Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PEMBUATAN PRODUK DAN KARYA

ILMIAH KEARIFAN LOKAL


“Keunikan Arsitektur Rumah Adat Badak Heuay”

OLEH:

1. Hasya Dafin Muaffi Mulya Sugandi (16) X-7


2. Vito Zuldhan Ganiatha
3. Abyan Maulana Arrahman
4. Debian Sophiandy
5. Azzahra Putria Tauziah
6. Najma Luthfiana Khoirunnisa

SEKOLAH MENENGAH NEGERI 23 KOTA BANDUNG

PROVINSI JAWA BARAT 2022


SMA NEGERI 23 BANDUNG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena atas izinnya lah semua yang
kami perjuangkan, kami lakukan, dan kami usahakan dengan kerja keras yang berakhir
sampai pada hasil tugas proyek ini. Kepada sang mahakuasa yang maha mendengar
do’a dan yang maha mengabulkan do’a-do’a hambanya. Tak lupa juga shalawat serta
salam tetap tercurah kepada baginda rasul kita semua, nabi Muhammad SAW.

Kami sadar kurangnya ilmu yang kami miliki dapat berdampak pada hasil akhir
Proyek ini. Maka dari itu kami ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua pembimbing kami yaitu Pak Janu Eko Hermanto, S.Pd. dan Bu
Hj. Iis Sutji R, M.P .Kim, karena telah membimbing kami dalam mengambil keputusan
dan memberikan kami pertolongan dalam pengerjaan Proyek kali ini.

Kami sebagai pelajar yang baru saja naik ke janjang SMA sadar bahwa hasil
pengerjaan kami masih kurang dan sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu hasil
proyek kami pun tidak luput dari kesalahan dan ketidak rapian di dalamnya. Maka dari
itu untuk pembelajaran kedepannya kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak ibu
guru yang bersifat membangun, karena setiap kritik dan saran yang dilemparkan
merupakan ilmu, wawasan, pengalaman, dan pengetahuan baru untuk kami yang
tentunya akan berguna kedepannya.

Terakhir, kami sekelompok berharap Proyek ini akan bermanfaat, membanggakan,


serta mengharumkan nama SMAN 23 Bandung dan juga Indonesia negara kita tercinta

Bandung, September, 2022

Kelompok 3

2
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Daftar Isi
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 dan 1.2
Gambar 1.3 dan 1.4
Gambar 1.5 dan 1.6
Gambar 2.1 dan 2.2
Gambar 2.3, 2.4, dan 2.5
Gambar 2.6
Gambar 3.1 dan 3.2
Gambar 3.3 dan 3.4

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori
2.2 Teori Pendukung Utama
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Obyek
3.2 Metodologi Penelitian
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Rumah Adat “Badak Heuay”
4.2 Pengerjaan
4.3 Pembahasan Produk
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
SMA NEGERI 23 BANDUNG

4
SMA NEGERI 23 BANDUNG

BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus, digunakan untuk
tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat merupakan salah satu
representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas
suku/masyarakat. Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan
mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan
masyarakat dalam sebuah peradaban salah satunya di daerah jawa barat.

Rumah-rumah adat di Indonesia memiliki bentuk dan arsitektur masing-masing


daerah sesuai dengan budaya adat lokal. Rumah adat pada umumnya dihiasi ukiran-
ukiran indah, Banyak rumah-rumah adat yang saat ini masih berdiri kokoh dan sengaja
dipertahankan dan dilestarikan sebagai simbol budaya Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, maka terjadi pula perubahan kebutuhan bangunan


manusia di zaman yang baru ini. Rumah adat atau rumah tradisional pun banyak
yang mengalami perubahan dan tidak sedikit rumah adat atau tradisional yang
hampir punah. Sebagai contoh kita akan mengambil salah satu rumah adat yang ada di
jawa barat sebagai topik utama yaitu rumah adat Badak Heuay.

Rumah adat Badak Heuay akan menjadi topik utama dalam Proyek kali ini yang berasal
dari Jawa Barat lebih tepatnya berasal dari kota Sukabumi. Disebut Badak Heuay
karena jika dilihat dari samping bentuknya seperti badak yang sedang menguap, dalam
Bahasa sunda menguap atau nguap artinya “Heuay” oleh Karena itu disebut rumah adat
Badak Heuay.

