Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang semakin maju dan pertumbuhan
populasi manusia membuat industri permukiman semakin berkembang
dengan pesat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pesat rumah-
rumah atau gedung-gedung baru. Salah satu bahan bangunan yang dipakai
dalam membuat bangunan- bangunan adalah kayu. Indonesia adalah
negara tropis yang kaya akan sumber daya alam, termasuk kayu
(Purwantoro, 2007). Akan tetapi penggunaan kayu yang terlalu berlebihan
dapat mengancam populasi kayu dan kelestarian hutan di Indonesia. Salah
satu bahan bangunan yang dapat menggantikan kayu adalah bambu.
Bambu tergolong hasil hutan non kayu yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. Salah satu contoh adalah untuk bahan konstruksi
bangunan. Di Indonesia bambu dapat tumbuh di daerah gersang seperti di
Kepulauan Nusa Tenggara maupun di daerah yang mempunyai curah
hujan tinggi, seperti Provinsi Jawa Barat. Sebagai material bangunan,
bambu sangat mudah didapatkan bahkan di pelosok-pelosok desa bambu
telah menjadi tanaman penghias pekarangan. Tanaman rakyat ini dikenal
dengan pertumbuhan yang cepat, dimana bambu dengan kualitas baik
dapat diperoleh antara umur 3.5-5 tahun. Sedangkan kayu hutan
kebanyakan baru siap tebang setelah lebih dari 30 tahun (Morisco, 2006
dalam Purwantoro, 2007). Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan
pemeliharaan khusus. Untuk melakukan budidaya bambu, tidak
diperlukan investasi yang besar. Setelah tanaman sudah mantap, hasilnya
dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi (Morisco, 2006).
Bambu sebagai bahan material konstruksi dapat diaplikasikan untuk tiang,
balok, lantai, dinding atau sekat, rangka penyangga atap, jembatan
bambu, pintu, jendela, tangga, langit- langit, dinding penahan tanah,
perancah pada saat pelaksanaan bangunan bertingkat, tirai gulung, fondasi

1
tiang dan sistem pipa. Selain untuk keperluan-keperluan diatas, bambu
dapat ditanam untuk mengurangi resiko terjadinya tanah longsor. Bambu
mempunyai perakaran yang kuat karena rimpangnya yang bercabang-
cabang, kesatuan rimpang ini sulit untuk dipisah-pisahkan. Oleh karena
itu bila buluhnya habis dipotong rimpang ini dibiarkan tinggal di tanah
(Maradjo dalam Paturrahman, 1998). Di Indonesia penggunaan bambu
untuk bahan konstruksi bangunan mulai digalakkan beberapa waktu
belakangan ini. Masyarakat pada perumahan tradisional sejak lama
terbiasa menggunakan bahan alami untuk digunakan sebagai bahan
bangunan pada rumah mereka termasuk bambu Saat ini bambu sudah bisa
dibentuk seperti balok kayu solid atau disebut Bambu Laminasi. Dengan
memotong bambu menjadi lembaran kecil, lalu disusun dan disatukan
menggunakan perekat, lalu dikempa dalam waktu tertentu. Kekuatan
bambu laminasi tersebut ternyata memiliki kekuatan yang sama bahkan
melebihi kekuatan kayu solid, jika digunakan sebagai struktur bangunan
Harga per meter kubik (m3) bambu laminasi saat ini masih tergolong
mahal, karena ongkos produksi dan mesin pres bambu belum terlalu
populer, juga dibuat berdasarkan pesanan saja (made by order). Di
Propinsi DIY harga permeter kubik bambu laminasi adalah 15 juta rupiah,
di Bali sekitar 11 juta rupiah. Sebagai perbandingan, kayu Bengkirai
Kalimantan yang 1 meter kubiknya hanya 7,5-8 juta rupiah saja.Untuk di
Nusa Tenggara Timur harga kayu jati antara Di China, perkembangan
bambu laminasi jauh lebih berkembang sebagai bahan bangunan. Bambu
sebagai bahan bangunan alternatif yang ramah lingkungan mendukung
konsep green construction. Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat
dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan
masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai
keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. Di Indonesia ditemukan
sekitar 60 jenis dan bambu banyak ditemukan di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut. Pada
umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari
genangan air. Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar

2
200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja,
1995). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang
ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang
identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar
rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan. Berbeda
dengan bambu di negara China dan Amerika Latin, tanaman bambu berdiri
sendiri-sendiri seperti pohon pinus sehingga lurus dan tinggi. Kualitas bambunya
sangat baik dan sudah diklasifikasikan sebagai bahan untuk struktur dimana
masyarakat dapat membeli bambu sesuai dengan kebutuhannya dan kualitas
yang diinginkan. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang sangat
menguntungkan untuk dimanfaatkan karena, batangnya kuat, ulet, lurus, rata,
keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan
sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan
dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Bambu dalam bentuk bulat dapat
dipakai untuk berbagai macam keperluan mulai dari alat-alat kerajinan tangan,
alat rumah tangga, alat musik, upacara keagamaan, makanan, obat-obatan,
sebagai energi pembakar serta konstruksi bangunan seperti rumah, jembatan,
penahan tanah, tangga, pipa saluran air dll. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini
produksinya mulai banyak disenangi masyarakat karena produknya sangat
bervariasi mulai dari produk lokal sampai produk import (dari China, India,
vietnam dll). Kendala yang ditemui adalah, bambu mempunyai keterbatasan
dalam penggunaannya seperti, sifat fisik sehingga sukar dikerjakan secara
mekanis, ukurannya bervariasi dan tidak seragam panjang ruasnya serta mudah
terserang hama perusak kayu bubuk, rayap dan jamur. Sering ditemui barang-
barang yang berasal dari bambu umumnya yng sudah dibuang kulitnya dan
dalam keadaan basah mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan. Begitu pula
bambu bulat utuh dalam keadaan kering yang terserang serangga bubuk kering
dan rayap kayu kering. Hal ini membuat anggapan (image) negatif pada
masyarakat sehingga bambu diidentikan dengan kemiskinan.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah
untuk memaparkan pemahaman tentang :
1.2.1 Menjelaskan pengertian dari bambu secara spesifik

3
1.2.2 Memberikan variasi jenis bahan baku bangunan alternatif dari
bambu
1.2.3 Keunggulan dan kelemahan dari bahan baku bambu
1.2.4 Sistem konstruksi bambu
Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun naskah
ilmiah kelayakan sosial ekonomi dan lingkungan dalam penerapan
teknologi bahan bangunan untuk perumahan tradisional berupa peta dan
kelayakan sosial ekonomi serta kriteria lokasi penerapan teknologi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bambu

Bambu adalah sejenis tanaman yang memiliki rongga dan ruas di batangnya,
bambu merupakan salah satu tanaman yang memiliki sistem rhizoma
dependen yang unik karena mampu tumbuh dengan cepat yaitu sekitar 60 cm
per-hari. Dibeberapa daerah diindonesia, telah mempergunakan bambu sebagai
salah satu keperluan sehari-hari seperti bakul nasi, tampah/perangkap ikan,
tempat kue, topi bambu, kerajinan tangan, dan alat musik. Bahkan dinegri cina
bambu telah dipergunakan sebagai salah satu bahan pengobatan untuk luka
infeksi karena mengandung sumber pottasium yang rendah kalori rasa
manisnya terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi yang baik.

2.1.1 Fakta-fakta bambu

Telah dijelaskan sebelumnya apa itu bambu dan apa saja


manfaatnya bagi kehidupan manusia, namun tidak hanya keuntungan
yang bisa didapat dari bambu berikut juga terdapat fakta-fakta baru
mengenai bambu:
1. Bambu adalah Penyerap Karbon yang Baik
Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30%
lebih banyak ke atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon pada
umumnya. Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas
rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar.
2. Bambu Tumbuh dengan Sangat Cepat
Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari
90cm dalam sehari, Sekitar 3.8cm dalam satu jam Tidak ada tanaman lain
di bumi bisa melakukan ini. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh
dalam 1 - 5 tahun.

