Imunisasi BCG
berguna untuk mencegah penyakit Tuberculosis (TBC) yang ditularkan
oleh udara yang mengandung kuman TBC. Diberikan satu kali sebanyak
0,05 ml secara intrakutan pada bayi baru lahir sampai usia 12 bulan atau
saat bayi berumur satu bulan bersamaan dengan polio 1, Imunisasi Polio
dilakukan untuk mencegah penyakit polio (lumpuh layuh pada tungkai
kaki dan lengan tangan). Imunisasi polio diberikan pada usia 1-11 bulan
diberikan sebanyak empat kali dengan jarak minimal empat minggu

12
dengan dosis dua tetes. Imunisasi polio 1 diberikan pada usia bayi 1 bulan
bersamaan dengan imunisasi BCG.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 42 hari. Didapatkan
hasil keadaan umum bayi baik HR 148 x/menit, S: 36.6◦C, RR: 48
x/menit. berat badan 4.500 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 37
cm, lingkar dada 36 cm. pemeriksaan fisik bayi. Mata sklera tidak ikterik
dan konjungtiva tidak pucat. Leher tidak ada pembengkakan pada kelenjar
getah bening dan kelenjar tyroid. Dada tidak ada retraksi dinding dada,
putting susu simetris, denyut jantung normal. Abdomen tidak ada benjolan,
pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas tidak ada oedema.
Genetalia BAK dan BAB lancar. Refleks rooting (Positf), sucking
(Positif), grasping, (Positif), swallowing (Positif), moro (Positif), babynsky
(Positif).
Hasil diagnosa neonatus Ny. “S” 42 hari
Penatalaksaaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya
Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya tiap bulan untuk
memeriksa pertumbuhan dan perkembangan dan juga imunisasi tiap bulan
dengan imunisasi dasar lengkap, menurut teori Dwienda (2014) yang
menyatakan bahwa ibu dianjurkan untuk membawa bayinya ke unit
kesehatan setempat atau posyandu dan untuk pemantauan tumbuh
kembang berupa mengukur setiap bulan ukuran tumbuh kembangnya dan
menilai kemampuan psikologisnya.

1
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan, dapat


diambil kesimpulan dari Antenatal sampai dengan postpartum, serta
keluarga berencana.

5.1.1 Asuhan Antenatal

Pada kasus Ny. “S” dalam masa kehamilan dilakukan


pengkajian mulai dari trimester III kunjungaan ANC sebanyak 2 kali
dilakukan pemeriksaan fisik normal dan pemeriksaan penunjang dan
didapatkan hasil yaitu kadar hemoglobin ibu 13, 4 gr% , protein
negatif, reduksi negatif, kondisi ibu dalam keadaan normal. Pada
ANC I ibu mengeluh sering buang air kecil dimalam hari.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah
memberitahu ibu bahwa sering buang air kecil adalah
ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan trimester III, dan
memberikan solusi untuk menangani masalah yang terjadi pada ibu.

Pada pemeriksaan ANC II Mengeluh sakit pinggang ,


Penatalaksanaa asuhan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah
memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan fisiologis pada
kehamilan trimester III, yaitu sakit pinggang. dan memberikan solusi
untuk menangani masalah yang terjadi pada ibu.

1
5.1.2 Asuhan Intranatal

Asuhan Intranatal Proses persalinan Ny. “S” berjalan dengan


normal, proses persalina tidak ada komplikasi dan ditolong secara
asuhan persalinan normal, tidak terjadi perdarahan dan terdapat
laserasi derajat II . Pada kala IV dilakukan observasi selama 2 jam.
Keadaan ibu dan bayi baik.

5.1.3 Asuhan Postnatal

Masa nifas Ny. “S” dilakukan pemantauan sebanyak 5 kali


pemeriksaan yaitu 6 jam, 2 hari, 7 hari, 28 hari dan 42 hari
postpartum. Pada kunjungan nifas 6 jam ibu mengatakan sudah bisa
mobilisasi dini dan sudah BAK ke kamar mandi sendiri tanpa
bantuan keluarga dan ibu sudah KB suntik 3 bulan, dan
menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang KB pada tanggal 8 Mei
2022.

5.1.4 Asuhan neonatal

Keadaan bayi baru lahir normal, tidak terdapat kelainan. Dilakukan


kunjungan 6 jam, 7 hari dan 28 hari, dan 42 hari keadaan bayi baik.

Menganjurkan ibu untuk ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa


memberikan makanan tambahaan selain ASI, dan membawa bayinya
setiap bulan ke posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya serta mendapatkan imunisasi lanjutan.

12
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Insitusi pendidik
Bagi Insitusi Pendidikan diharapkan insitusi pendidikan dapat
meningkatkan kualitas mutu dan pendidikan untuk menambah
sumber referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam laporan
tugas akhir
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat diterapkan oleh lahan praktik untuk memberikan pelayanan
komprehensif. Serta dapat memberikan masukan kepada mahasiswi
yang praktik dan membantu memberikan asuhan komprehensif pada
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta asuhan keluarga
berencana
5.2.3 Bagi Bidan Pelaksana
Diharapkan bidan yang bertugas di tempat pelayanan Kesehatan
untuk lebih mengoptimalkan pelayanan asuhan
kebidanan.sebaiknya tenaga kesehata (Bidan) dapat memantau
setiap perkembangan kesehatan ibu dan janinya. Secara individu
semua tahap asuhan (Hamil, bersalin, Nifas, BBL (Bayi baru lahir),
KB.

