Anda di halaman 1dari 33

Analisis Budidaya dan Pengaruh Jamur Tiram di Desa Punten

Disusun Oleh :
Kelompok 5 - Kunjungan Objek Belajar

1. Marsha Nabila Ramadhani (XI IPA 1)


2. Farah Syahrani (XI IPA 2)
3. Hanifah As'qia Adiba (XI IPA 3)
4. Syalwa Cahya Yanwar (XI IPA 3)
5. Hazkiyah Mahmudah (XI IPA 4)
6. Lintang Wijaya (XI IPS 1)
7. Nicholas Ramadhan (XI IPS 2)
8. Muhammad Syamil Aidan (XI IPS 3)
9. Soffi Marwah Dinata (XI IPS 4)
10. Muhamad Raska Nafa Tanjung (XI IPS 5)

Tahun Ajaran 2022/2023

SMA NEGERI 6 KOTA DEPOK


Jl. Limo Raya No.30, Meruyung, Limo, Kota Depok, Jawa Barat, 16514

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah berjudul "Analisis Budidaya Dan Pengaruh Jamur Tiram Di


Desa Punten" ditulis sebagai laporan penelitian hasil Kunjungan Objek Belajar
tahun ajaran 2022-2023 di Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu, Jawa Timur dengan objek penelitian jamur tiram telah diterima dan
disetujui pada:

Hari : Senin
Tanggal : 20 Maret 2023

Telah Disetujui Oleh:

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

H.J. Eka Ismayati, S.Pd. Firqih Eka Iswara, S.Pd.


NIP. 197202072006042031 NIP. 199007082022212013

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 6 Depok

Siti Faizah, M.Pd.


NIP. 196810031992012001

ii
ABSTRAK

Penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul "Analisis Budidaya Dan Pengaruh
Jamur Tiram Di Desa Punten" ini bertujuan untuk mengetahui variasi atau
jenis-jenis dan kegunaan dari jamur tiram, menambah pengetahuan dan wawasan
tentang jamur tiram, serta untuk mengetahui cara yang baik dan layak untuk
membudidayakan jamur tiram. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28
Februari 2023 di Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kota Batu, Jawa Timur. Metode
dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada hasil Observasi,
Wawancara, dan Sumber Data. Sedangkan pengambilan lokasi penelitian adalah
disesuaikan dengan kajian yakni Budidaya Jamur Tiram. Dusun Kungkuk, Desa
Punten, Kota Batu, Jawa Timur digunakan sebagai salah satu lokasi Budidaya
Jamur Tiram karena permintaan cenderung meningkat. Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus) dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan di daerah tropik dan
subtropik. Jamur tiram menjadi komoditas yang cukup potensial untuk dipasarkan,
hal ini terjadi karena permintaan jamur ini sangat tinggi namun produksinya masih
rendah, sehingga peluang untuk membudidayakannya masih sangat terbuka.
Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas yang baik, maka harus diperhatikan
proses pembibitan, pembuatan baglog dan proses pemeliharaan. Dalam proses
pembibitan kunci utama untuk keberhasilannya adalah sterilisasi bahan baku,
pemilihan tubuh buah jamur induk, serta sarana dan prasarana pendukung. Dalam
proses pembuatan baglog, kunci utama keberhasilannya adalah kualitas bibit,
sterilisasi bahan baku serta sarana dan prasarana pendukung yang lainnya.
Sedangkan pada proses pembentukan badan buah jamur tergantung pada kondisi
lingkungannya, oleh karena itu pengaturan iklim mikro harus benar-benar
diperhatikan seperti kondisi lingkungan diantaranya suhu, kelembaban udara serta
intensitas sinar matahari.

Kata Kunci : Kunjungan Objek Belajar, Penelitian, Desa Punten

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan penyusunan karya ilmiah kami,
kami persembahkan karya kami yang telah kami buat kepada :

1. Ibu Siti Faizah. M.Pd. selaku kepala SMAN 6 DEPOK.


2. Orangtua kami yang kami cintai dan sayangi, terima kasih telah mendukung
segalanya, telah banyak berkorban dan memberikan motivasi serta doa yang
tiada henti sehingga dapat terselesainya kegiatan kunjungan objek belajar
hingga pembuatan karya tulis ilmiah kami.
3. Ibu Firqih Eka Iswara S.Pd. selaku guru pembimbing kelompok 5 yang telah
memberikan arahan serta bimbingan kepada kami selama kegiatan KOB ini
berlangsung.
4. Bapak dan Ibu guru yang telah mendidik kami hingga saat ini, terima kasih
berkat kesabaran dan penuh semangat dalam mendidik kami.
5. Ibu Jumiati dan keluarga selaku pemilik homestay sekaligus orang tua asuh
kami yang telah menyediakan rumahnya guna membantu kami dalam
beristirahat dan melakukan penelitian selama dua hari satu malam.
6. Bapak Selamet selaku pemilik tempat budidaya jamur tiram yang telah
bersedia menjadi narasumber dan mengizinkan tempatnya menjadi objek
penelitian kami.
7. Masyarakat terutama pengurus Desa Punten yang telah mengerahkan ide
dan kemampuannya sehingga dapat menciptakan Kampung Wisata
Kungkuk yang menjadi tempat objek penelitian kami dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini.
8. Dan kepada teman-teman, khususnya anggota kelompok 5 yang tercinta.
Terima kasih telah membantu dan berperan aktif dalam pembuatan karya
ilmiah ini hingga selesai.

