Disusun oleh:
Ayu Diah Pangestuti (14513082)
Nada Tsusayya Waizh (14513114)
Siti Hajrah Detu (14513119)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Definisi pelarut organic (organic solvent)....................................................................3
2.2 Klasifikasi pelarut organik............................................................................................3
2.3 Dampak pelarut organic................................................................................................4
2.4 Pengendalian dampak pelarut organik..........................................................................5
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................6
3.2 Saran.............................................................................................................................6
DaftarPustaka.......................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pelarut organik (organic solvent)?
2. Bagaimana klasifikasi pelarut organik?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pelarut organik bagi lingkungan dan
kesehatan manusia?
4. Bagaimana pengendalian dampak pelarut organik?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari pelarut organic solvent
2. Mengetahui klasifikasi pelarut organik
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pelarut organik bagi lingkungan dan
kesehatan manusia
4. Mengetahui pengendalian dampak pelarut organik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- Dapat menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu
2.3.2 Dampak bagi kesehatan:
o Hidrokarbon Alifatik (hexane, methane):
Depresi susunan saraf pusat, dermatitis. Umumnya inert, paling tidak reaktif
o Hidrokarbon Siklik (sikloheksena):
Efek hampir sama seperti alifatik hanya saja tidak terlalu inert. Efek utama yang
ditimbulkan adalah dermatis. Berbagai hidrokarbon siklik yang terhirup dapat di
metabolisme oleh tubuh menjadi zat yang kurang toksik.
o Hidrokarbon aromatic (benzene, toluene, xylene):
Benzena sangat toksik terhadap jaringan pembuat sel darah.
Benzena dapat diabsorpsi lewat kulit dan inhalasi
Toluena dan xylene yang tercampur metal etil keton dapat menyebabkan
mual dan pusing
Hidrokarbon aromatic cair dapat menyebabkan iritasi local dan vasodilatasi.
Apabila terhirup dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan terjadinya
kelainan paru-paru yang parah. Efek lainnya : dermatitis dan kerusakan
susunan saraf pusat.
o Hidrokarbon terhalogenasi (trichloroethylene):
Efek tergantung pada halogen yang terikatnya. Yang paling toksik adalah
CCL4 (tetrachloromethane) dengan efek terhadap ginjal, hati, susunan saraf
pusat, dan pemncernaan. TLV : 10 ppm.
Trifluorotrikloro-etan toksisitasnya rendah. TLV : 1000 ppm. Sering
digunakan substitusi material yang lebih berbahaya karena sifatnya yang tidak
mudah terbakar dan toksisitanya rendah.
o Alkohol (methanol, ethanol, propanol):
Berdampak pada susunan saraf pusat dan hati
Methanol dapat menyebabkan gangguan penglihatan di metabolism secara
lambat dan menghasilkan metabolit yang berupa toksik. Methanol lebih
berbahaya daripada toksik ethanol
4
Ethanol cepat diuraikan dan diubah menjadi CO2. Ethanol merupakan alcohol
yang paling tidak berbahaya.
Propanol lebih toksik, mudah termetabolisme menjadi metabolit.
o Esther (ethyl eter, ether glycol):
Bersifat anestetik
Ether glycol efeknya terhadap otak, darah, jantung, mudah diserap oleh kulit
dan menimbulkan efek saraf termasuk perubahan kepribadian.
Etilen glikol mono-etil-eter jarang menimbulkan efek buruk.
o Keton (methyl ethyl keton, aseton):
Dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
Methyl-ethyl-keton bersama dengan toluene, xylene dapat menyebabkan
vertigo dan mual.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang
besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat terlarut (solute).
2. Pelarut organik terdiri dari:
HC Alifatik : hexana, methana
HC Siklik : sikloheksana
HC Aromatik : benzene, toluena, xylene
HC Halogenated : trichloroethylene
HC Alkohol : metanol, etanol, propanol
HC Ketone : acetone
HC Ether : ethyl eter, ether glycol
3. Dampak dari pelarut organik dapat menyebabkan dampak negatif baik bagi lingkungan
maupun kesehatan.
4. Pengendalian yang dapat dilakukan dari dampak pelarut organik diantaranya yaitu
menghentikan pembuatan, substitusi oleh bahan yang lebih aman, penggunaan APD,
perbaikan sanitasi dan hygiene lingkungan kerja
3.2 SARAN
1. Megunakan alat pelindung diri ketika berinteraksi dengan bahan-bahan kimia
khususnya pelarut.
2. Masyarakat diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan dan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat pelarut.
3. Pemerintah diharapkan menetapkan peraturan perundang-undangan dan
sanksi yang tegas.
6
4. Penggunaan bahan pengganti pelarut yang lebih aman untuk meminimalisir
dampak bagi kesehatan dan lingkungan.
6
DAFTAR PUSTAKA
C.R.Garcia-Garcia et al. 2016. Occupational Pesticide Exposure And Adverse Health Effects At
The Clinical. Hematological And Biochemical Level. Jurnal life science 145 (2016) 274-
283. www.elsevier.com/locate/lifescie. Diakses pada tanggal 23 September pukul 09.00
Novita, Lessy. 2016. Pelarut Organik. https://www.academia.edu/11239412/pelarut_organik.
10 Oktober 2016. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 20.30.