Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK OKULASI DALAM PEMBIBITAN LENGKENG

(NIPHELIUM LONGANUM) MERAH


(SUATU KAJIAN TEORITIS)

MAKALAH

Ditujukan untuk Memenuhi Mata Kuliah B. Indonesia

Oleh :
DENI LAJUARDI PERMANA
NIM 5009180024

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat,inayah, taufik hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana .
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
bagi pembaca untuk dapat mengokulasikan tanaman lengkeng merah.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan pada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 11 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Masalah Penelitian .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 3
2.1 Sejarah Kelengkeng/Lengkeng di Indonesia ....................................... 3
2.2 Morfologi Tanaman Lengkeng ........................................................... 5
2.3 Pengertian Okulasi .............................................................................. 5
2.4 Kelebihan Okulasi ............................................................................... 6
2.5 Syarat Tumbuh Tanaman Kelengkeng ................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Tanaman lengkeng berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-
jenis kelenkeng liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku,
ihaw, medaru, kakus atau mata kucing. Tanaman ini mirip dengan leci yang
tumbuh di dataran tinggi. Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung,
Magelang, sedangakn leci di terdapat di Bali.
Lengkeng (Nephelium longanum) termasuk famili Sapidaceaae. Lengkeng
berasal dari negeri Cina (daerah Subtropis), agak menyimpang dari familinya
sendiri, yaitu rambutan, kapulasan dan leci. Pohonnya dapat menjadi besar dan
bercabang banyak, daunnya rimbun, dan masih berproduksi di atas 100 tahun.
Pohon lengkeng memerlukan perawatan yang khusus seperti pengerokan
kulit luar batang, pemangkasan dan pemberongsongan. Lengkeng yang baik
biasanya menghasilkan buah yang baik setelah berumur 6-8 tahun. Pada saat
panen ketika pohon telah berumur 10 tahun, produksi buah tidak kurang dari
50kg/pohon.
Keterbatasan lahan tak mesti mengekang hobi pertanian. Sebagian pehobi
coba kutak-kutik. Mereka tetap melakukan hobi berkebun walau ruang yang
tersedia tak cukup luas. Jangan sebut kata luas, tapi pas-pasan. Lewat sebuah
kebetulan, muncul alternatif baru untuk menjawab kelangkaan lahan tadi. Dari
situ, pilihan tempat untuk menanam tak lagi terbatas di lahan terbuka, macam
pekarangan atau kebun, namun sudah merambah pada media pot. Inilah yang
disebut tanaman buah dalam pot atau yang di kalangan pehobi disebut
”tanbulampot”.

2.1 Masalah Penelitian


1) Bagaimana teknik okulasi dalam pembibitan lengkeng merah?
2) Bagaimana cara okulasi dalam pembibitan lengkeng merah?

1
3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana teknik okulasi dalam pembibitan lengkeng
merah dan cara mengokulasi tanaman lengkeng merah.

4.1 Manfaat Penelitian


Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang pembibitan
lengkeng merah terhadap masyarakat sekitar yang belum mengenalnya.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Kelengkeng/Lengkeng di Indonesia


