Anda di halaman 1dari 15

KARYA ILMIAH

PERKEMBANGBIAKAN DAN MANFAAT

TANAMAN KECUBUNG

(Karya Tulis Yang Disusun Untuk Melengkapi Nilai Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia)

DISUSUN OLEH

NAMA : CINDY P SIMAMORA

NISN : 0054597993

KELAS : IX B

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 51 PALEMBANG

JALAN YUSUF SENEN SUKAMULIA, KEL. TALANG


BETUTU, KEC. SUKARAMI, PALEMBANG

2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai Tugas Ujian Praktik Bahasa Indonesia,
yang diujikan pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I, Penguji II,

Makmur, S.Pd. Helmiyati, S.Pd.

NIP 196709022007011004 NIP 196510281989032005

Diketahui

Kepala Sekolah,

H.Syaripudin, S.Pd.

NIP 196510021989101001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun karya ilmiah ini tanpa suatu halangan apapun.
Banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan secara langsung dan tidak
langsung dalam penyelesaian karya ilmiah ini, maka dari itu saya akan
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak H.Syaripudin, S.Pd yang telah membantu menyetujui karya tulis ini.

2. Bapak Makmur, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam mengerjakan
karya tulis ini.

3. Teman- teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya


tulis ini.

Karya tulis ilmiah ini disusun dengan harapan agar siswa-siswi SMP Negeri 51
Palembang mengetahui manfaat dan cara perkembangbiakan tanaman kecubung.

Saya sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran agar karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Maret 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
1.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................... 3


2.1 Asal Usul Kecubung.................................................................................... 3
2.2 Manfaat dari Kecubung ............................................................................... 4
2.3 Cara Perkembangbiakan Kecubung ............................................................ 7

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................. 8


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 8
3.2 Saaran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman


hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Jumlah flora dan fauna yang ada di
dunia diperkirakan 17% berada di Indonesia. Tingginya tingkat keanekaragaman
hayati tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat
curah hujan tinggi. Hutan tropis Indonesia merupakan salah satu hutan alam
tropika basah terbesar dan terkaya akan keragaman flora dan fauna, dimana
sekitar 25.000-30.000 jenis tumbuhan berbunga dan berbiji terdapat pada hutan
alam Indonesia.

Salah satu jenis keanekaragaman hayati dari kelompok flora yang ada di
Indonesia adalah tumbuhan kecubung. Kecubung (Daturae Metel) adalah
tumbuhan berbunga anggota suku solanaceae yang merupakan tanaman perdu
batang berkayu dan memiliki bentuk batang bengkok tinggi yang dapat mencapai
1,5 m dan bunganya berbentuk terompet besar. Kecubung biasanya berbunga
putih atau ungu, tetapi hibridanya memiliki bunga yang beraneka warna. Bunga
kecubung merupakan bunga tunggal yang terletak di ketiak daun, menggantung
dan bertangkai.

Di Indonesia, kecubung umumnya tumbuh liar di daerah lembab sebagai


penutup jurang ataupun sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Kecubung dapat
diperbanyak atau dikembangbiakan dengan cara stek dan biji. Diperkirakan
kecubung pertama kali dipakai sebagai obat-obatan pada abad kesepuluh. Bahkan
bangsa Mesir sudah menggunakan bunga kecubung sejak zaman sebelum masehi
sebagai makanan spiritual. Melalui karya ilmiah ini, diharapkan dapat diketahui
cara perkembangbiakan dan manfaat kecubung yang lebih luas lagi sehingga
dapat bermanfaat bagi banyak orang.

1
ii
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana asal usul dari tanaman kecubung?

2. Apa manfaat dari tanaman kecubung?

3. Bagaimana cara perkembangbiakan tanaman kecubung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui asal usul dari tanaman kecubung?

2. Mengetahui manfaat dari tanaman kecubung?

3. Mengetahui cara perkembangbiakan tanaman kecubung?

1.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penulisan karya ilmiah ini diperoleh dari buku
“Budidaya dan Manfaat Kecubung, Jengger Ayam, Kana dan Ganyong”. Karya
dari penyusun Kardono dan penerbit PT. Armandelta Selaras Jakarta.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Kecubung

Kecubung berasal dari Meksiko dan termasuk ke dalam jenis tanaman


beracun. Pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada Tahun 1753 dan
tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m di atas permukaan
laut. Di Indonesia, umumnya kecubung tumbuh liar di daerah yang lembab
sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias.
Kecubung merupakan tanaman perdu batang berkayu, bentu batang bengkok
tinggi dapat mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke
arah satu sisi saja, daun berhadapan berbentuk bulat menghadap ke atas.
Bunganya berwarna ungu atau putih dan berbentuk terompet serta buahnya
berbentuk kotak bulat berduri dengan biji yang banyak berwarna cokelat bulat
piph. Kecubung dapat tumbuh di liar di hutan dan di pekarangan, adapun bagian
tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah bunga, daun dan buah. Kecubung juga
memiliki kandungan kimia Alkaloid (skopolamina, hiosiamina, dan atropina) dan
Flavonoid. Nama simplisia dari kecubung adalah Daturealbae Flos,
Brugmansiae Suaveolinsis Flos (Bunga Kecubung Gunung). Adapun bentuk
bunga kecubung dan pohon kecubung dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar
2.2 berikut.

