Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

KONDISI SEL BAWANG MERAH PADA LARUTAN


HIPOTONIK, ISOTONIK, DAN HIPERTONIK

OLEH :

1. A. Faidhul Mustagfir (01)


2. Putra Anargya (16)
3. A. Atiqah Ramadhani (17)
4. Maylani Indah Sari (32)
5. Mutia Salsabila (33)

MAN 2 KOTA MAKASSAR


JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 105
A. TUJUAN

1. Mengetahui kondisi sel pada bawang merah ketika dimasukkan ke dalam cairan
isotonic, hipertonik, dan hipotonik.

2. Mengetahui keadaan turgor dan plasmolisis pada bawang.

B. DASAR TEORI

1. Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah salah satu


bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-
pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia,
baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah,
untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna
dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya
disebut dengan nama sama.

2. Larutan Isotonik

Larutan isotonik adalah ketika dua larutan, dipisahkan oleh sebuah membran
semipermeabel, memiliki konsentrasi yang sama zat terlarut dan air. Larutan isotonik
mengacu pada dua larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama melintasi
membran semipermeabel. Kondisi ini memungkinkan untuk gerakan bebas dari air
melintasi membran tanpa mengubah konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran.

3. Larutan Hipotonik

Larutan hipotonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang
lebih rendah dibandingkan dengan larutan lain. Larutan tidak bisa hipotonik, isotonik
atau hipertonik tanpa larutan untuk perbandingan. Hipotonik merupakan deskripsi
kandungan zat terlarut dari satu larutan dalam kaitannya dengan larutan lain.
4. Larutan Hipertonik

Sebuah larutan hipertonik adalah jenis tertentu dari larutan yang memiliki
konsentrasi yang lebih besar dari zat terlarut di luar sel jika dibandingkan dengan bagian
dalam sel. Berikut adalah beberapa contoh larutan hipertonik yang umum: Larutan
garam, atau larutan yang mengandung garam, adalah hipertonik. Jenis larutan
hipertonik sangat umum. Misalnya, larutan garam yang sering digunakan dalam bidang
medis, serta dalam cairan lensa kontak, untuk membantu menjaga lensa kontak bersih
dan bebas dari debu dan polutan.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Mikroskop cahaya

2. Bawang merah

3. Kaca preparat

4. Kaca penutup

5. Larutan isotonic, hipotonik, dan hipertonik

6. Cutter atau pisau

7. Pipet tetes

D. CARA KERJA

1. Kupas lapisan epidermis (lapisan terluar yang tipis) dari bawang merah menggunakan cutter
atau pisau.

2. Letakkan di atas kaca preparat dan tetesi larutan isotonic, hipertonik, dan hipotonik secara
bergantian.

3. Tutupi bawang yang telah diberi larutan tadi dengan kaca penutup

4. Amati sel epidermis pada bawang dengan mikroskop cahaya


E. HASIL PENGAMATAN

Sel bawang dengan larutan garam 15%

Sel bawang dengan larutan garam 20%


Sel bawang dengan larutan garam 10%

Sel bawang dengan larutan air (hipertonik)

Sel bawang dengan larutan garam 1% (isotonik)

Sel bawang dengan larutan garam 5%(hipertonik)


F. PEMBAHASAN
Bagian sel yang kami temukan adalah dinding sel dan plasma sel sedangkan, membran
sel belum tampak. Membran sel tidak nampak karena menyatu dengan dinding sel.

Sel tumbuhan lebih kuat dari pada sel hewan karena sel tumbuhan memiliki dinding
sel, sedangkan sel hewan tidak. Dinding sel tersebut tersusun atas selulosa yang bersifat kuat
dan memiliki daya renggang.

Keadaan sel sebelum mendapat larutan garam ialah membran selnya belum nampak
sedangkan setelah diberi larutan garam membran selnya mulai nampak karena mulai berpisah
dengan dinding sel. Keadaan memisahnya membran sel terhadap dinding sel disebut
plasmolisis. Kekurangan air ini terjadi karena adanya transport zat melalui membran sel yaitu
berupa osmosis. Konsentrasi air lebih rendah dibandingkan konsentrasi larutan garam,
akibatnya sel mengalami kekurangan air dan akhirnya membran sel memisah dari dinding sel.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi (pekat)
larutan garam maka semakin banyak sel yang akan mengalami plasmolisis.

G. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan percobaan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa sel epidermis
bawang merah berbentuk persegi tapi tidak sempurna dengan warna keungu-unguan. Jika
melihat sel epidermis bawang merah melalui mikroskop, didalamnya terdapat organel yang
menyusun sel epidermis bawang merah. Ketika sel epidermis bawang merah ditetesi dengan
larutan air, maka sel epidermis tidak mengalami perubahan. Namun, apabila detetesi dengan
larutan garam 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20%, perlahan- lahan sel epidermis bawang merah
mengalami plasmolisis.

H. DAFTAR PUSTAKA
ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2170

https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah

https://www.sridianti.com/pengertian-larutan-isotonik-dan-contoh.html
https://www.google.com/search?safe=strict&source=hp&ei=IzxjXbfRDIiUwgO0vqFA&q=la
rutan+hipotonik&oq=larutan+hipotonik&gs_l=psy-
ab.3...145.1691..1937...0.0..0.0.0.......0....1..gws-
wiz.&ved=0ahUKEwj37oCjt5_kAhUIinAKHTRfCAgQ4dUDCAU&uact=5
https://hisham.id/2015/06/pengertian-larutan-hipotonik.html

Anda mungkin juga menyukai