Anda di halaman 1dari 19

Obat Tetes Telinga

Hidrokortison

KELOMPOK 3
Syafaah Monica Sari I1022161010
Ariyani I1022161012
Elliya Fitri Andriani I1022161021
Hendri I1022161025
Septi Ida Yasa I1022161026
Maxi Milian T. I1022161048
Sediaan Tetes Telinga
 Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga
dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali
dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan
pembawa bukan air (DepKes RI,1979).
Hidrokortison
 Hydrocortisone adalah salah satu obat kortikosteroid yang
berfungsi untuk meredakan peradangan (inflamasi). Sediaan
tetes telinga hidrokortison digunakan untuk mengatasi
peradangan yang terjadi pada bagian luar mendekati bagian
dalam telinga. Hidrokortison umumnya tersedia dalam bentuk
tungal maupun campuran Hidrokortison Asetat maupun
Hidrokortison Suksinat.
FORMULA
Zat Aktif
Hidrokortison
 Kelarutan :
 Sangat sukar larut dalam air 320 mg/L dan dalam eter P, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P dan dalam aseton P, sukar larut dalam kloroform P.
 Kelarutan dalam air 320 mg/L pada suhu 25 o C
 Kelarutan dalam etanol 15,0 mg/L pada suhu 25 o C
 Kelarutan dalam propilenglikol 12,7 mg/L pada suhu 25 o C
 Inkompatibilitas :
 Dalam larutan alkali mengalami oksidasi yang terkatalis oleh ion logam
seperti tembaga, nikel, dan besi.
 PH :
 3,5 – 4,5
 STABILITAS
 Panas :
 Dekomposisi pada suhu 217 - 220 o C
 Hidrolisis/Oksidasi :
 Teroksidasi oleh ion logam
 Cahaya :
 Sensitif terhadap cahaya
Eksipien
Propilenglikol
 Propilenglikol sebagai cairan pembawa dan ikaingkat
viskositas sediaan
NaOH
Sebagai pengadjust pH(pem-basa) jika diperlukan
HCl
Sebagai pengadjust pH (pem-asam) jika diperlukan
 Dapar asetat
 Dapar asetat dengan kombinasi Asam asetat dan natrium
asetat sebagai larutan penyangga pH
 Benzyl alkohol
 Benzyl alkohol sebagai pengawet
 Dinatrium edetat
 Dinatrium edetat sebagai agen pengkhelat.
Perhitungan Tonisitas dan Dapar
CARA KERJA
Grey area
Permukaan meja dilap menggunakan etanol 70%
sebelum sterilisasi ruangan. Sterilisasi ruangan
dengan oksidasi menggunakan etanol 70% diikuti
dengan penyinaran lampu UV selama 12 jam.
Grey area
Sterilisasi dilakukan dimana alat-alat yang akan
digunakan disterilkan di dalam autoklaf (untuk alat
presisi) dan oven (untuk alat non presisi) Catatan:
Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf atau oven,
terlebih dahulu alat-alat tersebut dibungkus dengan
kertas perkamen.
White area
Aqua pro injeksi :
a. Dimasukkan aquabidest ke dalam beaker glass dalam
250 mL yang telah distandarisasi
b. Ditambahkan karbon aktif 0,1% lalu diaduk
c. Dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit
d. Disaring menggunakan kertas saring 2 lapis
e. Disterilisasi ke dalam autoklaf
Grey area
Ditimbang masing-masing bahan menggunakan neraca
analitik dengan tepat mengggunakan kaca arloji yang
sebelumnya telah disterilkan.
White area
Disiapkan aqua pro injeksi
Pembuatan sediaan dilakukan di bawah lampu Na
Dilarutkan zat aktif hidrokortison dengan
propilenglikol secukupnya dalam gelas beker 1.
Dilarutkan pendapar asetat dengan purified water
secukupnya ke dalam gelas beker 2
Dilarutkan Benzyl alkohol dan EDTA dalam gelas
beaker 3 dengan purified water secukupnya.
• Dicampurkan larutan hidrokortison, larutan dapar
asetat dan larutan Benzyl alkohol dan EDTA.
• Dilarutkan hingga tercampur merata.
• Ditambahkan propilen glikol secukupnya.
• Lakukan pengecekan pH dengan menggunakan pH
indikator universal, bila nilai pH belum mencapai
pH target sediaan, lakukan adjust pH (bila perlu)
dengan menambahkan larutan NaOH 0,1 N dan
larutan HCl 0,1 N.
Di add kan larutan dengan propilen glikol 10 mL
Disaring larutan dengan membran filter 0,45 μm, yang
dilanjutkan dengan membran filter 0,22 μm (duplo) dan
ditampung dalam erlenmeyer steril.

Grey area
Dilakukan sterilisasi akhir sediaan dengan autoklaf suhu 121 oC
selama 15 menit

Grey area
Dilakukan evaluasi sediaan
EVALUASI SEDIAAN
Uji pH sediaan
Uji kejernihan larutan
Uji kebocoran wadah
Uji Sterilitas
Uji Partikulat
Volume Terpindahkan
Penetapan Kadar zat aktif
HASIL
Uji pH
dilakukan dengan cara mengukur pH dengan
menggunakan indikator pH universal, didapat
hasil pH sediaan yaitu 4 (pH stabilitas 3,5 - 6,0)
Uji Kejernihan
Larutan di dapat hasil larutan jernih tidak ada
partikel putih pada latar hitam, dan tidak ada
partikel hitam pada latar putih.
Uji Partikulat
Didapat hasil dari pengamatan visual yaitu tidak
ada partikel yang melayang atau bebas partikulat.
HASIL

Uji Kebocoran
wadah tidak ada satupun wadah yang bocor.
Uji Volume Terpindahkan
didapat hasil volume setelah diukur volume
terpindahkan didapat hasil
9,6 mL/10mL x 100 % = 96%
DAFTAR PUSTAKA
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia .1979 . Farmakope
Indonesia . Edisi III.
 Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia .
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia .1995 . Farmakope
Indonesia . Edisi IV.
 Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia .
 Konnors KA, Amidon GL, Stella Vj. 1986. Chemical Stability of
Pharmaceuticals : A Handbook Of Pharmacists . 2nd Edition.
Canada : John Wiley & Sons.
 National Chenter for Biotechnology Information. PubChem
Coumpound Database
 http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5754
(Diakses 29 November 2018)
 Rowe .R .C ., Paul , J.S ., dan Marian E . Q .2009 .Handbook Of
Pharmaceutical Exipients. Sixth Edition .London :
Pharmaceutical Press.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai