Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGENALAN KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN


“ BAMBO/BAMBU ”

Oleh

MOH SAYUB KALUKU


NIM: 551422086

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia, serta taufik


dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bambu”  ini
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai struktur beton. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah  ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gorontalo, 3 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 Pengeretian Bambu..........................................................................................................7
2.2 Jenis-Jenis Bambu ..........................................................................................................7
2.3 Syarat-Syarat Bahan Bambu.........................................................................................10
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Bambu............................................................................11
2.5 Cara Merawat Bambu...................................................................................................13
2.6 Cara Pengaplikasian Bambu Pada Bangunan.............................................................14
BAB III PENUTUP....................................................................................................24
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................24
3.2 Saran...............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bambu memiliki sejarah panjang dan mapan sebagai bahan bangunan di
seluruh dunia baik di daerah tropis maupun sub-tropis. Menurut Sharma (1987)
di dunia tercatat lebih dari 75 negara dan 1250 spesies bambu, bambu juga
tumbuh melimpah di seluruh kepulauan Indonesia, dan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Pertumbuhan bambu
yang cepat membuat bambu sebagai sumber daya yang dapat berkelanjutan.
Bambu banyak digunakan untuk berbagai bentuk konstruksi bangunan,
khususnya untuk perumahan di daerah pedesaan.
Bambu merupakan sumber daya terbarukan dan serbaguna, ditandai dengan
kekuatan tinggi dan berat volume rendah, dan mudah dikerjakan dengan
menggunakan alat sederhana. Dengan demikian, konstruksi bambu mudah untuk
dibangun, sifat yang ringan dan elastic membuat konstruksi bambu tahan
terhadap gaya gempa dan mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan. Produk terkait
(panel berbasis bambu dan beton bertulang bambu, misalnya) juga menemukan
aplikasi dalam proses konstruksi.
Beberapa pertimbangan penting yang saat ini membatasi penggunaan bambu
sebagai bahan konstruksi bangunan secara umum antara lain adalah:

a) Daya Tahan: bambu rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Dengan
alasan tersebut maka jika tidak diobati, struktur bambu dipandang sebagai
struktur bangunan sementara dengan umur tidak lebih dari lima tahun.
b) Konstruksi sambungan: meskipun banyak jenis sambungan tradisional yang
ada, namun efisiensi strukturalnya rendah (Herbert et al.1979). Banyak
penelitian telah diarahkan pada pengembangan lebih efektif metode
sambungan.

c) Mudah terbakar: struktur bambu tidak berperilaku baik dalam kebakaran.

d) Kurangnya bimbingan desain dan standarisasi: desain rekayasa struktur


bambu belum sepenuhnya ditangani.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Bambu?
2. Jelaskan jenis-jenis Bambu?
3. Jelaskan syarat-syarat bahan Bambu?
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan Bambu?
5. Jelaskan cara merawat Bambu?
6. Jelaskan cara pengaplikasian bambu pada bangunan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mendeskripsikan pengertian Bambu
2. Mendeskripsikan jenis-jenis Bambu
3. Mendeskripsikan syarat-syarat bahan Bambu
4. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Bambu
5. Mendeskripsikan cara merawat Bambu
6. Mendeskripsikan pengaplikasian bambu pada bangunan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bambu

Bambu sebenarnya adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga


dan buluh, aur, dan eru. Didunia ini bambu merupakan salah satu tanaman
dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen
unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah 60cm (24Inchi) bahkan
lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

2.2 Jenis-Jenis Bambu

Banyak jenis bambu yang terdapat di Indonesia, kurang lebih ada 75 jenis
bambu namun yang mempunyai nilai ekonomis hanya sekitar 10 jenis saja
(Sutiyono, 2006). Jenis-jenis bambu yang sering digunakan untuk konstruksi
bangunan di Indonesia, antara lain bambu wulung, bambu legi, bambu petung,
bambu ampel, Gambar di bawah ini menampilkan beberapa jenis bambu yang
mempunyai nilai ekonomi yang sering digunakan tersebut.

a). Bambu Wulunng

Memiliki nama latin Gigantochloa atroviolacea, jenis bambu satu ini juga
biasa disebut bambu hitam sesuai dengan warna kulit batangnya. Meski begitu,
ada juga bambu wulung yang memiliki warna batang hijau kehitaman/ungu tua.
Bambu ini lebih cocok digunakan untuk membuat Reng, atau bisa juga untuk
membuat dinding. Diantara beberapa jenis lainnya, bambu wulung memiliiki
tampilan yang paling menarik. Oleh karena itu, bambu ini sering digunakan
untuk membuat dinding baik yang berada diluar ruang maupun didalam ruang.
Selain untuk membuat dinding, bambu ini juga bisa digunakan untuk membuat
berbagai macam perabot furniture kecil yang tidak perlu menahan beban berat.