12
DAPTAR PUSTAKA

Ayu Gusti Mandriawati, Dkk. (2016). Asuhan Kebidanan Berbasis kompetensi.Jakarta: EGC

Priyanti, S., Irawati, D., & Syalfina, A. D. (2020). Frekuensi dan faktor risiko kunjungan antenatal
care: Frequency and Factor Effecting of Antenatal Care Visit. JURNAL ILMIAH KEBIDANAN
(SCIENTIFIC JOURNAL OF MIDWIFERY).

Dr.Hany puspita,Sylvie puspita, dkk (2021).keperawatan maternitas.Jombang:CV CIPTA


MEDIA NUSANTARA

Lina fitriani,sri wahyuni, (2021). Buku ajar asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta : CV BUDHI
UTAMA

Ringo, I. L. S. (2021). Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada
Ibu Primigravida Trimester III (DOCTORAL DISSERTATION, UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA).

Saifuddin, Abdul Bari.(2014).Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan maternal


dan neonatal.Jakarta: PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARJO

Tonasih,vianty mutia (2019). Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta : K-MEDIA

Sulfani, evita aurlia, dkk (2021). Asuhan kebidanan pada masa nifas.: YAYASAN KITA MENULIS

Jurneris,Octavia, dkk (2021). Buku ajaran asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta

:CV BUDI UTAMA

Octa dwienda,liva maita, dkk( 2014). Asuhan kebidanan neonatus, bayi an balita dan anak
prasekolah untuk para bidan. Yogyakarta : CV BUDHI UTAMI

Dr franisca handy (2015). A-Z Perawatan bayi. Jakarta :PUSTAKA BUNDA GRUP PUSPA
SWARA

Dina dewi,wanodya, dkk( 2021). Pelayanan Kontrasepsi :YAYASAN KITA MENULIS


Nurhayati, E (2016).Indeks masa tubuh (IMT) Pra hamil dan kenaikan berat badan ibu selama
hamil behubungan dengan berat badan bayi lahir. JURNAL NERS DAN KEBIDANAN INDONESIA

Rivanica,Hartina (2020). Pemberian Imunisasi BCG Pada bayi (1-3Bulan) Berdasarkan Tingkat
pengetahuan Dan sikap Ibu. JURNAL ‘AISYAH MEDIKA.

Wennyy Indah purnama,kurniyati, (2022). Dokumentasi Kebidanan. Pekalongan: PT NASYA


EXPANDING MANAGEMENT

Hikmah, S. N., & Sulistyorini, E. (2018). Motivasi wanita pasangan usia subur (usia 20-45 tahun)
dalam menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit (akbk) di rw 05 wilayah puskesmas sangkrah
surakarta tahun 2014. JURNAL KEBIDANAN INDONESIA.

Putri, R. P., & Oktaria, D. (2016). Efektivitas Intra Uterine Devices (IUD) Sebagai Alat
Kontrasepsi. JURNAL MAJORITY.

Husna, A., & Rahmi, N. (2020). Hubungan penggunaan kontrasepsi progestin (pil) pada ibu
menyusui dengan kecukupan produksi asi di wilayah kerja puskesmas indrapuri aceh
besar. JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE.

Egiyatna, L., Prabandari, S., & Maulida, I. (2021). hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pil kb
dengan kepatuhan penggunaan pil kb di desa buniwah kecamatan bojong kabupaten
tegal (DOCTORAL DISSERTATION, POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL)

Kementrian Kesehatan RI 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan
dan JICA

Kementrian Kesehatan RI 2017. Buku Pedoman Imunisasi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 2017

Kementrian Kesehatan RI. Mother’s Day. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2014

Kementrian RI 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan 2015

Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta
: Deepublish

Pnatiawati, Ika, saryono. 2017. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Asih, yusari. Risneni. 2016. Asuhan kebidanan nifas dan menyususi. Jakarta : cv.

Trans info media Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga

Astuti, sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta :

Erlangga Buku KIA. 2016. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Damayanti, Ika putri. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Banten

Haudi. (2021). Teknik pengambilan keputusan. Sumatra barat: ICM

publisher
L

N
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN


KOMPREHENSIF PADA NY.”S”
DI PMB BIDAN “S“ KABUAPTEN LEBAK
PERIODE DESEMBER TAHUN 2021-MARET 2022
Hari/ Tanggal Pengkajian : Sabtu,11 Desember 2021

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Di PMB Bidan “S” Kabupaten Lebak

Nama Pengkaji : Sri Lestari Setianingsih

1. Identitas Pasien

BIODATA ISTRI SUAMI


Nama Ny.S Tn.S
Umur 23 Tahun 24 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/ Bangsa Sunda/ Indonesia Sunda/ Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga PKD
Alamat Kp.Ela Kp.Tihul

2. Riwayat Menstruasi
Riwayat Menstruasi Pertama kali ibu pada umur 15 tahun,siklusnya 28 hari secara teratur
lamanya 7 hari biasanya ganti pembalut 2-4 kali sehari, dengan sifat darah encer tidak ada
gangguan selama haid.
3. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah 1 kali,Menikah pada umur 21 tahun, dengan umur suami 22 tahun, lama
pernikahan 2 tahun.
4. Riwayat KB
Ibu Tidak menggunakan Alat kontrasepsi KB
5. Riwayat Kehamilan Saat ini : G1P0A0
a. HPHT : 02 April 2021
b. TP : 09 Januari 2022
c. Keluhan : Pada Trimester I ibu mengeluh mual dan lemas, Pada Trimester II ibu tidak ada
keluhan. Pada Trimester III ibu mengeluh batuk dan (BAK), buang air kecil
d. Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 5 bulan.

6. Personal Hygiene
Ibu mandi 3x sehari,menggosok gigi 3x sehari dan keramas 5 kali dalam seminggu.
7. Pola Makan / Minum

Ibu makan 3x sehari, dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan minum 10 gelas perhari.