iv
MOTTO

1. "Believe in yourself and all that you are. Know that there is something
inside you that is greater than any obstacle." - Christian D. Larson
2. "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia
menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai
ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat)
hendaklah ia menguasai ilmu," - HR. Ahmad
3. "Dimanapun engkau berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan
yang terbaik dari yang bisa kita berikan." - B. J. Habibie
4. "Rahasia kesuksesan adalah mengetahui yang orang lain tidak ketahui.
- Aristoteles Onassis
5. "Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya yang manis"
- Aristoteles Onassis
6. "Bertekadlah jadi pribadi yang berguna bagi lingkungan sekitar, gunakan
apa yang kamu punya untuk membantu sesama." - B. J. Habibie
7. "Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya,
maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat." - Imam Syafi’i
8. “Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk
golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang
kembali.” - HR. Tirmidzi
9. "Bukan ilmu yang seharusnya mendatangimu, tapi kamu yang seharusnya
mendatangi ilmu." - Imam Malik
10. “The whole purpose of education is to turn mirrors into windows.”  -
Sydney J. Harris

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN......................................................................
ABSTRAK......................................................................................................................
HALAMAN LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................
HALAMAN LEMBAR MOTTO..................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1. Latar Belakang..........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3. Tujuan Kegiatan........................................................................................
1.4. Metode Penelitian......................................................................................
1.5. Teknik Pengumpulan Data........................................................................

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................


2.1. Materi Penelitian.......................................................................................
2.2. Hasil Observasi Dari Objek Penelitian...................................................
2.3. Keadaan Keluarga di Homestay..............................................................

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................


3.1. Kesimpulan.............................................................................................
3.2. Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sederhana ini
tepat pada waktunya. Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak termasuk Ibu Firqih Eka Iswara, S.Pd. selaku pembimbing yang telah
memberi banyak inspirasi dan sebagian pengetahuan-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas karya ilmiah ini secara maksimal.

Karya Ilmiah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada siswa-
siswi SMA Negeri 6 Depok, khususnya kepada kami selaku penulis. Tim penulis
hanya dapat menyajikan sebatas ilmu yang telah dipelajari sebagai tuntutan tugas,
dengan judul “Analisis Budidaya dan Pengaruh Jamur Tiram di Desa
Punten”. Dimana karya ilmiah ini memuat beberapa informasi mengenai jamur
tiram, terkhusus cara pembudidayaannya di Dusun Kungkuk, Desa Punten,
Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Penulis berharap, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Depok, 20 Maret 2023


Penulis,

Ttd
Kelompok 5 KOB

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kunjungan Objek Belajar atau yang biasa dikenal dengan KOB adalah
kegiatan belajar dengan melakukan penelitian di luar sekolah guna menambah
wawasan dan pengalaman peserta didik. KOB merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan oleh SMA Negeri 6 Depok setiap tahunnya., khususnya bagi peserta
didik kelas XI. Dikarenakan pandemi COVID-19, kegiatan ini baru dilaksanakan
kembali setelah beberapa tahun ditiadakan. Dalam pelaksanaannya, peserta didik
IPA dan IPS dibagi menjadi 38 kelompok, dengan tujuan untuk melatih
kemampuan bersosialisasi, bekerja sama dan saling menerima serta memberi
pendapat dari berbagai sudut pandang. Di tahun ajaran ini, kegiatan KOB
dilaksanakan pada tanggal 26 Februari - 5 Maret 2023 dan bertempat di Kampung
Wisata Kungkuk, Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur.

Beberapa alasan mengapa Dusun Kungkuk menjadi objek penelitian kami


yaitu karena banyaknya hal dan sumber informasi lebih yang dapat kami ambil
dari dusun ini. Pengunjung dapat melihat pemandangan alam yang luar biasa
indah disertai udara yang segar dan sejuk. Selain itu, para pengunjung juga akan
disuguhkan dengan keragaman budaya dan adat istiadat dari Desa Punten

Kampung Wisata Kungkuk juga menyediakan rumah siap huni atau homestay
serta beragam paket wisata edukasi. Beberapa spot wisata yang dijadikan objek
penelitian sekolah kami, yaitu : Industri keripik apel, minuman sari buah,
pengolahan sampah TPS-3R, peternakan kelinci, sapi perah, kuda lumping, reog,
drumband, bantengan, pertanian jeruk manis, bunga krisan, bunga mawar, bunga
hias, bonsai, pickok, apel, jambu, sayur dan pertanian jamur tiram yang menjadi
objek penelitian kelompok kami.

