Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
LAMPU HIAS BAMBU DEPAN RUMAH (DPR)

BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN

DIUSULKAN OLEH :
OKI HARIWIBOWO (181310112)
SARA YOLANDA (181310065)
NOVITA SARI (181310201)
FITRI UMAYYAH (181310185)
ARIEF LUKMAN DANI (181310103)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK


PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Luaran dan Manfaat...................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA............................................
2.1 Gambaran Umum Produk..........................................................................4
2.2 Potensi Sumber Daya..................................................................................4
2.3 Peluang Pasar.............................................................................................4
2.4 Perhitungan Ekonomi................................................................................5
2.4.1 Tabel Analisis Swot..........................................................................5
2.4.2 Tabel Perhitungan BEP.....................................................................6
2.5 Nilai Ekonomis..........................................................................................7
BAB III METODE ATAU TAHAP PELAKSANAAN........................................
3.1 Survey Bahan Baku...................................................................................8
3.2 Produksi...................................................................................................10
3.3 Pascaproduksi..........................................................................................11
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................13
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................13
4.2 Jadwal Kegiatan.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN 1 Biodata Ketua dan Anggota.....................................................15
LAMPIRAN 2 Biodata Dosen Pendamping......................................................21
LAMPIRAN 3 Justifikasi Anggaran Kegiatan......................................................23
LAMPIRAN 4 Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas..........24
LAMPIRAN 5 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana................................................25
LAMPIRAN 6 Gambar Hasil Produk....................................................................26

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prakarya dan Kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran di Kurikulum
2013 yang menuntut siswa untuk memiliki jiwa kreatifitas dan kewirausahaan
yang tinggi. Maka dari itu, dalam pembelajaran ini tidak hanya diberikan materi
yang memadai namun siswa diajak terjun langsung berorientasi kepada projek
kerja yang ditentukan. Pada bab kali ini, projek yang dikerjakan yaitu wirausaha
produk kerajinan hiasan dari bahan bambu yang diberi judul “Lampu Hias Depan
Rumah (DPR). Aspek yang diutamakan yaitu berupa lampu hias. Hal ini bertujuan
agar membuka wawasan dan ide baru terhadap bahan bambu sehingga nantinya
bisa mewujudkan peluang usaha bisnis yang bermutu.

Pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman) Pengertian “Hoek” menurut Kamus Belanda-
Indonesia, Hoek berasal dari Bahasa Belanda. Terjemahan arti kata “Hoek” dalam
Bahasa Indonesia adalah pojok, pojokan, segi, sudut. Hoek terdiri dari 4 karakter
yang diawali dengan karakter “H” dan diakhiri dengan karakter “K” dengan 2 huruf
vocal. Berikut beberapa contoh penggunaan kata yang didalamnya terdapat kata
“hoek”: Driehoek artinya segi tiga, gezichtshoek artinya sudut lihat, hoekvormig
artinya menyudut, In de hoek dukken artinya memojokkan, dll. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Hoek adalah
bangunan tempat tinggal atau hunian yang terletak di pojok atau sudut. Menurut
Nathalia (2017) Rumah Hoek merupakan rumah yang terletak di pojok dan
mempunyai area yang terbuka pada bagian depan dan bagian salah satu sisi di
sampingnya. Sehingga terdapat dua sisi yang menghadap langsung ke jalan pada
setiap ujung blok, pertigaan, atau perempatan. Posisi rumah di perempatan atau di
tikungan jalan disebut dengan “rumah sudut atau Hoek”. Rumah dengan dua
penampang bisa dikatakan mempunyai pertahanan yang buruk karena mempunyai
posisi yang serba terbuka, maka sering posisi rumah ini dikatakan jelek. Feng Shui
dengan rumah Hoek memang memiliki makna yang kurang baik, namun tanah atau
rumah yang berada di posisi ini masih banyak dicari pada lingkungan yang luas
lahannya terbatas atau pada perumahan kecil. Posisi hoek dapat memberikan ruang
untuk memperluas area tinggal.

