Oleh:
KELOMPOK 7
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, patut dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala berkat kasih dan kemurahan-Nya yang dikaruniakan-Nya kepada kami
sebagai penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang
"Penyuluhan Melalui Media Cetak " ini sebagaimana mestinya.
Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Dasar-Dasar
Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Dr. Dasmin Sidu, S.P., M.P. Serta
koordinator asisten Dewi Kurniati serta asisten dosen Muh. Rafil yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh rasa ikhlas dan
tanggung jawab.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan yang saya buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan
kalimat, atau hal lain yang tidak penulis sadari. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penyusunan
laporan selanjutnya sehingga pembaca maupun pendengar dapat memahami
dengan baik isi dari laporan ini.
Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca saat ini
ataupun di masa yang akan datang serta memberikan manfaat dalam kehidupan
masyarakat baik dalam bidang pertanian, non pertanian maupun dalam bidang
lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................... i
Halaman Judul.................................................................................................. ii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Gambar.................................................................................................. vi
I. Pendahuluan............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 3
1.3. Tujuan dan Kegunaan........................................................................... 3
II. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 4
2.1. Konsep Teori......................................................................................... 4
III. Metode Praktikum...................................................................................... 7
3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan............................................................. 7
3.2. Populasi dan Sampel............................................................................. 7
3.3. Prosedur Kerja....................................................................................... 7
IV. Hasil Dan Pembahasan.............................................................................. 8
4.1. Hasil dan Pembahasan.......................................................................... 8
4.1.1. Leaflet “Cara Mengatasi Penyakit Pada Buah Kakao”...................... 9
4.1.2. Leaflet “Penanggulangan Lalat Buah Pada Tanaman Cabai”............ 10
4.1.3. Leaflet “Penanggulangan Hama Pada Tanaman Mentimun”............ 12
4.1.4. Leaflet “Penanggulangan Busuk Leher Pada Tanaman Padi”........... 13
4.1.5. Leaflet “Merawat Dan Menanam Tanaman Nilam”.......................... 14
V. Penutup....................................................................................................... 11
5.1. Kesimpulan........................................................................................... 11
5.2. Saran...................................................................................................... 11
Daftar Pustaka................................................................................................... 12
Lampiran .......................................................................................................... 13
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan hasil kerajinan yang
beraneka ragam, wujud dan jenisnya. Kerajinan di Indonesia bukan suatu yang
baru, melainkan kerajinan sudah ada sejak zaman prasejarah yaitu dengan ditandai
peninggalan-peninggalan dari kebudayaan nenek moyang di masa lampau. Pada
waktu itu kerajinan masih sebatas barang-barang yang bentuknya kasar, seperti
pembuatan dari bahan batu, pembuatannya masih sederhana dan sifatnya masih
kecil-kecilan. Kerajinan itu dapat diterima dan dikembangkan oleh masyarakat
dalam hal peningkatan mutu bahan, bentuk, motif dan warnanya, dengan
mengikuti perkembangan jaman sehingga karya kerajinan mengalami
perkembangan. Salah satu jenis kerajinan yang berkembang di Indonesia adalah
kerajinan bambu.
Bambu adalah salah satu jenis tumbuhan yang mudah didapat dan ditemui di
Indonesia. Banyaknya pohon bambu di Indonesia merupakan modal dasar
masyarakat untuk membuat sesuatu sesuai dengan kebutuhannya, jaman dahulu
bambu banyak digunakan untuk bangunan rumah, khususnya daerah pedesaan
yang perekonomiannya relatif rendah. Melihat kebutuhan yang semakin banyak
untuk keperluan rumah tangga, maka masyarakat memanfaatkan bambu tersebut
untuk diolah menjadi barang sesuai kebutuhannya.
Bambu mempunyai banyak kegunaan, baik dari bagian luarnya atau kulitnya
maupun dalam keadaan belahan serta irat iratannya. Potongan potongan yang
melintang, tebal tipisnya dinding buluh bambu serta Panjang pendeknya ruas ruas
bambu, apabila diolah secara baik akan menghasilkan produk mebel yang baik
pula. Pengelolaan bambu menjadi produk mebel merupakan hal yang tidak asing
bagi masyarakat, karena pengolahan bambu sudah ada sejak dulu dan dapat
dirasakan manfaatnya, dan sampai saat ini masih dilestarikan dan diupayakan
pengembangannya. Jadi, berdasarkan latar belakang tentang pemanfaatan bambu
sebagai kerajianan mebel, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang hal-hal
apa saja yang menjadikan produk bambu menjadi pilihan masyarakat untuk
produk kerajinan mebel.
