PENDAHULUAN
Oleh karena itu, kita sebagai manusia selain mengambil bambu untuk
dimanfaatkan sebagai kerajinan atau kebutuhan untuk bangunan atau keperluan
lainnya, maka kita juga harus melestarikan pohon bambu tersebut dengan mengambil
pohon seperlunya saja. Jika pohon bambu tersebut habis maka kita harus menanam
kembali agar pohon bambu tidak habis secara keseluruhan serta dapat tumbuh pohon
bambu muda.
1.3 Tujuan
a) Tanah
b) Ketinggian tempat
Tanaman bambu bisa dijumpai dari daerah rendah sampai dataran tinggi,
dari pegunungan berbukit-bukit dengan kelerengan curam sampai landai
(Sastrapradja, 1977).
c) Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap kemampuan tumbuh bambu yaitu
curah hujan dan kelembaban udara. Ketiga hal tersebut saling terkait satu sama lain.
(Huberman, 1959) diacu dalam (Sutiyono, 1996) menyebutkan suhu udara yang
cocok untuk pertumbuhan bambu berkisar 8,8 0C–36 0C, curah hujan minimal 1.020
mm/tahun, dan kelembaban udara minimal 80 %. Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson, di Indonesia tumbuhan bambu dapat tumbuh pada berbagai
tipe iklim mulai dari tipe iklim A, B, C, D, sampai E, atau dari tipe iklim basah
sampai kering. Semakin basah tipe iklimnya, semakin banyak jumlah jenis bambunya
(Sutiyono, 1996).
Nama daerah bambu hitam (Indonesia), pring wulung, pring ireng (Jawa),
awi hideung (Sunda). Lebih suka tumbuh didaerah kering dan tanah berkapur.
Rebung hijau kehitaman dengan ujung jingga, tertutup bulu coklat hingga hitam.
Buluh tingginya mencapai 15 m, tegak. pelepah buluh tertutup bulu hitam sampai
coklat dan mudah luruh. Digunakan untuk membuat alat musik tradisional jawa barat
dan juga untuk industri mebel bilik dan kerajinan tangan (Widjaja, 2001). Hasil rata-
rata 20 buluh/tiga tahun atau 200 buluh/ha atau 4000 buluh per ha/tiga tahun.
Perbanyakan tanaman dengan stek rimpang atau stek batang (Sutarno, 1996).