8. Pola Istirahat / Tidur


Ibu mengatakan pola tidurnya teratur, Ibu tidur siang 2 jam,dan tidur malam 8 jam.
9. Pola Aktivitas
Ibu setiap harinya, mengurus rumah dan olahraga ringan.
10. Pola Eliminasi
Ibu BAK + 11 kali sehari. Warna kuning jernih,BAB 1x sehari, konsintensi lembek, tidak
ada masalah selama BAB dan BAK
11. Pola Seksual : 1x Seminggu,tidak ada keluhan.
12. Status Imunisasi : TT2
13. Riwayat alergi obat : Tidak ada
14. Riwayat Penyakit : Tidak ada
15. Riwayat Penyakit keluar : Tidak ada
16. Riwayat Psikologi,sosial dan spiritual:
a. Hubungan dengan keluarga baik, pada kehamilan ini merupakan kehamilan ibu yang
pertama dan yang di inginkan keluarga.
b. Kebiasaan Spiritual : Sholat 5 waktu dan mengaji.
17. Kebiasaan kesehatan :
a. Minum Alkohol : Tidak
b. Obat-obatan Tanpa resep Dokter : Tidak
c. Jamu-Jamuan : Tidak

d. Merokok : Tidak

e. Periksa Kehamilan :
 Trimester I : 2x di Posyandu 14 Minggu
 Trimester II : 1x di Posyandu 14-28 Minggu
 Trimester III : 3x di PMB 28-40 Minggu
Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER III NY.”S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

ANC 1

Nama : NY.‟‟S‟‟

Umur : 23 Tahun

Alamat : KP Ela. RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan

Sabtu,11 Desember 2021 S: - Ibu datang ke PMB, ingin memeriksa


10.00 WIB kehamilannya, ini merupakan kehamilan
Pertama. Ibu mengeluh sering BAK di malam
hari.
- HPHT : 02-04-2021 TP: 09-01-2022

O: - K/U: Baik kesadaran : composmentis


- Statu Emosional : Stabil
- TTV :
- TD : 116/76 mmhg R : 21x/m
N : 81x/m S : 36,6⁰C
- Antropometri
- BB Sebelum hamil : 43 kg
- BB Sesudah hamil : 50 kg
- TB : 149 cm
- Lila : 24cm
- Pemeriksaan fisik
- Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe
- Wajah :Tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, refleks pupil (positif/positif)
- Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
sumbatan, tidak ada infeksi
- Hidung : Bersih,tidak ada kotoran,tidak ada
polip.
- Mulut : Bersih,tidak ada sariawan,tidak ada
pembengkakan tonsil.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening dan kelenjar tirod
- Payudara : Simetris, areola hiperpigmentasi,
tidak ada oedema, tidak ada benjolan,
pengeluaran ASI (Positif/Positif).
- Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi,
tidak ada striae gravidarum, tidak ada linea
nigra
- Leopold I : Teraba bulat tidak melenting .
- Leopold II : Teraba keras memanjang seperti
papan sebelah kiri, dan teraba bagian-bagian
kecil sebelah kanan
- Leopold III : Teraba keras bulat melenting .
- Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk
PAP (Divergent)
- TFU : 34cm , TBBJ : (34-11)X 155 =
3.565gr
- DJJ : 155x/m Puctum maksimum satu tempat
sebelah kiri perut ibu.
- Genetalia : Vulva/ Vagina bersih, tidak ada
kelaianan, tidak ada oedema dan Varises tidak
ada pembengkakak bartholini dan skene
- Anus : Tidak ada heamoroid
- Ekstremitas : Tidak ada oedema dan tidak ada
varises
- Refleks patella : Positif/Positif
- Punggung : Tidak ada nyeri ketuk CVAT.
- Pemeriksaan penunjang :
- Hb 13,4 gr/dL
- Protein Urine : (NegatifS)
- Glukosa Urine : (Negatif)
- HBsAg : Non Reaktif
- HIV : Non Reaktif
- Sifilis : Non Reaaktif
A: Ny “S” Umur 23 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan fisik
- Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan bayi sehat
- Memberikan Penkes tentang gizi seimbang bagi
ibu hamil seperti nasi, ikan, daging, udang, hati
ampela ayam,tempe, tahu, telur, sayur-sayuran
yang hijau , buah-buahan ..
- Memberikan KIE tentang tanda-tanda
persalinan dan persiapan persalinan di pasilitas
kesehatan.
- Memberikan penkes kepada ibu tentang
ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan
trimester III seperti buang air kecil di malam
hari.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 2 minggu kemudian pada tanggal 23
Desember 2021 atau jika ada keluhan.
Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran
yang telah diberikan oleh bidan

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

OKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER III NY”S”

DI PMB BIDAN ”S” KABUPATEN LEBAK

ANC II

Nama : Ny.”S”

Umur : 23 Tahun

Alamat : Kp Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Kamis,23 Desember S: - Ibu datang ke PMB, ingin memeriksa
2021 kehamilannya. Ibu mengatakan saat ini sering
10.00 WIB mengeluh Sakit pinggang.
- HPHT : 02-04-2021 TP: 09-01-2022

