Disusun oleh :
SRI LESTARI
SETIANINGSIH
NIM.P27902119036
2022
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “S”
Disusun Oleh
NIM.P2790211903
JURUSAN KEBIDANAN
2022
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
ABSTRAK
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT karena atas rahmat
dan karunia yang telah diberikan olehnya kepada hambanya. saya bisa
tahun saya sadar saya manusia yang banyak kekurangan dan kehidupan
yang sederhana sehingga saya bisa hidup dan bernafas sampai saat
detik ini bisa menguatkan semangat saya tuk bertahan sampai di titik dan
semagat dan dukungan dari orang tualah yang menguatkan saya dari jatuh
saya selau di beri kesehatan dalam menjalankan hidup. Tidak lupa solawat
beserta salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah
kebaikan.
Untuk kedua orang tua saya terimakasih emak ( ecin ) dan Alm
ibarat cahaya yang di kirim oleh allah yang selalu menerangi tidur saya
vi
semangat hidup saya yang menjadikan motivasi saya untuk selalu bangkit
dan saya tidak bisa balas jasa mu bu, kamu begitu hebat sosok pahlawan
menyusahkan ibu. engkau begitu sosok ibu yang tidak akan bisa
tergantikan.
Untuk Alm bapak saya bapak Dodo, pak kini anakmu sudah lulus
senang di syurga, bisa melihat ai anakmu ini pak. Pak kini anakmu sudah
lulus dan bisa mewujudkan apa yang bapak inginkan agar sebuah cita cita
dan perjuangan ai di masa kecil terwujud, ketika saya sukses dan lulus
terbaik buat adiknya walaupun diantara kita selalu ada masalah kamu
begitu saya sayingi dan sebagai pengganti bapak dan selalu mendengarkan
hidupnya dulu engkong selalu memotivasi saya dan tak lupa juga amanah
vii
mu kong di kala saya sudah menyelesaikan kuliah saya harus menjadi
sudah di panggil oleh sang maha kuasa allah SWT,semoga enggkong bisa
Untuk engkong saya yang di rangkas abah Latas dan nenek saya
Ibu Muheni terimakasih kong dan ambu selalu memotivasi saya selalu
hebat dan kalian adalah malaikat bagi saya yang selalu mendukung saya
semangat saya semoga engkong dan ambu panjang umur sehat selalu dan
di mudahkan rezekiny sampai akhir hayat saya. Meski saya belum bisa
balas jasa kalian tetapi saya berusaha bisa membuat kalian bahagia.
bantu saya dari pendaftaran dan masuk poltekkes,meski dulu kita berdua
sempet berjuang bareng tes dan 1 ruangan bareng,dan pada akhirnya yang
saya di kala saya sakit dan sedang ada masalah,dan kita berdua punya cita-
terkabulan oleh allah SWT dan semangat terus untuk kedepanya semoga
amiiin.
viii
Untuk teman saya ayunda ajeng,terimakasih jeng selalu dengerin
curhatan aku selama di kostn dan terimkasih juga udah mau jadi teman
sekaligus kerabat dan sahabat dekat. Kamu temen yang hebat bisa jalani
hidup dan beban pikiran yang sangat kacau,temen nangis pas di RSUD
berkah temen kena semprot pas lagi dines. Sukses terus jeng semangat gak
biasa meski kadang nyebelin suka rebutan kamar mandi ah kangen banget
rasanya kemushoa,ngambil makan,jadi imam yang jadi ciri khas itu pas
kebahagian itu tidak lama,dan semoga kalian semua sehat-sehat yah guys
dan dan bisa jadi bridmed nanti pas nikahan aku hhehhehe
terimakasih kalian sudah menjadi fatner bob kalian hebat semua dan kalian
juga yang tau gimana rasanya cape,ngebatin selama 2 bulan dan pokonya
beban banget,tapi itu adalah sebuah perjuangn yang bakal jadi pengalaman
,dan terimkasih selalu denger curhatan,dan jangan pernh kapok bobo sama
aku yah guys,berisiknya aku di kala pulang dines ah pokonya kangen deh
makan dan beli jajanan apalagi alpukat kocok yang harganya murah 5000.
ix
Untuk Ibu anik CI kompre saya, saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada ibu yang sebesar- besarnya. Saya tidak bisa berkata-
kata apa- apa lagi selain mengucapkan banyak terimakasih kepda ibu yang
selalu membimbing saya dari mulai mencari pasien kompre dan sampai
yang tidak bisa terlupakan banyak sekali kebaikan dan ilmu yang beliau
bimbing kepada saya semoga ibu diberikan kesehatan panjang umur dan
laporan tugas akhir, meski banyak sekali kekurangan dari saya. Saya tidak
yang telah ibu berikan. Meski banyak sekali kekurangan dan kesalahan
Untuk teh kingking teh eka dan teh lala terimakasih banyak sudah
mau membantu tari, dari mulai anc sampai persalinan, sudah mau
x
membimbing dan berbagi ilmu kebidanan. Dan terimakasih banyak
terutama untuk teh lala sudah mau direpotkan dari mulai mencari pasien
fatner hidup saya dari sekolah hingga sampai detik ini menemani
saya dari saya sekolah hingga sampai detik ini ,kamu begitu hebat selalu
dalam hal apapun,terimakasih kamu selalu ada buat saya selalu menolong
tugas-tugas
dan terimakasih juga selalu nemenin saya dari saya sakit dan selalu ada
buat saya dan kamu begitu baik terhadap keluarga saya dari nol hingga
xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Anak Ke : 2 (dua)
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
xii
KATA PENGANTAR
xiii
5. Ibu Ayi Tansah Rohaeti, Mtr. Keb selaku penguji Laporan Tugas
Akhir
6. Segenap dosen dan beserta staf Jurusan Kebidanan Rangkasbitung
yang telah memberikan bantuan selama penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
7. Ny. “S” yang telah bersedia menjadi klien dan bekerjasama dengan
penulis dalam studi kasus ini.
8. Kedua orangtua tercinta serta keluarga besar yang telah
memberikan dukungan moril dan materil sehingga penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
9. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Banten Jurusan Kebidanan Rangkasbitung
yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam
penyusunan studi kasus ini.
10. Semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
akan keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki, sehingga dalam Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penyusunan
selanjutnya.
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
ABSTRAK v
LEMBAR PERSEMBAHAN vi
DAFTAR ISI xv
DAFTAR LAMPIRAN xx
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 4
1.3 Manfaat 5
xv
2.5 Asuhan Kebidadan Bayi Baru Lahir 53
4.2 Hasil 72
4.3 Pembahasan 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR SINGKATAN
xv
LD = Lingkar Dada
DTT = Desinfeksi Tingkat Tinggi
TFU = Tinggi Fundus Uteri
PAP = Pintu Atas Panggul
DJJ = Detak Jantung Janin
TBBJ = Taksiran Berat Badan Janin
ASI = Air Susu Ibu
DPT = Difteri, Pertusis dan Tetanus
AKDK = Alat kontrasepsi dalam kulit
CVAT = Costo Vertebra Angle Tendernes
PI = Pencegahan Infeksi
TTV = Tanda-Tanda Vital
VT = Vagina Toucher
PTT = Peregangan Tali Pusat
KU = Keadaan Umum
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xx
BAB I
PENDAHULUA
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program mengurangi AKI dan
AKB. Program tersebut antara lain safe motherhood. Program ini di indonesia
dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB), pelayanaan
pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman, serta pelayanan
obstetri esensial dipusat pelayanan kesehatan masyarakat (Zahtamal, 2011). dalam
Mappaware dkk, 2020).
Angka Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai belum berusia tepat satu tahun, yang terbagi menurut usia kematiannya.
Kematian Neonatal yaitu kematian bayi lahir hidup yang kemudian meninggal
sebelum 28 hari kehidupannya. Kematian Neonatal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
1
kematian Neonatal dini merupakan kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama
kehidupannya dan kematian Neonatal lanjut adalah kematian bayi yang terjadi pada
masa 8-28 hari kehidupannya. (Pedoman AMP Kemenkes 2010). Dalam Puji dkk,
2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, tingkat pelayanan kesehatan terutama pada
ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pada masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Hasil SDKI Tahun 2012). Upaya
menurunkan angka kematian ibu adalah salah satu prioritas dalam target SDGs yaitu
pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000
kelahiran hidup (Puji dkk, 2020).
Berdasarkan data di Banten pada tahun 2018 sebanyak 247 kasus, kemudian
menurun menjadi 212 kasus tahun 2019, dan 2020 sebanyak 242 kasus, sementara
kasus kematian bayi di banten pada tahun 2018 sebanyak 1.158 kasus. Kemudian pada
tahun 2019 meningkat menjadi 1.299 kasus, dan menurun yakni sebanyak 1.121 kasus.
Penyebab kematian ibu adalah masalah kesehatan yang sering muncul selama
kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan adalah
hipertensi. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15%, dan merupakan satu
diantara 3 penyebab mortalitas dan morbilitas ibu bersalin di samping infeksi dan
2
pendarahan selain itu, frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan juga
meningkat pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.
Dampak dari hipertensi kehamilan lebih lanjut antara lain resiko kematian
maternal, angka prematuritas, berat badan bayi, lahir rendah dan angka kematian
prinatal meningkat kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan hipertensi
pada kehamilan dan di antaranya disebabkan oleh pola makan dan kurangnya waktu
istirahat bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Sedangkan AKB adalah
kematian yang terjadi pada usia 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun) dengan
perbandingannya yaitu per 1000 kelahiran hidup Sedangkan Jumlah adalah banyaknya
tentang bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. (Nuraini dkk, 2016)
Satu upaya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun
perinatal adalah dengan pelayanan antenatal (Antenatal care). Pemeriksaan ANC
(Antenatal Care) Merupakana pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga
mampu menghadapi masa pemberian ASI secara ekslusif, Pelayanan antenatal Care
yang di berikan melalui pengawasan pemberian pendidikan dan penanganan secara
medis untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang aman menurut pedoman
Pelayanan Antenatal,persalinan,nifas,dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasaan bari
tahun 2020 kunjungan ibu hamil minimal 6 kali (2 kali pada trimester I,1 kali pada
trimester II dan 3 kali pada trimester III) kunjungn trimester III yaitu setiap 2 minggu
sampai 1 minggu tiba masa kelahiran (Sari priyanti, dkk, Tahun 2020)
3
terhambat, kelahiran sebelum waktunya, risiko melahirkan bayi prematur, bahkan
sampai keguguran.
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny”S”fisiologis
4
b) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny”S”fisiologis.
c) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu nipas Ny”S”fisiologis.
d) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis
Ny”S”.
e) Dapat memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana Pada Ny”S”
f) Melakukan pendokumentasian dalam asuhan kebidanan SOAP pada
Ny”S”
1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam sehingga
Dengan dilakukanya asuhan kebidanan secara Komprehensif pada ibu dan bayi
diharapkan dapat pelayanan secara optimal dari mulai kehamilan, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB. Sehingga dapat mendeteksi masalah dan mengatasi
komplikasi yang mungkin akan terjadi serta meningkatkan pengetahuan klien
pada saat mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif.
4. Bagi Pendidik
5
pentingnya pemeriksaan pada saat hamil dengan melakukan pemeriksaan ibu
mendapatkan pelayanan secara optimal dan baik dari mulai kehamilan, bersalin,
nifas, dan bayi baru lahir serta KB. Sehingga dapat mencegah dan mendeteksi serta
mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
6
BAB II
TINJAUAN
PUTAKA
7
dapat menerima asuhan yang ibu perlukan pada saat persalinan dan memastikan
ibu melahirkan dengan tenaga terampil. Tempat persalinan yaitu tempat yang
dipilih oleh ibu dan keluarga untuk membantu proses persalinan. Karena
persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan tanpa disertai penyulit penolong persalinan dan tempat atau fasilitas
persalinan saling berkaitan erat. Penolong persalinan dan fasilitas pelayanan
kesehatan sangat berpengaruh terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi
karena dapat mendeteksi lebih dini kemungkinan komplikasi terjadi resiko
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Persalinan yang aman adalah
persalinan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang
terampil. Sedangkan pertolongan persalinan oleh tenga kesehatan yang dimaksud
adalah tenaga kesehatan yang profesional yang telah melalui pendidikan formal
seperti dokter, bidan, dan tenaga para medis lainya yang sudah terlatih dan
terampil dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat masalah atau komplikasi yang terjadi, akan cepat
diketahui dan segera dapat ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunkan peralatan yang
aman, bersih dan steril, sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainya. (Indriyani 2016)
2.2.3 Asuhan Kebidanan Anteatal Care
8
trimester III yaitu setiap 2 minggu sampai 1 minggu tiba masa kelahiran.( (Sari
priyanti, dkk, Tahun 2020).
Asuhan kehamilan adalah cara penting untuk memantau kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi bila ada kehamilan abnormal. Tujuan asuhan kehamilan
adalah :
1. Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya.
2. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa dan memberikan
penatalaksanaan/ perawatan sesuai yang di butuhkan
3. Mempersiapkan ibu hamil dan keluarganya secara fisik, mental
menyambut kelahiran dengan segala perlengkapannya dan persiapan
perlengkapan untuk kelahiran serta menyiapkan keluarga bila
kemungkinan ada komplikasi yang dapat terjadi. (Zakiah 2019)
2.2.5 Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya buah kehamilan
atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa.
1. Gerakan Janin Dalam Rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan
jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin ini dapat dirassakan pada usia
kehamilan 20 minggu.
9
Denyut Jantung Janin Denyut jantung janin normal 120-160x/menit,
dengan fetoskop pinnards atau doppler, dengarkan DJJ pada dinding
abdomen pada sisi yang sama dengan punggung bayi. Dengarkan DJJ
minimal 60 detik, dengarkan sampai 30 detik setelah kontraksi terakhir.
Gawat janin DJJ 180x/menit, jika demikian baringkan ibu ke sisi kiri &
anjurkan untuk relaksasi kemudian nilai DJJ setelah 5 menit dari
pemeriksaan sebelumnya. Jika DJJ tidak mengalami perbaikan, siapkan
ibu untuk segera dirujuk.
2. Bagian – Bagian Janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan 12 lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat
lebih sempurna lagi menggunakan USG.
3. Kerangka Janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG
2.2.6 Trimester Kehamilan
a. Kehamilan dibagi dalam tiga trimester :
1. Kehamilan Trimester I berlangsung dalam 12 minggu
2. Kehamilan Trimester II berlangsung dalam 15 minggu minggu ke-13
sampai minggu ke-27.
3. Kehamilan Trimester III berlangsung dalam 13 minggu minggu ke-28
sampai minggu ke-40. (widiyatiningsih dan dewi 2017)
4. Pembagian kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Preterm : Usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).
2. Aterm : Usia kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu (259-293
hari).
3. Postterm : Usia kehamilan lebih dari 42 minggu (294 hari).
10
2.2.7 Standar Asuhan 10T
Sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang dikenal dengan 10T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T
adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016).
1. Ukur lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran ini dilakukan hanya pada
kontak pertama untuk skrining ibu hamil yang memiliki risiko kurang
energi kronis (KEK). Kurang energi kronis maksudnya adalah kekurangan
gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) di
mana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan kejadian KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
2. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada ibu hamil setiap kali
kunjungan ANC dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan dari
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya atau 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
11
Tabel 2.1
3. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran ini dilakukan pada setiap kali
kunjungan ANC untuk mendeteksi adanya pertumbuhan janin yang sesuai
atau tidak sesuai dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri yang
tidak sesuai dengan umur kehamilan, maka kemungkinan ada gangguan
dari pertumbuhan janin. Standar pengukuran ini menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan berusia 24 minggu.
4. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap
kunjungan ANC untuk mengetahui adanya hipertensi pada kehamilan
(tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg) dan preeklampsia (hipertensi
yang disertai dengan edema tungkai bawah dan atau wajah, dan atau
protein uria)
5. Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada
saat akhir trimester II lalu dilanjutkan dengan setiap kali kunjungan ANC.
Pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada saat
pemeriksaan ANC trimester III kepala janin belum masuk ke panggul atau
bagian bawah janin bukan kepala berarti ada kelainan letak, panggul
12
sempit atau terdapat masalah lain. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian ini di lakukan pada saat akhir trimester I lalu di lanjutkan dengan
setiap kali kunjungan ANC. Denyut jantung janincepat yang lebih dari 160
/menit atau DJJ lambat yang kurang dari 120 /menit menunjukkan adanya
gawat pada janin.
6. Beri tablet tambah darah (tablet besi) Pemberian ini di lakukan untuk
mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil. Setiap ibu hamil harus
mendapatkan minimal 90 tablet zat besi selama kehamilan yang di berikan
sejak kontak pertama
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) dilakukan untuk memberikan
kekebalan terhadap tetanus baik ibu maupun bayi (Tetanus neanotorum).
Tetanus nenaotorum dapat terjadi dapat terjadi pada bayi apabila proses
persalinan dilakukan ditempat yang kotor atau tidak steril, atau perawatan
tali pusat yang tidak steril. Tetanus neanotorum dapat menyebabkan
kematian pada bayi. Dengan pemberian imunisasi TT pada ibu, bayi akan
mendapatkan kekebalan pasif yang didapat dari ibu, karena penting untuk
mencegah hal tersebut melalui pemberian imunisasi TT pada wanita yang
dimulai dari masa kanak kanak sampai masa kehamilan.
Tabel 2.2
Imunisasi Tetanus Teksoid (TT)
- -
Pada kunjungan
TT 1
awal antenatal
13
80
4 minggu setelah
TT 2 3 tahun
TT 1
95
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
14
pemeriksaan sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (akhir trimester ketiga).
15
Persetujuan pasien adalah untuk melindungi pasien dan juga dan juga
tenaga kesehatan untuk mengindari hal yang tidak diinginkan. Oleh
sebab itu untuk memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk
menghindari adanya salah satu pihak yang dirugikan maka wajib
memberikan informasi sejelas-jelasnya agar pasien dapat
mempertimbanhkan apa yang terjadi terhadap dirinya menurut teori
haryanti octaria (2016).
