MAKALAH
Oleh :
DENI LAJUARDI PERMANA
NIM 5009180024
Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat,inayah, taufik hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik. Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana .
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
bagi pembaca untuk dapat mengokulasikan tanaman lengkeng merah.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan pada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana teknik okulasi dalam pembibitan lengkeng
merah dan cara mengokulasi tanaman lengkeng merah.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Ada yang meyakini bahwa buah kelengkeng/lengkeng ini berasal dari
Myanmar dahulu, dan setelah itu baru menyebar ke China bagian selatan dan
dilanjutkan menyebar ke Taiwan, kemudian ke Thailand bagian utara. Ada juga
yang mengatakan bahwa di Taiwan, sebelum buah kelengkeng/lengkeng yang
masuk di tahun 1800-an tersebut, terlebih dahulu sudah ada tumbuhan liar yang
memiliki bentuk dan rasa yang sama dengan kelengkeng/lengkeng ini. Pada waktu
itu, tumbuhan ini disebut dengan nama kelengkeng/lengkeng asli atau
kelengkeng/lengkeng ‘Ka-la. Dengan berbagai versi sejarah diatas, setidaknya ada
beberapa persamaan bahwa kelengkeng/lengkeng ini berasal dari negara-negara
Asia seperti Myanmar, China dan Taiwan.
Di Indonesia, kelengkeng/lengkeng diyakini berasal dari proses persebaran
kelengkeng/lengkeng dari Myanmar. Secara bertahap melalui negara-negara Asia,
kelengkeng/lengkeng tersebut dapat masuk ke Indonesia. Namun, ada yang
menyebutkan bahwa juga terlebih dahulu telah ada tumbuhan
kelengkeng/lengkeng liar yang tumbuh di Kalimantan Timur. Di Provinsi
tersebut, tumbuhan kelengkeng/lengkeng liar ini memiliki sebutan buku, kakus,
ihaw atau mata kucing. Dengan dua versi sejarah diatas, pembaca dapat
menyakini salah satunya atau dua-duanya.
Budidaya kelengkeng/lengkeng kemudian mulai berkembang. Pertama-
tama, dataran tinggi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi du provinsi
yang mengawali budidaya kelengkeng/lengkeng ini. Dua provinsi tersebut
menjadi daerah penghasil kelengkeng/lengkeng yang paling banyak di Indonesia.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi pertanian, petani kemudian
memiliki gagsan untuk mengembangkan budidaya kelengkeng/lengkeng.
Hasilnya, petani dapat menumbuhkan kelengkeng/lengkeng yang mulanya hanya
di dataran tinggi, menjadi di dataran rendah juga. Dengan inovasi budidaya yang
diwujudkan ini, kini budidaya kelengkeng/lengkeng telah berkembang menjadi
salah satu tumbuhan buah yang memiliki potensi yang bagus untuk
dibudidayakan.
4
2.2 Morfologi Tanaman Lengkeng
1) Akar
Tanaman Kelengkeng memiliki akar tunggang yang dalam dan akar
kesamping yang luas.
2) Batang
Tanaman Kelengkeng memiliki percabangan yang banyak.
3) Daun
Tanaman Kelengkeng memiliki daun majemuk, dengan 2-4 pasang anak
daun, sebagian besar berbulu rapat pada aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm,
tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang.
4) Bunga
Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), panjangnya sekitar 4-80
cm, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota
bunga lima helai, panjang hingga 6 mm.
5) Buah
Tanaman Kelengkeng memiliki buah yang bulat, warna coklat
kekuningan, hampir gundul, licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau
beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus) tipis berwarna
puith dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman,
mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
6) Biji
Tanaman Kelengkeng Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping dan
dilapisi kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna
putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.
5
tanaman. Okulasi bertujuan untuk menggabungkan sifat yang baik dari masing-
masing tanaman yang diokulasi sehingga mendapatkan varietas tumbuhan yang
baik.
Prinsip dasar dari okulasi adalah penempelan atau penggabungan batang
bawah dengan batang bagian atas. Okulasi memerlukan teknik tersendiri supaya
tujuan okulasi dapat berhasil. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah
biasanya sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya
diharapkan adalah produknya. Apabila bibit hasil okulasi ditanam di lapangan
maka biasanya disebut tanaman okulasi dan bila yang ditanam berasal dari biji
biasanya disebut tanaman semai. Teknik okulasi ada dua macam yaitu teknik
okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau.
6
Kelengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang mempunyai tipe
iklim B (basah), tipe iklim C (agak basah) dan tipe iklim D (sedang).
Penentuan tipe iklim tersebut didasarkan pada rumus yang dikemukakan oleh
Schmidt Fergusson, yakni perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dengan
rata-rata jumlah bulan basah yang dinyatakan dalam persen. Curah hujan
1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.
2) Media Tumbuh
Budidaya kelengkeng sebaiknya dilakukan secara intensif pada tanah
yang terkena sinar matahari langsung dengan membuat lubang tanam. Tanah
untuk menanam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Memiliki pH 5-6, subur, gembur, dan banyak mengandung zat
organik.
2. Tidak mengandung hama dan penyakit yang dapat menular melalui
tanah.
3. Memiliki drainase yang baik, air tidak menggenang tetapi cukup
air terutama di musim kemarau.
Kelengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang tanahnya
bertekstur halus dengan pH 5,5 sampai 6,5. Tanah bertekstur halus biasanya
adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari lempung atau tanah yang tidak
berpasir, misalnya tanah andosol, vertisol, latosol atau laterit dan sebagainya.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menghindari kegagalan pada teknik
okulasi yaitu kambium pada bagian mata tunas tidak boleh terpegang langsung
oleh tangan atau benda apapun karena kambium dapat terbawa dan akibatnya
mata tunas yang menempel pada batang tanaman tidak dapat tertempel dengan
sempurna dan tidak berfungsi sebagai penyambung antara mata tunas dan batang
tanaman.
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan karena perbanyakan dengan cara ini sering dilakukan pada
perbanyakan dalam skala besar. Perbanyakan dengan cara okulasi memiliki
kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi yaitu diperoleh tanaman dengan produktivitas tinggi, pertumbuhan
tanaman yang seragam, dan penyiapan benih yang relatif singkat. Kemudian
kekurangan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu dalam
perlakuannya memerlukan tanaga ahli yang benar-benar mengetahui teknik
okulasi, karena jika salah sedikit perlakuannya maka perbanyakan tidak berhasil.
9
BAB IV
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Http://Emirgarden.Com.2010.Tabulampot-Solusi-Pas-Lahan-Terbatas, diakses
tanggal 9 Maret 2010
Http://Ficusbenyamina.Blogspot.Com/2010/02/Lengkeng-Pingpong.Html, diakses
tanggal 17 Maret 2010
Http://garfazh.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-lengkeng-dataran-rendah.html,
diakses tanggal 7 Mei 2010.
http://infokebun.wordpress.com.2008.tanaman-buah-dalam-pot-tambulapot,
diakses tanggal 9 Maret 2010
11