Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOLOGI

TENTANG

KANKER PROSTAT

DISUSUN OLEH

A. ATIQAH RAMADHANI

XI MIPA 1

MAN 2 KOTA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah yangberjudul “KANKER PROSTAT”. Shalawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat
beliau sekalian serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah dijalan-Nya.
Adapun makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran
“BIOLOGI”. Dalam penulisan makalah sampai selesai, penulis banyak mendapat
bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang membantu.
Saya menyadari dalam penyusunan masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
sangat mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan (saran) dari berbagai pihak
untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Makassar, 11 Oktober 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus
meningkatkan kewaspadaan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin
bertambahnya usia, fungsi organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan
kesehatan yang kerap dialami pria berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang
lebih parah adalah kanker prostat karena kanker prostat merupakan kanker
pembunuh nomor dua pada pria setelah kanker paru-paru. Baik gangguan prostat
maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena dampak negatif yang
ditimbulkannya cukup mengerikan. Pria yang terkena gangguan prostat misalnya,
dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan kanker prostat dapat menyebabkan
kematian.

Kanker prostat merupakan kanker pada pria yang berkembang di dalam


kelenjar prostat, dan umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Sebagian
besar penderita kanker prostat berusia di atas 50 tahun. Penyebab kanker prostat
adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di dalam kelenjar prostat. Mutasi ini
menyebabkan sel tersebut berkembang secara tidak normal dan membentuk sel
kanker. Namun, penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti.

Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik
dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting adalah usia di
atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam
keluarga, pola hidup, dan pola makan. Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola
makan, diet tinggi lemak, dan pola makan berkalsium tinggi merupakan faktor yang
mempunyai kaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker prostat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Prostat merupakan kelenjar seukuran buah kenari yang terdapat di dalam


sistem reproduksi pria, yang terletak di antara leher kandung kemih dan saluran
kemih (uretra). Prostat mengeluarkan cairan berwarna putih yang memberi nutrisi
dan mengangkut sperma, yang disebut sebagai semen. Hormon pria yang disekresi
oleh testis secara langsung memengaruhi pertumbuhan dan fungsi prostat.

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal


yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak
sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain.

Jadi, kanker prostat adalah kanker yang berkembang pada kelenjar prostat
yang terdapat pada sistem reproduksi laki- laki. Ini terjadi bila sel-sel prostat
mengalami mutasi dan mulai memperbanyak diri diluar kontrol. Kanker prostat
umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Sebagian besar penderita
kanker prostat berusia di atas 50 tahun. Kanker ini tidak bersifat agresif dan
berkembang secara perlahan.

Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan


perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan
ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial neoplasia). Hampir setengah dari
semua orang yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50 tahun. Orang yang
mengalami PIN mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada
mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau
bermutu tinggi (abnormal).

2.2 Penyebab

Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa
hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat,
diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Beberapa jenis penyakit menular
seksual, seperti gonore dan chlamydia, dapat menyebabkan peradangan pada
prostat dan memicu terjadinya kanker prostat. Seseorang yang mengalami obesitas
juga berisiko tinggi menderita kanker prostat yang lebih agresif.

Faktor hormonal, diet tinggi lemak, dan toksin juga disebut-sebut sebagai
faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas. Bahan kimia, seperti
senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Kadmium adalah
senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan beberapa jenis makanan,
seperti daging merah, ikan, dan gandum. Vasektomi atau tindakan sterilisasi pada
pria juga dapat memengaruhi fungsi kelenjar prostat, sehingga risiko seseorang
untuk terkena kanker prostat lebih tinggi.

2.3 Gejala

Kanker prostat stadium dini, tidak menunjukkan gejala. Setelah kanker


berkembang, baru muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai
gejala BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat
jinak yang sering dijumpai pada pria lanjut usia. Akibatnya, kedua penyakit ini sulit
dibedakan sehingga diperlukan pemeriksaan yang dapat mendeteksi dini sekaligus
membedakan antara kanker prostat dan BPH.

Ketika kanker semakin membesar, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan


saat buang air kecil. Gangguan buang air kecil yang terjadi antara lain:

1. Lebih sering buang air kecil, terutama pada malam hari.

2. Butuh waktu lama untuk mengeluarkan urine.

3. Muncul rasa nyeri ketika buang air kecil.

4. Aliran urine berkurang.

5. Kandung kemih tidak terasa kosong setelah buang air kecil.

6. Ngompol, terutama saat batuk atau tertawa.

Jika kanker telah menyebar hingga ke luar kelenjar prostat atau organ lain, maka
gejala yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

1. Berat badan turun drastis


2. Nyeri punggung dan panggul

3. Gangguan ereksi

4. Bercak darah pada urine atau sperma

2.4 Pemeriksaan

Seseorang yang berisiko mengalami kanker prostat dapat berkonsultasi dengan


dokter urologi mengenai manfaat dan risiko dari pemeriksaan dini (skrining)
terhadap kanker prostat. Konsultasi ini dapat dilakukan saat:

 Usia 50 tahun, bagi pria yang memiliki risiko kecil mengidap kanker prostat.

 Usia 45 tahun, bagi pria yang berisiko tinggi terkena kanker prostat.

 Usia 40 tahun, bagi pria yang sangat berisiko mengidap kanker prostat.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi kanker prostat pada stadium awal.
Apabila ada anggota keluarga yang menderita kanker prostat, dianjurkan
melakukan skrining sejak usia 40 tahun. Jenis tes yang dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan PSA total (Prostate Specific Antigen)

PSA adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat dan berfungsi
mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada
keadaan normal, hanya sedikit PSA yang masuk ke dalam aliran darah. Namun,
apabila terjadi peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam
darah meningkat. Untuk membedakan apakah peningkatan kadar PSA disebabkan
oleh BPH atau kanker prostat, maka dianjurkan pemeriksaan ratio free-PSA atau
ratio c-PSA terutama bagi mereka yang memiliki kadar PSA totalnya antara 2,6-10
ng/ml.

b. Pemeriksaan DRE (Digital Rectal Examination)

Untuk memeriksa kondisi kelenjar prostat dengan memasukkan jari ke dalam


rektum.

Pemeriksaan atau skrining kanker prostat ini masih menjadi hal yang
kontroversial, karena hasilnya belum tentu akurat, dan menyebabkan pasien
menjalani pemeriksaan serta pengobatan yang sebenarnya tidak perlu. Hal ini justru
dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan pasien.

Jika hasil pemeriksaan rektal atau PSA menunjukkan adanya kelainan,


dokter akan melakukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis kanker prostat.
Tes yang akan dilakukan antara lain:

1. USG prostat. USG prostat dilakukan untuk memeriksa kondisi kelenjar


prostat. Pemeriksaan ini menggunakan alat USG yang ditempelkan pada
perut atau dimasukkan melalui dubur.
2. MRI. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan yang terjadi di
dalam kelenjar prostat. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang radio dan
magnet.
3. Biopsi prostat. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan
kelenjar prostat, untuk kemudian dianalisa di laboratorium.

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui tingkat


keparahan kanker prostat yang dialami pasien, agar dapat menentukan metode
pengobatan yang tepat. Jenis tes yang dilakukan antara lain adalah foto Rontgen,
USG perut, CT scan, dan MRI.

Tes tersebut dilakukan untuk memeriksa lokasi kanker dan mendeteksi apakah
kanker telah menyebar hingga ke organ lain di sekitar kelenjar prostat, seperti
tulang dan organ panggul.

Dari hasil pemeriksaan, dokter akan menentukan stadium kanker prostat yang
dialami pasien.