2.2.8 Kebutuhan Pada Masa Kehamilan
1. Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,
tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari
ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering
dipergunakan untuk merokok) (Pantiawati dan Saryono, 2016).
2. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi menurut (Pantiawati dan Saryono, 2016) adalah ibu yang
sedang hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan
fetus yang ada di dalam kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu,
pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae. Makanan diperlukan
untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada, organ lain.
3. Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari . sumber
protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan)
atau hewani (Ikan, ayam, keju, susu dan telur). Difisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan oedema. (Prawihardjo, 2014)
4. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.
Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yoghurt dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau
16
osteomalasia pada ibu. (Prawirohardjo, 2014). Selama hamil tubuh ibu
memerlukan kalsium lebih banyak karena digunakan untuk pembentukan
tulang pada janin, membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi
serta mengantarkan sinyal saraf. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1000
mg/hari. (Kemenkes RI, 2012)
5. Zat besi
Pemberian vitamin zat besi (Fe) dimulai dengan memberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4
320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500µg, minimal masing-masing 90
tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, karena akan
mengganggu penyerapan. (Saifuddin, 2012). Zat besi ini dapat menyebabkan
feses berwarna kehitaman. Beberapa ibu ada yang mengalami mual, muntah,
dan bahkan diare atau konstipasi. Untuk mengurangi gejalanya, zat besi ini
sebaiknya dikonsumsi antar-waktu makan atau menjelang tidur disertai vitamin
C karena vitamin C ini dapat membantu penyerapan zat besi. (Mandriwati,
2016)
6. Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil. (Prawirohardjo, 2014)
7. Air
Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Sebaiknya minum 8 gelas air putih per hari untuk menjaga keseimbangan suhu
tubuh, selain air putih bisa pula ditambah jus buah, makanan berkuah dan
buah-buahan. Serta sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein
dan pemanis buatan.(Asrinah, 2015)
17
8. Personal Hygiene
Kebutuhan personal hygiene menurut Pantiawati dan Saryono, 2016 sebagai
berikut
9. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit
karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah dan menggunakan
sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi.
10. Perawatan gigi
Pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu kali selama hamil. Pada ibu hamil
gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena dipengaruhi oleh hormon
kehamilan yang menyebabkan hipertropi. Bersihkan gigi dan gusi dengan
benang gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat kumur Cara merawat gigi
adalah tambal gigi yang berlubang, mengobati gigi yang terinfeksi, menyikat
gigi dengan teratur, membilas mulut dengan air setelah makan, gunakan
pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa, pemenuhan kebutuhan kalsium.
11. Perawatan rambut
Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali
12. Payudara
Puting harus dibersihkan Persiapan menyusui dengan perawatan puting dan
kebersihan payudara.
13. Perawatan vagina / vulva
Celana dalam harus kering Jangan gunakan obat atau menyemprot ke dalam
vagina sesudah Buang Air Besar (BAB) / Buang Air Kecil (BAK) dilap dengan
lap khusus
14. Vaginal touching
Sebaiknya selama hamil tidak melakukan vaginal touching bisa menyebabkan
perdarahan atau embolus (udara masuk ke dalam peredaran darah)
15. Perawatan kuku
18
Kuku harus bersih dan pendek Kebersihan kulit Apabila terjadi infeksi kulit
segera diobati, dan dalam pengobatan dilakukan dengan resep dokter.
16. Pakaian
Kebutuhan nutrisi menurut Pantiawati dan Saryono, 2016 Pakaian harus
longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan leher :
Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi
Pakailah Breast Hold (BH) yang menyokong payudara dan harus
mempunyai tali yang besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu
Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
Pakaian dalam yang selalu bersih
Eliminasi BAB/BAK
Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi berkaitan dengan adaptasi
gastrointestinal sehingga menyebabkan penurunan tonus dan mortiliti
lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih
lambat sehingga menyebabkan obstipasi, penekanan kandung kemih
karena pengaruh hormon estrogen 20 dan progesteron sehingga
menyebabkan sering buang air kecil, terjadi pengeluaran keringat.
17. Istirahat, wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat.
Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin.
18. Seksual
19
mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot, mengurangi
resiko gangguan gastrointestinal, mengurangi kram, menguatkan otot perut,
dan mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan. Senam hamil
dilakukan atas nasihat dokter/bidan dan dapat dimulai pada kehamilan kurang
dari 16-38 minggu. (Asrinah, 2015)
2.2.9 Tanda Bahaya Kehamilan
1. Perdarahan vagina
2. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat,
yang menetap dan tidak menghilang meskipun telah diistirahatkan. Sakit
kepala hebat dalam kehamilan sebagai indikasi gejala dari preeklampsia.
3. Perubahan visual
Perubahan visual/penglihatan yang mengancam jiwa yaitu perubahan
penglihatan secara mendadak seperti pandangan menjadi kabur atau berbayang
hal ini sebagai indikasi preeklampsia.
4. Nyeri abdomen
Adapun nyeri abdomen yang terjadi seperti nyeri yang hebat pada abdomen,
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
20
merasakan pergerakan bayinya lebih awal. Hal ini tergantung tingkat
sensitivitas pada ibu hamil. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam. Jika bayi sedang tidur maka gerakannya melemah. Gerakan bayi
akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan 28 jika ibu makan
dan minum. (Rukiah, et al 2013).
2.2.10 Menentukan Usia Kehamilan
Pada usia kehamilan ditentukan dengan cara sederhana yaitu, menghitung Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau dengan rumus Naegle‟s rule.
21
Tabel 2.3
22
5. Teknik Pemeriksaan Palpasi kehamilan
Adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan
yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan
tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.
6. Pemeriksaan leopod I
Leopold I digunakan untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri, bagian janin
di fundus dan konsistensi fundus. Pada letak kepala yaitu teraba keras,
melenting dan bulat sedangkan akan teraba bokong pada fundus yaitu
tidak keras, tidak melenting dan tidak bulat. Variasi Knebel menentukan
letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain
diatas simfisis.
7. Pemeriksaan leopod II
Leopold II menentukan batas samping rahim kanan/kiri dan menentukan
letak punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang
teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam leopold II terdapat
variasi Budin dengan menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri diletakkan ditengah perut.
8. Pemeriksaan Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah
memasuki pintu atas panggul (PAP).
9. Pemeriksaan leopod IV
Menentukan bagian tebawah janin dan seberapa jauh janin sudah masuk
pintu atas panggul (PAP). Bila bagian terendah PAP telah melampaui
lingkaran tebesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divegen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan
pemeriksanya konvergen. (Manuba, 2011). Penurunan penurunan kepala
23
dilakukan dengan menghitung proporsi bagian bawah janin yang masih
berada diatas tepi atas simfisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan
(per limaan). Bagian diatas simfisis adalah proporsi yang belum masuk
PAP :
10. 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis.
11. 4/5 jika sebagian (1/5) bagian tebawah janin telah memasuki PAP
12. 3/5 jika sebagian (2/5) bagian tebawah janin telah memasuki PAP
13. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin yang masih berada
diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk PAP
14. 1/5 jika 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang
berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk PAP
15. 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak teraba dari pemeriksaan luar
dan bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul (Ilmiah,
2015).
3. Rasa khawatir dan cemas Cara mengatasinya: relaksasi, masase perut, minum
susu hangat, tidur dengan ekstra bantal (ganjal bagian punggung agar nyaman).
24
5. Kram kaki Cara mengatasinya: istirahat, relaksasi, cek apakah ada tanda
homan bila tidak ada lakukan masase & kompres hangat pada otot yang
terkena.
7. Sering buang air kecil (BAK) Sering buang air kecil (BAK).ketidaknyaman
sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu adalah pada trimester III secara
fisiologis diseababkan ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ
tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil.
Proses penyaring tersebut meng hasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin
dan plasenta membesar memberikan tekanan pada kandung kemih sehingga
menjadikan ibu hamil sering buang air kecil ke kamar mandi. Cara
mengatasinya sering buang air kecil, buang air kecil sepenuhnya saat buang air
kecil pastikan ibu sudah mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Jangan
menahan pipis,hindari mengkonsumsi minuman dieuretik seperti (teh,kopi
atau minuman kola),minum air putih secukupnya, rutin melakukan senam
kegel (untuk mlatih dan menguatkan otot panggul .latihan ini bisa membantu
ibu hamil mengontrol kandung kemih dan mengurangi frekuensi buang air
kecil.
8. Sakit Pinggang Cara mengatasinya: Berolahraga teratur dapat meningkatkan
kelenturan tubuh,memperkuat otot,senam hamil dapat mengurangi sakit
pinggang,hindari kebiasaan duduk terlalu lama,selalu gunakan sepatu hak
datar.
A. Pengertian
a) Pengertian Primigravida
25
primigravida, terutama pada trimester ketiga. Gangguan psikologis selama
kehamilan berhubungan dengan terjadinya resistensi pada arteri uterin yang
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran sebelum waktunya,
risiko melahirkan bayi prematur, bahkan sampai keguguran. Umumnya ibu
yang belum pernah melahirkan mengakui bahwa mengalami cemas saat akan
melahirkan dikarenakan tidak ada pengalaman menjadi seorang ibu. Semakin
tua kehamilan maka kecemasan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan
meningkat menjelang persalinan. Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul
khususnya pada trimester III Kecemasan yang dialami antara lain khawatir
bayi dilahirkan tidak normal, nyeri yang akan dirasakan (E-Biomedik 2018)
26
2.3 Asuhan kebidanan persalinan
1. Depinisi Persalinan
Persalian adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu
sekitar 37-42 minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi kepala yang
berlangsung selama 18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan
oleh Rahim akan berkontraksi dan mendorong bayi samapi ke leher Rahim.
Sehingga dorongan ini menyebabkan leher Rahim mencapai pembukaan
lengakap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakan bayi ke bawah.
(Nurasih, Nurkholifah, 2016).
2. Tanda-tanda persalianan
Yang merupakan Tanda pasti persaliana adalah (Kurniarum, 2016):
1) Timbulanya kontraksi uterus
bisa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sipat sebagi berikut:
2) imbulnya kontraksi uterus bisa juga disebut dengan his peralianan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:
3) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan
4) pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.
5) Sifatnya teratur, interval, makin lama makin pendek dan kekuatanya makin
besar Sifatnya teratur.
6) Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
7) Makin beraktivitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada makin beraktifitas ibu akan
menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan,dan
pembukaan serviks.
27
A. Faktor-faktor yang memepengaruhi persalianan
28
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita, pada umumnya persalinan dianggap hal
yang menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan terkadang
menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Fsikologis
sangat penting dalam menjlani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan
memahami proses persalianan maka ibu akan mudah bekerja sama dengan
petugas kesehatan yang akan mendorong persalinan.
7. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan dapat menggunakan
alat pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi dari pasien.penolong persalinan merupakan
faktor yang menentukan terlaksananya proses persalinan yang normal
(Nurhafifah 2015).
B. Tahap persalinan
1. Kala I (Kala pembukaan)
Persalinan kala I atau pembukaan adalah periode persalinan yang di
mulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks,
menjadi lengkap berdasasarkan kemajuan pembukaan maka kala I
dibagi menjadi : (Diana,sulis dkk 2019).
Fase kala I persalinan terdiri dari fase laten yaitu dimulai dari awal
kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm. Kontraksi mulai teratur
tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, tidak terlalu mulas, fase
aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit,
lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm hingga
lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu pembukaan serviks
sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2
yaitu:
a) fase laten, berlangsung selama 8 jam,pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm.
29
b) Fase aktif dibagi menjadi 2 yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi
pembukaan jadi lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2
jam dengan pembukaan 2 cm perjam. Komplikasi yang dapat
timbul pada kala I yaitu, ketuban pecah dini, tali pusat ,obstrubsi
plasenta, gawat janin, ineriauteri.
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, dan
keluarga pasien atau teman dekat, yang dapat diberikan seperti
mengusap keringat, menemani atau membimbing jalan-jalan (mobilisasi),
memberikan minum, merubah posisi dan sebagainya, memijat atau
menggosok pinggang.
2. Mengatur aktifitas dan posisi ibu. Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas
sesuai dengan kesanggupannya. Tetapi bila ibu ingin di tempat tidur
sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri, tidur berbaring kekiri dapat
memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik
bagi bayi, posisi berbaring miring dapat mengurangi penekanan pada
vena cava invericr, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
hipcksia janin karna supalai oksigen tidak terganggu, dapat memberi
suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan, dan dapat mencegah
terjadinya robekan jalan lahir. Hindari posisi terlentang posisi ini dapat
mengakibatkan hipotensi (beresiko terjadinya syok dan berkurangnya
suplai oksigen dalam sirkulasi utero placenter, sehingga mengakibatkan
hipcksia bagi janin) rasa nyeri bertambah, kemajuan persainan bertambah
lama,ibu mengalami gangguan untuk bernafas,buang air kecil terganggu,
mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat dan mengakibatkan
kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
30
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta
untuk menarik nafas panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan
dengan meniup sewaktu ada his.
4. Menjaga privasi ibu antara lain dengan menggunakan penutup atau tirai
dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan ibu dan tanpa
seizin pasien/ ibu.
5. Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh
ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
6. Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk mandi dan
menganjurkan ibu untuk membasuh sekitar kemaluannya seusai buang
air kecil/ besar. Mengatasi rasa panas ibu bersalin biasanya merasa panas
dan banyak keringat. Dapat diatasi dengan menggunakan kipas angin
atau Air Conditioner (AC) dalam kamar, menggunakan kipas biasa,
menganjurkan ibu untuk mandi. Massase, jika ibu suka, lakukan pijatan,
masase pada punggung atau mengusap perut dengan lembut untuk
mengatasi nyeri yang dialami ibu bersalin.
7. Pemberian cukup makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan energi
dan mencegah dehidrasi.
8. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong dengan menyarankan ibu
untuk berkemih sesering mungkin. Karena kandung kemih yang penuh
dapat menghalangi turunnya bagian terbawah janin kedalam rongga
panggul.
9. Memberikan support pada ibu dan keluarga.
10. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan siap pakai pada setiap
persalinan.
11. Melakukan pemantauan DJJ, HIS, Nadi, dan pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah janin, TD, suhu, produksi urine setiap 4 jam
sekali (Saifuddin,2014).
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
31
Persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) tampak
bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum
terlihat menonjol, vulva dan spinghter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam
pada primi dan 1 jam pada multi. Komplikasi yang dapat timbul pada
kala II yaitu, eklamsi, kegawat daruratan janin, tali pusat menumbung,
penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri,
distosia bahu karena kelainan, infeksi intrapartum, inersia uteri, tanda-
tanda lilitan pusat. Ibu merasakan meningkatnya tekanan pada rectum
dan vagina karena penurunan janin. . Perineum terlihat menonjol. Vulva
– vagina dan sfingter ani terlihat membukan. Portio sudah tidak teraba.
3. Tanda gejala kala II
His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai
100 detik.Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadi kontraksi.
Ibu merasakan adanya tekanan pada rectum atau vagina. Perineum
menonjol.Vulva-vagina spingter ani membuka Peningkatan pengeluaran
lendir dan darah.
32
dan pergelangan kaki lalu lakukan teknik garpu. Bayi lahir diikuti oleh
sisa air ketuban.
4. Lamanya kala II
a. Primigravida 30 menit – 120 menit multigravida 30 menit 60 menit.
Asuhan kala II yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
(Saifuddin, 2014):
b. Menghadirkan pendamping, orang yang dianggap penting oleh ibu
seperti suami, dan keluarga pasien atau teman dekat, parajigan yang
dapat diberikan seperti mengusap keringat, menemani atau
membimbing jalan-jalan (mobilisasi), memberikan minum, merubah
posisi dan sebagainya, memijat atau menggosok pinggang
c. Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan support mental
dan kepada ibu agar istri merasa tenang untuk menghadapi persalinan
(Fitriana, 2018).
d. Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan
penerapan prinsip dan pencegahan infeksi (PI) yang dianjurkan,
termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan
pelindung pribadi seperti sarung tangan, perlengkapan pelindung diri,
persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan dan penyiapan
tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi.
e. Mengatur posisi ibu saat bersalin seperti, posisi duduk atau setengah
duduk, jcngkok, merangkak atau berbaring miring kekiri. Posisi
persalinan memiliki tujuan memberi kenyamanan, mempermudah
proses persalinan, memperlancar proses persalinan, mempercepat
proses persalinan dan mempercepat kemajuan persalinan.
f. Menjaga kandung kemih agar tetap kosong.
g. Memberikan nutrisi pada ibu yang adekuat.
33
h. Menganjurkan ibu meneran pada saat ada his dan beritahu ibu tidak
menahan nafas saat meneran, kemudian meminta ibu berhenti
meneran dan beristirahat diantara kontraksi tetapi minta ibu relaksasi.
1. Memantau DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5 sampai 10 menit.
j. Menolong persalinan dengan langkah APN (lahirkan bayi secara
berturut-turut mulai dari ubun-ubun kecil, dahi, mata, hidung, mulut,
dagu dan lahirlah seluruh kepala bayi).
k. Keringkan bayi dengan menggunakan handuk sambil melakukan
rangsang taktil pada tubuh bayi dengan kain atau selimut diatas perut
ibu.
l. Melakukan inisiasi menyusu dini yang bermanfaat untuk ibu dan bayi.
Melakukan inisiasi menyusu dini dapat mengatur suhu tubuh bayi
karena skin to skin pada kulit ibu, memperkuat refleks hisap bayi,
merangsang produksi ASI dan meningkatkan hubungan batin antara
ibu dan bayi.
5. Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Kala III adalah dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban seluruh pross biasanya berlangsung selama 5-
30 menit setelah bayi lahir. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir
sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
a. Tanda tanda lepasnya plasenta, terjadi perubahan bentuk uterus dan
tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui
vagina/ vulva, adanya semburan secara tiba-tiba kala III, berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa ini adalah kehamilan tunggal.
b. Suntikkan oksitosin 10 IU 1 cc secara intramuscular dip 1/3
anterolateral paha kanan atas bagian luar segera setelah bayi lahir,
untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
34
pelepasan plasenta dan bermanfaat dalam pencegahan pendarahan
postpartum.
c. Pindahkan klem 5 – 6 cm di depan vulva. Memegang tali pusat lebih
dekat ke vulva akan mencegah avulsi.
d. Letakkan tangan kiri di atas simpisis untuk menahan uterus, tangan
kanan memegang klem tali pusat untuk melakukan peregangan tali
pusat terkendali. Apabila sudah ada kontraksi tangan kiri dorso kranial
dan tangan kanan regangkan tali pusat dan lihat tanda-tanda pelepasan
plasenta.
e. Pindahkan klem jika tali pusat semakin panjang, regangkan sesuai jalan
lahir. Apabila plasenta sudah terlihat di introitus vagina makan putar
plasenta sesuai arah jarum jam dan putar selaput plasenta secara
terpilin.
f. Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan, masase fundus agar
menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah
dan mencegah perdarahan postpartum. Letakkan plasenta di piring
plasenta kemudian periksa kelengkapan plasenta.
6. Kala IV (Kala pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah
proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adaah:
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin, Pemeriksaan TTV:TD, nadi, suhu,
respirasi
Kontraksi uterus, terjadinya pendarahan, pendarahan dianggap masih
normal, jika jumlah tidak melebihi 400 sampai 500 cc, isi kandung
kemih.
Asuhan dan pemantauan kala pada IV
Asuhan pada kala IV sebagai berikut (saifuddin, 2014):
35
b. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua.Jika kontraksi tidak kuat, masase terus hingga
terasa keras.
c. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk meghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan
darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
d. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
e. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
f. Biarkan ibu beristirahat dan bantu ibu dalam posisi nyaman. Biarkan
bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
g. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran untuk memulai diberikan ASI.
Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
h. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 2 jam postpartum
i. Ajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus
j. Berikan rangsangan taktil
k. Evaluasi TFU
l. Perikraan kehilangan darah
m. Periksa perineum
n. Evaluasi kondisi ibu
o. Dokumentasi dalam partograf
Melakukan observasi kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua setelah persalinan.
7. Partograf
Pengertian partograf suatu instrument yang digunakan untuk
memantau kemajuan persalinan selama kala I fase aktif dan membantu
penolong persalinan untuk segera mengambil tindakan.
36
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fae aktif
persalinan (APN). Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk
merekam kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan. Partograf
merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi ,
anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting
khususnya untuk membuat dalam persalinan dan sangat penting khususnya
untuk membuat keputusan dalam penatalaksanaan, partograf di mulai dari
pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu bersalin
tanpa memandang apakan persalinan itu normal atau kompliksi . Partograf
adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu
dan janin.Tujuan penggunaan partograf :
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
b. Mendeteksi apakah adanya penyulit selama proses persalinan
c. Mendokumentasikan data pelengkap selama proses persalinan,
seperti pemeriksaan laboratrium, dan tindakan yang diberikan
selama proses persalinan
d. Cara pengisian partograf
e. Lengkapi data umumu tentang ibu
f. Dokumentasikan DJJ, kemudian hubungkan titik yang satu dengan
yang lain dengan garis sehingga membentuk seperti grafik.
g. Air ketuban. Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan VT.
Kemudian catat dengan menggunakan symbol sebagai berikut:
U : Utuh (selaput ketuban masih utuh /belum pecah)
J : Jernih (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih)
M : Mekonium (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban
bercampur meconium)
D : Darah (selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur
darah)
37
K : Kering (selaput ketuban telah pecah, namun sudah tidak mengalir
lagi/kering.
Penyusupan disebut juga molase merupakan indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap tulang
panggul ibu. pada kasus CPD, derajat molase atau tumpang tindih
tulang kepala bayi semakin besar, sutura tidak teraba. Catat hasil
pemeriksaan sebagai berikut:
38
yang tepat, karena mengindikasikan dilatasi serviks lamabat
(persalinan tidak maju) atau dengan kata lain perlu waktu lebih dari
6 jam dari awal fase aktif sampai pembukaan lengkap
o. Kontraksi (his). Catat his setiap 30 menit (satu kotak kecil)
observasi his selama 10 menit. Angka 1-5 menunjukan frwekuensi
his sealam 10 menit. Sedangkan durasi his di sesuai gambar dalam
partograf <20 detik diisi dengan titik-titik; 20-40 detik kotak diarsir
dengan garis melintang, dan >40 detik kotak diisi dengan blok
penuh)
p. Catat pemberian 0ksitosin dengan menuliskan tetesan permenit jika
mendapat drip oksitosin
q. Catat semua obat-obtan yang diberikan ibu selam proses persalinan
di baris obat dan cairan IV
r. Dokumentasi tanda-tanda vital meliputi TD, nadi, dan suhu
s. TD diisi dengan memberi tanda A untuk Systole dan V untuk
diastole pada angka yang sesuai, kemudian dihubungkan dengan
garis tegak,
t. Nadi dicatat dengan menunliskan tanda titik pada angka yang
sesuai kemudian dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk
grafik.
u. Suhu ditulis dengan kolom Saturday lengkapi data isian sesuai
dengan format yang ada dalam partograf. (Dr.Hany puspita,Sylvie
puspita, dkk 2021
Laserasi Jalan Lahir
Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah
panggul yang terletak antara vulva dan anus. Rupture perineum
adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir, baik secara
spontan maupun dengan mengunakan
39
alat atau tindakan. Luka perineum dibedakan menjadi derajat
luka, mulai dari
derajat satu sampai empat (Sondakh,2013)
Klasifikasi rupture perineum
Jenis laserasi diklasifikasi berdasarkan luasnya robekan, yaitu
sebagai berikut:
a. Derajat satu (mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum): tidak
perlu di jahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka
baik
b. Derajat dua ( mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum,otot
perineum) : lakukan penjahitan
Derajat ketiga (mukosa vagina,komisura posterior,kulit
perineum,otot perineum,otot sfingter ani)
e. Derajat empat ( mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,otot perineum, otot sfingter ani, dinding depan
rectum)
Tujuan dan langkah penjahitan robekan perineum
1. Menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan
darah.
2. Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur mengunakan benang
catgut kromik.
3. Keuntungan menjahit menggunakan teknik jelujur yaitu lebih
efektif. Dan
dengan memberikan anastesi local pada ibu yaitu memberikan
lidokain 2%
saat penjahiran laserasi, dan mengulangi pemberian anastesi jika
masih teras sakit. Penjahitan di mulai satu cm dari puncak luka.
40
Jahit setelah dalam kearah luar, dari atas sampai mencapai
bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah di jahit. Ikat benang dengan membuat simpul
dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
melakukan pemeriksaan ulang pada vagina dan jari paling kecil
ke dalam anus intuk mengetahui terabanya jahitan pada rectum
karena bias menyebabkan fistula dan bahkan infeksi.
(Sondakh,2013).
B. Running suture/ simple continuous suture (jahitan jelujur). Jahitan
jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-ujung jahitan, jadi
hanya dua simpul. Keuntungan, biasanya menghasilkan hasil
kosmetik yang baik, jahitan ini sangat sederhana.
C. Kerugian, jika salah satu simpul terbuka maka jahitan akan
terbuka seluruhnya, tidak disarankan penggunaanya pada jaringan
ikat yang longgar,dan sebaiknya tidak dipakai untuk menjahit
kulit. (Widiastini,2018)
2.4 Asuhan Kebidanan Masa Nifas
A. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2015).
B. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas menurut (walyani & purwoastuti 2015) terbagi menjadi 3 yaitu :
a) Puerperium dini, yaitu ketika kepulihan ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan, serta beraktivitas layaknya wanita normal
b) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu
41
c) Remote puerperium. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sehat
sempurna ,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
C. Tujuan Asuhan masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara pisik maupun fisiologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif
3. Melakukan deteksi dini terhadap masalah
4. Mengobati atau merujuk jika terjadinya komplikasi pada ibu maupun
bayinya
5. Mensuport dan memperkuat mental keyakinan diri ibu sehingga ibu
mampu melksanakan peranya dalam situasi keluarga maupun budaya
yang khusus yang ada pada keluarga
6. Memberikan penyuluhan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, laktasi, jadwal, pemberian imunisasi dan manfaat
imunisasi dan perawatan bayi
7. Memberikan pelayanan keluarga berencana atau kontrasepsi
8. Mempercepat proses involusi (pengecilan) alat kandungan
9. Melancarakan fungsi gastrointestinal atau perkemihan
10. Melencarkan pengeluaran lochea
11. Meningkatkan kelancaran perdarahan darah sehingga mempercepat punsi
hati dan sisa pengeluaran metabolisme
42
Tabel 2.4
Jadwal kunjungan Nifas
43
2. 6 hari setelah persalinan a. Memastikan invlusio uterus
berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di
bawah
b. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau
pendarahan abnormal.
c. Memastikan ibu
mendapatkan cukup
makananan, cairan dan
istirahat,
d. Memastikan ibu menyusi
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda- tanda
penyakit
e. Memberikan konseling pada
ibu mengenai asuhan pada
bayi , tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas 6 hari setelah
persalinan
4. 6 minggu setelah a. Menyakan pada ibu tentang
persalinan penyulit-penyulit yang ia atau
bayi alami
b. Meberikan konseling untuk
KB secara dini.
44
D. Perubahan fisiologis ibu masa nifas
1. Perubahan fisiologis masa nifas
Menurut sistem reproduksi, setelah berasalin tubuh ibu mengalami
perubahan, Rahim mengecil, serviks menutup, vagina kembali pada
ukuran normal dan payudara mengelurkan ASI. Perubahan pada system
reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi. Involusi adalah
kembalinya alat kandungan atau uterus dari jalan lahir setelah bayi
dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum hamil organ reproduksi
yang mengalami sistem perubahan yaitu:
2. Uterus
Strukutur uterus sebagian besar tersusun atas otot, pembuluh darah,
dan jaringan ikat, serta letaknya dalam keadaan tidak hamil berada
cukup dalam di panggul.struktur ini memungkinkan terjadi pembesaran
substansial pada kehamian saat uterus dapat dipalpasi secara abdominal
seiring dengan berkembngnya janin. Aktivitas uterus selama persalinan
normal melibatkan otot uterus di segmen atas uterus yang berkontraksi
dan bereaksi secara sistematis, yang menyebabkan pemendekan secara
bertahap seiring dengan kemajuan persalinan (Astuti, 2015) Proses
involusi terjadi karena adanya :
3. Autolisis yaitu penghancuran otot-otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu
masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.pengahncur
jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh
ginjal yang mengalami ibu lebih besar kencing setelah melahirkan
.proses autolis ini terjadi karena penurunan hormone esterogen dan
progesterone.
4. Iskemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi
pada jaringan otot uterus. Hal ini disebabkan oleh kontraksi plasenta
45
dan retraksi yang terus meneran dari uterus setelah pengeluaran
plasenta sehingga membuat uterus menjadi relative anemi dan
menyebabkan serat otot atropi
5. Atropi jaringan yang terjadi sebagai retake penghentian hormone
esterogen saat pelepasan plasenta.
6. Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retaksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
kurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk proses
suplai darah pada tempat implantasi plasenta sehingga mengurangi
pendarahan (wahyuningsih, 2018). Dalam keadaan normal, uterus
mencapai ukuran besar pada sebelum hamil sampai kurang dari 4
minggu , berat uterus setelah kelahiran adalah kurang lebih 1kg sebagai
akibat involusi. Satu minggu setelah melahirkan beratnya menjadi
kurang lebih 500 gram, pada akhir minggu kedua, persalinan menjadi
kurang lebih 300 gram. Setelah itu menjadi 100 gram.
46
Tabel 2.5
47
Berwarna merah kuning, berisi darah lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan
c) Lochea serosa
Muncul pada hari ke 7-14 hari, berwarna kecoklatan, mengandung
lebih banyak serum, lebih sdikit darah juga leukosit dan laserasi
plasenta.
d) Lochea alba
Sejak 2-6 minggu, setelah persalinan, warnaya putih kekuningan
mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan
yang mati.
8. Perubahan liagmen
Setelah bayi lahir, ligmen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala.
Perubahan liagmen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain,
liagmentum, rautundum, menjadi kendor yang mengakibatkan letak
uterus retofleksi, liagmen fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor.
9. Perubahan serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, trrkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi
sedangkan serviks, tidak berkontraksi, sehingga perbatasanan korpus
dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam
hitaman karena pembuluh darah segera setelah bayi dilahirkan , tangan
pemeriksaan masih dapat masukan 2-3 jari setelah 1 minggu hanya 1
jari saja yang dapat masuk. Oleh karena itu hiperpalasi dan retaksii
serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium
ternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ositum
48
eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak robekan-robekan pada
pinggirnya terutama pada pinggir sampingnya.
10. Vulva vagina, Perineum
Vulva dan vagina menglami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut , kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali keadan tidak hamil
dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembalia
semantara labia menjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum juga menjadi lendir karena
sebelumnya terjadi peregangan oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendor dari pada keadaan
sebelum melahirkan.
11. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem pencernaan
Selama masa hamil salah satu yang dapat mempengaruhi system
pencernaan ibu diantaranya adalah meningkatkanya kadar progestero
yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkanya
kolestrol darah, dan melabatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun demikian
faal usus mulai memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
12. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem perkemihan
Setelah plsenta lahir, kadar hormone esterogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan keadaan ini menyebabkan diuresis,
ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 2-8 minggu
postpartum.
Infeksi saluran kemih harus diwaspadai oleh bidan karena adanya
residu urin dan bakteriuria pada kandung kemih yang mengalami
49
trauma , di tambah dengan sistem saluran yang berlidatasi, sehingga
bersifat kondusif untuk terjadinya dilatasi.
13. Perubahan fisiologis pada masa nifas sistem muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal
yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
perut ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi secara sempurna akan
terjadi pada minggu 6-8 jam setelah persalinan.
14. Perubahan fisiologis pada saat sistem kardiovaskuler
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan volume darah
seperti kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi, juga
pengeluran cairan ekstravaskuler (edema fisiologis). Pada minggu ke 3
dan ke -4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume darah darah sebelum hamil.
15. Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma
serta faktor-faktor pembukaan darah meningkat pada hari pertama
postpartum. Kadar fibrinogen dan falsma akan sedikit menurun tetapi
darah lebih mngental dengan peningkatan visikositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah.
E. Kebutuhan masa nifas
Kebutuhan dasar masa nifas menurut (Jurneris, Octavia, dkk 2021)
1. Nutrisi dan cairan
Bagi yang menyusui harus mendapatkan gizi/nutrisi yang baik untuk
tumbuh kembang bayinya.
Masalah nutrisi perlu mendapat perhatian karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi
susunan air susu. Kebutuhan gizi ibu saat menyusui adalah sebagai
berikut :
2. Konsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari
50
3. Diet berimbang, protein, mineral dan vitamin
4. Minum sedikitnya 2 liter tiap hari (±8 gelas).
5. Fe/tablet untuk menambah zat besi setidaknya sampai 40 hari pasca
persalinan
6. Kapsul Vitamin A (200.000 UI) agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI
7. Ambulasi
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulsi segera setelah
persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem
tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru
8. Eliminasi / Miksi
Buang aing kecil sebaknya dilakukan sendiri secepatny , kadang-
kadang wanita mengalami sulit kencing, pasien dapat melakukan buang
air kecil secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. karena
spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi
musculus spinchter ani selama persalinan.
9. Kebersihan diri
Kebersihan diri ibu juga membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan prasaan nyaman pada ibu, anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan tempat alas tidur serta lingkungan di mana
tempat ibu tinggal.
10. Istirahat dan tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup istirahat, tidur di butuhkan
ibu nifas 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
11. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan, sarankan ibu untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah
tangga secara perlahan.
51
12. Kurangi istirahat dapat mengurangi produksi ASI, memperlambat
proses involusi dan depresi pasca persalinan, selama masa post partum.
Alat-alat interna dan eksternal berangsur-angsur kembali keadaan
sebelum hamil (Involusi).
13. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
52
F. Tanda bahaya maa nifas
5. Pembengkakan pada wajah dan tangan demam, muntah, rasa sakit sewaktu
buang air seni, atau merasa tidk enak badan
9. Merasa sangat sedih atau tidak mammpu mengurus diri sendiri atau
mengurus bayi Merasa sangat letih atau bernapas terengah-engah.
53
a) Pencegahan infeksi
b) Melakukan penilaina awal
c) Pencegah kehilangan panas
d) Membebaskan jalan nafas
e) Pemantauan tanda bahaya bayi
f) Potong tali pusat, klem potong dan ikat tali pusat tanpa di bubuhi apapun,
kira-kira, 2 menit setelah bayi lahir untuk memberikan waktu rali pusat
mengalirkan darah dengan juga demikian zat besi kepada bayi.
g) Lakukan inisiasi menyusu dini
h) Memberikan suntikan vitamin K1, untuk mencegah terjadinya
pendarahan karena defesiensi Vitamin K1 pada bayi baru lahir . Bayi
baru lahir diberikan Vitamin K1 parenteral dengan dosis 0,5 1 mg secara
IM.
i) Memberikan salep mata antibiotika pada kedua mata pemberian obat
mata tetraskin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata kareana
klamidia penyakit menular seksual. Oabat mata perlu diberikan pada jam
pertama.
j) Berjemur Bayi
Menurut teori (Aditya 2015). Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15
menit dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh
dalam satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan
penyerapan kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi
membran sel. Tulang menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa
memberikan perlindungan terhadap jenis kanker antara lain kanker paru-
paru, prostat, dan kulit, serta penyakit lainnya seperti osteoporosis,
rakhitis, dan diabetes.
3. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
1) Berat badan 2500-4000 gram
2) Panjang badan 48-52 cm
54
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Frekuensi jantung 120-160 kali/ menit
6) Pernafasan 40-60 kali/ menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kuatan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala bisanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki-laki
testis sudah turun, skrotum sudah ada
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
13) Refleks graps atau mengganggu sudah baik
14) Refleks rooting mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut terbentuk dengan baik
15) Eliminasi baik, meconium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama,
meconium berwarna hitam kecoklatan. (Octa dwienda,liva maita, dkk
2014)
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, deteksi
lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancan nyawa
bayi. Beberapa tanda bahaya bayi baru lahir tersebut antara lain, pernafasan
sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dada saat inspirasi , suhu terlalu
panas atau lebih dari 38⸰C atau terlalu dingin atau kurang dari 36⸰C. Warna
abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau sangat kuning
(terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru
lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI sulit
(hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah,
bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta adanya infeksi yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah bengkak, keluar cairan (pus),
55
bau busuk, pernafasan sulit. Gangguan pada gastrointestinal bayi juga
merupakan tanda bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 jam
hari pertama, muntah terus menerus, distensi abdomen, faeses hijau/
berlendir/ darah. Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas,
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tida bisa tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan pada bayi baru lahir.
5. Asuhan pada bayi baru lahir segera,6 jam- 2 hari, 7 hari dan 42 hari
1. Asuhan kebidanan pada BBL 6 jam-2 hari
Pada BBL 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui sedini
mugkin jika terdapat kelainan pada bayi. Kemudian memandikan bayi,
tunggu minimal enam jam setelah lahir. Sebelum memandikan bayi
pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu 36,5 0 C – 37,5 0 C), tunda untuk
memandikan bayi yang sedang sedang mengalami masalah pernapasan,
sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada
tiupan angin, mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat,
segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering,
kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar, bayi diletakkan bersentuhan
kulit dengan ibu dan selimuti dengan baik, usahakan ibu dan bayi dirawat
pada satu Tempat (rawat gabung) dan anjurkan ibu untuk menyusui
bayinya. Selanjutnya pemberian imunisasi hepatitis B yang bermanfaat
untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan
ibu bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. Lakukan
pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali ke fasilitas kesehatan atau
posyandu, untuk mendapatkan imunisasi berikutnya sesuai jadwal
pemberian imunisasi (Saifuddin, 2014).
2. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 7 hari
Asuhan pada bayi hari ke 2 sampai ke 7 setelah lahir harus dibuat
secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah
56
sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi. Asuhan yang diberikan pada
bay usia 2-7 hari meliputi hal-hal yang berkaitan dengan minum, BAB,
BAK, tidur kebersihan kulit, keamanan, tanda - tanda bahaya dan pen
yuluhan sebelum pulang. (Dwienda, 2014).
3. Pemberian ASI. Mengkaji berapa kali bayi disusui dalam sehari, dan
berapa kali bayi disusui pada malam hari.
4. Tidur. Mengkaji berapa lama bayi tidur. Bidan perlu menjelaskan bahwa
merupakan suatu hal yang normal bila bayi banyak tidur pada 2 minggu
pertama.
5. Buang air kecil. Mengkaji frekuensi buang air kecil dalam sehari penuh.
6. Buang air besar. Mengkaji warna, frekuensi, dan konsistensi.
7. Tali pusat. Mengkaji apakah ada tanda infeksi (bengkak, merah, keluar
cairan, dan berbau).
8. Gejala abnormal. Mengkaji adanya demam, kejang-kejang serta tidak mau
menyusu. Sebelum dilakukan pemeriksaan, bidan perlu menjelaskan
kepada ibu tentang pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan. Pada saat
pemeriksaan, perlu dilakukan komunikasi dengan ibu dan bayi. Sebelum
memulai pemeriksaan tangan dicuci dengan air dan sabun, dan tangan.
dicuci kembali setelah selesai melakukan pemeriksaan, kemudian tangan
dikeringkan dengan handuk bersih. Tindakan- tindakan asuhan yang dapat
dilakukan bidan meliputi :
9. Higiene. Mengajarkan tentang cara memelihara higiene, yaitu
memandikan bayi, mencuci daerah genetalia setelah bayi BAK dan BAB,
mengeringkannya, serta bagaiman mengganti popok dengan popok baru
yang bersih dan kering.
10. Menyusui. Mengajarkan bagaiman menyusui bayi secara eksklusif.
11. Posisi bayi. Mengajarkan bagaimana posisi bayi saat tidur: yaitu
membaringkan bayi pada sisi tubuhnya atau punggungnya tanpa bantal,
dan bayi tidur pada suhu ruangan dengan udara segar.
57
12. Tali pusat. Tali pusat dibersihkan dengan air bersih dan sabun, kemudian
dikeringkan dengana handuk bersih setiap hari atau bila basah terkena urin
atau bayi buang air besar
13. Ikterus. Bila dalam 2 hari, atau mata, tubuh, telapak kaki, dan tangan bayi
menjadi kuning, maka bayi harus segera dibawa ke rumah sakit
14. Imunisasi. Pada minggu pertama, dilakukan imunisasi hepatititis B.
15. Tanda bahaya.
6. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 minggu.
58
C. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat di mulai setelah pemotongan setelah tubuh bayi lahir,
hingga ia telpepas dari pusar dan bekas tali pusat pada pusar bayi dan
mengeringkan dengan baik
D. Cuci tangan dengan baik dan seksama, sebelum sebelum dan sesudah
E. Tidak membubuhkan apapun pada tali pusat, biarkan tali pusat terbuka,
tidak perlu menutupnya dengan kasa apalagi dengan popok bayi atau
bahkan gurita.
F. Jaga tali pusat tidak basah dan tidak terkena air, seni atau tinja bayi.
G. Lipat popok di bawah tali pusat, jika tali pusat terkena kotoran, segera cuci
tangan dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan dengan kain bersih,
hingga betul-betul
H. Kering,biarkan tali pusat terlepas secara alami dan jangan mencoba untuk
menariknya, karena dapat menimbulkan pendarahan.
I. Tali pusat sebaiknya dibiarkan terbuka.
Perhatikan adanya tanda infeksi setiap hari tampak nanah,kemerahan
dengan atau tanpa pembengkakan pada pusar bayi dan kulit sekitarnya. (Dr
franisca hand, 2015)
59
cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,
sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan
untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali
panjang badan saat lahir. Kenaikan berat badan bayi sekitar 600-900 gram
perbulan .(Nurhayati E,2016)
9. Imunisasi Bayi Baru Lahir
a. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang membawah atau berbahaya bagi seorang. Pencegahan atau
perlindungan terhadap penyakit dihubungkan dengan suatu kekebalan aktif
dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang
karena tubuh yang secara aktif membuat zat antibodi. Kekebalan pasif adalah
kekebalan tubuhnya di dapat di luar. Tujuan imunisasi adalah menecegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit
pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia. (Rivanica,Hartina ,2020).
b. Imnusiasi Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan atau infeksi hati pada manusia yang
disebabkan oleh virus hepatitis B menyebabkan penyakit hati kronik hingga
akut, umumnya kronik subkorinik dan sembuh tunggal.
c. Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi atau anak
terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti : meningitis TBC dan TBC
milier. Ini karena bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium
Tuberculosis Penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita
TBC yang disekitarnya ,bakteri ini dapat menyerang berbagai alat atau organ
tubuh yang penting seperti paru, tulang, selaput otak, usus, kelenjar getah
bening, dan lain sebagainya.
d. Polio
60
Imunisasi Polio dilakukan untuk mencegah penyakit polio (lumpuh layuh pada
tungkai kaki dan lengan tangan). Imunisasi polio diberikan pada usia 1-11
bulan diberikan sebanyak empat kali dengan jarak minimal empat minggu
dengan dosis dua tetes. Imunisasi polio berisi suku sabin yang sudah
dilemahkan, penyakit yang akan ditimbulkan adalah meningitis aseptis non
paralitik dan paralisis flaksid atau lumpuh layu. Virus polio menyebar, pada
beberapa kasus melalui oral. Pasien polio sangat infeksius dari hari ketujuh
sampai sepuluh sebelum dan setelah timbulnya gejala. Dalam 3-6 minggu virus
masih dapat ditemukan dalam tinja.
e. DPT –HB
DPT-HB berguna untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus dan
hepatitis. Imunisasi ini diberikan pada usia 0-11 bulan dengan frekuensi 3 kali
pemberian dengan selang waktu 4 minggu. DPT mempunyai efek samping
demam ringan dan rasa nyeri didaerah penyuntikan dan akan sembuh dalam
waktu 2-3 hari
f. Campak
Penyebab penyakit campak adalah virus yang masuk dalam genus virus
morbili. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan
menular lewat udara melalui sistem pernapasan. Terutama percikan ludah
sesorang penderita.
Masa inkubasi 10-12 hari. Kadang-kadang 2-4 hari, gejala berupa demam,
lemah, gejala kemerahan pada mata dan radang pada tenggorokan saluran
napas. WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi berusia 9
bulan. Kekebalan akan bertahan selama 8-10 tahun dan akan menurun setelah
itu, pada negara maju diberikan pada usia 12-15 bulan.
61
2.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu untuk mencapai
kesejahteeraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan,
kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB merupakan usaha untuk mengukur
jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,
pemerintah merencanakan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan. Tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
meghindari kelahiran yang tidak diinginkan. keluarga berencana ialah suatu
usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga
bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarga atau masyarakat,
pencegahan konsepsi terjadi pembuahan mencegah pertemuan antara sel mani
(spermatozoa) dari pria dan sel telur (Ovum) dari wanita.
Istilah keluarga berencana (KB) dapat didukung dengan istilah
kontrasepsi yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang akan mengakibatkan kehamilan (kontra : mencegah,
konsepsi : pembuahan). Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur
(ovulasi). Sebelum ia mendapatan lagi haidnya selama menyusui (amenorhea
laktasi). Hal tersebut dipertimbangan sebagai salah satu metode keluarga
berencana. (Koes Irianto Ibad, 2014)
B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan KB yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Disamping itu KB diharapkan
dapat menghasilkan penduduk yang berkulitas. ( Dina dewi,wanodya, dkk
2021).
a. Mengatur interval diantara kehamilan
b. Menentukan jumlah anak dan keluarga
c. Mengontrol waktu saat saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
62
d. Mendapatkan kelahiran yang diinginkan.
C. Macam-macam Kontrasepsi Yang Dapat digunakan Ibu Menyusui
Jenis Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui .Berikut ini adalah beberapa
jenis kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui beserta risikonya:
1. Pil KB progestin
Pil KB yang mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan
kontrasepsi bagi ibu yang masih memberikan ASI eksklusif. Jenis KB ini
memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan. Meski
demikian, diharuskan untuk mengonsumsi pil KB tersebut pada jam yang
sama setiap harinya. Apabila melewati jadwal konsumsi, maka sebaiknya
menghindari berhubungan intim setidaknya selama 2 hari. kontrasepsi yang
cukup efektif dan aman untuk digunakan adalah pil KB atau kontrasepsi
oral. Hal itu disebabkan kesuburan akan kembali dengan cepat serta
memiliki manfaat tambahan (non-kontraseptif). Agar hasilnya maksimal,
penggunaan kontrasepsi oral harus dilakukan secara konsisten atau diminum
setiap hari. (Egiyatna, L., Prabandari, S., & Maulida, I. 2021).
2. Suntik KB
Jenis Kontrasepsi yang mengandung Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan 3 bulan
dengan cara disuntikan intramuskuler (di daerah bokong). Keuntungan KB
suntik 3 bulan sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak
mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh
perempuan usia >35 tahun sampai premenopouse, membantu mencegah
kanker endometrium daan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian
penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyakit radang panggul,
menurunkan krisis anemia bulan sabit. Efek samping yang ditimbulkan oleh
KB suntik 3 bulan siklus haid yang mendadak atau memanjang, pendarahan
63
yang banyak atau sedikit, pendarahan tidak teratur atau pendarahan bercak,
tidak haid sama sekali, klien sangat bergantung pada tempat sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik), tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut, permasalahan berat badan
merupakan efek samping tersering, tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepatitis B,virus atau infeksi virus HIV,
terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian,
terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/kelainan
pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntik dari deponya (tempat suntik), terjadi perubahan pada lipis serum pada
penggunaan jangka panjang Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang, menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervestitas, jerawat KB
suntik 3 bulan dapat digunakan pada usia reproduksi, nulipra dan yang telah
memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai,
setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran,
telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok, tekanan
darah kontrasepsi kombinasi KB suntik 3 bulan tidak boleh digunakan pada
kondisi ibu hamil atau dicurigai hamil. (resiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran). Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya,
tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea,
menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, dan diabetes
militus disertai komplikasi. (Husna, A., & Rahmi, N. 2020).
3. Alat kontrasepsi dalam kulit Implant (AKDK)
Implant atau susuk KB adalah salah satu jenis kontrasepsi yang
pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit
pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. banyak
ibu yang memilih memakai implant karena kontrasepsi ini memiliki
64
keuntungan yaitu akseptor tidak harus minum pil ataupun suntik KB
berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk jangka waktu
pemakaian sekitar 2-5 tahun. Bilamana berencana untuk hamil, maka cukup
dengan melepaskan implant ini kembali. Namun efek samping yang
ditimbulkan dari pemakaian susuk KB ini antara lain adalah siklus
menstruasi menjadi tidak teratur. ( Hikmah, S. N., & Sulistyorini,
E. 2018).
4. Alat Kontrasepsi dalam Rahim IUD (AKDR)
Jenis kontrasepsi ini dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk huruf
„T‟ ke dalam rahim. Dalam jangka waktu 1-3 bulan setelah pemasangan,
perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan IUD masih
terpasang di tempatnya. IUD dengan progestin ini dapat digunakan hingga 5
tahun. Namun, berisiko mengalami gangguan menstruasi yang ditandai
dengan darah haid lebih sedikit atau bahkan berhenti sama sekali.
Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali pemasangan
untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman
karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah
IUD dilepas.
(Putri, R. P., & Oktaria, D. 2016).
65
2.7 DOKUMENTASI KEBIDANAN
1. Pengertian
Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan berguna untuk kepentingan
klien. Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan pencatatan dan
penyimpanan data-data yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan asuhan
kebidanan dan pelayanan kebidanan.(Wennyy indah purnama,kurniyati, 2022)
2. Fungsi Dokumentasi
fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal yaitu:
Untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang telah di lakukan bidan
Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapnya
3. Metode Dokumentasi
Metode penokumentasian yang digunakan dalam kebidanan meliputi SOAP
(subyektif, objektif, assessment, palinning,)
S: adalah data subyektif
O: adalah data obyektif
A: adalah analysis/ assasment
P: adalah planning
Urain di atas merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran
penatalaksanaan manajemen kebidanan.
S = Data Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung dari klien atau dari
keluarga. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
O = Data Obyektif Data obyektif (O) merupakan gambaran pendokumentasian yang
didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test
diagnostic dalam data fokus untuk mendukung assesment.
66
A = Analysis atau Assasment Analysis atau assasment (A), atau diagnosa yang ditegakan
berdasarkan data atau informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
P = Planning Planning atau perencanaan merupakan gambaran pendokumentasian
implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan
tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Dalam planning ini juga
harus mencatumkan evaluasi. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai.
67
BAB III
METODOLOGI
LTA
Dalam menyusun laporan tugas akhir ini penulis menggunakan metode studi
kasus. Menurut (Nuriman 2021). Studi kasus merupakan studi intensif yang rinci
tentang satu unit realitas yang menekankan pada faktor-faktor yang berkontribusi
mengenai keberhasilan atau kegagalanya. Studi kasus ialah analisis intensif dari unit
individu, atau komunikasi, yang menekankan pada faktor perkembangan dalam
kaitanya dengan lingungan. Studi kasus juga sebagai metode penelitian yang
dilakukan secara perinci pada individu,kelompok insiden atau komunitas.
Studi kasus ini dilakukan di PMB bidan “S” Kabupaten Lebak. Waktu pelaksanaan
yaitu dimulai pada Desember 2021 sampai dengan Maret 2022
68
3.3 Subjek Kriteria
Laporan tugas akhir ini berupa studi kasus yang diambil dari data primer dan
sekunder berdasarkan kriteria ibu hamil yang telah ditentukan diantaranya,
umur kehamilan 32-34 minggu pada ANC I, pasien tidak memiliki riwayat SC,
memiliki BPJS pasien tidak menghidap Hepatitis-B atau HIV-AIDS atau sifilis
pasien tidak memiliki penyakit penyerta pada kehamilan, pasien melakukan
USG pada trimester III, janin tunggal, pasien tidak memiliki resiko Covid-19.
Pada subjek laporan studi kasus ini adalah Ny ”S” usia 23 tahun G1P0A0 yang
diberikan asuhan sejak usia kehamilan 36 minggu sampai dengan masa nifas 6
minggu, perawatan BBL sampai usia 6 minggu dan KB.
69
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dengan cara melakukan
wawancara dan anamnesa, pemeriksaan fisik secara head to toe, pemeriksaan
laboratorium dan observasi.
Tensi meter, stetoskop, thermometer, penlight, kapas dan air DTT, hanscond,
bengkok, larutan klorin 0,5%.
70
Alat dan bahan untuk pemeriksaan bayi baru lahir adalah :
Studi Dokumentasi
Alat dan bahan yang digunakan saat melakukan studi dokumentasi adalah
catatan medik atau status pasien dan buku KIA
71
BAB IV
4.2 Hasil
4.2.1 Asuhan kehamilan
4.2.1.1 Kunjungan ANC Pertama
Dilakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama pada hari sabtu, 11
Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Penulis melakukan pemeriksaan
kehamilan pada Ny.”S” sebagai klien dalam asuhan komprehensif di PMB
bidan.”S” Kabupaten Lebak . Sebelumnya penulis melakukan persetujuan
teradap pasien yang akan dijadikan klien dalam asuhan kebidanan
komprehensif ini.
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah
keguguran. Dari hasil anamnesa didapatkan sering buang air kecil (BAK).
Riwayat menstruasi ibu haid pertama Pertama kali ibu pada umur 15
tahun, siklusnya 28 hari secara teratur lamanya 7 hari biasanya ganti
pembalut 2-4 kali sehari, dengan sifat darah encer tidak ada gangguan
selama haid. Riwayat pernikahan yaitu ini adalah pernikahan pertama,
pertama menikah pada umur 21 tahun dan suami pada umur 22 tahun. Usia
pernikahanya sudah 2 tahun. Hubungan ibu dan keluarga baik, rencana
72
persalinan di bidan, respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan sangat
merasa senang sekali. Pembuatan keputusan dalam keluarga bersama-sama
suami dan istri.
Aktivitas sehari-hari ibu rumah tangga haid terakhir (HPHT)
Tanggal 02 April 2021 (TP) Taksiran persalinan tanggal 09 Januari 2022.
Pergerkan janin yang ibu rasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan
pergerakan janin selama 10 Jam terakhir >10 kali. Ibu memeriksa
kehamilan di posyandu secara rutin. Status imunisasi TT2. Keluhan pada
trimester I ibu mengatakan mengeluh mual dan lemas, trimester II ibu
tidak ada keluhan, trimester III sering buang air kecil (BAK), pola nutrisi
yang ibu makan ibu makan 3x sehari dengan menu nasi,lauk pauk sayur
dan air putih 10 gelas per hari. Tidak ada pantangan dan alergi terhadap
makanan, minuman air putih 10 gelas per hari, pola istirahat ibu teratur,
ibu tidur siang 2 jam dan tidur malam 8 jam, Pola seksualitas frekuensi 1x
dalam seminggu dan tidak ada masalah dan keluhan. Pola hygene ibu
mandi 3 x sehari menggunakan sabun mandi cuci rambut 5 kali dalam
seminggu menggunakan shampoo, gosok gigi 3 x sehari memakai pasta
gigi, pakaian di ganti setiap habis mandi dengan menggunakan pakaian
yang menyerap keringat dan tidak ketat. Pola eliminasi lancer BAB 1x per
hari konsistensi lembek tidak ada masalah, BAK 11 x per hari warna
kuning jernih tidak ada keluhan yang dirasakan saat BAB dan BAK.
Riwayat penyakit sistematik, ibu, suami dan keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit sistematik seperti hipertensi, jantung, ginjal, asma, TBC,
hepatitis, diabetes mellitus, dan epilepsy. Perilaku kesehatan ibu tidak
pernah mengonsumsi jamu maupun obat-obatan, kecuali obat yang
dianjurkan bidan atau dokter, dan tidak mempunyai kebiasaan merokok
ataupun minum-minuman keras. Riwayat kontrasepsi, ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi KB.
73
Setelah melakukan anamnesa selanjutnya penulis melakukan
pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil pemeriksaan fisik pada Ny ”S”
yaitu keadaan umum baik, status emosional stabil, kesadaran
composmentis, BB 50 kg TB 149 cm LILA 24 cm, BB sebelum hamil 43
Kg. Tanda-tanda vital tekanan darah 116/76 mmHg, denyut nadi
81x/menit, pernafasan 21x/ menit, suhu tubuh 36,6˚C. Pemeriksaan fisik,
kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok,
muka tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, mata simetris,
konjungtiva tidak pucat, seclera tidak ikterik, palpebra tidak oedema,
telinga simetris dan bersih, hidung bersih tidak ada polip, mulut bersih,
tidak ada sariawan, tidak ada pembengkakan tonsil. Leher tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, payudara
simetris, puting susu menonjol (Positif/Positif) tidak ada benjolan, aerola
hiperpigmentasi, pengeluaran colostrum (Positif/Positif), tidak ada linea
nigra, tidak terdapat striae gravidarum, hasil palpasi uterus didapat hasil
Leopold I pada fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting, Leopold II
teraba tahanan memanjang seperti papan sebelah kiri, teraba bagian kecil
disebelah kanan. Leopold III teraba bulat, keras, melenting, leopold IV
teraba bagian terendah janin kepala sudah masuk PAP (Divergen) Tinggi
Fundus Uteri (TFU) 34 cm. Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) (34-11) x
155 = 3.565 gram. Auskultasi DJJ (positif) frekuensi 140 X/menit, teratur,
punctum maksimum dibawah pusat ibu sebelah kiri. pada pemeriksaan
genetalia vulva dan vagina tidak ada kelainan, labia mayor menutupi labia
minor, tidak ada pengeluaran (keputihan), tidak ada oedema dan tidak ada
varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak
ada hemoroid, ekstremitas tidak oedema dan varises, reflex patella
(positif/positif), pinggang tidak ada nyeri ketuk CVAT (Costo Vertebra
Angle Tendernes), pemeriksaan laboratorium HB 13,4 gr/dl Protein Urine
(negatif), Reduksi Urine (negatif), HbsAg (negatif), HIV/AIDS (Non
74
reaktif), Sifils (Non reaktif). Berdasarkan pemeriksaan diatas didapat
diagnosa kebidanan Ny“S” Umur 23 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu
janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
Asuhan yang diberikan kepada Ny.”S” pada kunjungan ANC
pertama diantaranya adalah meminta persetujuan kepada ibu,
memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa usia kehamilan ibu
36 minggu, keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, memberikan
penkes tentang gizi seimbang bagi ibu hamil seperti nasi, ikan, daging,
udang, hati ampela ayam,tempe, tahu, telur, sayur-sayuran yang hijau ,
buah-buahan .
Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan di fasilitas kesehatan. Memberikan penkes kepada ibu tentang
ketidaknyamanan fisiologis pada kehamilan trimester III yaitu salah
satunya buang air kecil di malam hari . Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal (23 Desember 2021)
atau jika ada keluhan segera ke kembali ke PMB bidan. “S”
Hasil evaluasi yang didapatkan ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang telah di berikan serta mampu menyebutkan kembali apa yang
telah di jelaskan oleh bidan dan mau melakukan kunjungan ulang.
4.2.1.2 Kunjungan ANC Kedua
Pada Hari kamis, 23 Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Penulis
melakukan ANC yang kedua. Ny.”S” datang sesuai kesepakatan bersama.
Pada kunjungan kedua ibu mengatakan sering mengeluh sakit pinggang.
Keadaan umum baik, status emosional stabil, kesadaran composmentis,
tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 82x/ menit,
pernapasan 22x/ menit, suhu tubuh 36,6⁰C. Berat badan 51 kg, kepala
bersih tidak ada ketombe,tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, muka
tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum , mata simetris, konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebral tidak oedema, telinga simetris
75
Bersih, tidak ada serumen, tidak ada sumbatan, tidak ada infeksi, dan
bersih, hidung bersih tidak ada kotoran dan polip, mulut bersih tidak ada
sariawan, tidak ada pembengkakan tonsil, leher tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, payudara simetris, putting susu
menonjol (Positif/Posistif), tidak ada benjolan aerola hyperpigmentasi,
pengeluaran colostrum (Positif/Positif). Tidak ada linea nigra, tidak
terdapat striae gravidarum.
Hasil palpasi uterus didapat hasil leopod I pada fundus teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting, Leopold II teraba tahanan memanjang seperti
papan sebelah kiri, teraba bagian kecil disebelah kanan. Leopold III teraba
bulat, keras, melenting, leopod IV teraba bagian terendah janin kepala
sudah masuk (PAP), pintu atas panggul (Divergen). Tinggi fundus uteru
(TFU) 34 cm. Taksiran berat badan jannin (TBJJ) 34-11) x 155 = 3.565
gram, Askultasi DJJ (Positif) frekuensi 150x/menit , teratur, puctum,
maksimum di bawah pusat ibu sebelah kiri, pada pemeriksaan genetalia
vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran (keputihan),
tidak ada oedema dan tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholini dan tidak ada skene. Anus tidak ada hemoroid, ekstrermitas
tidak ada oedema dan tidak ada varises, reflex patella (Positif/positif),
pinggang tidak ada nyeri ketuk CVAT (Costo Vertebra Angle Tendernes).
Berdasarkan pemeriksaan diatas didapat diagnosa Ny“S”. Umur 23
Tahun G1P0A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intra uteri presentasi
kepala dengan kehamilan Primi gravida.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan
informed consent. Memberitahu hasil pemeriksaan bahawa ibu dan janin
dalam keadaan baik, mensuport ibu untuk tetap melanjutkan gizi seimbang
seperti nasi, lauk, sayur, buah dan mengatur pola makan yaitu mengurangi
makan makananan manis dan mengurangi karbohidrat agar tidak terjadi
kenaikan berat badan yang berlebihan.
76
Menjelaskan ketidaknyamanan fisiologis trimester III salah satunya
sakit pinggang, memberitahu kepada ibu jika sakit pinggang yang di
rasakan oleh ibu adalah ketidaknyamanan pada trimester III, dan
memberitahu ibu untuk senam hamil untuk mengurangi sakit pinggang
yang dirasakan oleh ibu pada saat hamil. Mengingatkan kembali kepada
ibu tentang tanda-tanda persalinan memberikan informasi pada ibu tentang
tanda-tanda persalinan yaitu terjadi mules yang teratur, keluar lendir
campur darah serta keluar cairan ketuban berwarna putih keruh yang
berbau amis. dan persiapan persalinan di fasilitas kesehatan serta
menyiapkan jaminan kesehatan yang akan digunakan ketika bersalin
karena ibu sudah memasuki usia kehamilanya 37 minggu dan harus segera
mempersiapkan untuk persalinan.
77
Leopod I teraba bulat, lunak dan tidak melenting, Leopod II teraba tahanan
memanjang seperti papan di sebelah kiri, dan teraba bagian kecil sebelah kanan.
Leopod III teraba bulat keras, dan melenting, Leopod IV sudah masuk PAP
(Divergen). Divergen 3/5. TFU 34 cm. TBJJ: (34-11) x 155= 3.565 gram. DJJ
(Positif) teratur,frekuensi 135x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat
sebelah kiri bawah pusat, His : 4x/10‟/45”, kandung kemih kosong. Genetalia
vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedema, tidak ada pembengkaakan.
VT (Vaginal Touch), tidak ada tumor jalan lahir, portio tipis, pembukaan 5 cm,
ketuban (Positif), presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan
kepala Hodge II, tidak ada molase. Anus tidak ada hemoroid. Ekstremitas tidak
ada oedema dan tidak ada varises. Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas di
dapatkan Ny. “S” Umur 23 Tahun G1P0A0 hamil 38 minggu infartu kala I fase
aktif dengan janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemerikaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik,
memberitahu ibu posisi yang nyaman, mengajarkan ibu teknik relaksasi yang
baik, menganjurkan ibu untuk makan dan minum, di sela-sela his. Memberitahu
ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Memberikan support mental untuk ibu
untuk tetap sabar dan kuat. Menganjurkan suami untuk tetap menemani dan
memberikan support mental dan dukungan pada istrinya. Menyiapkan
kelengkapan alat-alat serta obat-obatan esensial untuk menolong persalinan, dan
pentalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan bayi seperti (Partus set,hecting
set,resusitas set, dan perlengkapan ibu dan bayi). Melakukan observasi keadan
umum, TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalinan sesuai partograf. Melakukan
pencatatan dokumentasi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Setelah dilakukan
pemeriksaan keadaan ibu dan janin baik, kesadaran composmentis, TTV dalam
batas normal, ibu sudah memilih posisi yang nyaman, kebutuhan nutrisi dan
cairan terpenuhi. Ibu mengerti dan mau melaksanakan semua anjuran bidan,
kebutuhan ibu dan bayi sudah disiapkan, observasi terlampir di partograf.
78
2. Kala II
Pukul 20.50 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat, ibu
merasa ada dorongan ingin meneran seperti BAB yang tidak dapat di tahan ibu
merasa keluar air-air dari jalan lahir. Keadaan Umum baik, kesadaran
composmentis, tekana darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit,
suhu 36,6ºC. DJJ (Positif), teratur, puctum maksimum sebelah kiri bawah pusat,
His : 5x /10‟/50” menit. Terlihat tanda tanda dan gejala kala II yaitu dorongan
meneran tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka,
vulva/vagina tidak ada kelainan . VT tidak ada tumor jalan lahir, portio tidak
teraba, pembukaan 10 cm, ketuban jernih presentasi kepala, ubun-ubun kecil kiri
depan, tidak ada molase, Hodge IV. Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa
Ny. “S”. Umur 23 Tahun G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala.
Penatalaksaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemerikaan bahawa pembukaan 10 cm, dan ibu siap
menghadapi persalinan. Melakukan persiapan diri, persiapan alat, dan persiapan
pasien.
Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan sesuai dengan
kenyamanan ibu, memberikan dukungan emosional kepada ibu, menganjurkan ibu
untuk mengejan pada saat ada his, memberikan suport mental pada ibu bahwa ibu
dapat melahirkan dengan normal, memberikan kebutuhan cairan kepada ibu di
sela-sela his, melakukan pertolongan perslinan dengan langkah APN. Pada pukul
21.35 WIB bayi lahir, bugar, segara menangis kuat, pergergerakan aktif, warna
kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, BB 3.600 gram,PB 51cm, LK 33cm, LD
35m cm , tidak ada cacat bawaan anus.
3. Kala III
Pukul 21.35 WIB, ibu mengatakan perutnya masih merasa mules kedaan
umum baik, kesadran composmentis, pada abdomen TFU, sepusat, uterus
globuler, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
79
genitalia tampak tali pusat memanjang di depan vulva saat diregangkan, adanya
semburan darah dari jalan lahir, perdarahan + 100 cc. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan diagnosa Ny. “S” Umur 23 Tahun P1A0 partus kala III.
Penatalaksanan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, memastikan janin
tunggal kandung kemih kosong. Menyuntikan oksitosin 10 IU 1 cc segera setelah
bayi lahir secara IM 1/3 anterolateral di paha kanan bagian atas luar. Melakukan
PTT (Peregangan tali pusat terkendali) dengan melihat 3 tanda pelepasan
plasenta, yaitu uterus globuler, adanya semburan darah dari jalan lahir tali pusat
memanjang. Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, melakukan
masase fundus uteri selama 15 detik, mengajarkan ibu dan keluarga cara masae
fundus uteri, Ibu dan keluarga dapat melakukan masase fundus uteri selama 15
detik dan mengajarkan ibu secara mandiri. Memeriksa kelengkapan plasenta,
memeriksa adanya laserasi perineum: Terdapat laseras derajat II. Pukul 21.40
WIB Plasenta lahir lengkap, selaput dan kotiledon lengkap, tidak ada kelainan
plasenta.
4. Kala IV
Pukul 21.55 WIB, Ibu masih merasa lemas, keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
21x/menit, suhu 36,5⸰C. Abdomen kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong. Genitalia terdapat laserasi perineum derajat II,
jumlah darah yang keluar + 60 cc. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di dapat
diagnosa Ny.” S” Umur 23 Tahun P1A0 partus kala IV.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, terdapat robekan
dari jalan lahir derajat II . Melakukan penjahitan luka perineum dengan anatesi
local lidocain 2% dengan aquades 1:1
80
Memberikan kenyamanan pada ibu dengan membersihkan dan
merapihkan ibu. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi cairan dan
beristirahat. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan BAK
atau BAB setelah 2 jam persalinan, melakukan observasi, KU, TTV, kontraksi
uterus, TFU, perdarahan, kandung kemih, setiap 15 menit pada 1 jam pertama,
dan setiap 30 menit pada jam kedua. Memberikan terapi obat dan memberitahu
cara minumnya. Vitamin A 200.000 IU. Kapsul pertama setelah melahirkan,
kapsul kedua 24 jam setelah melahirkan, paracetamol 3x1 setelah makan,
amoxcillin 1 tablet 3x1 setelah makan, tablet Fe 1x1 60 mg tablet diminum
sebelum tidur. Mendekontaminasikan alat dan melakukan pemantauan kala IV
seseuai dengan partograf dan dokumntasi asuhan kebidanan.
4.2.3 Asuhan Kebidanan Nifas
a. Kunjungan Nifas 6 jam
Selasa,28 Desember 2021 pukul 03.00 WIB,Ibu mengatakan tidak ada
keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan berjalan serta sudah BAK. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
status Emosional stabil, Tanda-tanda Vital, Tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 85x/menit,respirasi 20x/menit, suhu 36,6ºC, muka tidak pucat tidak
oedema. Konjungtiva tidak pucat, sklera dan palpebral tidak oedema. Leher
tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Payudara
simetris, putting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan
dan nyeri tekan, pengeluaran colostrum (Positif/positif). Abdomen TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, dan teraba keras, kandung kemih
kosong. Genetalia Vulva/ Vagina tidak ada oedema, terdapat laserasi laserasi
derajat II, perdarahan + 50 cc. Ektrermitas tidak ada oedema, tidak ada
varises dan tidak ada tanda homan. Dari hasil pemeriksaan dapat didiagnosa
Ny.”S” Umur 23 Tahun P1A0 postpartum 6 jam.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
81
Memberikan KIE tentang asuhan bayi baru lahir, dan selalu menjaga
kehangatan bayi. Memberikan informasi tentang ASI Ekslusif yaitu
memberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan. Memberitahu
kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat Memberikan terapi Fe 1x
60 mg.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 2 hari berikutnya yaitu tanggal
30 Desember 2021. Setelah diberi penjelasan ibu dan suami mengerti dan
mau melakukan anjuran yang telah diberikan atau bila ada keluhan
b. Kunjungan Nifas 2 Hari
Hari kamis, tanggal 30 Desember 2021 pukul 10.00 WIB. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah bisa duduk dan berjalan serta
sudah bisa beraktifitas seperti biasa.
Hasil pemeriksaan keadaan baik, kesadaran composmentis,status
emosional stabil. Tanda-tanda Vital, tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi
20x/menit,nadi 84x/menit, suhu 36,6ºC. Pemeriksaan mata konjungtiva tidak
pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak pucat, tidak oedema, pemeriksaan
payudara putting susu menonjol, tidak bengakak, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar dan banyak, pemeriksaan abdomen
TFU 2 jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
pemeriksaan genetalia bersih dan tidak terdapat infeksi, terdapat luka jahitan,
tidak ada oedema dan varises, lochea rubra. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan Diagnosa Ny. “S” Umur 23 tahun P1A0 nifas 2 hari.