5
SMA NEGERI 23 BANDUNG

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari subtema ini adalah


1. Mengapa rumah adat setiap daerah itu berbeda-beda?
2. Mengapa rumah adat di Jawa Barat sudah jarang ditemui?
3. Mengapa bentuk rumah adat Badak Heuay seperti itu dan apa kegunaannya
untuk kehidupan manusia sehari-hari?

1.3 Hipotesis

1. Kondisi rumah adat Badak Heuay di Jawa Barat jumlahnya sudah tidak begitu banyak
tetapi masih ada beberapa kelompok masyarakat yang menggunakan rumah adat ini
sebagai tempat tinggal mereka.

2. Imah Badak Heuay memiliki arsitektur yang khas pada bagian atapnya karena atap
rumah tersebut terbuka lebar menyerupai mulut badak yang menganga. Hal ini
dikarenakan atap Imah Badak Heuay tidak menggunakan sambungan atap depan dan
belakang (wuwung).

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah kita sebagai masyarakat Jawa barat dapat mengetahui
kondisi rumah adat yang ada di Jawa barat salah satunya adalah rumah adat "badak
heuay", yang memiliki arsitektur yang cukup unik.

1.5 Manfaat penelitian

Dapat mengenal lebih jauh dan lebih detail mengenai arsitektur bagian bagian rumah
adat Badak Heuay dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, serta kondisi rumah adat
yang ada di Jawa Barat.

6
SMA NEGERI 23 BANDUNG

BAB 2
Kajian Teori

2.1 Tinjauan Teori

Rumah adat merupakan bangunan tradisional Indonesia pada umumnya menggunakan


bahan-bahan yang mudah diperoleh dari alam sekitarnya. Selain dipengaruhi oleh alam
lingkungannya, bentuk rumah tradisional sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat,
agama, kepercayaan, serta ornamen yang ada merupakan simbol dari falsafah
kehidupan.

Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dimana struktur, cara pembuatan, bentuk,
fungsi, dan ragam hias setiap daerah memiliki simbol-simbol sendiri yang tentunya
berbeda, hal tersebut diwariskan secara turun menurun, serta dapat dipakai oleh
penduduk setempat, semua hal itu disebut sebagai tradisi. Ini semua temasuk ke dalam
arsitektur tradisional.

Arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan dengan
cara senantiasa sama sejak beberapa generasi atau teknik membangun dari tradisi
budaya bermukim masyarakat sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut
sekelompok budaya tertentu. Dengan demikian bahwa arsitektur tradisional merupakan
arsitektur yang menampilkan hubungan manusia dengan sejarah melalui bangunan.

Pembangunan rumah pada zaman dahulu dibangun dengan beberapa syarat yang harus
dipertimbangkan oleh nenek moyang kita. Baik itu syarat terhadap bahan bangunan,
bulan dan tanggal yang dalam pembangunan rumah, maupun hal-hal yang bersifat
spiritual religious. Dan juga, upacara untuk mencapai keselamatan dan terhindar dari
berbagai macam bahaya, seperti bahaya cuaca, bahaya serangan binatang buas yang

7
SMA NEGERI 23 BANDUNG

menjadi musuh manusia pada dahulu kala, maupun bahaya rohani yang mengancam,
yang dipercaya oleh masyarakat primordial dahulu.

Namun sekarang, selain untuk hal tersebut, rumah juga berarti sebagai tempat
beristirahat, membina individu keluarga, tempat kerja, dan sekaligus juga sebagai
lambang sosial.

Status sosial dalam suatu kalangan tertentu bisa dilihat dengan mudah hanya dari
rumahnya saja karena perbedaan arsitektur antara orang biasa dan orang berpengaruh
atau mampu pada jaman dahulu sangat menonjol dan memiliki perbedaan dalam warna
rumah, material, kemegahan, dll.