Gambar 2.1 Bentuk Bunga Kecubung

3
Sumber: kaltim.tribunews.com/2017/11/09

ii
Gambar 2.2 Pohon Kecubung

Sumber: steemit.com/indonesia/@nurakla/tanaman-kecubung

2.2 Manfaat dari Kecubung

Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai


obat, karena seluruh bagiannya mengandung alkahoida. Akan tetapi, alkahoida
bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar saja. Biji
kecubung mengandung hiosin dan lemak sedangkan daunnya mengandung
kalsium oksalat. Hal ini berkhasiat untuk mengobati rematik, sembelit, asma, sakit
pinggang, bengkak, encok, eksim, radang anak telinga, bisul dan ketombe. Berikut
ini manfaat dari tanaman kecubung antara lain:

1. Mengatasi Rematik dan Terkilir

Mengatasi penyakit rematik dengan cara mengambil daun dan bunga


kecubung secukupnya, bawang merah dan jahe secukupnya pula. Lalu tumbuk
bahan-bahan tersebut dan tempelkan pada bagian yang sakit. Atau dengan
mencampurkan irisan daun kecubung sebanyak 14 helai yang telah dijemur dan
ditambahkan dengan 10 sendok makan minyak kelapa, kemudian diamkan selama

4
3 hari dan pisahkan minyak dari daun lalu bisa digosokkan pada bagian yang
nyeri. Ramuan lainnya dengan mencampurkan 14 helai daun kecubung, 2 batang
sereh yang dicacah halus dan 2 gelas minyak kelapa, campuran tersebut didihkan
dan disimpang semalaman di tempat tertutup kemudian dihangkan kembali
minyaknya saja dan siap untuk digunakan.

2. Mengatasi Sembelit

Cara mengatasi sembelit dengan kecubung yaitu dengan mengolesi 2


lembar daun kecubung dengan minyak kelapa dan kemudian dipanggang hingga
daunnya menjadi layu. Setelah itu, daun yang telah dipanggang ditempelkan di
bagian bawah perut dan sebaiknya dilakukan 2-3 kali dalam sehari.

3. Mengatasi Asma

Asma dapat diatasi dengan beberapa lembar daun kecubung yang diiris
halus dan telah dijemur hingga kering. Kemudian daun tersebut dibuat lintingan
seperti bentuk rokok, lalu daun tersebut dihisap. Penggunaannya dibatasi hanya
satu gram per linting dan cukup satu linting setiap harinya. Alkaloid dalam
kecubung berkhasiat sebagai obat pereda kejang. Karena dapat memperbesar
saluran pernapasan yang menyempit, napas dapat menjadi lancar sehingga
memperingan penderita asma. Meskipun demikian, pemakaian sebagai obat dalam
dianjurkan harus di bawah pengawasan dokter.

4. Mengatasi Sakit Pinggang

Sakit pinggang dapat diatasi dengan daun kecubung yang berbatang ungu
sebanyak 5-10 lembar dan kapur sirih yang ditumbuk sampai halus dan kemudian
ditempelkan pada pinggang yang sakit sebanyak 2-3 kali dalam sehari.

5. Mengatasi Bengkak

Bengkak dapat diatasi dengan mengambil 1 lembar daun kecubung yang


dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang dan diremas-remas.
Tempelkan pada bagian yang bengkak sebanyak 2-3 kali sehari.

5
6. Mengatasi Encok

Mengatasi encok dengan mengambil 8 lembar daun kecubung hitam, cuci


bersih dan giling hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur. Lalu
gosokkan ramuan tersebut pada bagian yang sakit setiap dua kali sehari.

7. Mengatasi Eksim

Eksim diatasi dengan 25 gram daun kecubung yang ditumbuh hingga halus
dan diberi minyak kelapa secukupnya. Kemudian panaskan di atas api dan
tempelkan ramuan tersebut pada eksim dan biarkan beberapa saat.