5
3. Regenerasi Bambu yang Cepat
Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru
dari sistem perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan
bahan kimia, pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-
daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur
ulang kembali ke dalam tanah.
4. Bambu Mencegah Terjadinya Erosi
Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah
atas akan mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai
yang sangat membahayakan satwa- satwa liar. Namun hal ini tidak
berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh
bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu
masih mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi
yang ada.
5. Bambu Dapat Tumbuh Dalam Berbagai Kondisi
Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala
macam kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
6. Fleksibilitas Bambu sebagai Material yang Kuat
Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik
dari fakta alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu
28.000 PSI. Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur
molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan
tahun.
7. Bambu Ternyata Anti-Bakteri
Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun
Bambu yang bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif
untuk menghambat dan mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba
untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain.
8. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar
bakteri yang menyebabkan bau. Arang bambu digunakan untuk
menyaring bahan kimia berbahaya dalam air dan juga dapat

6
menghilangkan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau
tak sedap.
9. Serat Bambu dapat Mempertahankan Suhu
Karakteristik isolasi dari serat bambu membuatnya sangat
bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh penggunanya. Kain dari
serat bambu akan mendinginkan suhu tubuh orang yang memakainya
ketika sedang terasa panas dan membuat orang-orang hangat ketika udara
terasa dingin.
10. Rebung sebagai Sumber Makanan Sehat
Rebung telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun,
terutama di Asia. Tunas bambu adalah bahan makanan yang rendah
lemak, rendah kalori serta rendah kolesterol. Rebung juga merupakan
sumber serat dan potasium yang sangat baik. Satu porsi rebung
menyediakan 10% nutrisi dari asupan nutrisi harian yang disarankan.
Kerenyahan rebung dapat dihidangkan dalam sup favorit Anda, salad atau
sebagai pelengkap masakan utama Anda.

2.1.2 Bambu Sebagai Bahan Konstruksi

Konstruksi bambu adalah ilmu yang sangat kompleks, Pada tahun


1980 - an konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa.
Persyaratan khusus bambu sebagai bahan konstuksi pun dapat dilihat pada
sni 8020-2014 tentang kegunaan bambu yang dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Konstruksi Bambu dan alang-alang cukup populer untuk


pertimbangan karena bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang

7
awam dapat membangun rumah mereka sendiri dengan keterampilan dan
metoda sederhana yang diperlukan untuk konstruksi.
Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu.
Tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2-
3 tahun saja. sedangkan dengan pengawetan dan pemeliharaan yang
memadai dapat tahan lama > 15 tahun.

Mutu bambu diperngaruhi terutama oleh :


- Masa memotong batang bambu.
- Perawatan dan pengeringan bambu.
- Pengawetan bambu.
Penentuan sifat- sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa
bambu yang digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan
yang kering dengan kadar air 12%. Dalam penentuan sifat mekanika
selalu perlu ditentukan nilai rata- rata sebagai berikut :
- Pada bagian batang yang diperhatikan (ρ = 570 - 760 kg/m3)
- Pada bagian dinding batang dalam (ρ = 370 - 830 kg/m3)
- Pada bagian luar (ρ = 700 - 850 kg/m3).
- Berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata- rata sebagai 700
kg/m3.

Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal


kemampuannya menahan gaya- gaya yang membuat suatu bagian bambu
bergeser dari bagian lain di dekatnya. Bagian batang tanpa ruas memiliki
kekuatan terhadap gaya geser yang 50% lebih tinggi daripada batang
bambu yang beruas. Di Indonesia kekuatan geser yang diizinkan II arah
serat adalah 2.45 N/mm2.

Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya- gaya tarik berbeda-


beda pada bagian dinding batang dalam atau bagian luar. Lebih baik
digunakan Bagian batang yang terletak pada bagian bawah yang memiliki
kekuatan terhadap gaya tarik yang 12 % lebih tinggi, Di Indonesia
tegangan tarik yang diizinkan II arah serat adalah 29.4 N/mm2.
Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya- gaya yang

8
berusaha melengkungkan batang bambu atau menahan muatan mati atau
hidup. Karena bambu merupakan bahan yang elastis, maka lendutan yang
terjadi sesuai kekuatan bahan menjadi lebih tinggi (rata- rata 1/20). Hal
ini perlu diperhatikan pada pembangunan gedung, dimana lendutan
konstruksi biasanya tidak boleh melebihi 1/300 dari lebar bentang. Di
Indonesia tegangan lentur yang diizinkan adalah 9.8 N/mm2.
Kekuatan tekan bambu untuk menahan gaya- gaya tekan berbeda-
beda pada bagian ruas dan bagian diantara ruas batang bambu, Bagin
batang tanpa ruas memiliki kekuatan terhadap gaya tekan yang 8 - 45 %
daripada batang bambu yang beruas, Di Indonesa tegangan tekan yang
diizinkan II arah serat adalah 7.85 N/mm2.
Modul elastis Bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing
lebih menguntungkan dibandingkan batang yang utuh karena nilai
kekuatannya lebih tinggi. Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar
batang bambu meningkatkan kekuatan maupun elastisitas. Seperti pada
bahan bangunan kayu, modul elastis menurun ( 5- 10 %) dibawah beban
yang meningkat. Di Indonesia modul elastis dapat diperhitungkan dengan
20 kN/mm2.
Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu
adalah:

- Bambu petung/betung (Dendrocalamus asper). Bambu ini tumbuh


subur di hampir semua pulau besar di Indonesia. Memiliki dinding
yang tebal dan kokoh serta diameter yang dapat mencapai lebih dari
20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak
digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di
belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang
peling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.

- Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea).


Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai
dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak
digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif

9
lebih tahan terhadap hama.

- Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak


digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan.
Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan
kerajinan tangan.

2.1.3 Variasi Desain Rumah Bambu


Jika kita perhatikan, ada beberapa macam alasan dan keuntungan
yang membuat kita harus meyakini bahwa desain rumah bambu ternyata
desain rumah terbaik untuk kediaman manusia.

1. Desain rumah bambu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi.


Lihatlah bangunan- bangunan gazebo yang dibangun secara alami
ditempat-tempat wisata, mushala serta tempat- tempat persinggahan yang
cukup nyaman untuk dikunjungi. Bahkan bangunan rumah tinggal pun
yang terbuat dari bambu bisa dirancang lebih estetis dan
natural menawan.
2. Desain rumah bambu termasuk pada desain rumah tahan gempa sebab
anyaman bambu tak akan mudah roboh sebagaimana bangunan batu. Jika
pun Anda kejatuhan dinding bambu, akibatnya tentu tidak akan
seburuk jika Anda tertimpa batu-batu rumah gedung.
3. Rumah bambu lebih nyaman, dingin dan tak memerlukan perawatan
yang mahal. Rumah bambun tak membutuhkan AC karena kesejukan
alami akan datang menyusup ke sela-sela dinding rumah.
4. Desain rumah bambu dengan pengelolaan ketahanan yang benar, dapat
bertahan selama 20 tahun.
5. Desain rumah bambu menjaga pemiliknya dari rasa sombong dan
angkuh dari kekayaan rumah, namun juga tak perlu membuat minder para
pemiliknya, karena dengan pola desain rumah bambu yang unik dan
kreatif, bisa jadi rumah bambu menjadi perhatian setiap orang.
Bambu merupakan salah satu tanaman lingkungan yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan alam. Dengan banyaknya bambu yang

10
ditanam, tentu saja akan menjaga keselamatan lingkungan. Di siang hari,
pori-pori alami bambu mampu melepaskan udara dingin yang
disimpannya pada malam hari. Hasilnya, siang hari di dalam rumah tetap
terasa sejuk. Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan
panas yang ditabungnya pada siang hari. Alhasil, Anda akan
menghabiskan malam di dalam rumah terasa lebih hangat. Selain bernilai
artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material bangunan
memang atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya
matahari siang, sebaliknya menghangatkan rumah di dinginnya malam.
Tidak heran, dengan cungkupan udara dingin yang menyelimuti kawasan
Puncak - Cianjur, Jawa Barat, banyak bangunan vila memakai bambu
sebagai material bangunan bahkan interiornya. Meski tidak seratus persen
mendominasi semua sudut bangunan, beberapa restoran tradisional sunda
pun banyak menggunakan konsep bambu sebagai daya tariknya. Bagi
Anda yang tertarik dengan konsep rumah bambu ini tentu tidak sulit
memilih. Model rumah bambu terbilang variasi, mulai rumah bambu
berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen.
Berdasarkan variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan,
separuh, atau sekadar pemanis di beberapa sudut bagian tertentu.