1
Jamur tiram (Pleurotus sp.) merupakan salah satu produk komersial yang
dapat dibudidayakan dengan teknik sederhana dan dengan masa panen yang relatif
singkat. Jamur ini dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan di daerah
tropik seperti Indonesia. Selain perkembangbiakan dan perawatannya yang bisa
dilakukan di negara ini, permintaan pasarnya juga sangatlah tinggi karena banyak
masyarakat yang menggemari jamur tiram untuk diolah menjadi berbagai macam
hidangan yang lezat dan dipercaya dapat memberi pengaruh baik bagi kesehatan
tubuh. Maka tak heran, budidaya jamur tiram menjadi salah satu bisnis yang
menguntungkan di Indonesia. Dalam pembudidayaan jamur tiram, bukan hanya
kelembaban suhu ruangan saja yang menjadi fokus utamanya, melainkan
kelembaban media tanam juga perlu diperhatikan. Selain itu, pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram sangat bergantung pada banyaknya nutrisi yang bisa
diserap dari media tanam. Kebersihan atau sterilisasi bahan baku serta pemilihan
bibit dengan kualitas yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam
proses budidaya jamur tiram.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Analisis Budidaya dan Pengaruh Jamur Tiram di
Desa Punten” guna mengetahui teknik pembudidayaan jamur tiram yang benar
agar menghasilkan produk yang berkualitas serta mengetahui pengaruh dari jamur
tiram hasil pembudidayaan tersebut bagi pemilik, desa setempat maupun
masyarakat yang mengkonsumsinya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja olahan yang terbuat dari jamur tiram?
2. Bagaimana cara mengantisipasi terjadinya gagal panen dalam
pembudidayaan jamur tiram?
3. Hal apa saja yang menjadi ancaman dalam pertumbuhan jamur tiram?
4. Bagaimana cara menghindari ancaman dalam pertumbuhan jamur tiram?
5. Apa saja dampak pengaruh ekonomi dari jamur tiram bagi Desa Punten?

2
1.3. Tujuan Kegiatan
1. Untuk mengetahui apa saja olahan yang terbuat dari jamur tiram.
2. Untuk mengetahui cara antisipasi gagal panen dalam pembudidayaan
jamur tiram.
3. Untuk mengetahui proses pembudidayaan jamur tiram dan apa saja yang
akan menjadi ancaman dalam pertumbuhannya. 
4. Untuk mengetahui cara menghindari ancaman dalam pertumbuhan jamur
tiram.
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh jamur tiram di Desa
Punten.

1.4. Metode Penelitian


Penelitian jamur tiram ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk
mendeskripsikan temuan-temuan penelitian, menjelaskan hasil deskripsi
penelitian yang telah ditemukan dan memvalidasi kebenaran dan keakuratan hasil
temuan. Penelitian jamur tiram ini mengambil lokasi di Dusun Kungkuk, Desa
Punten yang terletak di wilayah Kota Batu, Jawa Timur. Dari penelitian yang
telah dilakukan diharapkan dapat memahami gambaran secara jelas dan terperinci
tentang budidaya dan pengaruh jamur tiram di Desa Punten.

1.5. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, kami menggunakan data primer kami sebagai acuan.
Karena dalam pengumpulan datanya, kami datang langsung ke desa Punten, dusun
Kungkuk, pada tanggal 27 dan 28 Februari 2023. Selain data primer, kami juga
menggunakan data sekunder dari sumber internet sebagai referensi dalam
penelitian dan penulisan karya ilmiah. Berdasarkan metode penelitian kami yaitu
deskriptif kualitatif, kami menggunakan 3 teknik penelitian, yaitu:

3
1. Observasi
Teknik pengambilan data secara observasi adalah kegiatan mengamati
secara langsung di lokasi objek penelitian. Menggunakan metode
observasi, kami datang langsung ke penelitian jamur tiram milik Bapak
Selamet di Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kota Batu, Jawa Timur, pada
tanggal 27 dan 28 Februari.
a. Informan Penelitian : Bapak Selamet
b. Status : Pemilik usaha budidaya jamur tiram
c. Kondisi Sosial : Tempat pembudidayaan bersebelahan dengan
rumahnya dan memiliki alat budidaya yang memadai serta modern.

2. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan bentuk
komunikasi verbal antara pewawancara dan narasumber atau informan
penelitian, dengan cara mengajukan pertanyaan terhadap narasumber.
Kami menggunakan metode wawancara, dengan mengajukan pertanyaan
5W+1H terhadap Bapak Selamet selaku pemilik pembudidayaan jamur
tiram, disertai persiapan alat berupa catatan dan perekam suara.

3. Studi Pustaka
Teknik penelitian studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai
sumber informasi lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang topik penelitian dan mengidentifikasi gap atau kekurangan dalam
pengetahuan yang ada. Metode ini sering digunakan dalam penelitian
kualitatif dan dapat membantu peneliti untuk merumuskan hipotesis atau
pertanyaan penelitian yang lebih spesifik.

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Materi Penelitian


2.1.1. Jamur Tiram

Jamur tiram, secara ilmiah dikenal sebagai Pleurotus ostreatus, adalah


jenis umum dari jamur budidaya yang populer karena rasanya yang pedas dan
lembut. Jamur tiram juga dikenal sebagai jamur karnivora yang memakan
bakteri dan nematoda untuk mendapatkan nitrogen untuk pertumbuhan. Jamur
tiram dapat dimakan dan diolah dalam sup, semur, saus, dan hidangan
lainnya.

Pada tubuh buah jamur tiram memiliki batang yang berada di posisi
pinggir tudung (pleurotus), serta bentuk jamur ini menyerupai tiram
(ostreatus). Jamur tiram mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan
antara lain dapat mencegah penyakit yaitu diabetes mellitus, tumor, kanker,
dan kolesterol darah. Jamur tiram juga bermanfaat dalam menambah vitalitas,
memperlancar buang air besar serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Berikut ini adalah klasifikasi jamur tiram:


 Super Kingdom: Eukaryota. 

5
 Kingdom: Myceteae (Fungi). 
 Divisio: Amastigomycota. 
 Sub Divisio: Basidiomycotae. 
 Kelas: Basidiomycetes. 
 Ordo: Agaricales. 
 Familia: Agaricaceae. 
 Genus: Pleurotus. 
 Spesies: Pleurotus spp.

Terdapat sepuluh jenis jamur tiram, berikut nama dan ciri warnanya:
 Pleurotus citrinopileatus (kuning terang).
 Pleurotus cystidiosus (putih kemerahan).
 Pleurotus djamor (pink/flamingo). 
 Pleurotus eryngii (kebiruan). 
 Pleurotus euosmus (kecoklatan).
 Pleurotus floridae (putih bersih). 
 Pleurotus flabellatus (merah jambu). 
 Pleurotus ostreatus (putih, putih kekuningan, putih keabu-abuan). 
 Pleurotus pulmonarius (abu-abu).
 Pleurotus sajor-caju (kelabu).

Jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta
mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jamur ini mengandung protein
(27%), vitamin dan mineral. Vitamin–vitamin yang terkandung dalam jamur
ini meliputi tiamin, riboflavin, niasin, biotin dan vitamin C. Mineral yang ada
pada jamur ini meliputi kalium, kalsium, magnesium, besi, natrium, kuprum,
sulfur dan fosfor. Jamur ini mengandung 18 jenis asam amino yang meliputi
isoleucine, leucine, lysine, methionine, cystine, phenylalanine, tyrosine,
threonine, tryptophan, valine, arginine, histidine, alanine, aspartat, asam
glutamate, glysin, proline dan serine. Jamur ini juga memiliki sejumlah
enzim, terutama tripsin yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan dan
tripsin ini sama dengan tripsin yang dihasilkan oleh kelenjar lambung.

6
2.1.2. Budidaya

Budidaya adalah kegiatan yang terencana dan dilakukan oleh manusia


untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya nabati atau hewan
dengan memanfaatkan modal, teknologi, atau sumber daya lainnya. Kegiatan
budidaya bertujuan untuk memperbanyak sumber daya hayati dan
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia.

Budidaya jamur tiram adalah proses menumbuhkan jamur tiram secara


terkontrol dan teratur. Jamur tiram dapat tumbuh pada baglog yang terbuat
dari campuran bekatul, serbuk gergaji atau derajat, dan kapur. Kumbung atau
rumah jamur merupakan tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan
jamur. Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya matahari secara
langsung. Nutrisi utama yang dibutuhkan oleh jamur tiram adalah sumber
karbon yang dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti serbuk kayu
gergajian dan berbagai limbah.

Setidaknya, ada 6 tahap dalam membudidayakan jamur tiram.

1. Persiapan Penanaman Jamur Tiram

7
Beberapa peralatan yang perlu tersedia dalam budidaya jamur tiram di
antaranya, yaitu rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram,
dan peralatan budidaya.

Sebagai media tumbuh, serbuk gergaji berfungsi jadi penyedia nutrisi bagi
jamur. Usahakan menggunakan serbuk gergaji dari jenis kayu yang keras,
karena hal tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen
jamur tiram. Sebelum digunakan serbuk kayu perlu diberi kompos terlebih
dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
mudah dicerna oleh jamur.

2. Sterilisasi Bahan
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dalam
autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15
menit. Selain itu, sterilisasi baglog bisa juga dilakukan dengan memakai
drum berkapasitas besar yang menampung 50-an baglog. Drum itu
kemudian dipanaskan di atas kompor minyak atau dapat juga
menggunakan oven.

3. Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dalam
autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15
menit. Selain itu, sterilisasi baglog bisa juga dilakukan dengan memakai
drum berkapasitas besar yang menampung 50-an baglog. Drum itu
kemudian dipanaskan di atas kompor minyak atau dapat juga
menggunakan oven.

4. Proses Penanaman dan Pemeliharaan


Hal penting yang mutlak harus dipenuhi dalam budidaya jamur tiram
adalah permasalahan kebersihan. Untuk itu, tempat untuk penanaman

8
sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu. Sementara bagian lantai
dan dinding juga harus dibersihkan menggunakan disinfektan.

Tidak hanya itu, alat yang dipakai untuk menanam juga harus disterilisasi
menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama
melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker
yang bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.

