Anda di halaman 1dari 28

TUGAS PRAKARYA

Tentang
PRODUK KERAJINAN DARI BAMBU
ROTAN DAN LOGAM

Disusun Oleh :
FAIZAL ULYA
PUTRI JELITA

Kelas : IX.2

GURU PEMBIMBING : MERIZA FITRIANI, S.Pd

MTsN 1 SOLOK SELATAN


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA,
sehingga saya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat
serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar.

Makalah ini saya susun berdasarkan tugas mata pelajaran Prakarya yang
berjudul “PROSES PEMBUIATAN MEBEL BAMBU”. Tidak lupa saya ucapkan kepada
guru mata pelajaran dan teman-teman yang telahmemberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Muara Labuh, 3 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG……………………………………………………...………. 4

B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….... 4

C.TUJUAN……………………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

PENGERTIAN KERAJINAN BAMBU…………………………………………… 5

B.MACAM MACAM BAMBU……………………………………………………….. 6

C.CONTOH KERAJINAN BAMBU………………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN………………………………………………………………….…… 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A . PENGERTIAN BAMBU
Bambu adalah salah satu sumber daya alam yang banyak di manfaatkan karena
memiliki sifat sifat yang menguntungkan yaitu batang yang kuat,lurus,rata,keras,mudah di
belah,mudah di bentuk,mudah di kerjakan dan mudah di anggkat.Selain itu,harga bambu
relatif murah di bandingkan bahan lain karena sering di temukan di sekitar pemukiman
khususnya di daerah perdesaan.Bambu menjadi tanaman serba guna bagi kebanyakan orang
di indonesia.
Anyaman bambu atau kerajinan anyaman dari bambu merupakan salah satu jenis dari
berbagai macam hasta karya yang anda di Indonesia. Di tambah lagi iklim tropis yang ada di
Indonesia sangat mendukung perkembangan tanaman bambu yang. Sehingga ketersedian
bahan baku untuk membuat anyaman dari bambu sangat melimpah. selain digunakan sebagai
anyaman bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat rumah tangga.
Tapi bambu paling banyak dimanfaatkan sebagai anyaman. Anyaman bisa dibuat dari bahan
yang hemat tapi bisa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang memiliki banyak manfaat
dan juga nilai ekonomis yang tinggi.
Sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai
bahan anyaman. Berbagai barang rumah tangga dibuat dengan anyaman bambu seperti
tampah, kap lampu, piring, loka penyajian makanan, meja, dipan, dan juga topi caping.
Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi
masyarakat. Oleh karena itu tidak heran bila banyak berkembang usaha rumahan membuat
usaha kerajinan tangan dengan memanfaatkan bambu.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan bambu?
2. Apa saja jenis jenis bambu?

C.TUJUAN
Agar dapat mengetahui kerajinan bambu,jenis jenis bambu dan contoh kerajinan bambu
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN KERAJINAN BAMBU


Anyaman bambu atau kerajinan anyaman dari bambu merupakan salah satu jenis dari
berbagai macam hasta karya yang anda di Indonesia. Di tambah lagi iklim tropis yang ada di
Indonesia sangat mendukung perkembangan tanaman bambu yang. Sehingga ketersedian
bahan baku untuk membuat anyaman dari bambu sangat melimpah. selain digunakan sebagai
anyaman bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat rumah tangga.
Tapi bambu paling banyak dimanfaatkan sebagai anyaman. Anyaman bisa dibuat dari bahan
yang hemat tapi bisa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang memiliki banyak manfaat
dan juga nilai ekonomis yang tinggi.
Sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan bambu sebagai
bahan anyaman. Berbagai barang rumah tangga dibuat dengan anyaman bambu seperti
tampah, kap lampu, piring, loka penyajian makanan, meja, dipan, dan juga topi caping.
Berbagai benda dari anyaman bambu ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi
masyarakat. Oleh karena itu tidak heran bila banyak berkembang usaha rumahan membuat
usaha kerajinan tangan dengan memanfaatkan bambu.

C.MACAM-MACAM BAMBU DAN FUNGSINYA


– Bambu Tali
Untuk membuat berbagai anyaman, bahan bangunan, bahan membuat tangga, bahan
pembuatan tali/pengikat kayu bakar, pagar, sasak, tiang dll

– Bambu Gombong
Bambu gombong merupakan bambu yang termasuk kelas bambu besar dan panjang
ukurannya di banding dengan bambu yang lain, dan ini fungsinya untuk bangunan,
pembuatan pagar rumah merupakan hal yang bagus karna konstruksi urat bambunya sangat
rapih dan gampang di atur, untuk bahan tiang ini juga sering di pakai karna selain besar, dia
juga kokoh dan tahan cuasa. Untuk bahan keramba ikan, untuk bahan reng genteng atap
rumah, dan uniknya walaupun ukuranya besar tapi enak kalau di makan di jadikan sayur.

– Bambu Tamiang
Bambu tamiang merupakan bambu yang hidupnya mayoritas tidak di pelihara dan banyak di
jumpai di pinggir-pinggir sungai sepanjang pulau jawa. Biasanya para petani
menggunakannya untuk bangunan, bahan saung sawah, dan mayoritas kelebihan bambu ini
suka si buat bahan Tanggungan/ di Bahasa Sunda di sebut istlah Rancatan/alat untuk
memikul. Dan masayrakat menggunakannya di jadikan untuk sayuran bagi bambu yang
masih kecil kira-kira berukuran pendek sekitar 10cm-30cm.