O: - K/U: Baik kesadaran : composmentis


- Statu Emosional : Stabil
- TTV :
- TD : 100/70 mmhg R : 22x/m
N : 82x/m S : 36,6⁰C
- Antropometri
- BB : 51 kg
- TB : 149 cm
- Lila : 24 cm
- Pemeriksaan fisik
- Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe.
- Wajah : Tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, repfleks pupil (Positif/Positif)
- Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
sumbatan, tidak ada infeksi
- Hidung : Bersih,tidak ada kotoran,tidak ada
polip.
- Mulut : Bersih,tidak ada sariawan,tidak ada
pembengkakan tonsil.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening dan kelenjar tirodPayudara :
Simetris, areola hiperpigmentasi, tidak ada
oedema, tidak ada benjolan, pengeluaran ASI
(Positif/Positif)
- Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi,
tidak ada striae gravidarum, tidak ada linea nigra
- Leopold I : Teraba bulat tidak melenting .
- Leopold II : Teraba keras memanjang seperti
papan sebelah kiri, dan teraba bagian-bagian
kecil sebelah kanan.
- Leopold III : Teraba keras bulat melenting .
- Leopold IV : Bagian terendah sudah masuk
PAP (Divergent)
- TFU : 34cm , TBBJ : (34-11)X 155 = 3.565gr,
- DJJ : 150x/m Puctum maksimum satu tempat
sebelah kiri perut ibu.
- Genetalia : Vulva/ Vagina bersih, tidak ada
kelainan tidak ada oedema dan varises tidak ada
pembengakakn kelenjar bartholini dan skene.
- Anus : Tidak ada haemoroid
- Ekstremitas : Tidak ada oedema dan tidak ada
varises
- Refleks patella : Positif/Positif
- Punggung : Tidak ada nyeri ketuk CVAT.
- Pemeriksaan penunjang
- HB: 13,4 gr/dL
- Protein Urine : (Negatif)
A: - Glukosa Urine : (Negatif)
- HBsAg : Non Reaktif
P: - HIV : Non Reaktif
- Sifilis : Non Reaaktif
Ny “S” Umur 23 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
- Melakukan informed consent
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan bayi sehat
- Mensuport ibu untuk tetap melanjutkan gizi
seimbang seperti nasi, lauk, sayur, buah dan
mengatur pola makan yaitu mengurangi makan
makananan manis dan mengurangi karbohidrat
agar tidak terjadi kenaikan berat badan yang
berlebihan
- Memberitahu kepada ibu jika sakit pinggang
yang di rasakan oleh ibu adalah
ketidaknyamanan pada trimester III dan
memberitahu ibu untuk senam hamil untuk
mengurangi sakit pinggang yang di rasakan oleh
ibu pada saat hamil..
- Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda-
tanda persalinan dan persiapan persalinan di
fasilitas kesehatan serta menyiapkan jaminan
kesehatan yang akan digunakan ketika bersalin.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu kemudian
Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran
yang telah diberikan oleh bidan

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF NY“S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny.”S”

Umur : 23 Tahun

Alamat : Kp Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Selasa,28 Desember 2021 S: - Ibu merasa mulas-mulas sejak pukul 11.00 WIB dan
Pukul.18.00 WIB keluar lendir bercampur darah.
- HPHT : 02-04-2021 TP: 09-01-2022

O: - K/U: Baik Kesadaran: composmentis


Status emosional : Stabil
- TTV:
- TD: 110/80 mmHg R: 20 x/menit
N : 80 x/menit : S : 36,0ºC
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
palpebra tidak oedema
- Payudara : Aerola hyperpigmentasi, putting susu
menonjol, colostrum (+/+)
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
striae gravidarum dan tidak ada linea nigra.
- Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
- Leopold II : Teraba tahanan memanjang seperti papan di
kiri dan teraba bagian terkecil janin di kanan
- Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
- Leopold IV : Divergen 2/5 bagian
- TFU : 34 cm, TBBJ : (34-11) x 155 = 3.565 gram, DJJ :
(positif) teratur, frekuensi 135x/m, teratur, punctum
maksimum sebelah kiri bawah pusat, His : 4x/10‟/45”,
kandung kemih kosong.
- Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan tidak ada
oedema, tidak ada pembengkakan.
- VT : Tidak ada kelainan, portio tipis lunak,
pembukaan 5 cm, ketuban (positif), presentasi kepala,
ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan kepala Hodge II,
tidak ada mollase.
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Ekstremitas : Tidak ada oedema dan tidak ada varises
Ny “S” umur 23 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala I
fase aktif, janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
A:
- Melakukan informen consent.
- Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik.
P: - Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi
ibu.
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu, minum ±
250 ml air mineral
- Menganjurkan ibu untuk miring kiri,untuk mempercepat
proses persalinan.
- Memberitahu ibu agar tidak menahan BAB dan BAK
- Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik ,yaitu
dengan menarik nafas pelan dan meniupnya melalui
mulut ketika ada his.
- Menyiapkan partus set serta obat dan bahan untuk

menolong persalinan obat serta perlengkapan ibuLampiranV


bayi., alat dan obat sudah disiapkan Mempersiapakan
perlengkapan Ibu dan bayi
- Melakukan observasi keadaan umum, TTV, His, DJJ,
dan Kemajuan persalinan ssuai partograf.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN KALA II NY“S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny.”S”

Umur : 23 Tahun

Alamat : Kp Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan

Selasa,28 desember S: - Ibu mengatakan mulasnya semakin sering dan


2021 kuat, ibu merasa ada dorongan ingin meneran
Pukul 20.50 WIB seperti BAB yang tidak dapat ditahan, ibu merasa
keluar air-air dari jalan lahir.

O: - K/U : Baik Kesadaran : composmentis


- Status Emosional : Stabil
- TTV:
- TD: 120/80 mmHg R: 22x/menit
- N: 82 x/menit S: S : 36,5ºC
- Abdomen:
- DJJ : frekuensi 140x/menit, puctum maksimum
satu tempat dibawah pusat sebelah kiri perut ibu
His : 5x10‟50‟
- Tanda gejala kala II : dorongan kuat ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva dan anus membuka
- Genitalia : VT portio tidak teraba, pembukaan
10 cm, ketuban jernih presentasi kepala,ubun-
ubun kecil kiri depan, tidak ada molase.