Suhu dan kelembaban ruang juga harus diperhatikan agar tetap pada
standar yang dibutuhkan. Selain itu, hal lain yang patut dicermati ialah
pengaturan sirkulasi udara di dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu
dan mati.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri, sehingga antara tempat
budidaya yang satu dan yang lain, serangan hama penyakit kemungkinan
dapat berbeda-beda. Contoh beberapa jenis hama penyakit jamur tiram
yaitu: ulat, semut, laba-laba, dan kleket (sejenis moluska).

6. Proses Panen
Panen jamur tiram bisa dilakukan dalam jangka waktu sekitar 40 hari
setelah pembibitan, atau setelah tubuh buah berkembang maksimal
(Sekitar 2-3 minggu usai tubuh buah terbentuk). Perkembangan tubuh
buah jamur tiram yang maksimal ditandai dengan meruncingnya bagian
tepi jamur. Sementara itu, kriteria umum jamur tiram yang layak dipanen
adalah berukuran cukup besar dan bertepi runcing, tetapi belum mekar
penuh atau belum pecah

9
2.1.3. Dusun Kungkuk

Kampung Wisata Kungkuk merupakan salah satu agrowisata yang


terletak di Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu,
Jawa Timur. Dusun Kungkuk berlokasi cukup tinggi di bagian barat Desa
Punten dengan diapit oleh Gunung Panderman di sebelah selatan dan Gunung
Arjuno di sebelah utara. Dusun ini berada di ketinggian 950 mdpl dengan luas
14 hektar dan hutan 125 hektar. Dusun ini dihuni oleh penduduk asli yang
lahir di Desa Punten dengan mayoritas penduduknya bekerja di bidang
pertanian.

Memiliki status desa wisata, dusun Kungkuk menawarkan paket


wisata edukasi dan alam seperti pertanian, industri, budaya, dan kegiatan
outbond. Ada berbagai macam pembudidayaan dan kesenian yang
dilestarikan di Dusun Kungkuk, seperti budidaya jamur tiram, bunga hias,
sayur-sayuran, kesenian kuda lumping, hingga drumband.

10
Selain itu, Dusun Kungkuk juga memiliki pemandangan alam yang
luar biasa indah disertai udara yang segar dan sejuk. Selain itu, di dusun ini
juga terdapat lembah, hutan, kawasan pertanian, pemukiman penduduk
pedesaan bahkan sumber mata air yang melimpah di atas bukit dan lereng-
lereng gunung. Pesona alamnya yang luar biasa tidak dimiliki oleh kampung-
kampung wisata lain. Berada di dataran tinggi, wisatawan bisa melihat
pemandangan gunung dan Kota Batu dari Dusun Kungkuk.

2.1.4. Pengaruh Budidaya Jamur Tiram Bapak Selamet

Budidaya jamur tiram milik Bapak Selamet menjadi salah satu daya
tarik wisatawan di Dusun Kungkuk. Pengaruhnya, perekonomian Dusun
Kungkuk meningkat berkat wisatawan yang berkunjung ke pembudidayaan
jamur tiram Bapak Selamet, dan nama dusun "Kungkuk" semakin dikenal.
Penjualan jamur tiram yang dilakukan oleh Bapak Selamet juga
meningkatkan perekonomian dirinya. Konsumen yang membeli on the spot,
juga menjadi tahu tentang Dusun Kungkuk.

Selain itu, budidaya jamur tiram milik Bapak Selamet juga masuk ke
dalam salah satu paket wisata Dusun Kungkuk. Jadi dengan adanya budidaya
jamur tiram milik Bapak Selamet ini, menambah daya tarik wisatawan dan
pendapatan Dusun Kungkuk secara keseluruhan.

11
2.2. Hasil Observasi dan Wawancara dari Objek Penelitian
Jamur tiram atau dalam Bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan salah
satu kelompok jamur yang sudah banyak dikenal karena bentuk dan ukuran tubuh
buahnya sangat familiar di mata masyarakat. Jamur tiram merupakan salah satu
jamur konsumsi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat potensial
untuk dikembangkan dalam skala komersial.

Jamur tiram merupakan jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada
batang kayu yang sudah lapuk, jamur ini memiliki tubuh buah yang dapat tumbuh
mekar membentuk corong dangkal menyerupai kulit kerang (tiram). Tubuh jamur
ini memiliki tudung (pileus) yang memiliki bentuk mirip dengan cangkang tiram
dan memiliki permukaan bagian bawah yang berlapis-lapis seperti insang yang
berwarna putih dan bertekstur lunak dan tangkai (stipe/stalk) yang memiliki
variasi panjang tergantung pada kondisi dari lingkungan juga iklim yang
mempengaruhi pertumbuhannya.

Dalam proses membudidayakan jamur tiram, cuaca memiliki peran besar di


dalamnya. Jamur tiram perlu proses penyiraman yang teratur dan kondisi tempat
penanaman yang lembab dan memiliki sedikit pengaruh pancaran sinar matahari
sehingga dapat mengoptimalkan proses pertumbuhan jamur hingga masa panen.
Pada umumnya, suhu yang baik bagi pertumbuhan jamur tiram adalah 20 derajat
C sampai 30 derajat C tergantung dengan jenisnya.