Kelengkeng/lengkeng sudah menjadi salah satu jenis buah yang dapat
dijangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Di kalangan menengah
kebawah, kelengkeng/lengkeng telah dijumpai di sebagian pasar tradisional.
Dengan dijual per bungkus atau per kilo gram, pembeli dapat memilih berapa
jumlah kelengkeng/lengkeng yang hendak dikonsumsinya. Sehingga, rasa manis
dan aroma khas buah berkulit kuning ini sudah diketahui dan disukai banyak
kalangan masyarakat. Namun, sejarah kelengkeng/lengkeng di Indonesia
sepertinya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Sehingga, kali ini
Urbanina akan membahas dengan singkat tentang sejarah kelengkeng/lengkeng di
Indonesia pada artikel ini. Sejarah kelengkeng/lengkeng dapat dimulai dengan
melihat awal mula buah ini ditemukan. Yaitu di pada tahun 116 sebelum Masehi,
di Shanxi, China terjadi kegagalan dalam upaya penanaman buah
kelengkeng/lengkeng, dan kemudian berhasil di Sichuan, China bagian barat daya.
Dan 400 tahun kemudian, buah kelengkeng/lengkeng dikirim menuju Fujian
untuk dikembangkan menjadi industri yang dipercaya akan menguntungkan.
Hasilnya, penyebaran kelengkeng/lengkeng mengalami perkembangan dan
menyebar dari Fujian dan Guangdong menuju ke Taiwan. Penyebaran
kelengkeng/lengkeng tersebut diyakini terjadi pada ahir tahun 1800-an. Sejarah
kelengkeng/lengkeng diatas telah diyakini karena telah didokumentasikan di
sejarah China selama lebih dari 2.200 tahun. Juga disebutkan dalam dokumentasi
tersebut bahwa kelengkeng/lengkeng pernah dijadikan makanan suguhan yang
untuk Kaisar di tahun 200 sebelum Masehi, disaat kepemimpinan Dinasti Han.
Buah kelengkeng/lengkeng juga memiliki sebutan lain yaitu si mata naga.
Sebutan mata naga ini dipakai karena kelengkeng/lengkeng memiliki bentuk
bulat, dengan biji hitan dan terang yang seolah seperti mata pada hewan yang
melegenda, yaitu naga. Meskipun telah dikatakan demikian, terdapat versi lain
dari sejarah kelengkeng/lengkeng ini.

3
Ada yang meyakini bahwa buah kelengkeng/lengkeng ini berasal dari
Myanmar dahulu, dan setelah itu baru menyebar ke China bagian selatan dan
dilanjutkan menyebar ke Taiwan, kemudian ke Thailand bagian utara. Ada juga
yang mengatakan bahwa di Taiwan, sebelum buah kelengkeng/lengkeng yang
masuk di tahun 1800-an tersebut, terlebih dahulu sudah ada tumbuhan liar yang
memiliki bentuk dan rasa yang sama dengan kelengkeng/lengkeng ini. Pada waktu
itu, tumbuhan ini disebut dengan nama kelengkeng/lengkeng asli atau
kelengkeng/lengkeng ‘Ka-la. Dengan berbagai versi sejarah diatas, setidaknya ada
beberapa persamaan bahwa kelengkeng/lengkeng ini berasal dari negara-negara
Asia seperti Myanmar, China dan Taiwan.
Di Indonesia, kelengkeng/lengkeng diyakini berasal dari proses persebaran
kelengkeng/lengkeng dari Myanmar. Secara bertahap melalui negara-negara Asia,
kelengkeng/lengkeng tersebut dapat masuk ke Indonesia. Namun, ada yang
menyebutkan bahwa juga terlebih dahulu telah ada tumbuhan
kelengkeng/lengkeng liar yang tumbuh di Kalimantan Timur. Di Provinsi
tersebut, tumbuhan kelengkeng/lengkeng liar ini memiliki sebutan buku, kakus,
ihaw atau mata kucing. Dengan dua versi sejarah diatas, pembaca dapat
menyakini salah satunya atau dua-duanya.
Budidaya kelengkeng/lengkeng kemudian mulai berkembang. Pertama-
tama, dataran tinggi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi du provinsi
yang mengawali budidaya kelengkeng/lengkeng ini. Dua provinsi tersebut
menjadi daerah penghasil kelengkeng/lengkeng yang paling banyak di Indonesia.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi pertanian, petani kemudian
memiliki gagsan untuk mengembangkan budidaya kelengkeng/lengkeng.
Hasilnya, petani dapat menumbuhkan kelengkeng/lengkeng yang mulanya hanya
di dataran tinggi, menjadi di dataran rendah juga. Dengan inovasi budidaya yang
diwujudkan ini, kini budidaya kelengkeng/lengkeng telah berkembang menjadi
salah satu tumbuhan buah yang memiliki potensi yang bagus untuk
dibudidayakan.