A: Ny “S” G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin


tunggal hidup intra uteri presentasi kepala
P: - Melakukan informed consent
- Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan
- Mendekatkan dan menyusun alat secara
ergonomis serta memakai APD lengkap. Alat
sudah didekatkan dan APD sudah dipakai.
- Menganjurkan ibu untuk memilih posisi
persalinan sesuai dengan kenyamana ibu. Ibu
memilih posisi setengah duduk.
- Memberi dukungan kepada ibu.
- Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu
menarik nafas panjang, dagu menempel ke dada,
mata terbuka dan melihat ke arah perut ibu
kemudian meneran seperti ingin BAB dengan
merapatkan gigi, serta beristirahat ketika tidak ada
kontraksi.. .
- Memantau DJJ saat tidak ada kontraksi.
Menolong persalinan dengan 60 langkah APN.
Pukul 21.35 WIB Bayi lahir bugar, menangis kuat, gerakan aktif,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki,BB
3600gram,PB 51cm,LK 33cm,LD 35cm tidak ada
cacat bawaan, anus berlubang.
- Memfasilitasi IMD, IMD berhasil dilakukan pada
menit ke 30

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN KALA III NY“S”

DI PMB BIDAN ”S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny.”S”

Umur : 23 Tahun

Alamat : Kp Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal Waktu Catatan Perkembangan

Selasa,28 Desember 2021 S: - Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya.
Pukul 21.35 WIB
O: - K/U : Baik Kesadaran : Composmentis
- Status emosionsal : stabi
- Abdomen : TFU sepusat, uterus globuler,tidak ada janin
kedua, kontraksi uterus baik kandung kemih kosong
- Genitalia : terlihat semburan darah dari jalan lahir, tali
pusat memanjang dan perdarahan ±100cc.

A: Ny. “S” umur 23 tahun P1A0 partus kala III

P: - Melakukan informed consent, Ibu mengerti.


- Memberitahukan hasil pemeriksaan
- Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM, oksitosin sudah
disuntikan.
- Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali PTT
- melihat 3 tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler,
adanya semburan darah dari jalan lahir dan tali pusat
memanjang.
- Melahirkan plasenta dengan tekhnik Brand Andrew.
Pukul 21.40 wib plasenta lahir kotiledon lengkap.
- Melakukan masase fundus uteri, kontraksi uterus baik.
- Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase fundus
uteri, Ibu dan keluarga dapat melakukan masase fundus
uteri
- selama 15 detik dan mengajarkan ibu secara mandiri.

Sri Lestari setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN KALA IV NY“S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny.”S”

Umur : 23 Tahun

Alamat : Kp Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan

Selasa,28 Desember 2021 S: - Ibu masih merasa lemas.


Pukul.21.55 WIB
O: - K/U : Baik Kesadaran :
composmentis
- Status Emosional : Stabil
- TTV:
- TD: 100/70 mmHg R: 21x/menit
- N: 80 x/menit S: 36,5 0C
- Abdomen : kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, kandung kemih kosong.
- Genitalia : Terdapat laserasi perineum grade II,
A: jumlah darah yang keluar ± 60 cc.
Ny “S” umur 23 tahun P1A0 partus kala IV.
P:
- Melakukan informen consent
- Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik . dan terdapat luka robekan
Perineum dari jalin lahir.
- Melakukan penjahitan luka perineum dengan
anatesi local lidocain 2% dengan aquades 1:1
- Memberikan kenyamanan pada ibu dengan
membersihkan dan merapihkan ibu.
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu.
Ibu minum ±200 ml air mineral dan makan nasi
1 porsi.
- Menganjurkan ibu untuk istirahat.
- Mengajarakn ibu cara perawatan luka perineum
- Mendekontaminasi alat dan melakukan
pemantauan kala IV
- Memberikan therapy obat dan memberitahu
cara meminumnya : Vitamin A 200.000 IU 2
kapsul 1x1 diminum 1 kapsul segera setelah
melahirkan 1 kapsul dengan jarak 24 jam, ,
paracetamol 3x1 setelah makan, amoxcillin 1
tablet 3x1 setelah makan, tablet Fe 1x1
sebanyak 10 tablet diminum sebelum tidur.
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB
dan BAK.
- Menganjurkan ibu untuk istirahat dan mobilisasi
dini.
- Memantau kala IV yaitu tiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
Hasil pemeriksaan terlampir di partograph.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V
Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS NY. “S” 6 JAM

DI PMB “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan


Selasa,28 desember S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan
2021 berjalan serta sudah BAK.
Pukul 03.00 WIB
O: K/U : Baik Kesadaran composmentis
- Status emosional : Stabil
- TTV :
- TD: 110/70 mmHg N : 85 x/m
- R : 20 x/m S : 36,6ºC
- Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, skrela tidak ikterik dan palpebral
tidak odema.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
kelenjar tiroid.
- Payudara : Simetris, putting susu menonjol, aerola
hyperpigmentasi, tidak ada benjolan, dan nyeri tekan, pengeluaran
ASI (Positif).
- Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik dan
teraba keras, kandung kemih kosong.
- Genitalia : Vulva/vagina tidak ada oedema, terdapat laserasi
derajat 2 perdarahan 50+ cc.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada
tanda homan

Ny “S” umur 23 tahun P1A0 Post partum 6 jam.