8. Mengatasi Radang Anak Telinga

Dengan mengambil 10 lembar daun kecubung, cuci dan tumbuk hingga


halus. Kemudian campurkan ramuan tersebut dengan dua sendok makan minyak
kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu, lalu peras dan saring. Hasil perasan
minyak tersebut diteteskan pada anak telinga yang sakit dan lalukan dua kali
sehari sebanyak 5 tetes.

9. Mengatasi Bisul

Bisul dapat diatasi dengan 5 lembar daun kecubung yang ditumbuk sampai
halus dan kemudian ditempelkan pada bisul agar segera membaik

10. Mengatasi Ketombe

Ketombe diatasi dengan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 sdm


minyak kelapa. Lalu masukkan daun kecubung dan minyak kelapa ke dalam botol,
kemudian tutup botol tersebut. Setelah itu, jemurlah ramuan di bawah terik
matahari selama seminggu dan kemudian oleskan minyak pada kulit kepala setiap
2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Ulangi proses yang sama dalam beberapa
hari sampai ketombe hilang.

6
2.3 Cara Perkembangbiakan Kecubung

Perkembangbiakan kecubung dapat dilakukan dengan menggunakan


bijinya. Selain dengan bijinya, dapat juga dengan cara mengembangbiakan dengan
stek batang atau dengan istilah mencangkok batang tanaman tersebut. Berikut ini
cara perkembangbiakan kecubung:

1. Perkembangbiakan dengan Biji

Perkembangbiakan dengan biji, dilakukan dengan cara menyemaikan biji


kecubung dalam wadah tertentu yang sudah diisi media tanam. Setelah tumbuh
dan memiliki tiga daun, tanaman dapat dipindahkan ke polibag. Setelah 2-3 bulan
di polibag, tanaman sudah dapat dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan.

2. Perkembangbiakan dengan Mencangkok

Perkembangbiakan kecubung dengan mencangkok dan stek dilakukan


dengan cara memilih batang tanaman kecubung yang sehat, tidak terkena hama
penyakit. Biasanya dipilih batang yang sudah cukup untuk dicangkok. Cara
pencangkokan saman dengan pencangkokan pada tanaman lain. Kecubung
termasuk tanaman yang suka air dan limpahan sinar matahari, terutaman di pagi
hari. Setelah 3 minggu, sebaiknya tanaman diberi pupuk dan diulangi setiap 2-3
bulan. Pada saat tanaman mulai dalam pertumbuhan, berikan pupuk yang
memiliki kandungan nitrogen tinggi, misalnya NPK 15-10-10. Ketika sudah mulai
mengeluarkan bunga, berikan pupuk NPK dengan kandungan fosfor dan kalium
tinggi seperti NPK 10-15-15. Penyiraman seperti yang telah dijelaskan di atas
bahwa tanaman kecubung suka terhadap air. Untuk itu dalam menyiram tanaman
kecubung harus terus dilakukan sehari 2 kali penyiraman. Biasanya penyiraman
dilakukan pada saat pagi dan sore hari.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari karya ilmiah mengenai manfaat


dan cara perkembangbiakan kecubung yaitu:

1. Kecubung termasuk ke dalam jenis tanaman beracun yang berasal dari


Meksiko dan pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada Tahun 1753
serta dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m di atas permukaan
laut.

2. Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai


obat, karena seluruh bagiannya mengandung alkahoida. Adapun manfaat
kecubung yaitu untuk mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang,
bengkak, encok, eksim, radang anak telinga, bisul dan ketombe.

3. Cara perkembangbiakan kecubung dapat dilakukan dengan menyemaikan


biji kecubung dalam suatu wadah ataupun stek batang (mencangkok).

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Kecubung sangat beracun sehingga sebaiknya pemakaiannya sebagai obat


dalam dianjurkan harus di bawah pengawasan dokter.

2. Sebaiknya penggunaan tanaman kecubung tidak disalahgunakan.

3. Dalam perkembangbiakannya, kecubung sebaiknya memerlukan cukup air


dan menggunakan pupuk yang memiliki kandungan nitrogen, fosfor dan
kalium yang tinggi seperti NPK.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kardono. 2017. Budidaya dan Manfaat Kecubung, Jengger Ayam,


Kana dan Ganyong. Jakarta: PT. Armandelta Selaras, anggota
IKAPI.

Nurakla. 2018. “Tanaman kecubung bagi kesehatan manusia”.


Http://steemit.com/indonesia/@nurakla/tanaman-kecubung-bagi
kesehatan-masusia.

Oktami, Ely. 2015. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Paku Kawasan


Hutan Hauk Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Kalimantan Selatan.

Syafar, Syaiful. 2017. “Dijuluki Terompet Setan Bunga Yang Kelihat


Cantik Ini Bisa Bikin Orang Meninggal Seketika”. Dalam
Tribun News Kaltim, 11 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai