BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
Nova Amalia
2281170040
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan dan Pembudidayaan Tanaman
Kumis Kucing”.
Penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan menyelesaikan
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga
yang telah memberikan dorongan, baik secara moral maupun material.
Dalam penulisan kary ilmiah ini penuis merasa masih banyak kekurangan baik dalam
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan
penulis untuk penyempurnaan pembuatan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah yang penulis
buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 2
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................... 3
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ..................................................................................... 6
3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................................... 6
3.2 Definisi Tanaman Kumis Kucing ................................................................................ 6
3.3 Jenis-Jenis Tanaman Kumis Kucing ........................................................................... 7
3.4 Teknik Pembudidayaan Tanaman Kumis Kucing ....................................................... 7
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 11
4.1 Manfaat Tanaman Kumis Kucing ............................................................................. 11
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
Tanaman kumis kucing atau disebut Orthosiphon stamineus Benth habitat tumbuhan
ini liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab sampai
ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias. Tanaman ini termasuk
dalam golongan tubuh tumbuh-tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi
dalam tiga bagian pokok antara lain akar, batang dan daun. Bagian lain yang dapat kita
temukan pada tubuh tumbuhan dapat dipandang sebagai suatu penjelmaan salah satu atau
mungkin dua buah bagian pokok tadi, artinya setiap bagian lain pada tubuh tumbuhan dapat
dianggap sebagai tubuh yang berasal dari bagian pokok yang telah mengalami metamorfosis
(berganti bentuk, sifat dan mungkin juga fungsinya bagi tumbuh-tumbuhan) (Gembong,
2007).
Kumis kucing termasuk tanaman dikotil yaitu dengan ciri akar serabut, memiliki
kambium dan daun menjari. Tanaman ini memiliki sistem akar serabut, yaitu jika akar
lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar
yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang (Gembong, 2007).
Umumnya tumbuhan dikotil arah tumbuh batangnya ke atas menuju cahaya matahari,
sama seperti tanaman kumis kucing ini arah tumbuh batangnya menuju cahaya matahari.
Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata,
tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur. Tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar
dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau
limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak (Gembong,
2007). Klasifikasi kumis kucing adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp
Berdasarkan susunan tulang daunnya, kumis kucing merupakan daun-daun yang
bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang
yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini
lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang kesamping
semakin pendek (Gembong, 2007).
Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian
ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5 mm – 1.5 cm, urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena
adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Kelopak
bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang
paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran
panjang 13 – 27 mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih,
panjang tabung 10 – 18 mm, panjang bibir 4.5 – 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang
sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah
geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2 mm.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa hampir separuh
orang Indonesia mengonsumsi obat tradisional terutama jamu untuk pencegahan dan
penyembuhan. Sebanyak 49,53 % penduduk Indonesia berusia 45 tahun ke atas mengonsumsi
jamu. Sekitar 5 % penduduk mengonsumsi jamu tiap hari, sementara sisanya mengonsumsi
jamu sesekali.
Menurut Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, jumlah pengobat tradisional di
Indonesia yang tercatat cukup banyak, yaitu 280.000 pengobat tradisional dan 30
keahlian/spesialisasi. Sedang dari di 30 ribu jenis tanaman yang ada di Indonesia 950 jenis
diantaranya memiliki fungsi penyembuhan yang sudah selayaknya bisa dikembangkan bagi
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Disamping itu, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, 57,7%
penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, 31,7% menggunakan obat tradisional,
dan 9,8 memilih cara pengobatan tradisional. Sedangka pada tahun 2004 penduduk Indonesia
yang melakukan pengobatan sendiri meningkat menjadi 72,44 % dimana 32,87 %
menggunakan obat tradisional (Idward, 2012).
Salah satu tanaman yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional adalah
tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.). Daun kumis kucing basah maupun
kering bermanfaat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering
(simplisia) dipakai sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing
sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk, encok, masuk angin dan
sembelit. Di samping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal,
batu ginjal (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2013).
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah sebagai berikut :
1. Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak.
2. Kumis kucing mempunyai banyak manfaat antara lain : mengobati rematik, batuk,
encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat
untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria dan
penyakit syphilis serta memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik),
3. Ada empat jenis pohon jarak yaitu Orthosiphon aristatus, Orthosiphon thymiflorus,
Orthosiphon petiolaris dan Orthosiphon tementosus var. glabratus.
4. Dalam pembudidayaan jarak ada beberapa tahap atau tekniknya yaitu : Persiapan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, pemangkasan,
pengendalian hama/penyakit secara organik, panen / pemetikan daun, pasca panen,
penyortiran basah dan pencucian, pengeringan, penyortiran kering, pengemasan
dan penyimpanan.
5. Tanaman kumis kucing merupakan tanaman yang memiliki nilai guna tinggi yang
sangat bermanfaat bagi masyaraka
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat hendaknya menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada di
sekitarnya khususnya tanaman kumis kucing.
2. Masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan tanaman kumis kucing secara baik
dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pengelolaan Hasil Pertanian, Ditjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian,
Departemen Pertanian. 2013. Program Bio Energi Pedesaan : Biogas Skala Rumah Tangga.
Jakarta