A:
- Melakukan informen consent.
P: - Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
- Memberikan KIE tentang asuhan bayi baru lahir, dan selalu
menjaga kehangatan bayi.
- Memberikan informasi tentang ASI Ekslusif yaitu memberikan
ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan.
- Memberitahu kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat.
- Memberikan terapi Fe 1x 60 mg, paracetamol 3x 1 500 mg,
amoxicillin 3x 1 500 mg dan Vitamin A 200.000 IU 24 jam
setelah bayi pemberian pertama.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 2 hari berikutnya yaitu tanggal
30 desember Januari 2021 atau jika ada keluhan.

Sri lestari setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS NY. “S” 2 HARI

DI PMB “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan


Kamis, 30 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan
Desember 2021 berjalan serta sudah bisa beraktifitas seperti biasa.
Pukul 10.00 WIB
K/U : Baik Kesadaran : composmentis
O: - Status emosional : Stabil
TTV:
- TD : 110/70 mmHg N : 84 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,5ºC
- Mata : konjungtiva tidak pucat, skrela tidak ikterik dan palpebral
tidak odema.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
kelenjar tiroid.
- Payudara: Simetris, putting susu menonjol, aerola
hyperpigmentasi, tidak ada benjolan dan nyeri tekan,
pengeluaran ASI (Positif).
- Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik dan
teraba keras, kandung kemih kosong.
- Genitalia : Vulva/vagina tidak ada oedema, terdapat laserasi,
perdarahan  30 cc, lochea rubra.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada
Tanda homan

Ny “S” umur 23 tahun P1A0 Post partum 2 hari.


A:
- Melakukan informen consent.
P: - Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
- Memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang untuk ibu nifas
Seperti yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak
dan minum air putih 10 gelas perhari untuk memperbanyak
produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan apapun.
- Memberikan informasi tentang personal hygine pada ibu nifas
- Memberitahu kepada ibu untuk meminum Fe 1x 60 mg.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 7 hari berikutnya yaitu tanggal
6 Januari 2022 atau jika ada keluhan.
Setelah diberikan penjelasan ibu dan suami mengerti dan mau
melakukan anjuran yang telah diberikan.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 7 HARI NY”S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny
„‟S‟‟ Umur : 23
tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan

Kamis, 06 Januari 2022 S: - Ibu mengatakan selama 7 hari masa nifas ibu
Pukul 10.00 Wib tidak ada keluhan napsu makan baik, BAK dan
BAB lancar, ibu merasa istirahat cukup,
mengganti pembalut 1-2 kali sehari, ibu tidak
ada keluhan.

O: - K/U : Baik Kesadaran composmentis


- Status emosionsal : Stabil
- TTV :
- TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit
- R : 20 x/menit S : 36,6 ºC
- Wajah : Tidak pucat dan tidak ada oedema
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah
bening dan kelenjar tiroid
- Payudara : Simetris, putting susu menonjol,
aerola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan, pengeluaran ASI ( Positif)
- Abdomen : TFU pertengahan pusat simpisis,
kandung kemih kosong
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Genitalia : Vulva bersih, tidak ada perdarahan
aktif, lochea sanguinolenta.
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada
varises dan tidak ada tanda homan dan reflek
patella (positif/positif).

A: Ny “S” umur 23 tahun P1A0 postpartum 7 hari

P: - Melakukan informed consent


- Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik.
- Memberitahu kepada ibu untuk selalu istirahat
yang cukup
- Mengingatkan kembali tentang personal hygene
pada ibu nifas, yaitu sering ganti pembalut dan
pakaian dalam minimal 2 kali sehari.
- Menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan
- Mengingatkan tentang tanda bahaya nifas
- Mengingatkan kembali pada ibu untuk selalu
minum tablet Fe 1 x 60 mg.
Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang nifas 28 hari
berikutnya.yaitu pada tanggal 25 Januari 2022 atau jika
ada keluhan.
Setelah dilakukan penjelasan ibu dan suami mengerti
dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 28 HARI NY”S”

DI PMB BIDAN “S”KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny „‟S‟‟
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Selasa 25,Februari 2022 S: - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Pukul 10.00 Wib
O: -K/U : Baik Kesadaran : composmentis
-Status emosionsal : Stabil
- TTV :
-TD : 110/70 mmHg N : 83 x/menit
R : 21 x/menit S : 36,6 ºC
- Wajah : Tidak pucat dan tidak ada oedema
- Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik
- Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, areola
hyperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak
tedapat nyeri tekan, pengeluaran ASI
(positif/positif).
- Abdomen : Kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri
tekan, TFU tidak teaba
- Genitalia : Vulva/ vagina bersih, tidak ada
kelainan, tidak oedema, tidak ada varises lochea
alba.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema pada tangan dan
kaki.
A: Ny “S” umur 23 tahun P1A0 postpartum 28 hari.

P: - Melakukan informed consent


- Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan.
- Memberikan konseling KB, ibu mengerti dan ibu
berencana ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
- Mengingatkan kembali pada ibu untuk selalu
minum obat tablet Fe 1 x 60 mg
Merencanakan kunjungan ulang nifas 6 minggu yaitu
pada tanggal 9 febuari 2022 atau jika ada keluhan.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS NY. “S” 42 HARI

DI PMB “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat: Kp. Ela.RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan


Rabu, 9 februari S: Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan, ibu sudah bisa melakukan
2022 Pukul. 11.00 pekerjaan rumah dan ingin menggunakan kontrasepsi KB suntik 3
WIB bulan.

