Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

Kegiatan Pembedayaan Masyarakat dalam Usaha


Pemanfaatan Bambu

Oleh:
Nabila Sekar Hayuningtyas

SMAN 1 Pangkalan Kerinci, Kelas 12 MIA 2


Kab. Pelalawan, Riau
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan,Menyusun
serta memahami makalah tentang Manfaat Bambu Sebagai Peluang Usaha.
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dari pemahaman penulis
dilansir dari beberapa sumber yang membantu penulis memperlancar dalam menyusun
makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan
manfaat,pemahaman,maupun inspirasi terhadap pembaca.

23 Februari 2023
Nabila Sekar Hayuningtyas

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Lokasi Pemberdayaan 4
2.2 Cara Membuat Masing-masing Produk 4
2.3 Wawancara 6
2.4 Strategi Penjualan 7
2.5 Masyarakat yang merasa diberdayakan 7

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari
orang lain. Didalam suatu masyarakat biasanya orang-orang yang memiliki
ketertarikan dari tujuan yang sama akan membentuk komunitas untuk mempererat
hubungan silaturrahmi. Adanya komunitas tersebut terbentuk karena dari keadaan
sosial.
Kelompok masyarakat yang bermigrasi dari desa dan kota untuk melakukan
tujuan tertentu, seperti mencari kerja, berbisnis atau menempuh Pendidikan. Kondisi
ini tenu berdampak pada perubahan sosial didesa atau dilingkungan setempat.
Misalnya, masyarakat kota yang Kembali ke desa membawa budaya baru yang
berpengaruh secara sosial. Sayangnya, tidak semua perubahan sosial bisa diterima.
Inilah yang menyebabkan pemberdayaan komunitas perlu dilakukan.
Untuk mewujudkan hal ini, bisa dibuat dengan melakukan pemberdayaan
komunitas ibu-ibu setempat dengan berbasis kearifan local. Hal ini menjadi
serangkaian upaya dalam pembangunan sosial yang mendorong komunitas ibu-ibu
agar mampu mengidentifikasi masalah dan potensinya untuk memecahkan
permasalahan pada lingkungan setempat.
Salah satu potensi kearifan local adalah dengan memanfaatkan Sumber Daya
Alam. Kearifan local mengajarkan kita untuk tidak mengeskploitasi alam secara
berlebihan. Hal ini tentunya bermaksud agar keberlanjutan hidup dan diri kita
sendiri akan terus terjaga. Dari banyaknya Sumber Daya Alam yang melimpah salah
satunya adalah tanaman bambu yang memiliki segudang manfaat.
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
dibatangnya. Pada saat masih berupa tunas, bambu dapat tumbuh hingga 20 cm
dalam sehari, tergantung pada kondisi tanah dan iklim tempat yang ditanam. Di
Indonesia bambu dapat tumbuh dimanapun dan banyak terdapat dimana-mana. Oleh