Untuk sambungan baut :

a) Ditinjau dari segi fleksibelnya sambungan dengan baut terlihat


rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus.
b) Menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap

11
gempa (karena konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa).

Untuk sambungan tali ijuk :

a) Ditinjau dari segi arsiteknya sambungan dengan menggunakan


ijuk akan terlihat lebih indah dan natural sehingga memberikan
efek tenang.
b) Ikatan ijuk bagus dalam menahan beban ke samping.

LANTAI BAMBU :

12
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya
harus ditinggikan (minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya
bangunan seperti ini berupa konstruksi panggung.

DINDING BAMBU :

Biasanya untuk penggunaan dinding bambu menggunakan anyaman


bambu yang sudah dibelah – belah namun ada juga yang menggunakan
bambu utuh.

ATAP :

Untuk rumah bambu kebanyakan besar menggunakan atap dari ijuk, daun
kelapa/lontar/nipah, dan jerami karena bahan tersebut murah dan mudah
dalam pengerjaannya.

13
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Bambu :
Kelebihan bambu sebagai bahan material :

- Mudah digunakan dan murah.


- Cara penyambungan cukup dengan paku dan ijuk yang kuat.
- Material yang sangat lentur dan dapat dengan mudah kita bentuk
sesuai dengan keinginan kita.
Kekurangan bambu sebagai bahan material :
- Memiliki nilai keawetan yang cukup terbatas.
- Kanji / serbuk bambu biasanya sangat digemari rayap.
- Mutu bambu biasanya dipengaruhi oleh masa potong bambu
(pemanenan), perawatan dan pengeringan bambu, dan pengawetan
bambu.

Pemakaian Material Bambu Untuk Pembuatan Gazebo


Saya akan memaparkan tentang pembuatan GAZEBO yang akan
saya rencanakan terbuat dari 97 % bambu dan 3 % bahan selain bambu.
Bambu yang akan saya gunakan seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu,
yakni bambu petung / betung, bambu andong, dan bambu tali / apus.
Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda. Untuk kolom utama,
menggunakan jenis bambu betung / petung berdiameter 16 cm, untuk
kuda-kuda menggunakan jenis bambu andong berdiameter 10 – 12 cm.

Pada konstruksi gazebo ini kami menggunakan 2 macam sambungan :

a) menggunakan baut 12 mm.


b) menggunakan ijuk.

Mengapa kami menggunakan dua macam sambungan. Karena jika


menggunakan satu macam sambungan akan memiliki kekurangan yang

14
banyak, sehingga untuk menutupinya digunakan dua macam sambungan
agar lebih sempurna dan meminimalisir kekurangan dari sambungan
pertama ataupun kedua.

2.1.5 Sistem konstruksi bambu

Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang


sangat efisien terhadap penurunan dan getaran tanah. (Gempa bumi) dan
terhadap tekanan dinamis (angin sebagai gaya horizontal). Sebagai
konstruksi ringan (bobot konstruksi lantai, dinding, maupun atap )
menjadi sedikit dan dengan titik buhul pada sistem rangka batang yang
bekerja sebagai engsel, semua batang dapat bergerak sedikit tanpa
mempengaruhi kestabilan konstruksi. Bahan bangunan bambu serta
strukturnya dapat berubah- ubah bentuknya secara luas dan dengan
demikian akan menghasilkan pemusnahan energi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem rangka batang
bambu dapat diterapkan untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa
bumi, pembangunan rumah panggung, konstruksi dinding rangka, pelat
lantai, maupun atap. Bambu juga dapat dimanfaatkan sebagai tulangan
beton. Selain untuk bahan bangunan struktur, bambu dapat digunakan
sebagai perlengkapan bangunan seperti pintu dan jendela maupun
perlindungan pembukaan dinding terhadap matahari (sirip, krepyak,
kerai) pipa dan pompa air serta konstruksi pagar.

2.1.6 Pemanfaatan bambu

15
Memiliki rumah merupakan kebutuhan semua orang. Jika
permasalahan yang muncul adalah keterbatasan dana, membangun rumah
tumbuh bisa menjadi solusi. Namun, satu opsi yang tak kalah menarik
adalah menggabungkan konstruksi permanen dengan semi permanen.
Misalnya, untuk kamar tidur dan kamar mandi sebagai ruang dengan
privasi tinggi, menggunakan tembok batako atau batu bata. Namun, untuk
ruang lain, seperti ruang tamu, ruang makan, dan dapur, bisa dibuat
dengan bangunan semi permanen, berbahan bambu. Kecuali fondasi,
penggunaan BAMBU sebagai bahan bangunan umum dipraktekkan,
terutama elemen pokok, seperti dinding dan kolom.

Bambu sebagai Dinding


Saat tersebut tentang dinding bambu, benak kita langsung
mengarah pada gedek, pelupuh, atau gubug. Kini, meski masih
menggunakan materi tersebut, bisa dikombinasikan dengan plester
dinding. Anyaman bambu di sini sebagai alternatif pengganti batu bata.
Faktanya, bambu tidak tahan air hujan, dan plester itu cukup melindungi.
Sungguh lumayan, karena perpaduan itu bisa menghemat hingga setengah
biaya pembangunan.
Secara teknis, salah satu cara pembuatan dinding bambu plester
diawali dengan terlebih dahulu membuat rangka, bisa menggunakan
bambu atau kayu, secara modular. Anyaman bambu yang sudah divernis
ditempelkan dan dipaku. Lalu, kamprot dengan adukan semen encer (1
semen : 4 pasir). Setelah kering, barulah dinding tersebut diplester dan
diaci. Pelupuh bisa menjadi opsi selain anyaman. Sistem pemasangannya
tak jauh beda. Untuk memperkuat daya lekat antara elemen
anyaman/pelupuh bambu, gunakan kawat beton yang dikaitkan pada
rangka. Agar kokoh, dinding bambu harus diangker dengan balok ring.
Jangan lupa untuk memperhitungkan ukuran lubang bukaan, baik itu
pintu, jendela, maupun lubang angin.
Dinding bambu tidak hanya berupa anyaman atau pelupuh, bisa
juga berupa gelondongan bambu utuh, setengah gelondongan, juga bilah

16
bambu yang disusun berjajar. Fungsinya tidak hanya sebagai dinding
utama, namun bisa sebagai secondary skin (kulit kedua) yang mengontrol
inflitrasi sinar matahari. Bisa pula sebagai partisi dalam ruang yang
fungsional dan dekoratif.

Bambu sebagai Kolom


Kolom, juga fondasi merupakan struktur utama bangunan.
Fungsinya seperti tulang pada tubuh manusia, membuat bangunan berdiri
tegak. Sayangnya, bambu tidak bisa digunakan sebagai fondasi yang
ditanam dalam tanah karena sifatnya yang antilembab. Fondasi yang bisa
digunakan adalah fondasi umpak. Sedangkan untuk kolom, bambu bisa
dipakai sebagai pengganti kolom baja, batu bata, ataupun kolom dari kayu
glugu. Di sini, bambu berfungsi menggantikan tulangan beton.
Besarannya ditentukan beban yang harus ditopang, baik beban mati
maupun beban hidup, serta gaya lateral atau tekanan angin.
Untuk teknis pembuatannya, diawali dengan memilih satu bambu
ukuran besar, semisal bambu petung atau beberapa bambu ukuran sedang
yang digabung. Bebat seluruh muka bambu dengan kawat ayam. Perkuat
dengan paku 4 cm tiap 20 cm lalu divernis. Lapisi dengan semen kamprot
lalu diamkan hingga kering. Setelah itu, barulah diplester berbentuk bulat
atau kotak sesuai rancangan. Ujung bawah kolom bambu harus masuk
sampai fondasi dan diangker. Agar tidak dimasuki tikus atau rayap, ujung
kolom tidak boleh bercelah, harus ditutup dengan mortar.