Anyaman bambu atau kerajinan anyaman dari bambu merupakan salah satu
jenis dari berbagai macam hasta karya yang anda di Indonesia. Di tambah lagi
iklim tropis yang ada di Indonesia sangat mendukung perkembangan tanaman
bambu yang. Sehingga ketersedian bahan baku untuk membuat anyaman dari
bambu sangat melimpah, selain digunakan sebagai anyaman bambu juga bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat rumah tangga. Tapi bambu
paling banyak dimanfaatkan sebagai anyaman. Anyaman bisa dibuat dari bahan
yang hemat tapi bisa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang memiliki
banyak manfaat dan juga nilai ekonomis yang tinggi.
Bambu adalah salah satu sumber daya alam yang banyak di manfaatkan
karena memiliki sifat sifat yang menguntungkan yaitu batang yang kuat, lurus,
rata, keras, mudah di belah, mudah di bentuk, mudah di kerjakan dan mudah di
anggkat. Selain itu, harga bambu relatif murah di bandingkan bahan lain karena
sering di temukan di sekitar pemukiman khususnya di daerah perdesaan. Bambu
menjadi tanaman serba guna bagi kebanyakan orang di indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun kegunaan dari tugas ini yaitu melatih mahasiswa dalam penelitian
mengenai tanaman bambu dan juga memberikan inovasi kepada masing individu
dalam kekreatifannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bambu merupakan salah satu bahan bangunan tertua dan sangat serbaguna
dengan banyak aplikasi di bidang konstruksi bangunan, khususnya di negara-
negara berkembang. Bambu tumbuh melimpah di seluruh kepulauan Indonesia,
dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-
abad. Pertumbuhan bambu yang cepat membuat bambu sebagai sumber daya yang
dapat berkelanjutan. Bambu merupakan material kuat dan ringan dan sering dapat
digunakan tanpa pengolahan atau finishing. Konstruksi bambu mudah untuk
membangun, tahan terhadap gaya gempa, dan mudah diperbaiki jika terjadi
kerusakan. Sumber daya kayu berkurang dengan adanya pembatasan yang
dikenakan pada penebangan di hutan alam, terutama di daerah tropis, telah
memfokuskan perhatian dunia pada kebutuhan untuk mengidentifikasi pengganti
material yang dapat diperbaruhi, ramah lingkungan dan secara luas dapat
dimanfaatkan. (Ni Komang Ayu Artiningsih. 2012)
1. Kearifan Lokal
Pemupukan dapat dilakukan dua kali setahun tergantung pada keadaan dan
tingkat kesuburan tanah, dan umumnya dapat dilakukan menjelang musim hujan
(oktober) dan menjelang musim kemarau (April). Untuk rumpum yang sudah
berumur 4 tahun ke atas cukup diberi pupuk 2 kg per rumpun, cara perawatan ini
dapat meningkatkan kualitas dari bambu yang dihasilkan.
Metode non-kimia
Pengawetan bambu secara non-kimia dilakukan dengan pengeringan dan
perendaman dalam air atau perebusan dalam air mendidih.
.
2. Perebusan
Tempat perebusan untuk pengawetan bambu dapat berupa drum bekas atau
wadah lain yang ditaruh di atas tungku. Drum berisi air sebanyak 75% bagian,
kemudian direbus hingga mendidih.
Metode Kimia
Pengawetan secara kimiawi bertujuan mencegah kerusakan bambu dari
serangan serangga atau jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengawetan
antara lain soda ai, abu, prusi, natrium bisulfit, dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut dapat dipakai berulang-ulang dan cara penggunaan bahan pengawet ini
cukup praktis dan tidak berbahaya.
1. Pengawetan dengan Soda Api (NaOH)
Cara pengawetan ini adalah dengan memasukkan soda api ke dalam air,
kemudian direbus hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tersebut larut
dalam air. Kemudian potongan bambu dicelupkan dalam larutan selama 5-30
menit. Selanjutnya diangkat, dicuci bersih dan dikeringkan.
2. Pengawetan dengan Prusi
Prusi merupakan bahan kimia berwarna biru berupa gumpalan (bongkahan)
kecil seperti gula batu. Bambu direbus dalam air mendidih yang mengandung
prusi sebanyak 5% 10% selama 5-30 menit. Setelah itu diangkat, dicuci
bersih dan dikeringakan.
3. Pengawetan dengan Soda Abu atau Natrium Bisulfit
Cara ini juga hamper sama dengan pengawetan soda api. Soda abu
dimasukkan kedalam air mendidih kemudian memasukkan bambu selama 60
menit. Setelah direbus kemudian bambu tersebut diangkat, dicuci bersih dan
dikeringkan.
5.2. Saran