1
karena itu bambu menjadi tumbuhan yang bernilai ekonomi tinggi dan
pemakaiannya sangat luas, baik untuk keperluan sehari-hari dan diperdagangkan.
Dalam kehidupan modern, bambu dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang,
hingga daun. Bambu bisa juga digunakan sebagai produk-produk dekoratif, alat
rumah tangga, bahan bangunan, bahan alat kesenian, dan masih banyak lagi.
Pemanfaatan bambu yang sedemikian rupa menjadikan masyarakat untuk terus
mengasah kreatifitas dalam pengolahannya.
Sebagai siswa yang pada akhirnya akan terjun langsung ke masyarakat
sebaiknya mulai sejak dini untuk turut andil membantu masyarakat supaya tetap
berdaya dalam menghadapi perubahan sosial, hal ini dilakukan agar perubahan
sosial bisa tetap stabil dan tidak berdampak buruk. Banyak hal yang bisa dilakukan
salah satunya dengan melakukan pemberdayaan komunitas ibu-iibu pengrajin untuk
memiliki usaha kerajinan sendiri dengan memanfaatkan tumbuhan bambu.
Harapannya dari kegiatan ini tidak lain untuk membentuk individu dan masyarakat
yang mandiri serta berdaya guna dan melakukan aktifitas usaha kerjainan bambu
dalam peningkatan pendapatan ekonomi.
Ibu-ibu yang diberdayakan pada kesempatan kali ini adalah Indah Ariesta
Trisnawati, Mellina Fitri Syachari, Oase Dwi, Siswinarni, dan Purwani Ririn.
Adapun kerajinan yang bisa dibuat seperti lampu hias, hiasan dinding, hiasan kaca,
jam dinding, dan gelas.
Proses pembuatan kerajinan dari bambu biasanya dilakukan dengan cara
memotong bambu terlebih dahulu kemudian dijemur agar bambu lebih kuat dan
tahan lama. Misalnya kerajinan yang dibuat adalah jam dinding maka bambu yang
sudah dipotong direkatkan kemudian diamplas, tambahkan variasi yang diinginkan
agar terlihat lebih menarik, lalu diberi warna dan tambahkan angka-angka, jarum,
dan mesin jam, rangkai sedemikian rupa hingga akhirnya jam bisa berfungsi dengan
baik.
Kerajinan bambu ini akan dijual dengan harga yang bervariasi sesuai dengan
tingkat kesulitan membuatnya. Yaitu mulai dari 30.000-100.000. kerajinan ini akan
dijual secara offline. Dan melayani system pre-order, hal ini bertujuan agar barang
yang sampai ke konsumen lebih maksimal pemanfaatan dan hasilnya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengangkat pokok masalahnya
yaitu; Bagaimanakah melakukan pemberdayaan komunitas ibu-ibu di Jl. Famili,
Kecamatan Pangkalan Kerinci Timur, Kab. Pelalawan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan pemberdayaan ini adalah:
1. Mengoptimalkan kearifan local didaerah setempat.
2. Melakukan pemberdayaan sesuai dengan kearifan local setempat.
3. Mewujudkan individu yang kreatif, inofatif, dan mandiri sehingga tidak terlalu
mengharapkan dan bergantung kepada orang lain.
4. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ini diharapkan akan dapat memperbaiki
taraf hidup dan pendapatan yang diperoleh.

1.4 Manfaat
Manfaat pribadi bagi penulis:
1. Sebagai syarat nilai mata pelajaran sosiologi.
2. Menambah ilmu pengetahuan mengenai pemberdayan kearifan local.
3. Menambah pengalaman dalam melakukan pemberdaayan ibu-ibu.
4. Sosialisasi dengan ibu-ibu untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif.

Manfaat untuk masyarakat:


1. Membuka lapangan usaha dan pekerjaan bagi masyarakat khususnya ibu rumah
tangga
2. Menambah ilmu pengetahuan tentang busnis serta peluang usaha, yaitu dengan
pengolahan bambu menjadi produk berkualitas yang berdaya guna.
3. Mewujudkan masyarakat yang mandiri sehingga tidak bergantung kepada orang
lain.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Pemberdayaan


Seperti yang sudah diketahui tanaman bambu sangat mudah ditemukan namun
kerajinan yang ada masih belum variative, untuk itu dilakukan pemberdayaan agar
tanaman bambu ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Di Jl. Famili, RT 004/
RW 005 Kec. Pangkalan Kerinci Timur, Kab. Pelalawan, pemberdayaan dilakukan
ibu-ibu dilakukan. Adapun Bapak Amat selaku ketua RT 004 Jl. Famili juga sudah
memberikan izin untuk melakukan sosialisasi di wilayahnya. Sosialisasi
pemberdayaan dilakukan di daerah ini karena ibu-ibu diwilayah ini masih awam
dengan kearifan local serta proses pembuatan kerajinan bambu.
Respon ibu-ibu juga terbilang baik karena sangat antusias saat dilakukan
sosialisasi. Harapannya sesuai dengan tujuan yaitu untuk mewujudkan individu
yang mandiri, kreatif, serta inofatif dan bisa memaksimalkan potensi Sumber Daya
Alam yang ada, yaitu bambu.

2.2 Cara Membuat Masing-masing Produk


Produk kerajinan pertama yang akan dibuat yaitu hiasan lampu. Adapun bahan
yang diperlukan adalah potongan bambu sepanjang dua atau tiga ruas, amplas,
gergaji, kabel, bohlam lampu, cat/pelitur. Hiasan lampu ini dibuat dengan cara
menyiapkan bambu yang telah kering memilki diameter kurang dari 9-10 cm,
kemudian potong bambu sesuai dengan kebutuhan namun ntuk hasil bagusnya
sekitar 1,5 m. Lalu amplas bambu hingg halus dan beri pelitur supaya terlihat
barang tersebut dari bambu. Kemudian pilih bagian ruas bambu sebagai peletakan
lampu hias, gergaji bagian atas. Jangan lupa untuk meninggalkan bagian ruas
sebagai peletak lampu. Amplas kembali bagian yang telah di potong supaya serbuk
yang ada dibambu hilang. Lubangi bagian tengah bambu yang nantinya akan
dipakai untuk kabel dan pengeluaran cahaya supaya terlihat menarik. Untuk

4
membuat tatakan lampu, bisa menggunakan semen Jika sudah, cat kembali untuk
seluruh Lampu hias termasuk bambu yang sudah terlihat ataupun dipotong dan juga
termasuk tatakannya. Pasang bola lampu yang memiliki energi hemat antara 5 watt,
dan letakkan pada lampu hias sesusai kebutuhan. Lampu hias siap dijual.
Produk kerajinan kedua selanjutnya adalah hiasan dinding dari bambu. Alat
dan bahan ang digunakan yaitu potongan bambu, amplas, lem kuat, tali, cat, pisau
dan cutter. Cara membuatnya adalah dengan menyiapkan potongan bambu seitar 6-8
buah kemudian potong sesuai panjang hiasan dinding yang diinginkan. Gunakan tali
untuk mengikat beberapa potong bambu tersebut membentuk suatu hiasan dinding.
Gambarlah beberapa lukisan atau warnai beberapa bagiannya sebagai hiasan. Lalu
keringkan dan hiasan dinding sudah siap digunakan.
Produk kerajinan ketiga yaitu jam dinding dari bambu. Alat yang digunakan
pada kerajinan ini adalah bambu yang sudah dipotong, mesin jam, , cat, amplas,
baterai jam, angka-angka, dan jarum jam. Cara membuatnya yaitu bambu yang sudah
dipotong dikeringkan dengan cara dijemur, lalu rekatkan potongan bambu dengan
lem, sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Amplas agar bambu yang sudah
terbentuk tidak kasar dan hilang seratnya. Cat kemudian keringkan, lubangi bagian
tengahnya dengan bor untuk merangkai jarum jam kemudian angka-angka jam
ditempel dengan menggunakan lem, selanjutnya rangkai mesin jam dibelakang jam,
dan pasang baterai. Jam sudah selesai dan siap digunakan

Produk kerajinan keempat yaitu hiasan cermin dari bambu. Bahan yang
digunakan adalah bambu, cermin bulat atau lonjong, gergaji, lem, amplas dan tali.
Pembuatan dilakukan dengan cara memotong bambu sebanyak mungkin menjadi
pendek-pendek namun tidak terlalu tipis, haluskan dengan amplas. Talilah potongan
bambu-bambu tersebut hingga menjadi sebuah lingkaran yag besar (sesuaikan
dengan ukuran cermin). Potongan bambu yang telah ditali tersebut buatlah 4
lingkaran. Satukan 4 lingkaran bambu tersebut dengan tali agar menjadi lingkaran
yang besar. Tempelkan cermin pada bagian belakang lingkaran bambu dengan lem
yang kuat. Cermin siap digunakan.

5
Produk kerajinan ke lima adalah gelas dari bambu, bahan yang digunakan
untuk membuat kerajinan ini yaitu batang bambu muda (hijau) ambil bagian
bawahnya saja, gergaji tangan, amplas, pilox transparan/pernis, spidol, meteran. Cara
membuatnya yaitu dengan memotong terlebih dulu bambu dengan ukuran 7-0 cm
menggunakan gergaji tangan, ambil bagian bawah bambu agar gelas nantinya
memiliki alas. Gosok potongan gelas memakai amplas supaya seluruh bagian halus
dari bubuk dan serpihan bambu. Cuci batang bambu menggunakan air dan sabun
lakukan 3 kali. Pastikan semua serpihan dan debu kotor hilang pada batang bambu.
Kemudian warnai gelas dnegan pilox, pernis, atau cat minyak jika dirasa perlu,
keringkan dan gelas siap digunakan.

2.3 Wawancara
Sosialisasi sekaligus wawancara dilakukan di kediaman Ibu Indah, Jl. Famili.
Ibu-ibu yang diberdayakan berjumlah 5 orang yang merupakan pelaku usaha
kuliner yaitu; Ibu Indah, Ibu Mellin, dan Ibu Siswinarni memiliki usaha Miayam
Bakso, Ibu Ririn dan Ibu Ase memiliki usaha Pecel Lele. Sejatinya mereka ini
termasuk individu yang mandiri karena memiliki usaha sendiri tanpa harus
menyusahkan suaminya.
Ibu Indah berusia 48 tahun dan memiliki 3 orang anak. Tanggapan Bu Indah
mengenai kegiatan ini sangat positif “Belum pernah ada siswa yang turun langsung
untuk sosialisasi seperti ini mengenai pemberdaayaan sebelumnya, ini pertama kali
bagi saya”, begitulah ujar Bu Indah yang menanggapi secara positif kegiatan
sosialisasi.
Bu Mellin berusia 32 tahun dan belum memiliki anak juga sangat penasaran
dan aktif bertanya “Pemberdayaan dilakukan dalam bentuk apa?”. Kemudian
penulis menjelaskan bahwa pemberdayaan dilakukan dengan memanfaatkan
kearifan local yang ada yaitu bambu, dengan membuat kerajinan tangan seperti
gelas, hiasan cermin, jam dinding, dan lain-lain.
Penulis bertanya mengenai kegiatan pemberdayaan serupa yang sudah pernah
dilakukan oleh ibu-ibu setempat. “Kegiatan pemberdayaan seperti ini merupakan
pengalaman pertama bagi kami, dan belum pernah dilakukan sebelumnya”,

6
begitulah ujar Ibu Ririn selaku pelaku usaha Pecel Lele yang berusia 48 tahun dan
memiliki 3 orang anak.
Bu Ase (30 tahun) dan Bu Siswinarni (42 tahun) juga menyatakan bahwa
kegiatan sosialisasi mengenai pemberdayaan masyarakat seperti ini harus
dilakukan, karena masih banyak diluar sana yang bingung untuk memulai usaha
harus dari mana. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ibu-ibu ini diharapkan
nantinya masyarakat bisa lebih aktif dan peduli tentang kearifan local dan sumber
daya yang ada didaerahnya.

2.4 Strategi Penjualan


Penjualan kerajinan tangan dilakukan secara offline dan online. Secara online
diperjual belikan melalui Social Media seperti whatsapp, facebook, dan Instagram.
Tapi akan lebih aktif di facebook karena menurut ibu-ibu yang diberdayakan
facebook lebih ramah, familiar, dan mudah digunakan. Baik untuk melakukan
promosi guna meningkatkan penjualan. Penjualan secara online dilakukan melalui
akun Facebook Ibu Indah yang memiliki username Indah Ariesta Trisnawati, dan
memiliki pengikut lebih dari 1000 orang. Penjualan melalui social media
diharapkan akan dapat banyak pelanggan karena pemasaran dilakukan dengan lebih
luas. Penjualan secara offline dilakukan dari mulut ke mulut, hal ini bertujuan untuk
memperkenalkan kerajinan tangan dengan lebih komunikatif dan meningkatkan
kepercayaan konsumen atau pembeli.
Harga menyesuaikan dari tingkat kesulitan dan daya tarik kerajinan tangan yang
dibuat, Lampu hias dijual senilai Rp. 50.000, hiasan dinding Rp. 35.000, jam
dinding Rp. 70.000, hiasan cermin 100.000 dan gelas senilai Rp. 50.000. Harga
yang diterapkan adalah harga yang cukup terjangkau menimbang dari pembuatan
produk kerajinan tangan terbilang cukup sulit, dan butuh kreatifitas tinggi.

2.5 Masyarakat yang merasa diberdayakan


Ibu Indah merasa beruntung dengan adanya sosialisasi pemberdayaan ini, karena
sudah lama Bu Indah penasaran dengan olahan bambu yang akhirnya bisa diperjual
belikan sesuai dengan fungsinya. Begitu juga dengan Ibu Mellin yang sangat

7
senang dengan adanya dilakukan sosialisasi pemberdayaan ini, menurutnya siswa
zaman sekarang lebih aktif terjun ke masyarakat secara langsung dan observasi
sendiri.
Ibu Ririn juga merasa beruntung dilakukan pemberdayaan ini karena bisa
mendapatkan penghasilan tambahan dari berjualan pecel lele. Begitu pula dengan
Ibu Ase yang merasa antusias karena bisa menghasilkan uang dari rumah dengan
berjualan secara online. Ibu Siswinarni awalnya masih ragu-ragu dengan ajakan
penulis namun beliau akhirnya meyakini bahwa kegiatan ini dapat berdampak
positif bagi kehidupannya kelak, selain bisa menghasilkan tambahan penghasilan,
dilakukannya pemberdayaan ini dapat membuat Ibu Siswinarni menjadi individu
yang mandiri serta kreatif, ia merasa lebih leluasa untuk menuangkan pikirannya
dalam bentuk seni.

8
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kearifan local merupakan bagian dari suatu budaya dan masyarakat yang tida
dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Biasanya diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Kearifan local dapat digunakan
untuk membedayakan komunitas agar bergerak selaras dengan nilai kearfian lokal.
Dengan begitu akan tercipta hubingan timbal balik
Pemberdayaan adalah suatu proses penyadaran masyarakat yang dilakukan
secara transformative dan berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan
dalam menagani persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup
sesuai dengan harapan. Untuk mewujudkan hal ini, bisa dibuat dengan melakukan
pemberdayaan komunitas ibu-ibu setempat dengan berbasis kearifan local.
Memanfaatkan sumber daya alam yaitu tanaman bambu yang dibuat kerajinan
tangan seperti hiasan dinding, jam dinding, hiasan cermin, gelas, dan hiasan lampu.
Kerajinan ini kemudian dijual secara offline maupun online (facebook). Tujuannya
dilakukannya kegiatan ini pada Ibu-ibu setempat adalah untuk mewujudkan
individu yang mandiri, kreatif, serta inofatif.

3.2 Saran
Makalah ini masi jauh dari kata sempurna untuk itu diharapkan bagi pembaca
untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Pemberdayaan diharapkan
dapat didukung oleh pemerintah agar masyarakat memiliki motivasi dalam
pengembangan potensi daerah masing-masing. Penulis berharap pemerintah dapat
mendampingi langsung agar tercapainya keberhasilan pemberdayaan dalam melalui
kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi masyarakat. Untuk masyarakat
setempat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasinya dalam
mendukung pemberdayaan.

Anda mungkin juga menyukai