2.2 Teori Pendukung Utama

Perlu diketahui bahwa rumah adat di Indonesia itu sangat beragam jenisnya, selaras
dengan keberagaman kebudayaan yang sangat banyak yang dimiliki negara ini. Setiap
provinsi wajar ditemukan rumah adat yang berbeda-beda, sebab latar belakang sejarah
dari provinsi tersebut juga berbeda.

Gambar 1.1

Rumah adat “Badak Heuay” juga memiliki arsitektur sendiri yaitu pada atapnya yang
jika dilihat dari samping terlihat seperti badak yang sedang menguap, selain itu Badak
Heuay juga termasuk ke dalam rumah panggung yang selain berguna untuk menyimpan

8
SMA NEGERI 23 BANDUNG

bahan rumah panggung juga berguna untuk menhindari serangga dan hewan buas inilah
bentuk arsitektur berdasarkan kondisi alamnya.
Gambar 1.2

Ada lagi perbedaan antar rumah adat yang cukup unik, Seperti rumah adat Limas di
provinsi Sumatra Selatan yang mempunyai ciri khas yaitu berbentuk limas dan
bangunannya bertingkat-tingkat.

Gambar 1.3

Juga contoh lainnya rumah adat di Kalimantan yaitu rumah adat Lamin yang
mempunyai ciri khas rumah panggung bertingkat berukuran besar yang dapat dihuni 12
sampai 20 keluarga.

Selain semua perbedaan itu rumah adat sendiri memiliki beberapa fungsi, salah satu nya
adalah sebagai tempat dilaksanakannya sebuah upacara adat. Tidak hanya itu saja,
rumah adat juga sering dijadikan sebagai tempat berlangsungnya musyawarah yang
dihadiri oleh tokoh masyarakat.

Penyelenggaraan upacara adat di rumah adat ini biasanya secara besar-besaran,


sehingga masyarakat atau wisatawan yang tidak tergabung, tetap boleh menonton
bagaimana upacara adat itu berlangsung. Contohnya adat Dulohupa.

9
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Gambar 1.4

Rumah Dulohupa juga disebut Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo oleh penduduk
Gorontalo. Dahulu, rumah adat ini digunakan sebagai tempat bermusyawarah keluarga
kerajaan dan sebagai ruang sidang kerajaan bagi pengkhianat negara melalui sidang tiga
tahap pemerintahan yaitu Buwatulo Bala (Tahap keamanan), Buwatulo Syara (tahap
hukum agama Islam) dan Bawatulo Adati (Tahap hukum adat) dan merencanakan
kegiatan pembangunan daerah serta menyelesaikan permasalahan penduduk setempat.

Namun saat ini, rumah adat Dulohupa digunakan untuk pagelaran upacara adat, seperti
upacara adat pernikahan dan pagelaran budaya dan seni di Gorontalo. Di dalam rumah
adat ini terdapat perlengkapan untuk upacara perkawinan, pelaminan dan benda-benda
berharga lainnya.

Gambar 1.5 dan 1.6

Di dalam rumah adat Dulohupa penduduk adat Gorontalo perkawinan berupa


pelaminan, busana adat pengantin, dan perhiasan lainnya. Kini rumah adat Doluhapa
digunakan oleh masyarakat Gorontalo difungsikan untuk tempat menjalankan upacara
pernikahan dan juga upacara adat lainnya.

10
SMA NEGERI 23 BANDUNG

BAB 3
Metode Penelitian

3.1 Deskripsi Obyek

Rumah adat "Badak Heuay" memiliki Arti yang sangatlah unik yakni seekor badak yang
menguap, berasal dari Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Merupakan salah satu
dari 8 rumah adat khas Sunda yang ada di Jawa Barat. Keunikannya sendiri terletak
pada bagian atapnya yang menyerupai badak yang menguap dan rumah adat "Badak
Heuay" juga merupakan sebuah rumah panggung, biasa digunakan untuk menerima
tamu laki-laki.

3.2 Metodologi Penelitian

Penelitian tentang rumah adat ini dilakukan dengan cara melakukan research di internet
terkait rumah adat dan arsitektur tradisional yang ada di Indonesia, menonton video dan
menganalisis bentuk dari rumah adat "Badak Heuay" serta memperhatikan keunikan
dari rumah adat tersebut.

