PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku manusia dalam bermasyarakat memiliki ciri khas yang berbeda-beda
antara satu individu dengan individu lainnya terutama dalam hal merespon
kesadarannya, ketika kesadaran manusia mulai lemah respon manusia bisa
bermacam-macam. Respon kesadaran manusia akan melemah karena hilangnya
konsentrasi dalam melakukan aktifitas bersosial, respon kesadaran yang melamah
dapat terjadi kejutan pada tubuh atau yang sering disebut kaget .
Kaget merupakan salah satu hal yang wajar pada manusia, itu semua terjadi
karena menurunnya konsentrasi pada manusia, namun ada pula perilaku manusia
merespon kaget yang berlebihan yaitu mengeluarkan kata yang berulang-ulang
atau melakukan gerakan yang tidak wajar pada umumnya, di dalam masyarakat
hal itu sering dikenal sebagai latah.
Latah merupakan respon reflektif yang tidak teratur, latah merupakan salah
satu hal yang paling sering kita temukan dalam bermasyarakat namun perilaku
latah ini biasannya terjadi pada kaum hawa atau wanita pada usia produktif tetapi
ada juga yang terjadi pada laki-laki. Latah ini merupakan salah satu penyakit yang
berkaitan dengan pisikologis manusia, namun seringkali latah dikalangan
masyarakat disebut sebagai bahan penghibur tetapi dibalik itu semua latah
merupakan hal yang berbahaya jika terus menerus terjadi bagi penderita.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana latah dapat terjadi pada tubuh
manusia.
2. Pembaca dapat mengetahui mekanisme terjadinya latah pada tubuh
manusia.
1.3 Manfaat
Setelah pembaca mempelajari makalah ini dapat mengetahui mengapa, dan
apa yang terjadi sebenarnya pada tubuh manusia yang mengalami respon kaget
yang berlebihan pada manusia atau latah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saraf
Otak Sistem
kranial
saraf
Sumsum tulang
tepi
belakang
Saraf
Spina
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, khusus, dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf berfungsi untuk mengkoordinasi, menafsirkan,
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting juga mengatur aktivitas system tubuh yang lain. Didalam system saraf, terdapat
neurotransmitter yang merupakan senyawa pengantar implus dari sebuah saraf ke target organ.
Implus saraf akan dilepaskan dari ujung akson dan masuk kedalam celah sinaps. Glycine
merupakan asam amino yang paling sederhana, non-polar, larut dalam air, dan non-esensial, di
mana tubuh mampu mensintesis sendiri (Umam, 2010).
Glycine adalah asam amino essensial bagi tubuh manusia yang diproduksi dalam jumlah
cukup. Glycine berperan dalam system saraf sebagai inhibitor neurotransmitter pada saraf pusat.
Pada orang latah didapati gangguan pada reseptor glycine yang menyebabkan glycine tidak
dapat bekerja pada system saraf, sehingga efek menghambat pada saraf tidak terjadi (Umam,
2010).
Latah dapat dikategorikan sebagai penyakit yang berkaitan dengan kondisi
psikologis seseorang. Berdasarkan literatur, penyakit latah hanya ditemukan pada
penduduk Asia, terutama penduduk Asia Tenggara. Memang belum ada penelitian
khusus terhadap hal ini, tetapi selama ini, belum banyak ditemukan orang Barat
mengalami latah.Karena itu, penyakit latah disebut juga hyperekplexia (Anton,
2012).
Latah disebut juga sebagai hyperekplexia yaitu suatu gangguan neurologic
yang ditandai dengan respon terkejut yang berlebihan. Saat seseorang terkejut,
maka akan timbul suatu reflex. Setiap reflex yang terjadi terdapat dua fungsi saraf
yang berbeda, yaitu syaraf yang menstimulus gerakan tertentu dan saraf yang
menghambat gerakan tersebut agar tidak berlebihan. Pada orang normal saat
terkejut, makan akan muncul suatu gerakan tetapi tidak berlebihan karena adanya
fungsi saraf penghambat, sedangkan pada oaring yang mengalami latah tersebut
terjadi gangguan pada system saraf penghambat sehingga terjadi respon yang
berlebihan saat terkejut (Umam, 2010).
Macam-macam latah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Ekolalia : mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia : meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia : mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience : melaksanakan perintah secara spontan pada
saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan
perintah seperti "sujud" atau "peluk", ia akan segera melakukan
perintah itu.
(Anton, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN
KESIMPULAN