– Bambu Bareg-beg
Bambu ini merupakan bambu yang panjang ukuran bukunya, kecil, dan hidupnya sama
seperti bambu tamiang di tepi sungai. Fungsi bambu ini karna ukurannya kecil dan panjang,
untuk gantar, untuk senjata sumpit, untuk bahan tempat jemuran baju kalau di pedesaan, dan
para seniman music mereka memanfaatkan untuk bahan suling dan hiasan yang di buat dari
bambu.
– Bambu Haur Geulis/ Bambu Teumen
Ini merupakan bambu yang struktur pohonnya kelihatan bagus dan rapih, maka masyarakat
menyebutnya dengan bambu haur geulis, fungsi bambu ini masyarakat menggunakan untuk
bahan pancingan, tangga, gantar, tongkat untuk anak-anak Pramuka, dan kalau masih kecil
masyarakat memanfaatkannya untuk sayuran.

– Bambu Haur Kuning


Jenis bambu ini berbeda dengan bambu yang umumnya, karna selain warnanya kuning dia
juga ada hokum mitosnya, konon bambu ini merupakan sebuah senjata yang sangat ampuh
dan pernah di gunakan dulu oleh para pejuang kita, dan pada masyarakat sekarang ini sebuah
senjata yang di gunakan untuk menaklukan orang jahat yang menggunakan ilmu Rawa
Rontek yaitu sebuah ilmu yang bisa menyambungkan kembali organ yang di potong, atau
ilmu yang lain dan biasa di gunakan oleh orang-orang jahat, bambu inilah senjata ampuh
yang bisa menaklukan hal tersebut. Di era modernisasi sekarang bambu ini di jadikan hiasan
halaman, atau hiasan sebuah kafe, bahkan hiasan sebuah apartemen sekalipun, memang
indah, menarik bentuknya. Di samping ini semua bambu ini merupakan bambu yang enak di
konsumsi, ketika masih kecil.

– Bambu Hitam
Bambu macam ini merupaka bambu yang popular dan sering kita jumpai di berbagai
kesenian, hal tersebut tidak aneh karna bambu ini merupakan bambu yang indah, dan unik,
mayoritas di pergunakan untuk bermacam-macam seniman, bahan bangunan, bahan membuat
angklung, calung, anyaman pun sering kita lihat sebuah kafe dan restoran yang menggunakan
bangunan tradisional anyaman bilik, tiang dll memakai bambu hitam yang di ukir sedemikian
rupa.

C.ANEKA KERAJINAN TANGAN DARI BAMBU UNIK DAN KREATIF


Kerajinan tangan dari bambu – dulu di Indonesia keberadaan pohon bambu sangatlah
banyak, hampir di semua pekarangan belakang rumah terdapat pohon bambu. Banyaknya
penumpang bus juga dipengaruhi oleh iklim indonesia dan juga pertumbuhan tanaman bambu
yang sangat cepat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan kondisi apapun.
Pemanfaatan tanaman berbunga putih olah menjadi berbagai barang yang berguna misalnya
untuk membangun rumah ataupun bisa juga menghasilkan karya seni yang memiliki daya
guna tinggi. Banyaknya tanaman bambu harus benar benar manfaatkan supaya menghasilkan
produk baru yang memiliki nilai jual tinggi.
Usaha pengolahan kerajinan tangan dari bambu belakangan juga mulai berkembang
dengan cukup pesat, tingginya minat masyarakat atas karya seni dari bambu membuat usaha
ini semakin berkembang pesat sehingga mempunyai diekspor ke luar negeri dan
mancanegara. Kebanyakan orang boleh menyukai produk produk yang terbuat dari bambu
karena akan nampak natural dan membuat suasana rumah menjadi tenang dan sejuk. Banyak
sekali jenis produk yang dapat dihasilkan dari bahan bambu misalnya miniatur kapal, meja,
kursi, rak buku, hingga tempat tidur. Berikut ini adalah beberapa contoh kerajinan tangan
yang terbuat dari bambu.
Contoh Kerajinan Tangan dari Bambu

Tanaman bambu memang mudah sekali ditemukan di indonesia terutama di daerah daerah
desa daperkampungan yang masih asri. Sedangkan untuk di daerah perkotaan bambu sangat
jarang dapat kita temui karena semua hanya ada telah diubah menjadi perumahan maupun
perkantoran. Banyak sekali manfaat dari bambu salah satunya adalah untuk membuat
perabotan rumah tangga, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan utaman
membangun rumah atau tempat tinggal. Banyak sekali aneka kerajinan yang bisa dibuat dari
bambu tergantung seberapa kreatif kita dalam mengolahnya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah ketika memanfaatkan bambu untuk menjadi sebuah
kerajinan tangan atau karya seni, kita juga harus menanamnya kembali supaya anakan yang
ditanam nantinya dapat tumbuh dan kita manfaatkan di hari esok. Jangan asal mengambil
pohon bambu secara seenaknya sendiri, karena bila tidak dijaga besar kemungkinan tanaman
bambu akan sulit kita temui. Semoga beberapa contoh karya seni dari bambu di atas dapat
menambah referensi dan inspirasi bangi Anda.
BAB III
PENUTUPAN

Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini.Dan penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas,
mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah
motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini
mempunyai arti penting yang sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

KESIMPULAN
Kerajinan bambu banyak di manfaatkan terutama dalam pembuatan perabotan rumah
tangga.Dan beraneka ragam macam dan jenis kerajinan bambu di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1. British Standard, Code of Practice 112 (1971)