4
2.2 Morfologi Tanaman Lengkeng
1) Akar
Tanaman Kelengkeng memiliki akar tunggang yang dalam dan akar
kesamping yang luas.
2) Batang
Tanaman Kelengkeng memiliki percabangan yang banyak.
3) Daun
Tanaman Kelengkeng memiliki daun majemuk, dengan 2-4 pasang anak
daun, sebagian besar berbulu rapat pada aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm,
tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang.
4) Bunga
Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), panjangnya sekitar 4-80
cm, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota
bunga lima helai, panjang hingga 6 mm.
5) Buah
Tanaman Kelengkeng memiliki buah yang bulat, warna coklat
kekuningan, hampir gundul, licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau
beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna
puith dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman,
mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
6) Biji
Tanaman Kelengkeng Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping dan
dilapisi kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna
putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.

2.3 Pengertian Okulasi


Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara
menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu
irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi
tanaman yang baru. Okulasi merupakan teknik pembiakan tanaman secara
vegetatif dengan cara menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada

5
tanaman. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat yang baik dari masing-
masing tanaman yang diokulasi sehingga mendapatkan varietas tumbuhan yang
baik.
Prinsip dasar dari okulasi adalah penempelan atau penggabungan batang
bawah dengan batang bagian atas. Okulasi memerlukan teknik tersendiri supaya
tujuan okulasi dapat berhasil. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah
biasanya sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya
diharapkan adalah produknya. Apabila bibit hasil okulasi ditanam di lapangan
maka biasanya disebut tanaman okulasi dan bila yang ditanam berasal dari biji
biasanya disebut tanaman semai. Teknik okulasi ada dua macam yaitu teknik
okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau.

2.4 Kelebihan Okulasi


1) Memperoleh tanaman dengan produktifitas yang tinggi
2) Pertumbuhan tanaman yang seragam
3) Penyiapan benih yang relatife singkat

2.5 Syarat Tumbuh Tanaman Kelengkeng


1) Iklim
Kelengkeng lebih cocok ditanam di dataran dengan ketinggian antara
200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari
empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per
tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Suhu malam yang dingin
(15-20° C), selama musim kemarau mendorong tanaman untuk
berbunga.Tanaman kelengkeng sangat menyukai sinar matahari. Apabila
tanaman kelengkeng kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan
menurun atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain. Suhu harian di
sentra penghasil kelengkeng minimun antara 15-25° C dan maksimun antara
25-35° C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada
suhu harian rata-rata 27° C.

6
Kelengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang mempunyai tipe
iklim B (basah), tipe iklim C (agak basah) dan tipe iklim D (sedang).
Penentuan tipe iklim tersebut didasarkan pada rumus yang dikemukakan oleh
Schmidt Fergusson, yakni perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dengan
rata-rata jumlah bulan basah yang dinyatakan dalam persen. Curah hujan
1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.
2) Media Tumbuh
Budidaya kelengkeng sebaiknya dilakukan secara intensif pada tanah
yang terkena sinar matahari langsung dengan membuat lubang tanam. Tanah
untuk menanam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Memiliki pH 5-6, subur, gembur, dan banyak mengandung zat
organik.
2. Tidak mengandung hama dan penyakit yang dapat menular melalui
tanah.
3. Memiliki drainase yang baik, air tidak menggenang tetapi cukup
air terutama di musim kemarau.
Kelengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang tanahnya
bertekstur halus dengan pH 5,5 sampai 6,5. Tanah bertekstur halus biasanya
adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari lempung atau tanah yang tidak
berpasir, misalnya tanah andosol, vertisol, latosol atau laterit dan sebagainya.