Penatalaksanan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed
consent. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang untuk ibu nifas Seperti yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum air putih 10
gelas perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu
untuk tidak membatasi makanan apapun. Memberikan informasi tentang
personal hygine pada ibu nifas yaitu sering ganti pembalut dan pakaian dalam
82
setiap hari minimal 2 kali sehari.. Memberitahua ibu untuk minum tablet Fe
1x 60 mg.
emberitahu ibu untuk kunjungan nifas 7 hari berikutnya yaitu tanggal 6
Januari 2022 atau jika ada keluhan
Hasil Evaluasi, Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh bidan, dan
mau mengikuti anjuran yang telah diberikan dan ibu menyetujuinya.
c. Kunjungan Nifas 7 Hari
Pada hari Kamis, 06 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan
selama 7 hari masa nifas ibu tidak ada keluhan napsu makan baik, BAK dan
BAB lancar, ibu merasa istirahat cukup, mengganti pembalut 1-2 kali sehari,
ibu tidak ada keluhan.
Dilakukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. Keadaan emosional stabil. Tanda- tanda vital tekanan darah
110/80 mmHg, Respirasi 20x/menit,nadi 84x/menit,suhu S:36,6 ºC.
Pemeriksaan mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak
pucat, tidak oedema, pemeriksaan payudara putting susu menonjol, tidak
bengakak, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar
dan banyak. Abdomen TFU berada di pertengahan simpisis dan pusat.
Kandung kemih kosong. Genetalia vulva/vagina bersih, lochea sanguilenta.
Anus tidak ada hemoroid . Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises
dan tidak ada tanda homan dan reflek patella (positif/positif). Dari hasil
pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny “S” umur 23 tahun P1A0 post partum 7
hari.
Penatalaksanaa yang dilakukan melaukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
Memberitahu ibu untuk selalu istirahat yang cukup
Mengingatkan krmbali tentang personal hygene pada ibu nifas.yaitu, sering
ganti pembalut 2 kali sehari
83
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk minum tablet Fe 1 x 60 mg
Hasil Evaluasi Ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan, dan mau
mengikuti anjuran yang telah diberikan,dan ibu menyetujuinya.
84
e. Kunjungan Nifas 42 Hari
Pada hari rabu, 09 febuari 2022 pukul 11.00 WIB. Ibu mengatakan tidak
memiliki keluhan, ibu sudah bisa melakukan pekerjaan rumah dan ingin
menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
Dilakukan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
Keadaan emosional stabil. Tanda- tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
Respirasi 22x/menit,nadi 80x/menit,suhu 36,6ºC. Pemeriksaan mata konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, muka tidak pucat, tidak oedema, pemeriksaan
payudara putting susu menonjol, tidak bengakak, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, pengeluaran ASI lancar dan banyak.
Hasil pemeriksaan Abdomen TFU tidak teraba. Kandung kemih kosong.
Genetalia vulva/vagina bersih, lochea Alba warna putih bening. Anus tidak ada
hemoroid . Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada tanda
homan dan reflek patella (positif/positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny “S” umur 23 tahun P1A0 post
partum 42 hari.
Adapun penatalaksanan yang dilakukan pada Ny. S” adalah melaukan
informed consent, memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik. Menyiapkan alat dan bahan untuk menyuntikan KB suntik 3 bulan.
Memposisiskan ibu untuk duduk dan menyuntikan KB suntik 3 bulan. Depo
Medroxsyprogesterone acetat 1 mg secara IM di daerah 1/3 bagian atas bokong
ibu dari tulang (Spina iliaka Superior Anterior) sampai Os Coxigis. Ibu sudah
disuntik KB.Ibu sudah disuntik. Mengingatkan Kembali untuk Personal Hygene.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang KB pada tanggal 8 Mei 2022,
Ibu menegrti apa yang telah disampaikan oleh bidan, dan mau melakukakanya.
4.2.4 Asuhan pada Bayi Baru Lahir (Neonatal)
1. Bayi Baru lahir
85
kemerahan, pergeraka aktif, jenis kelamin laki-laki, Anus (positif), cacat
(Negatif) dari hasil pemeriksaan diatas didapatkan diagnosa Neonatus Ny.”S”
segera setelah lahir cukup bulan sesuai masa gestasi
2. Neonatus 6 Jam
Selasa, 28 Desember 2021 Pukul 05.00 WIB. Ibu mengatakan saat ini
bayinya dapat menyusu dengan baik, dan bayi sudah BAK dan BAB.
Kemudian dialakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam didapatkan hasil
kedaan umum bayi baik. TTV HR : 133 x/menit ,S: 36.6C, RR 48x/menit,
Antopometri berat badan 3.600 gram,Panjang badan 51 cm,lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 35 cm.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan , pemeriksaan fisik kepala tidak
ada caput succadeneum dan tidak cepal hematom. Muka simetris, tidak ada
oedema. Mata simetris, sklera tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat.
Hidung simetris, bersih tidak ada polip. Terdapat 2 lubang hidung dan septum
berada di tengah. Telinga simetris bersih dan daun telinga terbentuk. Mulut
tidak ada labiskizis, tidak ada palatoskizis,dan tidak ada labiopalatoskizis.
Dada simetris tidak ada retraksi dinding dada, putting susu sudah terbentuk
dan bunyi jantung normal. Abdomen simetris, cembung dan tidak ada
86
perdarahan tali pusat. Punggung tidak ada spina bifida,tidak ada bercak
mongol, ekstremitas simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil atau
brakidaktil. Genitalia Testis sudah turun, skrotum sudah ada, kulit kemerahan
Refleks Rooting (positif) Sucking (positif) Grasphing (positif) Swallowing
(positif) Moro (positif) Babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaandidaptakan diagnosa Ny.” S” Umur 6 jam
cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Penatalaksanaaan yang dibrikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan.
Menjaga kehangatan bayi. Menyuntikkan imunisasi HB0 0,5 cc di
anterolateral paha kanan bayi. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin. Menganjurkan ibu kunjungan ulang bayinya 2 hari
kemudian tanggal 30 Desember 2021 atau segera apabila ada keluhan.
Menganjurkan ibu kunjungan ulang bayinya 2 hari kemudian tanggal
30 Desember 2021 atau segera apabila ada keluhan. Keadaan umum bayi
baik,bayi menghisap kuat, sudah diberi HB 0, ibu mengerti dan mau
melakukan anjuran yang telah diberikan.
3. Neonatus 2 Hari
Pada hari kamis, 30 Desember 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan
bayinya sehat, menyusu kuat. Dan dilakukan pemeriksaan pada bayi, tidak
ada retraksi pada dinding dan tali pusat belum puput.
Kemudian dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir 2 hari. Didapatkan
hasil pemeriksaan keadaan umum baik, HR 136 x/menit, S: 36,5⸰C RR:
48x/menit, berat badan 3.700 gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 35 cm.
Dilakukan hasil pemeriksan didapatkan, Kepala bersih , muka tidak ada
oedema , sklera tidak ikterik hidung bersih, tidak ada secret, mulut bersih,
tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung normal. Abdomen tidak ada
benjolan, tali pusat belum puput dan masih basah. Punggung tidak terdapat
87
spina bifida dan tidak ada bercak mongol. Reflek rooting (positif), Sucking
(positif), grasphing (positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky
(positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa neonatus Ny. “S” umur 2 hari
cukup bulan sesuai masa kehamilan
Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi
baru lahir. Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu tidak
mau menyusu, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, napas terlalu cepat
atau terlalu lambat {normal 40-60 x/m}, ada tarikan dinding dada kedalam
yang sangat kuat, merintih, teraba demam > 37.5 °C, teraba dingin <36,5°C
nanah yang banyak di mata pusar kemerahan meluas kedinding perut
diare,dan tampak kuning perut dan kaki. Menganjurkan ibu untuk menjemur
bainya sesering mungkin. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 7 hari
kemudian pada tanggal 6 Januari 2022
4. Neonatus 7 Hari
Pada hari kamis, 6 Januari 2022 Pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tali
pusatnya sudah puput pada hari ke 4 dan bayinya hanya diberi ASI dan sering
dijemur setiap pagi. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum
baik, TTV HR : 137 x/menit ,S: 36.0C, RR 48x/menit, Antopometri berat
badan 3.800 gram, Panjang badan 51 cm., Lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
36 cm. Kepala bersih dan tidak ada kelainan, muka tidak ada oedema. Mata
sklera tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Hidung bersih tidak ada secret,
tidak ada retraksi dinding dada, dan bunyi jantung normal. Abdomen tali pusat
sudah puput, infeksi (negatif). Kulit bersih dan kemerahan, ekstremitas tidak
ada kelainan. Punggung tidak terdapat spina bifida, tidak ada bercak mongol.
Reflek rooting (positif), Sucking (positif), grasphing (positif), swallowing
(positif), moro (positif), babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. S” umur 7 hari cukup bulan
sesuai masa kehamilan.
88
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan di berikan. Ibu
mengerti. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjemur bayinya setiap
pagi.
KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Memberikan ASI sesering
mungkin 2 jam sekali. Menganjurkan ibu untuk Imunisasi BCG dan polio 1.
Ibu mengerti.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 28 hari kemudian pada tanggal
25 januari 2022 atau jika ada keluhan.
5. Neonatus 28 Hari
Pada hari selasa, 25 januari 2022 pukul 10.00 WIB. Dilakukan
pemeriksaan 28 hari, dari hasil anamesa Ibu mengatakan tidak ada keluhan
pada bayinya , BAK dan BAB lancar, menyusu kuat, bayi hanya diberikan
ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum baik, TTV HR:
138x/menit,S:36,0⸰C, RR: 48x/menit, Antropometri berat badan 4.200
gram,panjang badan 52 cm, Lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 37 cm. Mata
konjungtiiva tidak pucat, tidak anemis, sklera tidak ikterik. Leher tidak ada
pembengkakan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Dada tidak ada
retraksi dinding dada, bunyi jantung normal. Abdomen tidak ada benjolan tali
pusat sudah puput, tida ada infeksi. Ekstermitas tidak ada oedema. Genetalia
BAK dan BAB lancar. Reflek rooting (positif) Sucking (positif), grasphing
(positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky (positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa neonatus Ny.”S” umur 28
hari cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed consent.
Memberitahu hasil pemeriksaan, dan asuhan yang akan diberikan. Ibu
mengerti.
Memberikan KIE tentang imunisasi. Ibu mengerti.
89
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 42 hari kemudian pada
tanggal 9 februari 2022 atau jika ada keluhan. Ibu bersedia dan menegrti.
6. Neonatus 42 Hari
Pada hari rabu, 9 februari 2022 Pukul 10.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan
bayi 6 minggu, dari hasil anamesa. Ibu mengatakan bayinya sehat, BAK dan
BAB lancar, menyusu kuat, bayinya hanya di berikan ASI saja tanpa tambahan
makanan. Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi BCG dan Polio I.
Dilakukan Pemeriksaan kedaan umum bayi baik, TTV HR 148x/menit, S:
36.6C,RR: 49x/menit, Antropometri BB 4.500 gram PB 52 cm, lingkar kepala
36 cm, lingkar dada 37 cm. Mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
leher tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
Dada tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung normal. Abdomen tidak ada
benjolan, perut agak cembung, pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas
tidak oedema Genitalia BAK dan BAB lancar Reflek rooting (Positif), Sucking
(Positif), grasping (Positif), Swallowing (Positif), Moro (Positif).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Neonatus Ny. “S” Umur 42
hari sesuai masa gestasi
Penatalaksanna yang dilakukan pada By.Ny.”S”adalah melakukan
informed consent. Memberitahu hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti.. Menganjurkan ibu untuk mengikuti posyandu,
membawa bayinya tiap bulan untuk memriksa pertumbuhan dan perkembangan
dan juga imunisasi tiap bulan dengan imunisasi dasar lengkap. Ibu menegrti.
Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada keluhan pada bayi.
90
4.3 Pembahasan
91
kecemasan pada ibu hamil dapat ditimbulkan khususnya pada trimester III
kecemasan yang dialami antara lain khawatir bayi yang dilahirkan tidak
normal, nyeri yang akan di rasakan pada saat melahirkan.
92
Kemenkes RI (2016) dari hasil pemeriksaan ibu sudah melakukan imunisasi
TT2.
93
Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, dilakukan juga pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan didapat hasil hasil, Hb
13,4 gr/dl Protein Urine (Negatif), Reduksi urine (Negatif), HbsAg
(Negatif), HIV/AIDS (Non reaktif), Sifilis (Non reaktif). Pemeiksaan ini
dilakukan sebagai salah satu standar pemeriksaan kehamilan 10 T sesuai
teori dari Kemenkes RI (2016), yaitu pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, protein
urine, dan pemeiksaan spesifik daerah edemis atau epidemic (malaria, IMS,
HIV dan lain-lain).
94
penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada
kesehatan ibu. Tempat yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas
kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga kesehatan yang siap menolong
sewaktu-waktu apabila terjadi komplikasi persalinan atau memerlukan
penanganan kegawatdaruratan persalinan aman untuk memastikan bahwa
ibu dapat menerima asuhan yang ibu perlukan pada saat persalinan dan
memastikan ibu melahirkan dengan tenaga terampil. Tempat persalinan
yaitu tempat yang dipilih oleh ibu dan keluarga untuk membantu proses
persalinan. Karena persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai penyulit
penolong persalinan dan tempat atau fasilitas persalinan saling berkaitan
erat. Penolong persalinan dan fasilitas pelayanan kesehatan sangat
berpengaruh terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi karena dapat
mendeteksi lebih dini kemungkinan komplikasi terjadi resiko kesakitan dan
kematian pada ibu dan bayi. Persalinan yang aman adalah persalinan yang
dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil.
Sedangkan pertolongan persalinan oleh tenga kesehatan yang dimaksud
adalah tenaga kesehatan yang profesional yang telah melalui pendidikan
formal seperti dokter, bidan, dan tenaga para medis lainya yang sudah
terlatih dan terampil dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu
dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat masalah atau komplikasi yang
terjadi, akan cepat diketahui dan segera dapat ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunkan peralatan yang aman, bersih dan steril, sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainya. Indriyani (2016).
95
(2016) gizi seimbang sangat penting pada ibu hamil. Hal ini bersangkutan
dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan yang ada di dalam
kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu, pendukung proses
kehamilan makanan dan diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta,
uterus, buah dada, organ lain.
Pada hari kamis, tanggal 23 Desember 2021 Pukul 10.00 WIB. Dilakukan
pemeriksaan kedua. Ibu mengeluh sering Sakit pinggang. Keadaan umum baik,
status emosional stabil, kesadran composmentis, tanda-tanda vital ekanan darah
:110/70 mmHg, denyut Nadi: 82x/menit, pernafasan :22x/menit,suhu :36,6⁰C.
Usia kehamilan 37 minggu.
96
janin), hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan bagian yang ada pada fundus. Leopod II sebelah
kiri perut ibu teraba tahanan memanjang seperti papan dan sebelah kiri ibu
teraba bagian-bagian kecil janin. Leopold III teraba bagian bulat, keras,
melenting (Kepala janin) hal tersebut sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa
pemeriksaan Leopold III untuk bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis
untuk menyimpulkan apakah bagian bulat, keras, lunak, melenting atau tidak
melenting. Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP. Hal tersebut
sesuai dengan teori Marni (2011) bahwa pada pemeriksaan Leopold IV untuk
melakukan sampai mana bagian terendah janin apakah sudah masuk PAP atau
belum, selama kehamilan sesuai teori yang ada. Pada pemeriksaan puncuk rahim
atau Tinggi Fundus. TFU) 34 cm, TBJJ = (34-11) X 155 =3.565 gram. Dihitung
menggunakan Johnson- Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) = (TFU –N) x
155. BB dalam satuan gram dan nilai N sebesar 11, 12 atau 13 disesuaikan
dengan penurunan kepala bayi Khoiroh (2019) pada penentuan letak janin dan
detak jantung (DJJ) didapatkan hasil presentasi janin kepala DJJ normal yaitu
140x/menit. Batas normal frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160
per menit Muhammad (2017). Pada pemeriksaan genetalia vulva adan vagina
tidak ada kelainan, labia mayor menutupi labia minor, tidak ada pengeluaran
(Keputihan), tidak ada oedema dan tidak ada varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak ada hemoroid. Eekstermitas tidak
oedema dan varises, reflex fatella (Positif/positif), pinggang tidak ada nyeri
ketuk CVAT (Costo Vertebra Angle Tendernes).
97
pada trimester III. Sakit pinggang disebabkan oleh meningkatnya tekanan dan
berat kehamilan, akibat gaya gravitasi dari janin di dalam perut. Cara
mengatasinya yaitu dengan hindari mengangkat beban berat dan jangan
membungkuk jika mengambil barang di lantai, lakukan senam hamil, hindari
menggunaan sepatu berhak tinggi, gunakan bantal untuk meluruskan pungung,
jangan berdiri terlalu lama. (Sutanto 2019).
Dari hasil evaluasi. Ibu menegerti apa yang telah di jelaskan oleh bidan
dan mau melakukanya, karena usia kehamilan ibu sudah memasuki 37 minggu
Ibu akan mempersiapkanya untuk persalinan.
4.3.2 Intranatal
1. Kala I
Pada hari selasa,28 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, ibu datang ke
PMB “S” Kabupaten Lebak mengeluh mules-mules sejak pukul 11.00
WIB, semakin lama semakin sering teratur, keluar lendir bercampur darah
belum keluar air-air. Tanda-tanda persalinan yaitu: terjadinya his
persalinan, pengeluaran lendir dengan darah, pecah ketuban. Yang
merupakan Tanda pasti persaliana menurut (Kurniarum 2016).
98
Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadan umum baik,
kesadaran composmentis. Tanda-tanda Vital di dapatkan hasil tekanan
darah tekanan darah 110/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi
80x/menit,suhu 36,6ºC. Kemenkes RI (2016) bila melebihi 140/90 perlu
diwaspadai adanya preeklamsia, abdomen tidak ada luka bekas operasi,
tidak ada striae gravidarum dan tidak ada linea nigra, Leopod I teraba
bulat, lunak, dan tidak melenting, Leopod II teraba tahanan memanjang
seperti papan disebelah kiri dan teraba bagian kecil sebelah kanan. Leopod
III teraba bulat keras, dan melenting, Leopod IV sudah masuk PAP
(Divergen). Divergen 3/5. TFU 34 cm. TBJJ: (34-11) x 155= 3.565 gram.