Menurut Imelda Akmal (2006: 10), lampu hias atau accent dan decorative
lighting adalah lampu yang berfungsi sebagai aksen ruang atau mempertegas tema
tertentu. Warna cahaya, tingkat keterangan, dan bentuk wadah yang dihasilkan
lampu dapat memberikan nuansa ruang yang berbeda. Jenis-jenis lampu bervariasi
yaitu lampu sebagai penerang utama, lampu sebagai pendukung aktivis, dan
lampu sebagai penghias ruang atau interior.

1
3

Bambu merupakan kekayaan hutan bukan kayu yang merupakan bagian dari
kekayaan sumber daya hutan Indonesia. Bambu dapat menjadi salah satu alternatif
dalam pengurangan penebangan kayu di hutan yang semakin terbatas
keberadaannya. Di desa-desa, pemanfaatan bambu seringkali terlihat pada
perlengkapan rumah tangga dan kerajinan lain-lain. Namun sekarang makin
berkembang menjadi industri, sehingga bagi masyarakat di pedesaan
dikategorikan sebagai penunjang utama perekonomian masyarakat desa.

Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan
memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat
dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak
nenek moyang kita ada. Bambu merupakan tanaman yang tergolong Gramineae
(rumput-rumputan) atau juga disebut Giants Grass (rumput raksasa). Tumbuhan
berumpun ini terdiri atas sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap
mulai dari rebung, batang muda, dan dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu
berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga dan kadang-kadang
berbentuk utuh dan padat, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas
atau cabang. Akar bambu terdiri atas rimpang berbuku dan beruas, pada buku akan
ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang. Bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat, dalam sehari
bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm bahkan lebih tergantung pada kondisi tanah
dan tempat ditanam (Dransfield dan Widjaja, 2000).

Bambu memiliki kemudahan, antara lain penanamannya cukup dilakukan sekali


saja karena bambu akan berkembang biak dengan sendirinya dan mudah tumbuh
pada habitat yang sesuai dan selanjutnyan dipanen sesuai kebutuhan. Pertumbuhan
bambu tidak terlepas dari faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
optimal dari tanaman bambu itu sendiri. Peningkatan penggunaan beberapa jenis
bambu menyebabkan tanaman rakyat terekploitasi secara tidak terkendali tanpa
diimbangi dengan tindakan pembudidayaan. Hal tersebut dikarenakan informasi
dan pengetahuan tentang budi daya jenis-jenis bambu masih sangat kurang,
demikian pula pengenalan terhadap jenis-jenis bambu yang ada di Indonesia serta
manfaatannya.

Nilai Ekonomis dari lampu hias depan rumah (DPR), lampu hias ini dibuat oleh
kelompok kami dengan beranggotakan 5 orang bertujuan agar sumber daya seperti
bambu ini dapat dikembangkan menjadi berbagai macam kreasi kerajinan tangan
yang lebih baik dan memiliki nilai ekonomis serta dapat menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa bambu tergolong
sebagai tanaman yang serbaguna yang berarti dapat diolah menjadi berbagai barang
kebutuhan manusia. Saat ini kelompok kami sedang menawarkan hasil produk
kami yang berupa lampu hias kepada kelompok pengajian di area sekitar pal 9
kecamatan sungai kakap, target utama kami adalah ibu-ibu yang mengikuti
pengajian tersebut, semua golongan usia dari muda sampai tua terutama untuk
kolektor barang unik karena lampu hias ini tidak hanya dapat digunakan sebagai
penerangan tetapi juga dapat dijadikan sebagai pajangan atau hiasan yang terkesan
unik dan klasik, serta kafe yang bernuansa klasik terutama kafe outdoor yang mana
kafe ini sengat diminati oleh kalangan milenial.