Mencari dan menelaah kembali teori tentang rumah adat bahwa setiap rumah adat yang
ada di daerah masing-masing itu berbeda satu sama lain dan Membandingkan

11
SMA NEGERI 23 BANDUNG

perbedaan-perbedaan yang ada diantara rumah adat untuk membuktikan teori yang
sudah ditelaah tersebut terkait rumah adat beserta arsitekturnya.

12
SMA NEGERI 23 BANDUNG

BAB 4
Pembahasan

4.1 Pembahasan Rumah Adat “Badak Heuay”

Gambar 2.1

Rumah adat “Badak Heuay” seperti yang kita ketahui memiliki arti badak yang
menguap, Bangunan rumah adat ”Badak Heuay” memiliki arsitektur dengan ciri khas
pada bagian atas atau hulu. Hulu merupakan bagian dari Struktur rumah adat suku
sunda, rumah adat suku Sunda juga merupakan perwujudan dari kosmologis tubuh
manusia, yaitu ada bagian kepala, badan, dan kaki. Setiap bagian ini mempunyai
fungsinya masing-masing dan terdapat struktur khusus. Bisa disebut juga sebagai

hulu(kepala), awak(badan), dan suku(kaki).

Gambar 2.2

Bentuk atas unik yang dimaksud adalah atapnya terdiri dari 2 sisi yaitu sisi belakang
yang panjang merendah kebelakang menumpang kepada sisi depan rumah yang pendek,
dan terbuka lebarr seperti mulut badak yang sedang menguap. Inilah yang menjadi
keunikan utama rumah adat “Badak Heuay” karena jika dilihat dari samping atap
rumahnya menyerupai seekor badak yang sedang menguap, hal ini dikarenakan atapnya

13
SMA NEGERI 23 BANDUNG

tidak menggunakan sambungan atap depan dan belakang yang disebut wuwung. Selain
itu juga atapnya memiliki kelebihan panjang yang dinamakan dengan rambu.

Gambar 2.3

Selain itu, rumah adat “Badak Heuay” juga merupakan salah satu jenis rumah panggung
yang unik khas adat Sunda. Rumah panggung ini dibangun bertumpu pada tiang dan
alasnya enggak menyentuh tanah, memiliki kolong rumah yang tinggi antara 0,5 meter
hingga 1,8 meter, dengan ketinggian tersebut cukup besar untuk tempat hidup binatang
peliharaan, tempat penyimpanan alat pertanian, serta bias jadi tempat persediaan
makanan juga hasil panen. Selain untuk hal itu dalm kebudayaan adat Sunda rumah
yang tidak menyentuh tanah menandakan suatu penghormatan pada orang yang telah
tiada.

Gambar 2.4

Rumah ini juga dilengkapi dengan golodog yang berfungsi untuk menghubungkan tanah
dengan lantai rumah, juga dapat membersihkan kaki sebelum masuk ke rumah. Golodog
biasanya terbuat dari kayu atau kebanyakan terbuat dari bamboo gelondongan.

14
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Gambar 2.5

Dinding dari rumah adat “Badak Heuay” terdiri dari anyaman bamboo sederhana yang
disebut dengan bilik, sebuah dinding anyaman bamboo ringan, memiliki daya tahan
yang kuat, kokoh, serta memakan biaya yang terbilang cukup murah dibandingkan jika
menggunakan bahan lain, seperti baja, batu, dan lainnya.

Rumah adat “Badak Heuay” adalah rumah yang sederhana, bahkan kebanyakan tidak
memiliki kursi dan hanya mengamparkan tikar sebagai tempat duduknya, namun
kesederhanaan dari rumah adat tersebut memiliki nilai filosofis yang cukup tinggi yaitu
sebagai lambang dari kesahajaan, keharmonisan dengan alam, masyarakat yang ramah,
sopan, dan juga kekeluargaan. Oleh karena itu rumah adat “Badak Heuay” tidak
memiliki hal yang benar-benar mencolok seperti motif, lambang, dan lain halnya.
Rumah adat “Badak Heuay” masih sering dijumpai di Sukabumi dan tetap menjadi
bentuk atap utama beberapa masyarakat yang ada di sana.

