Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Manajemen Usaha Kecil


dan Manajemen Organisasi Nirlaba

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Manajemen

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 13

Ramadhani Aditya Pratama ( 15110005 )

Felix Fernandes Febrianto ( 15110001 )

Hari/tanggal : Selasa, 08 Maret 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG

2016
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur
kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen Usaha Kecil dan
Manajemen Organisasi Nirlaba sebagai tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dari Ibu Prof.
Dyah Sawitri.,MM. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca.
Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penyusun khususnya. Aminnn.

Malang, 05 Maret 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Sebagai suatu ilmu, manajemen harus memiliki landasan keilmuan yang kokoh. Sebagai
seni, maka manajemen dipraktekkan berdasarkan keterampilan yang diterapkan untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah
ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola manusia melalui orang lain diperlukan
dalam pengelolaan suatu usaha kecil. Manajemen merupakan suatu ilmu dan juga suatu seni
Walaupun banyak orang menghubungkan manajemen terutama dengan bisnis besar,
manajemen yang efektif juga penting untuk usaha kecil (small and start-up business), yang
memiliki peran yang penting dalam ekonomi negara. Padakenyataannya, kebanyakan
usaha nasional merupakan usaha kecil. Dan manajemen yang efektif lebih penting dalam suatu
usaha kecil daripada dalam usaha yang besar. Perusahaan besar dapat dengan mudah bangkit dari
kehilangan beberapa ribu dolar akibat keputusan yang tidak tepat, bahkan kehilangan beberapa
ribu dolar tidak akan mengancam keberadaan jangka panjang mereka. Tetapi sebuah usaha
kecil akan lebih mudah menderita kerugian bahkan jika menanggung jumlah kehilangan
yang lebih kecil. Walaupun hanya membuat sebuah warung kecil, seharusnya susun sebuah
manajemen yang rapi. Karena sesuatu yg kecil, suatu hari nanti pasti akan besar. Di negara-
negara yang sedang berkembang usaha-usaha yang banyak bertumbuh di masyarakat
pada umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil
merupakan mayoritas kegiatan masayarakat yang membeikan kontribusi signifikan pada
penciptaan pendapatan penduduknya. Fakta- fakta seperti berikut ini adalah kenyataan di mana:
a. Di banyak negara, 99% dari semua bisnis adalah usaha kecil.
b. 40% pekerja bekerja di sektor usaha kecil.
c. 40% dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil.
d. 75% persen dari pekerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil
e. 50% dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama.
f. Usaha kecil menampung porsi terbesar pegawai dalam industry ritel, grosir dan jasa.
g. Usaha kecil menyumbang bagian terbesar dari penjualan di sector manufaktur.
h. Manajemen yang buruk adalah penyebab terbesar kegagalan usaha kecil.
i. Di hampir semua negara, usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan.
Selain usaha kecil, manajemen organisasi lain salah satunya nirlaba memperoleh sumber
dayanya dari penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan, menghasilkan barang/jasa tanpa
bertujuan memupuk laba, dan tidak memiliki bagian kepemilikan seperti halnya organisasi
bisnis. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, kebutuhan modalnya didanai dari hutang, dan
kebutuhan operasinya didanai dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada masyarakat. Hal
lain yang membedakan organisasi nirlaba dengan organisasi bisnis adalah pada bagian laporan
keuangannya, yaitu adanya pemisahan dana yang diterima oleh entitas nirlaba. Aset neto harus
disajikan terpisah baik yang terikat maupun yang tidak terikat, maka harus ada pelaporan khusus
dan terpisah.

I.II Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di dalam manajemen usaha kecil dan
manajamen organisasi nirlaba yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang timbul
adalah :
1. Bagaimana penjelasan mengenai manajemen usaha kecil?
2. Sebutkan ciri-ciri usaha kecil serta kekuatan dan kelemahan usaha kecil?
3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mengakibatkan kelemahan usaha kecil?
4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mendorong kekuatan usaha kecil?
5. Kapan usaha kecil dapat dikatakan berhasil?
6. Apa yang dimaksud dengan manajemen organisasi nirlaba?
7. Apa tujuan manajemen organisasi nirlaba?
8. Apa saja ciri-ciri organisasi nirlaba?
9. Bagaimana keadaan organisasi nirlaba di Indonesia?
I.III Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen usaha kecil
2. Mengetahui ciri-ciri usaha kecil serta kekuatan dan kelemahan usaha kecil
3. Mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan kelemahan usaha kecil
4. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong kekuatan usaha kecil
5. Mengetahui usaha kecil dapat dikatakan berhasil
6. Mengetahui pengertian manajemen organisasi nirlaba
7. Mengetahui tujuan manajemen organisasi nirlaba
8. Mengetahui cirri-ciri organisasi nirlaba
9. Mengetahui keadaan organisasi nirlaba di Indonesia
BAB III
KAJIAN TEORI