2.5 Tabel Stadium Kanker Prostat

Stadium Keterangan

I Sangat awal dan tanpa gejala; sel


kanker terbatas pada prostat

II Sel kanker terbatas pada prostat, tetapi


terlihat jelas (terdeteksi oleh
pemeriksaan colok dubur dan/atau
hasil tes PSA yang tinggi)

III Sel-sel kanker ditemukan di luar


kantung prostat (membran yang
menutupi prostat); menyebar terbatas
pada jaringan sekitarnya dan/atau
vesikula seminalis (kelenjar yang
memproduksi cairan mani)

IV Sel-sel kanker telah menyebar


(metastasis) ke kelenjar getah bening
regional, tulang, ataupun organ jauh
(misalnya, hati, paru-paru)
BAB III

PENGOBATAN

Hingga saat ini pengobatan yang tepat untuk penderita kanker prostat masih
diperdebatkan. Secara umum, pilihan pengobatan penderita kanker prostat
tergantung pada stadium kankernya.

1. Kanker prostat stadium awal biasanya dilakukan prostatektomi


(pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran.
2. Kanker yang telah menyebar biasanya dilakukan terapi hormon,
pengangkatan testis, atau kemoterapi.

Berikut ini beberapa pengobatan yang biasa dilakukan untuk penderita kanker
prostat.

3.1 Pembedahan Untuk Kanker Prostat

Salah satu jenis pembedahan yang biasa dilakukan adalah prostatektomi


radikal. Prostatektomi radikal adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati
kanker prostat. Cara ini paling sering digunakan untuk kanker yang belum
menyebar ke luar kelenjar prostat. Dalam operasi ini, ahli bedah melakukan
pengangkatan seluruh kelenjar prostat disertai beberapa jaringan di sekitarnya,
termasuk vesikula seminalis.

Berikut ini jenis-jenis prostatektomi radikal.

1. Prostatektomi Radikal Retropubik

Pendekatan pengobatan yang paling umum dengan cara dibuat sayatan di


bagian bawah perut. Dokter akan mengangkat sedikit kelenjar getah bening dekat
prostat dan diteliti di bawah mikroskop. Jika kanker telah menyebar ke getah
bening, maka dokter mungkin menghentikan operasi. Perlu diketahui bahwa saraf
pengendali ereksi sangat dekat dengan prostat. Sebisa mungkin dokter akan
menghindari pengangkatan saraf ini untuk menghindari risiko impotensi setelah
operasi (disebut prosedur nerve-sparing). Namun, jika kanker telah menyebar,
dokter harus mengangkatnya. Bahkan jika saraf terhindar, diperlukan setidaknya
waktu beberapa bulan setelah operasi untuk dapat ereksi.
2. Pendekatan Radikal Perineal

Dalam pendekatan perineal, ahli bedah membuat irisan pada kulit antara
anus dan skrotum. Karena operasi ini seringkali lebih pendek, mungkin akan
digunakan untuk laki-laki yang tidak memerlukan prosedur nerve-sparing dan yang
tidak perlu melakukan pengangkatan kelenjar getah bening. Mungkin juga
digunakan jika Anda memiliki masalah medis lainnya yang membuat operasi
retropubik sulit untuk dilakukan. Operasi retropubik atau pun perineal dapat
berlangsung dari 1,5 hingga 4 jam. Selanjutnya, pasien perlu tinggal di rumah sakit
sekitar 3 hari. Rata-rata waktu pemulihan yang dibutuhkan sekitar 3-5 minggu.

3. Laparoskopi Radikal Prostatektomi (LRP)

Apabila kedua pendekatan di atas, retropubik atau pun perineal seorang


dokter perlu membuat sayatan panjang untuk mengangkat prostat (open approach),
maka pada metode LRP merupakan sebuah metode baru yang melibatkan
pembuatan beberapa sayatan kecil dan penggunaan instrumen khusus yang panjang
untuk menghapus prostat.

Keunggulan metode LRP adalah rasa sakit berkurang, pasien tidak terlalu
banyak kehilangan darah, periode rawat inap yang lebih singkat, serta waktu
pemulihan lebih cepat. Prosedur nerve-sparing juga dimungkinkan dengan LRP.

4. Robotic Assisted Laparoskopi Radikal Prostatektomi (Robotic Assisted


LRP)

Robotic Assisted LRP adalah pendekatan baru yang lebih canggih adalah
penggunaan robot untuk melakukan operasi LRP. Yang dibutuhkan disini adalah
keterampilan dan pengalaman dokter bedah Anda.

5. Reseksi Transurethral Prostat (TURP)

Merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengurangi gejala, seperti


sulitnya mengalirkan urine pada pria yang tidak dapat menjalani operasi di atas. Hal
ini tidak dilakukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengangkat kankernya.
Operasi ini lebih sering digunakan untuk meredakan gejala PIN. Operasi TURP
memakan waktu sekitar satu jam. Anda biasanya dapat meninggalkan rumah sakit
setelah 1-2 hari dan dapat bekerja kembali dalam waktu 1-2 minggu.

3.2 Resiko & Efek Samping Prostatektomi Radikal

Semua jenis operasi untuk kanker prostat memiliki resiko dan efek samping.
Pembedahan sendiri mengandung resiko yang dapat mencakup permasalahan
seputar obat anestesi, resiko kecil terjadinya serangan jantung, stroke, pembekuan
darah di kaki, infeksi, dan pendarahan. Resiko ini tergantung pada berbagai faktor
mulai dari kesehatan Anda secara keseluruhan, usia Anda, dan keahlian dari dokter
yang merawat Anda.

Efek samping utama dari prostatektomi radikal adalah Impotensi inkontinensia.


Impotensi inkontinensia berarti seseorang tidak dapat mengendalikan jalannya air
seninya (kebocoran urine). Ada 3 jenis inkontinensia, yaitu:

 Stress Inkontinensia, jenis ini paling umum terjadi setelah operasi prostat.
Di sini pria mengalami kebocoran urine saat mereka batuk, tertawa, bersin,
atau olahraga.
 Overflow inkontinensia, bagi pria yang mengalami inkontensia overflow,
mereka membutuhkan waktu lama untuk berkemih dan aliran air seni
biasanya lemah
 Urge inkontinensia, pria dengan keluhan ini biasanya memiliki kebutuhan
mendadak untuk pergi ke kamar mandi dan buang air kecil. Dalam kasus
yang jarang terjadi, laki-laki kehilangan semua kemampuan untuk
mengendalikan air seni mereka. Ini disebut inkontinensia kontinu. Biasanya
masalah inkontinensia akan berlalu dan seseorang mulai dapat mengontrol
air seninya secara normal alam waktu beberapa minggu atau bulan setelah
operasi. Dokter tidak bisa memprediksi berapa lama hal ini dapat terjadi
karena pemulihan fisik masing-masing orang berbeda. Pemulihan bisa
dipercepat, misalnya dengan latihan kegel untuk memperkuat kandung
kemih Anda.

3.3 Radioterapi Untuk Kanker Prostat


Apabila risiko pembedahan terlalu tinggi, biasanya dilakukan radioterapi. Jenis
radioterapi yang biasa dilakukan dapat berupa:

1. Radioterapi eksternal, merupakan radioterapi yang dilakukan di rumah sakit


secara rawat jalan. Biasanya dilakukan sebanyak lima kali seminggu selama
6-8 minggu.
2. Pencangkokan butiran yodium, emas, atau iridium radioaktif secara
langsung pada jaringan prostat. Keuntungan terapi ini adalah efek radiasi
terhadap kerusakan jaringan di sekitar jaringan prostat menjadi minimal.

3.4 Terapi Hormon Untuk Kanker Prostat

Tujuan dari terapi hormon (disebut juga terapi penekanan androgen) adalah
untuk menurunkan kadar hormon pria (androgen). Androgen, yang sebagian besar
dibuat di testis, menyebabkan berkembangnya sel-sel kanker prostat. Menurunkan
kadar androgen sering membuat kanker prostat mengecil atau tumbuh lebih lambat.
Terapi hormon dapat mengontrol, tetapi tidak dapat menyembuhkan kankernya

Terapi hormon sering digunakan dalam pengobatan kanker prostat apabila:

1. Pria yang tidak memilih pembedahan atau pun radiasi untuk pengobatan
kankernya.
2. Kasus dimana kanker telah menyebar ke organ lain atau pada kasus kanker
kambuhan.
3. Pria yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kekambuhan biasanya
bersamaan dengan radioterapi.
4. Kadang digunakan sebelum tindakan dilakukan pembedahan atau
radioterapi dengan tujuan untuk mengecilkan kankernya. Contoh obat-
obatan terapi hormon untuk kanker prostat antara lain leuprolide, goserelin,
dan buserelin. Obat tersebut diberikan dalam bentuk suntikan setiap 3 bulan
sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, anemia, osteoporosis,
dan impotensi. Obat lainnya yang digunakan sebagai terapi hormon adalah
zat yang menghambat aktivitas androgen (misalnya flutamide atau
nilutamide). Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare, dan
ginekomastia (pembesaran payudara). Selain itu, ada obat yang mencegah
kelenjar adrenalin untuk membuat androgen, antara lain ketoconazole dan
aminoglutethimide.

3.5 Kemoterapi Untuk Kanker Prostat

Tindakan kemoterapi pada pengobatan kanker prostat biasanya dilakukan


apabila kanker tersebut bersifat resisten terhadap terapi pengobatan lainnya. Obat-
obatan yang biasa dilakukan untuk mengobati kanker prostat diantaranya,
mitoxantronx, prednison, paclitaxel, dosetaxel, estramustin, dan Adriamycin.

3.6 Target Terapi Untuk Kanker Prostat

Pasien kanker prostat stadium lanjut, kini tidak perlu khawatir lagi bilamana
kemoterapi ataupun radioterapi sudah tidak dapat lagi digunakan untuk melawan
sel-sel kankernya.

Begitulah kira-kira prinsip kerja Provenge, yaitu suatu vaksin baru untuk
kanker prostat stadium lanjut yang baru saja mendapat persetujuan dari US.FDA
(2010). Berdasarkan hasil riset, terjadi peningkatan harapan hidup rata-rata pasien
kanker prostate yang menggunakan Provenge, sebesar 4,5 bulan bahkan hingga 3
tahun. Amat disayangkan obat ini masih sangat mahal harganya (USD 90.000 untuk
full-round treatment).

Sebagai pertimbangan, pasien kanker prostat stadium lanjut dapat


menggunakan Typhonium Plus® yang dapat membantu meningkatkan kekebalan
tubuh seseorang dalam melawan sel-sel kanker, dengan biaya yang sangat
terjangkau.
LAMPIRAN

TAHAP PERKEMBANGAN KANKER PROSTAT

Tahap 1- Tahap awal, di mana kanker begitu kecil sehingga hal itu tidak dapat
dirasakan pada pemeriksaan colok dubur (DRE).

Tahap 2- Tumor ini sekarang cukup besar dirasakan pada DRE, tetapi masih
terbatas pada kelenjar prostat dan belum menyebar.

Tahap 3- Tumor telah menyebar di luar kelenjar dan mungkin telah menginvasi
vesikula seminalis.

Tahap 4- Tumor telah menyebar untuk melibatkan jaringan sekitarnya seperti


kandung kemih, rektum atau otot-otot panggul.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9924361/Kanker_Prostat_dan_Rahim

https://hellosehat.com/penyakit/kanker-prostat/

https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/Cancer/P
rostate%20Cancer/Cancer-Prostate-Cancer-Indonesian.pdf?ext=.pdf

https://www.honestdocs.id/kanker-prostat

https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-prostat

https://www.alodokter.com/kanker-prostat

Anda mungkin juga menyukai