Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia diduga terdapat 157 jenis bambu. Jumlah ini merupakan

lebih dari 10% jenis bambu dunia, 50% merupakan jenis bambu yang telah

dimanfaatkan oleh penduduk dan berpotensi untuk dikembangkan bagi ekonomi

masyarakat. Pemanfaat bambu digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti pipa

air, dan mebel yang dapat dijual. Bambu termasuk hasil hutan non kayu famili

graminae yang banyak terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Asia

(Arifin, 2018).

Bambu termasuk sumber daya yang sangat melimpah dan memiliki

keanekaragaman yang cukup tinggi. Kita dapat mengenali bambu dengan sangat

mudah, bentuk batangnya yang bulat dan tumbuh tinggi ke atas merupakan salah

satu ciri utamanya. Struktur bambu memiliki bentuk-bentuk yang unik, seperti

batang, daun, akar, serta pertumbuhan tunas atau rebung dalam sistem

perkembangbiakannya serta cara penanamannya (Asri, 2020).

Sebelum bahan plastik populer dipergunakan, bambu telah dimanfaatkan

untuk membuat peralatan rumah tangga seperti sumpit, centong dan spatula.

Peralatan lain yang terbuat dari bambu, yaitu bakul nasi, tampah, besek, topi

bambu, dan berbagai kerajinan anyaman. Dinding rumah-rumah di pedesaan

masih banyak yang menggunakan bambu. Batang bambu yang kokoh juga

digunakan untuk jembatan di sungai-sungai kecil (Athanasius, 2015).


Angklung, calung, karinding dan seruling adalah beberapa contoh

penggunaan bambu untuk alat musik tradisional. Rebung bambu merupakan tunas

bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang tumbuh dari rimpang/rhizoma

bambu. Biasanya, rebung masih diselubungi oleh pelepah daun yang ditutupi

bulu-bulu halus berwarna kehitaman. Rebung ada yang berbentuk ramping sampai

agak membulat mencapai tinggi hingga 30 cm (Azizah, 2019).

Bambu tumbuh di sepanjang Asia Timur mulai dari 50° Lintang Utara di

Sakhalin hingga ke Australia bagian utara dan di bagian barat India hingga ke

Himalaya. Jenis bambu terbagi menjadi lebih dari 10 genus dan 1.450 spesies.

Bambu dapat tumbuh di berbagai iklim dunia, mulai dari iklim dingin pegunungan

hingga wilayah tropis yang panas. Perkembangan bambu ini lebih cepat ketika

berada di tempat-tempat yang mempunyai cuaca dingin dan juga lembab

(Budianto, 2014).

Pada lokasi yang dingin dan lembab ini, banyak kita temui tanaman-

tanaman bambu. Misalnya di daerah dekat aliran sungai, tebing, maupun pinggir-

pinggir danau. Pohon bambu juga didapati tumbuh di sub sahara Afrika dan di

Amerika, tepatnya dari pertengahan Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan

Argentina dan Chile pada posisi 47° Lintang Selatan Di Indonesia, bambu hampir

tumbuh di semua daerah. Beberapa wilayah bahkan memiliki bambu-bambu

endemik yang hanya tumbuh di daerah tersebut.(Budiarti, 2017).

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas

pada batangnya. Bambu memiliki banyak jenis. Nama lain dari bambu adalah

buluh, aur, pring dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman
dengan pertumbuhan paling cepat, Bambu, buluh, atau aur adalah tumbuhan

berbunga menahun hijau abadi dari subfamili Bambusoideae yang termasuk famili

Poaceae. Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas

pada batangnya (Adrian, 2014).

Bambu lebih menyukai tanah yang basah, seperti di sekitar danau. Meski

demikian, bambu bisa mentolerir kondisi yang berbeda, dengan catatan jenis tanah

tempatnya tumbuh disesuaikan dengan seberapa sering harus disiram. Tanah yang

sedikit asam antara 5,5 dan 6,5 cocok untuk sebagian besar spesies bambu,

meskipun beberapa spesies yang lebih tahan kekeringan sedikit lebih baik di tanah

dengan pH lebih tinggi. Tanaman ini memiliki daun, tetapi bambu tidak

mengeluarkan banyak energi untuk menumbuhkan daun sampai berusia dewasa.

Ketika daun muncul, mereka akan tumbuh dari atas tangkai (Alwi, 2021).

Hutan bambu merupakan hutan yang ditumbuhi oleh tanaman- tanaman

bambu dan juga jenis rumput- rumputan yang memiliki rongga dan juga ruas di

batangnya. Bambu adalah tanaman yang beruas dan berongga di bagian batangnya

yang merupakan tanaman anggota jenis rerumputan atau rumput-rumputan.

Tanaman ini mempunyai banyak jenis atau spesies. Selain memiliki banyak jenis,

tanaman ini juga memiliki banyak sebutan lain di daerah-daerah tertentu, seperti

aur, awi, eru, dan buluh. Tanaman bambu adalah tumbuhan yang termasuk suku

Poaceae (rumput-rumputan). Bambu merupakan sumber daya yang sangat

melimpah dan memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Di Indonesia diduga

terdapat 157 jenis bambu. Jumlah ini merupakan lebih dari 10% jenis bambu

dunia, 50% merupakan jenis bambu yang telah dimanfaatkan oleh penduduk dan
berpotensi untuk dikembangkan bagi ekonomi masyarakat. Pemanfaat bambu

digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti pipa air, alat penangkap ikan dan

mebel yang dapat dijual. Bambu termasuk hasil hutan nonkayu famili graminae

yang banyak terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Asia. Bambu tumbuh

subur di daerah yang memiliki curah hujan sedang hingga tinggi (Arifin, 2018).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apa definisi dan karakteristik bambu?

2. Apa manfaat dan keunggulan bambu?

3. Bagaimana proses pemanenan dan pengolahan bambu?

4. Apa saja produk-produk yang dihasilkan dari bambu?

5. Apa peran bambu dalam ekonomi dan lingkungan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik bambu

1. Untuk mengetahui manfaat dan keunggulan bambu

2. Untuk mengetahui proses pemanenan dan pengolahan bambu

3. Untuk mengetahui saja produk-produk yang dihasilkan dari bambu

4. Untuk mengetahui peran bambu dalam ekonomi dan lingkungan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Karakteristik Bambu

Bambu adalah sejenis tumbuhan yang termasuk dalam keluarga Poaceae,

atau rumput-rumputan. Bambu adalah salah satu tumbuhan paling cepat tumbuh

di dunia dan terkenal karena batangnya yang keras, berongga, dan beruas-ruas.

Berikut adalah beberapa karakteristik utama bambu:

1) Batang Beruas-ruas: Bambu memiliki batang yang terdiri dari segmen-segmen

beruas-ruas, yang memberikan fleksibilitas dan kekuatan yang unik. Ruas-ruas

ini juga membantu dalam pertumbuhan yang cepat.

2) Kekuatan dan Kekakuan: Meskipun tampak ringan, bambu sangat kuat dan

tahan terhadap tekanan. Itu adalah salah satu bahan alami terkuat yang

tersedia.

3) Pertumbuhan Cepat: Bambu tumbuh sangat cepat dan sering mencapai tinggi

matang dalam beberapa tahun. Ini menjadikan bambu sumber daya yang

sangat berkelanjutan.

4) Kekeringan Cepat: Bambu memiliki kemampuan untuk mengering dengan

cepat setelah hujan atau paparan kelembaban. Hal ini membuatnya tahan

terhadap pembusukan.

5) Ringan: Bambu memiliki densitas rendah, sehingga ringan dan mudah untuk

diangkat dan digunakan dalam berbagai aplikasi.

6) Warna Beragam: Bambu memiliki berbagai warna, mulai dari kuning hingga

hijau kecokelatan atau hitam, tergantung pada jenis dan spesiesnya.


7) Fleksibilitas: Kemampuan bambu untuk ditekuk tanpa patah menjadikannya

bahan ideal untuk berbagai produk, termasuk perabotan dan kerajinan tangan.

8) Tahan Lama: Ketahanan terhadap serangga dan jamur membuat bambu tahan

lama dan ideal untuk berbagai aplikasi, termasuk perabotan luar ruangan.

9) Tampilan Alami: Bambu memberikan tampilan alam yang hangat dan eksotis

pada produk-produk yang terbuat darinya.

2.2 Manfaat dan Keunggulan Bambu

Bambu memiliki sejumlah manfaat dan keunggulan yang menjadikannya

pilihan yang menarik dalam berbagai aplikasi. Berikut adalah manfaat dan

keunggulan bambu:

Manfaat bambu yaitu sebagai berikut:

1) Kehadiran Lingkungan yang Positif: Bambu adalah sumber daya alam yang

dapat diperbaharui dan tumbuh sangat cepat. Pemanenan bambu yang

berkelanjutan dapat mendukung pelestarian hutan hujan dan mengurangi

tekanan pada sumber daya alam lainnya.

2) Kekuatan dan Ketahanan: Meskipun ringan, bambu sangat kuat dan tahan

terhadap tekanan. Ini menjadikannya pilihan yang ideal untuk konstruksi

bangunan, perabotan, dan produk-produk lain yang memerlukan daya tahan.

3) Pertumbuhan Cepat: Bambu tumbuh jauh lebih cepat daripada pohon-pohon

kayu keras. Beberapa spesies bambu dapat mencapai tinggi matang dalam

beberapa tahun, menjadikannya sumber daya yang sangat berkelanjutan.


4) Pemulihan Ekosistem: Penanaman bambu dapat membantu dalam pemulihan

tanah yang terdegradasi dan mencegah erosi. Ini dapat mendukung

pertumbuhan tanaman lain dan mengembalikan kelestarian ekosistem.

5) Keragaman Aplikasi: Bambu digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk

konstruksi, perabotan, kerajinan tangan, tekstil, alat masak, alat musik, dan

banyak lagi. Keberagaman ini menciptakan peluang ekonomi yang luas.

6) Ramah Lingkungan: Bambu alami memiliki ketahanan terhadap serangga dan

jamur, mengurangi kebutuhan untuk penggunaan pestisida dan perlindungan

kimia tambahan.

7) Penyerapan Karbon: Bambu memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida

dari atmosfer selama pertumbuhan. Ini dapat membantu dalam upaya

mengurangi dampak pemanasan global.

Keunggulan bambu yaitu sebagai berikut:

1). Kekuatan dan Ringan: Bambu memiliki perbandingan kekuatan-berat yang

sangat baik, menjadikannya bahan yang kuat namun ringan.

2). Fleksibilitas: Bambu sangat fleksibel dan dapat ditekuk tanpa patah. Ini

memungkinkan berbagai desain produk yang kompleks.

3). Tampilan Alami yang Menarik: Produk-produk bambu memiliki tampilan

alami yang indah dan hangat yang cocok dengan berbagai dekorasi interior

dan eksterior.

4). Kemampuan Isolasi Termal dan Akustik: Bambu memiliki sifat isolasi termal

dan akustik yang baik, menjadikannya pilihan yang baik untuk bangunan

yang memerlukan isolasi.


5). Tahan Lama: Produk-produk bambu yang dirawat dengan baik dapat bertahan

lama dan tetap mempertahankan penampilan alaminya.

6). Biodegradable: Bambu adalah bahan yang dapat terurai secara alami,

mengurangi dampak lingkungan negatif akibat limbah yang tidak terurai.

2.3 Proses Pemanenan dan Pengolahan Bambu

Proses pemanenan dan pengolahan bambu adalah langkah penting dalam

memanfaatkan sumber daya ini secara berkelanjutan dan menghasilkan berbagai

produk bambu. Berikut adalah rangkuman dari proses pemanenan dan pengolahan

bambu:

Proses pemanenan bambu yaitu sebagai berikut:

1) Penentuan Lokasi Pemanenan: Pemanenan bambu biasanya dilakukan di hutan

bambu, tetapi juga dapat mencakup penanaman bambu di lahan yang dikelola

secara berkelanjutan. Pemilihan lokasi yang tepat adalah kunci.

2) Identifikasi dan Pemilihan Bambu yang Tepat: Bambu yang matang dan siap

dipanen diidentifikasi dan dipilih. Pilihan spesies bambu yang sesuai untuk

aplikasi yang diinginkan juga sangat penting.

3) Pemotongan Bambu: Bambu dipanen dengan hati-hati menggunakan alat

pemotong yang tajam. Biasanya, batang bambu dipotong dekat dengan

permukaan tanah. Pemanenan yang berlebihan harus dihindari untuk menjaga

keberlanjutan sumber daya.


4) Pengangkutan: Bambu yang telah dipanen diangkut dari hutan atau lahan

pemanenan ke tempat pengolahan. Ini dapat melibatkan penggunaan kendaraan

khusus atau transportasi lainnya, tergantung pada lokasi dan aksesibilitas.

Proses pengolahan bamboo yaitu sebagai berikut:

1) Pembersihan: Setelah dibawa ke tempat pengolahan, bambu biasanya

dibersihkan dari daun dan cabang yang masih menempel pada batang.

2) Penyortiran dan Klasifikasi: Bambu disortir berdasarkan ukuran, kualitas, dan

jenis. Proses ini membantu dalam pengelompokan bambu yang serupa

sehingga dapat digunakan dalam produk-produk tertentu.

3) Pengeringan: Bambu yang telah dibersihkan dan disortir kemudian dikeringkan

dengan hati-hati untuk menghindari pembusukan. Proses pengeringan dapat

melibatkan penggunaan sinar matahari atau oven pengeringan tergantung pada

metode yang digunakan.

4) Pelembaban dan Pelunak: Untuk memudahkan dalam penggulungan dan

pembentukan produk, bambu sering diberi kelembaban tambahan dan

dihangatkan untuk memungkinkan penekukan dan lenturan tanpa retak atau

pecah.

5) Penggulungan dan Pembentukan Produk: Bambu yang sudah diolah dapat

digunakan dalam berbagai jenis produk, seperti perabotan, kerajinan tangan,

tiang bangunan, dan banyak lagi. Ini melibatkan pemotongan, pengukuran, dan

proses pengeleman atau pengepresan yang sesuai.


6) Pewarnaan (Opsional): Jika bambu perlu diwarnai, proses pewarnaan dapat

dilakukan pada tahap ini. Pewarnaan bambu dapat memberikan pilihan warna

yang beragam.

7) Pelapisan atau Penyelesaian (Opsional): Produk bambu akhirnya dapat dilapisi

dengan pelindung seperti lapisan vernis atau lapisan pelindung lainnya untuk

melindunginya dan memberikan tampilan yang tahan lama.

8) Pengepakan: Produk bambu yang sudah selesai dikemas dengan baik untuk

dikirim ke pasar atau pelanggan.

2.4 Produk-Produk Bambu yang Populer

Bambu adalah bahan yang serbaguna dan digunakan dalam berbagai

produk yang populer. Berikut adalah beberapa produk bambu yang umum dan

populer:

1) Perabotan Bambu: Perabotan bambu, seperti kursi, meja, lemari, dan rak

buku, sering digunakan dalam dekorasi rumah.

2) Alat Masak Bambu: Wajan, panci, sendok, garpu, serta spatula terbuat dari

bambu. Bambu digunakan dalam produksi tusuk sate dan sumpit.

3) Alat Dapur Bambu: Bambu digunakan dalam pembuatan talenan, pisau,

pengupas, dan berbagai aksesori dapur lainnya.

4) Peralatan Makan Bambu: Peralatan makan bambu termasuk piring,

mangkuk, dan gelas, yang merupakan alternatif yang ramah lingkungan

terhadap plastik dan porselen.


5) Kerajinan Tangan Bambu: Bambu digunakan dalam berbagai kerajinan

tangan, seperti anyaman keranjang, tempat penyimpanan, tas tangan, topi,

dan hiasan dinding.

6) Alat Musik Bambu: Instrumen musik seperti angklung, suling bambu, dan

perkusi bambu adalah contoh produk bambu dalam dunia musik.

7) Mainan Bambu: Bambu digunakan dalam pembuatan mainan seperti

layang-layang, puzzle, blok konstruksi, dan boneka.

8) Lantai Bambu: Lantai bambu adalah pilihan yang populer dalam desain

interior. Mereka memiliki penampilan yang alami dan tahan lama.

9) Peralatan Taman Bambu: Bambu digunakan dalam pembuatan berbagai

peralatan taman, seperti pagar taman, bangku, tiang penyangga tanaman,

dan lentera.

10) Peralatan Olahraga Bambu: Raket tenis, tongkat golf, dan peralatan olahraga

lainnya sering terbuat dari bambu untuk mengurangi berat dan

meningkatkan fleksibilitas.

11) Produk Tekstil Bambu: Serat bambu digunakan dalam pembuatan pakaian,

handuk, seprai, dan produk tekstil lainnya. Serat bambu memiliki sifat

antimikroba dan daya serap yang baik.

12) Kotak dan Wadah Bambu: Kotak penyimpanan dan wadah bambu dapat

digunakan untuk mengorganisir barang-barang rumah tangga dan peralatan

dapur.
13) Struktur Bangunan Bambu: Bambu dapat digunakan dalam konstruksi

bangunan, seperti rumah, jembatan, dan tenda, dalam beberapa masyarakat

tradisional.

14) Produk Kesehatan dan Kecantikan Bambu: Sikat gigi, sisir, dan produk

perawatan pribadi lainnya terbuat dari bambu untuk mengurangi

penggunaan plastik.

2.5 Peran Bambu dalam Ekonomi dan Lingkungan

Bambu memiliki peran yang signifikan dalam ekonomi dan lingkungan.

Berikut adalah ikhtisar peran bambu dalam kedua aspek ini:

Peran bambu dalam ekonomi yaitu sebagai berikut:

1) Pendapatan dan Pekerjaan: Industri bambu menyediakan lapangan kerja bagi

ribuan orang di berbagai negara di seluruh dunia. Pemanenan, pengolahan, dan

manufaktur produk bambu menghasilkan pendapatan bagi komunitas lokal dan

mendukung mata pencaharian.

2) Ekspor dan Perdagangan Internasional: Bambu adalah produk ekspor yang

penting bagi beberapa negara seperti Tiongkok, India, Vietnam, dan Indonesia.

Ekspor produk bambu membantu menggerakkan ekonomi negara-negara ini

dan mendatangkan pendapatan dari perdagangan internasional.

3) Industri Perabotan: Bambu digunakan dalam industri perabotan, yang

merupakan sektor ekonomi yang besar. Perabotan bambu terjual dengan baik di

pasar global, dan ini memberikan peluang ekonomi bagi produsen dan

pengekspor.
4) Industri Kerajinan Tangan: Bambu juga digunakan dalam industri kerajinan

tangan, seperti anyaman keranjang, tas tangan, topi, dan produk hiasan. Ini

membantu mendukung pengrajin dan seniman lokal.

5) Promosi Pariwisata: Bambu sering digunakan dalam dekorasi, perabotan, dan

hiasan di sektor pariwisata. Produk-produk bambu ini dapat menarik wisatawan

dan menggerakkan industri pariwisata, yang merupakan sumber pendapatan

penting bagi beberapa negara.

Peran bambu dalam lingkungan yaitu sebagai berikut:

1) Sumber Bahan yang Diperbaharui: Bambu adalah sumber daya alam yang

dapat diperbaharui. Ketika dikelola dengan bijak, pemanenan bambu dapat

berkelanjutan, memastikan kelangsungan sumber daya ini.

2) Penyerapan Karbon: Seperti halnya dengan rotan, bambu memiliki

kemampuan menyerap karbon dioksida dari atmosfer selama

pertumbuhannya. Ini dapat membantu mengurangi dampak pemanasan

global.

3) Ekosistem Hutan Hujan: Bambu tumbuh di hutan hujan tropis dan

memberikan nilai ekonomi pada hutan ini, yang dapat membantu

mempertahankan kelestarian mereka. Perlindungan dan pengelolaan hutan

hujan yang baik penting untuk keberlanjutan bambu.

4) Bahan Ramah Lingkungan: Dalam banyak kasus, bambu adalah pilihan yang

lebih ramah lingkungan daripada bahan sintetis yang menghasilkan polusi

lingkungan selama produksi dan pemrosesan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Bambu adalah sejenis tumbuhan yang termasuk dalam keluarga Poaceae, atau

rumput-rumputan. Bambu adalah salah satu tumbuhan paling cepat tumbuh di

dunia dan terkenal karena batangnya yang keras, berongga, dan beruas-ruas.

2. Bambu memiliki sejumlah manfaat dan keunggulan yang menjadikannya

pilihan yang menarik dalam berbagai aplikasi.

3. Proses pemanenan dan pengolahan bambu adalah langkah penting dalam

memanfaatkan sumber daya ini secara berkelanjutan dan menghasilkan

berbagai produk bambu.

4. Produk-produk yang dihasilkan oleh bamboo contohnya kerajinan tangan,

seperti anyaman keranjang, tempat penyimpanan, tas tangan, topi, dan hiasan

dinding.

5. Bambu memiliki peran yang signifikan dalam ekonomi dan lingkungan. peran

bambu dalam industri dan pelestarian lingkungan akan terus berkembang,

menjadikan bambu sebagai aset berharga dalam dunia yang terus berubah.

3.2 Saran

Saran saya pada penulisan makalah ini di butuhkan kritik dan saran untuk

menjadi pembelajaran di penulisan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Supriadi dan Marpaung, Purba. 2014. Pengaruh Ketinggian tempat Dan
Kemiringan Lereng terhadap Bambu Jurnal Agroekoteknologi Universitas
Sumatra Utara 2 (3) 99- 357.
Alwi, M., M. Kudsiah., A. R. Hakim., S. Jauhari, dan B. F. Rahmawati. 2021.
Pendampingan pembuatan atau penanaman bambu. Amarulah.
Rachmansyah, Arief dan Yanuiadi, Bagyo. 2015 Deliniasi unit
pengelolaan sub das konto. Fakultas Teknik Sipil, Universitas Briwijaya
Arifin, Mahfud. Putri, Darmawan Novarina dan Sandrawati, Apong. 2018.
Pengaruh Posisi lereng Terhadap Sifat Fisika Dan Kimiah penanaman
bambu. Jurnal Soilrens 16 (2) 50-68.
Arifin,M. Putri, D,N. Sandrawati, A dan Harryantto Rachmat. 2018.Pengaruh
Posisi bambu di Jatinangor.Soilrens. 16 (2)
Asri, Dian. 2020. Analisis Terhadap keseluruhan pertumbuhan Bambu
(Theobroma Cacao L). jurnal Departemen Budaya Hortikultura 30 (13)
100- 118.
Athanasius, Cipta dan Solikhin Akhmad. 2015. Penamana bambu secara
bersamaan (VS30) Di Pulau Sulawesi Berdasarkan Klasifikasi
Geomorfologi dan Aplikasinya. Jurnal PVMBG 56 (24) 85-89.
Azizah. C., H. Pawitan., B. D. Dasanto., I. Ridwansyah dan M. Taufik. 2019. Sifat
fisik tanah dan hubungannya dengan kapasitas penanaman bambu-bambu.
Jurnal Tanah dan Iklim. 43(2): 167-173.
Budianto, P. T. H., R. Wirosoedarmodan B. Suharto. 2014. Perbedaan penanaman
bamu dan tanaman lainnya. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
1(2): 15-24.
Budiarti, Wiwin. 2017. Analisis Kerawanan pertumbuhan bambu disuatu area .
Jurnal UNS 23 (4) 50-56.

Anda mungkin juga menyukai