Jamur tiram ini adalah salah satu jamur yang dapat dimakan karena memiliki
kandungan nutrisi yang cukup tinggi, lezat rasanya, mudah dibudidayakannya,
dan relatif murah harganya, serta mudah diperoleh di pasaran. Pangan olahan
jamur tiram selain sebagai alternatif pemenuhan nutrisi karena mengandung serat,
protein/asam amino, karbohidrat, mineral, lemak serta beta-glukan . Pangan
olahan jamur tiram dapat juga sebagai alternatif sumber pendapatan karena dapat
meningkatkan nilai tambah. Salah satu contoh dari olahan jamur tiram yang sering
kita jumpai adalah jamur krispi, selain itu jamur ini juga dapat dijadikan nugget
bahkan bakso.

12
Pembudidayaan jamur tiram ini tentu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang
mengunjungi desa punten, terutama pada bagian dusun kungkuk dengan maksud
dan tujuan masing-masing, seperti berlibur atau bahkan pelajar yang sedang
melakukan penelitian. Hal ini menyebabkan dusun kungkuk semakin dikenal oleh
khalayak luas akan keanekaragaman budidayanya.

Penjualan dari jamur tiram tidak berpatok pada usia tertentu. Jamur ini
cenderung disukai oleh kalangan usia, baik dari usia muda mudi hingga
masyarakat yang sudah berumur. Jamur tiram bagus dikonsumsi bagi kalangan
usia sebab dianggap sebagai makanan yang sehat karena mengandung beta-glukan
dan mempunyai aktivitas antioksidan. Beta-glucan dapat sebagai imunomodulator,
dengan cara menstimulasi sistem pertahanan tubuh dengan mengaktivasi
makrofag untuk menangkap dan menghancurkan benda asing dalam tubuh seperti
virus, bakteri, fungi dan parasit.

Pemanenan jamur tiram dapat dilakukan di sembarang pagi, siang, sore


maupun malam. Jamur tiram yang layak panen adalah jamur yang memiliki
pertumbuhan tubuh yang sudah optimal. Waktu yang dibutuhkan jamur tiram
untuk siap panen adalah 3-4 hari setelah pembibitan atau setelah pinhead atau
bakal jamur mulai keluar. Dan selama satu periode tanam, jamur tiram dapat
dipanen sebanyak 4-8 kali sampai media habis sekitar kurang lebih 6-8 bulan. Ada
pula ciri-ciri lain bahwa jamur tiram sudah siap panen yaitu dari besar ukuran
jamur tersebut dan teksturnya, apabila tekstur dirasa sudah agak lembek, maka
jamur siap untuk dipanen. Perlu diperhatikan pula bahwa jamur tiram ini mudah
busuk. Jamur tiram harus segera dipanen saat sudah siap karena jika lewat dari 4
hari jamur akan busuk.

Sebagai tanaman sayuran, jamur tiram berpotensi untuk dikembangkan karena


memiliki harga yang stabil dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Harga jamur dapat dikatakan lebih stabil bila dibandingkan dengan sayuran
lainnya, karena jamur merupakan komoditas spesifik yang penyediaannya dapat
diatur sepanjang tahun. Jamur tiram memiliki akses wilayah pendistribusian yang

13
luas karena peminatnya yang dapat dikatakan tidak sedikit. Biasanya, jamur ini
dapat ditemukan di pasar-pasar tertentu. Untuk jamur tiram yang kami teliti,
pendistribusian dilakukan dengan cara pelanggan tetap yang datang untuk
mengambil panen secara rutin. Selain itu, petani juga mendistribusikan ke daerah
Porong dan Surabaya.

Budidaya jamur tiram sendiri memang dinilai sangat cocok untuk dilakukan
di wilayah Indonesia karena memiliki iklim tropis dan berudara sejuk. Salah satu
alasan mengapa bisnis budidaya tiram banyak diminati adalah karena biayanya
yang murah serta prosesnya dapat dilakukan secara bertahap bahkan untuk pemula
sekalipun. Budidaya jamur tiram ini juga bisa dilakukan di dalam rumah karena
keefisienannya baik dalam peralatan maupun waktu yang diperlukan.

Sebelum melakukan penanaman jamur tiram, hal-hal yang menunjang


budidaya jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog,
rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. Diperlukan juga media
berupa dedak/bekatul dan tepung jagung yang berfungsi sebagai substrat dan
penghasil kalori untuk pertumbuhan kamu, media ini digunakan sebagai wadah
untuk jamur tiram tumbuh, kemudian diperlukan juga serbuk kayu berfungsi
sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras
karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan
hasil panen jamur tiram.Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran
media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x
30 cm.

Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan


dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun
pekerjanya. Maka langkah pertama yang dilakukan dalam penanaman adalah
sterilisasi bahan bahan yang akan digunakan. Sebelum dicampur dengan media
lain, serbuk kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven
selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat C. Kemudian, baglog atau media tanam dari

14
jamur tiram ini juga perlu disterilisasi dengan cara memasukkan baglog ke dalam
autoclave atau pemanas atau steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit.

Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga
suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca
lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan
kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap.

Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu


dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit
yang mungkin bisa menyerang jamur tiram.

Jamur tiram siap dipanen saat bentuknya sudah membesar dengan tekstur
yang cukup lembek. Perlu diingat kembali bahwa jamur tiram harus segera
dipanen saat sudah memenuhi kriteria siap panen karena jamur ini mudah
membusuk. Saat memanen jamur tiram juga tidak dapat asal-asalan, jamur tiram
harus dicabut hingga akar agar tidak muncul ulat.

Proses pendistribusian tidak sulit, dapat dilakukan dengan menaruh di pasar,


swalayan dan sebagainya. Petani di dusun Kungkuk melakukan pendistribusian
dengan cara pelanggan yang rutin datang untuk mengambil hasil panen. Hasil
panen biasanya menyentuh angka 60 baglog perharinya, namun saat ini
produksinya sedang menurun dikarenakan adanya pergantian media produksi dari
jamur tiram.

2.3. Keadaan Keluarga di Homestay


Keluarga yang kami kunjungi saat pelaksanaan kunjungan objek belajar
adalah keluarga Ibu Jumiati yang bertempat tinggal di Dusun Kungkuk, Desa
Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa timur. Keluarga Bu Jumiati terdiri
dari Bu Jumiati, suaminya beserta dua orang anak perempuan, yaitu Mbak Dessy
yang sudah bersuami dan Intania yang masih belajar di bangku kelas 3 SMA. Bu

15
Jumiati merupakan seorang ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai salah
satu anggota KESRA atau Kesejahteraan Rakyat di Pemerintahan Kota Batu, Jawa
Timur.

Keluarga Bu Jumiati adalah keluarga yang hidup dalam kesederhanaan. Saat


hari pertama datang kerumah Bu Jumiati, kami dipersilahkan masuk dan disambut
hangat oleh keluarga beliau. Setelah kami masuk, kami mulai memperkenalkan
diri masing-masing dan berbincang-bincang dengan Bu Jum mengenai kehidupan
beliau. Setelah berbincang-bincang, Bu Jum menyiapkan makanan dan kami pun
makan bersama di ruang tamu. Sehabis makan, kami mencuci piring dan
bergantian untuk membersihkan diri dilanjut dengan sholat berjamaah. Di malam
harinya, kami membersihkan ruang kamar lalu bersiap untuk tidur.

Saat hari kedua, anak pertama Bu Jum yaitu Mbak Dessy membangunkan
kami untuk bersiap-siap berangkat menuju tempat kami melakukan penelitian. Bu
Jum juga sudah menyiapkan makanan dan minuman untuk kami semua. Setelah
selesai makan, kami membantu membersihkan piring-piring makanan, gelas
minuman dan bersiap-siap berjalan ke tempat tujuan penelitian jamur tiram. Kami
pun sampai di tempat tujuan penelitian kami dan langsung melakukan wawancara.
Selesai melakukan wawancara, kami langsung bergegas mempersiapkan bahan
presentasi dan mempresentasikan hasil wawancara penelitian kami di balai 1
(satu).

Pada sore harinya, kami dan kelompok lainnya berkumpul di balai 1 untuk
melakukan sesi penutupan kegiatan KOB di Dusun Kungkuk. Setelah selesai
melakukan sesi penutupan, kami kembali ke homestay lalu bersiap-siap
melakukan packing dan menunggu angkot menjemput kami untuk diantar kembali
menuju tempat bus diparkirkan. Sambil menunggu, kami makan bersama Bu Jum
dan dilanjut dengan foto bersama Bu Jum. Sebagai kenang-kenangan, kami
memberikan sebuah bingkisan yang berisi hasil kerajinan tangan kami untuk Bu
Jum. Saat angkot kami tiba di homestay, kami berterima kasih kepada Bu Jum
karena sudah menjadi orang tua asuh dan sudah merawat kami selama 2 hari,

16
kami juga meminta maaf apabila selama kami tinggal di sana kami melakukan
kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Tak lupa, kami juga meminta izin kepada
keluarga Bu Jum untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Gunung Bromo dan
Pulau Bali.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan data mengenai strategi pengelolaan wirausaha
budidaya jamur tiram di Dusun Kungkuk, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengelola Rumah Jamur telah melakukan strategi usaha yang baik dalam
mengembangkan usahanya, dimana Pak Selamet melakukan strategi
wirausaha dengan melakukan manajemen yang baik sesuai dengan fungsi
manajemen, mempersiapkan usaha jamur tiram dengan baik, memilih bibit
jamur tiram yang unggul, merawat tanaman jamur tiram yang telah
dibudidayakan, menganalisis peluang bisnis jamur tiram dan
memperbaharui jenis makanan yang disajikan yang nantinya dapat
menunjang kualitas dan kuantitas usahanya.
2. Pak Selamet selaku pengelola sangat berperan penting untuk kemajuan
usahanya. Maka dari itu, pak selamet harus cekatan dalam melihat situasi
yang memungkinkan usahanya disukai masyarakat, yaitu dengan cara
menginovasikan makanan dan mempersilahkan siapa saja yang ingin

17
mengetahui pembudidayaan jamur tiram miliknya agar lebih banyak
dikenal masyarakat.
3. Berdasarkan hasil analisis kelompok kami, produk yang dapat dihasilkan
dari pengolahan jamur tiram adalah bakso dan nugget, jamur crispy, dan
soto jamur
4. Untuk peningkatan produksi tidak dapat segera dilakukan, tetapi perlu
direncanakan secara bertahap yaitu dilakukan pergantian untuk jamur yang
sudah tidak produktif, pengaturan formulasi media sehingga sesuai untuk
pertumbuhan jamur, diperlukan higrometer untuk mengukur suhu dan RH
ruang budidaya jamur tiram seperti yang pak Selamet punya di rumah
beliau.

3.2. Saran
Adapun saran dari kami setelah melakukan penelitian jamur tiram di tempat
pembudidayaan milik Bapak Selamet yang bertempat di Dusun Kungkuk ialah
sebagai berikut :
1. Saran untuk Pembudidayaan Jamur Tiram Bapak Selamet
Saran kami untuk Bapak Selamet sebagai pemilik pembudidayaan jamur
tiram di dusun Kungkuk, untuk lebih ditingkatkan lagi sarana yang dapat
menunjang penelitian untuk peneliti, seperti bibit yang khusus digunakan
untuk penelitian, penggunaan alat-alat budidaya yang bisa digunakan
untuk penelitian, dan yang lainnya.

2. Saran untuk Tenaga Kerja Usaha Jamur Tiram Bapak Selamet


Saran kami untuk Bapak Selamet, dikarenakan Bapak Selamet mempunyai
budidaya jamur tiram milik sendiri, diharapkan untuk menambah tenaga
kerja dengan produktivitas yang baik agar dapat menghasilkan produk
dengan jumlah yang lebih tinggi. Mengingat juga banyaknya konsumen
dan permintaan yang tinggi dari jamur tiram Bapak Selamet.

3. Saran untuk Keberlanjutan Usaha Jamur Tiram Bapak Selamet

18
Saran kami untuk Bapak Selamet, diharapkan Bapak Selamet dan para
pekerjanya dapat konsisten untuk memperhatikan pembudidayaan jamur
tiram itu sendiri. Tidak lupa juga untuk selalu mempertahankan dan
meningkatkan kualitasnya baik dari segi produksi, perawatan, maupun
pendistribusian agar kedepannya usaha jamur tiram Bapak Selamet
semakin maju dan semakin banyak konsumen atau peminatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alqamari, M., & et al.. (2021). PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK


DARI LIMBAH BAGLOG UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PADA
KELOMPOK TANI JAMUR TIRAM  DI KELURAHAN MEDAN DENAI
KECAMATAN MEDAN DENAI.

Kalsum, U., Fatimah, S., & Wasonowati, C. (2011). EFEKTIVITAS PEMBERIAN


AIR LERI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM
PUTIH (Pleurotus ostreatus).

Lisa, M., Lutfi, M., Susilo, B., Keteknikan, J., Teknologi, P.-F., Brawijaya, P.-U.,
Veteran, J., & Korespondensi, P. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama
Pengeringan terhadap Mutu Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
In Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (Vol. 3, Issue 3).

Riski, M., Alawiyah, A., Bakri, M., Utami Putri, N., Meilisa, L., Ratu, L., &
Lampung, B. (2021). Alat Penjaga Kestabilan Suhu Pada Tumbuhan Jamur
Tiram Putih Menggunakan Arduino UNO R3. Jurnal Teknik Dan Sistem
Komputer (STIKOM, 2(1).

19
Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai Jl Bihman Villa No,
P., & Amuntai, B. (2014). PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM
PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM (Growth and Yield of
Oyster Mushrooms In Various Composition of Planting Media) Nurul
Istiqomah dan Siti Fatimah. 39, 95–99.

Teknologi, P., Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Di Desa Hamparan Perak,
T., & Yusuf, M. (2019). PRODIKMAS Jurnal Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat.

Wibawa, L. (n.d.). STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM.

Zulfarina, Z., Suryawati, E., Yustina, Y., Putra, R. A., & Taufik, H. (2019).
Budidaya Jamur Tiram dan Olahannya untuk Kemandirian Masyarakat Desa.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community
Engagement), 5(3), 358. https://doi.org/10.22146/jpkm.44054

20
21
LAMPIRAN

● Mengobrol bersama orang tua asuh di homestay, di dusun Kungkuk.

● Membuat sarapan di homestay bersama ibu asuh.

22
● Wawancara bersama dengan pak Selamet, pemilik budidaya jamur
tiram di dusun Kungkuk.

● Meneliti langsung di tempat pembudidayaan jamur tiram milik Pak


Selamet.

23
● Perjalanan pulang dari tempat penelitian, menuju homestay.

● Membuat bahan presentasi.

24
● Presentasi hasil analisis penelitian budidaya jamur tiram.

● Foto bersama ibu asuh di homestay, serta penyerahan souvenir


bingkai foto bersama.

25
● Perjalanan pulang dari homestay.

26

Anda mungkin juga menyukai