7
BAB III
PEMBAHASAN

Perbanyakan tanaman secara okulasi adalah perbanyakan dengan cara


penempelan mata tunas yang diambil dengan sedikit kulitnya dari cabang entres
pohon induk ke batang bawah yang telah disayat kulitnya. Perlakuan perbanyakan
tanaman secara okulasi yang dilakukan pada pelaksanaan praktik kerja lapangan
yaitu sebagai berikut.
1) Batang bawah dipilih dengan memperhatikan syarat yaitu memiliki
pertumbuhan yang sehat dengan diameter minimal batang 5 mm.
2) Kulit batang bagian bawah disayat secara melintang dengan lebar
sekitar 8 mm sesuai dengan diameter batang bawah tersebut, kemudian
kupas kearah bawah dengan panjang 2 cm, kemudian kupasan tersebut
dipotong menggunakan silet atau pisau okulasi. Kupasan kulit batang
tersebut disisakan seperempat bagian pada bagian bawah.
3) Mata tunas diambil dari cabang entres, disayat dengan kayunya
sepanjang 2 cm menggunakan silet atau pisau okulasi.
4) Mata tunas yang sudah diambil disisipkan pada sayatan batang bawah,
lalu diikat dengan tali plastik yang terbuat dari kantong plastik ½ kg
selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga
panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.
5) Pengikatan dilakukan dari bawah ke atas agar pada saat hujan atau
disiram air tidak masuk ke dalam sisipan mata tunas.
6) Masukkan hasil okulasi tersebut kedalam sungkup dan penyiraman
dilakukan 2 hari sekali. Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga
kelembaban agar tetap tinggi dan mengurangi penguapan di sekitar
sambungan.
Keberhasilan okulasi ditunjukkan dengan keluarnya tunas batang dan daun
pada tempelan mata tunas yang dibungkus di dalam plastik. Kegagalan okulasi
ditunjukkan dengan terjadinya pembusukkan mata tunas yang ditempel pada
batang.

8
Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menghindari kegagalan pada teknik
okulasi yaitu kambium pada bagian mata tunas tidak boleh terpegang langsung
oleh tangan atau benda apapun karena kambium dapat terbawa dan akibatnya
mata tunas yang menempel pada batang tanaman tidak dapat tertempel dengan
sempurna dan tidak berfungsi sebagai penyambung antara mata tunas dan batang
tanaman.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan karena perbanyakan dengan cara ini sering dilakukan pada
perbanyakan dalam skala besar. Perbanyakan dengan cara okulasi memiliki
kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi yaitu diperoleh tanaman dengan produktivitas tinggi, pertumbuhan
tanaman yang seragam, dan penyiapan benih yang relatif singkat. Kemudian
kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu dalam
perlakuannya memerlukan tanaga ahli yang benar-benar mengetahui teknik
okulasi, karena jika salah sedikit perlakuannya maka perbanyakan tidak berhasil.

9
BAB IV
KESIMPULAN

1) Pohon lengkeng memerlukan perawatan yang khusus seperti pengerokan kulit


luar batang, pemangkasan dan pemberongsongan
2) Tanaman lengkeng sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman
lengkeng kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun
atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain
3) Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan
dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari
tujuh tahun).
4) Tanaman lengkeng yang demikian perlu dipangkas secara teratur supaya
karbohidratnya menjadi sedang dan kadar nitratnya bertambah karena adanya
penyerapan pupuk nitrogen (N) dari dalam tanah oleh akar-akarnya
5) Pemanenan buah dilakukan saat pagi hari untuk mengurangi penguapan air
dari buah dan menghindari panas karena sengatan matahari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Http://www.academia.edu/19990006/makalah_kelengkeng, diakses tanggal 7 Mei


2010.

Http://balitjestro.litbang.deptan.go.id .2010. pemanenan buah lengkeng, diakses


tanggal 7 Mei 2010.

http://catatanpasartani.com. 2008. budi daya kelengkeng pingpong antara hobi dan


peluang usaha, diakses tanggal 7 Mei 2010.

Http://Emirgarden.Com.2010.Tabulampot-Solusi-Pas-Lahan-Terbatas, diakses
tanggal 9 Maret 2010

Http://Ficusbenyamina.Blogspot.Com/2010/02/Lengkeng-Pingpong.Html, diakses
tanggal 17 Maret 2010

Http://garfazh.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-lengkeng-dataran-rendah.html,
diakses tanggal 7 Mei 2010.

http://infokebun.wordpress.com.2008.tanaman-buah-dalam-pot-tambulapot,
diakses tanggal 9 Maret 2010

11

Anda mungkin juga menyukai