A. Pengertian Bambu
Telah dijelaskan sebelumnya apa itu bambu dan apa saja manfaatnya bagi
kehidupan manusia, namun tidak hanya keuntungan yang bisa didapat dari
bambu berikut juga terdapat fakta-fakta baru mengenai bambu:
1.
Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak
ke atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon pada umumnya.
Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan
memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar.
2.
Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam
sehari, Sekitar 3.8cm dalam satu jam Tidak ada tanaman lain di bumi bisa
melakukan ini. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 - 5 tahun.
3.
Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem
perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia,
pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh
memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam
tanah.
4.
Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan
mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat
membahayakan satwa-satwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu,
karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh bahkan setelah pemanenan.
Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih mampu menjaga kestabilan
tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.
5.
Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam
kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
6.
Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta
alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu 28.000 PSI.
Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah
digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun.
7.
Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang
bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan
mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa
dalam bentuk alami atau kain.
8.
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri
yang menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring
bahan kimia berbahaya dalam air. Arang bambu dapat menghilangkan
kebutuhan akan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak
sedap.
9.
Konstruksi Bambu dan alang- alang cukup populer untuk pertimbangan. karena
Bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang awam dapat membangun
rumah mereka sendiri dengan perkakas yang sederhana dengan ketrampilan dan
metoda yang diperlukan untuk konstruksi.
Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa
perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja.
sedangkan dengan pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat tahan
lama > 15 tahun.
Mutu bambu diperngaruhi terutama oleh :
Modul elastis Bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing lebih
menguntungkan dibandingkan batang yang utuh karena nilai kekuatannya lebih
tinggi. Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar batang bambu
meningkatkan kekuatan maupun elastisitas. Seperti pada bahan bangunan kayu,
modul elastis menurun ( 5- 10 %) dibawah beban yang meningkat. Di Indonesia
modul elastis dapat diperhitungkan dengan 20 kN/mm2.
Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu
adalah:
Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan
sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga
10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.
KAYU
A. Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka
atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan
sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
(sumber : Wikepedia)
Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat kita dan telah dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk
sebagai pendukung struktur bangunan. Di Indonesia terdapat banyak
sekali jenis pohon yang dihasilkan dari hutan. Sebagai hasil utama hutan,
kayu akan tetap terjaga keberadaannya selama hutan dikelola secara
lestari dan berkesinambungan. Bila dibandingkan dengan bahan struktur
bangunan yang lain kayu memiliki beberapa keandalan diantaranya :
Kayu memiliki berat jenis yang ringan sehingga berat sendiri struktur
menjadi ringan;
Mudah dalam pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan yang sederhana;
Struktur bangunan dari kayu lebih aman terhadap bahaya gempa;
Bahan bangunan dari kayu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi;
Kayu dapat dibudidayakan;
Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga
tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu.
Pada masa lelu perancangan konstruksi kayu dilakukan secara intuitif dan
coba-coba sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan
cenderung boros. Akan tetapi dengan penguasaan teknologi pada saat ini
dimana teknik-teknik analisis dan perencanaan sudah semakin
berkembang, maka perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara
rasional dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga
pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis. Di negara-negara
penghasil kayu seperti Amerika, Swedia dan lain-lain pemakaian kayu
sebagai pendukung struktur bangunan yang besar sering menggantikan
baja dan beton bertulang, sedangkan di Indonesia kebanyakan struktur
kayu masih menjadi pilihan untuk bangunan-bangunan sederhana.
Sebelum membahas lebih detail tentang perencanaan konstruksi kayu,
pengetahuan tentang sifat dan perilaku kayu dalam mendukung beban
perlu dipahami terlebih dahulu. Hal ini akan menjadi dasar pertimbangan
untuk memilih/menentukan jenis dan ukuran kayu yang akan
dipergunakan sebagai pendukung beban pada struktur bangunan.
A. Anatomi Kayu
Senyawa utama penyusun sel kayu adalah selulosa, hemiselulosa, dan
lignin dengan komposisi kira-kira 50% selulosa, 25% hemiselulosa, dan
25% lignin (Desch dkk, 1981, dalam Alimudin dan Irawati, 2005). Sel-sel
kayu ini kemudian secara berkelompok membentuk pembuluh, parenkim,
dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk
saluran air dan zat hara. Parenkim memiliki bentuk kotak, berdinding
tipis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil
fotosintesis. Sedangkan serat memiliki bentuk panjang langsing dan
berdinding tebal serta berfungsi sebagai penguat pohon.
Kelompok sel kayu bergabung membentuk bagian/anatomi pohon seperti
pada Gambar 1. Bagian luar kayu yang disebut kulit (bark), merupakan
lapisan yang padat dan cukup kasar. Pada bagian sebelah dalam kulit
terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan kambium, lapisan ini
merupakan tempat pertumbuhan sel-sel kayu. Di sebelah dalam lapisan
kambium terdapat bagian kayu lunak yang berwarna keputih-putihan
disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini berfungsi sebagai penghantar
zat-zat makanann dari akar menuju daun, dan dapat pula berfungsi
sebagai tempat menyimpan bahan makanan. Karena itu jika dipakai
sebagai bahan konstruksi, bagian kayu ini akan cepat lapuk. Tebalnya
lapisan kayu gubal ini kira-kira 2 cm sampai 10 cm dan relatif tetap
demikian sepanjang hidup pohon
Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak
memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga kayu jati banyak
dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
(pohon jati)
2. Kayu Merbau
Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan
stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan
dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur
serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan
tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau
biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau
Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
(kayu merbau)
3. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai
adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi
dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi
kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering
digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu
bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti
(kayu bangkirai)
4. kayu kamper
Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering
menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak
segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras
bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda
adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih
halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5. Kayu kelapa
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60
tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon
yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian
dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendekpendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota
pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang
paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi.
Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
6. Kayu meranti merah
jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat,
namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak
dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di
hutan di pulau kalimantan
7. Kayu Karet,
dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai
dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa
hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk
tanah Jawa.Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah
sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan
kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada
rubberwood.Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan
densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi
8. Kayu gelam
sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan
diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada
konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk
cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat
arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor,
gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin
merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara
alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini
dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian,
tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada
dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan
tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang
bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan
jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifatsifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
Kelas Awet I.
9. Kayu Akasia (acacia mangium),
mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup
rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas
kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan
mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang
susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan
bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
BETON
A.Pengertian Beton
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling
umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat
mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .
Kekurangan dari beton adalah:
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh
karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang
jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah
terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara
seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat
kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan
beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk
gelembung udara waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam
ini mempunyai banyk pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada
beton biasa.
BAJA
A.Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur,
silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu,
ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik
antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1] Dengan
(frame structure)
DAFTAR PUSAKA :
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemenbangunan-30/1115-yono
http://jims-architecth.blogspot.co.id/2011/05/bambu-dalam-konstruksi.html
http://jebizbob.blogspot.co.id/2012/11/penggunaan-bambu-pada-strukturbangunan.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/kelebihan-dankekurangan-beton-pada-konstruksi.html
http://tekniksipil.blog.uns.ac.id/