Anda di halaman 1dari 12

Pembangunan Usaha Menengan Kecil Masyarakat :

Small is Beautifull

(Untuk Memenuhi Tugas Paper Mata Kuliah Teori & Aplikasi Ekonomi Pembangunan)

Disusun Oleh :

1. Eurika Kartika Diana Dewanti (143170047)

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Masa pandemi saat ini kegiatan perekonomian di Indonesia sejenak melesu bahkan
melambat. kegiatan ekonomi banyak yang terhenti terhalang adanya pandemi yang meradang di
hampir seluruh wilayah Indonesia. kementerian keuangan mematok defisit Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara 2021 sebesar 5,82% terhadap produk domestik bruto (PDB). angka tersebut
lebih tinggi dari outlook sebelumnya yakni 5,7% dari PDB
Usaha menengah, kecil, dan mikro atau UMKM dinilai sangat terdampak oleh pandemi
Covid-19 hingga mengancam kelangsungan bisnis banyak pelaku. meskipun seluruh lapisan
masyarakat memang terdampak Covid-19, tetapi penyelamatan UMKM dari dampak covid-19
dinilai sangat penting bagi perekonomian. salah satu dampaknya,UMKM mengalami penurunan
pendapatan dan omset. kendala keuangan tersebut berimbas terhadap karyawan kerena penurunan
kegiatan operasional kerap berakhir dengan pengurangan jumlah pegawai.
UMKM harus diselamatkan dari dampak pandemi covid 19 karena sektor UMKM
merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. dengan kontribusi sebesar 57,24% dari total
produk domestik bruto (PDB) Indonesia. besarnya peran UMKM menjadikan otoritas menerbitkan
peraturan OJK 11 dan 48 tahun 2020 tentang stimulus perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercyclical. Kebijakan tersebut telah membantu 5,30 juta debitur UMKM dengan nominal
kredit Rp332 triliun pada awal pandemi.
“Small is Beautiful” menurut buku ekonomi dari E.F Schumacher bercerita tentang
pemberdayaan usaha kecil, yang berlawanan dengan frasa “besar lebih baik” atau “kecil itu
indah,tapi kecil”. Perusahaan kelas kecil,seringkali lebih senang membangun kekuatan dengan
lebih menekuini bahkan secara repetitive, mengulangi pekerjaan apa yang ada, sampai ahli, lebih
focus memperbaiki internal ketimbang melihat dan menyambar potensi luar.

1. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadikan UMKM sebagai hal yang indah dalam menangani
perekonomian saat pandemi?
2. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keistimewaan UMKM
2. Apa yang menjadikan UMKM sebagai pilar utama perekonomian Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM)


2.1.1. Definisi Usaha Kecil Masyarakat (UMKM)

Penjelasan tentang pengertian UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan
usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Pemerintah mengelompokkan jenis
usaha berdasarkan kriteria asset dan omset.
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Selain itu, memiliki omzet tahunan maksimal
Rp300 juta.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha. Kriteria usaha kecil adalah kekayaan
bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta, tidak termasuk tanah dan
bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai
dengan paling banyak Rp 2,5 miliar.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
bukan termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan tertentu. Kriteria jumlah
kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 Miliar. Selain
itu, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling banyak Rp 50 miliar.

Berdasarkan peraturan UU UMKM tersebut, pemerintah berasumsi bahwa penjualan


tahunan rata-rata suatu bidang usaha adalah lima kali dari kekayaan bersih usaha tersebut. Definisi
tersebut sesungguhnya lebih mengacu pada kinerja operasional, karena usaha dengan jumlah
karyawan besar sekalipun dapat menjadi usaha kecil jika penjualan tahunan dan kekayaannya
rendah. Sebaliknya, perusahaan bisa tergolong usaha besar jika penjualan tahunan dan
kekayaannya besar, meski jumlah karyawan hanya sedikit.

Berbeda dengan Bank Dunia, mendefinisikan UMKM menurut tiga klasifikasi menurut
kondisi karyawan, pendapatan, dan nilai asset.
a. Micro enterprise : memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang,
dan pendapatan tidak melebihi USD3 juta.
b. Small enterprise : jumlah karyawan kurang dari 100 orang, pendapatan
setahun tidak melebihi USD 100 ribu, dan asset tidak melebihi USD100 ribu.
c. Medium enterprise : memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300
orang, pendapatan setahun hingga USD15 juta.
2.1.2. Karakteristik dan Keunggulan UMKM di Indonesia
UMKM mempunyai karakteristik yang hampir seragam,yaitu
Pertama, tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.
Kebanyakan UMKM dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus
pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekat. Data BPS
(1994) menunjukkan hingga saat itu jumlah pengusaha kecil telah mencapai 34,316 juta orang
yang meliputi 15,635 juta pengusaha kecil mandiri (tanpa menggunakan tenaga kerja lain), 18,227
juta orang pengusaha kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri serta 54 ribu
orang pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap.
Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga
mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumbersumber
lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dimilikinya status badan hukum.
Menurut catatan BPS (1994), dari jumlah perusahaan kecil sebanyak 124.990, ternyata 90,6 %
merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris; 4,7 % tergolong perusahaan berakta
notaris; dan hanya 1,7 % yang mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, Firma atau Koperasi).
Keempat, dilihat menurut golongan industri, tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari
seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan dan minuman, dan
tembakau, diikuti oleh kelompok industri barang galian bukan logam, industri tekstil, dan industri
kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan rumah tangga. Sementara itu, yang
bergerak pada kelompok usaha industri kertas dan kimia relatif masih kecil.
Disamping karakteristik UMKM yang cenderung masih memiliki banyak kekurangan
dalam sistem pengelolaannya,UMKM juga memiliki kelebihan atau keunggulan yang dapat
ditonjolkan sebagai asset utama ataupun sebagai acuan bahwa UMKM layak menjadi enyokong
pembangunan ekonomi” di Indonesia. Kenapa usaha menengah lebih dipilih oleh masyarakat
Indonesia ?
1. Fleksibel dan mudah berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman
2. Dapat digeluti oleh seseorang sesuai minat yang dimiliki
3. Mudah memulai tanpa modal besar
4. Bebas menentukan harga
Kemudahan untuk membuka usaha menengah bagi masyarakat Indonesia menjadi daya
Tarik sendiri. Sehingga banyak UMKM yang lahir. Selain itu,modal untuk membuka usaha
cenderung sedikit sehingga resiko yang ditimbulkanpun tidak membuat rugi besar. Namun,
kekurangan tenaga ahli yang terampil masih menjadi masalah bagi perkembangan UMKM di
Indonesia.
2.1.3. Peran UMKM terhadap Perekonomian Indonesia saat Pandemi
Perkembangan UMKM justru semakin menggeliat setelah krisis moneter menerjang
ekonomi Indonesia pada 1997-1998 silam. UMKM bahkan dianggap menjadi tulang punggung
perekonomian di saat perusahaan besar tumbang. Kondisi itu merupakan hal positif karena UMKM
mampu menjadi tolak ukur aktivitas ekonomi masyarakat. Kehadiran UMKM juga dianggap
menjadi solusi untuk memperbaiki perekonomian nasional.

UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data


Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi
terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap
perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada
serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di
Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada. Target rasio kewirausahaan nasional dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah mencapai 3,9% dan
pertumbuhan wirausaha baru sebesar 4% pada tahun 2024.
Dengan adanya usaha-usaha kecil, lapangan kerja semakin bertambah, sehingga
pengangguran otomatis berkurang. UMKM bahkan dianggap berkontribusi paling besar terhadap
penyerapan tenaga kerja dibanding sektor usaha besar. Dalam perkembangannya hingga saat ini,
Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 67 juta unit usaha di sektor mikro, kecil, dan menengah.
Sebagian besar berada di sektor mikro. Angka itu tercatat paling banyak dibanding total unit usaha
yang ada di seluruh nusantara.
BAB 3

PEMBAHASAN

1. Peran Penting UMKM dalam Menyelamatkan Prekeonomian saat Pandemic

Nasib Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19 ini kian
tidak menentu. Selain digadang-gadang menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan, ternyata
nasibnya kini juga di antara hidup segan mati tak mau. Daya beli hanya bisa dilakukan tentu
dengan upaya bagaimana meningkatkan kemampuan usaha di masyarakat yang langsung kepada
masyarakat. Selain itu tentu meningkatkan sektor sektor industri besar yang tentu menampung dan
membuka lapangan pekerjaan

Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina Prof Firmanzah, Ph.D yang juga merupakan
pengamat ekonomi memprediksi Kuartal ke III ini pertumbuhan ekonomi masih minus. Dan peran
UMKM bagi ekonomi kita sangat besar dengan dari kontribusi ke PDB kita, yaitu sekitar 64 persen
dan target 65 persen di tahun 2020.

Politisi PDIP Prof Dr. Hendrawan Supratikno memiliki pandangan yang berbeda dengan
narasumber lainnya. Ia menyebut UMKM di Indonesia juga bisa menjadi simbol dari kantong-
kantong kemiskinan. Hendrawan membandingkan bahwa UMKM yang mempunyai prospek
berkembang baik dengan UMKM yang pasarnya stagnan, pasarnya tidak berkembang.
Sambungnya, UMKM Indonesia merupakan Small Is Beautiful, karena banyak orang yang terlibat
dalam UMKM itu hanya karena dia tidak bisa masuk ke sektor formal.

Hendrawan menyebut saat ini UMKM hampir tidak memiliki daya saing. Jadi semakin
sering terjadi krisis, ekonomi pasar akan penuh dengan krisis. Hendrawan mengutip teori ekonomi
dari Joseph Schumpeter yang menyatakan teori konjungtur, semakin banyak krisis mestinya yang
hancur terlebih dulu adalah perusahaan besar.

Pemerintah terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar
menjadi kekuatan utama ekonomi Indonesia di masa depan. Terutama dalam rangka untuk
menciptakan lapangan kerja. Artinya peran penting dari UKM walaupun kecil, tetapi kecil ini akan
jadi cantik dan indah jika bisa dioptimalkan apa yang bisa dikontribusikan pada perekonomian.
UMKM saat ini telah sangat memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian di Tanah Air.

Perusahaan kelas kecil, seringkali lebih senang membangun kekuatan dengan lebih
menekuni bahkan secara repetitif, mengulangi pekerjaan apa yang ada, sampai ahli, lebih fokus
memperbaiki internal ketimbang melihat dan menyambar potensi luar. Kita dapat melihat banyak
perusahaan kelas UKM, dari dulu sepertinya begitu-begitu saja. Mungkin para UMKM hanya
berpikir, bahwa perusahaan kecil yang kuat lebih bagus daripada gede tapi keropos

Ada sikap kehati-hatian untuk mengembangkan bisnis. Mengerjakan bisnis seperti bermain
seni, pelakunya seperti menikmati prosesnya. Banyak perusahaan kuliner tradisional, dengan tegas
membuat kertas pengumuman di warungnya yang laris, dengan kata, “Tidak membuka cabang”.
Sepertinya mereka lebih suka memiliki satu tapi kokoh, ketimbang banyak tapi repot, bikin pusing,
kehilangan kontrol dan kemudian ambruk.

Untuk mendorong kembali roda perekonomian di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah


kembali melanjutkan skema penjaminan kredit modal kerja untuk pelaku usaha korporasi maupun
UMKM. Penjaminan kredit modal kerja korporasi diberikan kepada pelaku usaha di sektor riil
maupun sektor keuangan yang kekayaan bersihnya di atas Rp10 miliar dan omzet tahunannya di
atas Rp50 miliar yang kegiatan usahanya terdampak oleh pandemi COVID-19. Sementara, untuk
penjaminan kredit modal kerja UMKM, Pemerintah menjamin pelaku usaha baik berbentuk usaha
perseorangan, koperasi, dengan plafon pinjaman maksimal Rp10 miliar, namun kemudian
pemerintah kembali merelaksasi dengan meningkatkan plafon pinjaman sebesar Rp10 miliar
sehingga total plafon pinjaman yang mendapatkan fasilitas penjaminan adalah maksimal Rp20
miliar. Skema penjaminan berikut relaksasinya tersebut diharapan dapat mendorong penyaluran
kredit modal kerja terhadap pelaku usaha UMKM maupun korporasi, sehingga dapat kembali
menggerakkan roda perekonomian dari sisi supply. Kebijakan moneter bersinergi dengan stimulus
fiskal Pemerintah diharapkan dapat mendukung akselerasi pemulihan ekonomi nasional melalui
percepatan pemulihan UMKM dan korporasi.

2. Peluang Pemerintah Indonesia dalam Bangkitnya Kembali UMKM di Masa Pandemi

Rendahnya akses UMKM terhadap kredit masih menjadi salah satu masalah yang
menyebabkan sulitnya UMKM berkembang, padahal UMKM merupakan salah satu penopang
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan latar belakang itu, pemerintah melalui Kementerian
Keuangan dan Kementerian BUMN kemudian mematangkan rencana pembentukan holding
ultramikro yang akan melibatkan PT. Pegadaian (Persero), PT. Permodalan Nasional Madani
(Persero), dan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. dengan Bank BRI sebagai induknya.

Holding ultramikro merupakan salah satu pembuktian negara dalam upaya pengembangan
dan pemberdayaan UMKM. Pembentukan holding ini juga dapat digunakan sebagai langkah awal
pengembangan sistem digital untuk melayani nasabah. Pengembangan sistem digital dapat
mengurangi biaya yang timbul akibat transaksi sehingga akan mendorong efisiensi. Holding
ultramikro juga sangat memungkinkan adanya penurunan suku bunga yang diberikan. Besaran
penurunan bunga yang dapat diberikan berada pada kisaran 1,5-3%. Melalui penurunan tingkat
bunga pembiayaan ini, diharapkan para pelaku usaha akan lebih memilih pembiayaan melalui
holding ultramikro dibandingkan dengan lembaga lain atau bahkan rentenir karena selisih yang
sangat besar. Melalui pembentukan holding ultramikro diharapkan rasio target kredit UMKM
sebesar 22% pada tahun 2024 dapat tercapai sesuai target dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN).

3. Arah Kebijakan Peraturan Presidem No.10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman


Modal serta Usulan Penyempurnaannya

Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal merupakan
salah satu dari 51 aturan pelaksana Undang-Undang No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja atas
perubahan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang di dalamnya
mengatur mengenai bidang usaha-bidang usaha yang dinyatakan tertutup untuk penanaman modal;
dialokasikan untuk Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; kewajiban kemitraan dengan
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; diatur dengan persyaratan tertentu terutama
batasan kepemilikan modal baik asing; serta penyediaan informasi mengenai bidang usaha
prioritas yang diberikan fasilitas oleh Pemerintah.

Kebijakan penerbitan Peraturan Presiden ini adalah untuk menciptakan dan meningkatkan
lapangan kerja melalui penyederhanaan persyaratan investasi dan memberikan kemudahan,
pelindungan dan pemberdayaan terhadap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Tujuan diterbitkannya Peraturan Presiden ini adalah untuk memberikan sentimen positif kepada
dunia usaha bahwa Indonesia merupakan negara yang terbuka bagi penanaman modal baik asing
maupun domestik di semua sektor kecuali dinyatakan tertutup.

BAB 4

PENUTUP
1. KESIMPULAN

Masa pandemi saat ini kegiatan perekonomian di Indonesia sejenak melesu bahkan melambat.
kegiatan ekonomi banyak yang terhenti terhalang adanya pandemi yang meradang di hampir seluruh
wilayah Indonesia. Usaha menengah, kecil, dan mikro atau UMKM dinilai sangat terdampak oleh pandemi
Covid-19 hingga mengancam kelangsungan bisnis banyak pelaku. kendala keuangan tersebut berimbas
terhadap karyawan kerena penurunan kegiatan operasional kerap berakhir dengan pengurangan jumlah
pegawai.
UMKM harus diselamatkan dari dampak pandemi covid 19 karena sektor UMKM merupakan tulang
punggung perekonomian Indonesia. “Small is Beautiful” menurut buku ekonomi dari E.F Schumacher
bercerita tentang pemberdayaan usaha kecil, yang berlawanan dengan frasa “besar lebih baik” atau “kecil
itu indah,tapi kecil”. Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM).
Definisi tersebut sesungguhnya lebih mengacu pada kinerja operasional, karena usaha dengan jumlah
karyawan besar sekalipun dapat menjadi usaha kecil jika penjualan tahunan dan kekayaannya rendah.
Sebaliknya, perusahaan bisa tergolong usaha besar jika penjualan tahunan dan kekayaannya besar, meski
jumlah karyawan hanya sedikit.
Disamping karakteristik UMKM yang cenderung masih memiliki banyak kekurangan dalam sistem
pengelolaannya,UMKM juga memiliki kelebihan atau keunggulan yang dapat ditonjolkan sebagai asset
utama ataupun sebagai acuan bahwa UMKM layak menjadi Penyokong pembangunan ekonomi di
Indonesia. Sehingga banyak UMKM yang lahir. Selain itu,modal untuk membuka usaha cenderung sedikit
sehingga resiko yang ditimbulkanpun tidak membuat rugi besar. Peran UMKM terhadap Perekonomian
Indonesia saat Pandemi. UMKM bahkan dianggap menjadi tulang punggung perekonomian di saat
perusahaan besar tumbang. Kehadiran UMKM juga dianggap menjadi solusi untuk memperbaiki
perekonomian nasional. UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total
tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. UMKM bahkan dianggap
berkontribusi paling besar terhadap penyerapan tenaga kerja dibanding sektor usaha besar. Angka itu
tercatat paling banyak dibanding total unit usaha yang ada di seluruh nusantara. Nasib Usaha Mikro dan
Kecil Menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19 ini kian tidak menentu. Daya beli hanya bisa
dilakukan tentu dengan upaya bagaimana meningkatkan kemampuan usaha di masyarakat yang langsung
kepada masyarakat.
Artinya peran penting dari UKM walaupun kecil, tetapi kecil ini akan jadi cantik dan indah jika bisa
dioptimalkan apa yang bisa dikontribusikan pada perekonomian. Perusahaan kelas kecil, seringkali lebih
senang membangun kekuatan dengan lebih menekuni bahkan secara repetitif, mengulangi pekerjaan apa
yang ada, sampai ahli, lebih fokus memperbaiki internal ketimbang melihat dan menyambar potensi luar.
Mungkin para UMKM hanya berpikir, bahwa perusahaan kecil yang kuat lebih bagus daripada gede tapi
keropos. Ada sikap kehati-hatian untuk mengembangkan bisnis.

2. SOLUSI

Untuk mendorong kembali roda perekonomian di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah kembali
melanjutkan skema penjaminan kredit modal kerja untuk pelaku usaha korporasi maupun UMKM.
Penjaminan kredit modal kerja korporasi diberikan kepada pelaku usaha di sektor riil maupun sektor
keuangan yang kekayaan bersihnya di atas Rp10 miliar dan omzet tahunannya di atas Rp50 miliar yang
kegiatan usahanya terdampak oleh pandemi COVID-19. Rendahnya akses UMKM terhadap kredit masih
menjadi salah satu masalah yang menyebabkan sulitnya UMKM berkembang, padahal UMKM merupakan
salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
Holding ultramikro juga sangat memungkinkan adanya penurunan suku bunga yang diberikan.
Besaran penurunan bunga yang dapat diberikan berada pada kisaran 1,5-3%. Pelaksana Undang-Undang
No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja atas perubahan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang di dalamnya mengatur mengenai bidang usaha-bidang usaha yang dinyatakan
tertutup untuk penanaman modal; dialokasikan untuk Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
kewajiban kemitraan dengan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; diatur dengan persyaratan
tertentu terutama batasan kepemilikan modal baik asing; serta penyediaan informasi mengenai bidang usaha
prioritas yang diberikan fasilitas oleh Pemerintah.
Kebijakan penerbitan Peraturan Presiden ini adalah untuk menciptakan dan meningkatkan lapangan
kerja melalui penyederhanaan persyaratan investasi dan memberikan kemudahan, pelindungan dan
pemberdayaan terhadap Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Tujuan diterbitkannya Peraturan
Presiden ini adalah untuk memberikan sentimen positif kepada dunia usaha bahwa Indonesia merupakan
negara yang terbuka bagi penanaman modal baik asing maupun domestik di semua sektor kecuali
dinyatakan tertutup.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

www. Merdeka,com Peran UMKM meski kecil berkontribusi bagi Perekonomian Indonesia.
Diakses pada 15 November 2021, dari https://www.merdeka.com/uang/bappenas-peran-
umkm-meski-kecil-berkontribusi-besar-pada-perekonomian.html

ekono.co.id. (2021). UMKM menjadi pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Diakses
pada 12 November 2021, dari https://ekon.go.id/publikasi/detail/2969/umkm-menjadi-pilar-
penting-dalam-perekonomian-indonesia.

Samudranesia.id (2021). Benarkah UMKM sebagai jangkar ekonomi di Masa Pndemi.


Diakses pada 15 November 2021, dari https://samudranesia.id/benarkah-umkm-sebagai-
jangkar-ekonomi-di-masa-pandemi/

www.jurnal.id.(2020). Apa itu Arti,yang dimaksud Pengertian UMKM. Diakses pada 15


November 2021, dari https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-arti-yang-dimaksud-pengertian-
umkm-artinya-adalah/

www.bernas.id.(2020). Kenali 4 Kelebihan dan Kekurangan UMKM. Diakses pada 15


November 2021, dari https://www.bernas.id/80321-kenali-4-kelebihan-dan-kekurangan-
umkm-sebelum-menyesal-berbisnis
.
www.kompasiana.com. Perkembangan UMKM di Masa Pandemi. Diakses pada
15 November 2021, dari
https://www.kompasiana.com/elsaevianti8749/60d93b06017bf8161622de92/perkembanga
n-umkm-di-masa-pandemi

Perekonomian, kementerian Koordinator(2021). Outlook perekonomian Indonesia. Diakses


pada 15 November 2021, dari https://ekon.go.id/cari?query=umkm.

Anda mungkin juga menyukai