O: - K/U : Baik Kesadaran : composmentis


- Staus emosional : Stabil
- TTV:
- TD: 120/80 mmHg R: 22 x/menit
- N: 80 x/menit S: 36,6⸰C
- Muka : Tidak pucat dan tidak oedema.
- Mata : konjungtiva tidak pucat, skrela tidak ikterik, palpebra tidak
odema.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid.
- Payudara: Simetris, putting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi,
tidak ada benjolan dan nyeri tekan, pengeluaran ASI (Positif).
- Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
- Genitalia : Vulva/vagina bersih, lochea alba berwarna putih dan
bening.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada tanda
homan dan reflek patella (Positif).

Ny “S” Umur 23 P1A0 post partum 6 minggu


A:
- Melakukan informed consent, Ibu mengerti.
P: - Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan,
Ibu mengerti
- Melakukan penyuntikkan KB suntik 3 bulan yaitu
Medroxyprogesteronre 1 mg secara IM di daerah 1/3 bagian atas
bokong ibu dari tulang Spina iliaka Superior Anterior sampai Os
Coxigis. Ibu sudah disuntik KB 3 bulan.
- Mengingatkan kembali tentang personal hygene
- Mengingatkan kembali pada ibu untuk selalu minum obat tablet Fe 1
x 60 mg
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang KB pada tanggal 8 Mei
2022. Ibu mengerti.
Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada keluhan, ibu mengerti.

Sri lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

DI PMB “S” KABUPATENLEBAK

Nama : Byi Ny”S”


Umur : Segera setelah lahir
Alamat : Kp.Ela RT/RW 002/04

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Selasa,28 Desember 2021
Pukul 21.35 WIB S: -

O: - K/U : Baik
- Bayi lahir bugar, bayi lahir cukup bulan,
menangis kuat

A: Neonatus Ny. ”S” segera setelah lahir sesuai masa


gestasi

Pukul 21.40 WIB P: - Melakukan informend consent.


- Melakukan penilaian awal pada bayi, ibu
dalam keadaan baik
- Mengeringkan bayi segera setelah lahir.
- Menjaga kehangatan bayi.
- Melakukan penjepitan dan pemotong tali
pusat.
- Mempertahankan suhu tubuh bayi agar
tetap dalam keadaan hangat, bayi sudah di
selimuti
- Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Memberikan Vitamin K1 1 mg dengan
dosis 0,5 ml pada 1/3 anterolateral paha
kiri bayi secara IM.
- Memberikan salep mata tetrasiklin 1 %
pada mata kanan dan kiri bayi.
- Melakukan perawatan bayi baru lahir
normal.
Keadaan umum bayi baik, kehangatan bayi terjaga
dan bayi sudah mendapatkan vitamin K dan salep
mata serta IMD dalam waktu 30 menit. Bayi
berhasil mencapai puting susu ibu.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR 6 JAM NY.

“S” ” DI PMB “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Bayi Ny “S”


Umur : 6 Jam
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Selasa,28 Desember 2021 S: - Ibu mengatakan saat ini bayinya dapat menyusu
Pukul 03.00 WIB dengan baik menyusu kuat, bayi sudah BAK dan
BAB.

O: K/U : Baik
TTV:
- HR : 133 x/menit RR : 48 x/menit S: 36.6C
- Antropometri :
- BB : 3.600 gram
- PB : 51 cm
- LK : 33 cm
- LD : 35 cm
- Kepala : Tidak ada caput succadeneum dan
tidak cepal hematom
- Muka : Simetris, tidak ada oedema
- Mata : Simetris, skrela tidak ikterik dan
konjungtiva tidak pucat
- Hidung : Simetris, bersih tidak ada polip,
terdapat 2 lubang hidung dan septum berada
ditengah
- Telinga : Simetris, bersih dan daun telinga
terbentuk
- Mulut : Tidak ada labioskizis, tidak ada
palatoskizis dan tidak ada labiopalatoskizis
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu sudah terbentuk dan bunyi jantung
normal
- Abdomen : Simetris, cembung dan tidak ada
perdarahan tali pusat
- Punggung : Tidak ada spina bifida.
- Ekstremitas : Simetris, tidak ada sindaktil dan
polidaktil atau brakidaktil
- Genitalia : Testis sudah turun, skrotum sudah
ada
- kulit : Kemerahan
- Refleks : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif)

A: Neonatus Ny “S” Umur 6 jam sesuai masa gestasi

P: - Melakukan informend consent.


- Memberitahukan hasil pemeriksaan pada
keluarga.
- Menjaga kehangatan bayi.
- Menyuntikkan imunisasi HB0 0,5 cc di
anterolateral paha kanan bayi.
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
- Menganjurkan ibu kunjungan ulang bayinya 2
hari kemudian tanggal 30 Desember 2021 atau
segera apabila ada keluhan.
Keadaan umum bayi baik, bayi menghisap kuat, sudah
diberi HBO, ibu mengerti dan mau melakukan anjuran
yang diberikan.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR 2 HARI NY.‟‟S”

DI PMB BIDAN “S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Neonatus Ny. ”S”


Umur : 2 hari
Alamat : Kp.Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Kamis,30 Desember 2021
Pukul 10.00 WIB S: - Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusu kuat.

O: - K/U : Baik, menangis kuat, gerakan aktif, warna


kulit kemerahan.
- TTV :
- HR: 137x/menit, RR: 48x/ menit, S: 36,5°C
- Antropometri
- BB: 3.700 gram
- PB: 51cm
- LK: 33 cm
- LD: 35 cm
- Kepala : Bersih
- Muka : Tidak ada oedema
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterik
- Telinga : Simetris dan bersih
- Hidung : bersih, tidak ada secret
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
denyut jantung normal.
- Abdomen : Tidak ada benjolan, tali pusat belum
puput dan masih basah.
- Ekstremitas : Simetris tidak ada kelainan
- Punggung : Tidak terdapat spina bifida, tidak
ada bercak mongol.
- Reflek : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif

A: Neonatus Ny “S”. Umur 2 hari sesuai masa gestasi

P: - Melakukan informed consent. Ibu mengerti


- Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan, Ibu mengerti.
- Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi
baru lahir. Ibu mengerti
- Menganjurkan pada ibu untuk sering menjemur
bayinya sesering mungkin setiap pagi
- Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang ulang 7 hari yang akan datang yaitu pada
tanggal 6 Januari 2022.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR 7 HARI

DI PMB” S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Neonatus Ny”S”


Umur : 7 hari
Alamat : Kp.Ela RT?RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan

Kamis,6 Januari 2022 S: - Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusu kuat


Pukul 10.00 WIB dan tali pusat sudah puput hari ke 4.

O: - K/U : Baik, menangis kuat, gerakan aktif,


warna kulit kemerahan.

- TTV:
- HR : 137 x/menit, RR : 48 x/menit S:36.0C
- Antropometri :
- BB: 3.800 gram
- PB : 51 cm
- LK 34 cm
- LD 36 cm
- Kepala : Bersih dan tidak ada kelainan.
- Muka : Tidak ada oedema.
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterik
- Telinga : Simetris dan bersih
- Hidung : Bersih, tidak ada secret.
- Mulut : Bersih, tidak ada kelainan.
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, dan bunyi jantung normal.
- Abdomen : Tidak ada benjolan tali pusat sudah
puput, dan tidak ada infeksi
- Ekstrremitas : Simetris, tidak ada kelainan.
- Punggung : Tidak ada spina bifida, tidak ada
bercak mongol.
- Reflek : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif)

A: Neonatus Ny “S” umur 7 hari cukup bulan sesuai masa


gestasi

P: - Melakukan informend consent. Ibu mengerti


- Memberitahukan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang akan di berikan. Ibu mengerti
- Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
menjemur bayinya setiap pagi.
- KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
- Memberikan ASI sesering mungkin 2 jam
sekali..
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4
minggu kemudian pada tanggal 25 Januari
2022 atau jika ada keluhan.
.

Sri Lestri Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR 28 HARI NY. “S”

DI PMB. ” S”KABUPATEN LEBAK

Nama : Neonatus Ny”S”


Umur : 28 hari
Alamat : Kp.Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan perkembangan


S: - Ibu mengatakan, bayinya sehat, BAK dan BAB
Selasa.25 januari 2022 lancar, menyusu kuat, bayi hanya diberikan ASI
Pukul 10.00 WIB saja tanpa diberikan makanan tambahan.

O: - K/U: Baik, menangis kuat, gerakan aktif, warna


kulit kemerahan.
- TTV:
- HR: 138x/m, RR: 48x/m, S: 36,0⸰C
- Antopometri
- BB: 4.500 gram
- PB: 52 cm,
- LK : 35 cm
- LD : 37 cm
- Mata : Simetris, konjungtiiva tidak pucat, tidak
anemis, sklera tidak ikterik.
- Leher : Tidak da pembengkakan pada kelenjar
getah bening dan kelenjar tiroid.
- Dada : Simetris, tidak ada retaksi dinding dada,
putting susu simetris, bunyi jantung normal.
- Abdomen : Tidak ada benjolan tali pusat sudah
puput, tida ada infeksi. .
- Ekstermitas : Tidak ada oedem.
- Genetalia : BAK dan BAB lancar.
- Reflek : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif

A: Neonatus Ny”S” Usia 28 hari sesuai masa gestasi

P: - Melakukan informed consent. Ibu mengerti


- Memberitahu hasil pemeriksaan, dan asuhan yang
akan diberikan. Ibu mengerti
- Memberikan KIE imunisasi. Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang pada 09 Februari 2022, atau apabila ada
keluhan, Ibu mengerti dan menyetujuinya.

Sri Lestari Setianingsih


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR 42 HARI NY. „‟S‟‟

DI PMB BIDAN” S” KABUPATEN LEBAK

Nama : Neonatus Ny”S”


Umur : 42 hari
Alamat : Kp.Ela RT/RW 002/004

Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan


Rabu,09 februari 2022 S - Ibu mengatakan bayinya sehat, BAK dan
Pukul 10.00 Wib BAB lancar, menyusu kuat, bayinya hanya di
berikan ASI saja tanpa tambahan makanan.
Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi
BCG dan Polio I.

O - K/U : Baik , menangis kuat, gerakan aktif,


warna kulit kemerahan.
- TTV:
- HR : 148 x/menit, RR 49x/menit, S: 36.6C
- Antropometri
- BB : 4.500 gram
- PB : 52cm, LK :
- 36 cm,
- LD 37 cm,
- Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik.
- Leher : Tidak ada pembengkakan pada
kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, putting susu simetris, bunyi jantung
normal
- Abdomen : Tidak ada benjolan, perut agak
cembung, pusat bersih, tidak ada kemerahan.
- Ekstremitas : Tidak oedema
- Genitalia : BAK dan BAB lancar
- Reflek : Rooting (Positif), Sucking (Positif),
Grasping (Positif), Swallowing (Positif),
Moro (Positif).
.
A Neonatus Ny “S” umur 42 hari sesuai masa gestasi

P - Melakukan informend consent. Ibu mengerti


- Memberitahu hasil pemeriksaan dan asuhan
yang akan diberikan. Ibu mengerti
- Menganjurkan ibu untuk mengikuti posyandu
membawa bayinya tiap bulan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan
dan juga imunisasi tiap bulan dengan
imunisasi dasar lengkap. Ibu menegrti
Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada
keluhan pada bayi.

Sri Lestari Setianingsih

Anda mungkin juga menyukai