Bambu sebagai Elemen Bangunan Lain


Selain dinding dan kolom, bambu mewarnai berbagai elemen lain.
Atap tersusun dari bilah-bilah bambu. Untuk kuda-kuda, bambu gombong
atau bambu andong adalah pilihan tepat. Untuk membuat efek skylight,
kita bisa memadukan kisi-kisi bambu dengan kaca atau fiberglass. Plafon
muncul dalam bentuk lembaran anyaman gedeg, sasak, atau bronjong.
Anyaman bambu sendiri tampil cantik sebagai wallpaper atau karpet.
Bambu juga bisa difungsikan untuk membuat tangga, anak tangga, railing
(pegangan tangga), sopi-sopi (dinding yang menyangga atap, bentuknya

17
mengikuti kemiringan atap), lantai parket bambu, daun pintu, daun
jendela, dsb.
Jenis pondasi pada rumah semi permanen tetap memakai pondasi
batu kali, rolaag bata atau batako. Dinding peralihan dari bata/batako ke
dinding bambu harus dibuat setinggi minimal setengah meter dari tanah
untuk menjaga anyaman bambu tetap kering sepanjang tahun.
Bahwasanya, kreasi tak mengenal batas, maka, mari padu padankan: batu,
kayu, kayu kelapa, batok kelapa, genteng, kaca, besi, alumunium, beton,
dan semua material yang tersedia di bumi ini.
Bangunan permanen menelan biaya pembangunan sekitar 1,7
juta/m2 s.d. 2 juta/m2 untuk satu lantai, sedangkan bangunan semi
permanen yang menggunakan material bambu jatuh di kisaran harga 800
ribu s.d. 1,2 juta/m2. Cukup signifikan sebagai langkah penghematan.
Rumah bambu, representasi budaya yang membumi. Pasca gempa, rumah
dengan rangka batu bata atau beton banyak yang runtuh, sementara rumah
bambu atau kayu tetap berdiri utuh. Udara saling-silang, sejukan rumah,
sejukan hati. Sungguh tak putus berharap, bambu adalah material
bangunan masa depan.

18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bambu dapat dipersaingkan dengan baja dan harganya lebih


murah, namun kita harus pandai menjaga ketahanan dari bahan bambu
dari faktor-faktor yang dapat membuat bambu cepat rusak.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Rumah bambu tidak hanya identik dengan bangunan desa atau
kuno. Namun dengan seiring berkembangnya zaman, rumah bambu dapat
di modifikasi sedemikian rupa sehingga rumah bambu juga mendapat
kesan minimalis, modern, dan natural. Walaupun rumah bambu dianggap
bangunan tidak kokoh oleh masyarakat awam tetapi sebenarnya rumah
bambu sangatlah kokoh karena dapat meredam gempa.

4.2 Saran
- Untuk kedepannya diharapkan Indonesia mempunyai standar bambu
yang berlaku secara nasional dengan merujuk pada standar bambu
internasional yang sudah ada seperti, ISO 22156 (2004) dan ISO
22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di
Indonesia.
- Dalam membuat konstruksi bangunan jangan hanya terpaku pada
kayu atau bahan lain yang sifatnya terbatas tapi kita juga harus
melirik bambu dikarenakan bambu juga tidak kalah mutunya dengan
yang lain dan harganyapun cukup terjangkau.

20
DAFTAR PUSTAKA

SNI 8020-2014 tentang Kegunaan Bambu

https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu

https://handikaunitri.files.wordpress.com/2017/04/2-materi-teknologi-bahan-
konstruksi-bambu.pdf

https://www.academia.edu/8123912/
Bambu_Sebagai_Bahan_Konstruksi_dan_NonKonstruksi

21

Anda mungkin juga menyukai