b). Bambu Legi

Bambu yang memiliki nama ilmiah Gigantochloa atter ini juga dikenal
dengan nama bambu ater dan buluh jawa. Garis tengah dan panjang tiap ruasnya
sama seperti bambu wulung, hanya saja jenis satu ini bisa tumbuh lebih tinggi
hingga kisaran 22-25 sentimeter. Dalam bidang konstruksi, bambu legi banyak
dimanfaatkan sebagai rangka rumah, rangka dinding, dan pagar.
c). Bambu Petung

Memiliki nama ilmiah Dendrocalamus asper, jenis bambu satu ini termasuk
dalam kategori bambu besar. Bukan tanpa alasan, karena berbeda dengan dua
jenis bambu sebelumnya, garis tengah dari jenis bambu satu ini dapat mencapai
kisaran 20-25 sentimeter. Lain itu, tingginya juga bisa dapat tumbuh hingga
kisaran 20 meter. Jenis bambu saat ini yang banyak digunakan untuk konstruksi
skala besar. Beberapa di antaranya untuk memperkuat rangka jembatan, jalan,
tiang rumah, pembuatan perahu, dan lain-lain.

d). Bambu Ampel

Batang dari bambu bernama ilmiah Bambusa vulgaris ini cukup unik, karena
wujudnya mengkilap. Yang menarik, selain banyak tumbuh atau dibudidayakan
di perdesaan, jenis bambu satu ini di perkotaan justru banyak dijadikan tanaman
hias.

Lebih tepatnya, jenis bambu yang dijadikan sebagai tanama hias adalah sub-
spesies atau varietasnya yang terdiri dari bambu kuning dan bambu gading.
Bambu satu ini dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 20 meter, panjang
ruas hingga 45 sentimeter, dan garis tengah maksimal 10 sentimeter.

Ada kegunaan unik dari bambu ampel selain dijadikan sebagai bahan kontruksi
seperti tiang rumah. Tumbuh di wilayah Papua, bagian buluhnya banyak
dijadikan sebagai bahan pembuat sisir tradisional dan koteka oleh masyarakat
adat.

2.3 Syarat-Syarat Bambu

Berikut ini syarat-syarat bambu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan:

Ø Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua dalam hal terakhir
berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang
mengkilap. Ditempat buku tidak boleh pecah.

Ø Bambu yang telah direndam air harys berwarna pucat tidak kuning, hijau atau
hitam dan berbau asam yang khas, sedangkan bila dibelah dibagian dalam dari
ruas tidak boleh terdapat rambut dalam yang biasanya terdapat pada bambu
yang belum direndam.

Ø Bambu untuk pelupuh dan barang anyaman seperti blih, gendak, dan lain-lain
harus telah direndam dengan baik. Barang anyaman yang harus tahan lama
harus terbuat terbuat dari bambu dari jenis bambu yang terbaik dengan garis
tengah minimum 4 cm dan harus terbuat dari bagian kulit dari bambu.
2.4 Kelebihan Dan Kelemahan Bambu

a). Kelebihan dari bambu :

Kelebihan Bambu Sebagai Bahan Bangunan:

1. Mudah Ditanam Serta Perawatan Yang Mudah


Bambu adalah tanaman yang mudah dibudidayakan oleh manusia.
Caramenanamnya cukup mudah dan tidak perlu perawatan khusus untuk
membuatnyatumbuh subur. Setelah panen, tidak memerlukan proses
penanaman kembali.Serumpun bambu dapat mencapai usia 40 tahun
baru kemudian perlu dilakukan penanaman baru.
2. Laju Pertumbuhannya Cepat
Pada masa pertumbuhannya, jenis bambu tertentu dapat tumbuh
sebanyak 5 cm per jamnya. Sangat kontras jika dibandingkan dengan
kayu yang baru bolehditebang ketika sudah berumur 40 hingga 50 tahun.
Karena pada saat-saat itulahkayu memiliki kualitas yang baik.
Sedangkan bambu hanya membutuhkan waktusekitar 3-5 tahun lamanya.
3. Memiliki Daya Tahan Yang Baik
Sebagai material bangunan, bambu memiliki ketahanan yang luar biasa.
JikaAnda membakar rumpun bambu, rumpun tersebut masih dapat
tumbuh dan berkembang kembali. pada kasus pengeboman atom di
Hiroshima berpuluh-puluhtahun yang lalu. Dari hasil pengeboman
tersebut, bambu merupakan satu-satunya jenis tanaman yang masih dapat
bertahan hidup.
4. Harga Yang Relatif Murah
Salah satu keunggulan bambu yang tidak dapat dipungkiri lagi adalah
harganyayang relatif murah. Ini sangat menguntungkan mengingat tiap
tahunnya bahan bakumaterial selalu mengalami peningkatan. Maka dari
itu bambu merupakan salah satumaterial yang digunakan sebagai tips
hemat membangun rumah.
5. Ramah Lingkungan
Bambu sebagai bahan alami yang mudah diperbaharui mampu
mengurangi penggunaan semen, serta sedikit sekali menghasilkan sisa
material (waste). Konstruksi dari bambu secara natural diklaim mampu
menyerap karbondioksida(CO2).
6. Mudah Dibentuk
Bambu sangat mudah dibentuk dan dibelah, ini dapat dilihat dari
banyaknyafurniture-furniture rumah yang berbahan dasar bambu. Namun
bambu jugamemiliki kekuatan yang cukup tinggi, bahkan kekuatan
tariknya dikatakan dapatmenyaingi baja.
7. Memiliki Sifat Elastis Yang Baik
Bambu memiliki momen kelembaban yang tinggi karena bentuknya
yangmenyerupai pipa. Maka dari itu, bambu dinilai cukup baik untuk
dapat memikulmomen lentur. Selain itu, bambu juga memiliki sifat
elastis yang ketahanannyasangat baik terhadap angin.

b). Kekurangan dari bambu :


1. Memiliki Durabilitas RendahBambu memiliki durabilitas yang rendah,
dimana bambu sangat mudahterserang kumbang bubuk. Sehingga
penggunaan material bambu untuk bangunandan perabot menjadi tidak
tahan lama. Rangka bangunan bambu yang tidakdiawetkan dapat
bertahan tidak lebih dari 5 tahun pemakaian. Hal inilah yangmenjadi
kendala utama penggunaan bambu sebagai alternatif kayu,
sehinggamenurunkan minat para penggunanya.

2. Kekuatan Sambungannya Sangat RendahPerangkaian struktur bambu


biasanya dilakukan dengan menggunakan paku, pasak atau tali ijuk,
sehingga dari segi kekuatan sambungan dinilai sangat rendah.Terdapat
kemungkinan bambu akan pecah ketika disambungkan dengan paku
atau pasak tersebut. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena struktur
merupakan suatuelemen yang penting dalam sebuah bangunan

3. Rentan TerbakarPada dasarnya bambu sangat rentan terhadap api dan


mudah terbakar. Memangterdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
supaya bambu lebih tahan terhdap api. Namun biaya yang harus
dikeluarkan relatif mahal.

2.5 Cara Memperbaiki Dan Merawat Bambu

Bambu kurang tahan terhadap rayap dikarenakan kandungan kanji yang


tinggi. Tanpa pengawetan bambu hanya bertahan 2-3 tahun saja, apabila
dilakukan pengawetan bambu dapat bertahan > 15 tahun. Mutu bambu
dipengaruhi oleh :

a). Masa memotong batang bambu

Menurut penelitian sebaiknya bambu dipotong antara umur 3-6 tahun karena
pada saat ini bambu memiliki mutu dan kekuatan paling tinggi. Selain itu perlu
dilihat pula kandungan kanji pada batangnya yang akan mempengaruhi tahan
atau tidaknya terhadap hama, rayap, dan jamur.

b). Perawatan dan pengeringan

Cara-cara perawatan dan pengeringan pada bambu sesaat sesudah penebangan,


yaitu :

• Perawatan bambu langsung pada tempatnya

• Perawatan bambu dengan merendam pada air payau, air laut, dan air tawar.
• Perawatan bambu dengan menggunakan api

c). Pengawetan bambu

Cara-cara pengawetan pada bambu untuk menanggulangi hama, rayap, dan


jamur, yaitu :

• Pengawetan dengan perendaman

• Pengawetan dengan cara pengaliran

• Pengawetan dengan penekanan

• Penyimpanan dalam drum besi

• Pengecatan dengan zat penolak serangga.

2.6 Pengaplikasian Bambu Pada Bangunan

1. Bambu sebagai Bekisting dan Perancah


Penggunaan bambu sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses
pencetakan struktur beton bertulang sesuai dengan bentuk dan ukuran
rencana.
Sementara, semakin sedikit yang menggunakan bambu sebagai material
pembuatan perancah, namun penggunanya masih ada saja, terlebih untuk
pekerjaan konstruksi bangunan yang tidak terlalu tinggi dan berat.
Perancah bambu pada bagian pangkalnya haruslah berukuran
minimaldiameter 7 cm agar cukup mampu menahan faktor tekuk yang
ditimbulkan. Bambuyang digunakan pun haruslah bambu tua dengan ciri-ciri
bewarna kuning jernih atauhijau tua, berserat padat, berbintik-bintik putih
pada pangkalnya, permukaannyamengkilap, dan khusus pada bagian buku-
bukunya tidak boleh pecah.
Untuk pemasangan perancah bambu ini harus selalu ditanam ke dalam
tanah bagian kaki-kaki tiangnya atau saling dihubungkan agar tidak mudah
bergeser.Selain itu, tiang perancah diikat pada setiap batang pegangan/vertikal
dan batangmemanjang horizontal sehingga kekuatan perancah lebih terjamin.
Kelebihan penggunaan perancah bambu untuk pekerjaan konstruksi
bangunan adalah proses pemasangan tidak membutuhkan alat angkat dan
hargacukup murah. Sedangkan kekurangannya adalah memiliki kemampuan
daya topangtergolang rendah dan daya serap air tinggi sehingga mudah
retak/patah/busuk serta kemungkinan untuk penggunaan berulang sangat
kecil.
2. Bambu sebagai kolom
Bambu tidak dapat digunakan sebagai pondasi karena jika
berhubunganlangsung dengan kelembapan tanah bambu akan cepat
membusuk. Pondasi bambusetempat dianjurkan menggunakan bantuan pipa
PVC sepanjang kurang lebih 1meter, dimana 60 cm dicor dengan beton dan
40 cm masuk ke dalam kolom bambu.
Bambu yang digunakan kolom, dapat memilih jenis yang cukup kuat
danumur tua sehingga didapatkan struktur kolom rumah yang kuat dan tahan
lama.
Dalam studi kasus pembangunan The Great Hall yang terletak di Outward
Bound Indonesia, Eco Campus di Jatiluhur, Jawa Barat, didirikan tiang -
tiangkolom sebagai penahan beban yang tersambung langsung ke pondasi.
Pondasi yangdigunakan adalah pondasi cakar ayam. Batang - batang bambu
didirikan secaravertikal dan disambungkan pada pondasi cakar ayam. Dalam
sistem penyambunganterdapat umpak yang merupakan alas yang berguna
sebagai penyambung di atast lantai antara pondasi dan batang bambu.

Untuk menghindari hubungan langsung antara bambu dengan


kelembapan tanah jarak minimal yang diperlukan adalah 60 cm.

Namun dalam pengaplikasiannya batang kolom bambuhanya berjarak


20cm dari permukaan tanah. Dikarenakan haltersebut seharusnya dibutuhkan
pelapis waterproofing bagi bambu agar bambu dapat terlindungi dari air yang
dapatmerusak ketahanan bambu sebagai konstruksi. Pelapis waterproofing
pada bambu bisa berupa oli, cat, pernis ataupun coating bambu.
3. Bambu sebagai dinding
Pengaplikaian bambu pada dinding rumah seringkali oleh msyarakat Jawa
dibentuk berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan
dihaluskan, disebut sebagai istilah gedeg.

Konstruksi Dinding Bambu(adukan pasirdan semen) merupakankonsep


bangun rumahmurah dengan karakter rumah tembok yang memanfaatkan
potensi bambu suatu daerah. Bambu dipakai sebagai bahan dinding dan
sekalilgusrangka rumah, yang kemudian diplester untuk mendapatkan
tambahan kekuatandan ekspresi rumah dinding tembok.
Pada Konsep konstruksi dinding bambu plaster dikembangkan
berdasarkan penelitian rumah bambu plaster peninggalan Belanda yang
mampu bertahan hingga90 tahun. Perubahan mendasar dari konstruksi bambu
plaster Belanda adalah pemakaian bambu sebagai rangka dinding
menggantikan kayu. Keseluruhandinding anyaman sasak dan rangka bambu
ini akan diplester sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih baik dan
ekspresi rumah tembok.
4. Bambu Sebagai Lantai
Bambu dapat diaplikasikan sebagai lantai dengan banyak cara. Pada
Lantaieksterior, batang bambu yang dibelah, dipergunakan secara utuh dan
diletakkan berjajar pada tumpuan beton, kayu, atau baja. Pada lantai interior,
bambu dapatdilaminasi dan dipergunakan sebagai penutup lantai. Bambu
dengan sistem ini,dapat pula dipergunakan sebagai anak tangga dan peenutup
lantai mezzanain.

5. Bambu Sebagai Struktur Rangka Atap


Struktur rangka atap juga dapat menggunakan bahan bangunan
bambu,misalnya dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk
bambu dan bagianlainya sehingga membentuk satu kesatuan rangka atap yang
kokoh.
Untuk beban skala ringan, menggunakan usuk dan reng dari bambu
adalah pilihan yang tepat. Jenis yang biasa digunakan usuk dan reng adalah
bambu tali).Agar awet, selayaknya dipilih bambu yang sudah tua, sudah
diawetkan, dan dalamkeadaan kering. Bahkan, kuda-kuda dari bambu betung
yang diperkuat pelat bajadan diisi sambungannya dengan mortar (semen dan
pasir) mampu menahan bebansebesar hingga beberapa ton.

Rangka bambu relatif ringan, hingga beban yang ditopang konstruksi


lantai,dinding, maupun atap menjadi minimal. Simpul serupa engsel pada
sistem rangkateramat fleksibel, mampu bertahan atas terpaan gaya lateral,
berupa angin, bahkan terjangan gempa. Seluruh batang mampu atap
bergoyang dengan kondisi struktur tetap stabil. Maka, rangka atap bambu
cocok diterapkan di daerah rawan bencana.

6. Bambu sebagai furniture


Penggunaan bambu sebagai bahan alternatif pada furniture merupakan
salahsatu cara untuk mengurangi dampak global warming pada hutan hijau
sebagai paru- paru bumi, material bambu juga tidak memerlukan refinished
sesering kayu keraslainnya.
7. Bambu sebagai pintu
Pintu rumah maupun pintu pagar bisa dibuat dari material bambu, hal ini
banyak dilakukan di lingkungan rumah pedesaan namun seriring
perkembangantrend masyarakat ternyata banyak kafe dan restoran di kota
besar yang inginmemberikan suasana kampung halaman sehingga
membangun toko dengan bahan bangunan bambu.
Fungsi pintu bambu juga dapat diaplikasikan sebagai sliding door /
slidingwall. Area ruang tamu mempunyai satu bidang dinding yang dapat
dibuka secara penuh yang bertujuan untuk memaksimalkan kontinuitas ruang
dalam dan ruang luar bila diperlukan.

8. Bambu sebagai pagar


Bambu yang utuh dibelah kemudian menyambungkanya menggunakan
alatsambung paku sehingga membentuk sebuah pagar bambu yang kuat dan
indah.
Pagar bambu banyak ditemukan di daerah pinggiran kota ataupun di
pedesaan. Pagar bambu biaya pembuatannya tidak semahal pagar kayu.
Karenaharga bambu juga lebih murah daripada harga kayu yang semakin hari
jumlahnyasemakin langka. Meskipun biayanya cukup murah namun pagar
bambu mamputampil artistic, alami serta awet tahan lama.

9. Bambu sebagai atap


Ada banyak material yang telah digunakan oleh nenek moyang kita
sebagai bahan untuk membuat atap mulai dari bahan dari rumput ilalang, ijuk
atau genting tanah liat dan juga dari bilah bambu.
Beberapa bangunan tradisional yang menggunakan bilah sebagai bahan
atap rumahnya seperti pada bangunan rumah adat cikondong Jawa Barat atau
juga rumah di Suku Toraja.
10. Bambu sebagai plafond
Contoh plafond dari bambu :
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bambu merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang


harusdibudidayakan atau dilestarikan sehingga dapat terus digunakan. Dalam
arsitektur, bambu yang mudah didapat dan harga yang relatif murah, bisa
menjadi alternatif pengganti material lain. Dari sekian beragam jenisnya,
dalam kehidupan sehari-hari pun, bambu tak terlepas dari manfaatnya yang
sangat banyak.

3.2 Saran
Bambu memiliki banyak jenis dan beragam potensi yang bisa
dihasilkanolehnya mulai dari bahan makanan sampai material bahan
bangunan. Namun,adapun kekurangan bambu yang nantinya berdampak
buruk jika tidak telaten dalam mengolahnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/ariefebriantom/kuliah-tekbam-bambu
https://bamboeindonesia.wordpress.com/peneliti-bambu/purwito/makalah/
https://www.academia.edu/8123912/
Bambu_Sebagai_Bahan_Konstruksi_dan_NonKonstruksi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana/article/download/5117/4640
https://www.pinhome.id/blog/cara-pengawetan-bambu-untuk-bahan-
bangunan/
https://id.scribd.com/document/514808301/MAKALAH-BAMBU
https://pdfcoffee.com/makalah-bambu-3-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai