Dosen Pengampu :
Nama Kelompok :
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
LAMPIRAN..............................................................................................................22
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah FTS-OT
mengenai metabolit sekunder Terpenoid ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 PENGERTIAN KAROTENOID
Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dengan alkali
menghasilkan sabun dan gliserol. Salah satu bentuk sabun adalah sabun transparan
(Bunta, 2013). Sabun tembus pandang dan menghasilkan busa yang lebih lembut dan
tampak lebih menarik (Priam' dan Lukmayani, 2010). Sama halnya dengan sabun mandi
biasa, sabun transparan juga merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak
dengan basa kuat, hanya saja penampakannya transparan (Bunta, 2013). Sabun ini mudah
sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering. Faktor yang mempengaruhi
transparansisabunadalah:
Alkohol
Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan
karenasifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
Gula
Gula bersifat humektan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warnagula
akan semakin jemih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula, produk sabun
menjadi lengket. pada permukaan sabun keluar gelembung kecil-kecil. Gula yang paling
baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti
gliserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun trasnparan akhir. Gula
lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih tanpa
warna tetapi juga agak kecoklatan.
Gliserin
Gliserin adalah produk samping dan' reaksi hidrolisis antara minyak nabati denganair untuk
menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat ber fungsi
sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun padakondisi
kelembaban tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit dan mudah di bilas. Ketika sabun
akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas guka, alkohol
dan gliserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna dan
kemurniannya (Arita dkk, 2009).
Preformulasi
Ekstrak kasar karotenoid C. pyrenoidosa
Pemerian : berupa ekstrak cair berwarna orange yang terindikasi sebagai
ekstrak kasar karotenoid
Zat berkhasiat : karotenoid sebagai antioksidan
Minyak Kelapa (HOPE 6th halaman 184, FI indo edisi lll hal. 456)
Minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endospenn kering Cocos
nucifera L
Nama Kimia : Coconut oil
Nama latin : Aceite de cocos; Cocois oleurn raffinatum; Coconut butter; Copra oil;
Oleum cocois; Pureco 76; Refined coconut oil
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat larut dalam dikloromethane dan
dalam petroleum; larut dalam eter, karbon disulfide dan kloroform, larut
pada suhu 60”C dalam 2 bagian etanol (95%) tapi kurang larut pada suhu
lebih rendah.
Titik lebur : 23-26“c
Aplikasi : Sebagai emolien dan dasar salep
Penggunaan Konsentrasi (%)
Sabun Padat 4-20
Shampoo 1-20
Sabun 60-75
Salep 50-70
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan ditempat
yang sejuk
Inkompatibel : Minyak kelapa bereaksi dengan agen oksidasi, asam dan basa
Etanol 96% (Fi iv hal 63, martindale 30 th edition hal 783.HOPE VI hal 7)
Rumus Empiris : C2H6O
Berat Molekul : 46,07
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada
suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°C dan mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organic
Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah
Inkompatibel : Bahan pengoksidasi Bila dicampur dengan alkali, warna akan menjadi
gelap.
Konsentrasi : 60-90%
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Harborne, JB. Metoda Fitokimia Penuntun Cara Menganalisa Tumbuhan. Edisi II,
Bandung: ITB; 1987.
2. Achmad, SA. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka; 1986.
3. Robinson, T. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB; 1995.
4. Aliunir, dkk. Penuntun Praktikum Kimia Organik II, Jurusan Kimia FMIPA: UNP;
2000.
5. Dwisari F, Harlia, Alimuddin AH. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Terpenoid
Ekstrak Metanol Akar Pohon Kayu Buta-Buta (Excoecaria Agallocha L.). JKK.
2016; 5(3): 25-30.
6. Ma YR, et al. Advances In The Metabolic Engineering of Yarrowia lipolytica For
The Production of Terpenoids. Bioresource Technology. 2019.
7. Gunawan, IWG. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Terpenoid Yang Aktif Antibakteri
Pada Herba Meniran (phyllanthus niruri Linn). Jurnal Kimia. 2008; 2(1): 31-39
8. Mariajancyrani, et al. Isolation and Antibacterial Activity Of Terpenoid From
Bougenvillea Glabra Choicy Leaves. Asian Journal Of Plants Science And
Research. 2013; 3(3): 70-73.
9. Sahu Sachi. New Terpenoid From The Rhizomes Of Cyperus Scariosus.
International Journal Of Chemical Engineering and Application. 2010; 1(1).
10. Retnowati, Rurini, dkk. Isolasi dan Karakterisasi Terhadap Minyak Mint Dari Daun
Mentha Arvensis Segar Hasil Distilasi Uap-Air. Kimia Student Journal. 2013; 2(2):
574-579.
11. Gadhvi Rekha, et al. Isolation Of Terpenoid Constituents From Lippia Nodiflora By
Preparative HPTCL Method. International Journal Of Medicine Plants and
Alternative Medicine. 2013; 1(6): 104-109
12. Hadipoetyanti, E, Amalia, Nursalam, dan Sri S. Adaptasi Empat Nomor Harapan
Mentha (Mentha Arvensis L.) di KP Cicurung, Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2009; 2: 1-8
13. Rita Susanah Wiwik. Isolasi, Identifikasi, Dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa
Golongan Triterpenoid Pada Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria). Jurnal
Kimia. 2010; 4 (1): 20-26.
14. Shekhar Bhosle, et al. Antimicrobial Activity Of Terpenoid Extracts From
Ganoderma Sample. International Journal Of Pharmacy and Life Science. 2010.