Anda di halaman 1dari 6

Proses Terjadinya Osmosis

di Penampang Sel Bawang Merah

A. Tujuan Penelitian
Mengamati dan mengetahui proses terjadinya osmosis di penampang sel bawang merah
B. Dasar Teori
1. Sel merupakan unit terkecil dan fungsional makhluk hidup
2. Sel epidermis yang berbentuk pipih dan tersusun rapat
3. Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut(air) dari larutan yang
berkonsentrasi rendah(hipotonik) ke larutan yang berkonsentrasi
tinggi(hipertonik) melalui selaput membran semipermeble.

Sumber : hanynucifera.blogspot.com
Gambar 2.1 Proses Osmosis pada larutan

4. Semua sel hidup selalu berusaha untuk menjaga tekanan osmosisnya sesuai
dengan cairan medianya. Jika ada gangguan pada tekanan osmosis sel akan
rusak. Usaha sel hidup untuk menjaga tekana osmosisnya disebut Homeostatis.

1. Hipertonik (konsentrasi tinggi)


Konsentrasi di luar sel lebih pekat daripada konsentrasi di dalam sel. Apabila sel
darah merah (eritrosi) di masukan dalam larutan hipertonik (misalnya larutan garam) maka
sitoplasmanya akan keluar sehingga sel darah merahmenjadi berkerut (krenasi). Pada
tumbuhan disebut Plasmolisis.
2. Isotonik (konsentrasi sama)
Isotonik merupakan larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama.
Contohnya, jika sel tumbuhan dimasukan kedalam isotonik sebanyak 10% dan sel berjumlah
10%, maka kondisi sel akan tetap.
3. Hipotonik (konsentrasi rendah)
Merupakan larutan-larutan dimana konsentrasi di dalam sel lebih pekat dari pada
konsentrasi di luar sel. Contohnya, sel darah merah akan mengembung jika dimasukan
dalam larutan hipotonis. Jika hal tersebut terjadi, sel darah merah akan pecah akibat
dimasukan dalam larutan hipotonis, peristiwa tersebut disebut sitolisis. Pada tumbuhan yang
dimasukkan kedalam cairan hipotonik,turgor sel akan meningkat.

C. Alat dan Bahan


1. Bawang merah
2. Cutter atau pisau
3. Gula
4. Air destilasi
5. Mikroskop
6. Gelas beker
7. Pipet tetes
8. Kamera
9. Kaca preparat
10. Tisu
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Siapkan mikroskop dan pada tempat yang nyaman untuk mengamati.
3. Pertama-tama sediakan preparat di lingkunan isotonis dengan mengupas kulit ari
bawang merah yang masih segar menggunakan cutter.
4. Kemudian letakkan epidermis bawang merah pada kaca obyek, ketika meletakkan
preparat usahakan agar tidak bertumpukan supaya mudah diamati.
5. Gunakan mikroskop pada perbesaran 4 x 10 terlebih dahulu untuk mengamati
preparat, Setelah itu gunakan perbesaran mikroskop 10 x 10. Setiap selesai
mengamati fotolah preparat sebagai hasil dari pengamatan pada masing-masing
perbesaran.
6. Kedua buatlah preparat pada keadaan hipotonis dengan menambahkan air
destilasi menggunakan pippet tetes pada preparat isotonis.
7. Amati kemudian foto pada perbesaran mikroskop 4 x 10 dan 10 x 10.
8. Ketiga untuk membuat preparat pada lingkungan hipertonis, buatlah larutan gula
terlebih dahulu.
9. Kemudian bersihkan preparat yang telah digunakan dan ganti dengan epidermis
bawang merah yang baru.
10. Letakkan epidermis bawang merah tersebut di kaca obyek dan tambahkan larutan
gula yang telah disediakan.
11. Diamkan selama 3 menit, kemudian amati dan foto preparat pada perbesaran
mikroskop 4 x 10 dan 10 x 10.
12. Setelah pengamatan selesai rapikan kembali alat dan bahan seperti semula.
Usahakan agar laboratorium kembali bersih seperti sebelum diadakannya
pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
Prepa Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10
rat

H
i
p
o
t
o
n
i
k
is
o
t
o
n
i
k

h
i
p
e
rt
o
n
i
k
F. Pembahasan
Sel epidermis bawang merah yang diamati berbentuk segiempat dan tersusun
rapat dan rapi( seperti tumpukan emas ).Yaitu sesuai fungsinya untuk melindungi sel
di bawahnya. Sel epidermis bawang merah memiliki bentuk yang teratur karena
memiliki dinding sel sehingga terlihat lebih kaku dan berbentuk.
Hasil pengamatan pada perbesaran 10 X 10, sel bawang merah terlihat lebih
jelas daripada perbesaran 4 x 10.
Pada sel epidermis bawang merah ada beberapa organel yang dapat diamati.
o Dinding sel.
o Kloroplas.
o Protoplasma.
Pada setiap keadaan sel epidemis bawang merah memiliki ukuran yang
berbeda. Keadaan isotonis merupakan keadaan awal dari sel epidermis bawang
merah. Pada keadaan awal ini sel belum mendapat perlakuan apapun sehingga terlihat
normal dengan bentuk seperti batu bata yang disusun secara vertikal.
Setelah ditetesi air destilasi lingkungan sel epidermis bawang merah menjadi
hipotonis terhadap sel. Lingkungan hipotonis mengakibatkan sel epidermis bawang
merah tampak lebih besar daripada keadaan awalnya. Tekanan turgor sel epidermis
bawang merah semakin besar disebabkan air dari lingkungan hipotonis akan masuk
kedalam sel epidermis yang konsentrasi airnya rendah melalui membrane permeable.
Sedangkan pada larutan gula sel epidermis bawang merah tampak lebih kecil
dan terdapat cairan warna ungu yang keluar. Cairan tersebut merupakan isi sel yang
lisis akibat perbedaan konsentrasi air yang menyebabkan osmosis. Pergerakan air
pada lingkungan hipertonis berasal dari sel epidermis bawang merah ke lingkungan.
G. Kesimpulan
Sel epidermis bawang merah berbentuk persegi tapi tidak sempurna dengan
warna keungu-unguan. Jika melihat sel epidermis bawang merah melalui mikroskop,
di dalamnya terdapat organel yang menyusun sel epidermis bawang merah. Di
antaranya adalah dinding sel, kloroplas, dan protoplasma. Kemudian sel epidermis
bawang merah yang terdapat pada larutan hipotonis dan hipertois mengalami
perubahan karena adanya proses osmosis.

Anda mungkin juga menyukai