Gambar 2.6

Desain dari rumah adat ”Badak Heuay” ini juga kerap dijadikan sebagai inspirasi hunian
masyarakat jaman sekarang yang sudah mengarah ke era modernisasi. Konsep atap
belakang yang menjorok ke atas, atau panjang atap satu dengan atap lainnya yang
berbeda sangatlah unik dan tak lekang dimakan zaman. Hal tersebut bisa membantu kita
untuk tetap mempertahankan kebudayaan yang ada.

4.2 Pengerjaan

15
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Pengerjaan Proyek ini dilakukan dengan sepenuh hati dan kami juga membuat produk.
Produk yang akan dibuat oleh kelompok kami adalah sebuah Miniatur dari rumah adat
“Badak Heuay” berbahan baku kayu (seperti stik eskrim, sumpit, dan lain-lain) dengan
luas alasnya 33,5cm x 21,5cm persegi, yang dibuat untuk dijadikan sebagai contoh kecil
dari rumah adat “Badak Heuay” yang asli. Berikut adalah hal-hal yang sudah dilakukan
kelompok kami untuk Mengerjakan Projek ini.

4.2.1 Timeline Pengerjaan

NO Hari Tanggal Kegiatan


1 Rabu 3/8/2022 “Menentukan Tema Projek”
“Menentukan jenis penelitian KTI/Produk”
“Menentukan judul penelitian KTI/Produk”
2 Rabu 10/8/2022 “Menyusun Rancangan kerja”
“Membuat latar belakang”
“Mencari permasalahan dan Manfaat
Proyek”
3 Minggu 14/08/2022 “Mendiskusikan Pembuatan Produk dan
bahan-bahannya”
4 Senin 15/08/2022 “Mengerjakan Bab 1 Pendahuluan”
5 Selasa 16/08/2022 “Mengerjakan Bab 2 Kajian Teori”
6 Rabu 17/08/2022 “Mengerjakan Bab 3 Metode Penelitian”
7 Jumat 19/08/2022 “Mengerjakan Bab 4 Pembahasan”
8 Senin 22/08/2022 “Mengerjakan Bab 5 Kesimpulan, Saran, dan
Rekomendasi”
9 Rabu 24/08/2022 “Melakukan Pembimbingan dan Revisi
Makalah”
10 Jumat 26/08/2022 “Membeli bahan-bahan untuk membuat
Produk”
11 Sabtu 27/08/2022 “Mulai Pengerjaan Produk bagian 1”
12 Rabu 31/08/2022 “Mulai Pengerjaan Produk bagian 2”
13 Jumat 2/9/2022 “Mulai Pengerjaan Produk bagian 3”
16
SMA NEGERI 23 BANDUNG

14 Sabtu 3/9/2022 “Mulai Pengerjaan Produk Bagian 4”


15 Senin 5/9/2022 “Evaluasi dan Refleksi”
16 Rabu 7/9/2022 “Revisi Produk bersama Pembimbing”
“Finishing Makalah”
“Finishing Produk”
17 Rabu 14/09/2022 “Pengumpulan”
Tabel 1.1 Timeline Pengerjaan

4.2.2 Rincian Harga, Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah Harga


1 Stik es krim 3 pack Rp. 0-,
2 Duplex 8 Rp. 30.000-,
3 Spidol 1 Rp. 0-,
4 Pulpen 2 Rp. 0-,
5 Gunting 1 Rp. 0-,
6 Cutter 2 Rp. 0-,
7 Cat Acrylic 5 Rp. 0-,
8 Cat Pernis 1 Rp. 41.000-,
9 Lem Tembak 1 Rp. 0-,
10 Lem Kayu 1 Rp. 0-,
11 Tali Rami 1 Rp. 0-,
12 Serabut Kelapa 1 Rp. 0-,
13 Penggaris 1 Rp. 0-,
14 Gergaji Kecil 1 Rp. 0-,
15 Kuas 1 Rp. 0-,
16 Kardus 1 Rp. 0-,
17 Sumpit 32 Rp. 21.000-,
18 Isi Lem Tembak 5 Rp. 12.000-,
Total Rp. 104.000-,
Tabel 1.2 Rincian Harga

4.3 Pembahasan Produk

1. Diskusi Awal
Sebelum membuat produk kami
berdiskusi untuk menentukan

17
SMA NEGERI 23 BANDUNG

bahan, alat, beserta budget yang dimilki untuk membuat produk yaitu sebuah
miniatur rumah adat .
Gambar 3.1

2. Persiapan
Setelah itu kami mengumpulkan dana
dengan cara patungan perorang 20 ribu,
dana yang telah dikumpulkan digunakan
untuk membeli bahan dan peralatan yang
nantinya akan digunakan untuk membuat
miniatur rumah adat tersebut.
Gambar 3.2

3. Pembuatan

Kami bekerja sama dalam membuat


miniatur, berawal dari memotong
sumpit dan stik es krim untuk
dijadikan pondasi rumah, selanjutnya
mewarnai duplex yang akan
dijadikan alas dan tembok dari
miniatur tersebut.
Gambar 3.3

Dan yang terakhir kami


menggunakan pernis pada bahan
yang terbuat dari kayu agar
mengkilat dan bertekstur serta
menempelkannya pada pondasi
rumah yang telah dibuat.

Gambar 3.4

4. Finishing

18
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Setelah selesai membuat produk kami melakukan finishing, seperti merapihkan dan
melakukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan pada produk agar kami bisa
mendapatkan hasil yang terbaik dari pembuatan produk tersebut, dan proses
pembuatan produk pun akhirnya selesai.

Semua ini kami lakukan bersama-sama dengan sepenuh hati, demi mendapatkan
hasil yang terbaik. Walaupun di dalam prosesnya kami mengalami beberapa
hambatan, tetapi hal tersebut tidak menghalangi kami dalam menyelesaikan
pengerjaan produk tersebut.

BAB 5
Kesimpulan, Saran, dan Rekomendasi

5.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, mengapa masing-masing rumah adat bisa memiliki ciri khas khusus
tersendiri? karena bentuk rumah adat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dari
daerah setempat, seperti rumah adat “Badak Heuay” yang memiliki nilai filosofis
kesederhanaan berbeda dengan rumah adat yang berasal dari daerah lainya yang
memiliki keunikan serta nilai filososfis tersendiri yang berbeda-beda setiap daerahnya.

Dari situ kita dapat mengetahui betapa beragam serta berharganya kebudayaan yang ada
di negara tercinta kita Indonesia, oleh arena itu kita sebagai warganya harus bisa
menghormati, menghargai serta melestarikan dan juga menjaga kebudayaan-
kebudayaan tersebut agar tidak lekang dimakan zaman hilang begitu saja.

19
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Daftar Pustaka
Heni Widiasuti    “Filosofi dan fungsi rumah adat Imah Badak Heuay dari jawa barat”

https://kids.grid.id/read/472923565/filosofi-dan-fungsi-rumah-adat-imah-badak-heuay-
dari-jawa-barat

Diakses 19 Agustus 2022

Silmi Nurul Utami  “Imah Badak Heuay,khas jawa barat”

https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/04/190944769/imah-badak-heuay-rumah-
adat-jawa-barat

Diakses 20 Agustus 2022

123dok.com “rumah adat kajian teori”

https://text-id.123dok.com/document/myjm05kky-rumah-adat-kajian-teori.html

20
SMA NEGERI 23 BANDUNG

Diakses 20 Agustus 2022

Rafi wijaya “Mengenal rumah adat sunda”

https://www.gramedia.com/literasi/mengenal-rumah-adat-sunda/

Diakses 21 Agustus 2022

Hilda B Alexander “Pesona arsitektur tradisional untuk rumah masa kini”

https://properti.kompas.com/read/2020/09/05/140000721/pesona-arsitektur-tradisional-
untuk-rumah-masa-kini

Diakses 25 Agustus

Elmer Julian susilo “penting nya melestarikan arsitektur tradisional di Indonesia”

https://www.kompasiana.com/elmer12032/60018997d541df65695a9817/pentingnya-
melestarikan-arsitektur-tradisional-di-indonesia

Diakses 29 Agustus 2022

21

Anda mungkin juga menyukai