2
3

1.2 Luaran dan Manfaat


Luaran yang diharapkan dengan adanya kewirausahaan produk kerajinan
hisan dari bahan bambu yang bernama Lampu Hias Depan Rumah (DPR) ini
agar mampu mengatasi masalah terhadap dalam pengurangan penebangan kayu
di hutan yang semakin terbatas keberadaannya dan memanfaatkan bambu.
Bambu juga merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki jumlah yang
banyak di Indonesia meski demikian jika sumber daya yang berlimpah ini tidak
diolah dan dimanfaatkan dengan baik maka bambu tidak akan memiliki nilai
jual yang berarti. Maka dari itu kami membuat bambu menjadi kerajinan lampu
hias yang mana akan meningkatkan nilai ekonomis dari bambu tersebut.

Dengan menghasilkan produk berupa kerajinan hisan dengan berbahan dasar


bambu, diharapkan memiliki beberapa manfaat yang bisa kita ambil seperti
mengatasi masalah terhadap dalam pengurangan penebangan kayu di hutan
yang semakin terbatas keberadaannya dan memanfaatkan bambu yang jumlah
dan harga jualnya masih minim agar memiliki nilai jual yang lebih baik. Lampu
hias yang terbuat dari bahan dasar bambu ini juga dapat mempercantik rumah
dengan memasang lampu ini pada pilar depan rumah agar membuat kesan
klasik karena terbuat dari bambu. Lampu hias ini juga dapat dipasang pada kafe
terutama kafe yang bernuansa klasik dengan memasang lampu hias ini maka
kesan klasik akan terlihat lebih dominan. Lampu hias ini juga dapat dipasang
pada suatu ruang tertentu seperti tempat untuk bersantai bila lampu ini
ditempatkan pada ruangan tersebut maka nuansa klasik dapat kita rasakan.
Selain itu, dengan membuka usaha kerajinan hisan dari bahan bambu dari
bahan dasar bambu, kita dapat menciptakan peluang usaha baru bagi kalangan
mahasiswa agar dapat mencoba hal yang lebih bermanfaat disaat waktu luang,
dan masyarakat terutama bagi masyarakat yang sulit untuk bisa keluar rumah
dan sulit dalam mendapatkan pekerjaan. Masyarakat dapat memanfaatkan
bambu yang ada disekitar rumah sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Umum Produk


Lampu Hias DPR merupakan salah satu produk kerajinan tangan yang terbuat
dari bambu. Lampu hias ini merupakan produk lampu hias yang bernuansa klasik,
lampu hias sendiri memiliki fungsi sebagai penerangan yang menggunakan tenaga
listrik sebagai pencahayaan. Alasan kami memilih bambu karena bambu
merupakan bahan yang mudah untuk di dapatkan dan jumlahnya yang banyak
maka kami memilih bambu sebagai bahan utama dari pembuatan lampu hias ini
dan dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai jual.
Lampu ini dapat dipasang di depan rumah terutama pada teras rumah, nuansa
klasik akan terlihat apabila lampu ini dinyalakan terutama pada malam hari.
Lampu hias ini juga dapat dipasang di dalam rumah seperti ruang keluarga
ataupun kamar tidur, tidak hanya di rumah lampu hias ini juga dapat dipasang
pada cafe atau tempat tongkrongan yang bertemakan klasik.
Maraknya cafe dan tempat tongkrongan yang ada di pontianak membuat kami
tertarik untuk menjual hasil produk kami agar cafe atau tempat tongkrongan
terutama yang bertemakan klasik lebih mendapat sentuhan dalam ruangannya
apabila lampu hias ini dipasang pada ruangan yang ada di cafe tersebut, selain itu
apabila ada yang ingin mendekorasi rumah dengan tema klasik lampu hias ini
merupakan alternatif yang tepat untuk menjadi pilihan.

2.2 Potensi Sumber Daya


Dalam mendukung keberlangsungan produksi lampu hias ini diperlukan sumber
daya yang memadai. Sumber daya yang memiliki unsur terpenting yaitu bambu,
bambu ini kami peroleh dari Desa pal 9 kecamatan sungai kakap, disana terdapat
banyak kebun bambu yang terpelihara dengan baik kebanyakan warga juga
menanam bambu pada pekarangan rumah mereka. Karena potensi bambu yang
banyak ini membuat kami mengubah bambu tersebut menjadi lampu hias yang
memiliki nilai jual.
Sumber daya lain yang mendukung yaitu sumber daya manusia dengan adanya
kreatifitas yang dimiliki dan keinginan untuk berinovasi juga membantu dalam
proses pembuatan lampu hias ini bambu ini.

2.3 Peluang Pasar


Dari survey yang sudah kami lakukan, maraknya cafe atau tempat tongkrongan
di daerah pontianak membuat kami merasa peluang pasar pada produk kami lebih
besar, terutama pada cafe yang bertemakan klasik atau pada saat orang ingin
mendekor ruangan rumahnya dengan nuansa klasik. Lampu hias ini merupakan
salah satu alternatif yang dapat dipasang pada cafe tersebut agar nuansa klasik
lebih terasa. Karena peluang pasar yang menjanjikan kami berusaha untuk terus
melakukan inovasi pada lampu hias ini sehingga memiliki nilai jual dan juga dapat
menambah minat pembelian lampu hias ini.

4
5

2.4 Perhitungan Ekonomi


Setiap usaha yang baru mulai diperlukan ketepatan-ketepatan dalam
pengambilan keputusan. Jika tidak, maka kegagalan akan muncul dalam
menjalankan usahanya. Ketepatan tersebut dapat diperoleh melalui pendekatan
yang sesuai salah satunya adalah analisis SWOT dan perhitungan Break Even
Point (BEP). Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4.1 Analisis SWOT Lampu hias DPR

Aspek Produk Lampu Hias DPR


Strength ( Kekuatan ) A. Bentuk lampu hias yang unik.
B. Produksi dan kemasan yang inovatif dan
edukatif.
C. Harga terjangkau.
D. Kemudahan proses pemesanan.
E. Menggunakan pemasaran dengan
memanfaatkan sosial media (WhatsApp,
Facebook, dan Instagram).
Weakness ( Kelemahan ) A. Merupakan produk yang sudah ada.
B. Hasil produk yang kami keluarkan sesuai
dengan permintaan konsumen, jadi
apabila setiap konsumen memesan dengan
model yang berbeda maka hasilnya pun
akan berbeda.
Opportunity ( Peluang ) A. Peluang pasar yang menjanjikan.
B. Cafe atau tempat tongkrongan dengan
nuansa klasik.
C. Karena berbahan bambu sehingga harga
jualnya terjangkau.
D. Masyarakat yang konsumtif.
Thread ( Ancaman ) A. Banyaknya kompetitor pada bidang yang
sama.
B. Resiko plagiatisme karena belum adanya
pematenan produk.
C. Perubahan selera masyarakat.
6

Tabel 2.4.2 Perhitungan Break Even Point (BEP)


Biaya Variabel dalam per 2 bulan

Nama Barang Kontribusi Total


Lem Rp 25.000 x 35 buah Rp 875.000

Kabel Listrik Rp 13.500 x 100 Rp 1.350.000


(8 Kali Penjualan)
Lampu Rp 25.000 x 100 Rp 2.500.000
(8 Kali Penjualan)
Fitting Lampu Rp 10.000 x 100 Rp 1.000.000
(8 Kali Penjualan)
Cat Minyak Rp 55.000 x 20 Rp 1.100.000
(8 Kali Penjualan)
Vernis Rp 38.000 x 20 Rp 760.000
Rantai Rp 10.000 x 100 Rp 1.000.000
(8 Kali Penjualan)
Kaitan Rantai Rp 13.000 x 100 Rp 1.300.000
(8 Kali Penjualan)
Kuas 2 Inch Rp 10.000 x 10 Rp 100.000
Kuas 4 Inch Rp 15.000 x 5 Rp 75.000
Babble Wrap Rp 45.000 x 2 Rp 90.000
Paralon 5 meter Rp 50.000 x 4 Rp 200.000
(8 Kali Penjualan)
Mata Bor 2mm Rp 10.000 x 10 Rp 100.000
(8 Kali Penjualan)
Box Rp 2.500 x 100 Rp 250.000
(8 Kali Penjualan)
Total Rp 10.700.000

Biaya lain-lain dalam per 2 Bulan

Nama Barang Kontribusi Total


Gerinda Rp 725.000 Rp 725.000
Bor Listrik Rp 600.000 Rp 600.000
Parang Rp 150.000 Rp 150.000
BBM Rp 8.000 x 2 Liter x 4 Motor Rp 512.000
x8
Total Rp 1.987.000

Uang Masuk Penjualan

Produk Jumlah Terjual Harga Perbuah Total


Lampu Hias 50 x 2 bulan Rp 175.000 Rp 17.500.000
Bambu
7

Perhitungan Omset Lampu Hias DPR


= Harga per buah x Jumlah jual x 2 bulan
= Rp 175.000 x 50 x 2
=Rp 17.500.000

Penghasilan Bersih
= Total omset – ( Biaya Variabel + Biaya lain-lain )
= Rp 17.500.000 – ( Rp 10.700.000 + Rp 1.987.000 )
= Rp 17.500.000 – Rp 12.687.000
= Rp 4.813.000

Dari perhitungan diatas dapat dsimpulkan bahwa dalam jangka


waktu 2 bulan lampu hias DPR mencapai titik impas atau Break
Even Point dengan omset sebesar Rp 17.500.000 dan penghasilan
bersih sebesar Rp 4.813.000 atau Rp 2.406.500 per bulan.

2.5 Nilai Ekonomis

4.5

3.5

2.5

Membuat Kerajinan Membuat Kelompok Penanaman Bambu


Bambu (2020) Usaha Pengrajin Bambu Pada Setiap Kelurahan
(2121) (2022)
8

BAB III
METODE ATAU TAHAP PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam Program Kewirausahaan ini terbagi menjadi


tiga tahap, yaitu (1) Praproduksi, (2) Proses Produksi, (3) Pascaproduksi

Pembagian tugas

Praproduksi

Persiapan alat dan bahan Persiapan tempat

Proses produksi Persiapan bahan baku Pembuatan


produk skala
kecil
Desain produk
Pembuatan
produk skala
besar
Pasca produksi Promosi

Evaluasi

3.1 Survey Bahan Baku


Untuk mendapatkan bambu sebagai bahan dasar dari produk kami yaitu Lampu
Hias DPR, kami melakukan survey lapangan dengan cara terjun langsung untuk
mengambil dan memilih bambu yang bagus dan cocok untuk dijadikan tempat lampu
hias. Survey kami lakukan di Desa pal 9 kecamatan sungai kakap.

A. Pembagian Kerja Tim

1. Dosen Pembimbing sebagai konsultan dalam proses pembuatan proposal ini


dan juga dalam proses produksi, serta sebagai penasehat terhadap jalannya
proses produksi.
2. Ketua hanya sebagai pimpinan kelompok dan bertanggung jawab.
3. Manajer Keuangan bertanggung jawab atas semua biaya serta sirkulasi
keuangan yang berhubungan dalam usaha ini.
4. Manajer Pemasaran bertugas sebagai manajer pemasaran yang bertanggung
jawab pemasaran produk ini sampai kepada konsumen.
5. Manajer Produksi bertugas menangani proses produksi serta pengembangan
produk serta bertanggungjawab atas alat produksi.
9

B. Persiapan Alat dan Bahan

Komposisi alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan lampu hias 1
kali proses produksi sebagai berikut.

Bahan :
• Bambu
Jenis bambu yang digunakan adalah bambu ampel kuning. Bambu ini digunakan pada
hampir seluruh bagian lampu hias antara lain atap dan badan rumah lampu hias.
• Lem
Lem yang digunakan adalah lem fox kuning berfungsi untuk merekatkan masing-
masing bagian pada lampu hias.
• Paralon
Ukuran paralon sebesar 5 inch dengan tinggi 3cm digunakan sebagai pondasi bagian
dalam pada lampu hias.
• Kabel listrik
Kabel yang digunakan adalah kabel ac buntung kabel ini akan mengalirkan arus
listrik pada bola lampu.
• Lampu
Lampu yang digunakan adalah lampu led kuning E27 sebesar 7 watt. Berfungsi
sebgai penerangan pada lampu hias.
• Fitting lampu
Fitting lampu yang digunakan adalah fitting lampu E27 berbahan keramik alternatif
lain juga dapat digunakan fitting lampu berbahan plastik.
• Cat minyak
Cat yang digunakan adalah cat minyak berwarna gold terang untuk mengecat hapir
keseluruh permukaan lampu hias.
• Vernis
Vernis yang digunakan adalah vernis berwarna gelap agar menghasilkan warna
mengkilap pada seluruh permukaan lampu hias.
• Rantai
Rantai yang digunakan adalah rantai berukuran kecil untuk mengaitkan bagian atap
dan badan rumah lampu hias.
• Pengait rantai
Pengait rantai yang digunakan adalah penait yang berukuran kecil supaya dapat
menghubungkan antara atap dan badan rumah lampu hias.
• Kuas
Kuas yang digunakan yaitu kuas berukuran kecil 2inch dan berukuran besar 4inch
berfungsi untuk mengecat bagian bagian pada lampu hias.
• Bubble wrap hitam
Bubble wrap ini digunakan pada saat pengemasan produk agar lampu hias aman dan
dalam kondisi yang baik hingga sampai ke konsumen.
• Mata Bor
Mata bor yang digunakan yaitu berukuran 2mm berfungsi untuk membuat lubang
kecil untuk membuat tempat penghubung antara kabel dan bola lampu.

Alat :
• Gerinda
Gerinda adalah alat yang digunakan untuk memotong bambu menjadi potongan-
potongan kecil yang nantinya akan di buat atap dan badan lampu hias.
10

• Bor listrik
Bor diigunakan untuk melubangi bambu supaya bambu dapat di sambung dan di
rangkai.
• Parang
Parang digunakan untuk menebang pohon bambu.