Berdasarkan rumus Johnson- Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) =
(TFU)-N) x 155. BB dalam satuan gram nilai N sebesar 11, 12, atau 13
disesuaikan dengan penurunan kepala bayi Khoiroh (2019). DJJ (Positif),
frekuensi 135x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat sebelah kiri
bawah pusat. Berarti denyut jantung normal menurut teori (Muhammad
2017), bahwa frekuensi denyut jantung janin adalah 120-160 per menit dan
his teratur yaitu 4x10 dalam menit lamanya 45 detik.
Pemeriksan genetalia Genetalia vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak
ada oedema, tidak ada varises,tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini
dan scene. Pemeriksaan dalam portio tipis, lunak pembukaan serviks 5 cm,
fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap 10 cm, akan terjadi dengan kecepatam rata-rata 1cm/jam
(Primigravida) atau 1 cm selama 30 menit (multipara), ketuban (Positif),
presentasi kepala, tidak ada molase Penurunan kepala hodge II menurut
teori Diana,sulis dkk 2019). Bidang yang terletak setinggi bagian bawah
simfisis
Asuhan yang dilakukan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
99
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Memberitahu ibu posisi yang nyaman menurut teori (Saiffudin 2014)
mengatur posisi nyaman yang diinginkan ibu, namun bila ibu Makin
beraktivitas ibu, namun ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak
menganjurkan dalam posisi terlentang lurus, sebaiknya ibu dalam posisi
miring kiri, tidur berbaring ke kirin dapat memberi rasyang letih,
memberikan oksigenasi yang baik bagi bayi, posisi berbaring miring
dapat mengurangi penekanan pada vena cava inverior, sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadi hipoksia janin karena supalai oksigen
tidak terganggu, dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kecapean,dan dapat mencegah dan mencegah terjadinya robekan jalan
lahir. Hindari posisi terlentang posisi ini dapat mengakibatkan hipotensi
(Beresiko terjadinya syok dan berkurangnya suplai oksigen dalam
sirkulasi utero palacenter, sehingga mengakibatakan hipcskia bagi janin)
rasa nyeri bertambah, kemajuan persalinan bertambah lama, sehingga ibu
kurang bebas, ibu kurang semangat dan mengakibatkan kerusakan pada
syaraf kaki dan punggung Fitriana (2018.
Mengajarkan teknik relaksasi yang baik untuk meningkatkan relaksasi,
membersihkan napas dari kemungkinan hiperventilasi selama kontraksi,
dan memutus pola napas yang cepat Saifuddin (2014). Menganjurkan ibu
untuk makan dan minum disela-sela his sesuai dengan menurut teori
(Saifuddin 2014) pemberian cukup makan dan minum untuk memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.
Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB urine yang tertahan
didalam kandung kemih akan menghambat penurunan kepala janin
menurut teori (Saifuddin 2014
Memberikan support mental untuk ibu untuk tetap sabar dan kuat dalam
menghadapi proses persalinan dan menganjurkan suami agar tetap
10
menemani dan memberikan support pada istrinya menurut teori (Saifuddin
2014) yaitu menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami, keluarga pasien atau teman dekat untuk memberikan dukungan
kepada ibu agar ibu merasa tenang untuk menghadapi persalinan Fitriana
(2018).
Melakukan observasi keadaan umum, TTV, His, DJJ, dan Kemajuan
persalinan sesuai partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama persalinan. Tujuan penggunaan partograf adalah, untuk mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal menurut teori Dr.Hany puspita, dkk
(2021).
10
adalah his semakin kuat, ketuban Pecah yang ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak, ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap diikuti dengan keinginan mengejan, kedua kekuata his dan
mengejan lebih mendorong kepala bayi. Hal ini sesuai dengan teori
Saiffudin (2014).Bahwa tanda pasti kala II ditentukan dengan pembukaan
serviks lengkap, dan telihatnya kepala bayi.
10
persalinan memiliki tujuan memeberi kenyamanan, mempercepat proses
persalinan, mempercepat kemajuan persalinan.
Menganjurkan ibu untuk mengejan pada saat ada his sesuai dengan teori
Diana,sulis dkk, (2019).
3. Kala III
Pukul Pukul 21.35 WIB. Ibu mengatakan perutnya masih merasa
mules kedaan umum baik, kesadaran composmentis, pada abdomen TFU
sepusat, uterus globuler, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, genetalia tampak tali pusat memanjang di depan
vulva saat di regangkan, adanya semburan darah dari jalan lahir,
perdarahan + 100 cc menurut teori Diana,sulis dkk (2019). Yang
menyatakan bahwa pada kala III tanda-tanda pelepasan plasenta, ditandai
dengan yaitu uterus globuler, adanya semburan darah dari jalan lahir tali
pusat memanjang.
10
Penatalaksanaan yang diberikan melakukan informed consent.
Persetujuan medik adalah persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik
yang dilakukan terhadap dirinya menurut teori (Saiffudin 2014).
Menyuntikkan oksitoksin 10 IU 1 cc segera setelah bayi lahir secara
IM di 1/3 anterolateral paha kanan atas bagian luar suntikkan oksitosin 10
IU 1 cc secara intramuscular di 1/3 anterolateral paha kanan atas bagian
luar segera setelah bayi lahir, untuk merangsang uterus berkontraksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta bermanfaat dalam pencegahan
pendarahan postpartum. Melakukan PTT dengan melihat 3 tanda
pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, adanya semburan drah dari jalan
lahir dan tali pusat memanjang melakukan masase fundus uteri selama 15
detik dan mengajarkan ibu secara mandiri, menurut teori (Saifuddin 2014)
masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi
pengeluaran darah dan mencegah perdarahan postpartum memeriksa
kelengkapan plasenta, memeriksa adanya laserasi perineum : terdapat
laserasi derajat dua : laserasi perineum derajat dua meliputi mucosa
vagina, kulit perineum, dan otot-otot perineum menurut Yosi tamara
(2019).
Pukul Pukul 21.40 plasenta lahir lengakap, selaput dan kotiledon
lengkap, tidak ada kelainan plasenta. hal ini berlangsung selama 5 menit
dan termasuk dalam batas normal, sesuai menurut teori (Sondakh,2013)
yang menyatakan bahwa persalinan kala III dimulai segera setelah bayi
lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Pukul 21.55 ibu merasa lemas WIB, Ibu masih merasa lemas, keadaan
umum baik, kesadaram composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 21x/menit, suhu 36,5⸰C. Abdomen kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Genetalia terdapat
laserasi perineum derajat dua laserasi perineum derajat dua meliputi
10
mucosa vagina, kulit perineum, kulit perineum dan otot-otot perineum,
jumlah darah keluar + 60 cc. Rata-rata jumlah darah yang dikatakan
normal adalah 100-300. Hal ini sesuai dengan teori Yanti dan sundawati
(2011). Perubahan secara keseluruhan disebut proses involusi, di samping
itu juga dapat perubahan (pengecilan) adalah uterus.
10
memperlancar pungsi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastro
intenstinal dan alat perkemihan, meningkatkan pelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat produksi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
dan tidak menahan BAK/BAB setela 2 jam persalinan sulistiyawati
(2012). Kandung kemih yang penuh akan menyebabkan atonia uterus dan
menyebabkan perubahan posisi uterus dan urine yang telalu lama berada
dalam kandung kemih akan berpotensi menyebabkan infeksi saluran
kemih.
10
x/menit, suhu 36, 6⸰C. Muka tidak pucat dan tidak oedema., konjungtiva tidak
pucat, skrela tidak ikterik dan palpebral tidak odema. leher tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Payudara simetris,
putting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan dan nyeri
tekan, pengeluaran colostrum (Positif). Fungsi colostrum memberikan gizi dan
proteksi. Colostrum yang disekresikan oleh kelenjar dari hari pertama sampai
keempat pada awal menyusui, pada keadaan normal colostrum dapat keluar
sekitar 10-100 cc dan akan meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300 ml
setiap 24 jam.
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat hal ini
sesuai dengan teori Mulati dkk (2015) bahwa setelah janin lahir tinggi fundus
uteri setinggi pusat dan segera setelah plasenta lahir TFU 2 jari dibawah
pusat.kontraksi uterus baik dan teraba keras, kontraksi uterus yang baik apabila
uterus menjadi bundar dan keras seperti batu, sebaiknya bila uterus berbentuk
lembek menjadi tinggi dari tempat semula, menunjukan jika uterus kurang
baik. bila uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit pembuluh darah
yang menyusup diantara miometrium. Genitalia vulva/vagina lochea lubra
sesuai dengan teori Walyani (2015) Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari
ke- 3 masa postpartum Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah
segar banyaknya + 50 cc jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo, dan meconium.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang
gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin, lemak dan minum air putih 10 gelas perhari untuk memperbanyak
produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak membatasi makanan apapun.
Memberikan informasi tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak
pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih
dari 2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan
10
menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan
KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Memberikan informasi tentang personal hygine pada ibu nifas yaitu sering
ganti pembalut dan pakaian dalam setaip hari minimal 2 kali sehari, pada ibu
masa postartum sangat rentan terhadap infeksi oleh karena itu kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan meningkatkan rasa
nyaman pada ibu sesuai teori Walyani (2015). Memberikan informasi tentang
ASI Eklusif yaitu memberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan,
menurut teori Saifuddin (2014) Menyusui dapat menambah ikatan batin antara
ibu dan anak dan asi merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan
kalori dan gizi yang diperlukan bayi untuk 6 bulan pertama sehingga bayi
mendapatkan kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat
sesuai kebutuhan baik.
Memberitahu ibu agar tidak mengurut perutnya dan tidak meminum jamu-
jamuan. Memberikan terapi Fe 60 mg 1x1 sesuai dengan teori Saifuddin (2014)
pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan tidak
dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan.
Memberitahu ibu untuk kunjungan nifas 2 hari berikutnya yaitu tanggal 30
desember 2021 atau jika ada keluhan.
b. Kunjungan Nifas 2 Hari
Hari kamis,30 desember 2021 pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 2 hari. Ibu mengatakn tidak ada keluhan, ibu sudah bisa duduk dan
berjalan serta sudah bisa beraktifitas, seperti biasa pengeluaran ASI
(positif/positif). pada payudara terjadi proses laktasi keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks socking, semakin kuat
10
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar menurut teori Sulistyawati
(2011).
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong. Genitalia lochea rubra, lochea
rubra adalah cairan yang keluar berwarna merah kehitaman dan Berlangsung
dari hari ke-1 sampai hari ke-3 postpasrtum Yanti (2018), banyaknya ±30 cc.
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah mengingatkan
kembali tentang asupan gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas
perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak
membatasi makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan
sangat berpengaruh pada produksi air susu.
Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak
pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih
2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan
menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan
KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI
setiap 2-3 jam dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2-3 minggu
pertama. Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan. Memberitahukan ibu kunjungan ulang 7 hari kemudian pada
tanggal 6 Januari 2022 atau jika ada keluhan.
c. Kunjungan Nifas 7 hari
10
Hari Jumat, 6 Januari 2022, pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 7 hari. Ibu mengatakn selama 7 hari masa nifas tidak ada keluhan untuk
mengganti pembalut 1-2 kali sehari, ibu tidak ada keluhan. Pengeluaran ASI
(Positif/positif). Pada payudara terjadi proses laktasi, keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks sucking, semakin kuat
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar Sulistyawati (2011).
Hasil pemeriksaan Abdomen didapatkan TFU pertengahan sympisis
dan pusat sesuai dengan teori Mulati dkk (2015) Genitalia lochea
sanguinolenta warna merah, lochea sanguinolenta adalah cairan yang keluar
berwarna merah kecokelatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai
hari ke-7 postpasrtum Yanti (2018).
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah mengingatkan
kembali tentang gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas perhari untuk
memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan sangat
berpengaruh ada produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada ibu
nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
bengkak pada wajah, kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang,
demam lebih 2 hari, payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat
murung dan menangis tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014)
diberikan KIE tanda bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI
setiap 2-3 jam dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2-3 minggu
pertama.
Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
11
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan. Memberitahukan ibu kunjungan ulang 28 hari kemudian pada
tanggal 25 Januari 2022 atau jika ada keluhan.
d. Kunjungan Nifas 28 Hari
Hari Selasa, 25 januari 2022 pukul 10.00 WIB, dilakukan kunjungan
nifas 28 hari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan Pengeluaran ASI
(positif/positif), pada payudara terjadi prosses laktasi, keluarnya ASI dengan
lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks socking, semakin kuat
hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar menurut teori Sulistyawati
(2011).
Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU tidak teraba Genitalia
lochea alba warna putih, lochea alba adalah cairan yang keluar berwarna putih.
Berlangsung setelah >14 hari postpasrtum Yanti (2018).
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. “S” adalah memberikan
KIE tentang gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum minimal 8 gelas perhari untuk
memperbanyak produksi ASI serta menganjurkan ibu untuk tidak membatasi
makanan apapun, gizi yang terpenuhi pada ibu menyusui akan sangat
berpengaruh ada produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada ibu nifas yaitu perdarahan
lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak pada wajah,
kaki dan tangan atau sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih 2 hari,
payudara bengkak merah disertai rasa sakit, ibu terlihat murung dan menangis
tanpa sebab (depresi) sesuai dengan teori Damai (2014) diberikan KIE tanda
bahaya nifas agar ibu segera periksa ketenaga kesehatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi lebih lanjut. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin yaitu setiap 2 jam sekali bayi minum ASI setiap 2-3 jam
11
dalam 24 jam minimal mendapatkan 8 kali pada 2- 3 minggu pertama.
Memberikan konseling tentang pra KB untuk ibu menyusui agar ibu dapat
memutuskan menggunakan KB pada saat kunjungan 6 minggu, untuk
mempertimbangkan salah satu metode keluarga berencana.
Memberikan ibu tablet Fe 1 x 60 mg, sesuai dengan teori Saifuddin
(2014) pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih, dan
tidak dibarengi dengan minum kopi, teh, atau susu, karena akan menggangu
penyerapan.
Memberitahukan ibu kunjungan ulang 42 hari kemudian pada tanggal 9
februari atau jika ada keluhan.
e. Kunjungan Nifas 42 Hari
Hari rabu, 6 februari 2022 pukul 10.00 WIB, diperoleh anamnesa yaitu
ibu mengatakan tidak memiliki keluhan, ibu sudah bisa melakukan pekerjaan
rumah dan ingin menggunakan kontrasepsi kb suntik 3 bulan.
Dilakukan pemeriksaan abdomen TFU sudah tidak teraba, involusi
uterus normal tidak teraba dengan berat uterus 50 gram (Mulati dkk, 2015)
genitalia dengan hasil pengeluaran lochea berwarna putih atau alba dan tidak
berbau, pengeluaran lochea ini menunjukan keadaan ibu normal. Hal ini sesuai
dengan teori Yanti 2018 yang menyatakan Lochea Alba cairan putih
kekuningan, berwarna putih karena banyak terdapat leukosit didalamnya.
Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.
Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny “S” adalah
memberikan pelayanan kontrasepsi kepada ibu dan melakukan tindakan
dengan cara memposisikan ibu untuk duduk dan menyuntikan KB suntik 3
bulan. depo medroxyprogesteron accetate 150 mg (3 ml) secara IM di 1/3
antara SIAS (spina illiaca anterior) dan os coxygis hal ini sesuai dengan buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi (2016) yang menyatakan bahwa
kontrasepsi suntikan progestin yang mengandung 150 mg DMPA, diberikan
setiap 3 bulan
11
dengan cara disuntik intramuscular kearah bokong. Keuntungan KB suntik 3
bulan sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengandung
esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (2016). Memberitahu ibu
kunjungan ulang jadwal KB pada tanggal 08 Mei 2021 atau jika ada keluhan
Selasa, 28 Desember 2021, 21.35 WIB, K/U. Bayi lahir bugar, segera
langsung menangis ,warna kulit kemerahan,pergerakan aktif,jenis kelamin laki-
laki anus (positif ), tidak ada kelainan atau cacat bawaan dengan usia gestasi 38
minggu menurut teori Octa dwienda,liva maita, dkk (2014). Bahwa bayi baru
lahir normal memiliki tiga ciri diantaranya tangisan kuat, warna kulit
kemerahan pergerakan aktif
Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur segera setelah lahir
Pentalaksanaa yang diberikan, adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
dirinya.
Melakukan penilaian awal, mengeringkan bayi segera setelah lahir,
Pencegahan infeksi pencegah kehilangan panas, membebaskan jalan nafas,
pemantauan tanda bahaya bayi, Potong tali pusat, klem potong dan ikat tali
pusat tanpa di bubuhi apapun, kira-kira, 2 menit setelah bayi lahir untuk
memberikan waktu tali pusat mengalirkan darah dengan juga demikian zat besi
kepada bayi, lakukan inisiasi menyusu dini, memberikan suntik Vitamin K1,
memberikan salep mata antibiotika pada kedua mata bayi.
Memberikan suntikan vitamin K1, untuk mencegah terjadinya pendarahan
karena defesiensi Vitamin K1 pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir diberikan
11
Vitamin K1 parenteral dengan dosis 1 mg secara IM. Memberikan salep mata
antibiotika pada kedua mata, dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
kareana klamidia penyakit menular seksual. Obat mata perlu diberikan pada
jam pertama, menurut teori Octa dwienda, liva maita, dkk (2014).
Inisiasi menyusu dini dilakukan segera setelah bayi dilahirkan kemudian
diletakan diatas dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit
ibu yang dilakukan sekurang kurangnya satu jam segera setelah lahir Profil
Kesehatan Indonesia, (2019). Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu
stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan
dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencega infeksi nosokomial, kadar bilirubin bayi juga cepat normal karena
pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus
bayi baru lahir, kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang
sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan
bayi lebih cepat meningkat. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan
batin antara ibu dan bayi. (Saifudin 2014).
b. Asuhan Bayi 6 jam
Kamis, 28 Desember 2021 Pukul 05.00 WIB. Ibu mengatakan saat ini
bayinya dapat menyusu dengan baik menyusu kuat, bayi sudah BAK dan
BAB. Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 6 jam. Didapatkan
hasil keadaan umum bayi baik, HR 133 x/menit, S: 36.6◦C, RR: 48 x/menit.
berat badan 3.600gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 35 cm.
Pemeriksaan fisik bayi kepala tidak ada caput succadeneum dan tidak
ada cepalhematom, muka simetris, tidak ada oedema, mata simetris, sklera
tidak ikterik dan konjungtiva tidak pucat. Hidung simetris, berih, tidak ada
polip, terdapat 2 lubang hidung dan septum berada di tengah. Telinga
11
simetris, bersih dan daun telinga berbentuk. Mulut tidak ada labioskizis, tidak
ada palatoslizis dan tidak ada labiopalatoskizis. Dada simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, putting susu sudah berbentuk dan bunyi jantung
normal. Abdomen simetris, cembung dan tidak ada perdarahan tali pusat,
Bercak mongol, Ekstremitas simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil atau
brakidaktil. Genetalia testis sudah ada skrotum sudah turun dan anus (Positif).
Kulit kemerahan. Refleks rooting (positif), sucking (positif), grasping
(positif), swallowing (positif), moro (positif), babynsky (positif).
Menurut Octa dwienda,liva maita, dkk (2014). Ciri-ciri bayi baru lahir
normal adalah lahir aterm antara 37 – 42 minggu, berat badan 2500 – 4000
gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 –
35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm, frekuensi denyut jantung 120 – 160
kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerakan aktif,
bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan
genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang labia mayora menutup labia minora, refleks rooting (mencari
putting susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan
baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi baik, urin dan meconium keluar
dalam 24 jam pertama.
11
lahir. Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu 36,5
⸰ C-37,5⸰ C). Menurut teori (Saifuddin (2014).
Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, tanda bahaya
pada bayi baru lahir harus diwaspadai, deteksi lebih dini untuk segera
dilakukan penanganan agar tidak mengancan nyawa bayi. Tanda bahaya bayi
baru lahir tersebut antara lain, pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per
menit, retraksi dada saat inspirasi , suhu terlalu panas atau lebih dari 38⸰C
atau terlalu dingin atau kurang dari 36⸰C. Warna abnormal, yaitu kulit atau
bibir biru atau pucat, memar atau sangat kuning (terutama pada 24 jam
pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru lahir, menurut teori
Octa dwienda,liva maita, dkk (2014).
Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan tali pusat, tali pusat dibiarkan
mengering tidak ditutup dan hanya dibersihkan setiap hari menggunakan air
bersih, dan tidak dibubuhkan apaun, tujuan merawat tali pusat pada bayi baru
11
lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Menurut teori Dr
franisca hand, (2015).
11
sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama),juga merupakan tanda
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu
pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah), tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah serta
adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah bengkak,
keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan sulit. Gangguan pada
gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara lain mekoneum
tidak keluar setelah 3 jam hari pertama, muntah terus menerus, distensi
abdomen, faeses hijau, berlendir, darah. Bayi menggigil atau menangis tidak
seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tida bisa
tenang, menangis terus menerus, mata bengkak dan pada bayi baru lahir,
menurut teori Octa dwienda,liva maita, dkk (2014).
Memberikan KIE kepada ibu untuk sering menjemur bayinya setiap pagi.
Menurut teori Aditya (2015). Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15 menit
dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh dalam
satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan penyerapan kalsium
di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel. Tulang
menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa memberikan perlindungan terhadap
jenis kanker antara lain kanker paru-paru, prostat, dan kulit, serta penyakit
lainnya seperti osteoporosis, rakhitis, dan diabetes.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan,
Menyusui dapat menambah ikatan batin antara ibu dan anak dan asi
merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan kalori dan gizi
yang diperlukan bayi untuk 6 bulan pertama sehingga bayi mendapatkan
kenaikan berat badan secara normal, karena semua gizi didapat sesuai
kebutuhan (Saifuddin,2014).
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 7 hari kemudian atau
pada tanggal 6 Januari 2022.
11
d. Asuhan Bayi 7 Hari
mis, 6 Januari 2022 pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tali pusatnya sudah
puput pada hari ke-4, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 7 hari. Didapatkan hasil
keadaan umum bayi baik, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, HR 137 x/menit, S: 36.0◦C, RR: 48 x/menit. berat badan 3.800
gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 36 cm.
Pemeriksaan fisik bayi kepala bersih. Kepala bersih dan tidak ada
kelainan. Muka tidak ada oedema. Mata sklera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak pucat. Telinga bersih. Hidung bersih, tidak ada secret.
Mulut bersih. Dada tidak ada retraksi dinding dada denyut jantung normal.
Abdomen tidak ada benjolan, tali pusat sudah puput. Ekstremitas tidak ada
kelainan. Punggung tidak ada spina bifida, tidak ada bercak mongol,
Refleks rooting (Positif), sucking (Positif), grasping (Positif), swallowing
(Positif), moro (Positif), babynsky (Positif).
Hasil diagnosa Neonatus Ny “S” umur 7 hari
Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed
consent berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan
medik adalah persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap dirinya
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk selalu menjemur bayinya setiap
pagi. Menurut teori Aditya (2015).Berjemur bayi setiap pagi selama 10-15
menit dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang diperlukan oleh tubuh
dalam satu hari. Fungsi vitamin D adalah untuk meningkatkan penyerapan
kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel.
Tulang menjadi lebih kuat. Vitamin D juga bisa memberikan perlindungan
terhadap jenis kanker antara lain kanker paru-paru, prostat, dan kulit, serta
penyakit lainnya seperti osteoporosis, rakhitis, dan diabetes.
11
Memberikan KIE tentang tanda bahaya bayi baru lahir, tanda bahaya bayi
baru lahir yaitu pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit,teralu
hangat (>38˚C) atau teralu dingin (<36˚C), kulit bayi kering (terutama 24
jam pertama), biru pucat atau memar, isapan saat menyusu lemah, rewel,
sering muntah, dan mengantuk berlebihan,tali pusat merah, bengkak,
keluar cairan, berbau busuk, berdarah.terdapat tanda-tanda infeksi seperti
suhu tubuh meningkat,bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernafasan
sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAB daam 24 jam, fases lembek atau
cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah, menggigil,
rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang Saifuddin (2014)
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, bayi
minum ASI setiap 2-3 jam, dengan memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan, untuk pemenuhan nutrisi bayi tanpa pemberian makanan tambahan
apapun dan menyusui tidak dijadwal sesuai kebutuhan bayi. Jurneris,
Octavia, dkk (2021)
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada
tanggal 25 februari 2022 atau jika ada keluhan.
e. Asuhan Bayi 28 Hari
12
tidak ada benjolan, pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas tidak
ada oedema. BAK dan BAB lancar. Refleks rooting (Positif), sucking
(Positif), grasping (Positif), swallowing (Positif), moro (Positif), babynsky
(Positif).
Hasil diagnosa neonatus Ny. “S” 28 hari
Penatalaksaaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Memberikan KIE imunisasi dalam pemberiannya terdiri dari imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar berdasarkan indikator
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) yang meliputi HB0 1 kali, BCG 1
kali, DPT-HBHib 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali pada bayi usia 1
tahun Rivanica,Hartina ,(2020)..
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 42 hari kemudian
atau pada tanggal 9 februari 2022, atau jika ada keluhan.
f. Asuhan Bayi 42 Hari
12
dengan dosis dua tetes. Imunisasi polio 1 diberikan pada usia bayi 1 bulan
bersamaan dengan imunisasi BCG.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir 42 hari. Didapatkan
hasil keadaan umum bayi baik HR 148 x/menit, S: 36.6◦C, RR: 48
x/menit. berat badan 4.500 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 37
cm, lingkar dada 36 cm. pemeriksaan fisik bayi. Mata sklera tidak ikterik
dan konjungtiva tidak pucat. Leher tidak ada pembengkakan pada kelenjar
getah bening dan kelenjar tyroid. Dada tidak ada retraksi dinding dada,
putting susu simetris, denyut jantung normal. Abdomen tidak ada benjolan,
pusat bersih, tidak ada kemerahan. Ekstremitas tidak ada oedema.
Genetalia BAK dan BAB lancar. Refleks rooting (Positf), sucking
(Positif), grasping, (Positif), swallowing (Positif), moro (Positif), babynsky
(Positif).
Hasil diagnosa neonatus Ny. “S” 42 hari
Penatalaksaaan yang diberikan adalah melakukan informed consent
berdasarkan teori Haryanti octaria (2016) bahwa persetujuan medik adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap dirinya
Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya tiap bulan untuk
memeriksa pertumbuhan dan perkembangan dan juga imunisasi tiap bulan
dengan imunisasi dasar lengkap, menurut teori Dwienda (2014) yang
menyatakan bahwa ibu dianjurkan untuk membawa bayinya ke unit
kesehatan setempat atau posyandu dan untuk pemantauan tumbuh
kembang berupa mengukur setiap bulan ukuran tumbuh kembangnya dan
menilai kemampuan psikologisnya.
1
BAB V
5.1 Simpulan
1
5.1.2 Asuhan Intranatal
12
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Insitusi pendidik
Bagi Insitusi Pendidikan diharapkan insitusi pendidikan dapat
meningkatkan kualitas mutu dan pendidikan untuk menambah
sumber referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam laporan
tugas akhir
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat diterapkan oleh lahan praktik untuk memberikan pelayanan
komprehensif. Serta dapat memberikan masukan kepada mahasiswi
yang praktik dan membantu memberikan asuhan komprehensif pada
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta asuhan keluarga
berencana
5.2.3 Bagi Bidan Pelaksana
Diharapkan bidan yang bertugas di tempat pelayanan Kesehatan
untuk lebih mengoptimalkan pelayanan asuhan
kebidanan.sebaiknya tenaga kesehata (Bidan) dapat memantau
setiap perkembangan kesehatan ibu dan janinya. Secara individu
semua tahap asuhan (Hamil, bersalin, Nifas, BBL (Bayi baru lahir),
KB.
12
DAPTAR PUSTAKA
Ayu Gusti Mandriawati, Dkk. (2016). Asuhan Kebidanan Berbasis kompetensi.Jakarta: EGC
Priyanti, S., Irawati, D., & Syalfina, A. D. (2020). Frekuensi dan faktor risiko kunjungan antenatal
care: Frequency and Factor Effecting of Antenatal Care Visit. JURNAL ILMIAH KEBIDANAN
(SCIENTIFIC JOURNAL OF MIDWIFERY).
Lina fitriani,sri wahyuni, (2021). Buku ajar asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta : CV BUDHI
UTAMA
Ringo, I. L. S. (2021). Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada
Ibu Primigravida Trimester III (DOCTORAL DISSERTATION, UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA).
Sulfani, evita aurlia, dkk (2021). Asuhan kebidanan pada masa nifas.: YAYASAN KITA MENULIS
Octa dwienda,liva maita, dkk( 2014). Asuhan kebidanan neonatus, bayi an balita dan anak
prasekolah untuk para bidan. Yogyakarta : CV BUDHI UTAMI
Dr franisca handy (2015). A-Z Perawatan bayi. Jakarta :PUSTAKA BUNDA GRUP PUSPA
SWARA
Rivanica,Hartina (2020). Pemberian Imunisasi BCG Pada bayi (1-3Bulan) Berdasarkan Tingkat
pengetahuan Dan sikap Ibu. JURNAL ‘AISYAH MEDIKA.
Hikmah, S. N., & Sulistyorini, E. (2018). Motivasi wanita pasangan usia subur (usia 20-45 tahun)
dalam menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit (akbk) di rw 05 wilayah puskesmas sangkrah
surakarta tahun 2014. JURNAL KEBIDANAN INDONESIA.
Putri, R. P., & Oktaria, D. (2016). Efektivitas Intra Uterine Devices (IUD) Sebagai Alat
Kontrasepsi. JURNAL MAJORITY.
Husna, A., & Rahmi, N. (2020). Hubungan penggunaan kontrasepsi progestin (pil) pada ibu
menyusui dengan kecukupan produksi asi di wilayah kerja puskesmas indrapuri aceh
besar. JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE.
Egiyatna, L., Prabandari, S., & Maulida, I. (2021). hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pil kb
dengan kepatuhan penggunaan pil kb di desa buniwah kecamatan bojong kabupaten
tegal (DOCTORAL DISSERTATION, POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL)
Kementrian Kesehatan RI 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan
dan JICA
Kementrian Kesehatan RI 2017. Buku Pedoman Imunisasi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 2017
Kementrian Kesehatan RI. Mother’s Day. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2014
Kementrian RI 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan 2015
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta
: Deepublish
Pnatiawati, Ika, saryono. 2017. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Asih, yusari. Risneni. 2016. Asuhan kebidanan nifas dan menyususi. Jakarta : cv.
Trans info media Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga
Astuti, sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta :
Damayanti, Ika putri. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu
publisher
L
N
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Menstruasi
Riwayat Menstruasi Pertama kali ibu pada umur 15 tahun,siklusnya 28 hari secara teratur
lamanya 7 hari biasanya ganti pembalut 2-4 kali sehari, dengan sifat darah encer tidak ada
gangguan selama haid.
3. Riwayat Perkawinan
Ibu menikah 1 kali,Menikah pada umur 21 tahun, dengan umur suami 22 tahun, lama
pernikahan 2 tahun.
4. Riwayat KB
Ibu Tidak menggunakan Alat kontrasepsi KB
5. Riwayat Kehamilan Saat ini : G1P0A0
a. HPHT : 02 April 2021
b. TP : 09 Januari 2022
c. Keluhan : Pada Trimester I ibu mengeluh mual dan lemas, Pada Trimester II ibu tidak ada
keluhan. Pada Trimester III ibu mengeluh batuk dan (BAK), buang air kecil
d. Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 5 bulan.
6. Personal Hygiene
Ibu mandi 3x sehari,menggosok gigi 3x sehari dan keramas 5 kali dalam seminggu.
7. Pola Makan / Minum
Ibu makan 3x sehari, dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan minum 10 gelas perhari.
d. Merokok : Tidak
e. Periksa Kehamilan :
Trimester I : 2x di Posyandu 14 Minggu
Trimester II : 1x di Posyandu 14-28 Minggu
Trimester III : 3x di PMB 28-40 Minggu
Lampiran V
ANC 1
Nama : NY.‟‟S‟‟
Umur : 23 Tahun
ANC II
Nama : Ny.”S”
Umur : 23 Tahun
Nama : Ny.”S”
Umur : 23 Tahun
Nama : Ny.”S”
Umur : 23 Tahun
Nama : Ny.”S”
Umur : 23 Tahun
Selasa,28 Desember 2021 S: - Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya.
Pukul 21.35 WIB
O: - K/U : Baik Kesadaran : Composmentis
- Status emosionsal : stabi
- Abdomen : TFU sepusat, uterus globuler,tidak ada janin
kedua, kontraksi uterus baik kandung kemih kosong
- Genitalia : terlihat semburan darah dari jalan lahir, tali
pusat memanjang dan perdarahan ±100cc.
Nama : Ny.”S”
Umur : 23 Tahun
Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004
Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004
Nama : Ny
„‟S‟‟ Umur : 23
tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004
Kamis, 06 Januari 2022 S: - Ibu mengatakan selama 7 hari masa nifas ibu
Pukul 10.00 Wib tidak ada keluhan napsu makan baik, BAK dan
BAB lancar, ibu merasa istirahat cukup,
mengganti pembalut 1-2 kali sehari, ibu tidak
ada keluhan.
Nama : Ny „‟S‟‟
Umur : 23 tahun
Alamat : Kp. Ela RT/RW 002/004
Nama : Ny “S”
Umur : 23 tahun
Alamat: Kp. Ela.RT/RW 002/004
O: - K/U : Baik
- Bayi lahir bugar, bayi lahir cukup bulan,
menangis kuat
O: K/U : Baik
TTV:
- HR : 133 x/menit RR : 48 x/menit S: 36.6C
- Antropometri :
- BB : 3.600 gram
- PB : 51 cm
- LK : 33 cm
- LD : 35 cm
- Kepala : Tidak ada caput succadeneum dan
tidak cepal hematom
- Muka : Simetris, tidak ada oedema
- Mata : Simetris, skrela tidak ikterik dan
konjungtiva tidak pucat
- Hidung : Simetris, bersih tidak ada polip,
terdapat 2 lubang hidung dan septum berada
ditengah
- Telinga : Simetris, bersih dan daun telinga
terbentuk
- Mulut : Tidak ada labioskizis, tidak ada
palatoskizis dan tidak ada labiopalatoskizis
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
puting susu sudah terbentuk dan bunyi jantung
normal
- Abdomen : Simetris, cembung dan tidak ada
perdarahan tali pusat
- Punggung : Tidak ada spina bifida.
- Ekstremitas : Simetris, tidak ada sindaktil dan
polidaktil atau brakidaktil
- Genitalia : Testis sudah turun, skrotum sudah
ada
- kulit : Kemerahan
- Refleks : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif)
- TTV:
- HR : 137 x/menit, RR : 48 x/menit S:36.0C
- Antropometri :
- BB: 3.800 gram
- PB : 51 cm
- LK 34 cm
- LD 36 cm
- Kepala : Bersih dan tidak ada kelainan.
- Muka : Tidak ada oedema.
- Mata : Simetris, sklera tidak ikterik
- Telinga : Simetris dan bersih
- Hidung : Bersih, tidak ada secret.
- Mulut : Bersih, tidak ada kelainan.
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, dan bunyi jantung normal.
- Abdomen : Tidak ada benjolan tali pusat sudah
puput, dan tidak ada infeksi
- Ekstrremitas : Simetris, tidak ada kelainan.
- Punggung : Tidak ada spina bifida, tidak ada
bercak mongol.
- Reflek : Rooting (positif) Sucking (positif)
Grasphing (positif) Swallowing (positif) Moro
(positif) Babynsky (positif)