2. Indian Standard 6874 (1973), Methods of Tests for Round Bamboos
3. Sulthoni A., 1983, Petunjuk Ilmiah Pengawetan Bambu Tradisional dengan perendaman
Dalam Air, International Development Research Center Ottawa, Canada.
4. Morisco, 1996 ; Bambu sebagai Bahan Rekayasa, Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor
Kepala Madya dalam Bidang Ilmu Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM.
5. ISO 22156 (2004) Bamboo – Structure Design and ISO 22157-1: 2004 (E) Bamboo –
Determination of physical and mechanical properties – Part 1: Requirements and Part 2:
Laboratory manual. INBAR – 2004.
Makalah KERAJINAN ROTAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ditinjau dari klasifikasi tumbuhan penghasil kayu, sebagian dari produk rotan ini
sebenarnya termasuk kayu. Namun demikian karena dominasinya berasal dari kelompok
tumbuhan monokotil, maka tidak relevan untuk dimasukkan dalam kelompok kayu yang
senyatanya memang berasal dari tumbuhan dikotil dan konifer.
Selanjutnya di dalam perdagangan hasil hutan, produk yang berasal dari tumbuhan
berkekuatan ini disebut dengan Hasil Hutan Ikutan, misalnya: rotan, bambu, kelapa/kelapa
sawit, sagu, nipah dan sebagainya. Dasar dipakainya istilah produk tumbuhan berkekuatan
dititikberatkan pada pemanfaatan kekuatan batang tumbuhan ini dan tidak dari produk-
produk lainnya yang mungkin juga dapat dihasilkan seperti buah, daun, tepung, dan
sebagainya. Dari batang tumbuhan ini dapat dihasilkan macam-macam produk panel-panel,
meubel dan kerajinan.
Dari kelompok Hasil Hutan Non Kayu produk berkekuatan ini akan diberikan contoh
produk yang potensial dan bernilai yaitu rotan. Rotan adalah sekelompok palma dari puak
(tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan
Oncocalamus.
Rotan tumbuh liar di dalam hutan atau ada yang sengaja ditanam. Rotan dapat dipanen
setiap saat, dengan memperhatikan bagian bawah batangnya tidak tertutup oleh kelopak, daun
sudah mengering, duri dan kelopak daun sudah rontok. Panen rotan yang tidak benar
menghasilkan limbah yang besar. Rata-rata limbah pemanenan rotan secara tradisional di
Indonesia sebesar 12,6-28,5%, dan dengan menggunakan alat bantu tirfor dan lir sebesar 4,1-
11,1%, sedangkan besarnya limbah yang dihasilkan selama pengangkutan berkisar antara 5-
10%,
Indonesia adalah Negara penghasil rotan terbesar di dunia. Luas hutan rotan di
Indonesia sebesar 13,20 juta hektar tergolong kedalam 8 marga dan 306 jenis daripadanya 51
jenis yang sudah dimanfaatkan. Jenis yang memiliki harga yang tinggi adalah Calamus dan
Daemonorops, yang terdapat juga di Maluku.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud sebagai rotan ?
2. Apa saja jenis rotan dan bagaimana potensi rotan ?
3. Bagaimana proses atau cara dalam pengolahan rotan ?
4. Faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi hasil dari produk rotan ?
5. Bagaimana keadaan industri rotan ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus
memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri
terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika,
Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca (misalnya salak),
Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara
tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak
berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini
berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena
rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan
meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan
hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu
menunya.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar
diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan relatif
mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan,
karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Rotan termasuk jenis produk dari Hasil Hutan Non Kayu yang sudah lama dikenal.
Bahkan sudah banyak menghasilkan produk-produk olahan yang tidak sedikit dalam
memberikan sumbangan pendapatan kepada negara (devisa).
Didalam perdagangan dikenal nama-nama ini mendasar pada tempat atau negara tujuan
ekspor maupun bentuk/jenis rotan yang dipasarkan, seperti : bin rattan, rattan, core peel,
canes, dan lain-lain.
Calamus rotang
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Upafamili: Lepidocaryoideae
Bangsa: Calameae
Genera: Calamus, Daemonorops, Oncocalamus

· Sifat Umum Rotan Mempunyai batang berduri dan memanjat tetapi terdapat juga jenis
yang tidak memanjat.
· Jenis Terdapat 13 genus ritan di dunia dan hampir 600 jenis rotan dihasilkan daripadanya.
· Sebaran Hanya tumbuh secara semula jadi di Asia dan Barat Afrika saja. Di
Semenanjung, rotan boleh ditemui dipelbagai jenis ketinggian dari aras laut sehingga ke
kemuncak gunung 3000 m. Bagaimanapun kebanyakan kawasan rotan tertumpu di Asia
Tenggara dan kawasan berdekatan. Malaysia adalah negara yang kaya dengan pelbagai
spesies rotan. Terdapat 79 jenis rotan di Sabah, 106 di Sarawak dan 107 di Semenanjung.
· Ciri-ciri Terdapat rotan yang tumbuh secara tunggal dan juga berkelompok. Kebanyakan
pokok rotan adalah jenis memanjat serta yang berbatang kerdil tidak memanjat.
Komponen kimia, anatomi, sifat fisik dan mekanika rotan menentukan bentuk
pemanfaatan dan mutu produk akhir suatu jenis rotan. Komponen kimia rotan menentukan
kekuatan dan keawetan rotan. Menurut Rachman (1996), komponen kimia rotan
adalah holoselulosa (71%-76%), selulosa (39%-58%), lignin (18%-27%), silika (0,54-8%),
tanin (8,14%-8,88%0) dan pati (18,50%-23,57%). Selulosa menentukan kekuatan tarik rotan
“Semakin tinggi kadar selulosa rotan maka makin besar pula keteguhan lenturnya”. Lignin
membuat ikatan antar sel serat menjadi kuat. Tanin berperan sebagai bahan yang bersifat
racun terhadap rayap dan jamur (Jasni dkk, 1997). Pati adalah sumber makanan utama
bubuk kayu selain rayap. Makin tinggi kandungan pati dalam rotan, maka makin mudah
diserang oleh bubuk kayu kering.
Ukuran sel pori dan tebal dinding sel serat menentukan keawetan dan kekuatan
rotan. Tebal dinding sel serat berkisar antara 3,49 µm – 4,89 µm. Makin tebal dinding sel
maka makin keras dan berat suatu jenis rotan (Rachman, 1996). Sifat fisika dan mekanika
rotan antara lain, berat jenis 0,47-0,57; kadar air basah 84,32%-167,11%; kadar air kering
udara 13,76%-18,19%; panjang ruas 20,76-37,20 cm; tingi buku 0,16-,39; keteguhan patah
(MOR) 421-834 kg/cm2; keteguhan lentur (MOE) 14.548-22.000 kg/cm2.

2.1.1 Kegunaan Rotan


Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang
paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti,
Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk
pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses
pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran
sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat
Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core.
Pemanfaatan rotan (sp. Daemonorops Draco) terutama adalah sebagai bahan baku
mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan
daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Hanya saja
kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk “Pin Hole”.
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata.
Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di
beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman
cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna
merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (“darah naga”). Resin ini dipakai
untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah
memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.

2.2 Jenis dan Potensi Rotan


Jenis rotan jumlahnya sampai puluhan, ada yang komersial (mempunyai nilai tinggi
dalam perdagangan), dan non-komersial atau hanya lokal saja digunakan (diperdagangkan).
Ada 2 familia penghasil rotan, terdiri atas 8 genus dan puluhan spesies, yaitu :
1. Familia Palmae, ada 7 genus yaitu : Calamus, Daemonorops, Korthalsia, Ceratolobus,
Myrialepsis, Plectoconia dan Plectocomiopsia.
2. Familia Thypaceae dengan satu genus yaitu Freytimetia.
Di Indonesia, rotan (alam) dihasilkan dari 21 propinsi, sedang rotan tanaman sudah
dihasilkan di 9 propinsi. Jenis rotan alam yang diidentifikasikan dan mempunyai nilai
komersial lebih dari 25 jenis, misalnya: manau, tohiti, mandola, lambang, semambu,
sega, embulu, sueti, batang, tarumpu, koboo, sabut, kertes, perdas, lacak, seel, slimit,
cacing, sampulut, irit, jermasin, lilin, cincin, udang, runti, jernang, lasio, antik dan datu.
Jenis-jenis rotan alam umumnya dipungut pada umur 7-12 tahun (Kasmudjo, 2011).
Adapun jenis rotan yang sudah ditanam ada 5 jenis, yaitu rotan manau, irit, sega,
tohiti, dan manis. Jenis-jenis rotan tanaman ini sudah ada yang mulai dipanen dengan
umur tebang 5-10 tahun saja (Kasmudjo, 2011).

2.3 Pemungutan Rotan


Pemungutan rotan mayoritas dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan, namun demikian
kalau dikaitkan dengan usaha (cara) yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk,
yaitu :
1. Oleh masyarakat sekitar hutan (1-10 orang), yang melakukan pemungutan rotan sesuai
kebutuhan dan dijual secara bebas dan kepada siapa saja
2. Oleh kelompok masyarakat sekitar hutan yang melakukan pemungutan rotan sesuai
permintaan pedagang (pengumpul rotan) dimana pemungut ini harus menjual
3. Oleh kelompok masyarakat tertentu yang telah mempunyai ikatan dengan pengusaha
atau industri pengolahan dimana pemungut ini harus menjual (Kasmudjo, 2011).
Di dalam pemungutan rotan harus memperhatikan tanda-tanda atau ketentuan
sebagai berikut :
1. Dilakukan terutama pada musim kemarau atau sedikit turun hujan
2. Dilakukan oleh kelompok-kelompok pemungutan rotan tertentu
3. Dilakukan dengan menggunakan sistem seperti tebang pilih.
4. Memperhatikan cacat-cacat alami dan cacat pungutan yang mungkin ada dan terjadi
(Kasmudjo, 2011).

2.4 Cara Pengolahan Rotan


Banyak cara dan variasi-variasi di dalam pengolahan rotan. Untuk menghasilkan rotan
mentah (rotan bulat) dapat digunakan cara sederhana dan cara semi mekanis, sedang untuk
menghasilkan produk rotan setengah jadi sampai jadi dapat digunakan cara mekanis atau
terpadu dengan cara-cara lainnya.
a) Pengolahan semi mekanis
Cara pengolahan ini digunakan untuk menghasilkan rotan bulat yang telah digoreng dan
diasapi. Penggorengan rotan dilakukan dengan minyak tanah, minyak solar, minyak
goreng atau campuran minyak-minyak tersebut. Pengasapan rotan dilakukan dengan
mengalirkan asap belerang ke dalam ruang tumpukan rotan. Penggorengan rotan
bertujuan agar rotan lebih kering, awet, keras, mengkilap dan halus permukaannnya.
Pengasapan bertujuan agar rotan lebih berwarna muda, cerah, kompak/homogen dan
lebih awet.
b) Pengolahan rotan setengah jadi (produk komponen)
Didalam proses ini dihasilkan bermacam-macam komponen rotan berupa rotan bulat
maupun rotan belahan dengan berbagai bentuk dan ukuran. Komponen hasil olahan
umumnya digunakan untuk membuat produk-produk aneka mebel dan kerajinan rotan.
Pada komponen yang dihasilkan juga sudah dilakukan pengupasan (pembulatan),
pelurusan, penyambungan, pelobangan, pembelahan (pengiratan) dan penenunan. Produk
setengah jadi yang dihasilkan dapat berupa: rotan bulat tidak kupas, rotan bulat sudah
dikupas, rotan bulat dengan sambungan atau lobang, rotan belahan kasar, rotan iratan dan
rotan anyaman (tenunan)
c) Pengolahan rotan jadi (misal berupa mebel rotan)
Secara umum sebagian besar proses yang dilakukan sama dengan proses pengolahan
rotan setengah jadi. Bedanya proses ini diteruskan dengan proses perangkaian
(assembling), finishing (dipolitur atau dicat) dan penambahan (pemasangan)
kelengkapan lainnya, misalnya pemasangan jok kursi, penambahan kaca meja, dan
sebagainya (Kasmudjo, 2011).
2.4.1 Peralatan Proses dan Mesin-mesin
a. Pengolahan rotan mentah (bulat)
· Bak penggorengan rotan
· Bak pencucian rotan
· Alat pengering rotan
· Ruang pengasapan rotan (asap belerang)
b. Pengolahan rotan setengah jadi (komponen)
· Polishing, Splitting, Peel trimming, Connecting, Widing machine, Straightener,
cutting, Circular saw, sanding, Drilling.
c. Pengolahan rotan jadi (berupa produk siap pakai)
· Weaving machine, Flower table, Compressor, Sanding machine, Straightening,
Circular saw, Cutting saw, Router, Drilling machine, Doubles sander, Planer, Steam
boiler, Screw driver, Noiler, Stapler, Sprayingequipment, Gas burner (Kasmudjo,
2011).

2.4.2 Proses Pengolahan Rotan


Rotan yang dijadikan sebagai bahan baku industri produk jadi rotan adalah rotan yang
yang telah melalui pengolahan. Kegiatan pengolahan adalah pengerjaan lanjutan dari rotan
bulat (rotan asalan) menjadi barang setengah jadi dan barang jadi atau siap dipakai atau
dijual. Tahapan pengolahan rotan adalah sebagai berikut :
1. Penggorengan
Tujuan penggorengan adalah untuk menurunkan kadar air agar cepat kering dan juga
untuk mencegah terjadinya serangan jamur. Cara penggorengannya adalah potongan-
potongan rotan diikat menjadi suatu bundelan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah
yang sudah disiapkan campuran solar dengan minyak kelapa.
2. Penggosokan dan Pencucian
Setelah rotan digoreng, ditiriskan beberapa menit, kemudian digosok dengan kain perca
(sabut kelapa) atau karung goni yang dicampur dengan serbuk gergaji, agar sisa kotoran
terutama getah yang masih menempel pada kulit rotan dapat dilepaskan, sehingga kulit
rotan menjadi bersih dan akan dihasilkan warna rotan yang bewarna cerah dan mengkilap.
3. Pengeringan
Setelah rotan dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari sampai
kering dengan kadar air berkisar 15% – 19%. Hasil penelitian Basri dan Karnasudirja
(1987) dalam Jasni et al., (2005) pada rotan manau (Calamus manan Miq.) dan rotan
semambu (Calamus scipionum Burr.), menunjukkan bahwa lama pengeringan secara alami
dari kedua jenis rotan tersebut berkisar 22 hari sampai 65,3 hari.
4. Pengupasan dan Pemolesan
Pengupasan dan pemolesan umumnya dilakukan pada rotan besar pada keadaan kering,
gunanya adalah untuk menghilangan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna
menjadi lebih seragam dan merata.
5. Pengasapan
Pengasapan dilakukan agar warna rotan menjadi kuning merata dan mengkilap.
Pengasapan dilakukan pada rotan kering yang masih berkulit (alami), pengasapan pada
dasarnya adalah proses oksidasi rotan dengan belerang (gas SO2) agar warna kulit rotan
menjadi lebih putih. Waktu pengasapan sekitar 12 jam dan menghabiskan sekitar 7,5 kg
belerang atau 1,8 gr/batang rotan (Rachman 1990 dalam Jasni et al., 2005).
6. Pengawetan
Pengawetan rotan adalah proses perlakuan kimia atau fisis terhadap rotan yang bertujuan
meningkatkan masa pakai rotan. Selain berfugsi untuk mencegah atau memperkecil
kerusakan rotan akibat oganisme perusak, juga memperpanjang umur pakai rotan. Bahan
pengawet yang digunakan harus bersifat racun terhadap organisme perusak baik pada
rotan basah maupun rotan kering, permanen dalam rotan, aman dalam pengangkutan dan
penggunaan, tidak bersifat korosif, tersedia dalam jumlah banyak dan murah. Serangan
bubuk rotan dapat dikenal karena adanya tepung halus bekas gerekan bubuk tersebut.
Serangga ini paling banyak ditemukan menyerang rotan antara lain Dinoderus
minutus Farb., Heterobostrychus aequalis Wat., dan Minthea sp.
7. Pembengkokan
Pembengkokan atau pelengkungan rotan dilakukan pada rotan berdiameter besar sesuai
dengan pengunaannya. Cara pembengkokan ini dilakukan dengan cara rotan tersebut
dilunakkan dengan uap air panas yang disebut steaming dengan tabung berbentuk silinder
(steamer) agar jaringan rotan menjadi lunak sehingga mudah dibengkokan.
Hasil penelitian (Jasni, 1992 dalam Jasni et al., 2005), menunjukkan bahwa
pengrajin di industri rumah tangga, proses pembengkokan dilakukan dengan cara
memanaskan langsung bagian yang akan dibengkokkan pada api (kompor minyak tanah
dan gas LPG). Kemudian bagian tersebut dibengkokkan dengan bantuan alat pembengkok
pada waktu rotan masih panas. Cara ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu prosesnya
lambat dan kadang-kadang bagian yang dipanaskan dapat terbakar, sehingga bewarna
hitam.
Alat-alat yang digunakan pada industri produk jadi rotan meliputi: kompor solder,
bor listrik, gergaji rotan dan biasa, gunting rotan, parang, martil, kakak tua dan engkol
tangan. Selain itu, sebagian kecil ada yang menggunakan kompresor, mesin potong,
sekrup (alat tembak untuk memasukkan paku) dan taples. Kegiatan proses produksi
dilakukan pada suatu bangunan rumah. Bangunan rumah tersebut dibagi menjadi tempat
proses produksi, pemajangan produk jadi rotan dan tempat tinggal.
Disamping penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi,
ketersediaan sarana transportasi merupakan faktor pendukung bagi keberhasilan usaha
rumah tangga industri produk jadi rotan. Sarana transportasi yang digunakan adalah
kendaraan milik pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan umum seperti angkutan kota
(angkot), truk dan bus kota selalu ada setiap saat, sedangkan kendaraan milik pribadi
rumahtangga pengusaha sebagian besar adalah kendaraan roda dua.

2.4.3 Proses Pengolahan Material Rotan


Rotan harus melalui beberapa proses sebelum material tersebut bisa diolah dan
dianyam menjadi sebuah perabot atau dekorasi. Beberapa langkah hampir sama dengan
proses kayu.
Rotan yang masih berbentuk 'lonjoran/batang' dengan panjang mencapai 6-10 meter
masih sangat basah. Proses pertama adalah dengan menjemur batangan-batangan rotan
tersebut hingga agak kering karena pada waktu dikirim ke pabrik pengolahan sebagian
rotan tersebut masih berwarna hijau kekuningan. Pengawetan menjadi satu proses penting
untuk rotan untuk mencegah serangan jamur dan serangga dengan metode perendaman.
Baru kemudian setelah rotan direndam selama beberapa jam, proses pengeringan
dengan menggunakan ruang dan sistem pengeringan yang sama dengan kayu dilakukan.
Rotan ditumpuk di dalam ruang Kiln Dry sedemikian rupa agar sirkulasi udara panas
merata ke seluruh tumpukan rotan. Setelah dikeringkan selama 10-15 hari rotan mulai
diproses di ruang mesin. beberapa batang rotan yang bengkok diluruskan dengan mesin
khusus.
Dari proses ini batangan rotan (diameter sekitar 30-40mm) dikupas dan kulitnya
dipisahkan untuk dijadikan bahan baku anyaman atau pengikat kontruksi, sedangkan
batangan dan 'daging'nya diproses lebih lanjut untuk membuat ∅ batang rotan sama dari
ujung hingga pangkalnya.
Batangan ini nantinya akan diproses lagi untuk dibelah menjadi material anyaman
yang disebut 'pitrit'. Tergantung dari kualitas batang rotan tersebut. Apabila berwarna
terang dan berdiameter besar (>25mm) maka akan diproses menjadi pitrit, jika lebih kecil
dari 25mm batangan tersebut biasanya akan digunakan sebagai rangka kursi atau meja.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Produk Rotan


Sejak dari hutan, pemungutan, pengangkutan, penumpukan dan pengolahannya di
pabrik, semuanya memungkinkan adanya pengaruh terhadap produk hasil olahan rotan.
Adanya faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah :
1. Asal bahan, terutama tua mudanya, jenis dan ukuran.
2. Adanya cacat, baik cacat alami, cacat pungutan maupun caca prosesing (mekanis dan
biologis)
3. Proses pengolahan awal (rotan mentah), pada proses penggorengan dan pengasapan
4. Proses pengolahan lanjutan, sejak dari proses pengolahan komponen-komponen rotan
sampai menjadi produk-produk jadi rotan.
Untuk mengatasi (meminimalkan) pengaruh faktor-faktor tersebut dapat dilakukan
antara lain dengan :
· Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM
· Mengketatkan proses seleksi kualitas rotan
· Mengerjakan (memproses) rotan dengan cermat dan benar (Kasmudjo, 2011).

2.6 Keadaan Industri Rotan


Dari waktu-kewaktu adanya industri pengolahan rotan menunjukkan perkembangan
yang nyata, terutama industri-industri yang menghasilkan produk (barang) jadi seperti
aneka mebel dan kerajinan.
Kategori industri pengolahan rotan dapat dibedakan atas:
1. Industri besar dan menengah, terdiri :
a. Industri yang menghasilkan bahan rotan mentah
b. Industri yang menghasilkan produk setengah jadi
c. Industri yang menghasilkan produk jadi
2. Industri kecil
Berupa industri kecil rumah tangga dan sentra-sentra industri kecil rotan. Umumnya
industri tersebut menghasilkan produk-produk jadi rotan, misalnya: mebel, rak-rak
(pakaian dan buku), keranjang, dan sebagainya.
Dalam hal memenuhi kebutuhan untuk menyediakan permintaan dunia akan
keperluan produk rotan, negara kita pun tak diragukan karena sudah sejak abab ke–18
selalu menjadi pelopor dalam menyediakannya, di mana hampir 80 % keperluan akan
rotan dunia di pasok oleh Indonesia, sekaligus pula mendapat pengakuan sebagai
penghasil rotan terbaik yang mendominasi penggunaan rotan dunia.
Mengingat sampai saat ini produk bahan mentah rotan alam kita dipasaran
International tidak memiliki pesaing yang berarti di satu pihak dan dilain pihak permintaan
dunia akan rotan setiap tahunnya masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan
pasarnya, maka adanya langkah untuk merintis pengembangan usaha pengolahannya
nampaknya tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
Peradaban manusia khususnya masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal dan
menggunakan rotan dalam berbagai keperluan hidupnya sehari-hari, bahkan dibeberapa
tempat bahan rotan telah menjadi pendukung perkembangan budaya masyarakat setempat.
Sampai saat ini tidak pernah diketahui secara pasti sejak kapan awal dimulainya
pertama kali kebiasaan atau budaya masyarakat Indonesia, dalam pemanfaatan rotan
dengan segala produknya bagi mendukung perilaku, budaya dan keperluan keseharian
masyarakat disekitar hutan.

2.6.1 Produk Hasil Rotan


Rotan merupakan salah satu kekayaan hutan Indonesia sebagai negara tropis yang
memberi sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini ketersediaan rotan
sangat banyak di hutan Indonesia terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan
Sumatera. Indonesia merupakan penghasil 85% rotan mentah dunia yaitu dengan nilai
sekitar 699.000ton/tahun. Akan tetapi sayangnya kondisi ini tidak serta merta
menempatkan Indonesia sebagai leading country dalam perdagangan rotan internasional.
Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga (7,68%) dalam perdagangan rotan di pasar
global setelah China (20,72%) dan Italia (17,71%). Hal ini tentunya menjadi isu yang
penting untuk dianalisis lebih mendalam dengan melihat faktor-faktor yang menghambat
perdagangan rotan Indonesia.

Adapun klasifikasi industri rotan di Indonesia dapat dibedakan menjadi:

 Pertama, industri pengolahan bahan rotan dan rotan setengah jadi yang sering
disebut sebagai industri antara. Industri antara adalah industri pengolahan rotan
yang menghasilkan bahan baku roran berupa rotan asalan rotan poles, hati rotan,
kulit rotan, webbing, split, dan sejenisnya, dan biasanya pengerjaan produk ini
dikerjakan melalui proses semi mekanis.
 Kedua, industri furnitur rotan. Dalam industri ini menghasilkan perabotan rumah
tangga seperti sofa, meja, kursi, lemari, dan lainya.
 Ketiga, industri barang-barang kerajinan rotan. Industri ini menghasilkan produk
barang kerajinan rotan berdasarkan desain lokal, dan biasanya buatan tangan.
Salah satu faktor yang dianggap sebagai penghambat pertumbuhan industri rotan
adalah semakin maraknya alih fungsi lahan. Rotan yang pada dasarnya merupakan hasil
hutan secara alami akan semakin terus berkurang dan tergerus seiring dengan pembukaan
hutan, baik untuk pertanian maupun perumahan. Penting juga menggaris bawahi bahwa
posisi rotan ternyata dianggap tidak cukup signifikan jika dibandingkan dengan komoditas
lainnya. Hal ini sangat jelas terlihat dari kebijakan alih fungsi hutan sebagai habitat rotan
sebagai perkebunan yang dianggap lebih mendatangkan keuntungan seperti karet dan
kelapa sawit. Faktor yang juga kemudian menjadi determinan dalam pengambilan
kebijakan perdagangan rotan adalah tidak adanya sinergitas antara industri hulu (industri
bahan baku) dan hilir (industri barang jadi).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rotan mentah atau rotan bulat diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Dalam industri, rotan dipisah menjadi bagian kulit dan bagian hati sesuai tujuan dan
pemanfaatanya. Selanjutnya rotan digoreng, digosok, dicuci, dikeringkan, dipolis,
dibengkokkan, diputihkan, dan diasap atau diawetkan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan dan pemanfaatan material rotan sebagai bahan bahan baku pembuatan mebel,
seperti kursi, meja tamu, serta rak buku serta beragam aneka kerajinan, secara fisik memiliki
beberapa keunggulan daripada kayu dan produk lainnya, yaitu ringan, kuat, elastis, serta
mudah dibentuk. Selain itu rotan lebih cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen sehingga
dianggap lebih mendatangkan keuntungan. Dengan mempertahankan keasliannya, maka
perabot atau furnitur dari rotan akan kelihatan klasik dan alami.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmudjo, 2011. Hasil Hutan Non Kayu. Penerbit Cakrawala Media. Yogyakarta.

Kementerian Perindustrian RI. Artikel: Pengembangan Industri Pengolahan Rotan


Indonesia.
LamanWeb:http://www.kemenperin.go.id/artikel/471/Pengembangan-Industri-
Pengolahan-Rotan-Indonesia
Diakses pada tanggal 14 September 2013

NoerDblog, 2011. Pengoahan Rotan. Laman Web :


http://noerdblog.wordpress.com/2011/06/20/pengolahan-rotan/
Diakses pada tanggal 14 September 2013

Rattanwikipedia, 2012. Proses Pengolahan Rotan Batang. Laman Web :


http://rattanwikipedia.blogspot.com/2012/10/proses-pengolahan-rotan-setengah-
jadi.html
Diakses pada tanggal 14 September 2013

Rotan Indonesia, 2009. Keunikan Rotan Indonesia. Laman Web :


http://rotantaman.blogspot.com/2009/05/keunikan-rotan-indonesia.html Diakses pada
tanggal 14 September 2013

Semua tentang kayu, 2008. Proses Pengolahan Material Rotan (I). Laman Web :
http://www.tentangkayu.com/2008/06/proses-pengolahan-material-rotan-1.html
Diakses pada tanggal 14 September 2013

Wikipedia, 2013. Rotan. Laman web : http://id.wikipedia.org/wiki/Rotan


Diakses pada tanggal 14 September 2013
MAKALAH KERAJINAN DARI BAHAN LOGAM

PEMBAHASAN

Pengertian Kriya Logam


Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang-
barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya. Adapun
karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi
(patung logam).
1. Media Logam, media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya
logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga.
2. Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang biasa dipakai pada kriya logam yaitu
dengan teknik : Ketok, las, cor, dan patri.

KERAJINAN DARI BAHAN LOGAM


Bahan :
1. Monel, berbentuk kotak dengan P x L = 6,5 cm x 5 cm. Tebalnya 1,2 mm.
2. Gergaji manual dengan mata gergaji nomor 1 (untuk pengerjaan yang lebih cepat,
gunakan mata gergaji nomo 0).
3. Kertas stiker (untuk membuat mal).

Peralatan :
1. Komputer untuk membuat design nama.
2. Mesin bor dengan mata bor 1 mm (saya gunakan merk Nachi, karena ketajaman nya
awet dan tidak mudah patah).
3. Mesin poles/gerinda.

Cara membuatnya :
1. buatlah 1 buah design nama menggunakan software grafis, misal corel draw.
2. Design tadi di print menggunakan kertas stiker. Saya memilih kertas stiker karena
kertas tersebut sudah bisa ditempel langsung pada permukaan stainless, jadi tidak perlu repot-
repot lagi menempelkan kertas pakai lem.
3. Hasil dari print out design nama tadi ditempelkan diatas permukaan stainless.
Contohnya sbb :
Jika print out sudah didapat, sekarang tempelkan print out tersebut pada permukaan stainless.

Disini bisa kita lihat, Bahwa lubang-lubang pada masing-masing huruf harus ditembus sesuai
pola. Maka pada tiap-tiap huruf yang harus ditembus harus dibor dahulu untuk memasukkan
mata gergaji.

Contohnya sbb :

Perhatikan, disini saya menambahkan titik-titik berwarna merah dan biru.


kegunaan titik-titik tersebut :
> titik merah : digunakan untuk membuat lubang bor yang akan dimasuki mata gergaji
untuk membuat lubang ditengah huruf.

> titik biru : digunakan untuk membuat lubang bor yang akan dimasuki mata gergaji untuk
memotong hasil akhir setelah lubang pada tiap-tiap huruf sudah terpotong.

Lihat gambar berikut :


Setelah proses pemotongan kalung nama selesai, tentunya permukaan kalung nama tadi
masih kasar, bahkan kadang buram.
Untuk hasil yang bagus, buatlah kalung nama tersebut menjadi halus dan mengkilap.

Caranya sbb ;

1. Haluskan menggunakan hampelas nomor 400.


Caranya hamparkan hampelas pada bidang/permukaan yang rata. Misal lantai. lalu
gosokkan maju mundur kalung nama tersebut di atas hampelas. Jika proses hampelas tersebut
sudah selesai, lanjutkan dengan proses yang sama, namun sekarang menggunakan hampelas
nomor 800 atau 1.000. Hal ini dilakukan agar permukaan kalung nama lebih halus.

2. Setelah proses hampelas selesai, kemudian lakukan proses poles menggunakan mesin
poles/bupping..
Gunakan kain poles, biasanya terbuat dari bahan jeans. Oleskan langsol/batu hijau pada
kain poles yang sudah berputar. lalu mulailah poles dari sisi dalam nama, dilanjutkan ke sisi
luar nama.

Gambar proses poles.

Setelah proses poles selesai, tentunya kalung nama tersebut masih kotor akibat proses poles
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi
barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam sebagai medianya.
2) Karya kriya logam yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi (lukisan logam), ataupun
3 dimensi (patung logam).
3) Teknik-teknik yang biasa dipakai pada pembuatan kriya logam yaitu dengan teknik :
Ketok, las, cor, dan patri.
4) Dari kriya logam dapat menghasilkan benda sebagai hiasan dan sebagai benda pakai yang
bernilai artistik seperti pisau yang memiliki ukiran relief.

Anda mungkin juga menyukai