Di Indonesia pengertian mengenai usaha kecil masih sangat beragam. Di Undang-


Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil, dan memenuhi kriteria kekayaanbersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalamundang-undang ini, pasal 1 butir 1 yaitu :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak
termasuk tanah, dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-(satu milyar rupiah).
3. Milik warga negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah
atau usaha besar.
5. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
yang berbadan hukum termasuk koperasi (pasal 5).
Selanjutnya Bank Indonesia dan Departemen Perindustrian mendefinisikan mengenai
usaha kecil berdasarkan nilai assetnya. Menurut kedua
lembaga tersebut, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yang mana assetnya tidak
termasuk tanah dan bangunan bernilai kurang dari Rp. 600 juta. Adapun Kadin terlebih dahulu
membedakan usaha kecil menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama, adalah yang bergerak
dalam bidang perdagangan, pertanian, dan industri. Kelompok yang kedua, adalah yang bergerak
dalam bidang konstruksi. Menurut Kadin, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah
usaha yang memiliki modal kerja kurang dari Rp. 150 juta dan memiliki nilai usaha kurang dari
Rp. 600 juta.
Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa
individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam
pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau
kekayaan semata Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen
dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari
dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba.
BAB III
PEMBAHASAN

III.I Manajemen Usaha Kecil


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Dalam
manajemen, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat dominan. Manajemen merupakan
sistem kerjasama yang kooperatif dan rasional. Manajemen pada pembagian tugas kerja, dan
tanggung jawab yang teratur.
Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan
kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha
tersebut, dan bisasnya hanya mempekerjakan tidak lebih dari limapuluh orang. Usaha kecil
memiliki ciri-ciri: manajemen tergantung pemilik, modal disediakan oleh pemilik sendiri, skala
usaha dan jumlah modal relatif kecil, daerah operasi usaha bersifat lokal, sumber daya manusia
yang terlibat terbatas, biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari, karyawan
ada hubungan kekerabatan emosional, dan mayoritas karyawanberasal dari kalangan yang tidak
mampu secara ekonomis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam
krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan
unit usaha lainnya.

III.II Ciri-ciri Usaha Kecil serta Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil
Ciri-ciri Usaha Kecil, ialah:
1) Manajemen tergantung pemilik
2) Modal disediakan oleh pemilik sendiri
3) Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil
4) Daerah operasi usaha bersifat lokal
5) Sumber daya manusia yang terlibat terbatas
6) Biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari
7) Karyawan ada hubungan kekerabatan emosional, dan
8) Mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis
Kekuatan Usaha Kecil, ialah:
1) Sentuhan pribadi
2) Motivasi yang lebih tinggi
3) Fleksibilitas yang tinggi
4) Minim birokrasi
5) Melayani pasar lokal/domestik
6) Produk/jasa tidak menarik perhatian (tidak mencolok)
Kelemahan Usaha Kecil, ialah:
1) Modal terbatas
2) Kredibilitas
3) Permasalahan pegawai
4) Tingginya biaya langsung
5) Terlalu banyak telur dalam satu keranjang
6) Keterbatasan kualitas produk

III.III Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kelemahan Usaha Kecil


1) Keterbatasan Modal
Menyeimbangkan "uang masuk" dan "uang keluar" adalah sebuah perjuangan, terutama
ketika mencoba melakukan perluasan usaha. Bukannya mendapatkan pelayanan istimewa dari
pemilik modal ketika mengajukan pinjaman, pelaku usaha kecil malah lebih sering merasa
diperlakukan seperti warganegara kelas dua. Perusahaan kecil tidak dapat menggunakan sistem
kredit sebagai cara menjual semudah yang dilakukan perusahaan besar. Selain itu, kebanyakan
usaha kecil memiliki masalah untuk tetap bertahan selama periode menunggu produk mereka
dapat diterima pasar.
2) Permasalahan Kepegawaian
Usaha kecil tidak mampu membayar gaji yang besar, serta menyediakan kesempatan dan
status yang biasanya terdapat pada perusahaan besar. Pemilik usaha kecil harus berkonsentrasi
pada permasalahan sehari-hari dalam menjalankan bisnis dan biasanya memiliki sedikit
waktuuntuk memikirkan tujuan atau rencana jangka panjang.
3) Biaya langsung yang tinggi
Usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin, atau persediaan semurah perusahaan
besar, atau mendapatkan diskon untuk volume pembelian yang lebih besar seperti produsen
besar. Jadi biaya produksi per unit biasanya lebih tinggi untuk usaha kecil, tetapi pada umumnya
biaya operasional (overhead) biasanya lebih rendah.
4) Keterbatasan varian usaha
Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak sektor usaha dapat saja mengalami
hambatan di salah satu usahanya, tapi mereka tetap kuat. Hal ini tidak berlaku bagi usaha kecil
yang hanya memiliki sedikit produk. Usaha kecil sangat rentan jika produk baru mereka tidak
laku, atau jika salah satu pasarnya terkena resesi, atau jika produk lamanya tiba-tiba menjadi
ketinggalan zaman.
5) Rendahnya kredibilitas
Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal dan biasanya
dipercaya. Usaha Kecil harus berjuang untuk membuktikan setiap kali menawarkan sebuah
produk baru atau memasuki pasar baru. Reputasi dan keberhasilannya di masa lalu di pasar
jarang diperhitungkan