3.2 Produksi

Langkah-langkah pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

1. Potong bambu yang telah ditebang menjadi potongan besar dan potongan
kecil. Bambu potongan besar dibelah menjadi dua bagian menggunakan
parang yang akan menjadi pondasi pada lampu hias dan potong kembali
bambu lain sebagai tempat penopang lampu hias. Kemudian potong
bambu menjadi bagian kecil menggunakan gerinda agar potongan bambu
yang dihasilkan sama yang akan digunakan pada bagian atap dan badan
rumah lampu hias.
2. Kemudian pilih bagian ruas bambu sebagai tempat penopang lampu
hias, dan tinggalkan bagian ruas sebagai peletak lampu.
3. Bagian potongan pertama bambu digunakan untuk bagian pondasi lampu
dengan menggabungkan potongan tersebut menggunakan lem, kemudian
di sambungkan pada potongan bambu kedua sebagai tempat menyimpan
kabel untuk mngalirkan arus listrik dan berfungsi sebagai penopang lampu
hias.
4. Bagian potongan bambu kecil digunakan untuk membuat bagian atas
penutup lampu dengan menggabungkan potongan-potongan bambu
tersebut dengan pola segitiga pada sisi kiri dan kanan menggunakan lem
hingga membentuk atap rumah. Ulangi kembali proses ini dengan pola
melingkar mengikuti besarnya ukuran peralon menggunakan lem hingga
membentuk badan rumah lampu hias.
5. Lapisi seluruh permukaan bambu dengan cat minyak dan vernis agar
tampilannya lebih indah, gunakan kuas ukuran besar untuk mengecat
bagian pondasi dan bagian penopang lampu hias. Gunakan kuas ukuran
kecil untuk mengecat bagian atap dan badan rumah lampu hias hal ini
dilakukan agar hasil pengecatan terlihat lebih rapi, lalu tunggu beberapa
saat hingga cat sepenuhnya mengering.
6. Masukkan fitting lampu kedalam bagian badan lampu hias yang telah
dibuat menggunakan bambu tadi kemudian sambungkan kabel yang
terdapat pada penopang dengan fitting lampu keramik, pastikan kabel dan
fitting lampu terpasang dengan baik agar dapat mengalirkan arus listrik
pada bola lampu yang akan dipasang pada lampu hias.
7. Kemudian langkah yang terakhir, pasang bola lampu pada fitting dan tes
lampu hias tersebut apakah bisa menyala atau tidak jika bola lampu
dapat menyala maka lampu hias telah selesai diproduksi.
11

3.3 Pascaproduksi

A. Promosi

Dalam hal ini, media promosi yang akan digunakan untuk menarik
minat para konsumen adalah sebagai berikut :

1.Word of Mouth
Mempromosikan secara personal kepada kerabat terdekat, dengan
menunjukkan berbagai keunggulan produk, seperti kualitas bahan
baku, kualitas manfaat, mendapatkan barang yang mudah, harga yang
terjangkau. Menurut penelitian yang dilakukan Onbee Marketing
Research, 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi
dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk membeli sebuah
produk. Karena lebih dapat dipercaya daripada hanya melihat dan
mendengar dari iklan televisi saja.

2. Media Publikasi
Menggunakan berbagai media untuk mengenalkan produk baik dari
media elektronik maupun media cetak. Langkah pertama lebih melalui
media elektronik yang berupa media sosial seperti instagram, facebook
dan twitter supaya membuat konsumen merasa lebih mengenal produk
dan untuk mencapai pangsa pasar yang lebih luas, yang tidak hanya
berpaku pada daerah pontianak dan sekitarnya. Pada media tadi kami
akan memberikan penjelasan singkat mengenai produk kami serta
kelebihan yang dimiliki oleh lampu hias ini agar calon konsumen
dapat memahami terlebih dahulu mengenai produk ini.
12

B. Pemasaran

Setelah melakukan kegiatan promosi, selanjutnya kami akan melakukan


proses pemasaran produk. Produk yang kami produksi saat ini akan
dipasarkan melalui media sosial dan marketplace, dengan target pemasaran
dari produk ini adalah konsumen dari semua kalangan. Sasaran ditujukan
pada masyarakat umum, terutama masyarakat yang gemar mengoleksi
kerajinan tangan klasik, serta unik dan lucu untuk menghiasi rumahnya.

C. Evaluasi

Apabila program ini sudah berjalan satu bulan, akan dihitung laba rugi
dibulan pertama produksi. Kegiatan ini akan berlangsung sampai empat
bulan yang merupakan waktu pencapaian program. Akan diketahui apakah
produk ini banyak peminatnya atau sedikit peminatnya. Tahap evaluasi
mencakup dua aspek target evaluasi, yaitu dalam sistem produksi dan
pemasaran.
Evaluasi produksi dilakukan untuk menghasilkan produk dengan
penerimaan konsumen yang optimal. Evaluasi produksi dilakukan setiap
menjelang masa produksi. Sedangkan evaluasi pemasaran dilakukan untuk
mengetahui tercapai tidaknya target-target penjualan.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggara Biaya

Tabel 4.1 Anggara Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1. Perlengkapan yang Diperlukan Rp. 1.475.000,00
2. Bahan Habis Pakai Rp. 10.700.000,00
3. Perjalanan Rp. 512.000,00
Jumlah Rp. 12.687.000,00

4.2 Jadwal kegiatan

Tabel 4.2 jadwal kegiatan


   Bulan 
 
  Jenis Kegiatan
N0     1      2       3     
      1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan konsep                        
  dan keuangan.                        
2 Pembelian peralatan                  
  dan perlengkapan                  
  produksi.                    
3 Produksi lampu hias                        
4 Promosi                          
  dan pemasaran                        
Transaksi penjualan
5                          
6 Evaluasi produk                        
  dan pemasaran                        
  Pdouk                          
7 Pembuatan laporan                        
  Akhir                          

13
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda. 2006. Lampu dan Gaya Interior. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Kusnan, M. Rosyid. 2018. Kreasi Kayu dan Bambu . Klaten: Saka


Mitra Kompetensi.

Anonimus, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun


1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.

14
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping

15
16
17
18
19
20
Lampiran 2 : Dosen Pendamping

21
22
Lampiran 3 : Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Perlengkapan yang diperlukan

Material Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
Gerinda 1 Unit Rp 925.000 Rp 725.000
Bor Listrik 1 Unit Rp 700.000 Rp 600.000
Parang 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000
Sub Total Rp 1.475.000

2. Bahan Habis Pakai


Material unit Harga Satuan Jumlah
(Rp)
Bambu 150 - -
Lem 35 Rp 25.000 Rp 875.000
Kabel Listrik 100 Rp 13.500 Rp 1.350.000
Lampu 100 Rp 25.000 Rp 2.500.000
Fitting Lampu 100 Rp 10.000 Rp 1.000.000
Cat Minyak 20 Rp 55.000 Rp 1.100.000
Vernis 20 Rp 38.000 Rp 760.000
Rantai 100 Rp 10.000 Rp 1.000.000
Kaitan Rantai 100 Rp 13.000 Rp 1.300.000
Kuas 2 inch 10 Rp. 10.000 Rp 100.000
Kuas 4 inch 5 Rp. 15.000 Rp 75.000
Babble Wrap Hitam 2 Rp. 45.000 Rp 90.000
Peralon 5meter 4 Rp. 50.000 Rp 200.000
Mata Bor 2mm 10 Rp. 10.000 Rp 100.000
Box 100 Rp 2.500 Rp 250.000
Sub Total Rp 10.700.000

3. Perjalanan
Material Volume Harga Satuan Jumlah

BBM ( Selama 2 bulan ) 4 Motor Rp 8.000/Liter Rp 512.000

SubTotal Rp. 512.000


TOTAL Rp 12.687.000

Lampiran 4 : Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


23
Alokasi Waktu

No Nama/NIM Program Studi Uraian Tugas


(Jam/Minggu)

Oki Hari
1. Manajemen
Wibowo / 25 Jam dalam 1 Koordinator
181310112
Minggu produksi dan
koordinator
survey

2. Sara Yolanda / Manajemen 25 Jam dalam 1 Pengolahan,


181310065
Minggu Pengemasan
produk

Pengolahan,
3. Novita Sari / Manajemen 25 Jam dalam 1 pemasaran dan
181310201
Minggu promosi

4. Arief Lukman Manajemen 25 Jam dalam 1 Pengelolahan,


Dani / 181310103 Minggu
pemasaran dan
promosi
5. Fitri Umayyah / Manajemen 20 Jam dalam 1 Pengelolahan
Minggu pemasaran dan
181319185 promosi

24
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

25
Lampiran 6 : Gambar Hasil Produk

26

Anda mungkin juga menyukai