Oleh:
Nabila Sekar Hayuningtyas
23 Februari 2023
Nabila Sekar Hayuningtyas
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Lokasi Pemberdayaan 4
2.2 Cara Membuat Masing-masing Produk 4
2.3 Wawancara 6
2.4 Strategi Penjualan 7
2.5 Masyarakat yang merasa diberdayakan 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
karena itu bambu menjadi tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi dan
pemakaiannya sangat luas, baik untuk keperluan sehari-hari dan diperdagangkan.
Dalam kehidupan modern, bambu dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang,
hingga daun. Bambu bisa juga digunakan sebagai produk-produk dekoratif, alat
rumah tangga, bahan bangunan, bahan alat kesenian, dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan bambu yang sedemikian rupa menjadikan masyarakat untuk terus
mengasah kreatifitas dalam pengolahannya.
Sebagai siswa yang pada akhirnya akan terjun langsung ke masyarakat
sebaiknya mulai sejak dini untuk turut andil membantu masyarakat supaya tetap
berdaya dalam menghadapi perubahan sosial, hal ini dilakukan agar perubahan
sosial bisa tetap stabil dan tidak berdampak buruk. Banyak hal yang bisa dilakukan
salah satunya dengan melakukan pemberdayaan komunitas ibu-iibu pengrajin untuk
memiliki usaha kerajinan sendiri dengan memanfaatkan tumbuhan bambu.
Harapannya dari kegiatan ini tidak lain untuk membentuk individu dan masyarakat
yang mandiri serta berdaya guna dan melakukan aktifitas usaha kerjainan bambu
dalam peningkatan pendapatan ekonomi.
Ibu-ibu yang diberdayakan pada kesempatan kali ini adalah Indah Ariesta
Trisnawati, Mellina Fitri Syachari, Oase Dwi, Siswinarni, dan Purwani Ririn.
Adapun kerajinan yang bisa dibuat seperti lampu hias, hiasan dinding, hiasan kaca,
jam dinding, dan gelas.
Proses pembuatan kerajinan dari bambu biasanya dilakukan dengan cara
memotong bambu terlebih dahulu kemudian dijemur agar bambu lebih kuat dan
tahan lama. Misalnya kerajinan yang dibuat adalah jam dinding maka bambu yang
sudah dipotong direkatkan kemudian diamplas, tambahkan variasi yang diinginkan
agar terlihat lebih menarik, lalu diberi warna dan tambahkan angka-angka, jarum,
dan mesin jam, rangkai sedemikian rupa hingga akhirnya jam bisa berfungsi dengan
baik.
Kerajinan bambu ini akan dijual dengan harga yang bervariasi sesuai dengan
tingkat kesulitan membuatnya. Yaitu mulai dari 30.000-100.000. kerajinan ini akan
dijual secara offline. Dan melayani system pre-order, hal ini bertujuan agar barang
yang sampai ke konsumen lebih maksimal pemanfaatan dan hasilnya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengangkat pokok masalahnya
yaitu; Bagaimanakah melakukan pemberdayaan komunitas ibu-ibu di Jl. Famili,
Kecamatan Pangkalan Kerinci Timur, Kab. Pelalawan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan pemberdayaan ini adalah:
1. Mengoptimalkan kearifan local didaerah setempat.
2. Melakukan pemberdayaan sesuai dengan kearifan local setempat.
3. Mewujudkan individu yang kreatif, inofatif, dan mandiri sehingga tidak terlalu
mengharapkan dan bergantung kepada orang lain.
4. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ini diharapkan akan dapat memperbaiki
taraf hidup dan pendapatan yang diperoleh.
1.4 Manfaat
Manfaat pribadi bagi penulis:
1. Sebagai syarat nilai mata pelajaran sosiologi.
2. Menambah ilmu pengetahuan mengenai pemberdayan kearifan local.
3. Menambah pengalaman dalam melakukan pemberdaayan ibu-ibu.
4. Sosialisasi dengan ibu-ibu untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
membuat tatakan lampu, bisa menggunakan semen Jika sudah, cat kembali untuk
seluruh Lampu hias termasuk bambu yang sudah terlihat ataupun dipotong dan juga
termasuk tatakannya. Pasang bola lampu yang memiliki energi hemat antara 5 watt,
dan letakkan pada lampu hias sesusai kebutuhan. Lampu hias siap dijual.
Produk kerajinan kedua selanjutnya adalah hiasan dinding dari bambu. Alat
dan bahan ang digunakan yaitu potongan bambu, amplas, lem kuat, tali, cat, pisau
dan cutter. Cara membuatnya adalah dengan menyiapkan potongan bambu seitar 6-8
buah kemudian potong sesuai panjang hiasan dinding yang diinginkan. Gunakan tali
untuk mengikat beberapa potong bambu tersebut membentuk suatu hiasan dinding.
Gambarlah beberapa lukisan atau warnai beberapa bagiannya sebagai hiasan. Lalu
keringkan dan hiasan dinding sudah siap digunakan.
Produk kerajinan ketiga yaitu jam dinding dari bambu. Alat yang digunakan
pada kerajinan ini adalah bambu yang sudah dipotong, mesin jam, , cat, amplas,
baterai jam, angka-angka, dan jarum jam. Cara membuatnya yaitu bambu yang sudah
dipotong dikeringkan dengan cara dijemur, lalu rekatkan potongan bambu dengan
lem, sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Amplas agar bambu yang sudah
terbentuk tidak kasar dan hilang seratnya. Cat kemudian keringkan, lubangi bagian
tengahnya dengan bor untuk merangkai jarum jam kemudian angka-angka jam
ditempel dengan menggunakan lem, selanjutnya rangkai mesin jam dibelakang jam,
dan pasang baterai. Jam sudah selesai dan siap digunakan
Produk kerajinan keempat yaitu hiasan cermin dari bambu. Bahan yang
digunakan adalah bambu, cermin bulat atau lonjong, gergaji, lem, amplas dan tali.
Pembuatan dilakukan dengan cara memotong bambu sebanyak mungkin menjadi
pendek-pendek namun tidak terlalu tipis, haluskan dengan amplas. Talilah potongan
bambu-bambu tersebut hingga menjadi sebuah lingkaran yag besar (sesuaikan
dengan ukuran cermin). Potongan bambu yang telah ditali tersebut buatlah 4
lingkaran. Satukan 4 lingkaran bambu tersebut dengan tali agar menjadi lingkaran
yang besar. Tempelkan cermin pada bagian belakang lingkaran bambu dengan lem
yang kuat. Cermin siap digunakan.
5
Produk kerajinan ke lima adalah gelas dari bambu, bahan yang digunakan
untuk membuat kerajinan ini yaitu batang bambu muda (hijau) ambil bagian
bawahnya saja, gergaji tangan, amplas, pilox transparan/pernis, spidol, meteran. Cara
membuatnya yaitu dengan memotong terlebih dulu bambu dengan ukuran 7-0 cm
menggunakan gergaji tangan, ambil bagian bawah bambu agar gelas nantinya
memiliki alas. Gosok potongan gelas memakai amplas supaya seluruh bagian halus
dari bubuk dan serpihan bambu. Cuci batang bambu menggunakan air dan sabun
lakukan 3 kali. Pastikan semua serpihan dan debu kotor hilang pada batang bambu.
Kemudian warnai gelas dnegan pilox, pernis, atau cat minyak jika dirasa perlu,
keringkan dan gelas siap digunakan.
2.3 Wawancara
Sosialisasi sekaligus wawancara dilakukan di kediaman Ibu Indah, Jl. Famili.
Ibu-ibu yang diberdayakan berjumlah 5 orang yang merupakan pelaku usaha
kuliner yaitu; Ibu Indah, Ibu Mellin, dan Ibu Siswinarni memiliki usaha Miayam
Bakso, Ibu Ririn dan Ibu Ase memiliki usaha Pecel Lele. Sejatinya mereka ini
termasuk individu yang mandiri karena memiliki usaha sendiri tanpa harus
menyusahkan suaminya.
Ibu Indah berusia 48 tahun dan memiliki 3 orang anak. Tanggapan Bu Indah
mengenai kegiatan ini sangat positif “Belum pernah ada siswa yang turun langsung
untuk sosialisasi seperti ini mengenai pemberdaayaan sebelumnya, ini pertama kali
bagi saya”, begitulah ujar Bu Indah yang menanggapi secara positif kegiatan
sosialisasi.
Bu Mellin berusia 32 tahun dan belum memiliki anak juga sangat penasaran
dan aktif bertanya “Pemberdayaan dilakukan dalam bentuk apa?”. Kemudian
penulis menjelaskan bahwa pemberdayaan dilakukan dengan memanfaatkan
kearifan local yang ada yaitu bambu, dengan membuat kerajinan tangan seperti
gelas, hiasan cermin, jam dinding, dan lain-lain.
Penulis bertanya mengenai kegiatan pemberdayaan serupa yang sudah pernah
dilakukan oleh ibu-ibu setempat. “Kegiatan pemberdayaan seperti ini merupakan
pengalaman pertama bagi kami, dan belum pernah dilakukan sebelumnya”,
6
begitulah ujar Ibu Ririn selaku pelaku usaha Pecel Lele yang berusia 48 tahun dan
memiliki 3 orang anak.
Bu Ase (30 tahun) dan Bu Siswinarni (42 tahun) juga menyatakan bahwa
kegiatan sosialisasi mengenai pemberdayaan masyarakat seperti ini harus
dilakukan, karena masih banyak diluar sana yang bingung untuk memulai usaha
harus dari mana. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ibu-ibu ini diharapkan
nantinya masyarakat bisa lebih aktif dan peduli tentang kearifan local dan sumber
daya yang ada didaerahnya.
7
senang dengan adanya dilakukan sosialisasi pemberdayaan ini, menurutnya siswa
zaman sekarang lebih aktif terjun ke masyarakat secara langsung dan observasi
sendiri.
Ibu Ririn juga merasa beruntung dilakukan pemberdayaan ini karena bisa
mendapatkan penghasilan tambahan dari berjualan pecel lele. Begitu pula dengan
Ibu Ase yang merasa antusias karena bisa menghasilkan uang dari rumah dengan
berjualan secara online. Ibu Siswinarni awalnya masih ragu-ragu dengan ajakan
penulis namun beliau akhirnya meyakini bahwa kegiatan ini dapat berdampak
positif bagi kehidupannya kelak, selain bisa menghasilkan tambahan penghasilan,
dilakukannya pemberdayaan ini dapat membuat Ibu Siswinarni menjadi individu
yang mandiri serta kreatif, ia merasa lebih leluasa untuk menuangkan pikirannya
dalam bentuk seni.
8
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kearifan local merupakan bagian dari suatu budaya dan masyarakat yang tida
dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Biasanya diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Kearifan local dapat digunakan
untuk membedayakan komunitas agar bergerak selaras dengan nilai kearfian lokal.
Dengan begitu akan tercipta hubingan timbal balik
Pemberdayaan adalah suatu proses penyadaran masyarakat yang dilakukan
secara transformative dan berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan
dalam menagani persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup
sesuai dengan harapan. Untuk mewujudkan hal ini, bisa dibuat dengan melakukan
pemberdayaan komunitas ibu-ibu setempat dengan berbasis kearifan local.
Memanfaatkan sumber daya alam yaitu tanaman bambu yang dibuat kerajinan
tangan seperti hiasan dinding, jam dinding, hiasan cermin, gelas, dan hiasan lampu.
Kerajinan ini kemudian dijual secara offline maupun online (facebook). Tujuannya
dilakukannya kegiatan ini pada Ibu-ibu setempat adalah untuk mewujudkan
individu yang mandiri, kreatif, serta inofatif.
3.2 Saran
Makalah ini masi jauh dari kata sempurna untuk itu diharapkan bagi pembaca
untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Pemberdayaan diharapkan
dapat didukung oleh pemerintah agar masyarakat memiliki motivasi dalam
pengembangan potensi daerah masing-masing. Penulis berharap pemerintah dapat
mendampingi langsung agar tercapainya keberhasilan pemberdayaan dalam melalui
kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi masyarakat. Untuk masyarakat
setempat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasinya dalam
mendukung pemberdayaan.