III.IV Faktor-faktor yang Mendorong Kekuatan Usaha Kecil


Pelanggan seringkali membayar harga yang lebih mahal untuk perhatian pribadi. Bahkan
pada banyak industri dimana perbedaan produk dan harganya tipis, faktor kehadiran manusia
menjadi kekuatan utama dalam menghadapi persaingan.
1) Motivasi lebih tinggi
Manajemen kunci dalam usaha kecil biasanya terdiri atas pemilik. Konsekuensinya
berkerja keras, Iebih lama, dan memiliki lebih banyak keterlibatan personal. Laba dan rugi
memiliki lebih banyak arti bagi mereka daripada gaji dan bonus yang diperoleh para pegawai
perusahaan besar.
2) Fleksibiltas lebih tinggi
Sebuah usaha kecil memiliki fleksibiltas sebagai keunggulan kompetitif utama. Sebuah
perusahaan besar tidak dapat menutup sebuah pabrik tanpa perlawanan dari organisasi buruh,
atau menaikkan harga tanpa intervensi dari pemerintah, namun usaha kecil dapat bereaksi rebih
cepat terhadap perubahan persaingan. Sebuah usaha kecil juga memiriki jalur komunikasi yang
lebih pendek. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas, serta pabrik dan gudangnya dekat.
Ia dapat dengan cepat mencium masalah dan memperbaikinya.
3) Kurangnya birokrasi
Para eksekutif perusahaan besar seringkali kesulitan memahami gambaran besar suatu
persoalan. Hal ini menyebabkan terjadinya inefisiensi. Dalam usaha kecil, seluruh permasalahan
dapat mudah dimengerti, keputusan dapat cepat dibuat dan hasilnya dapat segera diperiksa
dengan mudah.
4) Tidak menyolok
Karena tidak terlalu diperhatikan, perusahaan baru dapat mencoba taktik penjualan yang
baru atau memperkenalkan produk tanpa menarik

III.V Usaha Kecil dapat Dikatakan Berhasil


Perusahaan kecil pada umumnya dapat berhasil jika memenuhi kriteria seperti berikut
ini :
1) Memenuhi permintaan yang terbatas pada suatu wilayah lokal.
2) Memproduksi sesuatu untuk permintaan spesifik
3) Situasi di mana pasar berubah dengan cepat
4) Menargetkan segmen pasar tertentu
5) Menyediakan layanan perbaikan teknis.
6) Menyediakan layanan pribadi.
7) Menyediakan sentuhan pribadi
8) Menghindari persaingan langsung dengan perusahaan raksasa

III.VI Manajemen Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang bergerak dalam pelayanan sosial yang
tidak bertujuan mencari keuntungan dan biasanya didirikan oleh masyarakat atau dikelola oleh
swasta. Organisasi ini memiliki beberapa bentuk, seperti badan keagamaan, pendidikan yang
meliputi badan termasuk yayasan yang kegiatannya menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan,
pemeliharaan orang lanjut usia/panti jompo, pemeliharaan anak yatim piatu, pemeliharaan anak
atau orang terlantar, pemeliharaan anak atau orang cacat, santunan dan pertolongan kepada
bencana alam, kecelakaan, serta kegiatan sosial lainnya sepanjang badan sosial itu tidak
berorientasi pada laba.

III.VII Tujuan Manajemen Organisasi Nirlaba


Pada dasarnya, tujuan organisasi nirlaba mengarah pada manfaat ekonomis, sosial,
pendidikan atau spiritual dari individu atau golongan yang tidak memiliki kepentingan dalam
kepemilikan atau investasi pada organisasi. Organisasi nirlaba akan dituntut untuk senantiasa
menyiapkan rencana-rencana serta program dan penganggarannya secara berkesinambungan.
Tuntutan akan akuntabilitas memadai, untuk organisasi non laba bukanlah hal yang mudah,
seringkali bendahara organisasi nirlaba adalah seseorang yang punya pengalaman dalam bidang
akuntansi bisnis, tetapi tidak memiliki pelatihan/ketrampilan khusus dalam akuntansi sosial,
sehingga pengelola organisasi nirlaba disarankan dapat menyusun laporan keuangan yang sesuai
dengan standar yang berlaku.

III.VIII Ciri-ciri Organisasi Nirlaba


1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran
kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik
entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
likuiditas atau pembubaran entitas.

III.IX Keadaan Organisasi Nirlaba di Indonesia


Di Indonesia, sebagian besar organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka
sesuai dengan namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat dengan organisasi
non profit yang memiliki induk di luar negeri. Kondisi ini sudah pasti memberi pengaruh
terhadap quantitas dan qualitas dari gerak roda organisasi. Seharusnya organisasi non profit tidak
jauh beda dengan organisasi profit, harus memiliki mission statement yang jelas, fokus dan
aplikatif. Pernyataan misi organisasi sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake holder
organisasi. Kelemahan dari organisasi nirlaba Indonesia adalah tidak fokusnya misi. Sering misi
dibuat dengan pilihan kata yang mengambang dan dapat multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan
kata, maka kata yang paling banyak muncul barangkali kata sejahtera, adil, merata,
berkesinambungan. Misi ini selanjutnya diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang biasanya
akan menjadi makin meluas dan tidak fokus. Kondisi ini juga berimbas pada rancangan struktur
organisasi nirlaba Indonesia. Struktur organisasinya memasukkan semua bidang, rata-rata
memiliki lebih dari 20 bidang. Banyak yang masih mengadaptasi organisasi politik karena
dijaman orde baru hampir semua organisasi nonprofit yang berdiri menjadi underbow partai
Golkar.
Masyarakat sekarang ini sudah dengan mudah mengakses informasi dari seluruh penjuru
dunia, mereka juga dengan mudah menjalin komunikasi serta menjadi anggota organisasi nirlaba
asing. Disamping itu, komunitas yang tumbuh dan berkembang di dunia maya sendiri, telah
menarik populasi yang sangat besar. Makin hari, organisasi konvensional makin ditinggalkan,
yang dapat berkompetisi kedepan hanyalah organisasi yang mampu mengkombinasikan
aktivitasnya dengan teknologi informasi. Kepemimpinan di seluruh organisasi memegang
peranan yang vital, demikian pula dalam organisasi nirlaba. Kriteria pemimpin organisasi nirlaba
yang paling utama adalah memiliki kemauan. Dalam konteks ini, pemimpin harus memiliki niat
dan bukan dipaksa oleh orang lain. Dengan memiliki kemauan, otomatis akan memiliki
pandangan terhadap apa saja yang harus dikerjakan dikemudian hari, serta mengetahui
konsekwensi atas pengorbanan yang harus dijalani sebagai pemimpin organisasi nirlaba. Kriteria
kedua adalah memiliki kapasitas untuk mendengar dan menyelesaikan permasalahan. Mendengar
merupakan kriteria yang penting bagi pemimpin dalam organisasi nirlaba karena pemimpin akan
selalu berinteraksi dengan banyak orang, mulai dari para relawan sampai dengan orang-orang
yang menjadi objek dari organisasi. Kriteria ketiga adalah memiliki kemampuan mengkader.
Dengan mengkader maka keberlangsungan organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang
sukses adalah pemimpin yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang lebih muda,
tetapi justru memberi inspirasi dan motivasi bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang.
Sesungguhnya pemimpin yang berhasil mengkader adalah pemimpin yang berhasil
membesarkan namanya sendiri secara tidak langsung. Kriteria keempat adalah memiliki
kemampuan dalam hal pengumpulan dana. Hal ini sangat terkait dengan kemampuan determinasi
serta kecerdasan pemimpin dalam merajut relasi antara donatur, volunteer dan masyarakat.
Organisasi nirlaba telah banyak yang mengaplikasikan kriteria-kriteria tersebut untuk memilih
pemimpinnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Kebanyakan bisnis dimulai oleh orang-orang yang tidak memiliki pengalaman. Banyak
orang berpendapat bahwa manajemen adalah hal umum, padahal bila para pengusaha tidak
tahu bagaimana mengambil keputusan bisnis, kemungkinan besar dalam jangka panjang mereka
akan gagal. Manajemen yang baik pada bisnis usaha kecil merupakan salah satu kunci sukses
dalam pengembangan bisnis usaha kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, Murti, dan John Soeharto, 2005. Pengantar Manajemen. Edisi ke-empat, Cetakan
Pertama, Liberty Yokyakarta.

Subanar, Harimurti, Drs, Manajemen Usaha Kecil, Yogyakarta : BPFE, 2001.

Wiyono, Drs, 2000.Manajemen Nirlaba, Mefitaraka, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai